BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Perusahaan
4.1.1
Profil Perusahaan Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung merupakan cabang pabrik yang
didirikan oleh Sosro yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol km 44 Desa Telaga Asih, Bekasi. Kantor cabang pabrik ini diresmikan pada tahun 2003 sebagai pabrik ke-4 yang didirikan oleh PT. Sinar Sosro dalam menjalankan operasional, proses produksi, dan mencover pasar wilayah di Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan,
Sumatera
Barat,
Riau,
Sumatera
Utara,
dan
Aceh.
Adapun
produk-produk yang diproduksi oleh pabrik Cibitung adalah Teh Botol Sosro kemasan botol kaca, kemasan kotak 200 ml dan 250 ml, Fruit Tea botol kaca dan kemasan pouch dengan varian rasa Blackcurrent, Guava, Apple, Blast, dan Freeze. Awal mula nama Sosro yang melekat pada nama perusahaan dan merk produknya ini diambil dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo. Sosrodjojo pertama kali merintis usahanya pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah dimana produk pertamanya yaitu Teh Wangi dengan merk Teh Cap Botol. Di tahun 1965, Teh Cap Botol diperkenalkan ke Jakarta dengan menggunakan strategi cicip rasa dibawah koordinator Soetjipto tetapi strategi ini dirasa tidak efektif., sehingga pada tahun 1969 muncul ide untuk menjual air teh siap minum yang dimasukkan ke dalam botol kecap ataupun botol limun yang sudah dibersihkan dan ternyata strategi ini berhasil, sebab pelanggan tidak perlu menunggu proses penyeduhannya. Kemudian bisnis ini diteruskan oleh generasi ke-2 dari beberapa putera dari Sosrodjojo, antara lain Soemarsono Sosrodjojo, Soegiharto Sosrodjojo, Soetjipto Sosrodjojo, dan Surjanto Sosrodjojo dengan melakukan pendistribusian secara nasional dan berkantor dikawasan Cakung – Bekasi. Pada Tahun 1990, PT. Sinar Sosro memasuki generasi ke-3 dengan melakukan inovasi produknya pada variasi rasa, target segmen, dan kemasan. Produk dari PT. Sinar Sosro hingga saat ini telah memiliki banyak variasi tidak hanya Teh 52
53
Botol Sosro. Produk PT. Sinar Sosro lainnya adalah Fruit Tea Sosro, Sosro Joy Green Tea, Teh Celup Sosro, Happy Jus, Country Choice, Tebs, S-Tee, dan Prim-A. Dalam menjalankan proses produksinya tersebut, PT. Sinar Sosro mendirikan beberapa cabang pabrik di Indonesia, diantaranya terletak di Cakung, Tambun, Pandeglang, Cibitung, Gianyar, Ungaran, Deli Serdang, Gresik, Palembang, dan juga Mojokerto. PT. Sinar Sosro juga melakukan distribusi produknya melalui 150 kantor cabang penjualan yang tersebar di seluruh nusantara. Pemasaran untuk produk-produk PT. Sinar Sosro tidak hanya memiliki sasaran konsumen nusantara, tetapi juga sudah mencapai pasar Internasional. Dimana PT. Sinar Sosro sudah mengekspor produknya yang menggunakan kemasan kotak, botol, dan pouch ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, sebagian Timur Tengah, Afrika, Australia, dan Amerika. 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.1.2.1 Visi Perusahaan “Menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen kapan saja, dan dimana saja serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait”. 4.1.2.2 Misi Perusahaan Misi perusahaan dari PT. Sinar Sosro meliputi: 1) Membangun merk Sosro sebagai merk teh alami, berkualitas, dan unggul; 2) Melahirkan merk dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh maupun non teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya; 3) Membangun dan memimpin jaringan distribusi; 4) Menciptakan dan memilihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan;
54
5) Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan; 6) Membangun kepuasan kepada para konsumen; 7) Memberikan kontribusi devisa ke negara. 4.1.3 Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi dari Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Presiden Direktur Direktur Operasi Wakil Direktur Operasi General Manager
Production & Maintenance Manager
Asst. Manager Production & Maintenance
Supervisor PPIC
Supervisor Production & Maintenance
Asst. Supervisor Logistik
Adm. Produksi
Operator Forklift
Quality Control Manager
Accounting & Finance Manager
Asst. Quality Control Supervisor
Accounting Supervisor
PB/PI Supervisor
Incoming Material
Personnel & GA Manager
Adm. Pembelian
Adm. Umum
Personnel & GA Supervisor
Adm. Produksi
Asst. Production & maintenance OWP
Operator WT
Packer
Operator Kitchen
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
55
4.1.4 Uraian Proses Produksi PT. Sinar Sosro membagi proses produksinya di beberapa lini produksi yang di jalankan. Namun, dalam penelitian ini yang menjadi fokus pembahasan pada uraian proses produksinya hanya pada produk Teh Botol Sosro kemasan kotak 200 ml dan 250 ml. Berikut ini uraian produksi dari produk tersebut: Gudang Bahan Baku (Gudang Logistik)
Teh
Tangki Penyeduhan
Gudang Bahan Baku (Gudang Produksi)
Buffer Air Carbon
Pengolahan Air: - Reservoir - Sand Filter - Carbon Filter - Softener
Gula
Air Softener
Hopper
Dissolving Tank
QC
QC
Cosmos Filter
Cosmos Filter
Buffer Tank Gula
Mix Tank (TCM)
Sterilizer
Filling
Packing Karton
Gudang PB/PI
Gambar 4.2 Uraian Proses Produksi Sumber: Peneliti, 2014
Buffer Tank Gula
56
Berdasarkan uraian proses produksi yang tergambarkan pada Gambar 4.2, proses yang terlebih dahulu dilakukan adalah dengan menyediakan bahan baku di gudang logistik dan gudang produksi sebelum proses produksi dan proses packaging berlangsung. Selain bahan baku yang dipersiapkan pada proses produksi tersebut, proses pengolahan air (water treatment) juga sangat penting untuk dipersiapkan. Karena bahan baku yang terpenting dalam proses produksi ini adalah air dengan standar mutu yang sesuai. Tahap pengolahan air (water treatment) ini dilakukan melalui 4 proses pengolahan, yaitu reservoir, sand filter, carbon filter, dan softener. Kemudian, air yang telah mendapat pengolahan water treatment ini disimpan dalam tangki buffer untuk dapat digunakan pada proses pemasakan ditahap selanjutnya. Proses pemasakan ini terdiri dari tiga proses, yaitu: 1. Proses pembuatan sirup gula. Proses ini dilakukan dengan memasukkan gula melalui hopper menuju dissolving tank dengan aliran air softener yang telah melalui proses water treatment. Pada proses ini secara bersamaan dilakukan pemompaan untuk proses sirkulasi hingga gula larut sempurna dan memiliki kadar gula 42.80 Brix. Kemudian dilakukan proses pengecekan kualitas pada tingkat kemanisan gula tersebut ke bagian Qualiy Control sebelum disimpan pada buffer tank sirup gula. 2. Proses Pembuatan Teh Cair Pahit (TCP) Proses ini merupakan proses yang dilakukan untuk menghasilkan ekstrak teh yang digunakan untuk pencampuran Teh Cair Manis (TCM). Adapun proses pembuatan teh cair pahit ini dimulai dengan proses penyeduhan teh wangi dan air karbon yang disimpan pada tangki buffer yang telah dipanaskan dengan suhu 950 C-1050 C. Selama proses penyeduhan ekstrak teh ini dilakukan pada Tea Extraction Tank dan menggunakan agdigator untuk proses sirkulasinya.
57
3. Proses Pembuatan Teh Cair Manis (TCM) Proses pencampuran antara sirup gula dan Teh Cair Pahit ke dalam mix tank dengan temperature sekitar 900 C-950 C dan proses sirkulasi dengan menggunakan agdigator selama 30 menit untuk menghasilkan larutan yang homogen., kemudian dilakukan pengecekan kadar kemanisan dan warna teh cair dengan mengambil sampel untuk diuji di laboratorium Quality Control. Setelah proses pemasakan berlangsung, uraian proses selanjutnya adalah melakukan sirkulasi melalui sterilizer untuk proses sterilisasi Teh Cair Manis sebelum dilakukan proses filling pada kemasan paper. Proses filling ini dilakukan pada mesin Tetra Brik Aseptic dengan melakukan proses pengemasan dan pelekatan straw pada setiap pcs produk. Setelah produk dihasilkan dalam satuan pcs, produk tersebut dijalankan dengan menggunakan conveyor menuju proses packaging karton yang dikemas dengan jumlah 24 pcs/karton dan selanjutnya ditempatkan di gudang PB/PI. Adapun penggunaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi yang terkait pada penelitian ini adalah: 1. Bahan Baku Utama Bahan baku utama yang diperlukan yaitu teh wangi, dan gula. Daun teh wangi yang digunakan pada proses produksi ini adalah daun teh wangi yang dipasok dari PT. Gunung Slamet yang berasal dari perkebunan teh di daerah Cianjur, Garut, Pangelangan, serta Tasikmalaya. Sedangkan bahan baku gula yang digunakan adalah gula industri dengan standar gula yang digunakan yaitu mempunyai tingkat kemanisan sekitar > 90 Brix (persentase sukrosa yang terkandung pada gula). 2. Bahan Baku Kemasan Bahan baku kemasan yang digunakan untuk Teh Botol Sosro kemasan kotak adalah paper, straw, dan karton. Dimana untuk bahan baku kemasan ini diperlukan kemasan yang memiliki volume 200 ml dan 250 ml untuk paper yang digunakan, straw slim dengan ukuran 200 ml dan 250 ml, dan karton dengan kapasitas berisi 24 pcs untuk produk tersebut.
