BAB I LATAR BELAKANG
1.1
Latar Belakang Masalah Internet merupakan salah satu kebutuhan utama bagi sebagian besar orang
yang tinggal di perkotaan, baik untuk kebutuhan pekerjaan ataupun untuk kebutuhan bersosialisasi dengan komunitasnya. Pertumbuhan penggunaan dan kebutuhan akan internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ketahun sehingga bisnis dalam industri ini menjadi bisnins yang menjanjikan. Dari data yang dipublikasikan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pertumbuhan akan penggunaan internet di Indonesia semakin bertambah setiap tahun, pada tahun 2010 pengguna internet mencapai 42 juta pengguna dan akan bertambah lebih dari tiga kali lipatnya pada tahun 2015 seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1. Hal ini didasari dari semakin mudahnya konsumen untuk mendapatkan jasa akses internet. Menurut APJII, 2012, saat ini terdapat lebih dari 200 perusahaan penyedia jasa internet di Indonesia yang saling berlomba untuk memperebutkan calon pelanggan. Baik dari perusahaan yang berbasis dari teknologi komunikasi ataupun dari perusahaan yang murni memiliki bisnis inti penyedia jasa internet. Analisis psikografis dan segmentasi yang dilakukan oleh APJII menunjukan pengelompokan segmentasi psikografis kali ini digunakan untuk memahami sikap dan perilaku pengguna internet, terkait dengan perilaku pemakaian internet. Internet
1
saat ini lebih banyak diakses menggunakan perangkat tanpa kabel atau dapat disebut juga perangkat wireless seperti telepon seluler, tablet ataupun laptop.
Gambar 1.1 Pengguna Internet di Indonesia Sumber : http://www.apjii.or.id/v2/read/page/halaman-data/9/statistik.html
Pada Gambar 1.2 menunjukan bahwa masyarakat di Indonesia paling banyak mengakses internet pada saat berada di rumah, area publik dan kantor, metode akses internet dilakukan dengan telepon seluler. Dari data yang ada penggunaan internet dirumah adalah dilakukan dengan media telepon seluler dan dengan teknologi wireless (Wifi).
Gambar 1.2 Lokasi Mengakses Internet Berdasarkan Perangkat Sumber : Profil Pengguna Internet Indonesia, APJII 2012
2
Menurut APJII, Profil Internet Indonesia 2012, pengguna internet di Indonesia berdasarkan jenis kelamin 51,6% laki-laki dan 48,4% perempuan seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.3. Angka pengguna internet didominasi oleh pengguna yang berusia muda pada rentang usia 12 – 34 tahun yang mencapai total 58.4%, dengan pengguna internet tertinggi pada kelompok usia 25 – 29 tahun yang mencapai 14,4% dari populasi survei yang dilakukan.
Gambar 1.3 Penggunaan Internet di Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Profil Pengguna Internet Indonesia, APJII 2012
Keberadaan internet sudah menyusupi dan menginvasi keluarga-keluarga di Indonesia. Terutama anak-anak, yang bisa dibilang sudah sangat tergantung pada keberadaan internet. Posisi pengguna internet dalam keluarga sebagai anak dalam keluarga mencapai 46%. Dengan kata lain internet sudah menjadi salah satu bagian dari budaya hidup generasi muda di Indonesia, karena kehidupan dan aktivitas mereka yang tidak bisa lepas dari internet. Sementara jumlah orang tua (ayah dan ibu) dalam keluarga yang menggunakan internet tetap paling besar yaitu berkisar 52%. Berdasarkan populasi, jumlah pengguna internet terbanyak adalah di kota Jakarta sebanyak 3,5 juta, diikuti oleh Surabaya 955 ribu pengguna dan Bekasi
3
676 ribu pengguna seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.4. Sementara berdasarkan populasi untuk wilayah lain yang memiliki jumlah pengguna internet terendah adalah Ternate dan Sorong. Hal ini terkait dengan infrastruktur serta ketersediaan jaringan internet di sana yang masih belum banyak dan baik.
