202
BAB 7 PENUTUP
7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan serta tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap orientasi kewirausahaan pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan transformasional yang ditampilkan maka semakin kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. Demikian pula bilamana terjadi sebaliknya yakni semakin tidak baik gaya kepemimpinan transformasional yang ditampilkan maka semakin tidak kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. 2. Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap orientasi kewirausahaan pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti semakin kuat komitmen organisasional yang diniatkan maka semakin kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. Demikian pula bilamana terjadi sebaliknya yakni semakin tidak kuat komitmen organisasional yang diniatkan maka semakin tidak kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya.
202
203
3. Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasional pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti hipotesis penelitian ditolak dan tidak terbukti. 4. Komitmen organisasional tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasional pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti hipotesis penelitian ditolak dan tidak terbukti. 5. Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasional pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti semakin kondusif suasana orientasi kewirausahaan yang diciptakan oleh pengurus maka semakin tinggi kinerja organisasional badan usaha koperasi di kota Surabaya. Demikian pula bilamana terjadi sebaliknya yakni semakin tidak kondusif suasana orientasi kewirausahaan yang diciptakan oleh pengurus maka semakin rendah kinerja organisasional badan usaha koperasi di kota Surabaya. 6. Kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap orientasi kewirausahaan pada badan usaha koperasi di kota Surabaya. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan transformasional yang ditampilkan bersamaan dengan kuatnya komitmen organisasional yang diniatkan
maka
semakin
kondusif
pula
suasana
penciptaan
orientasi
kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya. Demikian pula bilamana terjadi sebaliknya yakni semakin tidak baik gaya kepemimpinan transformasional yang ditampilkan bersamaan dengan tidak kuatnya komitmen organisasional yang diniatkan maka semakin tidak kondusif pula suasana penciptaan orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh pengurus badan usaha koperasi di kota Surabaya.
204
Hasil penelitian ini secara spesifik dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif yang signifikan
kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional
terhadap kinerja organisasional badan usaha koperasi di kota Surabaya yang dimediasi oleh orientasi kewirausahaan. Sedangkan masing-masing dari kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional tidak secara langsung mempengaruhi kinerja organisasional badan usaha koperasi di kota Surabaya. Dengan demikian maka hipotesis pertama, kedua, kelima dan keenam yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Adapun hipotesis ketiga dan keempat yang diajukan dalam penelitian ini ditolak. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut : 1. Mendukung teori dan searah dengan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja organisasional. 2. Mendukung teori dan searah dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional berpengaruh terhadap orientasi kewirausahaan. 3. Tidak mendukung atau menyangga teori dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa masing-masing dari kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasional berpengaruh secara langsung kinerja organisasional.
7.2
Saran - Saran
7.2.1 Saran untuk Pengurus Badan Usaha Koperasi 1. Pengurus dalam memainkan peran gaya kepemimpinan transformasional untuk meningkatkan kinerja badan usaha koperasi, seyogyanya inspirasi dan motivasi yang disampaikan memuat pengetahuan dan keterampilan profesional bisnis agar para anggota dapat turut terlibat dalam aktivitas koperasi yang berorientasi pada
205
bisnis. Hal ini diperlukan sekali mengingat bahwa hasil penelitian ini menolak kepemimpinan transformasional mempengaruhi secara langsung kinerja badan usaha koperasi, kecuali harus melalui orientasi kewirausahaan yang menjadi muatan inspirasi dan motivasi yang diperankan oleh pengurus kepada anggota koperasi.
Selain
itu tidak kalah pentingnya bagi pengurus
hendaknya
mengusahakan program-program yang dapat meningkatkan kinerja badan usaha koperasi dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dan workshop bagi pengurus, pengawas dan karyawan yang turut terlibat mengelola koperasi dengan selalu melakukan sosialisasi tentang peraturan-peraturan dari pemerintah dan peraturan-peraturan khusus kepada semua anggota koperasi. 2. Pengurus koperasi hendaknya selalu memegang teguh komitmen yang kuat pada organisasi
badan
usaha
koperasi dengan
senantiasa
menciptakan
iklim
kewirausahaan, mengingat untuk pengacapaian kinerja organisasi badan usaha koperasi ternyata pengaruh komitmen organisasional secara langsung ditolak, kecuali harus melalui orientasi kewirausahaan. Keterlibatan pengurus secara intens dan penciptaan iklim kewirausahaan yang dilakukan membawa suasana iklim organisasi koperasi yang kondusif guna kesejahteraan anggota khususnya dan memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya. 3. Pengurus perlu meningkatkan penampilan gaya kepemimpina transformasional yang hendaknya selalu menunjukkan keteladanan dalam berkarakter serta keberanian untuk tampil beda dengan membuat terobosan-terobosan yang berorientasi pada kewirausahaan agar kinerja organisasi badan usaha koperasi dapat lebih baik dan menunjukkan kemajuan untuk kesejahteraan anggota.
