BAB 7 TEKNIK ANALISIS
Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mampu menjelaskan berbagai alat analisis yang dapat dipilih untuk dipakai dalam penelitian (2) Mampu memilih alat analisis yang sesuai dengan topic, masalah, dan hipotesis penelitiannya (3) Mampu menggunakan perangkat lunak untuk alat analisis.
Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya harus dianalisis untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah atau untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan. Ada berbagai alat analisis yang relevan digunakan untuk PWK, yaitu analisi deskrptif, statistic dengan SPSS, pemanafaatan GIS, AHP, SWOT, Delphi, dsan aanalisis multikriteria.
1. Analisis Deskriptif Di Bab II Ragam Penelitian telah dibahas berbagai ragam penelitian. Penelitian deskriptif menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis dengan cara menguraikan, mencandrakan, memerikan, menceriterakan secara lengkap dan mendalam. Analisis deskriptif hamper sama dengan analisis kualitatif. Analisis kualitatif lebih menekankan jenis datanya, yaitu data non-numerik, verbal, dengan setting naturalistik untuk memberikan
gambaran
secara
utuh
suatu
fenomena.
Analisis
deskriptif
dapat
menggunakan data kualitatif maupun kuantitatif agar deskripsi yang dihasilkan lebih mendalam. Dalam statsistik dikenal juga analisis deskriptif. Yaitu bagian yang mendeskripsikan populasi. Sebagai contoh, misalnya persen, maksimum, minimum, rataan (mean), nilai
7. Teknik Analisis | 77
tengah (median), frekuensi, dan mode. Meskipun yang disajikan adalah kuantitatif, tujuannya adalah untuk mendeskripsikan suatu populasi.
2. SPSS sebagai Alat Analisis Kuantitatif Data kuantitatif selanjutnya haruis dianalisis secara kuantitatif pula, yaitu dengan statistik. 2.1. Sejarah dan Pengertian SPSS Statistical
Package
for
Social
Science
(SPSS)
merupakan
salah
satu software statistik yang dibuat pertama kali pada tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University, yakni Norman H. Nie, C. Hadlai Hull, dan Dale H. Bent. Ketika pertama kali diciptakan software ini dioperasikan pada komputer mainframe, hingga akhirnya penerbit McGraw-Hill menerbitkan user manual SPSS. Awalnya, SPSS diciptakan untuk proses mengolah data dalam bidang ilmu sosial, dan saat itu SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Science. Namun, sekarang fungsi SPSS sudah diperluas untuk melayani berbagai jenis pengguna seperti untuk proses produksi pabrik, riset ilmu science, dan lainnya. Oleh karena itu, kepanjangan SPSS pun berubah menjadi Statistical Product and Service Solution, dimana pengguna software ini pun sangat beragam. Saat ini, software SPSS tidak hanya menangani permasalahan statistik saja, namun sudah meluas ke data mining (mengeksplorasi data yang telah terkumpul), dan predictive analytic.
2.2. Ruang Lingkup SPSS Analisis Data Untuk Uji Persyaratan Uji Hipotesis (1) Uji Normalitas Data. Dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain uji chi-kuadrat, uji lilliefors, dan uji kolmogorov-smirnov. (2) Uji Homogenitas Data. Dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama.
7. Teknik Analisis | 78
(3) Uji Linieritas. Dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas x terhadap variabel terikat y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat, selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta linieritasnya. (4) Uji
Multikolinieritas.