58
4.2
Pengumpulan Data
4.2.1
Data Historis Penjualan Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro
Cibitung, maka dilakukan penyusunan data historis penjualan produk Teh Botol Sosro kemasan kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml per bulan dimulai dari Januari 2011 hingga Desember 2013. Berikut ini data historis penjualan yang dapat di lihat di Tabel 4.1 untuk dijadikan sebagai pedoman dalam perhitungan peramalan di periode berikutnya. Tabel 4.1 Data Historis Penjualan Produk Periode Tahun
2011
2012
Indeks
Produk (Karton)
Waktu
TBK 200 ml
TBK 250 ml
Januari
1
93,485
68,512
Februari
2
98,215
90,602
Maret
3
102,970
73,392
April
4
103,380
88,771
Mei
5
91,090
113,882
Juni
6
136,910
166,604
Juli
7
139,440
145,740
Agustus
8
147,880
166,188
September
9
150,590
160,852
Oktober
10
175,205
144,852
November
11
159,570
128,662
Desember
12
145,455
158,295
Januari
13
78,157
86,675
Februari
14
105,849
95,629
Maret
15
134,113
120,348
April
16
141,520
135,347
Mei
17
115,560
167,527
Juni
18
139,937
166,332
Juli
19
156,762
180,180
Bulan
59
Periode Tahun
2013
Indeks
Produk (Karton)
Waktu
TBK 200 ml
TBK 250 ml
Agustus
20
170,492
169,678
September
21
174,078
195,744
Oktober
22
151,903
146,745
November
23
102,594
180,809
Desember
24
178,288
170,155
Januari
25
57,044
81,218
Februari
26
129,006
99,737
Maret
27
145,051
137,744
April
28
92,284
118,914
Mei
29
174,774
216,748
Juni
30
191,013
193,891
Juli
31
167,169
203,951
Agustus
32
125,790
166,821
September
33
129,732
122,811
Oktober
34
136,704
114,520
November
35
141,641
113,541
Desember
36
179,178
147,392
Bulan
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014 4.2.2 Plot Grafik Data Historis Penjualan Data historis penjualan untuk produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung 3 tahun terakhir diplot dalam bentuk grafik untuk dapat digunakan dalam menganalisa pola data yang akan digunakan untuk melakukan peramalan pada pola data yang ada tersebut. Berikut ini grafik penjualan produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung di Tahun 2011, Tahun 2012, dan Tahun 2013:
60
Gambar 4.3 Grafik Penjualan Produk TBK 200 ml Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
Gambar 4.4 Grafik Penjualan Produk TBK 250 ml Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014 Pola data historis penjualan Produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml yang terlihat pada grafik diatas menunjukkan pola data yang bersifat musiman (seasonal) dan trend. Sehingga metode yang dapat digunakan untuk menganalisa peramalan permintaan di periode yang akan datang dapat menggunakan metode Linear Regression dan metode dekomposisi untuk pendekatan gabungan trend dan musiman
61
dengan pemilihan metode berdasarkan landasan teori yang telah dilakukan. Untuk menujukkan
pergerakan
permintaan
yang
bersifat
seasonal
tersebut
juga
menggunakan seasonal index sebagai faktor peramalan permintaan di periode yang akan datang. 4.2.3 Data-Data Aggregate Planning dan Kapasitas Untuk dapat melakukan perhitungan Aggregate Planning dan kapasitas dengan baik dan benar, maka diperlukan data-data pendukung yang didapatkan dari Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung terkait dengan kondisi aktual di tahun 2013: 4.2.3.1 Perhitungan Jam Kerja per Shift per Hari Perhitungan jam kerja per shift per hari berdasarkan jam kerja regular yaitu shift 1, shift 2, dan shift 3. Jam operasional pada Shift 1 dimulai dari 00.00-08.00 WIB, shift 2 dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB, dan shift 3 dimulai dari 16.00-00.00 WIB. 4.2.3.2 Data Jumlah dan Upah Tenaga Kerja Regular Time Proses produksi di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dilakukan dengan 3 shift. Dimana untuk per shift produksi di setiap lini produksi Teh Botol Sosro kemasan kotak memerlukan tenaga kerja sebanyak 21 orang. Sehingga dalam satu hari produksi memerlukan tenaga kerja berjumlah 63 orang. Upah yang diberikan untuk setiap tenaga kerja di lini produksi ini sebesar Rp 2,800,000.00 per bulan. Upah ini diperoleh dengan ketentuan hanya satu hari dan satu shift untuk tenaga kerja yang bekerja, maka upah tenaga kerja per shift memperoleh Rp 90,320.00 atau Rp 11,290.00 per jam dengan total upah tenaga kerja per hari Rp 17,070,480.00. Total upah tenaga kerja per hari ini hanya diperhitungkan untuk tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi Teh Botol Sosro Kemasan Kotak 200 ml dan 250 ml. Di mana satu hari produksi ini melakukan produksi sebanyak 2.5 batch. Berdasarkan data yang diperoleh dari departemen produksi Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, rata-rata satu batch produksi menghasilkan 2,520 karton TBK 250 ml dan 2,496 karton TBK 200 ml. Jadi, dalam produksi per hari Kantor Pabrikan
62
PT. Sinar Sosro rata-rata memproduksi sebanyak 6,300 karton TBK 250 ml dan 6,240 karton TBK 200 ml. Adapun kapasitas produksi untuk TBK 250 ml yaitu 7,500 karton/hari dan untuk TBK 200 ml yaitu 6,500 karton/hari. Sehingga biaya tenaga kerja untuk per unit produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml yang diproduksinya yaitu Rp 800/unit. 4.2.3.3 Data Jumlah dan Upah Tenaga Kerja Overtime Untuk dapat memenuhi jumlah permintaan yang meningkat dan kurang dari kapasitas mesin yang tersedia, maka Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung memberlakukan overtime pada setiap hari sabtu dan hari minggu. Dimana pada hari sabtu diberlakukan overtime sebanyak 3 jam/shift dan 7 jam/shift di hari minggu. Dengan tetap meberlakukan 3 shift untuk proses produksinya. Untuk upah tenaga kerja overtime sebesar Rp 154,400.00 di dua hari overtime produksi atau Rp 1,296.00 untuk per unit produk. 4.2.3.4
Data Kapasitas Regular Time dan Overtime TBK 200 ml Berdasarkan hasil pengamatan dokumen perencanaan produksi yang
diperoleh dari bagian produksi Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, maka dapat diketahui kapasitas produksi regular time dan overtime pada tahun 2013 yang digunakan oleh cabang Cibitung dalam menjalankan proses produksi di setiap bulannya. Di mana kapasitas maksimal untuk produk teh botol sosro kemasan kotak 200 ml adalah 6,500 karton/hari. Berikut ini pemakaian kapasitas produksi untuk produk TBK 200 ml pada kapasitas waktu reguler dan waktu lembur produksi yang dapat dilihat pada tabel 4.2:
63
Tabel 4.2 Kapasitas Regular Time dan Overtime TBK 200 ml Tahun 2013
Bulan
Jumlah
Kapasitas Produksi
Kapasitas Produksi
Hari
Regular Time
Overtime
Produksi
(Karton)
(Karton)
Januari 2013
23 Hari
97,000
33,000
Februari 2013
20 Hari
84,500
27,500
Maret 2013
23 Hari
89,000
42,000
April 2013
21 Hari
82,500
33,500
Mei 2013
16 Hari
61,000
24,000
Juni 2013
28 Hari
103,500
47,500
Juli 2013
27 Hari
99,500
39,500
Agustus 2013
22 Hari
87,750
36,000
September 2013 28 Hari
101,000
48,000
Oktober 2013
25 Hari
94,000
48,000
November 2013
25 Hari
97,000
48,000
Desember 2013
24 Hari
89,000
48,000
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014 Dari tabel 4.2 dapat terlihat rata-rata perhitungan hari kerja untuk produksi TBK 200 ml dilakukan 24 hari produksi per bulannya. Sehingga perhitungan kapasitas produksi perbulan sebagai berikut: Kapasitas Produksi = Kapasitas Maximum * hari produksi = 6,500 karton/hari x 24 hari = 156,000 karton 4.2.3.5 Data Kapasitas Regular Time dan Overtime TBK 250 ml Sedangkan untuk kapasitas produksi maksimal produk teh botol sosro kemasan kotak (TBK) 250 ml adalah 7,500 karton per hari. Berdasarkan hasil pengamatan dokumen perencanaan produksi tahun 2013 di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, berikut ini data yang terkait dengan kapasitas produksi TBK 250 ml:
64
Tabel 4.3 Kapasitas Regular Time dan Overtime TBK 250 ml Tahun 2013 Jumlah
Kapasitas Produksi
Kapasitas
Hari
Regular Time
Produksi Overtime
Produksi
(Karton)
(Karton)
Januari 2013
23 Hari
98,250
63,750
Februari 2013
26 Hari
138,500
41,500
Maret 2013
21 Hari
104,250
41,500
April 2013
23 Hari
108,750
48,000
Mei 2013
21 Hari
108,250
36,250
Juni 2013
28 Hari
149,750
52,000
Juli 2013
22 Hari
122,000
31,500
Agustus 2013
22 Hari
108,000
42,500
September 2013
25 Hari
117,250
60,000
Oktober 2013
27 Hari
131,000
60,000
November 2013
23 Hari
99,000
60,000
Desember 2013
21 Hari
85,000
60,000
Bulan
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014 Untuk kapasitas produksi TBK 250 ml, dari Tabel 4.3 juga terlihat bahwa rata-rata hari kerja untuk produksi Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) dilakukan 24 hari produksi per bulannya. Sehingga perhitungan kapasitas produksi per bulan sebagai berikut: Kapasitas Produksi = Kapasitas Maximum/hari * hari produksi = 7,500 karton/hari x 24 hari = 180,000 karton 4.2.3.6
