BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya frontliner perusahaan, dalam hal ini secara khusus di bidang teknik (mekanik dan parts man) serta non teknik (salesman) yang terlatih untuk selalu dapat memenuhi standar kualitas pelayanan pelanggan, yang semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya kompetisi di pasar otomotif terutama di pasar komersil.
Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini harus memiliki desain bangunan yang tanggap akan lingkungan sekitar. Rancangan hemat energi atau efisiensi energi dibutuhkan untuk menerapkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Mengingat proyek dibangun bukan hanya untuk generasi kini, tetapi untuk generasi kelak di masa depan yang harus mempertimbangkan keharmonisan dengan lingkungan sejak dini. Perancangan hemat energi pada nantinya diharapkan mampu menghasilkan bangunan yang dapat meminimalkan konsumsi energi, sehingga menghasilkan sebuah bangunan yang tanggap terhadap kelestarian lingkungan sekitar.
101
V.2. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.2.1
Konsep Perancangan Kegiatan Adapun jenis kegiatan dan sifat kegiatan yang ada di dalam proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini yakni sebagai berikut : PELAKU
KEBUTUHAN
JENIS KEGIATAN
RUANG Staf / Karyawan
Pelatih / Trainer
Peserta Pelatihan
Service
SIFAT RUANG
Ruang Kerja
Istirahat / Tidur
Privat
Ruang rapat
Tempat rapat
Privat
Bengkel
Servis kendaraan
Semi-Publik
Toilet
Buang Air
Servis
Ruang Kerja
Bekerja
Privat
Kamar Tidur
Istirahat/Tidur
Privat
Toilet
Buang air, Mandi
Servis
Ruang Kelas
Belajar
Privat
Kamar Tidur
Tidur
Privat
Toilet
Buang air, Mandi
Privat
R. Teknisi
Mengontrol M & E
Servis
R. Genset
Meletakkan Genset
Servis
R. Panel
Mengatur Listrik
Servis
102
Keseluruhan
R. Serba Guna
Tempat Pertemuan
Semi-private
Lobby
Sirkulasi
Publik
Tempat Parkir
Parkir
Publik
Tabel 21 : Kebutuhan Ruang pada Pusat Pelatihan
V.2.2 Lokasi Konsep Pencapaian Menuju Tapak Pencapaian menuju tapak yang direncanakan meliputi jalan masuk/ keluar kendaraan Pusat Pelatihan, side entrance untuk kendaraan servis dan entrance pedestrian untuk pejalan kaki adalah sebagai berikut:
Gambar 43 : Konsep pencapaian pada tapak
103
Pintu masuk utama (Main Entrance) kendaraan yang menuju Pusat Pelatihan terletak pada Jalan Benyamin Suaeb dikarenakan terletak di pinggir jalan besar, sehingga memudahkan akses menuju Pusat Pelatihan. Pintu keluar tapak juga akan diletakkan pada pinggir jalan Benyamin Suaeb sehingga akan menciptakan sirkulasi kendaraan yang baik. Pintu servis (side entrance) terletak di Jalan Rajawali Selatan, agar terpisah dari pintu masuk utama. Hal ini dimaksudkan agar kegiata servis tidak mengganggu aktifitas utama Pusat Pelatihan. Pada side entrance ini hanya dikhususkan bagi kendaraan service. Antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor di buat pemisahan area sehingga tidak terjadi crossing, yaitu berupa pedestrian di jalan utama yang menjadi titik pertemuan sirkulasi bagi masyarakat sekitar tapak.
V.2.3 Tapak Konsep Sirkulasi Dalam Tapak Berdasarkan konsep pencapaian, konsep sirkulasi dalam tapak menggunakan pola grid untuk kendaraan dimana kendaraan diarahkan dan jelas menuju bangunan agar memudahkan pengguna kendaraan dan tidak mengganggu aktifitas di dalam tapak. Sementara untuk pejalan kaki menggunakan pola linier dimana mendapatkan akses langsung masuk ke bangunan dari jalan utama dengan melewati ruang publik.