Multikolinieritas
dapat
dideteksi
dengan
menghitung
koefisien korelasi ganda dan membandingkannya dengan koefisien korelasi antar variabel bebas. (5) Uji Heterokedastisitas. Dilakukan untuk menguji adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.. (6) Uji Autokorelasi. digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. 2.3. Analisis Uji Hipotesis (1) Analisis Regresi. adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebabakibat antara satu variabel dengan variabel(-variabel) yang lain. (2) Analisis Varian (Anava). Merupakan suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi, pengembangan dari masalah Behrens-Fisher, sehingga uji-F juga dipakai dalam pengambilan keputusan. (3) Anakova. Entry data untuk ANAKOVA sama halnya dengan ANAVA, yakni variabel terikat (y) dimasukkan secara bersambung, dan kelompok dikenali dari variabel bebas (x). Hanya saja, dalam ANAKOVA ada kovariabel yang merupakan variabel numerik, yang tidak ada dalam ANAVA. (4) Analisis Varian Multivariat (Manova). Analisis varian multivariat merupakan terjemahan dari multivariate analisis of variance (MANOVA). Sama halnya dengan ANAVA, MANOVA merupakan uji beda varian. Bedanya, dalam ANAVA varian yang dibandingkan berasal dari satu variabel terikat, sedangkan pada MANOVA, varian yang dibandingkan berasal dari lebih dari satu variabel terikat. 2.4. Kelebihan SPSS (1) Data Editor. Merupakan jendela untuk pengolahan data. (2) Viewer. Viewer mempermudah pemakai untuk melihat hasil pemrosesan, menunjukkan atau menghilangkan bagian-bagian tertentu dari output, serta memudahkan distribusi hasil pengolahan dari SPSS ke aplikasi-aplikasi yang lain.
7. Teknik Analisis | 79
(3) Multidimensional Pivot Tables. Hasil pengolahan data akan ditunjukkan dengan multidimensional pivot tables.. (4) High-Resolution Graphics. Dengan kemampuan grafikal beresolusi tinggi, baik untuk menampilkan pie charts, bar charts, histogram, scatterplots, 3-D graphics, dan yang lainnya. (5) Database Access. Pemakai program ini dapat memperoleh kembali informasi dari sebuah database dengan menggunakan Database Wizard yang disediakannya. (6) Data Transformations. Transformasi data akan membantu pemakai memperoleh data yang siap untuk dianalisis. (7) Electronic Distribution. Pengguna dapat mengirimkan laporan secara elektronik menggunakan sebuah tombol pengiriman data (e-mail) atau melakukan export tabel dan grafik ke mode HTML sehingga mendukung distribusi melalui internet dan intranet. (8) Online Help. SPSS menyediakan fasilitas online help yang akan selalu siap membantu pemakai dalam melakukan pekerjaannya. (9) Akses Data Tanpa Tempat Penyimpanan Sementara. (10) Interface dengan Database Relasional. Fasilitas ini akan menambah efisiensi dan memudahkan pekerjaan untuk mengekstrak data dan menganalisnya dari database relasional. (11) Analisis Distribusi. Fasilitas ini diperoleh pada pemakaian SPSS for Server atau untuk aplikasi multiuser. (12) Multiple Sesi. SPSS memberikan kemampuan untuk melakukan analisis lebih dari satu file data pada waktu yang bersamaan. (13) Mapping. Visualisasi data dapat dibuat dengan berbagai macam tipe baik secara konvensional atau interaktif, misalnya dengan menggunakan tipe bar, pie atau jangkauan nilai, simbol gradual, dan chart.
3. Sistem Informasi Geografis 3.1. Sejarah dan Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) atau lebih popular dengan istilah GIS (Geographic Information System) mulai dikenal pada awal 1980-an, sejalan dengan berkembangnya perangkat keras komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras. SIG
7. Teknik Analisis | 80
berkembang mulai lebih pesat di era 1990-an dan saat ini semakin berkembang dan dikenal secara luas terutama dalam pengembangan wilayah dan kota. Secara umum pengertian SIG adalah suatu komponen yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia, dan data yang bekerjasama secara efektif untuk
memasukkan,
menyimpan,
memperbaiki,
memperbaharui,
mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis spasial geografis.