Standar Safety Stock dan Data Persediaan Perusahaan Data di bawah ini merupakan standar safety stock yang ditetapkan
perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan permintaan di periode tertentu. Serta data persediaan dari produk dan bahan baku yang digunakan pada
65
proses produksi Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml di akhir bulan Desember 2013. 4.2.3.7 Standar Safety Stock dan Data Persediaan Produk Standar safety stock untuk produk TBK 200 ml dan 250 ml ini ditetapkan perusahaan berdasarkan kapasitas mesin per harinya dan masa inkubasi dari produk tersebut. Dimana masa inkubasi dari produk tersebut adalah 3 hari dengan masingmasing kapasitas untuk mesin TBK 200 ml yaitu 6.500 karton/hari dan untuk kapasitas mesin TBK 250 ml yaitu 7.500 karton/hari. Tabel 4.4 Data Persediaan Produk Akhir Bulan Desember 2013 Produk
Persediaan Tahun 2013
Standar Safety Stock
TBK 200 ml
18,298 Karton
19,500 Karton
TBK 250 ml
19,577 Karton
22,500 Karton
Sumber: Gudang PB/PI Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014 4.2.4 Data Biaya 4.2.4.1 Data Biaya Bahan Baku Bahan baku yang digunakan oleh Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro untuk memproduksi Teh Botol Sosro kemasan kotak 200 ml dan 250 ml adalah teh kering, gula, karton, paper, dan straw slim. Biaya untuk masing-masing kebutuhan bahan baku tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Biaya Bahan Baku Bahan Baku
Harga/Unit
Teh Kering
Rp 40,000.00/kg
Gula
Rp 45,000.00/kg
Karton TBK 200 ml
Rp 1,060.00/pcs
Karton TBK 250 ml
Rp 1,800.00/pcs
Paper TBK 200 ml
Rp 458.00/pcs
Paper TBK 250 ml
Rp 504/pcs
66
Straw Slim TBK 200 ml
Rp 21.00/pcs
Straw Slim TBK 250 ml
Rp 25.21/pcs
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014 Berdasarkan data biaya bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi TBK 200 ml dan 250 ml, masing-masing produk memerlukan biaya pemakaian bahan baku sebesar Rp 13,106.00/karton untuk produk TBK 200 ml dan Rp 14,979.00/karton untuk produk TBK 250 ml. Sedangkan untuk masing-masing biaya produksi per unit produk TBK 200 ml dan 250 ml memerlukan biaya berkisar Rp 13,667 dan Rp 15,540 (Lampiran 7). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari bagian Accounting Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, untuk biaya produksi reguler ini hanya terdiri dari biaya bahan baku dan biaya pemakaian air, listrik, dan instalasi gas. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja reguler dan biaya maintenance tidak termasuk dalam perhitungan biaya produksi karena biaya tersebut merupakan fixed cost yang tidak berpengaruh pada jumlah kuantitas produksi yang dihasilkan. 4.2.4.2
Biaya Penyimpanan Produk Berkaitan dengan biaya penyimpanan produk di gudang PB/PI Kantor
Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, kapasitas gudang yang dimiliki pabrik untuk menyimpan produk TBK 250 ml dan 200 ml adalah 80,000 karton. Untuk biaya per unit penyimpanan produk tersebut, bagian finance Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung menjelaskan biaya yang terkait terdiri dari biaya asuransi produk, biaya operasional, biaya pemakaian listrik, dan variabel biaya lainnya. Berdasarkan variabel biaya penyimpanan tersebut, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung memperhitungkan biaya penyimpanan sebesar Rp 5,768/pallet produk di gudang, di mana unuk satu pallet produk sebanyak 168 karton untuk TBK 250 ml dan 192 karton TBK 200 ml. Sehingga, untuk biaya penyimpanan per unit (karton) produk yaitu Rp 384.00. Untuk menghitung shortage cost adalah dengan mengurangi revenue dari masing-masing produk dengan total dari biaya produksi per unitnya. Untuk harga jual produk TBK 250 ml yaitu Rp 55,000.00 per karton dan TBK 200 ml yaitu Rp 50,000.00 per karton dengan masing-masing persentase revenue yang ditetapkan
67
perusahaan adalah 30%. Jadi shortage cost untuk masing-masing produk tersebut sebesar Rp 960.00/karton TBK 250 ml dan Rp 1,333.00/karton TBK 200 ml.
4.3
Pengolahan Data
4.3.1
Peramalan (Forecasting) Berdasarkan data historis penjualan produk Teh Botol Sosro kemasan
Kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml yang diperoleh dari Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung mulai bulan Januari 2011 hingga Desember 2013, tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data tersebut. Pengolahan data dari data historis penjualan ini bertujuan untuk memprediksi jumlah permintaan yang terjadi di masa yang akan datang dan bertujuan untuk membuat perencanaan produksi dengan lebih optimal. Dalam penelitian ini data historis penjualan menunjukkan grafik yang bergerak seasonal, sehingga metode peramalan yang digunakan antara lain: Multiplicative Decomposition (seasonal) – Average All Data, Multiplicative Decomposition (seasonal) –Centered Moving Average, Additive Decomposition (seasonal)– Average All Data, Additive Decomposition (seasonal) –Centered Moving Averag, dan Linear Regression/Least Square. 4.3.1.1 Perhitungan Seasonal Index Produk Teh Botol Kotak 200 ml Perhitungan seasonal index yang digunakan untuk mengolah data permintaan bertujuan untuk mengetahui trend seasonal dari data tersebut dan juga bertujuan untuk menentukan metode peramalan seasonal yang tepat untuk dapat digunakan dalam perhitungan. Berikut ini perhitungan seasonal index untuk data permintaan produk TBK 200 ml dari data historis penjualan Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung di tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013: Tabel 4.6 Seasonal Index Produk Teh Botol Kotak Kemasan 200 ml Bulan
Tahun
Tahun
Tahun
Total
Rata-Rata
2011
2012
2013
Demand
Seasonal Index
Januari
0.726478 0.568672 0.410048
1.705198
0.568399
Februari
0.763235 0.770160 0.927330
2.460725
0.820242
68
Bulan
Tahun
Tahun
Tahun
Total
Rata-Rata
2011
2012
2013
Demand
Seasonal Index
Maret
0.800187 0.975809 1.042666
2.818662
0.939554
April
0.803373 1.029703 0.663362
2.496438
0.832146
Mei
0.707866 0.840817 1.256323
2.805006
0.935002
Juni
1.063936 1.018185 1.373053
3.455174
1.151725
Juli
1.083597 1.140604 1.201656
3.425857
1.141952
Agustus
1.149185 1.240503 0.904213
3.293901
1.097967
September 1.170245 1.266595 0.932549
3.369389
1.123130
Oktober
1.361529 1.105249 0.982665
3.449444
1.149815
November 1.240029 0.746476 1.018154
3.004659
1.001553
Desember
3.715548
1.238516
1.13034
1.297227 1.287980
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 4.3.1.2 Perhitungan Seasonal Index Produk Teh Botol Kotak 250 ml Sedangkan untuk perhitungan seasonal index permintaan produk TBK 250 di tahun 2014 dihitung dengan membagi data aktual permintaan dengan rata-rata permintaan. Berikut ini perhitungan seasonal index dari setiap bulannya yang dapat dilihat pada tabel 4.12: Tabel 4.7 Seasonal Index Produk TBK 250 ml Bulan
Tahun
Tahun
Tahun
Total
Rata-Rata
2011
2012
2013
Demand
Seasonal Index
Januari
0.545785 0.573004 0.567532
1.686321
0.562107
Februari
0.721760 0.632199 0.696938
2.050897
0.683632
Maret
0.584660 0.795615 0.962522
2.342798
0.780933
April
0.707173 0.894773 0.830943
2.432889
0.810963
Mei
0.907214 1.107513 1.514583
3.529311
1.176437
Juni
1.327212 1.099613 1.354864
3.781689
1.260563
Juli
1.161004 1.191162 1.425161
3.777326
1.259109
Agustus
1.323898 1.121734
1.165705 3.611337
1.203779
September 1.281390 1.294055 0.858174 3.433619
1.144540
69
Bulan
Tahun
Tahun
Tahun
Total
Rata-Rata
2011
2012
2013
Demand
Seasonal Index
1.153929 0.970125 0.800239
2.924293
0.974764
November 1.024956 1.195320 0.793397
3.013673
1.004558
1.029940 3.415847
1.138616
Oktober
Desember
1.261020 1.124887
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 4.3.1.3 Hasil Peramalan Produk Teh Botol Kotak 200 ml Dengan menggunakan metode peramalan Multiplicative Decomposition (seasonal) – Average All Data, Multiplicative Decomposition (seasonal) –Centered Moving Average, Additive Decomposition (seasonal)– Average All Data, Additive Decomposition (seasonal) –Centered Moving Averag, dan Linear Regression/Least Square untuk mengolah data historis penjualan Teh Botol Sosro kemasan Kotak 200 ml dengan menggunakan software aplikasi POM-QM for windows, maka hasil peramalan yang diperoleh untuk periode Januari 2014 hingga Desember 2014 adalah sebagai berikut (Tabel 4.8): Tabel 4.8 Hasil Peramalan Produk Teh Botol Kotak Kemasan 200 ml Januari 2014 No. 1.
