Teknika Kapal Penangkap Ikan
BAB 7 MENERAPKAN HUBUNGAN KEMANUSIAAN DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL DI ATAS KAPAL 7.1. ASPEK UMUM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA Hubungan antar manusia telah ada sejak jaman primitip, dimulai dengan membentuk kelompok dengan alasan untuk melindungi diri dari serangan binatang atau mahluk lainnya, tetapi kemudian karena suatu keinginan untuk alasan sosial, seperti pengumpulan makanan, berkawan dan lain-lain. Bentuk kelompok tersebut maju dan berkembang ke arah suatu susunan masyarakat yang lebih baik dimana anggota-anggotanya hidup lebih akrab karena sikap budaya yang umum, kepercayaan sosial, keagamaan, aspek politik dan keinginan untuk hidup serta bekerja dalam suatu kerangka ”Peraturan Hukum” (Rute of Law). 7.1.1. Perkembangan Perilaku Kelompok Sistim sosial yang telah berkembang di dalam perjalanan sejarah mungkin banyak perbedaan tergantung pada budaya dan lingkungan, tetapi saat ini pada umumnya dirasakan pentingnya suatu organisasi yang didasarkan philosopi ”Self Governing” (kekuasaan diri) secara adil yang menghormati harga diri dan mengakui bahwa hubungan antar manusia adalah faktor penting. Faktor yang harus dipertimbangkan apabila manusia membentuk kelompok untuk hidup bekerja bersama. Kelompok-kelompok manu-sia lambat laun berkembang membentuk suatu bangsa yang memiliki pola tingkah laku yang unik pada individu masing-masing menggambarkan suatu campuran kepercayaan faktor kehidupan dan pengetahuan yang terbentuk dalam waktu yang berabad-abad. Dengan kebudayaan mereka masing-masing orang umumnya hidup secara harmonis dan seimbang, perubahan – perubahan apabila terjadi pada umumnya memerlukan periode waktu yang panjang dan perubahan-perubahan secara bertahap tersebut tidak akan menimbulkan banyak kesulitan bagi manusia yang bersangkutan. Walaupun begitu apabila perubahan budaya terjadi secara tiba-tiba dan mendadak hal itu akan mengakibatkan suatu trauma yang disebut ”Culture Shock” yang mengakibatkan ketidak harmonisan dan ketidak bahagiaan pada manusia yang bersangkutan. Kelompok manusia yang terbentuk dari latar budaya yang berbeda yang kemudian diharapkan untuk hidup dan bekerja di dalam hubungan yang erat dapat juga menimbulkan trauma yang sama kecuali jika persiapan- persiapan yang efektif telah dilaksanakan oleh manusia yang terlibat untuk menghadapi gaya kehidupan baru yang multi kultur. 7.1.2. Perubahan Perilaku Organisasi Revolusi industri yang dimulai dan berkembang pada pertengahan abad 18 di Inggris menyebabkan perubahan -perubahan yang besar pada kehidupan masyarakat. Orang yang telah hidup berabad-abad pada suatu lingkungan pertanian yang luas, terpusat pada perumahan di desa – desa dan perkampungan mulai berpindah ke daerah
100
Teknika Kapal Penangkap Ikan
dimana industri berkembang untuk memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang lebih besar. Daerah dan kota mulai terbentuk dan mendapatkan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan engineering mengikuti industri menuju ke arah laju yang meningkat. Perubahan-perubahan sosial sangat pesat dan membawa pendidikan dan kesehatan serta trasportasi massa. Undang-undang yang berhubungan dengan buruh dibuat untuk perlindungan pekerja & serikat buruh dikembangkan untuk negosiasi atas nama pekerja dengan majikan. Pengaruh serikat buruh pada umumnya meningkatkan kondisi kerja yang lebih baik dan hal ini mengakibatkan harga diri manusia menjadi suatu prtimbangan yang utama dalam negosiasi apa saja. Setiap manusia adalah merupakan individu yang unik dan pada umumnya tidak ada dua orang manusia yang benar-benar sama secara fisik maupun mental (kecuali kelahiran kembar). Manusia secara kodrat sering dianggap mempunyai sifat-sifat bawaan yang tergantung dari perkembangan biologi dan keturunan tetapi secara luas juga dipengaruhi oleh lingkungan dan latar belakang budaya dimana manusia dilahirkan dan tumbuh menjadi dewasa, yang akhirnya ditempa oleh pengetahuan dan pengalaman. Manusia pada hakekatnya mengungkapkan dirinya sebagai suatu ”a state of mind feelings” yang biasanya diekspresikan melalui tindakan, kata – kata, tulisan, gambar, musik dsb, dimana selalu mengidentifikasi melalui suatu sifat tertentu, melalui emosi, kebiasaan, cara belajar, daya ingat, perasa daya intelegensi dll. Manusia pada hakekatnya akan cenderung memerintah sesuatu dimana orang lain bereaksi satu dengan lainnya. Reaksi tersebut karena latar belakang budaya yang berbeda-beda. Untuk berfungsi secara terpadu dan efektif suatu kelompok harus bekerja dengan bentuk kerangka kerja yang tepat baik petunjuk maupun pengawasan yang diakui dan disetujui oleh seluruh anggota kelompok. Cara orang bereaksi dan bertingkah laku terhadap situasi apabila dibawah tekanan batasan-batasan (peraturan dan hukum) tidak mudah untuk diprediksi atau dimengerti khususnya apabila dampak teknologi dan laju perkembangannya ditekankan pada faktor kebudayaan termasuk pengertian, kepercayaan, sosial, keagamaan dan politik. Namun pada umumnya manusia membentuk suatu kelompok sosial karena antara lain : 7.1.2.1. Motif Yang Sama Kelompok sosial terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai motif yang sama. Motif yang sama ini merupakan pengikat sehingga setiap anggota kelompok tidak bekerja sendiri-sendiri melainkan berkerja bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sesudah kelompok sosial terbentuk, biasanya muncul motif baru yang memperkokoh kehidupan kelompok sehingga timbul sense of belonging (rasa menyatu dalam kelompok) pada tiap-tiap anggota. Rasa ini besar pengaruhnya bagi individu dan kelompok itu. Karena memberikan tenaga moral yang tidak akan diperoleh jika ia sebagai individu hidup sendiri. Juga dapat memenuhi kebutuhannya sebagai mahluk sosial dan mahluk individu. 7.1.2.2. Sifat In-Group Dan Out-Group Jika ada kelompok manusia yang mempunyai tugas yang sulit atau yang mengalami kepahitan hidup bersama, mereka akan menunjukkan tingkah laku yang khusus. Bila orang lain diluar kelompok itu bertingkah laku seperti mereka, mereka akan
101
Teknika Kapal Penangkap Ikan
