1
BAB 7 PUASA WAJIB DAN SUNNAT
Standar Kompetensi
7. Memahami tatacara puasa
Kompetensi Dasar
7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib. 7.2 Mempraktikkan puasa wajib 7.3 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal, dan Arafah 7.4 Mempraktikkan puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal, dan Arafah
Indikator
Siswa dapat 1. Menjelaskan pengertian puasa wajib dan dasar hukumnya 2. Menyebutkan ketentuan puasa 3. Menyebutkan orang yang boleh tidak berpuasa romadhon 4. Melafalkan niat puasa 5. Melafalkan doa berbuka puasa 6. Menjelaskan pengertian puasa sunnat dan dasar hukumnya 7. Menyebutkan macam-macam puasa wajib 8. Menyebutkan macam-macam puasa sunnat 9. Menjelaskan tacara puasa sunnat 10. Menjelaskan waktu pelaksanaan puasa wajib dan sunnat 11. Mempraktikkan puasa wajib dan sunnah dalam kehidupan
Alokasi Waktu
2 X 40 menit
Pembiasaan :
1. Berdoalah untuk mengawali pelajaran, agar diberi kemudahan dalam memahami ilmu. 2. Sebelum pelajaran dimulai, bacalah Al-Qur’an surat-surat pendek (sesuai petunjuk guru) 3. Akhirilah pelajaran dengan berdoa, agar ilmu yang diperoleh bermanfaat. 4. Biasakanlah berpuasa sunnat dalam kehidupan sehari-hari.
A. KETENTUAN PUASA Puasa sudah dikenal umat manusia sejak jaman Nabi Adam sampai umat Nabi Muhammad. Sebagaimana yang disinggung didalam firman Alloh :
2
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al-Baqarah,[2]: 183) Hanya saja tatacara pelaksanaannya berbeda. Ada yang dengan cara berpuasa selama 24 jam perharinya, yakni berbuka sekaligus sahur, seperti puasanya Nabi Musa. Ada yang dengan cara berpuasa sejak fajar sampai matahari tenggelam, seperti puasanya Nabi Muhammad. Ada yang dengan cara sehari puasa sehari tidak puasa, seperti puasanya Nabi Dawud. Dan lain-lain. Kajian berikut ini mengenai tatacara puasa menurut agama Islam, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.
1. Pengertian. Menurut bahasa (lughawy), kata Puasa, bahasa arabnya ialah Shoum atau shiyam, yang berarti imsak atau menahan diri. Menurut istilah syar’iy, Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, dimulai sejak terbit fajar (subuh) sampai terbenamnya matahari (maghrib) dengan ketentuan tertentu. Allah berfirman :
.... ... Artinya: “ .... dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, ….” (QS. Al-Baqarah, : 187) Orang yang berpuasa harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang meliputi syarat, rukun, sunnah dan hal-hal yang membatalkan puasa, dengan rincian sebagai berikut :
2. Syarat Puasa. Yang dimaksud Syarat puasa ialah ketentuan yang harus dipenuhi sebelum berpuasa. Syarat puasa ada dua macam, yaitu 1). Syarat Wajib puasa, dan 2). Syarat Sah puasa. a. Syarat Wajib Puasa Yang disebut Syarat Wajib Puasa ialah ketentuan-ketentuan yang jika dipenuhi, maka seseorang wajib berpuasa. Jika tidak terpenuhi salah satunya atau seluruhnya, maka tidak wajib berpuasa. Syarat-syarat Wajib Puasa meliputi : 1). Beragama Islam 2). Baligh 3). Berakal sehat (tidak sedang gila, mabuk, atau hilang akal) 4). Kuat / sanggup Berpuasa 5). Mengetahui masuknya awal bulan / hilal (khusus puasa Romadhon) b. Syarat Sah Puasa Yang disebut Syarat Sah Puasa ialah ketentuan-ketentuan yang jika dipenuhi, maka puasanya menjadi sah, dan jika tidak terpenuhi salah satunya atau seluruhnya, maka puasanya tidak sah. Syarat Sah Puasa meliputi :