Metode
Forecast
MAD
MSE
– 65,886
18,299.28
474,278,000
– 83,383
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 66,245
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
18,299.28
474,278,000
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 79,485 Average All Data
5.
Linear Regression
154,125 Februari 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average
– 115,961
70
2.
– 118,564
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 114,474
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 139,375
18,299.28
474,278,000
– 135,306
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 137,352
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 118,296
18,299.28
474,278,000
– 120,709
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 115,879
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 148,101
18,299.28
474,278,000
– 135,842
16,433.05
389,043,100
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 116,023 Average All Data
5.
Linear Regression
155,155
Maret 2014 1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 133,408 Average All Data
5.
Linear Regression
156,184 April 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 117,975 Average All Data
5.
Linear Regression
157,214 Mei 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
71
Average All Data 3.
Multiplicative Decomposition - 145,725
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 168,445
18,299.28
474,278,000
– 165,041
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 165,744
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 156,709
18,299.28
474,278,000
– 163,931
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 154,597
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 168,277
18,299.28
474,278,000
– 157,915
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 166,497
18,603.23
463,662,300
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 133,747 Average All Data
5.
Linear Regression
158,243 Juni 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 164,416 Average All Data
5.
Linear Regression
159,273 Juli 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 163,195 Average All Data
5.
Linear Regression
160,302 Agustus 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
72
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 156,772
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 170,271
18,299.28
474,278,000
– 161,714
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 168,107
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 171,210
18,299.28
474,278,000
– 165,238
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 169,260
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
– 137,591
18,299.28
474,278,000
– 145,623
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 134,388
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
Average All Data 5.
Linear Regression
161,332 September 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 160,736 Average All Data
5.
Linear Regression
162,361 Oktober 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 164,422 Average All Data
5.
Linear Regression
163,391 November 2014
1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 143,968
73
Average All Data 5.
Linear Regression
164,420
25,373.71
904,860,900
– 165,875
18,299.28
474,278,000
– 179,048
16,433.05
389,043,100
Multiplicative Decomposition - 162,224
18,603.23
463,662,300
16,466
386,719,900
25,373.71
904,860,900
Desember 2014 1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 144,280 Average All Data
5.
Linear Regression
165,450
Sumber: POM-QM for windows 3, 2014
Berdasarkan hasil peramalan yang diolah dengan metode peramalan yang mengikuti pola trend dan musiman maka dipilih metode peramalan yang terbaik dengan cara melihat nilai error pada MAD dan MSE yang terkecil. Untuk metode peramalan pada produk TBK 200 ml ini metode peramalan Additive Decomposition (seasonal)–Average All Data dengan MAD = 16,433.05 dan MSE = 389,043,100. Untuk dapat memeriksa keandalan dari metode peramalan yang dipilih berdasarkan nilai dari error terkecil pada MAD dan MSE dapat menggunakan peta kontrol tracking signal. Vincent Gaspersz (2001:83) menyatakan bahwa nilai tracking signal memiliki batasan maksimum ± 4. Dari perhitungan metode Additive Decomposition – Average All Data diketahui nilai dari tracking signal bergerak dari -2.41
sampai
+2.41.
Sehingga,
hasil
peramalan
tersebut
keakurasiannya yang masih berada dalam pengendalian tracking signal.
menunjukkan
74
Gambar 4.5 Peta Kendali Tracking Signal Additive Decomposition-Average All Data TBK 200 ml Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 4.3.1.4
Hasil Peramalan Produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak 250 ml Sama halnya dari hasil pengolahan data historis penjualan produk Teh
Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 250 ml dengan menggunakan software aplikasi POM-QM for windows, maka pada tabel 4.9 diperoleh hasil peramalan untuk produk TBK 250 ml di masa yang akan datang yaitu Januari 2014 hingga Desember 2014. Tabel 4.9 Hasil Peramalan Produk Teh Botol Kotak Kemasan 250 ml Januari 2014 No. 1.
Metode
Forecast
MAD
MSE
– 81,938
17,835.33 525,307,200
– 90,855
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 83,753
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 85,886
15,407.83 427,729,800
75
Average All Data 5.
Linear Regression
164,135
31,954.2
1,298,193,000
Februari 2014 1.
Additive
Decomposition
– 95,029
17,835.33 525,307,200
– 108,028
15,490.96 429,988,200
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Multiplicative Decomposition - 96,752
16,800.93 498,222,400
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 104,355
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
165,441
31,954.2
1,298,193,000
Maret 2014 1.
– 127,751
17,835.33 525,307,200
– 123,851
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 128,638
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 121,502
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
166,748
31,954.2
1,298,193,000
April 2014 1.
– 127,840
17,835.33 525,307,200
– 128,352
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 128,849
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 126,290
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
168,054
31,954.2
1,298,193,000
76
Mei 2014 1.
– 194,374
17,835.33 525,307,200
– 180,712
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 196,491
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 184,208
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
169,361
31,954.2
1,298,193,000
Juni 2014 1.
– 183,470
17,835.33 525,307,200
– 190,920
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 186,043
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 195,663
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
170,667
31,954.2
1,298,193,000
Juli 2014 1.
– 175,650
17,835.33 525,307,200
– 192,586
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 179,029
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 197,651
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
171,973
31,954.2
1,298,193,000
Agustus 2014 1.
Additive
Decomposition
– 180,748
17,835.33 525,307,200
77
Centered Moving Average 2.
– 184,177
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 186,119
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 188,326
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
173,280
31,954.2
1,298,193,000
September 2014 1.
– 190,162
17,835.33 525,307,200
– 177,068
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 194,730
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 180,380
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
174,586
31,954.2
1,298,193,000
Oktober 2014 1.
– 156,274
17,835.33 525,307,200
– 153,290
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 158,523
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 153,462
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
175,892
31,954.2
1,298,193,000
November 2014 1.
Additive
Decomposition
Centered Moving Average
– 163,019
17,835.33 525,307,200
78
2.
– 159,573
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 164,051
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 160,532
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
177,199
31,954.2
1,298,193,000
Desember 2014 1.
– 170,377
17,835.33 525,307,200
– 177,835
15,490.96 429,988,200
Multiplicative Decomposition - 172,900
16,800.93 498,222,400
Additive
Decomposition
Centered Moving Average 2.
Additive
Decomposition
Average All Data 3.
Centered Moving Average 4.
Multiplicative Decomposition - 181,351
15,407.83 427,729,800
Average All Data 5.
Linear Regression
178,505
31,954.2
1,298,193,000
Sumber: Pengolahan Data dari POM-QM for windows 3, 2014
Berdasarkan hasil peramalan dengan software POM-QM for windows, diketahui bahwa metode forecasting yang memiliki error terkecil pada produk teh botol kotak kemasan 250 ml adalah metode Multiplicative Decomposition – Average All Data. Dengan nilai MAD = 15,407.83 dan MSE = 427,729,800. Berkaitan dengan validasi peramalan, dapat menggunakan perhitungan tracking signal untuk mengetahui valid atau tidaknya hasil peramalan pada metode Multiplicative Decomposition – Average All Data. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai tracking signal adalah -5.02 dan +5.02. Berikut ini gambar 4.4 yang dapat menunjukkan gerak dari tracking signal peramalan yang berada pada grafik peta kendali.