104
Gambar 44 : Konsep sirkulasi pada tapak
Konsep Orientasi Bangunan Berdasarkan hasil analisa dari orientasi massa bangunan yang ditentukan oleh faktor matahari, angin dan kebisingan. Maka orientasi massa bangunan adalah :
105
Gambar 45 : Konsep orientasi bangunan
Massa bangunan Pusat Pelatihan memanjang dengan orientasi utara – selatan. Orientasi selatan – utara (sumbu panjang sejajar sumbu barat – timur) dapat mengurangi luas dinding yang terpapar oleh panasnya matahari pagi dan sore. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi beban AC. Pusat Pelatihan bagian yang
menghadap sisi timur dikarenakan agar mudah terlihat dari sisi jalan utama tapak, Tetapi hal ini perlu diantisipasi dengan pengolahan fasad dan pendukungnya agar panas dan radiasi sinar matahari pagi tidak masuk ke dalam bangunan Pusat Pelatihan. Disekitar bangunan diberikan pepohonan sebagai sound buffer dari bising dan penghijauan lingkungan, selain itu juga berfungsi sebagai elemen pendukung estetika bangunan. Arah bangunan Pusat Pelatihan disesuaikan dengan arah angin karena memiliki tingkat ketinggian yang tinggi namun
106
tetap memperhatikan aspek bentuk dinamis selain itu pohon yang tadinya berfungsi sebagai buffer juga dapat untuk membelokan angin ke dalam ruangan. Konsep Gubahan Massa Zoning Vertikal
Gambar 46 : Zoning vertikal bangunan
Memaksimalkan penghijauan pada tapak agar terlihat selaras dengan lingkungan. Area perkantoran diletakkan pada lantai bawah, sementara area pelatihan (ruang-ruang kelas diletakkan pada lantai 2 & 3. Hal ini dimaksudkan agar fungsi utama dari bangunan yakni pendidikan terletak lebih privat. Sementara itu area hunian diletakkan pada lantai atas. Konsep Penzoningan
107
Gambar 47 : konsep penzoningan
Zona hunian diletakkan di bagian utara tapak dan menghadap jalan Benyamin Suaeb agar menghindari kebisingan
Zona Pusat Pelatihan diletakan menghadap depan dan timur tapak agar mudah diakses oleh masyarakat umum dan terlihat dari luar
Zona servis diletakkan di bagian barat tapak untuk melindungi zona lain dalam tapak dari panas dan radiasi sinar matahari dan tidak terlihat dari pinggir jalan besar.
V.2.4 Bangunan Struktur dan Utilitas Bangunan Konsep Sistem Struktur
108
Pondasi yang digunakan untuk proyek ini dipertimbangkan dengan penghematan energi adalah pondasi tiang pancang karena faktor pengerjaanya yang cepat sehingga energi yang digunakan tidak banyak.
Gambar 48 : Konsep tiang pancang Untuk membangun proyek ini, sistem slab beton dan plat yang cocok digunakan karena bangunan tidak membutuhkan bentang panjang melainkan jarak lantai ke latai yang efisien dan tidak jauh. Sistem Portal Bangunan showroom membutuhkan bentangan yang bebas kolom. Oleh karena itu, sistem portal akan diterapkan pada proyek ini. Dengan menggunakan pola seperti gambar di bawah ini.
109
Gambar 49. Sistem portal melingkar
Gambar 50. Detail Struktur Portal
V.3. Penekanan Khusus Konsep Hemat Energi pada Bangunan Pusat Pelatihan Agar dapat tercapai visual comfort dalam ruang maka dalam perencanaan sistem tata pencahayaan atau penerangan perlu memperhatikan faktor : Intensitas cahaya/kuat penerangan Indeks warna Bentuk armatur
110
silau/grade Bentuk pendistribusiaan cahaya Sebagai sumber penerangan ada 2 jenis, yaitu : 1.