3.2. Komponen SIG (1) Hardware/ Perangkat Keras. SIG membutuhkan perangkat computer dengan spesifikasi lebih tinggi dengan system informasi lainnya, karena data-data yang digunakan baik dalam bentuk vector atau raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori yang besar dan prosesor yang cepat. (2) Software/ Perangkat Lunak. Software SIG merupakan kumpulan program aplikasi yang dapat memudahkan kita dalam melalukan berbagai macam pengolahan data, penyimpanan, editing, hingga layout, ataupun analisis keruangan. (3) Sumberdaya manusia. Teknologi SIG akan menjadi bermanfaat bila ada manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. (4) Data. Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu : 1)
Data Spasial. Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
2)
Data Non Spasial (Atribut). Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
(5) Metode. Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek real-nya.
7. Teknik Analisis | 81
3.3. Ruang Lingkup SIG (1) Input Data. Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG
harus
menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog. (2) Manipulasi Data. Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial. (3) Manajemen Data. Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar. (4) Query dan Analisis. Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu: Analisis Proximity. Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada. Analisis Overlay Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik. Visualisasi Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
3.4. Kegunaan GIS (1) Inventarisasi Sumber Daya Alam. Melalui penerapan GIS, dapat diidentifikasi tentang potensi-potensi alam yang tersebar di suatu wilayah. Identifikasi ini akan memudahkan dalam pengelolaan sumber alam untuk kepentingan orang banyak. (2) Disaster Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk melakukan pengelolaan rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana tsunami
7. Teknik Analisis | 82
menerjang Aceh dan Nias, Badan Rehabilitasi – Rekonstruksi Aceh – Nias (BRR Aceh-Nias) menggunakan GIS untuk memetakan kondisi terkini dan menentukan prioritas pembangunan di lokasi yang paling parah kerusakannya. (3) Untuk Penataan Ruang & Pembangunan sarana-prasarana. Manfaat teknologi GIS yang ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari untuk analisis dampak lingkungan, daerah serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi. Penataan ruang menggunakan GIS akan menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan, infrastruktur dan transportasi, hingga pembangunan perumahan dan perkantoran. (4) Investasi Bisnis dan Ekonomi juga merupakan manfaat yang bisa didapatkan dari aplikasi GIS. Dengan adanya peta informasi daerah, dapat ditentukan arah pembangunan. Dan para investor pun bisa menentukan strategi investasinya berdasarkan kondisi geografis yang ada, kondisi penduduk dan persebarannya, hingga peta infrastruktur dan aksesibilitas. (5) GIS juga dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan asap akibat kebakaran hutan atau asab limbah beracun. GIS juga bisa digunakan untuk memprediksi perkembangan
daerah
berpopulasi
tinggi,
yang
membantu
perencanaan
pembangunan fasilitas publik. (6) GIS dapat digunakan sebagai alat bantu, baik sebagai alat maupun bahan tutorial utama
yang
interaktif,
dan
menarik
dalam
usaha
untuk
meningkatkan
pemahaman, pembelajaran dan pendidikan mengenai ide-ide atau konsepkonsep lokasi, spasial/keruangan, kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi berikut data-data atribut yang menyertainya. (7) GIS sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidangbidang spasial dan geo-informasi.
4. Analyses Hierarchy Process (AHP) 4.1. Sejarah dan Pengertian AHP AHP dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada tahun 1970-an, dan telah mengalami banyak perbaikan dan pengembangan hingga saat ini. AHP adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
7. Teknik Analisis | 83
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
4.2. Komponen AHP (1) Dekomposisi. Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. (2) Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments). Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas. (3) Sintesa Prioritas. Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan
prioritas
dari
kriteria
bersangkutan
di
level
atasnya
dan
menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya. 4.3. Ruang Lingkup AHP Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) : (1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. (2) Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan utama. (3) Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya
7. Teknik Analisis | 84
(4) Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. (5) Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. (6) Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. (7) Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan (8) Memeriksa konsistensi hirarki. 4.4. Kelebihan dan Kekurangan AHP Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah : (1) Kesatuan (Unity). AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. (2) Kompleksitas (Complexity). AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif. (3) Saling ketergantungan (Inter Dependence). AHP dapat digunakan pada elemenelemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier. (4) Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring). AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa. (5) Pengukuran (Measurement). AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas. (6) Konsistensi (Consistency). AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yangdigunakan untuk menentukan prioritas. (7) Sintesis (Synthesis). AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif. (8) Trade Off. AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. (9) Penilaian
dan
Konsensus
(Judgement
and
Consensus).