79
Gambar 4.6 Grafik Peta Kendali Tracking Signal Multiplicative DecompositionAverage All Data TBK 250 ml Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Berdasarkan dari hasil peramalan untuk produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml dengan menggunakan metode peramalan dan uji kendali dengan menggunakan metode tracking signal, maka hasil peramalan permintaan di periode yang akan datang (Januari 2014 hingga Desember 2014) yang menunjukkan kevalidannya sebagai berikut:
Tabel 4.10 Peramalan Permintaan Tahun 2014 Peramalan Permintaan
Peramalan Permintaan
(Karton)
(Karton)
TBK 200 ml
TBK 250 ml
Januari 2014
83,383
85,886
Februari 2014
118,564
104,355
Maret 2014
135,306
121,502
April 2014
120,709
126,290
Mei 2014
135,842
184,208
Bulan
80
Juni 2014
165,041
195,663
Juli 2014
163,931
197,651
Agustus 2014
157,915
188,326
September 2014
161,714
180,380
Oktober 2014
165,238
153,462
November 2014
145,623
160,532
Desember 2014
179,048
181,351
Sumber: Software POM-QM for windows, 2014 4.3.2
Aggregate Planning Pengolahan data dengan menggunakan metode aggregate planning dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah optimalisasi produksi Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dalam melakukan pemanfaatan kapasitas atau sumber daya, meminimalisasi biaya produksi atau efisiensi biaya dari segi total biaya produksi yang berlangsung, dan pemenuhan permintaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut dapat menggunakan tiga alternatif dari strategi perencanaan agregat. Perencanaan agregat yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan perencanaan agregat untuk mengatasi masalah optimalisasi produksi Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dan juga bertujuan untuk meninjau efisiensi biaya dari segi total biaya produksi yang berlangsung. Sehingga dapat memberikan tiga alternatif dari strategi perencanaan agregat oleh Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dilakukan dengan menyesuaikan minimal biaya yang diperoleh dari masing-masing alternatif strategi tersebut. Alternatif pertama dalam strategi perencanaan agregat adalah chase strategy, level strategy, dan mixed strategy. Untuk dapat memberikan solusi dalam perencanaan agregat ini peneliti menggunakan software POM – QM for windows 3: 4.3.2.1
Chase Strategy Pehitungan perencanaan agregat dengan chase strategy adalah untuk
menghasilkan jumlah output produksi di setiap periodenya yang sesuai dengan perkiraan permintaan untuk periode tersebut. Dalam mencapai strategi ini perusahaan
81
dapat menghasilkan output dari suatu produk yang sesuai dengan permintaan dengan cara menyesuaikan kapasitas pada produksi reguler, produksi overtime, dan juga subkontrak. Untuk mengetahui biaya yang diperoleh dari strategi tersebut, berikut ini hasil dari perhitungan chase strategy untuk produk TBK 200 ml dan 250 ml yang dapat di lihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 di bawah ini.
Gambar 4.7 Hasil Solusi Chase Strategy Produk TBK 200 ml Sumber: Software POM-QM for windows 3, 2014
82
Gambar 4.8 Hasil Solusi Chase Strategy Produk TBK 250 ml Sumber: Software POM-QM for windows 3, 2014 Keterangan: 1.
Increase cost adalah biaya operasional perusahaan yang timbul untuk meningkatkan kapasitas produksi saat regular time. Dari hasil output POMQM for windows 3 di atas dapat terlihat bahwa increase cost Kantor Pabrikan PT. Sinar Sosro Cibitung adalah Rp 0.00, hal ini dikarenakan PT. Sinar Sosro sudah menetapkan kapasitas produksi setiap harinya dan walaupun perusahaan menaikkan kapasitasnya saat terjadi peningkatan permintaan namun tidak dipengaruhi oleh biaya peningkatan kapasitas tersebut.
2.
Decrease Cost adalah penurunan biaya untuk mengurangi produksi setiap harinya yang dikarenakan permintaan di periode tersebut menurun. Kantor Pabrikan PT. Sinar Sosro Cibitung tidak mengeluarkan biaya penurunan karena perusahaan tetap mengeluarkan biaya yang sama meskipun pekerja tidak menghasilkan jumlah produk yang sesuai dengan kapasitas.
83
Hasil yang terlihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 ini dapat melihat berapa jumlah unit produk yang harus di produksi berdasarkan pada regular time, overtime, dan subkontrak untuk menerapkan metode chase strategy. Penerapan chase strategy pada metode perencanaan agregat ini para pekerja menyesuaikan kapasitas pada produksi regular, produksi overtime, dan juga subkontrak berdasarkan pada peramalan permintaannya untuk dapat menghasilkan jumlah output yang sesuai dengan permintaan aktualnya dan dapat memenuhi permintaan tersebut. Selain itu, untuk meminimalkan timbulnya biaya inventory akibat terjadinya penumpukan produk di gudang dan meminimalkan shortage cost akibat tidak dapat memenuhi permintaan di periode tersebut. Total biaya yang diperoleh dari penerapan chase strategy pada Kantor Pabrikan PT. Sinar Sosro Cibitung dengan menggunakan POM-QM for windows 3 untuk produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 200 ml adalah Rp
23,750,070,000.00
sedangkan
untuk
produk
TBK
250
sebesar
Rp 29,120,440,000.00 4.3.2.2 Level Strategy Strategi kedua yang digunakan untuk mencari solusi perencanaan agregat adalah level strategy. Dimana level strategy digunakan untuk menghasilkan jumlah produk yang sama di setiap bulan dalam satu tahun. Dimana total permintaan untuk produk TBK 200 ml dan 250 ml Kantor Pabrikan PT. Sinar Sosro Cibitung adalah 1,732,314 karton TBK 200 ml dan 1,879,606 karton TBK 250 ml. Untuk penerapan alternative level strategy ini cenderung menghasilkan perhitungan yang akan berdampak pada timbulnya biaya persediaan yang tinggi pada saat pabrik memproduksi lebih tinggi daripada permintaan, dan juga akan menimbulkan shortage cost apabila terjadi permintaan yang melonjak dan pabrik tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Sehingga, solusi yang dapat diberikan dari level strategy pada perencanaan agregat untuk produk TBK 200 ml dan 250 ml ini sebagai berikut:
84
Gambar 4.9 Hasil Solusi Level Strategy Produk TBK 200 ml Sumber: Software POM-QM for windows 3, 2014
Gambar 4.10 Hasil Solusi Level Strategy Produk TBK 250 ml Sumber: POM-QM for windows 3, 2014
85
Dari solusi yang dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi produk TBK 200 ml di regular time sebanyak 1,280,500 karton dan sebanyak 423,094 karton di overtime produksi dengan total biaya dari output solusi software POM-QM for windows 3 sebesar Rp 24,319,840,000.00 untuk produk TBK 200 ml Rp 29,831,230,000.00 untuk produk TBK 250 ml. 4.3.2.3 Mixed Strategy Mixed strategy adalah kombinasi strategy dari chase strategy dan level strategy, yang bertujuan untuk mengurangi gangguan negative dari alternatif pure strategy yang ditawarkan sebelumnya, yaitu chase strategy dan level strategy. Dalam memperoleh penelitian ini, penulis menggunakan metode transportasi dalam aggregate planning dan mencari solusi optimal dalam perencanaan produksi agregat. Hal utama dalam proses perencanaan produksi yaitu menyesuaikan dengan kapasitas pada saat regular time, overtime dan subcontract yang dapat memenuhi permintaan setiap bulan. Berdasarkan perhitungan mixed strategy dengan menggunakan metode transportasi yang dapat dilihat di Lampiran 11 untuk produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak 200 ml, maka diketahui bahwa total cost dengan metode transportasi sebesar Rp 23,740,160,000.00. Berikut ini perhitungan dari total biaya pada metode transportasi yang digunakan untuk menganalisa alternatif strategi pada mixed strategy untuk produk TBK 200 ml: Tabel 4.11 Perhitungan Total Biaya Metode Transportasi Produk TBK 200 ml Production
Demand
Month
Units Produced x Cost
Total Cost
January
83,383 Karton
65,540karton x 13,667
895,735,180
February
118,564 Karton
118,564 karton x 13,667
1,620,414,188
11,436 karton x 14,051 March
135,306 Karton
123,870 karton x 13,667 6,130 karton x 14,051
April
120,709 Karton
114,579 karton x 13,667 15,421 karton x 14,051
160,687,236 1,692,931,290
86,132,630 1,565,951,193 216,680,471
86
Production
Demand
Month May
Units Produced x Cost 135,842 Karton
120,421 karton x 13,667 9,579 karton x 14,051
June
165,041 Karton
July
163,931 Karton
136,500 karton x 13,667
157,915 Karton
161,714 Karton
November
165,238 Karton
145,623 Karton
1,776,710,000
130,000 karton x 13,667
136,500 karton x 13,667
136,500 karton x 13,667
179,048 Karton
516,904,854 1,776,710,000 425,257,110
1,865,545,500 384,110,076 1,865,545,500
28,738 karton x 15,234
437,794,692
136,500 karton x 13,667
1,865,545,500
9,123 karton x 15,234 December
1,865,545,500
130,000 karton x 13,667
25,214 karton x 15,234 October
134,594,529
288,867,108
27,915 karton x 15,234 September
1,645,793,807
18,962 karton x 15,234
33,931 karton x 15,234 August
Total Cost
136,500 karton x 13,667 42,548 karton x 15,234
Total Cost
138,979,782
1,865,545,500 648,176,232 Rp 23,740,157,878