menyingkirkan diri. Sikap menolak yang ditujukan oleh kelompok itu disebut sikap out-group atau sikap terhadap “orang luar”. Kelompok manusia itu menuntut orang luar untuk membuktikan kesediaannya untuk berkorban bersama dan kesetiakawanannya, baru kemudian menerima orang itu dalam segala kegiatan kelompok. Sikap menerima ini disebut sikap In-group atau sikap terhadap “orang dalam”. 7.1.2.3. Solidaritas Solidaritas adalah kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial. Terdapatnya solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaann setiap anggota akan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan baik. Pembagian tugas dalam kelompok sesuai dengan kecakapan masing- masing anggota dan keadaan tertentu akan memberikan hasil kerja yang baik. Dengan demikian akan makin tinggi pula solidaritas kelompok dan makin kuat pula sense of belonging. 7.1.2.4. Struktur Kelompok Struktur kelompok ialah suatu sistim mengenai relasi antara anggota-anggota kelompok berdasarkan peranan dan status mereka serta sumbangan masing-masing dalam interaksi kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Di dalam struktur kelompok kita jumpai : 1. Susunan kedudukan fungsional, susunan berdasarkan tugas anggota-anggota kelompok dalam kerjasama untuk mencapai tujuan. 2. Susunan hirarki antar anggota kelompok dengan harapan tugas dan kewajiban yang diserahkan kepada anggota-anggota itu dapat diselesaikan dengan wajar. Susunan kedudukan fungsional dan susunan hirarkis di atas itulah yang dimaksud penegasan struktur kelompok. Sebagai contoh, dalam kelompok ada pengurus dan anggota biasa. Pengurus mengharapkan anggota membantu menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya, bilamana perlu anggota biasa mengharapkan pengurus dapat mengambil kebijaksanaan guna mendorong kelompok mencapai tujuan yang diharapkan. 7.1.2.5. Norma-Norma Kelompok Yang dimaksud dengan norma-norma kelompok di sini adalah pedoman- pedoman yang mengatur tingkah laju individu di dalam suatu kelompok. Pedoman ini sesuai dengan rumusan tingkah laku yang patut dilakukan anggota kelompok apabila terjadi sesuatu yang bersangkut paut dengan kehidupan kelompok tersebut. Jadi norma di sini mengandung arti ideal, bukan real. Pada kelompok resmi, norma tingkah laku ini biasanya sudah tercantum dalam anggaran dasar (anggaran rumah tangga / peraturan perusahaan); bahkan norma tingkah laku anggota masyarakat suatu negara telah ditulis dalam undang- undang, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau kitab hukum lainnya. Norma-norma tingkah laku juga terdapat pada tiap-tiap kelompok meski norma-norma itu tak tertulis di dalam peraturan.
102
Teknika Kapal Penangkap Ikan
7.2. MASALAH-MASALAH SOSIAL Manusia sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan pada berbagai masalah sosial, yang sesungguhnya masalah- masalah itu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri kerena masalah- masalah sosial itu telah terwujud sebagai hasil akibat dari hubungan- hubungan sesama manusia lainnya dan juga sebagai akibat dari tingkah lakunya. Kalau melihat kata ”sosial” yang berasal dari kata sosius yang berarti kawan, pada hakekatnya manusia didalam hidupnya membutuhkan bantuan dan pertolongan. Manusia diciptakan Tuhan sebagai mahluk yang lunak sehingga tidak dapat hidup menyendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi keistimewaan manusia adalah dia diberi ”akal” dan dengan akal itulah merupakan alat senjata manusia yang terpenting dalam hidupnya di alam ini. Dengan adanya akal ini manusia menjadi mahluk yang bersosial dan berderajat tinggi, ia dapat mengatasi kelemahankelemahannya dengan jalan hidup bersama (kelompok) demi terwujudnya kehidupan sosial atau kehidupan bermasyarakat. Masalah – masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Masalahmasalah sosial tersebut dapat terwujud sebagai masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama atau masalah – masalah lainnya. Yang membedakan masalah-masalah sosial dari masalah- masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitan dengan hubungan- hubungan manusia itu terwujud. Perbedaan-perbedaan yang ada berkenaan dengan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masing- masing masyarakat tersebut secara garis besarnya disebabkan oleh : 1. Perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya 2. Sifat kependudukannya 3. Keadaan lingkungan alam. Kalau kita telaah pengertian masalah -masalah sosial adalah adanya kondisi atau suatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan sosial tertentu sebenarnya merupakan hasil dari proses kehidupan manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhannya, yaitu : 1. Kebutuhan jasmaniah (manusia harus makan, minum, buang air, bernapas, mengadakan hubungan kelamin, dan sebagainya). 2. Kebutuhan sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan kejiwaan (untuk dapat merasakan aman dan tentram, membutuhkan cinta kasih dan sayang, dan sebagainya). Dalam usaha-usaha untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaannya sebagai model- model petunjuk atau sebagai resepresepnya didalam menggunakan lingkungan alam dan sosialnya yang diwujudkan dalam kehidupan sosial di masyarakat. Perwujudannya ini adalah dalam bentuk kondisi atau keadaan dimana manusia itu hidup dalam masyarakatnya. Kondisi-
103
Teknika Kapal Penangkap Ikan
kondisi ini bukanlah sesuatu yang tetap, tetapi selalu dalam proses berubah, antara lain disebabkan : 1. Hasil kemajuan teknologi 2. Perubahan organisasi 3. Jumlah tenaga kerja meningkat sedang pekerjaan yang tersedia terbatas. 7.3. KONFLIK Konflik adalah salah pengertian, pertentangan keinginan yang menimbulkan ketegangan, ketidak cocokan atau perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa konflik mencakup perbedaan antara nilai sosial dan pribadi, ketidak mampuan bertindak sesuai dengan prinsip dan nilai pribadi, kurangnya komunikasi, problema yang dibesar-besarkan atau perbedaan tingkah laku karena perbedaan latar belakang kultur, agama, pendidikan atau faktor-faktor lain, namun konflik adalah bagian dari hidup kita. Pada kapal-kapal modern dengan awak kapalnya yang multi nasional menghadirkan suatu situasi dimana kesulitan dan masalah akan menambah pertentangan, sedangkan kapal harus beroperasi dengan sekelompok manusia yang berlatar belakang budaya yang berbeda dengan tingkat kemungkinan yang tinggi akan masalah komunikasi (bahasa). Harus diingat bahwa semua manusia yang dipekerjakan tidak satupun mempunyai sifat sama yang diinginkan, pasti ada bedanya. Apabila berurusan dengan personel, seluruh orang harus dipertimbangkan dan usaha untuk mengembangkan manusia yang lebih baik dilaksanakan melalui pertumbuhan (growth) dan pemenuhan (fulfil ment) motivasi harus dirangsang dengan menunjukkan bagaimana dengan mengikuti kursus yang khusus dengan beberapa peragaan, rasa pemenuhan dapat ditingkatkan. Faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara lain : 1. Aspek Organisasi
Kurangnya tenaga kerja, Perubahan-perubahan organisasi perasaan kurang aman dari segi keamanan dan keselamatan kerja, tidak adanya standar pekerjaan, pembinaan karir yang kurang lancar, diskriminasi dipekerjaan, tujuan perusahaan yang kurang jelas, problema mengenai peralatan dan instrumen antar bagian. 2. Aspek Manajerial Delegasi wewenang yang tidak cukup, loyalitas yang tidak utuh, manajemen yang kurang pakar, sentralisasi power yang terus menerus. 3. Aspek Behauvior Biasanya behauvior mencermin-kan dua kategori di atas. Secara khusus disebabkan pula tentang kurangnya komunikasi, tentang bagaimana informasi yang tidak disampaikan, tidak disebarkan atau justru ditutupi dan tentang kurangnya kepercayaan di dalam organisasi. 4. Lain-lain :
104
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Konflik disebabkan karena organisasi yang kompleks, adanya pertentangan antara task melawan process, dan perbedaan- perbedaan di dalam nilai, belief atau objektif. Penyelesaian konflik Ada 3 metode penyelesaian konflik yang sering digunakan yaitu : 1. Dominasi dan penekanan Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a.