3
1). Tetap beragama Islam selama berpuasa (jika di tengah berpuasa ia murtad, maka puasanya tak sah) 2). Mumayyis (pintar, artinya dapat membedakan antara baik dan buruk) 3). Suci dari haidh dan nifas (khusus bagi wanita) 4). Berpuasa pada waktunya (yakni di hari-hari yang diperbolehkan untuk berpuasa. Bukan di hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, seperti di hari raya idul fitri dan adha)
2. Rukun Puasa Yang dimaksud Rukun puasa ialah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi selama menjalankan puasa. Rukun puasa ada dua : 1). Niat puasa. (Diucapkan di malam harinya, sebelum fajar) 2). Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
3. Hal-hal Yang Disunnahkan Dalam Puasa Hal-hal yang disunnahkan untuk dilakukan selama menjalankan puasa antara lain : 1). Menyegerakan berbuka puasa (Ta’jil) 2). Makan sahur sesudah tengah malam, terutama menjelang waktu imsak. 3). Berbuka dengan makanan yang manis manis (buah korma dan sejenisnya) 4). Berdo’a ketika berbuka, seperti yang dilakukan Rosululloh SAW :
َاَللَهَلَكَصَمَتَوَعَلَََِزَقَكَاَفَطَرَتَذَهَبَالظَمَأَوَابَتَلَتَالَعَوَقَوَثَبَتَاَلَجَر َاَنَشَاءَالل Artinya:
Berbuka Puasa bersama (Ta’jilan) di Halaman Masjid Nabawi Madinah
“Ya Allah karena Engkau aku berpuasa dan dengan rizki pemberian Engkau saya berbuka, dahaga telah hilang dan telah basah seluruh urat tubuh dan mudahmudahan ganjaranya ditetapkan”
5). Memperbanyak tilawah alQuran 6) Memperbanyak sedekah kepada fakir miskin 7). Memberi makan orang yang berpuasa 8). Menghindarkan diri dari segala ucapan kotor dan perbuatan yang menyakitkan hati orang..
4. Batalnya Puasa Orang yang puasanya batal, maka ia wajib meng-qodho’ (mengganti) puasanya di hari lain. Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain :
4
1). Makan dan minum dengan sengaja. Jika tidak di sengaja (misalnya lupa), maka puasanya tidak batal. Rosululloh SAW bersabda :
َمَنَنَسَيَوَهَوَصَائَمَفَأَكَلَاَوَشَرَبَفَلَيَتَصَوَمَهَفَإَنَمَاَاَطَعَمَهَاللَوَسَقَاه Artinya: “Barang siapa yang lupa, bahwa ia sedang berpuasa, kemudian makan atau minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Sesungguhnya Allah-lah yang memberikan makan dan minum.”(HR. Bukhari-Muslim)” 2). Bersetubuh. Jika bersetubuh sewaktu sedang berpuasa Romadhon, maka ia wajib mengqadha’ puasanya dan harus membayar kafarat (denda). Kafaratnya ada tiga tingkatan: a. memerdekan budak. Jika tak mampu memerdekakannya, maka b. berpuasa selama dua bulan (60 hari) berturut-turut. Jika tak mampu melakukannya, maka c. bersedekah dengan makanan yang mengenyangkan kepada 60 fakir-miskin, tiap orang 1 mud (6 ons). 3). Sengaja mengeluarkan mani/sperma, atau bermesra-mesraan hingga keluar mani. 4). Muntah dengan sengaja. Muntah yang tidak di sengaja tidak membatalkan puasa. Rasulullah Saw bersabda:
َمَنَذََِعَهَالَقَيَئَفَلَيَسَعَلَيَهَقَضَاءَوَمَنَاسَتَقَاءَعَمَدَاَفَلَيَقَض Artinya: “Barangsiapa yang terpaksa muntah, tidaklah wajib mengganti / mengqodlo’ puasanya(di hari lain) dan barangsiapa yang mengusahakannya muntah dengan sengaja maka hendaklah ia mengqodho’ puasanya.” (HR. Abi Dawud Tarmudzi dan Ibnu Hibban, dari Abu Hurairah) 5). Keluar darah haidh (menstruasi), wiladah (melahirkan), nifas (darah yang keluar akibat melahirkan) 6). Gila.