AHP
tidak
mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda. (10) Pengulangan Proses (Process Repetition). AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
7. Teknik Analisis | 85
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut: (1) Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. (2) Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk
5. Analisis SWOT 5.1. Sejarah dan Pengertian SWOT Teknik analisis ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis
yang
digunakan
untuk
mengevaluasi
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
5.2. Komponen SWOT (1) Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. (2) Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. (3) Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. (4) Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
7. Teknik Analisis | 86
5.3. Ruang Lingkup SWOT (1) Model Kuantitatif. Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T). Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing masing
subkomponen,
dimana
satu
subkomponen
dibandingkan
dengan
subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian. (2) Model Kualitatif. Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah. Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.
7. Teknik Analisis | 87
5.4. Kegunaan SWOT (1) Menetapkan objektif/sasaran/tujuan. Bagian yang dituliskan pada kolom pertama baris pertama adalah bagian penting. Penting untuk mendefinisikan apa yang kita inginkan dalam melakukan analisis SWOT. Tanpa penetapan tujuan, maka faktor subjektif dalam menyusun kolom lainnya (kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman) dapat melebar kemana-mana. Penetapan tujuan, hendaknya dibuat spesifik dari apa yang menjadi isu bisnis yang paling dirasakan/dipermasalahkan. Setelah tujuan didapat maka SWOT membantu untuk memberikan gambaran lebih terinci sehingga bisa digambarkan lebih jernih pernyataan strategi yang akan dibuat. Penetapan tujuan menjadi salah satu kunci dalam penyusunan matrix SWOT. (2) Menetapak score/skala kepentingan. Setiap nomor-nomor identifikasi yang dinyatakan dalam kolom SWOT hendaknya diberikan skore atau nilai yang menunjukkan prioritas atau tingkat urgensinya. Skore yang dibuat bisa mengikuti skala Likert misal 5 Baik/Penting/Relevan/Berat dan 1 Buruk/Sangat Tidak penting/Tidak relevan/Ringan untuk setiap pernyataan dari unsur-unsur SWOT. Dengan penyusunan skala ini, membantu pengambil keputusan melihat pengaruh dari pernyataan. (3) Logika Strategi. Menetapkan logika strategi juga adalah hal yang penting. Pernyataan mengenai Kekuatan dalam persoalan SWOT adalah: KEKUATAN yang dimiliki oleh perusahaan/entiti bisnis/produk yang dapat digunakan untuk memanfaatkan PELUANG sebaik-baiknya dan pada saat yang sama juga dapat digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan ANCAMAN sehingga TUJUAN tercapai.
6. Metode Delphi 6.1. Sejarah dan Pengertian Delphi Teknik Delphi, dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer di Rand Corporation pada 1950-an, merupakan metode yang digunakan secara luas dan diterima untuk mencapai konvergensi pendapat tentang pengetahuan dunia nyata yang diminta dari para ahli dalam bidang topik tertentu. Didasarkan pada alasan bahwa, “dua kepala lebih baik dari satu, atau n kepala lebih baik dari satu”, teknik Delphi dirancang sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan melakukan pemeriksaan secara rinci dan diskusi terhadap isu
7. Teknik Analisis | 88
spesifik yang bertujuan penetapan tujuan, kebijakan penyelidikan, atau memprediksi terjadinya peristiwa masa depan. Survey umum mencoba untuk mengidentifikasi “what is,” sedangkan upaya teknik Delphi untuk mengatasi “what could/should be”. Teknik Delphi telah digambarkan sebagai sebuah metode untuk penataan proses komunikasi kelompok agar dalam proses ini efektif yang memungkinkan sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk menangani masalah yang kompleks. Teknik Delphi adalah salah satu dari beberapa metode peramalan/perkiraan.