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Total cost dari strategi mixed dengan menggunakan metode transportasi menggunakan POM for windows adalah sebesar Rp 23,740,160,000.00. Jumlah dari total cost tersebut sangat jauh berbeda dengan perhitungan manual di atas dimana total cost yang dihasilkan sebesar Rp 23,740,157,878 hal ini dapat dikarenakan hasil yang diperoleh dari POM for windows secara otomatis mengalami pembulatan dalam perhitungannya sehingga total cost tersebut Rp 23,740,160,000.00 dan permintaan konsumen dapat dikelola dengan baik sehingga perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Berikut ini penjelasan dari perhitungan total cost dengan menggunakan metode transportasi dalam strategi mixed perencanaan produksi di tahun 2014:
87
1. Januari 2014, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 65,540 karton di regular time produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Januari 2. Di bulan Februari, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 118,564 karton di waktu reguler produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Februari dan memproduksi 11,436 karton dengan menggunakan sisa dari kapasitas reguler yang tersedia di bulan Februari sebagai persediaan produk di gudang untuk dapat memenuhi permintaan di bulan Maret. 3. Bulan Maret, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 123,870 karton di waktu reguler produksi dan memproduksi 6,130 karton dengan menggunakan sisa dari kapasitas reguler yang tersedia di bulan Maret sebagai persediaan produk di gudang untuk dapat memenuhi permintaan di bulan April. 4. Bulan April, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 114,579 karton di waktu reguler produksi memproduksi 15,421 karton dengan menggunakan sisa dari kapasitas reguler yang tersedia di bulan Februari sebagai persediaan produk di gudang untuk dapat memenuhi permintaan di bulan Mei. 5. Bulan Mei, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 120,421 karton di waktu reguler produksi dan memproduksi 9,579 karton dengan menggunakan sisa dari kapasitas reguler yang tersedia di bulan Februari sebagai persediaan produk di gudang untuk dapat memenuhi permintaan di bulan Juni. 6. Bulan Juni, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu reguler produksi dan 18,962 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Juni sebanyak 165,041 karton. 7. Bulan Juli, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 130,000 karton di waktu reguler produksi dan 33,931 karton di overtime
88
produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Juli sebanyak 163,931 karton. 8. Bulan Agustus, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 130,000 karton di waktu reguler produksi dan 27,915 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan April sebanyak 157,915 karton. 9. Bulan September, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu reguler produksi dan 25,214 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan September sebanyak 161,714 karton. 10. Bulan Oktober, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu reguler produksi dan 28,738 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Oktober sebanyak 165,238 karton. 11. Bulan November, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu reguler produksi dan 9,123 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan November sebanyak 145,623 karton. 12. Bulan Desember, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu regular produksi dan 42,548 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan April sebanyak 179,048 karton. Sehingga Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memenuhi permintaan konsumennya dengan tepat dan dapat meminimalkan kapasitas produksi sebanyak 502,029 karton dalam periode satu tahun dan dapat meminimalkan biaya produksi overtime sebesar Rp 7,647,909,786 dari kapasitas maksimal yang tersedia dalam satu bulan kapasitas. Sama halnya dengan perhitungan metode transportasi untuk produk TBK 250 ml pada Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung untuk menentukan alternatif pada solusi strategi perencanaan agregat yang mempunyai total cost minimal dan dapat
89
memenuhi permintaan dengan tepat maka dilakukan initial perencanaan yang dapat dilihat di Lampiran 12 beserta perhitungan total cost untuk perencanaan produksi tersebut. Berikut ini perhitungan total cost untuk produk TBK 250 ml dengan menggunakan metode transportasi: Tabel 4.12 Perhitungan Total Biaya Metode Transportasi Produk TBK 250 ml Production
Demand
Month January February March
April May
Units Produced x Cost
Total Cost
85,886 Karton
66,309 Karton x 15,540
1,030,441,860
104,355 Karton
104,355 Karton x 15,540
1,253,518,560
121,502 Karton
126,290
184,208 Karton
27,663 Karton x 15,924
440,505,612
93,839 Karton x 15,540
1,458,258,060
41,161 Karton x 15,924
655,447,764
85,129 Karton x 15,540
1,322,904,660
49,871 Karton x 15,924
794,145,804
134,337 Karton x 15,540 30,663 Karton x 15,924
2,087,596,980 488,277,612
June
195,663 Karton
165,000 Karton x 15,540
2,564,100,000
July
197,651 Karton
165,000 Karton x 15,540
2,564,100,000
32,651 Karton x 17,107 August
188,326 Karton
165,000 Karton x 15,540 23,326 Karton x 17,107
September
180,380 Karton
165,000 Karton x 15,540 15,380 Karton x 17,107
October
153,462 Karton
153,462 Karton x 15,540 4,038 Karton x 15,924
November
160,532 Karton
156,494 Karton x 15,540 8,506 Karton x 15,924
December
181,351 Karton
165,000 Karton x 15,540 7,845 Karton x 17,107
Total Cost Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
558,560,657 2,564,100,000 399,037,882 2,564,100,000 263,105,660 2,384,799,480 64,301,112 2,431,916,760 135,449,544 2,564,100,000 134,204,415 Rp 28,722,972,422
90
Dari hasil perhitungan total cost pada strategi mixed dengan menggunakan metode transportasi menggunakan POM for windows untuk produk TBK 250 ml adalah sebesar Rp 29,091,130,000.00. Jumlah dari total cost tersebut sangat jauh berbeda dengan perhitungan manual di atas dimana total cost yang dihasilkan sebesar Rp 28,722,972,422.00 hal ini dapat dikarenakan hasil yang diperoleh dari POM for windows sudang secara otomatis mengalami pembulatan dalam perhitungannya sehinga total cost tersebut Rp 29,091,130,000.00 dan permintaan konsumen dapat dikelola dengan baik sehingga perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Berikut ini penjelasan dari perhitungan total cost dengan menggunakan metode transportasi dalam strategi mixed perencanaan produksi di tahun 2014: 1. Januari 2014, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 66,309 karton di regular time produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Januari. 2. Di bulan Februari, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 104,355 karton di waktu regular produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Februari dan dapat memproduksi 27,663 karton di waktu produksi reguler untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan Maret. 3. Bulan Maret, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 93,839 karton di waktu reguler produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Maret dan dapat memproduksi 44,161 karton di waktu produksi reguler untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan April. 4. Di bulan April, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 85,129 karton di waktu reguler produksi dan dapat memproduksi 49,871 karton di waktu produksi regular untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan Mei. 5. Bulan Mei, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 134,337 karton di waktu reguler produksi untuk memenuhi permintaan di
91
bulan Mei dan dapat memproduksi 30,663 karton di waktu produksi reguler untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan Juni. 6. Bulan Juni, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi. 7. Bulan Juli, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi dan 32,651 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Maret sebanyak 197,651 karton. 8. Bulan Agustus, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi dan 23,326 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Agustus sebanyak 188,326 karton. 9. Bulan September, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi dan 15,380 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan September sebanyak 180,380 karton. 10. Bulan Oktober, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 153,462 karton di waktu reguler produksi dan 18,462 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Oktober sebanyak 153,462 karton dan memanfaatkan kapasitas produksi di bulan Oktober sebanyak 4,038 karton untuk persediaan di Bulan November. 11. Bulan November, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung memakai kapasitas produksi 156,494 karton di waktu reguler produksi dan 8,506 karton di waktu produksi reguler untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan Desember. 12. Bulan Desember, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi dan 7,845 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Desember sebanyak 181,351 karton.
