BAB 6 KESEJAHTERAAN
BAB 6 : KESEJAHTERAAN Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011 menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding tahun 2010.
Demikian pula dengan jumlah
pengangguran terbuka dari 5,16 persen pada Agustus 2010 menjadi 4,61 persen pada Februari 2011.
Angka tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa secara umum
kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan. 6.1. PENGANGGURAN Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 458.579 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010 yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Februari 2011 mencapai 437.459 atau naik 1,05% dibanding posisi Agustus 2010 yang tercatat sebanyak 432.926 jiwa. Satu hal yang positif adalah bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 4,61%, menurun dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami penurunan dari 64,42% menjadi 63,90% yang mungkin dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang lebih tinggi (2,71%) dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja (0,46%) dan pertumbuhan jumlah penduduk (1,26%).
Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan
Februari 2009 Bekerja 439,460 Pengangguran 23,429 Angkatan Kerja 462,889 Sekolah 53,158 Mengurus Rumah Tangga 150,822 Lainnya 30,285 Bukan Angkatan Kerja 234,265 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5.06 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 66.40 Jenis Kegiatan
Februari 2010 460,355 24,479 484,834 59,452 138,635 28,762 226,849 5.05 68.12
Agustus 2010 432,926 23,573 456,499 57,980 159,541 34,661 252,182 5.16 64.42
Februari 2011 437,459 21,120 458,579 71,393 162,649 24,979 259,021 4.61 63.90
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
57
BAB 6 KESEJAHTERAAN
Jika dilihat berdasarkan lapangan usaha penduduk yang bekerja, sektor pertanian nampaknya masih menjadi lapangan usaha sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo yaitu 179.933 orang (Februari 2011) atau 41,13 % dari total penduduk yang bekerja. Jumlah tersebut meningkat 1,67% jika dibandingkan dengan Agustus 2010.
Hal tersebut
merefleksikan bahwa Gorontalo masih tergolong sebagai daerah agraris dengan komoditi utama jagung dan padi. Sektor lainnya dengan pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah sektor jasa kemasyarakatan yaitu 87.087 jiwa atau sebesar 19,91% dari total tenaga kerja.
Tenaga kerja sektor ini tumbuh sebesar 7,09% dibandingkan bulan
Agustus 2010. Sementara sektor perdagangan meskipun pangsanya terhadap penyerapan tenaga kerja cukup tinggi (14,63%) namun pertumbuhannya relatif menurun dibandingkan posisi Agustus 2010 yaitu sebesar -10,14%. Tabel 6.2. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Februari 2010 Jumlah Persen Pertanian 194,987 42.36 Industri 41,393 8.99 Perdagangan 87,167 18.93 Angkutan 25,350 5.51 Jasa Kemasyarakatan 80,668 17.52 Lainnya 30,790 6.69 Total 460,355 100.0 Kegiatan Utama
Agustus 2010 Jumlah Persen 176,974 40.88 35,228 8.14 71,243 16.46 33,351 7.70 81,322 18.78 34,808 8.04 432,926 100.00
Februari 2011 Jumlah Persen 179,933 41.13 40,584 9.28 64,022 14.63 25,511 5.83 87,087 19.91 40,322 9.22 437,459 100.00
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo
6.2. KEMISKINAN Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga maret 2011 tercatat sebanyak 198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk), mengalami penurunan dibandingkan posisi Maret 2010 yang tercatat sebanyak 209.886 jiwa (23,19% dari jumlah penduduk) atau mengalami penurunan sebesar 4,44%. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret 2011 sebesar Rp187.215 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp15.844 perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2010 yang tercatat sebesar Rp171.371 perkapita per bulan.
58
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA
BAB 6 KESEJAHTERAAN Tabel 6.3. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
Tahun
Persentase Penduduk Miskin (%)
2010
209,886
23,19
2011
198,270
18,75
(11,616)
(4.44)
Perubahan
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
Jika dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2011, persentase penduduk miskin di provinsi Gorontalo terbesar berada di wilayah pedesaaan. Persentase penduduk miskin yang berada di pedesaan adalah sebesar 90,27% sementara di perkotaan sebesar 9,73% Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan diperlukan manajemen sumber daya lokal, penerimaan fiskal yang berpihak pada masyarakat miskin, dan juga alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan yang proporsional dan berkeadilan.
