BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian “Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk studi, digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data”. (Churchill dan Lacobucci2005, p74) Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan adalah asosiatif / hubungan. Dalam pelaksanaannya metode penelitian yang dilakukan adalah survei, yaitu penelitian dilakukan pada suatu populasi dengan menganalisis data yang diperoleh dari populasi itu sendiri. Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para konsumen Harley – Davidson dan informasi yang didapat dari pelanggan tersebut dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga Cross Section. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol
suatu gejala. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Penelitian
Time Horizon
Jenis dan Metode Penelitian
Metode yang digunakan
Unit Analisis
Asosiatif Asosiatif Asosiatif
Regresi sederhana Regresi sederhana Regresi berganda
Individu-Konsumen Individu-Konsumen Individu-Konsumen
T-1 T-2 T-3 Sumber : Penulis
44
Cross-Sectional Cross-Sectional Cross-Sectional
45
Keterangan : •
T-1 : Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Customer Experience terhadap
Customer Loyalty Harley – Davidson. •
T-2 : Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Brand Activation terhadap
Customer Loyalty Harley – Davidson. •
T-3 : Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Customer Experience dan
Brand Activation secara bersama – sama terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson. Berdasarkan pendapat Sugiono (2006, p11), asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif atau komparatif. Berdasarkan pendapat Indriantoro (2002, p26), survey adalah teknik pengumpulan dan analisis data berupa opini dari responden melalui tanya – jawab. Ada dua cara dalam melakukan
survey;
1).Kuesioner
(pertanyaan
tertulis)
dapat
secara
langsung
dikomunikasikan kepada responden dan dikumpulkan dari responden (secara perorangan) atau dapat juga dikomunikasikan dan dikumpulkan melalui pos, dan 2).Wawancara (pertanyaan lisan) dapat dilakukan dengan komunikasi tatap muka atau melalui telepon. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2006, p11), Cross Section yaitu informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu, dapat dilakukan dalam beberapa hari bahkan beberapa minggu atau karena situasi.
46
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Definisi operasional adalah rumusan mengenai kasus dan atau variabel yang akan dicari untuk dapat ditemukan dalam penelitian di dunia nyata, di dunia empiris atau di lapangan yang dapat dialami. Kasus dan variabel didefinisikan secara operasional ini diambil dari identifikasi masalah atau hipotesis. Definisi operasional dapat dibuat sendiri dengan berpedoman pada bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel dalam kasus di dunia nyata atau di lapangan dengan merumuskannya secara pendek dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsir. Definisi operasional dapat juga diartikan sebagai penjabaran pemahaman istilahistilah yang digunakan dalam penelitian agar memiliki persamaan persepsi baik mengenai konsep yang dikembangkan dan atau konstruk yang dibangun dalam penelitian, baik antara peneliti dengan para sponsor, pemesan, pembimbing, atau pembaca, mengenai variabelvariabel atau kasus-kasus yang menjadi obyek atau subyek penelitian. Berdasarkan pendapat Sugiono dalam Umar (2005, p128), variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti dan mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut. Dalam melaksanakan penelitian ini, terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu : a. Variabel Independent (X), yang terdiri dari : o
Customer Experience (X1)
o
Brand Activation (X2)
b. Variabel Dependent (Y), yang terdiri dari : o
Customer Loyalty (Y)
Ukuran yang digunakan untuk masing – masing variabel adalah interval, dan skala yang digunakan adalah Skala Likert. Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert ini, akan menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap serangkaian pernyataan
47
tentang suatu objek dan biasanya memiliki lima atau tujuh kategori dari “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”. (Istijanto2005, p88)
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel
Sub variabel
Indikator
Sense
suara yang khas
Feel
Customer Experience (X1)
Think
Act
Relate
Menyampaikan ide yang membangun agar sebuah merek menjadi istimewa
Brand Activation (X2)
Dapat dipercaya dan memberikan hasil yang baik
