115 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI
4.1 Perancangan Jaringan Sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diusulkan, maka penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan mengimplementasikan VLAN dan mengubah topologi jaringan sebagai solusi masalah yang dihadapi oleh jaringan PT. Jaringan Intech Indonesia. 4.1.1
Topologi Jaringan yang Diusulkan Gambar 4.1 di bawah ini menunjukkan topologi jaringan yang diusulkan.
116
Gambar 4.1 Topologi Jaringan dengan VLAN
117 4.1.2
Jaringan yang Direncanakan Setiap subnet akan dibagi ke dalam satu VLAN dengan mekanisme port-based VLAN. Dengan mekanisme port-based VLAN, keanggotaan VLAN didasarkan pada port di switch. Penulis memilih mekanisme portbased VLAN karena mekanisme ini merupakan yang paling mudah dikonfigurasi serta lebih aman daripada mekanisme VLAN yang lain. Port-based VLAN lebih mudah dikonfigurasi daripada mekanisme VLAN yang lainnya. Hal ini karena keanggotaan VLAN dilakukan cukup dengan mengalokasikan suatu port ke VLAN tertentu. Konfigurasi switch dilakukan dengan mendefinisikan VLAN ke dalam VLAN Database dan melakukan mapping suatu port ke setiap VLAN. Kofigurasi ini dilakukan pada setiap switch. Mekanisme port-based VLAN lebih aman daripada mekanisme VLAN lain karena untuk berpindah keanggotaan VLAN, suatu host harus berpindah port di switch. Karena switch berada di wiring closet di gedung PT. Jaringan Intech Indonesia, hanya administrator jaringan yang mempunyai akses untuk mengubah keanggotaan VLAN suatu host. Setiap subnet dalam jaringan dikelompokkan menjadi satu VLAN untuk meminimalkan cakupan broadcast domain. Setiap subnet akan menjadi satu VLAN tanpa memperhatikan jumlah host dalam satu subnet. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan bertambahnya client di masa datang. Namun, setiap subnet tidak dapat lebih jauh lagi dibagi atas beberapa VLAN (seperti pada subnet yang memiliki banyak client) karena
118 mekanisme port-based VLAN hanya mampu menentukan keanggotaan VLAN berdasarkan port di switch. Perubahan topologi jaringan yang dilakukan ialah dengan mengubah link dari setiap switch dan farm server dalam jaringan. Pada topologi yang baru setiap switch dan farm server langsung terhubung ke core router dan media transmisi diganti dari kabel FastEthernet yang memiliki bandwidth 100 Mbps menjadi kabel fiber optic dengan bandwidth 1 Gbps. Perubahan ini dimungkinkan karena Switch 3 dan Core Router berada di lokasi yang sama, yaitu di Ruang Server PT. Jaringan Intech Indonesia di Gedung Cyber. Selain itu pada Core Router (Cisco 7500) dapat ditambahkan 2 modul yang mendukung kabel 1000BaseX (Gigabit fiber optic) sehingga perubahan topologi dapat dilakukan. Perubahan yang dilakukan ini akan menurunkan utilization di link tersebut. Utilization yang rendah mengindikasikan performa jaringan yang tinggi. Link antar tiap switch ke core router akan menjadi trunk link. Penggunaan trunk link dimaksudkan untuk menghemat port pada switch dan core router sehingga semua traffic untuk setiap VLAN yang terhubung ke switch melalui trunk link tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkonfigurasi subinterface pada interface dari core router yang terhubung dengan trunk link tersebut. Dengan menghemat port dimungkinkan penambahan VLAN baru di masa yang akan datang.