92
Sehingga Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memenuhi permintaan konsumennya dengan tepat dan dapat meminimalkan kapasitas produksi overtime sebanyak 640,798 karton dalam periode satu tahun dan dapat meminimalkan biaya produksi overtime sebesar Rp 10,962,131,386.00 dari kapasitas maksimal yang tersedia dalam satu bulan kapasitas. 4.4 4.4.1
Analisa Metode Usulan Analisa Metode Peramalan Peramalan permintaan untuk produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak
(TBK) 200 ml dan 250 ml pada Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro ini berasal dari data realisasi produk tersebut di tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013. Tahap awal peramalan dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan dengan memplot data realisasi tersebut. Untuk melihat kecenderungan datanya ini dengan memperhatikan pola trend, musiman, dan pola gabungan data dari trend dan musiman. Sehingga dapat mengetahui metode peramalan yang dapat digunakan adalah Multiplicative Decomposition (seasonal) – Average All Data, Multiplicative Decomposition (seasonal) –Centered Moving Average, Additive Decomposition (seasonal)– Average All Data, Additive Decomposition (seasonal) –Centered Moving Averag, dan Linear Regression/Least Square. Dengan hasil perbandingan nilai error pada MAD dan MSE dari kelima metode peramalan inilah dapat diketahui bahwa metode peramalan untuk produk TBK 200 ml adalah dengan metode peramalan Additive Decomposition (seasonal)– Average All Data, dan untuk produk TBK 250 ml adalah metode Multiplicative Decomposition (seasonal) – Average All Data. Setelah mengetahui metode peramalan terbaik untuk masing-masing produk TBK inilah maka dapat dilakukan peramalan untuk periode 1 tahun (tahun 2014) untuk peramalan realisasi permintaan pada Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung. 4.4.2
Analisa Perencanaan Agregat Dari data hasil peramalan yang dilakukan untuk menganalisa permintaan di
periode yang akan datang maka dapat diketahui jumlah produksi yang akan dibuat dan dapat mengetahui kemampuan produksi yang dilakukan oleh Kantor Pabrik
93
PT. Sinar Sosro dalam kapasitas reguler dan overtime yang digunakan untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk perhitungan kapasitas produksi saat reguler dan overtime ini dilakukan dengan melihat data penggunaan kapasitas produksi pada tahun 2013 dengan menghitung rata-rata dari tiap waktu reguler dan overtime produksi tersebut sehingga dapat menjadikan landasan dalam menentukan perhitungan kapasitas di periode yang akan datang. Adapun perencanaan agregat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa alternatif strategi pada perencanaan tersebut, antara lain chase strategy, level strategy, dan mix strategy untuk dapat mengoptimasi perencanaan produksi yang memberikan nilai dari total cost yang minimal dan dapat memenuhi permintaan dengan baik. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan untuk produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml dengan menggunakan strategi dari masing-masing perencanaan agregat itulah maka dapat diketahui total cost yang minimal dalam melakukan proses produksi di periode tersebut. Berikut ini perbandingan dari tiga strategi perencanaan aggregate dan total cost yang dapat dijadikan sebagai solusi optimal dalam perencanaan produksi untuk produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml pada Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung: Tabel 4.13 Perbandingan Tiga Strategi dan Total Cost Total Cost Strategi
Chase
Produksi
Produksi
Regular
Overtime
˅
˅
Shortage
Inventory
Strategy Mixed Strategy
TBK 250 ml
(Rupiah)
(Rupiah)
29,120,440,000
Strategy Level
TBK 200 ml
23,750,070,000 ˅
˅
˅
˅
˅
˅ ˅
24,319,840,000
29,831,230,000
23,740,160,000
29,091,130,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
94
Berdasarkan solusi total cost yang diberikan dari ketiga strategi perencanaan agregat tersebut, mixed strategy adalah solusi yang lebih memiliki total cost yang minimal dalam memenuhi permintaan produksinya. Di mana strategi mixed dalam perencanaan agregat ini adalah strategi yang menggabungkan dua strategi lainnya. Sehingga, perusahaan dapat menggunakan waktu reguler dan overtime dalam produksinya dan tidak menekankan untuk melakukan produksi dalam memenuhi permintaan satu bulan saja tetapi dapat memakai kapasitas produksi di bulan tersebut untuk dapat memproduksi permintaan di bulan berikutnya sebagai persediaan di periode yang mengalami permintaan meningkat. 4.4.3
Analisa Master Production Scheduling (MPS) Data-data yang digunakan dalam penyusunan MPS merupakan data-data
hasil perhitungan dari masing-masing tiga strategi pada perencanaan agregat. Dimana solusi dari tiga strategi tersebut dilakukan analisa perencanaan produksi yang mempunyai total cost minimum dan dapat memenuhi permintaan konsumen pada periode tersebut. Dalam penyusunan MPS dapat dibagi menjadi rencana produksi mingguan untuk produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) dengan kemasan 200 ml dan kemasan 250 ml. 4.4.3.1
Analisa Master Production Scheduling TBK 200 ml Dalam membuat suatu perencanaan produksi untuk produk TBK 200 ml
yang di produksi Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung ini mempunyai kapasitas per harinya yaitu menghasilkan 6,500 karton/hari. Berikut ini terkait dengan perencanaan produksi yang akan digunakan untuk mengendalikan permintaan untuk dapat terpenuhi dengan baik dan dapat menjadi dasar untuk digunakan sebagai gross requirement pada MRP untuk menghitung jumlah kebutuhan bahan baku yang akan di pakai untuk menghasilkan produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak 200 ml. Tabel 4.14 MPS Produk TBK 200 ml January dan February 2014 Month
January 2014
February 2014
65,540 Karton
130,000 Karton
Beginning Inventory = 18,298 Available Capacity Week
1
2
20,845
20,845
Forecast Month Forecast Week
3
4
1
2
20,845
29,641
29,641
83,383 Karton 20,845
3
4
118,564 Karton 29,641
29,641
95
Customer Order
20,845
20,845
20,845
20,845
29,641
29,641
29,641
29,641
Projected
42,953
22,108
21,303
458
16,317
32,176
41,535
458
Available
Balances (PAB) MPS
45,500
20,040
45,500
45,500
39,000
Available to promise
22,108
458
-13,324
2,535
11,894
22,108
22,566
9,242
11,777
23,671
inventory (ATP) Cummulative ATP
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Tabel 4.15 MPS Produk TBK 200 ml March dan April 2014 Month
March 2014
April 2014
11,436 Karton
6,130 Karton
Beginning Inventory = 458 Carryover in Month Available Capacity
141,436 Karton
Week
1
2
Forecast Week
33,829
33,826
Customer Order
33,829
Projected
136,130 Karton 4
1
2
33,825
33,825
30,177
30,178
30,177
30,177
33,826
33,825
33,825
30,177
30,178
30,177
30,177
23,565
35,239
40,414
11,895
27,218
42,540
12,363
27,316
Forecast Month
3
135,306 Karton
Available
3
4
120,709 Karton
Balances (PAB) MPS Available to promise
45,500
45,500
39,000
11,436
45,500
045,500
45,130
-10,261
1,414
6,589
-18,282
-2,960
12,363
-6,644
13,410
14,824
21,413
3,131
171
12,534
5,890
inventory (ATP) Cummulative ATP
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Tabel 4.16 MPS Produk TBK 200 ml May dan June 2014 Month
May 2014
June 2014
Carryover in Month
15,421 Karton
9,579 Karton
Available Capacity
145,421 Karton
165,041 Karton
Beginning Inventory = 11,895
Week
1
Forecast Month
2
3
4
1
135,842 Karton
2
3
4
165,041 Karton
Forecast Week
33,960
33,960
33,961
33,960
41,260
41,260
41,261
41,260
Customer Order
33,960
33,960
33,961
33,960
41,260
41,260
41,261
41,260
Projected
38,856
29,896
41,435
36,896
41,136
45,376
32,656
36,896
45,500
25,000
45,500
29,421
45,500
45,500
28,541
45,500
4,896
-4,065
7,475
-4,364
-124
4,115
-8,604
-4,087
10,786
6,721
14,196
9,832
9,708
13,823
5,219
1,132
Available
Balances (PAB) MPS Available to promise inventory (ATP) Cummulative ATP
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
96
Tabel 4.17 MPS Produk TBK 200 ml July dan August 2014 Month
July 2014
August 2014
Beginning Inventory = 36,896 Available Capacity
163,931 Karton
Week
1
2
Forecast Week
40,983
40,983
Customer Order
40,983
Projected
41,413
157,915 Karton 4
1
40,983
40,982
39,478
39,479
39,479 39,479
40,983
40,983
40,982
39,478
39,479
39,479 39,479
45,930
50,447
40,396
46,418
39,439
45,460 40,396
42,000
45,500
45,500
30,931
45,500
32,500
45,500 34,415
430
4,947
9,465
918
6,939
-40
1,562
6,509
15,974
16,892
23,831
23,791
Forecast Month
3
163,931 Karton
Available
2
3
4
157,915 Karton
Balances (PAB) MPS Available to promise
5,981
-32
inventory (ATP) Cummulative ATP
29,772 29,740
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Tabel 4.18 MPS Produk TBK 200 ml September dan October 2014 Month
September 2014
October 2014
161,714 Karton
165,238 Karton
Beginning Inventory = 40,396 Available Capacity Week
1
Forecast Month
2
3
4
1
161,714 Karton
2
3
4
165,238 Karton
Forecast Week
40,428
40,429
40,428
40,428
41,309
41,310
41,309 41,309
Customer Order
40,428
40,429
40,428
40,428
41,309
41,310
41,309 41,309
Projected
45,468
30,253
35,325
40,397
44,588
48,778
52,969 40,398
45,500
25,214
45,500
45,500
45,500
45,500
45,500 28,738
5,039
-10,175
-5,103
-912
3,278
7,469
34,779
24,604
19,501
18,589
21,867
29,336
Available
Balances (PAB) MPS Available to promise
11,660
3,993
inventory (ATP) Cummulative ATP
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
40,996 44,989
97
Tabel 4.19 MPS Produk TBK 200 ml November dan December 2014 Month
November 2014
December 2014
Beginning Inventory = 40,398 Available Capacity Week
145,623 Karton 1
2
Forecast Week
36,405
36,406
Customer Order
36,405
Projected
49,493
MPS
45,500
Available to promise
Available
179,048 Karton 4
1
2
36,406
36,406
44,762
44,762
44,762
44,762
