BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menganalisis managemen laba sebagai proses interaksi strategik antara prinsipal dan agen melalui sudut pandang Game Theory. Penelitian ini melakukan proses pembangunan model berbentuk ekstensif dengan menganalisis faktor pensaatan informasi skema remunerasi, jenis usaha manager serta jenis skema remunerasi terkait dengan laba untuk mengetahui probabilitas terjadinya managemen dan apakah managemen laba dilakukan dalam perspektif oportunistik dan efisien. Penelitian ini memandang manager sebagai komponen penting dalam managemen laba dan akan memperoleh manfaat dari dilakukannya managemen laba. Di sisi lain pemegang saham seringkali menjadi korban langsung dari managemen laba jika dilakukan dalam perspektif oportunistik. Dalam operasi perusahaan tidak peduli apapun motif yang dimiliki oleh manager, pilihan atas perilaku managemen laba akan mengikuti prinsip maksimisasi payoff ekspektasian. Dengan demikian maka ada dua cara untuk mereduksi perilaku managemen laba, yaitu dengan mereduksi manfaat yang bisa diperoleh manager atas managemen laba dan meningkatkan biaya yang harus ditanggung atas dilakukannya managemen laba.
349
Penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena managemen laba bisa dimodelkan melalui Game Theory yang menggambarkan fenomena managemen laba dan menjelaskan tendensi terjadinya managemen laba dalam perspektif oportunis dan efisien. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini memodelkan “Game of Earnings Management” melalui pembangunan model dengan bentuk ekstensif yang menggambarkan berbagai alternatif strategi yang bisa dilakukan oleh agen dan prinsipal dalam peristiwa managemen laba. 2. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan model jika kompensasi diketahui di awal dan di akhir periode. Kompensasi yang diketahui di awal periode akan lebih mendorong managemen untuk melakukan managemen laba untuk mencapai payoffs terbaik bagi prinsipal dan agen dibandingkan apabila skema remunerasi diketahui di akhir periode. 3. Skema renumerasi berbasis laba akan mengarahkan managemen laba dilakukan pada perspektif efisien dibandingkan dengan remunerasi yang tidak berbasis laba. 4. Managemen yang melakukan high effort akan cenderung melakukan managemen laba dalam perspektif efisien dibandingkan manager yang melakukan low effort. 5. Proposisi-proposisi yang diperoleh dari hasil pembangunan model dan analisis adalah sebagai berikut:
350
5.1. Pada kondisi dimana paket remunerasi diketahui di awal periode kontrak, maka dari pemodelan dan proses analisis, diturunkan proposisi-proposisi sebagai berikut: 1. Probabilitas Manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di awal periode kontrak akan berkorelasi positif dengan probabilitas peningkatan jumlah bonus 2. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di awal periode kontrak akan berkorelasi positif dengan probabilitas peningkatan reputasi manager karena level usaha yang tinggi, 3. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di awal periode kontrak akan berkorelasi positif dengan probabilitas peningkatan reputasi manager karena tingkat laba yang tinggi, 4. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di awal periode kontrak akan berkorelasi negatif dengan peningkatan biaya untuk melakukan managemen laba, 5. Probabilitas manager akan melakkan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di awal periode kontrak akan berkorelasi positif dengan probabilitas peningkatan nilai perusahaan,
351
6. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di awal periode kontrak akan berkorelasi positif dengan probabilitas peningkatan laba perusahaan 5.2. Sedangkan pada kondisi di mana paket remunerasi diketahui di akhir periode kontrak, maka dari pemodelan dan proses analisis, diturunkan proposisi-proposisi sebagai berikut: 1. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di akhir periode kontrak akan berkorelasi positif dengan probabilitas peningkatan cost karena agen melakukan high effort. 2. Probabilitas manager melakukan managemen laba secara efisien jika kompensasi diketahui di akhir kontrak akan berkorelasi positif dengan Peningkatan biaya karena agen melakukan managemen laba, 3. Probabilitas manager melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di akhir kontrak akan berkorelasi positif dengan probabilitas peningkatan reputasi manager karena memperoleh laba yang tinggi. 4. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di akhir kontrak akan berkorelasi positif dengan probabilitas peningkatan reputasi manager karena melakukan high effort. 352
5. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien akan berkorelasi negatif dengan penurunan utilitas atas perilaku managemen laba karena prinsipal memberikan remunerasi yang independen terhadap laba, 6. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di akhir periode kontrak akan berkorelasi secara negatif dengan probabilitas disutilitas jika managemen laba terdeteksi. 7. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di akhir periode kontrak akan berkorelasi secara positif dengan probabilitas peningkatan nilai perusahaan karena peningkatan laba. 8. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di akhir periode kontrak akan berkorelasi secara positif dengan probabilitas peningkatan laba perusahan, 9. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di akhir periode berkorelasi negatif dengan probabilitas penurunan utilitas apabila managemen laba terdeteksi. 10. Probabilitas manager akan melakukan managemen laba secara efisien jika remunerasi diketahui di akhir periode akan berkorelasi secara positif