119 Pada kasus ini topologi router on a stick tidak digunakan karena topologi router on a stick tidak memecahkan masalah tingginya utilization pada link antara Switch 3 dan core router. Tabel berikut ini adalah daftar VLAN pada jaringan serta client yang terhubung ke masing-masing VLAN: Tabel 4.1 Daftar VLAN dan Client Nama VLAN
Nama Client
VLAN 1
Client 1 – Client 4
VLAN 2
Client 5
VLAN 3
Client 6 – Client 9
VLAN 4
Client 10
VLAN 5
Client 11
VLAN 6
Client 12
VLAN 7
Client 13
VLAN 8
Client 14 - Client 17
VLAN 9
Client 18
VLAN 10
Client 19 - Client 24
VLAN 11
Client 25
VLAN 12
Client 26
VLAN 13
Client 27
VLAN 14
Client 28
VLAN 15
Client 29 – Client 30, Client 32
VLAN 16
Client 31
VLAN 17
Client 33
VLAN 18
Client 34
VLAN 19
Client 35 - Client 45
VLAN 20
Client 46
VLAN 21
Client 47- Client 49, Client 58
VLAN 22
Client 50
VLAN 23
Client 51
VLAN 24
Client 52
120 Nama VLAN
Nama Client
VLAN 25
Client 53
VLAN 26
Client 54
VLAN 27
Client 55
VLAN 28
Client 56 - Client 57
4.2 Evaluasi Jaringan Jaringan yang diusulkan dibangun pada software network simulator kemudian disimulasikan untuk mendapatkan nilai utilization dan throughput-nya. Hasil simulasi ini kemudian akan dibandingkan dengan hasil simulasi jaringan berjalan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan performa pada jaringan. 4.2.1
Hasil Simulasi Topologi Jaringan dengan VLAN Berikut ini merupakan daftar point-to-point utilization dan point-topoint throughput hasil simulasi pada seluruh link yang diperoleh dari simulasi jaringan yang diusulkan. Tabel 4.2 menunjukkan Point-toPoint Utilization pada seluruh link di jaringan yang direncanakan. Kolom Object Name menunjukkan link serta arah traffic pada jaringan. Kolom Minimum, Average, dan Maximum menunjukkan utilization dari link bersangkutan yang diukur dalam satuan persen (%).
Tabel 4.2 Point-to-Point utilization pada Topologi Jaringan dengan VLAN Rank 1 2 3 4 5
Object Name IIX Q Local Exchange Å Core Router Q IIX Æ Upstream via FO Q Core Router Å Core Router Q IIX Å Upstream via FO Q Core Router Æ
Minimum (%) 0 0 0 0 0
Average (%) 77,7 72,9 72,5 28,9 25,9
Maximum (%) 89,2 90,5 86,6 43,6 36,4
121 Rank 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Object Name IIX Q Local Exchange Æ Switch 1 Q Subnet8 Å Switch 1 Q Subnet3 Å Switch 1 Q Subnet10 Å Switch 1 Q Subnet1 Å Switch 1 Q Subnet10 Æ Switch 1 Q Subnet8 Æ Switch 1 Q Subnet1 Æ Switch 1 Q Subnet3 Æ Switch 2 Q Subnet15 Å Switch 2 Q Subnet15 Æ Switch 2 Q Subnet19 Æ Switch 2 Q Subnet19 Å Switch 3 Q Subnet28 Å Switch 3 Q Subnet21 Å Switch 3 Q Subnet21 Æ Switch 3 Q Subnet28 Æ Switch 3 Q Subnet22 Å Switch 1 Q Subnet6 Å Switch 1 Q Subnet11 Å Switch 1 Q Subnet5 Å Switch 3 Q Subnet23 Å Switch 2 Q Subnet12 Å Switch 3 Q Subnet20 Å Switch 3 Q Subnet27 Å Switch 2 Q Subnet17 Å Switch 1 Q Subnet9 Å Switch 3 Q Subnet24 Å Switch 2 Q Subnet16 Å Switch 2 Q Subnet18 Å Switch 2 Q Subnet14 Å Switch 1 Q Subnet4 Å Switch 3 Q Subnet26 Å Switch 3 Q Subnet25 Å Switch 2 Q Subnet13 Å Switch 1 Q Subnet2 Å Switch 1 Q Subnet7 Å Switch 1 Q Core Router Æ Farm Server Q Core Router Æ Upstream via FO Q Internet Å Switch 1 Q Subnet2 Æ Switch 2 Q Subnet18 Æ Switch 2 Q Subnet14 Æ Core Router Q Switch 3 Å Switch 1 Q Subnet4 Æ Switch 3 Q Subnet22 Æ Farm Server Q Core Router Å