5. Orang-Orang Yang Boleh Tidak Berpuasa Romadhon Orang-orang berikut ini semestinya wajib berpuasa romadhon, akan tetapi ia boleh berbuka atau meninggalkan puasanya karena ada udzur syar’iy: 1). Musafir, yaitu orang yang bepergian jauh ± 80,640 km. Ia wajib mengqodho’ puasanya di hari lain. 2). Orang yang hamil dan meyusui. a. Jika tidak berpuasa itu alasannya demi kebaikan/kesehatan dirinya, maka ia hanya wajib meng-qodho’ puasanya di hari lain. b. Jika alasannya demi kebaikan/kesehatan anaknya, maka ia wajib : meng-qodho’ puasanya dan membayar fidyah, yakni memberi makan kepada fakir-miskin (perharinya + 6 ons beras/makanan yang mengenyangkan) sejumlah hari yang ditinggalkan. 3). Orang sakit yang tidak kuat berpuasa, tetapi masih dapat diharapkan kesembuhannya, maka wajib meng-qodho’ puasanya di hari lain. 4). Orang yang tidak kuat berpuasa karena sangat tua, atau karena sakit berkepanjangan dan tidak dapat diharapkan kesembuhannya. Baginya, cukup mengganti puasa dengan membayar fidyah sejumlah hari yang ditinggalkan.
5
Artinya: “... Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.... ” (QS Al-Baqarah,[2] : 184) Begitulah aturan hukum Islam yang begitu sangat luwes memberikan kemudahankemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan, agar dapat melaksanakan puasa sesuai dengan kemampuannya.
B. PUASA WAJIB Yang dimaksud Puasa Wajib ialah puasa yang harus dikerjakan. Jika dikerjakan mendatangkan pahala dan jika ditinggalkan mendatangkan berdoa.
1. Puasa Romadhan Puasa Romadhon adalah puasa wajib yang harus dikerjakan setiap datang bulan Romadhon, selama sebulan penuh. Hukum. Puasa di bulan Romadhon merupakan rukun Islam yang keempat dan hukumnya adalah Fardhu Ain atas setiap orang Islam yang mukallaf (baligh, berakal) Dasar hukum diwajibkanya puasa Romadhon adalah firman Alloh SWT :
Artinya: “Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”(QS. Al Baqarah: 183) Lafazh niat puasa romadhon :
َنويتَصومَغ ٍدَعنَ َأداءَفرضَشهرَِمضانَفرضا َللََععاى Artinya: "Saya niat puasa besok pagi untuk memenuhi kewajiban bulan ramadhan karena Allah ta'ala"
2. Puasa Qodho’ Puasa Qodho’ ialah puasa yang wajib dikerjakan di hari lain sebagai ganti dari puasa romadhon yang batal atau ditinggalkan disebabkan ‘udzur syar’iy seperti musafir, sakit, haid, nifas, dan sebab lain. Dalil naqlinya Alloh berfirman :
َ.....َ َ َََََََََََ َ...... Artinya: Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS AlBaqarah,[2]: 184) Lafazh niat meng-qodho' puasa ramadhan :
6
َنويتَصومَغ ٍدَعنَقضاءَصومَِمضانَفرضا َللََععاى Artinya: "Saya niat puasa besok pagi untuk mengqadha' puasa ramadhan karena Allah ta'ala"
3. Puasa Nadzar Nadzar artinya berjanji untuk melakukan sesuatu jika apa yang dicita-citakan tercapai. Misalnya, “Saya akan berpuasa satu hari, jika saya naik kelas”, atau “Jika saya sembuh, saya akan berpuasa tiga hari". Dan ternyata ia naik kelas, atau sembuh, maka ia wajib berpuasa sebanyak hari yang ia janjikan. Jika tidak, maka berdosa. Nadzar bisa berupa apa saja, asal tidak menyalahi aturan agama, atau tidak berupa kemaksiatan, maka wajib dilaksanakan. Jika berupa kemaksiatan atau melanggar aturan agama, maka tidak boleh dilaksanakan.. Dasar hukum wajibnya puasa nadzar adalah firman Alloh SWT : .....................
.........