6.3. RASIO GINI Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan kesenjangan pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40% menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas.
Provinsi
Gorontalo
Tabel 6.4. Rasio Gini Provinsi Gorontalo 2005 2007 40% 40% 20% 40% 40% 20% populasi populasi populasi populasi populasi populasi Gini Ratio Gini Ratio dengan dengan dengan dengan dengan dengan pendapatan pendapatan pendapatan pendapatan pendapatan pendapatan rendah sedang tinggi rendah sedang tinggi
19.87
35.75
44.38
0.36
28.64
33.69
47.67
0.39
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
59
BAB 6 KESEJAHTERAAN
6.4. IPM (INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA) Index Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo sampai tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 65,60 tahun menjadi 66,19 tahun, kenaikan rata-rata lama sekolah menjadi 6,91 tahun dan kenaikan rata-rata pengeluaran riil dari Rp608,65 ribu menjadi Rp615,94 ribu. Kenaikan upah minimum provinsi menjadi salah satu pemicu peningkatan yang terjadi pada pengeluaran riil. Tabel 6.5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo
Komponen Pembentuk IPM Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Melek Huruf (%) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Rata-rata Pengeluaran Riil (ribuan Rp) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
2002 64.20 95.20 6.50 573.30 64.13
2004 64.50 94.70 6.80 585.90 65.4
2005 65.40 95.00 6.80 607.80 67.5
2006 65.60 95.70 6.80 608.65 68.01
2007 66.19 95.70 6.91 615.94 68.98
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Terdapat perbedaan angka IPM di provinsi, kota dan kabupaten di Gorontalo, hal ini disebabkan oleh adanya ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, layanan pendidikan, kesehatan dan ketersediaan infrastruktur yang terjadi sejak pemekaran wilayah. Pada tahun 2006 IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71,64 lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional, sedangkan IPM terendah di Kabupaten Boalemo sebesar 67,24. Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun 2006-2007 IPM Kab / Kota 2006 2007 Provinsi 68.01 68.83 Boalemo 66.4 67.24 Gorontalo 67.25 67.77 Pohwato 67.42 68.81 Bone Bolango 68.61 69.97 Gorontalo Utara 66.12 67.48 Gorontalo 71.29 71.64 Indonesia 70.1 70.59 Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Sementara itu arah pembangunan Gorontalo ke depan memfokuskan pada pembangunan 15 kecamatan ber-IPM terendah dengan menyentuh tiga aspek yakni pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Adapun 15 kecamatan ber-IPM terendah antara lain : Kec. Motilango, Pulubala, Telaga Biru, Boliyohuto, Tibawa, Wonosari, Botumoito, Pohuwato, Patilanggio, Taluditi, Paguat, Tapa, Atinggola, Tolinggula, Anggrek dan Kwandang 60
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan III-2011 diperkirakan lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010. Kegiatan lebaran dan persiapan kampanye Pilkada diperkirakan mampu mendorong perekonomian tumbuh lebih baik. Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 diproyeksikan pada kisaran 8 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,9% (y.o.y). Kenaikan inflasi triwulan III-2011 diperkirakan akibat dari melonjaknya permintaan masyarakat menyambut periode Ramadhan yang jatuh pada bulan Agustus 2011. Kinerja perbankan pada triwulan III-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. 7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2011
Perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,5 – 8,0% (y.o.y). Kegiatan lebaran diperkirakan memberikan dorongan bagi kegiatan konsumsi masyarakat. Hal ini tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia bulan Juli 2011 yang mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Ekspektasi Konsumen yang meningkat dibandingkan triwulan lalu. Perkiraan peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2011 juga ditunjukkan oleh hasil survei tendensi konsumen BPS Gorontalo. Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan III‐2011 diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan pendapatan rumah tangga. Realisasi Gaji ke-13 yang telah dibayarkan di bulan Juli 2011 diperkirakan menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Namun melemahnya daya beli petani diperkirakan menjadi sedikit peredam pertumbuhan pada triwulan III-2011. NTP pada Juli 2011 masih menunjukkan tren yang menurun dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
61
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
Grafik 7.2 Survei Konsumen Bank Indonesia
Grafik 7.3 Indeks Tendensi Konsumen BPS
Sementara itu kinerja pertanian bertumpu pada kinerja pertanian jagung yang akan memasuki masa panen pada triwulan III-2011. Distan Prov. Gorontalo mengestimasikan bahwa sebesar 19.478 ha areal jagung akan dipanen pada triwulan III-2011 lebih tinggi dibandingkan luasan areal panen jagung pada triwulan II-2011 yakni sebesar 5.863 ha. Sementara untuk pertanian padi, luasan areal panen pada triwulan III-2011 diperkirakan sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.