Kekerasan, yang bersifat penekanan otokratif
b.
Penenangan, merupakan cara yang lebih diplomatis
c.
Penghindaran, menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
d.
Aturan mayoritas, mencoba untuk menyelesaikan konflik antara kelompok dengan melakukan pemungutan suara melalui prosedur yang adil.
2. Kompromi Melalui kompromi mencoba menyelesaikan konflik dengan pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan. 3. Pemecahan masalah integratif Konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama yang dapat diselesaikan melalui teknik-teknik pemecahan masalah. 7.4. KEDUDUKAN Kedudukan dapat diartikan tingkat seseorang dalam suatu kelompok dan melahirkan pengakuan, penghargaan dan penerimaan yang diberikan kepada seseorang oleh anggota kelompok lainnya. Kehilangan kedudukan sama dengan ”kehilangan muka” dan bagi banyak orang yang ini merupakan hal yang serius. Untuk mempertahankan kedudukan banyak orang mengembangkan indra yang tinggi akan tanggung jawab. Kedudukan yang lebih tinggi mencakup : 1.
Kekuasaan dan pengaruh
2.
Banyak istimewa
3.
Partisipasi yang lebih luas dalam kegiatan kelompok
4.
Interaksi yang lebih besar dengan orang-orang lainnya dalam kelompok
5.
Kesempatan memperoleh peran dan tanggung jawab yang lebih penting
Kedudukan yang lebih rendah selalu berarti bahwa orang merasa terisolasi dari kegiatan-kegiatan utama dan ada kecenderungan yang menunjukkan gejala ”stress” tertekan.
105
Teknika Kapal Penangkap Ikan
7.5. HUBUNGAN SOSIAL DI KAPAL 7.5.1. Manajemen Perkapalan Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penyerahan dan pengawasan usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, mengiterprestasi dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi -fungsi perencanaan, pengorgani-sasian, penyusunan personalia atau kepegawaian, penyerahan dan kepemimpinan dan pengawasan. Manajemen dibutuhkan untuk semua organisasi baik manajemen di darat maupun di kapal karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada 3 alasan utama diperlukannya manajemen : 1.
Untuk Mencapai Tujuan
2.
Untuk Menjaga Bertentangan
3.
Untuk Mencapai Efisiensi Dan Efektifitas
Keseimbangan
Diantara
Tujuan-Tujuan
Yang
Saling
Manajemen perkapalan berbeda dengan manajemen industri di darat dalam beberapa hal yang lebih penting adalah : 1.
Perusahaan perkapalan terdiri dari sejumlah unit-unit industri kecil yang bergerak (mobile) yaitu kapal, dimana pada waktu tertentu menyebar mengikuti jarak jauh seluruh dunia dibandingkan dengan industri di darat yang beroperasi di tempat yang tetap.
2.
Selama dalam pelayaran kapal dapat mengalami perubahan cuaca yang drastis dan dapat mengganggu pekerjaan baik fisik maupun mental termasuk kapal dan muatannya.
3.
Kapal beroperasi di lingkungan yang tidak ramah dan harus menyelesaikan dengan baik pada kondisi cuaca yang ekstrim.
4.
Selama di kapal pekerjanya selalu dihadapkan resiko bahaya baik pada waktu dinas maupun di luar dinas, sebagai contoh pada waktu ada bahaya kebakaran, tenggelam, kandas dll.
Industri di darat beroperasi pada kondisi relatif tetap, orang yang dikerjakan/ditempatkan dekat dengan pekerjaan dan mempunyai semua fasilitas dan sarana lainnya yang cukup. Industri di darat dalam merekrut pekerjaan sesuai dengan kebutuhannya baik dalam pendidikan, pengalaman dan kreteria-kreteria lain yang dipersyaratkan. Perusahaan pelayaran mendapat kesulitan di dalam merekrut orang yang sesuai untuk karier di laut dan dengan pendaftaran bendera asing yang banyak/luas dan agen-agen pengawa-kan dapat menemui kesulitan- kesulitan dalam mendapatkan crew yang berkualitas dan berpengalaman. Fasilitas pendidikan dan pelatihan maritim tidak selalu tersedia sebagaimana pendidikan lain dan mungkin atau bisa jadi orang-orang kapal harus pergi jauh untuk mengikuti kursus-kursus yang berasrama atau tinggal di situ. Perusahaan di darat mungkin menghadapi sejumlah hambatan apakah dikarenakan peraturan nasional maupun daerah atau perjanjian lokal dengan ikatan profesi atau serikat pekerja. Sebagai contoh :
106
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Persetujuan gaji minimum, batasan jam kerja atau hari-hari kerja dll. Hampir semua masalah tersebut di atas disusun untuk keuntungan buruh dan berhasil setelah melalui perjuangan bertahun-tahun. Kapal beroperasi selama 24 jam tiap hari, awak kapalnya (crew) disusun dengan sistim pergantian (shiff) jaga. Mereka harus diatur untuk mengoperasikan kapal dengan efektif dan aman, terutama : 1.