Desain motorcycle yang menarik Perasaan bangga ketika mengendarai motorcycle Service yang diberikan memuaskan pada saat pembelian Mendorong untuk lebih mengenal berbagai tipe dari motorcycle ini Harga motorcycle sesuai dengan kenyamanan saat mengendarai Hobi berkendara dengan Harley Davidson motorcycle Ikut ke dalam komunitas Harley – Davidson Club Indonesia Mencerminkan pergaulan kelas atas Merasa menjadi bagian kaum metropolis Harley – Davidson memberikan experience berkendara melalui brand of legend Harley – Davidson memiliki premium brand Harley – Davidson memiliki kualitas produk yang baik (paint, sound)
Instrumen Pengukuran
Skala
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Ordinal (Likert)
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Ordinal (Likert)
48
Keterlibatan konsumen Menyampaikan ide yang dapat memotivasi konsumen Pembelian lini produk
Customer Loyalty
Memberikan referensi pada orang lain Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
Konsumen memiliki ikatan emosional terhadap merek Harley – Davidson membentuk komunitas sendiri untuk menjalin persaudaraan Pelanggan menggunakan produk – produk Harley – Davidson (part & accessories, merchandise) Pelanggan bersedia untuk merekomendasikan kepada orang lain Pelanggan bersedia menggunakan produk tanpa menghiraukan produk lainnya
Kuesioner Kuesioner
Kuesioner
Ordinal (Likert) Kuesioner
Kuesioner
Sumber : Penulis 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, ada beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Jenis dari masing – masing data tersebut adalah kuantitatif, dan sumber datanya adalah primer, yang didapat secara langsung dari konsumen yang dijadikan responden, melalui penyebaran kuesioner. Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tujuan
Data
Sumber Data
Jenis Data
T–1
Customer Experience dan
Primer –Kuesioner
Kualitatif
Primer – Kuesioner
Kualitatif
Primer – Kuesioner
Kualitatif
Customer Loyalty T–2
Brand Activation dan Customer Loyalty
T–3
Customer Experience, Brand Activation dan Customer Loyalty
Sumber : Penulis
49
Keterangan : •
T–1
: Mengetahui bagaimana hubungan antara Customer Experience terhadap
Customer Loyalty Harley – Davidson •
T–2
: Mengetahui bagaimana hubungan antara Brand Activation terhadap
Customer Loyalty Harley – Davidson •
T–3
: Mengetahui bagaimana hubungan antara Customer Experience dan Brand
Activation secara bersama – sama terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam keseluruhan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi Metode pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk mendapatkan data – data yang tidak ada di perusahaan secara tertulis 2. Wawancara Dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkepentingan dalam perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, sehingga dapat mendukung penelitian 3. Kuesioner Pengumpulan data melalui pertanyaan – pertanyaan yang disebarkan kepada konsumen secara langsung untuk mendapatkan penilaian mengenai Customer
Experience, Brand Activation dan hubungannya terhadap Customer Loyalty konsumen itu sendiri
50
4. Studi Literatur Studi dilakukan dari berbagai buku, jurnal, dokumen – dokumen perusahaan yang bersangkutan dan berhubungan dengan penelitian serta data – data yang penulis dapatkan melalui internet
3.5 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2007, pp77-78) purposive sampling adalah teknik yang menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sehingga dari pengertian teknik sampel
purposive sampling di atas, maka pertimbangan – pertimbangan penentuan sampel yang dimaksud dalam penelitian yaitu : •
Para konsumen yang telah menjadi pelanggan tetap di Mabua Harley – Davidson
•
Para konsumen yang memiliki Motorcycle atau asesoris dari Mabua Harley – Davidson
•
Para konsumen yang berusia lebih dari atau sama dengan 20 tahun
3.6 Teknik Pengolahan Sampel Untuk mengetahui ukuran sampel yang akan digunakan maka dapat menggunakan rumus yang terdapat dalam Ariestonandri (2006, pp95-96), yaitu :
n ≥ p.q.
Zα е
2
51
Keterangan :
n
= jumlah sampel
е
= error sampling (estimasi yang dapat diterima)
p
= perkiraan proporsi populasi
q
= (1 – p)
Zα
= interval kepercayaan yang ditetapkan
Jika tidak diketahui nilai proporsi atau perbandingan dari populasi yang tak terhingga, maka digunakan pendekatan nilai p = q = 0,5. Pada penelitian ini interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau α = 0,05 sehingga Zα = 1.96 dan estimasi yang dapat diterima adalah 10%. Maka ukuran sampelnya adalah :
⎛ 1,96 ⎞ n ≥ 0,5.0,5. ⎜ ⎟ ⎝ 0,10 ⎠
2
n ≥ 96,04 = 97 Maka dapat disimpulkan sampel yang diambil minimal 97 orang, dan dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sebanyak 100 orang.