206
4. Hal yang perlu ditingkatkan oleh pengurus untuk berniat komitmen organisasional yang tangguh terhadap badan usaha koperasi sebaiknya selalu proaktif dengan menunjukkan kesediaan dan kesanggupan secara profesional memajukan koperasi. 5. Hal yang perlu ditingkatkan oleh pengurus dalam menciptakan suasana berorientasi kewirausahaan
seyogyanya
senantiasa
memunculkan
gagasan-gagasan
orisinalitasnya dalam berkreasi dan melakukan tindakan-tindakan inovatifnya untuk pencapaian kinerja organisasi badan usaha koperasi. 6. Hal yang perlu ditingkatkan oleh pengurus dalam pencapaian tujuan
kinerja
organisasi badan usaha koperasi sebaiknya secara terus menerus selalu berusaha menjadikan kinerja koperasi semakin sehat, baik dalam pengelolaan keorganisasian dan keanggotaan maupun pengelolaan aset dan unit-unit usahanya.
7.2.2 Saran untuk Anggota Badan Usaha Koperasi 1. Para anggota badan usaha koperasi hendaknya termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif dan selalu mengikuti segala informasi yang disosialisasikan oleh pengurus terutama peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan untuk kemajuan koperasi. 2. Para anggota badan usaha koperasi hendaknya terinspirasi untuk dapat terlibat secara
langsung
memajukan
koperasi
melalui
keikutsertaannya
dalam
penyelenggaraan pelatihan dan / atau workshop koperasi serta berbisnis dengan mengisi produk-produk yang ditawarkan pada unit-unit usaha koperasi.
7.2.3 Saran untuk Pemangku Kepentingan Badan Usaha Koperasi 1. Para pemangku kepentingan khususnya pemerintah dan lembaga lain yang berkepentingan dengan koperasi, sebaiknya pola pembinaan bagi pengurus
207
koperasi lebih diarahkan pada kepemimpinan transformasional, komitmen organisasional dan orientasi kewirausahaan untuk meningkatkan kinerja organisasional badan usaha koperasi. 2. Hal yang perlu ditingkatkan dalam pola pembinaan dalam kepemimpinan transformasional bagi pengurus koperasi seyogyanya berkaitan dengan motivasi, penajaman maksud dan tujuan, kejujuran, integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, kepeloporan, dan kemampuan berpikir fleksibel yang secara keseluruhan diarahkan pada pencapaian tujuan kinerja badan usaha koperasi. 3. Hal yang perlu ditingkatkan dalam pola pembinaan dengan memberikan penguatan komitmen organisasional bagi pengurus koperasi sebaiknya langsung memberikan contoh-contoh konkrit berkaitan dengan keterlibatan kontinyuitas dan kohesivitas serta pengendalian, bersikap dan berperilaku positif, konsisten dan akuntabel dalam mengelola koperasi. 4. Hal yang perlu ditingkatkan dalam pola pembinaan bagi pengurus koperasi agar berorientasi kewirausahaan hendaknya perlu ditanamkan secara tegas adanya rasa percaya diri dalam profesi, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil risiko, dan selalu berorientasi ke masa depan atau visioner yang kesemuanya ini diarahkan untuk pencapaian kinerja organisasi badan usaha koperasi. 5. Aspek lain yang tidak kalah pentingnya, hendaknya pola pembinaan bagi pengurus koperasi agar kinerja organisasional badan usaha koperasi semakin baik, maka perlu didorong keaktifan dalam pengelolaan, meningkatkan kohesivitas dan partisipasi anggota, berorientasi kepada pelayanan anggota, memberikan pelayanan dengan baik kepada masyarakat, dan selalu memberikan kontribusi terhadap pembangunan di kota Surabaya.
208
7.2.4 Saran untuk Penelitian yang Akan Datang 1.
Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya langkah awal yang diperlukan adalah survey secara intens di berbagai badan usaha koperasi untuk mendapatkan data dan informasi tentang eksistensi kelangsungan hidup koperasi guna memperoleh ketepatan jumlah koperasi serta rencana banyaknya responden yang dapat merepresentasikan keberadaan koperasi, sehingga penentuan jumlah sampel yang teridentifikasi dapat diperoleh dengan akurat.
2. Penelitian lanjutan yang perlu dilakukan seyogyanya dengan melibatkan variabel lain yang mempengaruhi orientasi kewirausahaan dan kinerja badan usaha koperasi di luar variabel yang diteliti ini, sebagai misal dengan memasukkan budaya organisasi, orientasi lingkungan, knowledge management, spiritual management, atau variabel lain yang relevan.