Artinya: “... Dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka …”(QS Al-Hajj,[22]: 29) Rosululloh SAW bersabda :
َ مَنَنَذََِاَنَيَطَيَعَاللَفَلَيَطَعَهَوَمَنَنَذََِاَنَيَعَصَيَهَفَلَ َيعصه Artinya: “Barangsiapa bernadzar mentaati Allah, maka hendaklah ia kerjakan. Dan barangsiapa yang bernadzar untuk bermaksiat kepada-Nya, Maka janganlah melakukannya” (HR Bukhari dan Muslim) Lafazh niat puasa nadzar :
َنويتَصومَغ ٍدَعنَأداءَالنذَِفرضا َللََععاى Artinya: "Saya niat puasa besok pagi untuk memenuhi nadzar karena Allah ta'ala"
4. Puasa Kafarat Puasa kafarat ialah puasa yang wajib dikerjakan sebagai denda untuk menutupi suatu kesalahan yang dilakukanya, disebabkan karena: 1). Bersetubuh dengan isterinya di waktu sedang berpuasa romadhon (di siang hari). Bentuk Kafarat-nya adalah berpuasa selama 60 hari (dua bulan) berturut-turut. 2). Membunuh orang dengan tidak sengaja. Bentuk Kafarat-nya berpuasa dua bulan berturutturut. Jika tidak sanggup, maka dapat diganti dengan memerdekakan seorang budak. 3). Mengerjakan larangan-larangan Ihram haji. Misalnya berjima’ dengan istrinya; mencukur rambut, mengenakan kain/pakaian berjahit (bagi lelaki); memotong kuku; memakai wangi-wangian, maka kafaratnya ialah berpuasa selama tiga hari. Jika tidak sanggup, maka menyembelih seekor kambing, atau memberi makan 60 orang miskin. 4). Karena merusak sumpah. Bentuk Kafarat-nya berpuasa tiga hari, dan jika tidak sanggup, maka wajib memberi makan 10 orang miskin. 5). Karena men-dzihar istri. Bentuk Kafarat-nya ialah berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak sanggup, maka memerdekakan seorang budak atau memberi makan 60 orang miskin.
7
Hikmah dari pembayaran kafarat adalah pemeliharaan Syariat Islam, disamping untuk membersikan jiwa dari pengaruh dosa yang dilakukan tanpa adanya alasan. Lafazh niat puasa Kafarat :
َ َنويتَصومَغ ٍدَكفاِةَ َفرضَا َ َ ََللََععاى Artinya: "Saya niat puasa besok pagi sebagai kafarat karena Alloh ta'ala"
C. PUASA SUNNAT Puasa sunnat disebut juga puasa tathowwu’, adalah puasa yang sangat dianjurkan oleh agama. Jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Puasa-puasa yang disunnahkan meliputi : 1). Puasa Senin Kamis; 2). Puasa Syawal; 3). Puasa Arofah; 4). Puasa ‘Asyura’ (10 Muharrom); 5). Puasa Tasu’a’ (9 Muharrom); 6). Puasa Tarwiyah (8 Dzul Hijjah); 7). Puasa Baidh (tengah bulan: tgl 13, 14, 15 tiap bulan qamariyah); 8). Puasa Dawud (sehari puasa, sehari tidak); 9). Puasa di pertengahan awal bulan Sya’ban; 10). puasa di bulan Rajab. Dalam pembahasan ini difokuskan pada pentingnya menjalankan puasa sunnat Senin dan Kamis, puasa 6 hari di bulan syawwal, puasa 'Arofah,
1. Puasa Sunnah Hari Senin dan Kamis Puasa tathowwu’ atau puasa sunnat setiap hari Senin dan Kamis sangat dianjurkan untuk dilakukan kaum muslimin. Dasar hukum. Berdasarkan hadis dari ’Aisyah RA:
َانَِسولَاللَ َصلَاللََعليهَوسلمَكانَيتررصَصيامَاِثنِنَوالمميس Artinya: “Bahwa Rosululloh SAW selalu memilih puasa hari Senin dan Kamis. “ (HR. At Turmudzi). Betapa pentingnya puasa setiap hari Senin dan Kamis. Karena pada saat itu setiap amal manusia dilaporkan (malaikat) kepada Alloh. Selain itu, sebagai bentuk perasaan gembira menyambut hari kelahiran Rosululloh dan hari pengangkatan beliau sebagai Rosul. Rosululloh SAW bersabda :
ََفَاَحَبَاَنَيَعَضَعَمَلَوَاَنَاَصَائَم.س َ ٍ َِنَوَخَي ٍ َعَعَضَاَلَعَمَالَكَلَإَثَن Artinya: “Amal-amal itu ditunjukkan kepada Alloh setiap hari senin dan kamis. Karenanya, aku suka ketika amalku ditunjukkan kepada-Nya itu aku sedang dalam keadaan berpuasa” (HR Ahmad) Lafazh niat puasa sunnah Senin / Kamis :
