50
BAB 5 Haemofilus influenza Materi Kegiatan Belajar 1. Sifat Haemofilus influenza 2. Penyakit yang ditimbulkan oleh Haemofilus influenza 3. Penanganan 4. Pemeriksaan laboratorium 5. Pencegahan Tujuan Kegiatan Belajar Tujuan Umum : Peserta didik dapat menjelaskan kembali dengan benar tentang Haemofilus influenza Tujuan Khusus Setelah Mengikuti Kuliah ini, Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan Sifat Haemofilus influenza 2. Menggambarkan bentuk bakteri Haemofilus influenza 2.Menjelaskan penyakit yang ditimbulkan oleh Haemofilus influenza 3. Menjelaskan Penanganan tentang penyakit otitis media 4. Menjelaskan Pemeriksaan laboratorium tentang Haemofilus influenza 5. Menjelaskan cara pencegahan
50
51
Sifat Haemofilus influenza Bentukpleomorphis coccobacillus, gram negative, kadang-kadang memiliki kapsul,kadang-kadang tidak. A. Tinjauan Umum Tentang Otitis Media 1.
Defenisi Otitis media adalah peradangan pada telinga tengah,atau infeksi telinga tengah (otitis KataYunani dan berarti "peradangan telinga", dan media berarti tengah) (Marchetti F, Ronfani L, Nibali S, TamburliniG ,2005). Otitis media terjadi di daerah antara gendang telinga(akhir telinga luar) dan telinga bagian dalam, termasuk saluran yang dikenal sebagai tabung Eustachio.Ini adalah salah satu dari dua kategori peradangan telinga yang dapat mendasari apa yang sering disebut sakit telinga,yang otitis eksternal yang lainnya. Penyakit selain infeksi telinga juga bisa menyebabkan sakit telinga, termasuk kanker struktur apapun yang saham saraf pasokan dengan telinga. (Little P, Moore M, Warner G, Dunleavy J, Williamson I , 2006) Otitis media sangat umum di masa kecil,dengan balita rata-rata memiliki 2-3 episode setahun,hampir selalu disertai oleh infeksi virus pernapasan atas (URI), sebagian besar flu biasa.Pararhinoviruses(virus hidung) yang menyebabkan flu biasa menginfeksi pipa Eustachio yang berlangsung dari bagian belakang hidung dengan telinga tengah, menyebabkan pembengkakan dan kompromi pemerataan tekanan,yang
6
51
52
merupakan fungsi normal dari tabung.Secara umum, semakin parah dan berkepanjangan kompromi dari fungsi tabung Eustachio, semakin parah Konsekuensinya ke telinga bagian tengah dan struktur halus akan. Jika
seseorang
lahir
dengan
fungsi
pipa
Eustachio,ini
sangat
meningkatkan kemungkinan episode lebih sering dan parah dari otitis media.Pengembangan menjadi otitis media kronis adalah jauh lebih umum pada kelompok orang, yang sering memiliki riwayat keluarga penyakit telinga tengah. (Little P, Moore M, Warner G, Dunleavy J, Williamson I , 2006) 2.
Jenis Otitis media memiliki banyak derajat keparahan, dan berbagai nama yang digunakan untuk menggambarkan masing-masing.Istilah ini kadang-kadang membingungkan karena beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang sama.Kesala pahama yang umum dengan infeksi telinga adalah bahwa penderita berpikir bahwa gejala adalah telinga gatal.Meskipun penderita mungkin merasa tidak nyaman,telinga gatal bukan gejala dari infeksi telinga (Little P, Moore M, Warner G, Dunleavy J, Williamson I 2006). a. Otitis Media Akut Otitis media akut (AOM) yang paling sering murni virus dan selfterbatas, seperti URI biasanya virus yang menyertainya.Ada kemacetan dari telinga dan mungkin ketidaknyamanan ringan dan muncul,
tapi
gejala
menyelesaikan
dengan
URI
yang
52
53
mendasarinya.Jika telinga tengah, yang biasanya steril,menjadi terkontaminasi dengan bakteri, nanah dan tekanan di telinga tengah dapat hasil,dan ini disebu totitis media akut bakteri.Viralotitis media akut dapat menyebabkan otitis media bakteri dalam waktu yang sangat pendek, terutama pada anak-anak, tetapi biasanya tidak.Individu dengan bakteri otitis media akut memiliki "sakit telinga" klasik, nyeri yang lebih parah dan terus menerus dan seringkali disertai demam 102°F(39°C) atau lebih ..Kasus bakteri dapat mengakibatkan perforasi dari infeksi telinga drum,ruang mastoid(mastoiditis) dan dalam kasus yang sangat jarang lebih lanjut menyebar ke meningitis. b. Otitis media dengan efusi. Otitis media dengan efusi(Ome), juga disebut serosa atau otitis media sekretoris(SOM), hanyalah kumpulan cairan yang terjadi di dalam ruang telinga tengah akibat tekanan negatif yang dihasilkan oleh fungsi tabung Eustachio diubah.Hal ini dapat terjadi murni dari URI virus,tanpa rasa sakit atau infeksi bakteri, atau dapat mendahului dan/atau mengikuti media yang akut otitis bakteri.Cairan di telinga tengah