Minimum (%) 0 6,05 6,44 6,61 6,68 6,85 6,94 6,69 6,58 4,67 5,08 5,04 3,44 2,74 2,75 2,9 2,49 0,88 0,86 0,92 0,91 0,85 0,84 0,83 0,81 0,88 0,87 0,84 0,86 0,8 0,83 0,76 0,73 0,79 0,74 0,7 0,67 0 0 0 0,98 0,93 0,9 0 0,98 0,95 0
Average (%) 23,8 10,7 10,5 10,5 10,5 9,7 9,4 9,3 8,8 8,4 7,8 7,6 7,5 6,6 6,5 4,8 4,7 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,4 4,4 4,1 3,5 3,5 3,5 3,4 3,4 3,3 3,3 3,2 3,2
Maximum (%) 35,1 12,2 12,4 12,3 13 11,3 11 12,2 10 10 9,6 9,4 8,6 7,5 7,7 5,6 5,6 5,5 5,8 5,4 5,6 5,5 5,4 5,5 5,4 5,2 5,5 5,5 5,5 5,5 5,4 5,3 5,4 5,2 5,4 5,3 5,3 4,8 4 4 4,5 5 4,6 4 4,4 4,5 3,7
122 Rank 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Object Name Switch 3 Q Subnet26 Æ Switch 1 Q Subnet6 Æ Switch 3 Q Subnet25 Æ Switch 1 Q Subnet7 Æ Switch 3 Q Subnet23 Æ Switch 1 Q Subnet11 Æ Switch 2 Q Subnet12 Æ Switch 2 Q Core Router Æ Switch 1 Q Subnet9 Æ Switch 2 Q Subnet17 Æ Switch 1 Q Subnet5 Æ Switch 2 Q Subnet13 Æ Switch 3 Q Subnet20 Æ Switch 3 Q Subnet24 Æ Switch 2 Q Subnet16 Æ Switch 3 Q Subnet27 Æ Switch 1 Q Core Router Å Core Router Q Switch 3 Æ Switch 2 Q Core Router Å Upstream via FO QInternet Æ DTP Q Internet Æ DTP Q Internet Å Open IXP Q Local Exchange Æ Open IXP Q Local Exchange Å DTP Q Core Router Å Core Router Q Open IXP Æ DTP Q Core Router Æ Core Router Q Open IXP Å
Minimum (%) 0,99 0,95 1,03 1 0,87 0,94 0,95 0 0,9 0,83 0,9 0,87 0,86 0,86 1,01 0,91 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Average (%) 3,2 3,2 3,2 3,1 3,1 3,1 3,1 3 3 2,9 2,9 2,8 2,8 2,8 2,7 2,7 2,3 1,8 1,7 1,2 0 0 0 0 0 0 0 0
Maximum (%) 4,1 4,2 4,1 4 4,2 4 3,8 3,4 3,5 3,4 3,5 3,3 3,4 3,2 3,1 3,2 3 2,4 2,4 1,8 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabel 4.3 menunjukkan Point-to-Point Throughput pada seluruh link di jaringan yang direncanakan. Kolom Object Name menunjukkan link serta arah traffic pada jaringan. Kolom Minimum, Average, dan Maximum menunjukkan throughput dari link bersangkutan yang diukur dalam satuan bit/detik (bps). Tabel 4.3 Point-to-Point throughput pada Topologi Jaringan dengan VLAN Rank 1 2 3 4
Object Name Switch 1 Q Core Router Æ Farm Server Q Core Router Æ IIX Q Local Exchange Å Upstream via FO Q Internet Å
Minimum (bps) 0 0 0 0
Average (bps) 41.008.658 34.897.825 34.753.819 34.732.139
Maximum (bps) 47.858.336 40.325.876 39.916.332 39.894.274
123 Rank 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Object Name Core Router Q Switch 3 Å Core Router Q IIX Æ Upstream via FO Q Core Router Å Farm Server Q Core Router Å Switch 2 Q Core Router Æ Switch 1 Q Core Router Å Core Router Q Switch 3 Æ Switch 2 Q Core Router Å Core Router Q IIX Å Upstream via FO Q Internet Æ Upstream via FO Q Core Router Æ Switch 1 Q Subnet8 Å IIX Q Local Exchange Æ Switch 1 Q Subnet3 Å Switch 1 Q Subnet10 Å Switch 1 Q Subnet1 Å Switch 1 Q Subnet10 Æ Switch 1 Q Subnet8 Æ Switch 1 Q Subnet1 Æ Switch 1 Q Subnet3 Æ Switch 2 Q Subnet15 Å Switch 2 Q Subnet15 Æ Switch 2 Q Subnet19 Æ Switch 2 Q Subnet19 Å Switch 3 Q Subnet28 Å Switch 3 Q Subnet21 Å Switch 3 Q Subnet21 Æ Switch 3 Q Subnet28 Æ Switch 3 Q Subnet22 Å Switch 1 Q Subnet6 Å Switch 1 Q Subnet11 Å Switch 1 Q Subnet5 Å Switch 3 Q Subnet23 Å Switch 2 Q Subnet12 Å Switch 3 Q Subnet20 Å Switch 3 QSubnet27 Å Switch 2 QSubnet17 Å Switch 1 Q Subnet9 Å Switch 3 QSubnet24 Å Switch 2 Q Subnet16 Å Switch 2 Q Subnet18 Å Switch 2 Q Subnet14 Å Switch 1 Q Subnet4 Å Switch 3 QSubnet26 Å Switch 3 Q Subnet25 Å Switch 2 QSubnet13 Å Switch 1 QSubnet2 Å