Grafik 7.4 Perkembangan Luas Tanam Padi
Grafik 7.5 Perkembangan Luas Tanam Jagung
Sampai dengan akhir tahun 2011, secara kumulatif tahunan perkembangan pertanian padi akan lebih baik namun untuk jagung diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2010. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM II-2011 memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2011 sebesar 287.304 ton atau tumbuh 13,31 % (y.o.y), lebih baik dibandingkan pertumbuhan produksi padi tahun 2010 sebesar -1,31 % (y.oy) sementara produksi jagung tahun 2011 diperkirakan mencapai 685.864 ton atau tumbuh 0,99% (y.o.y), melambat dibandingkan pertumbuhan produksi jagung tahun 2010 sebesar 19,34 % (y.oy). Semakin terbatasnya luas lahan menjadi hal yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan produksi pertanian di Gorontalo.
62
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
7.2 OUTLOOK INFLASI
Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.6 Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo (%)
Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2011 sebesar 7,11% (yoy) sejalan dengan proyeksi sebelumnya sebesar 7 ± 1% (yoy). Sementara itu, pada triwulan III-2011 diperkirkan inflasi akan meningkat pada kisaran 8 ± 1% (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Kenaikan inflasi triwulan III-2011 diperkirakan akibat dari melonjaknya permintaan masyarakat menyambut periode Ramadhan yang jatuh pada bulan Agustus 2011. Kecenderungan tren kenaikan harga-harga bahan makanan diperkirakan mencapai puncaknya pada saat Lebaran. Tekanan kenaikan harga pada komoditas beras, daging, ikan, dan bumbu-bumbuan merupakan cerminan dari konsumsi masyarakat Gorontalo yang tinggi pada periode Ramadhan. Indikasi tekanan inflasi dapat ditunjukkan oleh hasil survey ekspektasi harga jual oleh para produsen pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan.
Sumber: SKDU, Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.7 Ekspektasi Harga Jual
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
63
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
7.3 OUTLOOK PERBANKAN Kinerja perbankan pada triwulan III-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Beberapa asumsi yang mendorong hal tersebut antara lain permintaan domestik selama musim akademik baru, puasa, lebaran dan permintaan menjelang pilkada Gubernur Gorontalo.
Kondisi tersebut diperkirakan akan memberikan peluang bagi
peningkatan penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang. Sementara itu, suku bunga perbankan gorontalo diperkirakan masih akan berada pada level stabil seiring dengan himbauan Bank Indonesia dan berbagai pihak kepada perbankan untuk mendukung perkembangan sektor riil yang telah direspons oleh beberapa bank melalui penurunan suku bunga kredit. Hasil Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) mengkonfirmasi perbaikan prospek perbankan kedepan melalui ekspektasi usaha sektor keuangan kedepan yang mengalami peningkatan saldo bersih sebesar 10,00% dan saldo bersih tertimbang 0,03%.