kadang-kadang
menyebabkan
gangguan
pendengaran
konduktif,tapi hanya jika hal itu mengganggu getaran normal gendang telinga dengan gelombang suara.Selama seminggu dan sebulan, cairan telinga tengah bisa menjadi sangat tebal, yang meningkatkan kemungkinan
gangguan
pendengaran
menyebabkan
yang
konduktif.Awal-awal OME dikaitkan dengan makan sambil berbaring
53
54
dan masuk ke perawatan awal kelompok anak, sementara orang tua yang merokok,terlalu pendek masa menyusui dan jumlah besar waktu yang dihabiskan dalam perawatan kelompok anak meningkat durasi Ome dalam dua tahun pertama kehidupan. c. Otitis Media Supuratif Kronik. Otitis media supuratif kronis melibatkan perforasi (lubang) pada infeksi bakteri gendang telinga dan aktif dalam ruang telinga tengah selama beberapa minggu atau lebih. Mungkin ada nanah cukup bahwa itu mengalir ke luar telinga (otorrhea), atau nanah yang mungkin minimal cukup untuk hanya dilihat pada pemeriksaan menggunakan mikroskop binokular. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang dengan fungsi pipa Eustachio . Tuna rungu sering menyertai penyakit ini. 3. Etiologi Streptococcus
pneumoniae
dan
Haemophilus
influenzae
nontypable adalah penyebab bakteri yang paling umum dari otitis media. Tubal disfungsi mengarah ke kliring tidak efektif bakteri dari telinga tengah. Pada remaja dan orang dewasa muda, penyebab paling umum infeksi telinga selama masa kecil mereka adalah Haemophilus influenzae. Peran anti-H. vaksin influenza bahwa anak-anak secara teratur diberikan dalam perubahan pola infeksi telinga tidak jelas, karena vaksin ini hanya aktif terhadap strain serotipe b, yang jarang menyebabkan otitis media.
54
55
Selain
disebabkan
oleh
Streptococcus
pneumoniae
dan
Haemophilus influensa juga dapat disebabkan oleh flu biasa. Pilek tidak langsung menyebabkan banyak kasus otitis media dengan merusak pertahanan normal dari sel-sel epitel di saluran pernapasan bagian atas. Lain penyebab umum dari otitis media termasuk Moraxella catarrhalis, satu gram-negatif, aerobik, oksidase Diplococcus positif. Kurang umum otitis media dapat disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Faktor Host yang berkaitan dengan insiden Otitis Media yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated (seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis.Faktorpredisposisi Otitis media antara lain: a. Lingkungan Hubungan penderita Otitis Media dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi mempunyai hubungan erat antara penderita dengan Otitis Media dan sosiol ekonomi, dimana kelompok sosiol ekonomi rendah memiliki insiden yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat. b. Genetik Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden Otitis Media berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik.Sistem sel-sel udara mastoid lebih
55
56
kecil pada penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer atau sekunder. aktif menunjukan bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah Gram- negatif, flora tipe-usus, dan beberapa organisme lainnya. c. Infeksi saluran nafas atas Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas atas.Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri. d. Autoimun Penderita dengan penyakit autoimunakan memiliki insiden lebih besar terhadap otitis media kronis. e. Alergi Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang bukan alergi.Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-toksinnya, namun hal ini belum terbukti kemungkinannya. f. Gangguan fungsi tuba eustachius. Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum diketahui.Pada telinga yang inaktif berbagai metode
56
57
telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi normal. 4.
Penegakan Diagnosis a. Gejala 1) Telinga berair Sekret bersifat purulen( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada Otitis Media tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada Otitus Media
stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga.
Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya.Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. 2) Gangguan pendengaran Ini
tergantung
dari
derajat
kerusakan
tulang-tulang
pendengaran.Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula
57
58
bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.Pada Otitis Media tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistellabirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi kohlea. 3) Otalgia( nyeri telinga)
58
59
Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita Otitis Media, dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. Pada Otitis Media keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder.Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi Otitis Media seperti Petrositis, sub periosteal abses atau trombosis sinus lateralis. 4) Vertigo Vertigo pada penderita Otitis Media merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan vertigo sering kali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada penderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. 5.
Penatalaksanaan Penyebab penyakit telinga kronis yang efektif harus didasarkan pada factor-faktor penyebabnya dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian pada waktu pengobatan haruslah dievaluasi faktor-faktor yang menyebabkan penyakit menjadi kronis, perubahan-perubahan anatomi
59
60
yang menghalangi penyembuhan serta menganggu fungsi, dan proses infeksi yang terdapat ditelinga. Bila diagnosisn kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi obat -obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi. Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat dibagi atas konservatif dan operatif. B. Tinjauan Umum TentangPengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain atau bagaian yang sangat penting untuk terjadinya tindakan seseorang (over behavior) sedangkan kedalaman pengetahuan seseorang dalam domain “ Cognitive” dapat diketahui melalui tingkatan pengetahuan yang paling rendah, dalam hal ini seseorang hanya mampu menyebutkan istilah-istilah saja berdasarkan pada apa yang telah dipelajarinya atau dialaminya, sampai tingkat C6atau domain cognitive enam yaitu tingkat pengetahuan yang paling tinggi, dalam hal ini seseorang sudah mampu melakukan analisa dan penilaian berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya(SoekidjoNotoatmojo, 2003). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
60
61
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya.Disamping itu dalam konteks ini pendidikan kesehatan juga memberikan pengertian-pengertian tentang tradisi, kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Secara sederhana pengetahuan pada dasarnya adalah keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pertanyaan-pertanyaan yang dibuat mengenai sesuatu gejala/peristiwa baik yang bersifat alamiah, sosial maupun perorangan., pengetahuan menurut Bloom merupakan bagian dari cognitive domain yaitu bagaimana terjadinya proses menjadi tahu, yang terdiri dari enam tingkatan penerimaan terhadap suatu inovasi. 1. Tahu (Know). Seorang hanya mampu menjelaskan garis besar apa yang telah dipelajari, contohnya : mengetahui istilah-istilah saja 2. Memahami (Comperehensif). Seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar dan dapat menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah dipelajari. 3. Aplikasi (Aplication). Seseorang telah mempunyai pengetahuan untuk menggunakan apa yang telah terjadi dari suatu kesituasi yang lain. 4. Analisis (Analysis).
61
62
Seseorang telah mampu menerangkan bagian-bagian dan dapat menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu serta dapat menganalisis hubungan satu dengan yang lainnya. 5. Sintesis (Synthesis). Mempunyai kemampuan untuk menganalisa, ia mampu menyusun kembali pengetahuan baik ke bentuk semula maupun kebentuk lainnya. 6. Evaluasi (Evaluation). Merupakan bentuk pengetahuan yang teringgi, telah ada kemampuan untuk mengetahui secara menyeluruh dari semua bahan yang telah dijalankan. Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah pengalaman, ingatan, minat, pikiran dan bahasa serta pendidikan. semua bentuk penyelidikan kearah pengetahuan dimulai dengan pengalaman. Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa, perjumpaan dan apa yang terjadi pada manusia dalam interaksinya dengan alam, diri sendiri, lingkungan sosial sekitarnya dan dengan seluruh kenyataan. Selain pengalaman, pengetahuan juga didasarkan atas ingatan.Tanpa ingatan pengalaman indrawi tidak akan berkembang menjadi pengetahuan untuk dapat berkembang menjadi pengetahuan, subjek yang mengalami sesuatu perlu memiliki minat dan rasa ingin tahu tentang apa yang dialaminya. Minat mengarahkan perhatian terhadap hal-hal yang dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan.Untuk dapat menjelaskan apa yang dialami, manusia perlu mengadakan kegiatan berpikir mengandalkan adanya
62
63
pikiran selain itu bahasa juga merupakan salah satu hal yang mendasari dan memungkinkan pengetahuan pada manusia. Seluruh kegiatan berpikir manusia erat terkait dengan kemampuan sebagai mahkluk yang berbahasa berkat
kemampuannya
berbahasa
manusia
mampu
mengembangkan