Minimum (bps) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6.051.209 0 6.435.277 6.607.016 6.679.184 6.851.573 6.935.801 6.694.495 6.582.831 4.667.548 5.084.911 5.036.788 3.441.111 2.739.416 2.753.947 2.904.286 2.489.319 883.978 862.689 916.975 907.319 854.605 836.431 831.680 811.302 875.033 865.104 843.811 858.426 800.863 834.387 762.099 728.974 794.250 737.260 704.785
Average (bps) 33.480.930 32.624.778 32.429.412 32.328.325 29.820.317 22.713.510 17.749.701 16.674.710 12.909.909 12.143.864 11.601.564 10.710.185 10.654.563 10.503.241 10.471.671 10.469.427 9.677.940 9.421.081 9.348.551 8.806.195 8.442.703 7.817.394 7.619.325 7.476.214 6.554.840 6.518.839 4.845.091 4.670.054 4.626.028 4.623.514 4.622.493 4.612.229 4.608.772 4.607.205 4.605.735 4.590.165 4.588.963 4.584.054 4.580.855 4.577.692 4.574.856 4.546.057 4.540.075 4.525.627 4.518.798 4.503.846 4.440.102
Maximum (bps) 40.270.053 40.504.242 38.756.265 37.381.154 33.895.705 30.457.786 24.453.223 24.191.075 19.492.592 18.457.143 16.287.385 12.243.758 15.680.094 12.353.135 12.303.972 12.988.235 11.297.993 10.997.308 12.200.013 10.048.925 9.986.271 9.622.500 9.423.677 8.569.131 7.467.044 7.726.183 5.632.937 5.632.021 5.492.805 5.799.104 5.379.052 5.601.646 5.464.248 5.389.147 5.542.342 5.353.218 5.245.508 5.474.505 5.488.688 5.545.141 5.498.039 5.441.383 5.327.422 5.390.204 5.163.707 5.431.479 5.292.704
124 Rank 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
4.2.2
Object Name Switch 1 QSubnet7 Å Switch 1 QSubnet2 Æ Switch 2 QSubnet18 Æ Switch 2 QSubnet14 Æ Switch 1 QSubnet4 Æ Switch 3 QSubnet22 Æ Switch 3 QSubnet26 Æ Switch 1 QSubnet6 Æ Switch 3 Q Subnet25 Æ Switch 1 Q Subnet7 Æ Switch 3 Q Subnet23 Æ Switch 1 QSubnet11 Æ Switch 2 QSubnet12 Æ Switch 1 QSubnet9 Æ Switch 2 QSubnet17 Æ Switch 1 QSubnet5 Æ Switch 2 QSubnet13 Æ Switch 3 QSubnet20 Æ Switch 3 QSubnet24 Æ Switch 2 QSubnet16 Æ Switch 3 QSubnet27 Æ DTP QInternet Æ DTP QInternet Å Open IXP QLocal Exchange Æ Open IXP QLocal Exchange Å Core Router QOpen IXP Æ DTP QCore Router Å DTP QCore Router Æ Core Router QOpen IXP Å
Minimum (bps) 669.766 979.253 931.361 898.260 984.964 951.642 987.448 950.502 1.026.858 995.210 873.783 944.084 951.178 900.753 832.551 899.678 866.145 859.148 856.640 1.014.404 912.338 0 0 0 0 0 0 0 0
Average (bps) 4.406.281 3.454.608 3.407.647 3.376.740 3.334.342 3.242.398 3.230.924 3.173.869 3.163.007 3.123.150 3.105.886 3.090.916 3.061.594 2.953.023 2.906.194 2.893.817 2.843.546 2.801.981 2.786.486 2.734.526 2.670.001 12 12 12 11 10 10 4 4
Maximum (bps) 5.259.788 4.492.597 4.950.899 4.625.225 4.429.286 4.479.411 4.142.708 4.188.706 4.137.436 4.024.900 4.213.413 3.985.952 3.802.968 3.530.412 3.394.361 3.542.250 3.346.162 3.411.132 3.189.439 3.135.406 3.248.270 1.188 1.182 1.174 1.106 1.002 1.002 415 406
Perbandingan Hasil Simulasi Topologi Jaringan pada Sistem Berjalan dengan Topologi Jaringan yang Mengimplementasikan VLAN Berikut ini adalah grafik perbandingan Ethernet Delay, utilization, dan throughput antara jaringan berjalan dan jaringan yang diusulkan.