Jaga laut dan jaga pelabuhan
2.
Penanganan muatan
3.
Perawatan kapal dan perlengkapan
4.
Tugas-tugas pada saat tiba dan berangkat. Tugas-tugas pada saat berlabuh
5.
Tugas-tugas Safety : Fire Patrol, Fire fighting, Penyelamatan diri.
7.5.2. Tujuan, Fungsi dan Hambatan Tujuan utama setiap Perusahaan adalah berkembang dan mendapatkan keuntungan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara efektif dan efisien. Fungsi manajemen antar lain : 1. Planning (perencanaan) Rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan Prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu.. 2. Organizing (pengorganisasian) Adalah penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Ini menyangkut pendelegasian wewenang yang di perlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas – tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan. 3. Actuating (pelaksanaan/pengara-han) Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menegaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading) secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. 4. Controlling (Pengawasan) Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup unsure yaitu : 1. Penetapan Standar Pelaksanaan 2. Penentuan Ukuran-Ukuran Pelaksanaan 3. Pengukuran Pelaksanaan Nyata 4. Pengambilan Tindakan Koreksi Yang Diperlukan.
107
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Fungsi-fungsi di atas harus dilaksanakan secara efektif dan efisien. Namun beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi Organisasi manajemen bersumber dari : 1. Aspek hukum 2. Etika dalam praktek 3. Faktor ekonomi 4. Faktor sosial dan budaya 5. Pembatasan-pembatasan akibat dari peralatan dan kebijakan 6. Rasa tanggung jawab. 7.6. ORGANISASI MANAJEMEN PERKAPALAN Dari sudut pandang manajemen, organisasi adalah suatu kerangka kerja dari proses pimpinan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi jelas suatu organisasi harus memiliki tujuan tertentu. Tujuan itu hendaknya memiliki ”titik akhir tertentu” yang berbobot dan bernilai tinggi, dimana dapat memuaskan semua pihak yang terlibat (yang berperan didalamnya, pemilik, pengelola, maupun pelaksana yang duduk langsung dalam organisasi itu). Dalam organisasi modem sebagai hasil dari berbagai studi mengenai organisasi kapal dan perusahaan pelayaran lebih menekankan efisiensi dengan mengurangi rantai birokrasi, namun tetap dengan pengawasan ketat dan memberi wewenang serta tanggung jawab besar pada seseorang atau beberapa kepala departemen, seperti kepala kamar mesin bertanggung jawab atas semua pemeliharaan kapal, mualim 1 memesan cat dan material kebersihan untuk semua departemen. Tetapi hal ini secara mendasar merubah peranan dan meskipun para penganut paham tradisional prihatin terhadap apa yang mereka lihat sebagai suatu pengurangan di dalam peranan mualim, mualim tetap terlibat di dalam pemeliharaan dan punya banyak tugas-tugas lain yang dikerjakan. Perubahan terbesar pada organisasi kapal tahun 1940-an yang dikenal sebagai hirarki ialah ”4 teratas” = (”top four”) dan hal ini merupakan hasil langsung dari tuntutan sistim kerja baru, yang memerlukan keputusan kolektif, tentang pengunaan optimum tenaga kerja, atas dasar hari kehari. Untuk mencapai hal ini, suatu kepemimpinan kelompok atau dewan diperlukan, dan hal ini memberikan dampak terhadap pengumpulan piramid struktur organisasi menjadi bentuk trapesium, seperti yang telah terjadi di banyak organisasi lainnya . Banyak pegawai laut senior harus diajari teknik-teknik baru, dan kepada beberapa yang menempuh jenjang karier secara tradisional, konsep- konsep baru tentang persamaan di tingkat atas sulit diterima. Sekali lagi perlu ditingkatkan bahwa seseorang tidak harus mempunyai tipe serba guna dan fleksibilitas antar departemen atau organisasi untuk mempunyai suatu gaya kepemimpinan kelompok atau dewan. Banyak teknik yang dipaksakan oleh sistem baru itu, dapat digunakan pada kapal yang diawaki secara tradisional. Teknik tersebut hanya lebih berhasil guna, apabila tenaga kerja fleksibel. Di kapal-kapal yang telah di studi dan yang kebutuhan ABKnya telah ditaksir, dapat diharapkan bahwa jumlah dan campuran spesialis, semi spesialis, non spesialis, akan berbeda dengan kebutuhan khusus kapal dan kebijakan teknis pemilik kapal. Tetapi rentang peranan mereka akan tergantung dari tipe
108
Teknika Kapal Penangkap Ikan
keterlibatan yang pemilik kehendaki dari mereka, yaitu apakah ia hanya menghendaki operator, atau seorang ABK yang terlibat secara komersial, dengan keterlibatannya di dalam setiap aspek manajemen kapal, seperti perencanaan, penganggaran, biaya pengawasan dan lain-lain. Namun secara umum bagian pokok organisasi manajemen perkapalan meliputi : 1.
Aspek Komunikasi
2.
Informasi
3.
Keputusan-keputusan
4.
Saran-saran
Arus komunikasi tergantung dari tipe organisasi seperti di bawah ini: 1.
Organisasi fungsional adalah hubungan langsung dimana perintah dan instruksi langsung kepada personil yang di maksud. Pada umumnya bawahan lapor kepada atasan langsung saja dan mempunyai keterbatasan tanggung jawab. Organisasi Fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatankegiatan sejenis membentuk suatu satuan organisasi. Kebaikan utama pendekatan fungsional ini bahwa pendekatan ini menjaga kekuasa-an dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Kelemahan struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksa-naan tugas yang berurutan, memberi tanggapan lebih lambat terhadap perusahaan, hanya memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2.