3.7 Metode Analisis Dalam penelitian ini ada banyak metode analisis yang digunakan. Analisis diawali pada instrumen penelitian, yaitu kuesioner dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas serta uji normalitas. Kemudian dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data yang akan
52
dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuan – tujuan penelitian, yaitu dengan analisis korelasi dan regresi.
3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam proses pengumpulan data penelitian membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang besar. Namun data – data yang telah dikumpulkan tersebut akan menjadi tidak berguna bila alat pengukur yang digunakan tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu dalam mengevaluasi skala pengukuran harus diperhatikan dua hal tersebut, yaitu validitas dan reliabilitas. Dengan demikian, hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1. Uji Validitas Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin diukur. (Sekaran 2006, p39) Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing – masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah sebagai berikut :
rb =
n(∑ XY ) − (∑ X )( . ∑Y )
{n.∑ X
2
}{
− (∑ X ) . n.∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
Keterangan :
r = koefisien korelasi X = skor item X Y = skor item Y
n = banyaknya sampel dalam penelitian
2
}
53
2. Uji Reliabilitas Keandalan (Reliabilitas) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran. (Sekaran2006, p40) Dalam Umar (2005, p195) dipaparkan enam macam pengukuran reliabilitas, yaitu
Test-Retest, Spearman-Brown, kuder dan Richardson (dengan rumus K-R 20 dan K-R 21), cronbach’s Alpha (α), dan observasi. Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach’s Alpha (α). Rumus Cronbach’s Alpha dapat digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala. Berikut rumusnya :
⎛ k ⎞ r11 = ⎜ ⎟ ⎝ k −1⎠
⎛ Σσ b 2 ⎜1 − ⎜ σt2 ⎝
Keterangan :
r11
= reliabilitas instrumen
K
= banyaknya butir pertanyaan
σt2
= varians total
∑σ
2 b
= jumlah varians butir
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
54
3.7.2 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal). Uji normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan melihat titik sebaran terdapat pada gambar grafik Q-Q Plot. Jika terlihat sebaran data variabel dapat dikatakan baik karena hasil normal Q-Q Plot
Customer Loyalty membuktikan bahwa data berdistribusi normal karena sebaran titik-titik plot berada pada suatu garis lurus.
3.7.3 Analisis Korelasi dan Regresi Untuk jenis penelitian asosiatif (T-1, T-2, dan T-3), metode analisis yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan regresi berganda. 1. Analisis Korelasi Sebelum dilakukan uji regresi, dilakukan uji korelasi terlebih dahulu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel dependen dan variabel – variabel independen. Teknik analisis korelasi Person Product Moment termasuk teknis statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. (Kuncoro dan Riduwan2007, pp61-62) •
Rumus Korelasi Sederhana :
rxy =
n(Σxy) − (Σx)(Σy ) {n.Σx 2 − (Σx) 2 }{n.Σy 2 − (Σy ) 2 }
Dimana :
rxy = koefisien korelasi X = skor item X Y = skor item Y n = banyaknya sampel dalam penelitian
55
•
Rumus Korelasi Berganda :
R = X 1. X 2.Y =
r 2 X 1Y + r 2 X 2Y − 2(rX 1Y ).(rX 2Y ).(rX 1 X 2 ) 1 − r 2 X 1X 2
Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00
Sangat kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat rendah
Sumber : Kuncoro dan riduwan (2007, p62)
2. Analisis Regresi Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan (memprediksikan) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. (Kuncoro dan Riduwan2007, pp8384)
56
Asumsi – asumsi model regresi terpusat pada : (Kuncoro dan Riduwan2007, p84) •
Data yang dianalisis jenis data interval dan rasio
•
Data yang dipilih secara acak
•
Data yang dihubungkan berdistribusi normal
•
Data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama
Tujuan analisis regresi secara umum adalah : (Triton2006, p117) •
Menentukan persamaan garis regresi berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi yang dihasilkan
•
Mencari korelasi bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat (nilai R)
•
Menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui uji F
Berdasarkan tujuan penelitian, untuk T-1 dan T-2, menggunakan analisis regresi sederhana, yaitu : •
Persamaan regresi sederhana
Y = a + bX
Keterangan :
Y = variabel tidak bebas (dependen variabel) X = variabel bebas (independen variabel) a = nilai konstanta b = koefisien regresi
•
Untuk mencari koefisien regresi b
b =
n. ΣXY - ΣX .ΣY n. ΣX
2
–( ΣX )2
57
•
Untuk mencari nilai konstanta a
dimana
a = Y- bX
ΣY Y=
dan
n
ΣX X= n
Sedangkan untuk T-3 menggunakan analisis regresi berganda, yaitu : •
Persamaan Regresi Berganda
Y = b0 + b1 . X 1 + b2 . X 2 •
Untuk mencari nilai b0, b1, b2
ΣY = n.a + b1 .ΣX 1 + b2 .ΣX 2
ΣX 1Y = a.ΣX 1 + b1 .ΣX 1 + b2 .ΣX 1 X 2 2
ΣX 2Y = a.ΣX 2 + b1 .ΣX 1 X 2 + b2 .ΣX 2
3.8 Rancangan Uji Hipotesis Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan / pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan / asumsi dari suatu hipotesis juga merupakan data, akan tetapi karena kemungkinan bisa salah, maka apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan data hasil observasi. (Supranto2001, p124) Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif. Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang diuji.