125
Gambar 4.2 Perbandingan Ethernet Delay
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa terjadi penurunan Ethernet Delay sebesar 40 %. Delay pada topologi jaringan tanpa VLAN nilainya berkisar pada 0.005 detik. Sedangkan delay pada topologi jaringan dengan VLAN lebih rendah yaitu hanya sekitar 0,003 detik. Maka dapat disimpulkan solusi yang diusulkan dapat menurunkan delay pada jaringan sehingga dapat meningkatkan performa jaringan. Pada jaringan yang diusulkan Switch 1 langsung terhubung ke Core Router, sehingga link yang sama (Switch 1 Q Switch 3) tidak dapat dibandingkan. Oleh karena itu penulis membandingkan nilai utilization Switch 1 Q Switch 3 dengan link Switch 1 Q Core Router untuk mengetahui perbedaan utilization dan throughput pada Switch 1.
126
(a) Point-to-Point utilization Switch 1 Æ Switch 3 (No VLAN)
(b) Point-to-Point utilization Switch 1 Æ Core Router (VLAN)
(c) Point-to-Point utilization (d) Point-to-Point utilization Switch 1 Å Switch 3 (No VLAN) Switch 1 Å Core Router (VLAN) Gambar 4.3 Perbandingan Average Utilization pada Switch 1 Dari gambar 4.3 di atas terlihat bahwa utilization pada link Switch 1 Æ Switch 3 (Gambar 4.3(a)) yaitu 4,1% dan utilization pada link Switch 1 Å Switch 3 (Gambar 4.3(c)) yaitu 2,4%. Dari gambar juga terlihat bahwa utilization pada link Switch 1 Æ Core Router (Gambar 4.3(b)) yaitu 4,1% dan utilization pada link Switch 1 Å Core Router (Gambar 4.3(d)) yaitu 2,3%. Dapat disimpulkan bahwa
127 nilai utilization pada link yang melewati Switch 1 relatif tidak berubah. Nilai utilization tidak berubah karena bandwidth dan traffic yang melewati link ini sama.
(a) Point-to-Point throughput Switch 1 Æ Switch 3 (No VLAN)
(b) Point-to-Point throughput Switch 1 Æ Core Router (VLAN)
(c) Point-to-Point throughput (d) Point-to-Point throughput Switch 1 Å Switch 3 (No VLAN) Switch 1 ÅCore Router (VLAN) Gambar 4.4 Perbandingan Average Throughput pada Switch 1 Dari gambar 4.4 di atas terlihat bahwa throughput pada link Switch 1 Æ Switch 3 (Gambar 4.4(a)) yaitu 40,8Mbps dan throughput pada link Switch 1 Å Switch 3 (Gambar 4.4(c)) yaitu 24Mbps. Dari gambar juga terlihat bahwa
128 throughput pada link Switch 1 Æ Core Router (Gambar 4.4(b)) yaitu 41Mbps dan throughput pada link Switch 1 Å Core Router (Gambar 4.4(d)) yaitu 22,7Mbps. Dapat disimpulkan bahwa nilai throughput pada link yang melewati Switch 1 relatif tidak berubah. Nilai throughput tidak berubah karena bandwidth dan traffic yang melalui link ini tetap.