6.2. Ruang Lingkup Metode Delphi Langkah – langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah (Dermawan,2004): (1) Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak diselesaikan. (2) Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi, para ahli, mulai dipilih. (3) Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun luar organisasi,
yang
di
anggap
mengetahui
dan
menguasai
dengan
baik
permasalahan yang dihadapi. (4) Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner kepada pemimpin kelompok, para pembuat keputusan akhir. (5) Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirimkan kembali hasil rangkuman kepada partisipasi teknik ini. (6) Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan seluruh hasil rangkuman beserta masukan terakhir dalam periode waktu tertentu. (7) Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan guna mencapai kesepakatan untuk menentukan satu alternatif solusi atau tindakan terbaik. Sedangkan menurut Mansoer (1989:72) Ciri khas langkah-langkah proses teknik Delphi adalah sebagai berikut:
7. Teknik Analisis | 89
(1) Masalah diidentifikasikan dan melalui seperangkat pertanyaan yang disusun cermat anggota kelompok diminta menyampaikan kesimpulan-kesimpulannya yang potensial. (2) Kuesioner pertama diisi oleh anggota secara terpisah dan bebas tanpa mencantumkan nama. (3) Hasil kuesioner pertama dihimpun, dicatat dan diperbanyak dipusat (sekretariat kelompok). (4) Setiap anggota dikirimi tembusan hasil rekaman. (5) Setelah meninjau hasil, para anggota ditanyai lagi tentang kesimpulankesimpulan mereka. Hasil yang baru biasanya menggugah para anggota untuk memberi kesimpulan baru, malah ada kalanya mereka mengubah sama sekali kesimpulan pertama mereka (6) Langkah ke-4 dan ke-5 ini diulangi sesering ia diperlukan,sampai tercapai satu konsensus.
6.3. Kegunaan Metode Delphi Tujuan dari teknik Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan konsensus masa depan dengan meminta pendapat para ahli, dan pada saat yang sama menghilangkan masalah sering terjadi yaitu komunikasi tatap muka. Sedangkan menurut Delbecq, Van de Ven dan Gustafson, teknik Delphi dapat digunakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : (1) Untuk menentukan atau mengembangkan berbagai alternatif program yang mungkin. (2) Untuk menjelajahi atau mengekspos asumsi yang mendasari atau informasi yang mengarah ke penilaian yang berbeda. (3) Untuk mencari informasi yang dapat menghasilkan konsensus sebagai bagian dari kelompok responden. (4) Untuk menghubungkan penilaian informasi pada topik yang mencakup berbagai disiplin, dan. (5) Untuk mendidik kelompok responden mengenai aspek beragam dan saling terkait dari topik.
7. Teknik Analisis | 90
7. Analisis Multi Kriteria 7.1. Sejarah dan Pengertian Analisis Multi Kriteria Analisis Multi Kriteria dikembangkan oleh Renn et al., pada tahun 1993 dimaksudkan untuk memperoleh dan mendokumentasikan teknis dan evaluatif penilaian terhadap kinerja yang diharapkan dari alternative. Analisis Multi Kriteria adalah metode yang dikembangkan dan digunakan dalam masalah pengambilan keputusan dan dimaksudkan untuk bisa mengakomodasi aspekaspek di luar kriteria ekonomi dan finansial serta juga bisa mengikut sertakan berbagai pihak yang terkait dengan suatu proyek secara komprehensif dan scientific (kuantitatif maupun kualitatif). Analisis ini menggunakan persepsi stakeholders terhadap kriteriakriteria atau variabelvariabel yang dibandingkan dalam pengambilan keputusan. AMK memiliki sejumlah kelebihan jika dibandingkan dengan proses pengambilan keputusan informal (informal judgement) yang saat ini umum digunakan.