353
dengan peningkatan biaya monitoring karena managemen melakukan managemen laba. Penelitian ini menyimpulkan bahwa analisis terhadap managemen laba yang dilakukan menggunakan Game Theory bisa menjelaskan dan memprediksi kemungkinan femonema managemen dalam perspektif oportunis dan efisien. Penelitian ini memberikan penjelasan bagaimana fenomena managemen laba memiliki kecenderungan untuk menggunakan perspektif efisien dan oportunistik berdasarkan kemungkinan payoff yang akan diterima prinsipal dan manager terhadap strategi yang mereka jalankan. Penelitian ini juga memberikan prediksi bagaimana alternatif strategi yang tersedia bagi manager dan prinsipal bisa memprediksi kemungkinan manager akan melakukan managemen laba dalam perspetif atau perspektif efisien. Hal ini bisa memberikan informasi bagaimana sebaiknya suatu kontrak didisain untuk membatasi managemen untuk membatasi manager tidak melakukan managemen laba dalam perspektif oportunis dan mengarahkan manager untuk melakukan managemen laba dalam perspektif efisien. 5.2. Keterbatasan Penelitian ini menggunakan teknik analitikal berbasis Game Theory. Metode analitikal menggunakan basis logika yang memiliki karakter berbeda dengan metode
354
empirikal. Ukuran reliabilitas dan validitas tidak bisa ditetapkan melalui standarisasi menggunakan alat bantu statistik. Pembangunan model managemen laba dilakukan melalui observasi atas fenomena managemen laba dengan menggunakan asumi-asumsi tertentu. Pengujian empiris atas proposisi yang ditawarkan dalam penelitian ini bisa dilakukan namun harus mempertimbangkan benang merah yang kuat antara konstruk yang termuat dalam poin poin disagregasi payoffs permainan, dan memilih variabel yang tepat untuk mewakili tiap tiap poin tersebut. 5.3. Implikasi Hasil penelitian ini memberikan implikasi dalam berbagai aspek sebagai berikut: 5.3.1. Kebijakan Meletakkan dasar pemikiran kebijakan bagi pihak-pihak terkait seperti: 1. Otoritas pemerintah terkait dengan regulasi pasar modal. Otoritas sebaiknya mempertimbangkan regulasi untuk tetap mampu menjaga managemen laba dalam perspektif efisien dengan menetapkan kebijakan . 2. Prinsipal. Prinsipal bisa melakukan kontrak yang efisien dalam seting agensi. Hal ini dilakukan supaya managemen dalam menjalankan operasional perusahaan
lebih
mengedepankan
kepentingan
pemegang
saham
dibandingkan kepentingan personalnya. Kondisi ini akan lebih mengarahkan
355
manager untuk melakukan managemen laba dalam perspektif efisien alih-alih dalam perspektif oportunistik. 3. Regulasi atas pengungkapan laporan keuangan. Pengungkapan laporan keuangan dilakukan untuk memproteksi pemegang saham dan pihak-pihak yang
memiliki
kepentingan
terhadap
laporan
keuangan
tersebut.
Pengungkapan laporan keuangan interim yang reliabel dan bisa dipercaya oleh pihak-pihak yang mempergunakannya sebagai informasi dalam proses pengambilan keputusan
merupakan salah satu mekanisme pengendalian
terhadap kinerja managemen. Hal ini memampukan prinsipal melakukan monitoring terhadap kemungkinan terjadinya managemen. Peningkatan standar pelaporan keuangan diharapkan akan merestriksi perilaku managemen laba. 5.3.2. Praktik: Penelitian ini diharapakan mampu memberikan wacana praktik untuk yang mengarahkan kontrak antara manager dan prinsipal untuk menerapkan strategi dalam bentuk kebijakan kontrak yang mampu menjaga dan mengarahkan managemen laba untuk berada pada sisi efisiennya dengan cara: 1. Meningkatkan monitoring terhadap perilaku managemen laba 2. Memberikan kontrak yang mengurangi tingkat ketidakpastian terhadap payoffs yang diterima oleh manager.
356
3. Memberikan kontrak berbasis prestasi managemen dalam mencapai kinerja laba 5.3.3. Teoritikal 1. Penggunaan metodologi analitikal dalam bidang akuntansi kurang banyak dieksplorasi dibandingkan dengan metode empirikal. Metode ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam bangungan keilmuan dalam hal metode penelitian yang bisa diterapkan di bidang akuntansi. 2. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran bagaimana membangun teori berdasarkan fenomena dengan Game Theory.Adaptasi penggunaan Game Theory di bidang ilmu akuntansi memberikan banyak kemungkinan diaplikasikan. Game Theory yang merupakan alat untuk menganalisis proses interaksi antara konstituen yang terlibat dalam suatu fenomena mampu memberikan penjelasan bagaimana keputusan akan dihasilkan dalam interaksi tersebut. 3. Pembangunan model dalam penelitian ini memberikan wacana alternatif membangun teori dengan mengobservasi fenomena dan menganalisis melalui Game Theory. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar pijakan untuk melakukan penelitian empirik dengan menurunkan proposisi yang dihasilkan menjadi hipotesis yang bisa diuji secara empirik.
357
5.4. SARAN 1. Menyederhanakan model fenomena managemen laba dalam format matriks. Hal ini akan membuat kalkulasi payoffs menjadi lebih mudah dilakukan walaupun disisi lain harus diimbangi dengan peletakan asumsi yang lebih rigid dalam membangun model. 2. Melakukan penelitian empirikal untuk menguji proposisi yang ditawarkan dalam penelitian ini sesuai dengan data yang tersedia di lapangan. 3. Memasukkan strategi-strategi lain yang relevan dalam peristiwa managemen laba dalam proses pembangunan model. 4. Membangun model yang melibatkan pemain lain yang memiliki kepentingan terhadap managemen laba, misalnya: regulator dan auditor eksternal. Hal ini diharapkan akan mampu memotret managemen laba dalam konteks yang lebih komprehensif dan melibatkan semua pihak yang memiliki kepentingan dalam femonema managemen laba.
358