(a) Point-to-Point utilization Switch 2 Æ Switch 3 (No VLAN)
(b) Point-to-Point utilization Switch 2 Æ Core Router (VLAN)
(d) Point-to-Point utilization (c) Point-to-Point throughput Switch 2 Å Core Router (VLAN) Switch 1 Å Switch 3 (No VLAN) Gambar 4.5 Perbandingan Average Utilization pada Switch 2
129 Dari gambar 4.5 di atas terlihat bahwa utilization pada link Switch 2 Æ Switch 3 (Gambar 4.5(a)) yaitu 3% dan utilization pada link Switch 2 Å Switch 3 (Gambar 4.5(c)) yaitu 1,7%. Dari gambar juga terlihat bahwa utilization pada link Switch 2 Æ Core Router (Gambar 4.5(b)) yaitu 3% dan utilization pada link Switch 2 Å Core Router (Gambar 4.5(d)) yaitu 1,7%. Dapat disimpulkan bahwa nilai utilization pada link yang melewati Switch 2 relatif tidak berubah. Nilai utilization tidak berubah karena bandwidth dan traffic yang melewati link ini sama.
130
(a) Point-to-Point throughput Switch 2 Æ Switch 3 (No VLAN)
(b) Point-to-Point throughput Switch 2 Æ Core Router (VLAN)
(c) Point-to-Point throughput (d) Point-to-Point throughput Switch 2 Å Switch 3 (No VLAN) Switch 2 ÅCore Router (VLAN) Gambar 4.6 Perbandingan Average Throughput pada Switch 2 Dari gambar 4.6 di atas terlihat bahwa throughput pada link Switch 2 Æ Switch 3 (Gambar 4.6(a)) yaitu 30Mbps dan throughput pada link Switch 2 Å Switch 3 (Gambar 4.6(c)) yaitu 17Mbps. Dari gambar juga terlihat bahwa throughput pada link Switch 2 Æ Core Router (Gambar 4.6(b)) yaitu 29,8Mbps dan throughput pada link Switch 2 Å Core Router (Gambar 4.6(d)) yaitu
131 16,7Mbps. Dapat disimpulkan bahwa nilai throughput pada link yang melewati Switch 2 relatif tidak berubah. Nilai throughput tidak berubah karena bandwidth dan traffic yang melalui link ini tetap.
Gambar 4.7 Perbandingan Average Utilization Switch 3 Æ Core Router
Gambar 4.8 Perbandingan Average Utilization Core Router Æ Switch 3
132 Dari Gambar 4.7 terlihat bahwa utilization dari Switch 3 Æ Core Router berkurang sebesar 94%, dari sekitar 69% menjadi hanya sekitar 4%, dan dari Gambar 4.8 terlihat bahwa utilization Core Router Æ Switch 3 berkurang sebesar 92%, dari sekitar 24% menjadi sekitar 2%. Dengan demikian, performa jaringan meningkat karena utilization paling tinggi hanya 12,2% (pada Subnet8 Æ Switch 1). Hal ini sesuai dengan teori konservatif oleh Comer (2004, p247), yaitu utilization dijaga agar nilainya di bawah 50%.
Gambar 4.9 Perbandingan Average Throughput Core Router Æ Switch 3
133
Gambar 4.10 Perbandingan Average Throughput Switch 3 Æ Core Router
Dari Gambar 4.9 terlihat bahwa throughput dari Core Router Æ Switch 3 berkurang sebesar 28%, dari sekitar 25Mbps menjadi hanya sekitar 18Mbps dan dari Gambar 4.10 terlihat bahwa throughput Switch 3 Æ Core Router berkurang sebesar 52 %, dari sekitar 70Mbps menjadi hanya sekitar 33,5Mbps. Berkurangnya throughput terjadi karena traffic dari client ke Internet dan Farm Server tidak lagi hanya melalui link dari Switch 3 ke Core Router. Pada jaringan yang baru setiap switch mempunyai link langsung ke core router, jadi traffic dari dan ke client terbagi sehingga menurunkan throughput pada link dari Switch 3 ke Core Router.