Gambar 1.4 Sebaran Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Profil Pengguna Internet Indonesia, APJII 2012
Sejumlah pakar dan pengamat
IT melalui wawancara mendalam
mengemukakan beberapa faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan dalam bisnis jasa Internet di Indonesia. Faktor-faktor tersebut dapat dikerucutkan ke dalam tiga faktor. 1. Ekonomi (pertimbangan untuk memilih akses internet yang murah dengan perangkat yang terjangkau) 2. Teknologi (kecenderungan pada yang mudah digunakan atau user friendly) 3. Kultural (budaya masyarakat Indonesia yang cenderung suka mengobrol atau silaturahmi)
4
Ketiga faktor ini sekaligus terlihat pada gaya hidup pengguna internet Indonesia yang gemar mengakses media sosial dengan menggunakan perangkat smartphone yang tidak terlalu rumit digunakan, harga perangkat dan biaya akses prabayar yang relative terjangkau, sehingga mendukung budaya silaturahmi. Dengan melihat penetrasi penggunaan internet di Indonesia maka dapat disimpulkan bahwa saat ini penggunaan internet paling banyak terdapat dipulau jawa. Pasar potensial bagi perusahaan penyedia layanan internet di Indonesia adalah pulau Jawa, Bali, dan Sumatera dan juga memungkinkan bagi pulau lain untuk menjadi pasar potensial bagi industri internet tetapi masih terkendala dengan infrastruktur jaringan internet di daerah yang belum memadai. Gambar 1.5 menunjukan bahwa mayoritas masyarakat yang berada di pulau Jawa mengakses internet paling banyak menggunakan telepon seluler sedangkan koneksi kabel tetap berada pada urutan kedua. Dengan hasi survei yang dilakukan oleh APJII maka pasar internet menggunakan telepon selular atau koneksi tanpa kabel dapat menjadi alternatif bagi perusahaan penyedia jasa internet untuk dapat masuk ke industri tersebut.
Gambar 1.5 Akses Internet di Pulau Jawa Berdasarkan Perangkat Sumber : Profil Pengguna Internet Indonesia, APJII 2012
5
Perusahaan penyedia internet saat ini lebih dominan menyuguhkan layanannya dengan akses dengan menggunakan kabel, baik menggunakan kabel fiber optic, telepon ataupun radio. Dengan melihat kecenderungan pengguna internet di Indonesia yang lebih menginginkan kecepatan koneksi, kemudahan dan harga yang terjangkau maka ada pasar yang sebenarnya dapat menjadi target baru yaitu pasar perumahan dengan menggunakan teknologi Wifi. Hasil survei yang dilakukan APJII pada tahun 2012 yang ditunjukan oleh Gambar 1.6 menunjukan bahwa penggunaan internet di Indonesia paling banyak digunakan untuk mengakses jejaring sosial.
Gambar 1.6 Tujuan Mengakses Internet Sumber : Profil Pengguna Internet Indonesia, APJII 2012
Sebagian masyarakat di Indonesia sudah mengganggap internet sebagai kebutuhan pokok yang mana kebutuhan tersebut membutuhkan biaya tertentu yang harus dikeluarkan setiap bulan. APJII melakukan survei pada tahun 2012 dan mendapatkan hasil yaitu mayoritas masyarakat di Indonesia setidaknya mengeluarkan biaya bulanan untuk berlangganan internet sebesar Rp 50.001 sampai dengan Rp 100.000 seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.7.
6
Gambar 1.7 Pengeluaran Internet Per Bulan Sumber : Profil Pengguna Internet Indonesia, APJII 2012
Dari hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen, Technology Sentiment Report 2014, menunjukan bahwa penggunaan wifi lebih banyak digunakan laptop dengan menggunakan akses wifi dirumah, hal ini ditunjukan pada Gambar 1.8. Hal ini senada dengan hasil survei yang dilakukan APJII bahwa internet paling sering diakses dirumah menggunakan terknologi wireless(wifi).