Penerangan alami Penerangan dalam ruangan umumnya menggunakan penerangan buatan, sedangkan penerangan alami pada batas tertentu, yaitu :
Jarak jangkauan pencahayaan alami ke dalam ruangan yang masih efektif adalah 7 m. Luas lubang cahaya minimum adalah 10 % dari luas lantai yang akan diterangi
Jarak jangkauan pencahayaan alami ke dalam ruangan lebih kurang 1,5 kali tinggi ambang jendela terbatas
Gambar 51 : Pengaturan arah sinar matahari
Khusus pada bagian showroom, yang diekspos dengan material kaca sebagai facade bangunan, maka akan menggunakan double glass dengan lapisan kaca film solar control yang mampu menolak panas, tanpa mengurangi
111
visibilitas. Kaca film solar control merupakan teknologi kaca film yang hadir untuk memberikan proteksi terhadap efek berbahaya dari sinar matahari. Efek berbahaya seperti sinar Ultra Violet (UV) dan Infra Red akan ditangkal dengan baik. Dengan tampilan yang elegan dan mewah. Berikut ini merupakan kelebihan dari kaca film solar control : Meningkatkan kenyamanan saat berada di dalam ruangan karena ruangan terasa lebih sejuk. Menghemat konsumsi listrik karena kerja AC menjadi lebih ringan. 99% menolak sinar UV yang berbahaya. Mengurangi silau untuk penghuni yang berada di dalam ruangan Mampu menolak panas, tanpa mengurangi visibilitas
Gambar 52. Contoh penerapan kaca film solar pada bangunan
2.
Penerangan buatan Sumber daya untuk penerangan berasal dari : Perusahaan Listrik Negara (PLN)
112
Genset/diesel, dimana didapat apabila aliran listrik normal dari PLN terputus Baterai, dimana dapat digunakan pada saat kebakaran karena aliran listrik digunakan hanya untuk petunjuk arah dalam bangunan, bukan sebagai penerangan Jenis lampu yang dipakai hanya 2 jenis, yaitu :
Lampu TL (fluorecent)
Memberikan penerangan yang membaur (difuser), warna yang dipancarkan putih, tidak cepat membuat mata lelah
Lampu pijar (indadeceut)
Memberi penerangan langsung, warna yang dipancarkan kekuningkuningan. Pada proyek ini menggunakan sistem pencahayaan buatan untuk ruangan ruangan yang memerlukan cahaya tambahan dan pencahayaan alami untuk siang hari pada ruangan ruangan yang mempunyai bukaan jendela
Konsep Sistem Pengudaraan Ada 2 sistem yang bisa dipakai untuk mencapai penghawaan yang nyaman: 1. Penghawaan Alami ( Cross Ventilation ) Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam bangunan dengan cara aliran silang. Penghawaan alami dapat
113
digunakan terutama pada bagian hunian. Untuk lantai parkir semuanya memakai penghawaan alami.
Gambar 53. Ilustrasi pergerakan udara pada cross ventilation
2. Penghawaan Buatan Penghawaan buatan digunakan untuk ruang-ruang tertutup yang menuntut kondisi udara yang stabil dan nyaman seperti unit kantor, ruang computer, dan showroom sehingga meningkatkan produktivitas kerja. Penggunaan penghawaan buatan diharapkan tidak boros dalam penggunaan energi melalui pengolahan selubung bangunan. Kerapatan
penutup
(jendela
dan
dinding)
hendaknya
diperhatikan dengan benar sehingga tidak terjadi kebocoran energi dan kontaminasi dengan udara luar yang tercemar. Tetapi di lain pihak, jendela harus ada sebagian yang dapat dibuka untuk tindakan pencegahan keracunan udara. Adapun pertimbangan penggunaan jenis air conditioning yang sesuai dengan criteria sebagai berikut :
114
Kapasitas yang dibutuhkan
Letak mesin AC yang tidak mengganggu kenyamanan
Efisiensi ruang
Meratanya
distribusi
udara
dengan
temperature
dan
kelembaban tertentu Oleh karena itu akan digunakan AC VRV. VRV merupakan singkatan dari Variable Refrigerant Volume yang artinya sistem kerja refrigerant yang berubah-ubah. VRV system adalah sebuah teknologi yang sudah dilengkapi dengan CPU dan kompresor inverter dan sudah terbukti menjadi handal, efisiensi energi, melampaui banyak aspek dari sistem AC lama seperti AC Sentral, AC Split, atau AC Split Duct. Jadi dengan VRV System, satu outdoor bisa digunakan untuk lebih dari 2 indoor AC.
115
Gambar 54. Ilustrasi perletakkan unit AC VRV pada bangunan
AC VRV merupakan inovasi terbaru saat ini, yang merupakan produk AC tercanggih dan terhemat. Produk AC ini mampu menghemat listrik, sampai dengan 50% dari AC konvensional. Freon pada AC VRV sudah menggunakan tipe yang ozone free, sehingga produk ini sangat ramah terhadap lingkungan, tidak seperti AC konvensional yang dapat merusak ozon.
116