Jawaban Responden (%)
80.00 70.00 60.00 50.00 40.00
30.00 20.00 10.00 -
Meningkat
Tetap
Menurun
Triwulan I-11
10.00
50.00
40.00
Triwulan II-11
30.00
70.00
0.00
Sumber: Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.8 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan
64
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA
LAMPIRAN Makro Ekonomi Regional-Inflasi-Perbankan
1. MAKROEKONOMI REGIONAL Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah) Sisi Permintaan KOMPONEN Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2010 I
Pembentukan Modal Tetap Bruto
2011 III
IV
I *)
II
784,798
841,110
907,059
982,791
949,178
982,500
519,781
546,905
579,341
615,389
629,851
648,494
7,397
7,752
7,934
7,835
8,043
8,357
257,619
286,453
319,784
359,568
311,284
325,649
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
II
228,749
244,263
262,782
286,939
259,373
264,461
(72,223)
(119,132)
(159,816)
(228,366)
(117,857)
(133,739)
Ekspor Barang dan Jasa
104,819
110,995
118,846
95,707
93,093
96,168
Impor Barang dan Jasa
344,759
352,582
368,958
405,606
423,380
429,265
701,383
724,653
759,912
731,465
760,407
780,125
III
IV
Perubahan Stok
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Sisi Penawaran SEKTOR 1. PERTANIAN
2010 I
II
202,910.92
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
211,788.25
2011 222,714.91
196,262.44
I
II
223,179.82
224,787.49
7,961.24
8,142.31
8,682.90
8,359.94
8,257.09
8,584.55
55,015.76
55,404.57
58,447.51
58,625.45
57,776.66
59,257.96
3,955.07
4,057.15
4,179.22
4,325.13
4,384.61
4,478.28
5. BANGUNAN
61,704.57
62,974.76
67,440.50
67,803.09
66,678.94
69,915.64
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
97,125.44
100,459.16
106,849.22
107,653.33
109,420.78
113,410.97
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
74,180.78
76,493.14
79,482.14
80,207.80
81,140.56
83,224.36
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
60,803.88
62,593.54
65,824.82
66,410.89
66,363.76
68,321.45
137,724.96
142,740.17
146,291.19
141,895.20
143,204.96
148,143.80
701,382.61
724,653.05
759,912.40
731,543.26
760,407.19
780,124.51
9. JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam persen) Sisi Permintaan KOMPONEN
2010 I
Konsumsi
II
2011 III
IV
I
II
11.47
13.57
14.44
18.78
20.95
16.81
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
10.93
13.96
15.26
22.28
21.18
18.58
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
12.07
13.97
8.41
7.55
8.73
7.81
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
12.54
12.82
13.14
13.48
20.83
13.68
Pembentukan Modal Tetap Bruto
1.30
5.36
6.26
7.43
13.39
8.27
5.50
46.43
63.33
15.33
63.18
12.26
Ekspor Barang dan Jasa
4.13
5.67
18.73
(7.64)
(11.19)
(13.36)
Impor Barang dan Jasa
9.47
9.85
14.13
22.70
22.80
21.75
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
8.38
7.33
5.71
9.25
8.42
7.65
Perubahan Stok
Sisi Penawaran SEKTOR 1. PERTANIAN
2010 I
II
2011 III
IV
I
II
1.52
1.35
1.22
14.10
9.99
6.14
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
20.65
13.07
7.52
3.20
3.72
5.43
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
11.05
10.33
6.96
7.23
5.02
6.96
7.72
9.15
5.63
8.79
10.86
10.38
19.25
12.84
8.86
7.26
8.06
11.02
9.02
9.79
10.59
11.35
12.66
12.89
11.81
9.17
9.10
9.52
9.38
8.80
8.36
9.50
9.08
8.88
9.14
9.15
10.92
9.34
4.18
3.84
3.98
3.79
8.38
7.33
5.71
9.26
8.42
7.65
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