Organisasi matrik, salah satu contohnya bawahan dapat melapor kepada satu pengawas atau lebih mengenai lebih dari satu malam tugas organisasi memilih sering digunakan bila memerlukan konsentrasi atas sebuah proyek khusus. Dalam organisasi Matrik, para karyawan mempunyai 2 atasan sehingga mereka berada 2 wewenang. Rantai Perintah pertama adalah fungsional . Wewenang bagian fungsional mengalir vertikal, kedua adalah rantai perintah lateral atau Horizontal aliran wewenang yang melintasi departemen ini dilaksanakan oleh para pimpinan departemen. Dua jalur aliran wewenang ini membentuk struktur organisasi 2 arah yang menyerupai Matrik, organisasi matrik dapat menampung berbagai macam dan perubahan teknologi / pasar. Organisasi matrik menyediakan suatu hirarki yang dapat memberikan tanggapan secara cepat terhadap perubahan-perubahan lingkungan terutama dalam teknologi. Struktur matrik yang efektif memerlukan fleksibilitas dan kerja sama orang-orang pada semua tingkatan organisasi komunikasi terbuka dan langsung melalui kedua dimensi. Kebaikan Organisasi Matrik adalah Memaksimumkan efesiensi penggunaan pimpinan-pimpinan departemen (fungsional). Memberikan fleksibilitas kepada organisasi dan membantu perkembangan kreativitas serta melipat gandakan
109
Teknika Kapal Penangkap Ikan
sumber-sumber yang beraneka ragam, membebaskan manajemen puncak/ perenca-naan. Kelemahan organisasi matrik, pertanggung jawaban ganda dapat menciptakan hubungannya dan kebijaksanaan - kebijaksanaan yang kontradiktif. Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal. Memerlukan lebih banyak keterampilan-keterampilan antar pribadi. Mendorong perten-tangan kekuasaan dan lebih mengarah pendekatan dari pada kegiatan. 3.
Organisasi Sentralisasi Atau Desentralisasi, dari organisasi tersebut menentukan efektifitas organisasi adalah tingkat Sentralisasi atau Desentralisasi wewenang. Konsep sentralisasi, seperti konsep delegasi berhubungan dengan tingkat dimana wewenang dipusatkan atau disebarkan. Hal ini sangat erat sehubungan pelaksanaan pekerjaan dengan instruksi. Bila Delegasi biasanya berhubungan pelaksanaan pekerjaan dengan instruksi. Bila Delegasi biasanya berhubungan dengan seberapa jauh kepala Departemen mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan yang secara langsung melaporkan kepadanya. Desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak (Nakhoda) mendelegasikan wewenang ke bawah Departemen-departemen atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya, dimana perintah dan instruksi langsung kepada personil yang dimaksud. Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkat suatu organisasi, misalnya pelaksanaan pekerjaan dengan intruksi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan wewenang secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ke tingkat-tingkat organisasi yang lebih rendah.
7.7. SISTEM KERJA DI KAPAL Sistem kerja dikapal terdiri dari 3 jenis, yaitu : 1. Sistem kerja tradisional Sistem Tradisional ialah sistem 3 jenis departemen yang ada di kapal-kapal sebelum pembaharu-an tahun 1960-an dan sesudah-nya. Ada garis-garis pemisah yang tegas antara departemen-departemen dengan setiap departemen hanya memperhatikan tugasnya sendiri-sendiri dan hanya terlibat dengan departemen lainnya bila keluar/masuk pelabuhan dan dalam keadaan darurat. 2. Sistem Serbaguna
Dengan sistem kerja serbaguna, ada tenaga-tenaga kerja umum dari bawahan dengan beberapa semi spesialis, seprti juru mudi dan juru motor. Perwira – perwira tetap di departemen, tetapi para senior membuat keputusan bersama mengenai bagaimana bawahan harus dimanfaatkan. Untuk peranan yang lebih luas lagi, bawahan harus dididik untuk menangani pekerjaan, baik di geladak atau di kamar mesin, sampai tingkat – tingkat tertentu. Fleksibilitas dari tenaga kerja seperti ini mempunyai keuntungan positif dibandingkan dengan sistem ABK tradisional dengan garis batas yang tegas. 3. Sistem fleksibel antar bagian
memperbolehkan bawahan dari ABK tradisional untuk kerja di departemen lain pada pekerjaan yang dapat
110
Teknika Kapal Penangkap Ikan
digabungkan dengan pekerjaan biasa di departemen untuk jumlah jam yang sesuai setiap bulan. Jadi pelaut dapat mencat di kamar mesin dan menyisip takal dan perancah untuk pekerjaan-pekerjaan yang letak nya tinggi karena tidak ada perbedaan dengan pekerjaan yang biasa dilakukan. Dengan cara yang sama seorang juru minyak dapat meminyaki bagian yang bekerja dari peralatanperalatan digeladak dan dapat mengoperasikan mesin-mesin derek dan alat-alat mekanis lainnya. Jenang juga dapat menyapu geladak, sekali lagi perubahan peran tradisional perwira amat sedikit, kecuali kadang-kadang bagi mualimmualim membantu pekerja penataan yang besar di kamar mesin dan bagi ahli mesin kapal membantu pekerjaan pemeliha-raan digeladak. Seperti sistem serbaguna, perwira senior diperlukan untuk memutuskan kapan dan dimana fleksibilitas dimanfaatkan. Sejak sistem kerja serbaguna dan fleksibilitas antar bagian dikembangkan pada awal tahun 1960-an, telah ada sejumlah perkembangan selanjutnya kearah fleksibilitas yang lebih besar, terutama diantara pemilik-pemilik kapal Skandinavia dan Eropa Utara. Di dalam beberapa sistem, para perwira telah bergerak ke arah peran ganda yaitu peranan resmi mereka dan peranan pembantu dimanapun apakah di dalam departemennya sendiri atau di departemen lainnya. Perlu dicatat bahwa sejak bertahun- tahun banyak yang memikirkan bahwa markonis yang mempunyai banyak waktu tertuang di pelabuhan, kurang sekali dimanfaatkan, tetapi sistem tersebut umumnya merintangi untuk berbuat sesuatu yang lain, kecuali mereka bekerja sukarela. Kini dengan bertambahnya jumlah peralatan elektronik, untuk mana ia bertanggung jawab, termasuk radar dan waktu singgah yang singkat di pelabuhan, telah menghilangkan komentar ini untuk kapal-kapal besar. Di kapalkapal kecil, keandalan komunikasi radio telefoni telah menyebabkan markonis dihapus, bahkan untuk pelayaran samudera. Bagaimana juga, yang terutama, peranan para perwira telah berubah sedikit kecuali dalam lingkup tanggung jawab dan akuntabilitas. 