7.2. Ruang Lingkup Analisis Multi Kriteria (1) Identifikasi Ketetapan Pengambil Keputusan. (2) Melakukan proses Penentuan Kriteria untuk menentukan alternatif program. (3) Melakukan Penilaian Kinerja Tiap Kriteria dengan pengertiannya adalah menentukan kinerja yang diharapkan dari tiap kriteria berdasarkan data yang ada. Untuk penilaian kriteria dilakukan dengan kuantitatif tidak langsung melalui perbandingan pasangan atau pairwise comparison berdasarkan input dari stakeholders. (4) Melakukan Pembobotan Kriteria yang dilakukan atas persepsi responden wakil stakeholders
yang
diwawancarai.
Adapun
proses
pembobotan
untuk
mendapatkan bobot kepentingan setiap kriteria secara umum sebagai berikut Membuat matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison matrix) untuk setiap responden untuk mendapatkan bobot kriteria dari setiap responden. Membuat rata-rata bobot untuk setiap kelompok stakeholders, yang meliputi kelompok: regulator dan operator. Membuat rata-rata bobot untuk seluruh stakeholders dari hasil rata-rata setiap kelompok. (5) Pembobotan Kriteria dengan melakukan pembobotan untuk seluruh kriteria, sehingga akan terlihat bobot untuk setiap kriteria dan dilanjutkan dengan
7. Teknik Analisis | 91
Pembobotan Sub Kriteria. Setelah dilakukan pembobotan kriteria maka proses selanjutnya adalah sebagai berikut: Menentukan nilai kuantitatif ataupun kualitatif dari setiap alternatif untuk setiap subkriteria yang digunakan. Melakukan proses skoring (scoring) dari masing-masing subkriteria alternatif, sesuai skala penilaian yang digunakan. Selanjutnya membentuk matriks kinerja (performance matrix) dari setiap alternative untuk menentukan alternatif terbaik dan urutan selanjutnya. Untuk sub kriteria yang terukur secara kuantitatif, proses skoring dilakukan dengan metoda proporsional
sebagai
perbandingan
langsung
dari
nilai
subkriteria
yang
ditampilkan oleh setiap usulan. Adapun proses skoring untuk variabel kriteria yang terukur secara kuantitatif dilakukan sebagai berikut : Usulan dengan angka variabel yang terbaik dari suatu kriteria diberi skor maksimum, yakni 10. Skor untuk alternatif lain (yang lebih rendah) dihitung sebagai proporsi terhadap variabel pada alternatif dengan variabel terbaik menggunakan formulasi berikut : Untuk sub kriteria terbaik adalah angka tertinggi
(6) Dalam menentukan nilai kuantitatif, kriteria penilaian dibreakdown lagi menjadi satu atau beberapa sub-kriteria. Hal ini untuk mendapatkan tingkat analisis yang lebih detail, sehingga lebih mudah untuk dipahami. (7) Tahapan
tersebut
dilanjutkan
dengan
Nilai
Scoring
berdasarkan
hasil
pembobotan subkriteria seperti yang telah diuraikan, maka selanjutnya dibuat resume nilai kuantitatif dari masing-masing subkriteria. Skor berbagai kriteria yang sudah dihitung tersebut selanjutnya dikalikan dengan nilai bobot perkriteria
7. Teknik Analisis | 92
dan dijumlahkan untuk semua kriteria. Kriteria yang memiliki sub kriteria lebih dari satu nilainya di rata-ratakan terlebih dahulu. Selanjutnya kriteria dengan jumlah skor tertinggi direkomendasikan sebagai alternatif untuk dikembangkan. (8) Dari hasil Analisis Multi Kriteria, maka perolehan skor tertinggi merupakan alternatif yang terpilih dalam program. 7.3. Kegunaan Membantu mengevaluasi tingkat kepentingan relatif sebuah keputusan dengan mengidentifikasi dan mengolah seluruh kriteria terkait dan menggambarkan tingkat kepentingan dalam proses pengambilan keputusan akhir. Dengan penetapan peringkat dan penetapan nilai suatu perbedaan keputusan akan memudahkan mencapai suatu kesepakatan yang diambil dari pemikiran seluruh pihak-pihak terkait, sehingga keputusan yang diambil telah disepakati dan dievaluasi.
7. Teknik Analisis | 93