2. INFLASI Tabel 2.A PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI GORONTALO 2010
Kelompok / Sub kelompok
MAR
UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan
3.59 5.1 7.46 0.31 5.58 10.14 -2.47 25.92 4.09 27.79 -17.84 6.45 2.3 5.93 2.13 13.53 6.4 3.06 4.23 0.01 1.12 4.35 -0.18 0.23 0.02 0 -1.32 9.35 31.53 15.78 0 1.24 0.36 0 42.16 0.51 -1.29 -0.46 -0.06 0.41 -1.83 0.4 0.34
JUNI 2.73 2.03 5.97 0.63 -8.8 9.94 -2.91 30.25 9.04 -4.61 26.78 -7.23 0.95 5.56 2.21 8.38 7.43 3.57 5.74 0.04 2.29 0.25 2.25 0.46 0.49 0 10.81 7.36 31.53 7.94 0 0.63 0.35 0 42.16 0.62 -1.36 -0.46 -0.4 0.16 -2.98 1.78 0.34
2011
SEPT 7.6 15.63 16.62 5.29 15.86 8.01 -0.92 21.8 4.57 20.07 49 -7.73 0.83 7.87 1.57 13.21 11.34 3.45 4.08 3.11 2.12 1.68 3.05 3.43 0.55 0.75 9.34 2.37 0 7.23 0 1.65 0.41 -0.13 0 2.22 0.46 0.07 2.57 2.2 1.71 14.08 0
DEC 7.43 16.20 20.20 6.19 8.83 6.86 3.27 -0.96 14.95 9.93 77.12 -3.42 4.37 7.08 1.00 8.23 12.05 2.51 2.85 3.08 1.13 0.57 3.23 3.79 0.10 2.30 8.50 2.32 0.00 6.86 0.00 1.68 0.51 -0.13 0.00 2.15 0.85 0.00 2.53 1.60 3.72 13.63 0.00
JAN 7.13 15.26 15.58 6.8 2.7 1.39 3.74 10.05 12.1 0.3 112.85 -2.62 4.37 6.1 1.05 3.56 11.69 3.13 3.95 3.04 1.56 0.1 3.37 3.76 0.09 2.57 9.01 3.36 0 6.92 17.1 1.65 0.42 -0.13 0 1.61 0.82 0 2.16 1.07 3.72 13.63 0
FEB 5.28 8.33 6.47 4.2 -3.94 1.48 3.59 18.12 13.41 -22.44 103.47 -5.58 4.78 5.56 1.07 0.72 11.69 4.44 6.23 3.04 1.01 0.1 3.84 4.07 0.42 2.93 10.21 3.28 0 6.04 17.1 1.85 1.11 -0.13 0 2.55 2.6 0 1.86 0.59 3.72 14.15 0
MAR
APR
5.77 8.5 8.41 3.88 -1.17 2.46 5.21 0.86 16.27 -20.58 97.34 -4.95 4.78 8.32 2.36 2.08 16.31 4.21 5.37 3.04 1.34 2.31 4.14 4.07 0.31 3.72 11.24 2.22 0 0.24 17.1 2.2 1.18 -0.13 0 2.69 2.77 0 2.44 1.42 3.72 14.15 0
MEI
6.17 8.7 9.65 4.7 1.91 9.76 3.76 14.74 16.02 -8.45 54.6 -1.89 4.78 8.71 2.35 4.09 16.31 4.74 5.99 3.04 2.36 2.95 5.86 5.21 2.46 3.79 14.83 2.53 0 0.22 17.1 2.84 1.28 -0.13 0 2.37 2.74 8.22 2.78 1.92 3.72 14.15 0
6.69 11.38 12.76 6.20 15.66 13.71 3.09 4.39 13.01 -1.74 18.00 7.95 4.78 5.86 2.35 0.07 11.21 5.09 6.38 3.04 1.95 4.26 6.19 5.33 2.46 4.58 15.47 3.33 0.00 0.47 17.10 4.27 0.60 -0.13 0.00 -1.05 2.15 8.22 3.10 2.11 4.94 12.59 0.00
JUNI 7.11 12.04 13.18 6.68 9 8.67 5.74 -17.05 13.74 34.39 45.46 8.38 5.25 7.44 6.58 -0.16 11.21 5.05 6.27 3.1 2.29 4.23 5.12 4.76 2.07 4.72 10.98 3.43 0 0.47 17.1 4.46 0.6 -0.13 0 -1.05 2.15 8.22 3.36 2.45 4.94 13.17 0
Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO Disagregasi Total Inflasi Core Inflation Volatile Food Administered Price
MAR 3.59% 3.32% 5.05% 2.13%
Total Inflasi Core Inflation Volatile Food Administered Price
-0.47% 0.09% -1.71% 0.16%
No
Inflasi Tahunan
2010 JUNI SEPT DES JAN 2.73% 7.60% 7.43% 7.13% 3.41% 3.40% 2.68% 2.79% 1.95% 15.71% 16.30% 15.41% 2.39% 5.30% 5.25% 4.90% Inflasi Bulanan (mtm) 0.20% 0.36% 0.59% 0.10% 0.23% 0.03% 0.19% 0.56% 0.29% 0.22% 1.22% -0.32% -0.02% 1.24% 0.46% -0.21%
FEB 5.28% 3.43% 8.40% 4.69% -0.07% 0.55% -0.83% -0.20%
2011 MAR APR 5.77% 6.17% 3.53% 4.23% 8.57% 8.69% 6.52% 6.75% -0.01% 0.20% -1.56% 1.92%
Tabel 2.C INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG 2010
Inflasi Umum 1 Bahan makanan 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 4 Sandang 5 Kesehatan 6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
3 3.59% 5.10% 5.93% 3.06% -0.18% 9.35% 0.36% -0.06%
6 2.73% 2.03% 5.56% 3.57% 2.25% 7.36% 0.35% -0.40%