Gambar 1.8 Penggunaan Wifi Berdasarkan Perangkat Sumber : Nielsen Technology Sentiments Report April 2014
Teknologi Wifi pada saat ini sudah dipakai secara luas di Indonesia sebagai teknologi yang sangat mudah digunakan bagi semua kalangan. Teknologi Wifi saat ini semakin berkembang dengan banyaknya riset yang dimotori oleh WBA
7
(Wireless Broadband Alliances). Terknologi wireless sudah sangat banyak terintergrasi dengan perangkat yang sering kita gunakan. Hal ini memberikan peluang yang besar bagi sebuah perusahaan penyedia layanan internet untuk memberikan pelayanan akan akses internet yang mudah dan murah mengingat kebiasaan masyarakat di Indonesia lebih memilih sesuatu yang reatif lebih mudah penggunaannya. 1.2
Rumusan Masalah Biznet Networks memiliki beberapa produk diantaranya Biznet Dedicated
Line sebagai layanan internet berkecepatan tinggi yang menyasar pada pasar corporate, Biznet Metronet sebagai layanan internet broadband (pita lebar) yang menyasar pada konsumen SMB (small& medium business) dan Biznet Home sebagai layanan internet dan televisi kabel yang menyasar pada konsumen retail dan perumahan. Dari seluruh produk dimiliki perusahaan, masih ada konsumen potensial yang belum terlayani secara optimal, yaitu perorangan yang tempat tinggalnya terjangkau dengan layanan milik perusahaaan tetapi kurang mampu untuk berlangganan layanan internet secara bulanan, segmen pasar tersebut adalah konsumen dari tingkat keuangan menengah kebawah yang bertempat tinggal di area rumah kost atau kontrakan dan rumah susun. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2015 setidaknya terdapat 34,13% tempat tinggal di Jakarta yang berstatus kontrak atau sewa, hal tersebut menjadi daya tarik bagi perusahaan untuk mengembangkan produk yang menyasar pada segmen rumah sewa dengan tingkat ekonomi menengah kebawah.
8
Jika dilihat dari jangkauan area perusahaan setidaknya terdapat ratusan lokasi perumahan padat penduduk dan rumah susun di Jakarta yang juga memiliki keinginan untuk dapat merasakan layanan internet yang cepat dan stabil. Untuk mendapatkan calon konsumen potensial tersebut diperlukan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan calon konsumen seperti harga yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas dari produk yang diberikan. Sehingga masalah yang dapat dirumuskan adalah produk apa yang tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 1.3
Pertanyaan Penelitian Apa konsep layanan internet yang sesuai untuk dapat melayani penghuni
rumah kost, rumah susun dan rumah kontrak? 1.4
Tujuan Penelitian Mengembangan
suatu
konsep
layanan
internet
yang
dapat
diimpelementasikan pada infrastruktur jaringan milik Biznet Networks untuk melayani konsumen penghuni rumah kost, rumah susun dan rumah kontrak. 1.5
Manfaat Penelitian Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak : 1. Perusahaan, diharapkan dapat menjadi alternatif untuk pengembangan produk baru bagi perusahaan. 2. Akademisi, diharapkan dapat memberikan inovasi model bisnis dibidang jasa penyedia layanan internet dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
9
1.6
Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini berbasis pada : 1. Wilayah pemasaran produk ini hanya dibatasi untuk wilayah Jabodetabek 2. Penelitian ini menggunakan Model Eight Stages of Development Proccess (Stage – Gate System) sebagai alat analisis sampai dengan tahap 4 yaitu Business Analysis. 3. Pasar yang dituju adalah pasar perumahan atau rumah kost yang berada di area Jabodetabek.
1.7
Sistematika Penulisan Tesis ini terbagi dalam lima bagian yang masing-masing bagian
menjelaskan secara rinci dan sistematis mengenai penulisan mengenai pengembangan produk baru. Pada Bab 1 memaparkan mengenai latar belakang masalah beserta permasalahannya. Permasalahan yang diangkat adalah produk baru apa yang tepat untuk dikembangkan dalam perusahaan. Pada Bab 2 memaparkan mengenai landasan teori mengenai pengembangan produk baru menggunakan Eight Stages of Development Process Model. Pada Bab 3 memaparkan metode penelitian yang meliputi rancangan penelitian, definisi istilah, populasi dan sampel yang di teliti, instrument penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Pada Bab 4 menguraikan mengenai hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengembangan produk baru yang dilakukan di perusahaan. Pada Bab 5 memaparkan mengenai Kesimpulan, keterbatasan, implikasi, dan saran.
10