58
Variabel : X1 = Customer Experience X2 = Brand Activation Y = Customer Loyalty
3.8.1 Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual alam menerangkan variasi variabel terikat. Rumusnya yaitu :
t=
r n−2 1− r2
Keterangan : t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel r = korelasi parsial yang ditemukan n = jumlah sampel Dasar pengambilan keputusan pengujian adalah : •
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak
•
Jika thitung < ttabal maka H0 diterima
Hipotesis 1 Æ Bagaimana hubungan antara Cusromer Experience terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson ? H0
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Cusromer Experience terhadap
Customer Loyalty Harley – Davidson (PYX1 = 0)
59
H1
: Ada hubungan yang signifikan antara Customer Experience terhadap Customer
Loyalty Harley – Davidson (PYX1 ≠ 0)
Hipotesis 2 Æ Bagaimana hubungan antara Brand Activation terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson ? H0
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Brand Activation terhadap Customer
Loyalty Harley – Davidson (PYX2 = 0) H1
: Ada hubungan yang signifikan antara Brand Activation terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson (PYX2 ≠ 0)
3.8.2 Uji F Uji F digunakan untuk menguji variabel – variabel bebas secara bersama – sama terhadap variabel terikat. Selain itu dengan Uji F ini dapat diketahui pula apakah model regresi linier yang digunakan sudah tepat atau belum. Rumusnya yaitu :
F=
R2 / k (1 − R 2 ) /( n − k − 1)
Keterangan : F = Fhitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan Ftabel
R2 = kolerasi persial yang ditemukan n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas
60
Dasar pengambilan keputusan pengujian adalah: •
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak
•
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima
Hipotesis 3 → Bagaimana hubungan antara Customer Experience dan Brand Activation secara bersama-sama terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson ? •
H0
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Customer Experience dan
Brand Activation secara bersama-sama terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson (PYX1X2 = 0) •
H1
: Ada pengaruh yang signifikan antara Customer Experience dan Brand
Activation secara bersama-sama terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson (PYX1X2 ≠ 0)
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, ingin diketahui bagaimana hubungan antara
Customer Experience dan Brand Activation terhadap Customer Loyalty Harley – Davidson. Untuk mendapatkan hasil dari setiap tujuan penelitian, maka dilakukanlah survey melalui kuesioner pada para pelanggan PT.Mabua Harley – Davidson Iskandarsyah. Dari hasil kuesioner tersebut maka dapat dianalisis Customer Experience, Brand Activation, serta
Customer Loyalty dan dilakukan analisis regresi pada variabel – variabel tersebut. Rancangan implikasi hasil penelitian ini adalah bahwa Harley – Davidson dapat mengevaluasi apakah Customer Experience dan Brand Activation benar – benar berhubungan terhadap Customer Loyalty pelanggan Harley – Davidson. Diharapkan hasil implikasi dari penelitian ini dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi Harley – Davidson dan juga
61
para pelanggannya. Dengan demikian, Harley – Davidson dapat terus mempertahankan pelanggannya agar tetap loyal sehingga meraih pelanggan yang semakin luas.