7.8. SOSIAL DAN LINGKUNGAN KERJA 7.8.1. Aspek – Aspek Sosial Orang dalam masyarakat kapal yang tidak tetap, tidak hanya harus bekerja sama, tetapi juga hidup bersama, Dalam hal ini telah diketahui bahwa faktor-faktor yang menimbulkan keharmonisan dan memotivasi pelaut di dalam pekerjaan mereka, memainkan bagian yang terpenting karena jika orang-orang bahagia dengan pekerjaannya mereka biasanya bahagia pada periode istirahat. Menghilangkan jarak antar departemen tidak disangsikan lagi telah menolong mengintegrasikan pelaut dan hal ini telah diterapkan lebih lanjut di kapal dimana daerah rekreasi dan ruang makan mungkin disatukan. Orang-orang bekerja sebagai pelaut dengan bermacam- macam alasan. Sebagian karena ini adalah kesempatan mereka terbaik untuk memperoleh gaji yang relatif tinggi. Yang lain karena masih adanya petualangan dan romantis di dalam karir. Sebagian tinggal di laut sepanjang hidupnya, sementara yang lain meninggalkan laut lebih awal atau separuh jalan dalam karir kerja mereka, tidak disangsikan lagi kelanjutannya akan tetap seperti itu. Tetapi tanpa memperhatikan alasan- alasan mereka, penting untuk diingat bahwa kapal seperti orang yang bekerja didalamnya, terpisah dari peraturan resmi mengenai persyaratan anak buah kapal yang berkualitas, pemilik dan manajernya harus berusaha sebaik-baiknya untuk
111
Teknika Kapal Penangkap Ikan
meyakinkan bahwa anak buah kapal puas dengan kerja mereka dan bukan tidak puas dengan kondisi kerja mereka. Tindakan yang diperlukan untuk menghindari perselisihan antara pengusaha dengan pekerjaan haruslah mendapat prioritas utama dan pada akhirnya diadakan persetujuan perundingan untuk menuntaskan hal yang dimaksud dan dibuat dokumen yang jelas berhubungan dengan semua kejadian sosial dan lingkungan kerja di kapal. Pelaut bekerja sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja Laut (PKL). Perjanjian kerja laut adalah persetujuan antara pengusaha kapal di satu pihak dan seorang pekerja di pihak lain, dalam mana si pelaut berjanji untuk bekerja di bawah pengusaha kapal dengan menerima upah sebagai jabatan yang tertera dalam perjanjian kerja laut dan hal ini harus tertulis, ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dibuat dihadapan penguasa pelabuhan (Syahbandar). Masalah yang diatur dalam perjanjian kerja laut berkaitan dengan 4 kondisi mendasar adalah : 1.
Di dalam pekerjaan
2.
Di luar pekerjaan
3.
Berkaitan dengan pekerjaan
4.
Tidak berkaitan dengan pekerjaan
Kesempatan perjanjian yang dibuat adalah sebagai ukuran kepuasan kedua belah pihak karena sebelah pihak tidak dapat menekan yang lain, jadi kekuatan yang seimbang merupakan sasaran yang harus dicapai. 7.8.2. Keharmonisan dan Motivasi Pelaut di era sebelum tahun 1940 dapat melihat suatu perubahan yang luar biasa pada pelaut saat ini, karena suasananya lebih santai, protokol kurang dan seragam kapal jarang terlihat. Pelaut-pelaut saat ini didominasi oleh negara berkembang sebagai pemasok ABK baru. Sikap pelaut sebelum era tahun 1940-an pada umumnya berasal dari kapal layar tradisional, dimana ketegasan dari para Perwira dan ABK sangat penting untuk mempertahankan disiplin di kapal, dimana kehidupan di kapal perlu adanya keramahan dan pengertian serta memberi motivasi kerja sesama pelaut. Di negara-negara maritim yang lebih tua, kesantaian hidup dan kondisi kerja di kapal, pendidikan dalam masalah hubungan antar manusia dan salah satu perubahan sikap majikan dan pekerja semua faktor yang membentuk perubahan. Untuk negaranegara maritim yang baru tidak mempunyai tonggak tradisi didalam hubungan antar personil di kapal yang dipertahankan pemecahannya barangkali lebih mudah sejak awal. Dalam hal ini perbedaan budaya menimbulkan hubungan kereja yang berada antara Perwira dan ABK bahwa walaupun mereka semua dari negara yang sama sekalipun. Beberapa masalah tersisa, karena meskipun bawahan dari negara bekas jajahan negara maritim tua sekarang ini sudah tidah ada, masih saja banyak kapal yang perwira dan bawahannya dari negara yang berlainan. Di kapal-kapal seperti itu bahasa merupakan kendala dan bisa berbahaya bila terjadi keadaan darurat. Sudah barang tentu ada sedikit komunikasi dan keharmonisan tetapi
112
Teknika Kapal Penangkap Ikan
pada suatu tingkat yang paling rendah dan jelas tidak pada tingkat yang diperlukan untuk memotivasi ke puncak produktivitas. Karena seseorang dapat mempunyai kapal yang harmonis tanpa mempunyai kapal yang produktif dalam artian selamat, melaksanakan menurut peraturan, jadwal yang ketat dan terjangkau di anggaran, seseorang juga dapat mempunyai produktivitas tanpa keharmonisan. Telah ditemukan suatu manajemen handal yang tangguh baik di darat maupun di kapal dengan sistem pengawasan yang ketat untuk keselamatan, kinerja, pemeliharaan dan anggaran, dapat menghasilkan hasil yang dikehendaki. Tetapi dengan suatu pengorbanan demikian, hal itu tidak mungkin bahwa di dalam lingkungan kerja akan terdapat stabilitas ABK yang bagaimanapun juga. Jadi apa yang dicari adalah memotivasi pelaut, sehingga mereka mau bekerja baik. Menurut Hertzberg, terkenal teori hygiene kerjanya, menyoroti faktor- faktor yang berbeda-beda dalam kepuasan dan ketidakpuasan orang mengenai pekerjaan mereka. Ia menunjukkan bahwa hal ini memerlukan lebih dari sekedar kondisi hak yang baik, lingkungan kerja yang baik dan jaminan masa depan yang cerah. Kepuasan, tidak akan timbul jika keseluruhan kebutuhan manusiawinya tidak terpenuhi dan yang terpenting bagi mereka adalah : 1.
Kebutuhan memiliki peranan dan status yang dibatasi secara jelas dan mempunyai pengakuan dari teman-temannya
2.
Kebutuhan akan kesempatan mengembangkan karier
3.