pengetahuannya (NotoadmodjoSoekidjo, 2003). Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan adalah apa yang telah diketahui dan mampu diingat setiap orang yang telah mengalami, menyaksikan, mengamati atau diajarkan sejak lahir sampai dewasa khususnya siklus ia menjadi pendidikan formal informal. C. Tinjauan Umum 1. Defenisi Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Dorland, 2002). 2. Gejala Gambaran makroskopik peradangan sudah diuraikan 2000 tahun yang lampau. Tanda-tanda radang ini oleh Celsus, seorang sarjana Roma yang hidup pada abad pertama sesudah Masehi, sudah dikenal dan disebut tanda-tanda radang utama. Tanda-tanda radang ini masih digunakan hingga saat ini. Tanda-tanda radang mencakup rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit), dan tumor (pembengkakan). Tanda pokok yang
63
64
kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu functio laesa (perubahan fungsi) (Abrams, 1995; Rukmono, 1973; Mitchell & Cotran, 2003). Umumnya, rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut (Abrams, 1995; Rukmono, 1973). Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak daripada ke daerah normal (Abrams, 1995; Rukmono, 1973). Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang (Abrams, 1995; Rukmono, 1973). Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun
64
65
di daerah peradangan disebut eksudat meradang (Abrams, 1995; Rukmono, 1973). Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002). Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang (Abrams, 1995). Inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu.Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lainhistamin, bradikinin, leukotrin, Prostaglandin dan PAF.
D. Tinjauan Umum Tentang Anak Usia Sekolah 1. Defenisi Masa usia sekoah 6-12 tahun, pada usia ini anak disebut juga priode intelektual, karena merupakan tahap pertama anak menggunakan sebagian waktunya untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya. Anak usia ini sedang belajar di sekolah dasar (SD) dan mendapat pelajaran tentang Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Perhatian anak sedang ditujukan kepada dunia pengetahuan tentang dunia dan alam sekelilingnya serta senang sekali membaca tentang cerita petualangan yang menambah pengalamannya.
65
66
Menurut Jean Peuget pada usia 6-12 tahun merupakan tahap komkrit operasional. Pada fase ini anak sudah mulai berfikir lebih logis dan terarah, dapat memilih, menggolongkan, mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu berfikir dari sudut pandang orang lain. Pada fase ini anak dapat mengetahui konsep guru, tetapi belum dapat berpikir hal-hal yang abstrak. Anak telah dapat mengatasi persoalan dengan konkrit dan sistematis menurut persepsinya. Sedangkan menurut Erickson, usia 6-12 tahun adalah tahap industri Vs Inferiority. Anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktivitas, bila diberi tugas akan dikerjakan sampai selesai. Sudah ingin menghasilkan sesuatu mulai belajar aturan-aturan dan kompetisi melalui proses pendidikan belajar dan berhubungan dengan orang lain. Jika harapan anak terlalu tinggi dan tidak mampu memenuhi standart maka anak dapat menjadi Inferiority, kurang percaya diri, gangguan prestasi dan takut kompetisi. 2. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah Pengertian tumbuh kembang anak sebenarnya mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan.Pertumbuhan
adalah
berkaitan
dengan
masalah
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
66
67
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Pertumbuhan perkembangan
berdampak
berkaitan
dengan
terhadap
aspek
pematangan
fisik fungsi
sedangkan organ
dan
individu.Kedua kondisi tersebut terjadi sangat berkaitan dan saling mempengaruhi dalam setiap anak.Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia pra sekolah dan Sekolah dasar a. Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ
otak
mulai
terbentuk
mantap
sehingga
perkembangan
kecerdasannya cukup pesat. b. Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya. c. Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat “Gang” dengan Kompetisi tinggi. E. Permasalahan kesehatan anak usia sekolah
67
68
Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi.Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan. Selain itu risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari pelbagai proses kegiatan pembangunan makin meningkat. Seperti makin meluasnya gangguan akibat paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga serta gangguan kesehatan akibat bencana. Selain lingkungan, masalah yang harus diperhatikan adalah membentuk perilaku sehat pada anak sekolah. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri. Pada anak usia SLTP dan SMU (remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti merokok, perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak diingini, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS. Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi relajar dan masa depan anak. Selanjutnya akan divas tentang permaslahan
68
69
kesehatan anak usia sekolah di antaranya adalah penyakit menular, penyakit non infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan dan perilaku. Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif.Masingmasing mempunyai bentuk akut dan kronis.Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25% pada anak-anak.Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah(Paparella MM, Adams GL, Levine SC, 2007).
69