9 7.60% 15.63% 7.87% 3.45% 3.05% 2.37% 0.41% 2.57%
12 7.43% 16.20% 13.43% 12.53% 6.39% 2.32% 0.51% 2.53%
1 7.13% 15.26% 6.10% 3.13% 3.37% 3.36% 0.42% 2.16%
2 5.28% 8.33% 5.56% 4.44% 3.84% 3.28% 1.11% 1.86%
MAY 6.69% 4.27% 11.35% 5.30%
JUN 7.11% 4.64% 12.07% 5.47%
0.92% 0.12% 2.68% 0.08%
0.60% 0.59% 0.94% 0.14%
-0.50% 0.56% -2.49% 0.21%
2011 3 5.77% 8.50% 8.32% 4.21% 4.14% 2.22% 1.18% 2.44%
4 6.17% 8.70% 8.71% 4.74% 5.86% 2.53% 1.28% 2.78%
5 6.69% 11.38% 5.86% 5.09% 6.19% 3.33% 0.60% 3.10%
6 7.11% 12.04% 7.44% 5.05% 5.12% 3.43% 0.60% 3.36%
3. PERBANKAN Tabel 3.A PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO
Tabel 3.B PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO
Sumber : Bank Indonesia
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Inflasi
Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah
barang
dan
jasa
yang
dikonsumsi
oleh
masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan. Food Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis barang-barang makanan.
Administered Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah, seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll.
Traded Inflation
Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori barang yang dapat diperdagangkan secara international.
Inflation Month to Month
Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya (inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m)
Inflasi Year to Date
Inflasi
kumulatif
merupakan
inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total dan disingkat (y-t-d) Inflasi Year on Year
Atau
inflasi
tahunan
adalah
Inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o-Y) Inflasi Quarter to Quarter
Atau
inflasi
triwulan
adalah
inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga konsumen
pada
akhir
triwulan
yang
bersangkutan
dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering disebut (q-t-q)
PDB dan PDRB
Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah (kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional bruto)
Pertumbuhan
Year
on Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang
Year
mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o-Y)
Pertumbuhan Melambat
Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
M1
Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral
M2
Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).
Mo
Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank sentral.
Uang Kartal
Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Uang Giral
Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.
NIM
Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.
NPLs
Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit bermasalah,
dengan
kolektibiltas
kurang
lancar
diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
(3),
Restrukturisasi kredit
Upaya
yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan
agar debitur dapat memenuhi kewajibannya
yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan. UMKM
Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.
UYD
Singkatan
dari
uang
yang
diedarkan,
adalah
uang
kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank. Inflow
Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.
Outflow
Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.
Netflow
Selisih antara outflow and inflow.
PTTB
Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.