ََالمميسَ)َسنةَ َََ للََععاى/ََ(َاِثنِن......َنويتَصومَيوم Artinya: "Saya niat puasa sunnah hari ……. (Senin / Kamis) karena Allah ta'ala"
8
2. Puasa Sunnat 6 Hari di Bulan Syawal Puasa syawal adalah puasa sunat yang dilakukan 6 hari di bulan syawal (sesudah hari raya idul fitri). Cara berpuasa-nya boleh dilakukan secara berturut-turut sehabis hari raya, yakni tanggal 2 sampai s/d tanggal 7 Syawal, dan boleh juga tidak berturut-turut tanggalnya, yang penting genap 6 hari di bulan Syawal. Rosulluloh SAW bersabda:
َالَكَانَكَصَيَامَالَهَر ٍ َمَنَصَامََِمَضَانَثَ َاَعَبَعَهَسَتَاَمَنَشَو Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa bulan ramadhan, kemudian diiringi dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa (setahun).” (HR. Muslim, dari Abi Ayyub Al-Anshari). Lafazh niat puasa sunnat Syawal :
َالَسنةَ َ َ َللََععاى ٍ نويتَصوم َيو ٍمَمنَشو Artinya: "Saya berniat puasa sunnah sehari ini dari bulan syawal karena Alloh ta'ala"
3. Puasa Arafah Puasa ‘Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada setiap tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan saat jamaah haji sedang wukuf di Arofah. Hukum-nya sunnah muakad, kecuali bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji. Dasar Hukum. Orang yang berpuasa sunnah Arafah akan dihapuskan dosanya selama dua tahun, sebagaimana yang disinggung dalam hadis Nabi. :
ََيَكَفَرَالسَنَة:ََفَقَال,َكَانََِسَوَلَاللَصَلََاللَعَلَيَهَوَسَلَمَسَئَلَعَنَصَوَمَعَفَة َالَمَاضَيَةَوَالَبَاقَيَة Artinya: “:Rosululloh SAW pernah ditanya seseorang tentang puasa hari ‘Arafah. Beliau kemudian menjawab: semoga dapat menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.” (HR. Muslim, dari Abu Qatadah Al-Anshari) Lafazh niat puasa sunnah 'Arafah :
َنويتَصوم َيومَعفةَسنةَ َ َ َللََععاى Artinya: "Saya niat puasa sunnah hari 'Arafah karena Alloh ta'ala"
9
RANGKUMAN 1. Puasa yaitu menahan diri hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai matahari tenggelam, dengan syarat dan rukun tertentu. 2. Syarat wajib berpuasa: a).Islam, b).baligh, c).berakal, d).kuat berpuasa, e).mengetahui hilal. Syarat Sah: a). Tidak murtad, mumayyiz, c).suci dari haidh dan nifas, d).puasa pada waktunya. Sedangkan Rukun Puasa ada dua: a).niat, b).menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa. Yang membatalkan puasa: a).makan dan minum, b).jimak, c). Keluar air mani disengaja, d).muntah disengaja, d).murtad, e). Gila, f).haidh, wiladah dan nifas. 3. Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa antara lain : musafir,orang hamil atau menyusui, orang sakit, orang lanjut usia. 4. Puasa Romadhon wajib dikerjakan kaum muslimin selama sebulan penuh di bulan Romadhon. Selain itu juga wajib mengerjakan puasa kafarot, puasa yang dinadzarkan, dan puasa qodho' sebagai ganti dari puasa ramadhan yang ditinggalkan 5. Kaum muslimin dianjurkan untuk mengerjakan puasa sunnah, terutama puasa senin dan kamis, puasa 6 hari di bulan syawal, dan puasa 'Arafah tanggal 9 Dzulhijjah.
SKEMA MACAM-MACAM PUASA 1. Puasa Wajib
a. Romadhon, b. Qodho’ Romadhan, c. Kafarot, d. Nadzar
2. Puasa Haram
a. ‘Idain (2 hari raya), b. Hari Tasyri’ (tgl. 11, 12, 13 Dzul Hijjah), c. Wishol , dll
3. Puasa Sunnat
a. Senin - Kamis, b. 6 hari bulan Syawal, c. ‘Arofah (9 Dzul Hijjah, d. Tarwiyah, e. Tasu’a’ (9 Muharram), f. ‘Asyuro’ (10 Muharram), i. bulan Sya’ban, j. bulan Rojab, h. Baidh (tgl. 13,14,15 tiap bulan qomariyah, i). Dawud, dll
4. Puasa Makruh
:a. Puasa Dahr (tiap hari), b. puasa di Hari-hari tertentu
PUASA