Kebutuhan akan pemenuhan dan pekerjaan
Ketidak puasan terjadi bila kondisi hak-haknya kurang dari yang diharapkan atau usaha dibuat untuk menjauhkan mereka dari apa yang mereka harapkan. a). Peranan dari status Barangkali suatu keuntungan dari organisasi pekerjaan di laut di masa lampau dibandingkan dengan industri-industri lain, ialah bahwa setiap orang mengetahui peranan dan statusnya dari setiap orang lain di kapal. Mereka juga mengetahui kualifikasi perwira dan bawahan tertentu yang harus dipunyai sebelum mereka dapat memegang sesuatu posisi tertentu. Di dalam organisasi di kapal mereka juga mengetahui prospek karirnya. Di banyak perusahaan pelayaran, pengertian mengenai peranan dan prospek karir tetap ada, walaupun tersedianya posisi perwira senior di kapal biasanya mencerminkan kondisi ekonomi pelayaran yang berlangsung. Hal ini tidak hanya orang lain lebih senang jika pekerjaan/tugas mereka dirinci, tetapi karena kebutuhan untuk menekan perbedaan dengan caracara tradisional, yang cenderung menyimpan bertahun-tahun yang lalu kecuali langkah positif diambil untuk membawa perubahan. b) Pemenuhan Kebutuhan Kebutuhan akan pemenuhan pribadi di dalam pekerjaan adalah pada naluri orangorang yang memberi motivasi ke arah puncak kinerja, tetapi lebih dari itu diperlukan, dan ini biasanya ditemukan melalui keterlibatan pribadi yang lebih besar dari semua pekerjaan di dalam keputusan yang menyangkut pekerjaan mereka. Hal ini dapat di capai seperti industri-industri lain dan di kantor darat dalam sejumlah cara-cara dengan membuat para senior bertanggung jawab dalam cakupan tanggung jawab mereka.
113
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Jika tanggung jawab seperti yang tergabung dalam organisasi semi desentralisasi, tidak dapat dilaksanakan, lantas sebanyak mungkin tanggung jawab yang berkaitan dengan wewenang harus didelegasikan kepada pekerja senior. Sama halnya dengan di kapal, para senior harus didelegasikan sebanyak mungkin kepada tingkat yang serendah mungkin. Hal ini tidak berarti bahwa pengawasan pekerjaan pada semua tingkat harus berhenti, tetapi harus dengan tekanan yang berbeda yang harus diarahkan kepada bimbingan dan diskusi dari pada hanya sekedar mencek bahwa seseorang bekerja dan beberapa bayak yang ia telah perbuat. Keterlibatan dapat dicapai dalam sejumlah dengan cara lain, melalui komunikasi antar personil sebagai berikut : Pertemuan manajemen secara berkala dilakukan para perwira senior untuk mendiskusikan kemajuan rencana-rencana dan mencari jalan guna mencapai hasil yang akan datang dengan pendistribusian buruh atau bantuan antar departemen dan bekerja sama. Pertemuan ini harus diikuti oleh pekerja yang terlibat di dalam pengorganisasian pekerjaan yang sebenarnya, jika mereka belum menjadi anggota dalam pertemuan manajemen. Pandangan mereka harus ditujukan pada cara yang terbaik untuk melaksanaan tugas dan perkiraan tentang waktu guna menyelesaikan pekerjaan yang dimaksud. Pertemuan-petermuan yang sama yang menyangkut keselamatan harus disusun seteratur mungkin, dengan melibatkan wakil-wakil pekerja. Pertemuan ini harus diarahkan untuk menonjolkan bagian-bagian dimana keterampilan selanjutnya diperlukan dan menentukan lokasi tugas atau praktek-praktek yang terdapat bahaya dengan saran- saran untuk perbaikan. Pertemuan sosial harus juga diselenggarakan dari waktu ke waktu dengan wakil-wakil staf untuk mendiskusikan setiap ketidakpuasan dan mencari jalan perbaikan kehidupan sosial di kapal. Perwira-perwira yunior harus juga dilibatkan di dalam pertemuan pertemuan mengenai masalah- masalah operasional seperti muatan, jika pertemuan-pertemuan tersebut tidak berkaitan dengan pertemuan-pertemuan manajemen. Banyaknya pertemuan, lama waktunya dan formalitasnya harus dipertimbangkan hati-hati. Harus selalu ada sebuah agenda untuk memastikan bahwa semua hal-hal yang penting telah didiskusikan, terpisah dari pertemuan khusus untuk operasional dan keadaan darurat. Pertemuan mingguan seharusnya cukup untuk membahas masalah-masalah manajemen dan pertemuan bulanan untuk masalah-masalah keselamatan. Seperti yang dikatakan Parkinson : “Perkem-bangan menyesuaikan dengan waktu yang tersedia” dan ungkapan yang sama dapat dipakai mengenai diskusi. Dengan alasan ini waktu yang disediakan untuk pertemuan sedapat mungkin harus dibatasi. Sebagai acuan, waktu satu jam kiranya cukup untuk pertemuan- pertemuan rutin. Perhatian para Perwira senior terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain dan pandangan mereka mengenai kemajuan, waktu penyelesaian dan lain-lain, juga perlu memberi pekerja merasa keterlibatannya di kapal. Akhirnya pemenuhan atau pemekaran tugas seperti yang diistilahkan kadangkadang dapat juga dipakai dengan pemberian tugas dan tanggung jawab pribadi diluar peranan mereka yang biasa, seperti ahli listrik atau Nakhoda mengusahakan kantin kapal atau toko kapal. Tetapi hal ini harus diteliti bahwa di dalam mencari pemekaran tugas yang bersangkutan betul-betul tidak berlebihan.
114
Teknika Kapal Penangkap Ikan
C ) Disiplin Disiplin adalah keadaan tertib dan teratur dimana pelaut bekerja sesuai dengan standar kerja dan bertingkah laku sejalan pula dengan ketentuan-ketentuan perusahaan agar tujuan perusahaan dan pelaut itu sendiri dapat tercapai. Keadaan disiplin tidak akan terjadi apabila pelaut itu sendiri tidak mempunyai kemauan untuk berdisiplin. 7.9. MANAJEMEN PERKAPALAN Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penyerahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen dapat difinisi sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasi dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi - fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia atau kepegawaian, penyerahan dan kepemimpinan dan pengawasan. Manajemen dibutuhkan untuk semua organisasi baik manajemen di darat maupun di kapal karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada 3 alasan utama diperlukannya manajemen : 1.
Untuk mencapai tujuan
2.
Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
3.
Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
Manajemen perkapalan berbeda dengan manajemen industri di darat, dalam beberapa hal yang lebih penting adalah : 1.
Perusahaan perkapalan terdiri dari sejumlah unit-unit industri kecil yang bergerak yaitu kapal, dimana pada waktu tertentu menyebar mengikuti jarak jauh seluruh dunia dibandingkan dengan industri di darat yang beroperasi di tempat yang tetap
2.