36,406
36,406
36,406
44,762
44,762
44,762
44,762
22,210
31,304
40,398
41,136
41,874
42,612
40,350
9,123
45,500
45,500
45,500
45,500
45,500
42,500
13,087 -14,196
-5,102
-4,364
-3,626
-2,888
-2,150
-2,262
58,076
38,778
34,414
30,788
27,900
25,750
23,488
Forecast Month
3
145,623 Karton
3
4
179,048 Karton
Balances (PAB)
inventory (ATP) Cummulative ATP
43,880
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Berdasarkan analisa yang dilakukan pada perencanaan produksi dalam jangka waktu satu minggu dengan menggunakan metode Master Production Scheduling (MPS) untuk produk TBK 200 ml ini Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro dapat membuat suatu perencanaan produksi yang dapat mengatasi masalah dalam memenuhi permintaan konsumen, meminimalkan biaya produksi, dan dapat mengatur persediaan di bulan sebelumnya untuk mengatasi apabila terjadinya peningkatan permintaan di periode berikutnya. Dari hasil perencanaan produksi dengan menggunakan metode MPS seperti tabel di atas tersebut, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro dapat memanfaatkan kapasitas yang tersedia yang diberikan dari solusi pada perencanaan agregat di analisa metode sebelumnya. Sehingga Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro dapat memenuhi permintaan konsumen di setiap minggunya dan dapat memperoleh inventory sebanyak 23,448 Karton di akhir periode perencanaan. Selain itu, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro dapat meminimalkan timbulnya under production ataupun overstocking di periode berikutnya sehingga juga meminimalkan terjadinya biaya shortage sebesar Rp 46,105,804.00 dari adanya informasi yang diberikan pada perolehan ATP yang negatif atau artinya pesanan yang dijanjikan oleh perusahaan untuk dapat dipenuhi permintaannya di periode berikutnya. Cumulative ATP dalam hal ini dikatakan sebagai informasi pemenuhan permintaan di periode tertentu dimana nilai dari ATP yang dihasilkan di periode berikutnya bernilai negatif sehingga apabila nilai dari cumulative ATP lebih besar
98
maka permintaan tersebut dapat terpenuhi di periode berikutnya dan nilai dari cumulative ATP tetap bernilai positif. 4.4.3.2 Analisa Master Production Scheduling TBK 250 ml Sama hal nya dalam membuat suatu perencanaan produksi untuk produk TBK 250 ml yang di produksi Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung ini mempunyai kapasitas per harinya yaitu menghasilkan 7,500 karton/hari. Berikut ini terkait dengan perencanaan produksi dengan menggunakan metode MPS yang akan digunakan untuk mengendalikan permintaan untuk dapat terpenuhi. Tabel 4.20 MPS Produk TBK 250 ml January dan February 2014 Month
January 2014
February 2014
Beginning Inventory = 19,577 Available Capacity Week
66,309 Karton 1
2
Forecast Week
21,471
21,472
Customer Order
21,471
Projected
35,606
Forecast Month
Available
135,000 Karton
3
4
1
2
21,471
21,471
26,088
26,089
26,089
26,089
21,472
21,471
21,471
26,088
26,089
26,089
26,089
14,134
21,472
1
26,413
52,824
26,735
30,646
85,886 Karton
3
4
104,355 Karton
Balances (PAB) MPS
37,500
28,809
52,500
52,500
30,000
Available to promise
14,134
1
324
26,735
271
14,134
14,135
14,459
41,194
41,465
inventory (ATP) Cummulative ATP
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Tabel 4.21 MPS Produk TBK 250 ml March dan April 2014 Month
March 2014
April 2014
27,663 Karton
41,161 Karton
Beginning Inventory = 2,983 Carryover in Month Available Capacity Week
162,663 Karton 1
2
Forecast Week
30,375
30,376
Customer Order
30,375
Projected
25,108
MPS
52,500
Available to promise
Available
176,161 Karton 4
1
2
30,375
30,375
31,572
31,572
31,573
31,572
30,376
30,375
30,375
31,572
31,572
31,573
31,572
17,232
39,357
44,163
42,591
63,519
31,946
44,164
22,500
52500
35,163
30,000
52,500
43,790
-5,268 -13,143
9,000
12,591
11,019
31,946
-1,888
32,054
44,645
55,664
87,610
85,722
Forecast Month
3
121,502 Karton
3
4
126,290 Karton
Balances (PAB)
inventory (ATP) Cummulative ATP
36,197
23,054
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
99
Tabel 4.22 MPS Produk TBK 250 ml May dan June 2014 Month
May 2014
June 2014
Beginning Inventory = 44,164 Carryover
49,871 Karton
30,663 Karton
Available Capacity
214,871 Karton
195,663 Karton
Week
1
Forecast Month
2
3
4
1
2
184,208 Karton
3
4
195,663 Karton
Forecast Week
46,052
46,052
46,052
46,052
48,916
48,916
48,915
48,916
Customer Order
46,052
46,052
46,052
46,052
48,916
48,916
48,915
48,916
Projected
50,612
57,060
63,508
44,164
47,748
51,332
54,917
44,164
52,500
52,500
52,500
26,708
52,500
52,500
52,500
38,163
4,560
11,008
17,456
-4,752
-1,168
2,417
6,001
-5,249
90,282 107,738
125,194
120,442 119,274
121,691
Available
Balances (PAB) MPS Available to promise inventory (ATP) Cummulative ATP
127,692 122,443
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Tabel 4.23 MPS Produk TBK 250 ml July dan August 2014 Month
July 2014
August 2014
Beginning Inventory = 38,163 Available Capacity Week
197,651 Karton 1
Forecast Month
2
3
188,326 Karton 4
1
197,651 Karton
2
3
4
188,326 Karton
Forecast Week
49,413
49,413
49,413
49,412
47,081
47,082
47,081
47,081
Customer Order
49,413
49,413
49,413
49,412
47,081
47,082
47,081
47,081
Projected
47,251
50,338
53,425
44,164
49,583
55,001
38,746
44,165
MPS
52,500
52,500
52,500
40,151
52,500
52,500
30,826
52,500
Available to promise
-2,162
925
4,013
-2,917
2,501
7,920
-8,335
-930
120,281
121,206
125,219
122,302
124,803
132,723
124,388
123,458
Available
Balances (PAB)
inventory (ATP) Cummulative ATP
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
100
Tabel 4.24 MPS Produk TBK 250 ml September dan October 2014 Month
September 2014
October 2014
Beginning Inventory = 44,165 Available Capacity Week
180,380 Karton 1
2
Forecast Week
45,095
45,095
Customer Order
45,095
Projected
51,570
Available
157,500 Karton 4
1
45,095
45,095
38,366
38,365
38,365
38,365
45,095
45,095
45,095
38,366
38,365
38,365
38,365
6,475
13,880
21,285
35,419
49,554
11,189
25,324
52,500
52,500
52,500
52,500
52,500
52,500
6,475
-31,215
-17,081
-2,946
11,189
-14,809
129,933
98,718
81,637
78,691
89,880
75,071
Forecast Month
3
180,380 Karton
2
3
4
153,462 Karton
Balances (PAB) MPS Available to promise inventory (ATP) Cummulative ATP
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Tabel 4.25 MPS Produk TBK 250 ml November dan December 2014 Month
November 2014
Desember 2014
165,000 Karton
181,351 Karton
Beginning Inventory = 25,324 Available Capacity Week
1
Forecast Month
2
3
4
1
160,532 Karton
2
3
4
181,351 Karton
Forecast Week
40,133
40,133
40,133
40,133
45,337
45,338
45,338
45,338
Customer Order
40,133
40,133
40,133
40,133
45,337
45,338
45,338
45,338
Projected
37,691
50,058
29,425
29,792
36,955
44,117
51,279
29,791
MPS
52,500
52,500
19,500
40,500
52,500
52,500
52,500
23,850
Available to promise
-2,442
9,925
-10,708
-15,545
-8,383
-1,221
5,941
-21,488
72,629
82,554
71,846
56,301
47,918
46,697
52,638
31,150
Available
Balances (PAB)
inventory (ATP) Cummulative ATP
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Dari hasil analisa perencanaan produksi dengan menggunakan metode MPS untuk produk TBK 250 ml Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro dapat meminimalkan timbulnya biaya shortage sebesar Rp 164,784,000.00 dari adanya informasi yang diberikan pada cumulative ATP dan Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memperoleh ending inventory sebanyak 31,150 karton produk TBK 250 ml di akhir periode 2014.
101
Untuk jumlah produksi pada tabel MPS tertera di atas, jumlah produksi merupakan dalam satuan karton yang artinya untuk satu karton terdapat 24 Pcs. Akan tetapi, untuk membuat suatu perencanaan produksi untuk dapur pemasakan produksi, satuan yang digunakan adalah dalam bentuk batch., yang artinya untuk untuk 1 hari produksi adalah 2.5 batch dengan 1 batch produksi di lini produksi Teh Botol Sosro kemasan kotak (TBK) terdapat 2,496 karton untuk TBK 200 ml dan 2,520 karton untuk TBK 250 ml. Maka hasil konversi dari data MPS ke dalam satuan batch tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.26 Konversi Batch Produksi TBK 200 ml Bulan
MPS (Karton)
Konversi (Batch)
Produksi (Hari)
January
65,540
26
10
February
130,000
52
21
March
130,000
52
21
April
130,000
52
21
May
130,000
52
21
June
155,462
62
25
July
163,931
66
26
August
157,915
63
25
September
161,714
65
26
October
165,238
66
26
November
145,623
58
23
December
179,048
72
29
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat menjelaskan bahwa Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro dapat memproduksi sejumlah kuantitas produk untuk memenuhi pernintaan konsumennya dalam periode satu bulan dengan jumlah batch produksi yang tertera pada tabel 4.26 di atas. Sedangkan untuk konversi batch produksi dari data MPS pada produk TBK 250 ml dalam periode satu bulan dapat dilihat pada tabel 4.27 sebagai berikut:
102
Tabel 4.27 Konversi Batch Produksi TBK 200 ml Bulan
MPS (Karton)
Konversi (Batch)
Produksi (Hari)
January
66,309
26
10
February
135,000
54
22
March
135,000
54
22
April
135,000
54
22
May
165,000
66
26
June
165,000
66
26
July
197,651
78
31
August
188,326
75
30
September
180,380
72
29
October
157,500
63
25
November
165,000
66
26
December
181,351
72
29
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat menjelaskan bahwa Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro dapat memproduksi sejumlah kuantitas produk untuk memenuhi pernintaan konsumen dalam periode satu bulan dengan jumlah batch produksi yang tertera pada tabel 4.27 di atas sehingga Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro dapat memperhitungkan optimalisasi pada proses produksinya mencapai efektivitas dalam proses produksinya dengan optimal biaya yang minimum dan kuantitas produk yang tepat.