Selama dalam pelayaran kapal dapat mengalami perubahan cuaca yang drastis dan dapat mengganggu pekerjanya baik fisik maupun mental termasuk kapal dan muatannya.
3.
Kapal beroperasi di lingkungan yang tidak ramah dan harus menyelesaikan dengan baik pada kondisi cuaca yang ekstrim.
4.
Selama di kapal pekerjaannya selalu dihadapkan resiko bahaya baik pada waktu dinas maupun di luar dinas, sebagai contoh pada waktu ada bahaya kebakaran, tenggelam, kandas dan lain-lain. Industri di darat beroperasi pada kondisi relatif tetap, orang yang dikerjakan atau ditempatkan dekat dengan pekerjaan dan mempunyai semua fasilitas dan sarana lainnya yang cukup. Industri di darat dalam merekrut pekerja sesuai dengan kebutuhannya baik dalam pendidikan, pengalaman dan kreteria-kreteria lain yang dipersyaratkan. Perusahaan pelayaran mendapat kesulitan di dalam merekrut orang yang sesuai untuk karier di laut dan dengan pendaftaran bendera asing yang banyak/luas dan agen-agen pengawakan dapat menemui kesulitan-kesulitan dalam mendapatkan crew yang berkualitas dan berpengalaman. Fasilitas pendidikan dan pelatihan maritim tidak selalu tersedia sebagaimana pendidikan
115
Teknika Kapal Penangkap Ikan
lain dan mungkin atau bisa jadi orang-orang kapal harus pergi jauh untuk mengikuti kursus-kursus yang berasrama. Perusahaan di darat mungkin menghadapi sejumlah hambatan apakah dikarenakan peraturan nasional maupun daerah atau perjanjian lokal dengan ikatan profesi atau serikat pekerja. Sebagai contoh persetujuan gaji minimum, batasan jam kerja atau hari-hari kerja. Hampir semua masalah tersebut di atas disusun untuk keuntungan buruh dan berhasil setelah melalui perjuangan bertahun-tahun. Kapal beroperasi selama 24 jam tiap hari dan awaknya disusun dengan sistem pergantian jaga. Mereka harus diatur untuk mengoperasikan kapal dengan efektif dan aman, terutama pada saat: 1.
Jaga laut dan jaga pelabuhan
2.
Penanganan muatan
3.
Perawatan kapal dan perlengkapannya
4.
Tugas-tugas pada saat tiba dan berangkat, tugas-tugas pada saat berlabuh.
5.
Tugas-tugas keselamatan
7.10.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB AWAK KAPAL
Awak kapal yang berada diatas kapal memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai dengan jabatan masing-masing. Adapun tugas dan tanggung jawab itu adalah : 1. Nahkoda. a. Mengoptimalkan hasil produksi. b. Mengoptimalkan hasil operasi dan hasil produktif (hari/trip). c. Pengendalian biaya kapal . d. Pengendalian biaya produksi . e. Keselamatan kapal. f. Kas besar. g. Bekerjasama dengan unit dalam: h. Pengendalian mutu hasil tangkapan. i. Pengamatan daerah tangkapan. 2. Mualim I a. Pengendalian mutu produk Mutu MTS (Mitramas), Mutu Non MTS (Mitramas), Rejek (penyortiran produk). b. Pengendalian mutu hasil processing. c. Pengendalian biaya kapal bagian deck. d. Administrasi kapal bagian deck. e. Penempatan dan pembongkaran muatan.
116
Teknika Kapal Penangkap Ikan
f. Kesiapan alat navigasi. g. Kesiapan skill dan mental menggantikan nahkoda jika berhalangan. 3. Mualim II a. Kesiapan alat produksi. b. Kesiapan alat bongkar muat. c. Kesiapan alat bantu olah gerak kapal diatas deck. d. Bekerjasama dengan chief cook mengendalikan biaya makan ABK e. Membantu tugas mualim 1. 4. Mualim III a. Pelaksana pengendalian es nelayan (ratio es : ikan = 1:2 ). b. Pelaksana pengendalian pengaturan kapal penangkap. c. Kas ikan. d. Membantu tugas-tugas mualim 1 dan mualim II. e. Bekerjasama dengan unit dalam investasi ABK (Anak Buah Kapal) kapal
penangkap. 5. Boatswain a. Pengendalian kesiapan alat dan bahan pemeliharan kapal (Rp/trip). b. Pengendalian kesiapan alat dan bahan alat kerja deck (Rp/trip). c. Koordinator pelaksanaan kerja deck yang diprogramkan mualim. d. Membantu mualim 1 dan ice master dalam penanganan hasil tangkap. 6. Ice Master a. Bekerjasama dengan mualim 1 dan KKM dalam penanganan hasil tangkapan. b. Bekerjasama dengan mualim 1 dan masinis 1 dalam pengaturan tata letak ikan di dalam palkah (fish hold). c. Membantu mualim III dalam pengendalian es nelayan. 7. KKM (Kepala Kamar Mesin) a. Mengoptimalkan daya kerja mesin pendingin utama (ton/hari). b. Pengendalian pemakaian bahan bakar dan pelumas . c. Pengendalian biaya operasi bagian mesin (RP/trip). d. Kesiapan mesin secara umum. 8. Masinis I a. Manajemen program kerja bagian mesin. b. Administrasi bagian mesin (intern/ekstern). c. Kesiapan main engine dan refrigerasi machine.
117
Teknika Kapal Penangkap Ikan
d. Kesiapan skill dan mental mengganti KKM bila berhalangan. e. Kerjasama dengan mualim 1 dan ice master dalam penempatan ikan di palkah. 9. Masinis II a. Investasi mesin, alat kerja mesin dan spare part. b. Kesiapan auxiliary engine dan kelistrikan. c. Bekerjasama dengan unit dalam penanganan mesin kapal penangkapan di fising ground yang tidak terjangkau unit. 10. Masinis III a. Kesiapan pesawat bantu mesin. b. Pengendalian alat dan bahan kerja mesin. c. Pengendalian bahan bakar dan minyak pelumas bagi nelayan (lt/kapal penangkapan/trip). 11. Juru Minyak a. Pelaksanaan kerja dan perawatan mesin. b. Pelaksanan kerja dan penanganan hasil tangkap. 12. Deck hand a. Pelaksana kerja dan pemeliharan deck. b. Pelaksana kerja dan penanganan hasil tangkap. 13. Chief cook a. Pemeliharaan dapur, ruang makan, gudang bahan makanan dan peralatan. b. Pengaturan menu makanan ABK (Anak Buah Kapal). c. Pengendalian biaya makan ABK , Rp/orang/ hari.
118