BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian 3.1.1
Pengertian Hotel Menurut Morisson yang dikutip oleh Gaffar dalam bukunya CRM dan MPR Hotel (2007 p.6), industri perhotelan merupakan bagian dari hospitality industry yaitu suatu industri yang menyediakan produk dan jasa kepada pelanggan yang jauh dari rumah. Industri perhotelan terdiri atas travel, penginapan, makan, hiburan, rekreasi dan fasilitas permainan. Hotel menurut Hotel Proprietors Act, (Gaffar; 2007 p.6), adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Menurut Glolier Electronic Publishing Inc, (Gaffar; 2007 p.6), hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum. American Hotel and Motel Association (AHMA) (Gaffar; 2007 p.7), menyatakan bahwa hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu. 32
33 Menurut Richard (Gaffar; 2007 p.7), hotel adalah sejenis akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang tinggal untuk sementara waktu, dan dikelola secara profesional.
3.1.2
Klasifikasi Hotel Menurut Richard (Gaffar; 2007 p.8), klasifikasi hotel adalah suatu sistem pengelompokkan hotel ke dalamn berbagai kelas atau tingkatan berdasarkan ukuran penelitian tertentu. Klasifikasi tersebut bisa dilakukan menurut standar hotel, jumlah kamar, jenis tamu, lama tinggal, bintang, tipe harga kamar, tarif kamar, lama operasi hotel, serta lokasi hotel. Klasifikasi menurut standar hotel didasarkan kepada manajemen, kapasitas atau jumlah kamar, fasilitas, penempatan tenaga kerja, serta administrasi. Berdasarkan hal tersebut maka hotel berdasarkan standarnya dapat dikelompokkan menjadi : 1. Hotel internasional. 2. Hotel semi internasional. 3. Hotel nasional. Jika dilihat dari jumlah kamar, maka dapat dibagi menjadi : 1. Small hotel yaitu hotel dengan jumlah kamar kurang dari 50 kamar. 2. Medium hotel yaitu hotel dengan jumlah kamar antara 50-100 kamar. 3. Large hotel yaitu hotel dengan jumlah kamar 100 kamar ke atas.
34 Dilihat dari jenis tamu yang menginap, hotel dibagi menjadi : 1. Family hotel yaitu tamu yang menginap bersama keluarga. 2. Business hotel yaitu tamu yang mayoritas adalah menginap dengan tujuan bisnis sehingga diperlukan tata cara praktis dan cepat dalam pelayanan sereta fasilitas bisnis sebagai penunjang. 3. Commercial hotel yaitu tamu hotel dari kalangan pengusaha. 4. Tourist hotel yaitu tamu yang menginap mayoritas para wisatawan sehingga diperlukan penataan hotel yang artistik seta tersedianya sarana informasi wisata serta barang-barang kerajinan tangan dan sebagainya. 5. Official hotel yaitu hotel yang mayoritas tamunya adalah dari instansi atau perusahaan yang swedang melaksanakan perjalanan dinas sehingga biasanya lokasinya berada di daerah perkantoran atau instansi dan relatif sama dengan business hotel. 6. Transit hotel yaitu apabila mayoritas tamunya adalah mereka yang akan melanjutkan perjalanan seperti hotel di bandara ; cure hotel yaitu apabila tamu yang menginap terutama mereka yang akan merawat diri untuk tujuan pengobatan seperti air panas mineral. 7. Convention hotel yaitu hotel yang dirancang untuk keperluan penyelenggaraan konvensi.
35 3.1.3
Sejarah Hotel Le Meridien Jakarta Hotel Le Meridien, didirikan pertama kali pada tahun 1972 oleh Air France dengan motto "Memberikan suasana senyaman rumah kepada konsumennya meskipun mereka berada jauh dari rumah". Properti pertama Le Meridien adalah sebuah hotel yang memiliki 1000 kamar di Paris - Le Meridien Etoile. Dalam jangka waktu dua tahun setelah pengoperasiannya, Le Meridien telah membuka 10 hotel baru di Eropa dan Afrika. Empat tahun kemudian jumlah hotel telah bertambah menjadi 21 hotel yang terletak di Eropa, Afrika, Paris, India Barat, Canada, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Mauritius. Group ini terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1991, jumlah hotel Le Meridien telah mencapai 58 hotel. Setelah melalui beberapa kali akuisisi, akhirnya pada bulan November 2005, merek Le Meridien diakuisisikan oleh Starwood Hotels and Resort Worldwide, Inc. Pembangunan hotel Le Meridien Jakarta bermula dari rencana PT. Mercu Buana pada tahun 1987 untuk mengoptimalkan lahan miliknya di lokasi Jalan Jenderal Sudirman. Sebelumnya lahan tersebut dimaksudkan sebagai lokasi kantor Mercu Buana. Namun, ketika itu muncul beberapa alternatif. Pilihan membangun hotel diputuskan setelah Howard and Howard - konsultan kelas dunia berkedudukan di London - yang diminta untuk melakukan riset lapangan memberi rekomendasi untuk membangun hotel.
Howard and Howard menyarankan untuk membangun hotel
berbintang lima dengan kapasitas hingga 300 kamar pada waktu itu.
36 Manajemen hotel dipercayakan kepada Meridien S.A., yang mengelola lebih dari 80 hotel dan resort di seluruh dunia pada saat itu, termasuk kawasan Asia Pasifik. Dipilihnya Meridien sebagai pengelola antara lain mengingat saat itu tak banyak hotel yang berorientasi ke Eropa. Padahal dalam iklim globalisasi, menurut kalangan analis, potensi pasar Eropa demikian
besar
hingga
hotel
yang
bernuansa
Eropa
besar
kemungkinannya dapat menjaring tamu dari kawasan tersebut. Hotel Le Meridien Jakarta dibuka resmi tanggal 17 Februari 1992 oleh Ibu Negara Republik Indonesia - Ibu Tien Soeharto.
Upacara
peresmian di ballroom Sasono Mulyo ditandai dengan penanda-tanganan prasasti oleh Ibu Negara dan disaksikan oleh mantan Menparpostel Bapak Soesilo Soedarman, Presdir PT. Wisata Triloka Buana serta 500 hadirin peserta undangan lainnya. Hotel Le Meridien Jakarta berdiri diatas lahan seluas 12.780 meter persegi dengan total luas bangunan 35.000 meter persegi. Hotel Le Meridien Jakarta merupakan hotel dengan kategori bintang lima berdasarkan surat keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) No. KM.94/HK.103/MPT-87 dan surat keputusan dari Direktorat Jendral Pariwisata No. 14/V/II/88. Hingga kini Hotel Le Meridien Jakarta masih terus berkembang. Berada tepat di jantung bisnis kota Jakarta, Le Meridien Jakarta menawarkan kemewahan yang hangat, dengan 346 kamar yang terdiri dari beberapa kamar standard dan mewah serta dilengkapi dengan perlengkapan yang mewah dan modern. Selain itu, hotel ini juga menerapkan suatu perspektif baru
37 melalui lensa seni desain, busana dan makanannya. Hotel Le Meridien Jakarta menghadirkan pengalaman interaktif yang membangkitkan gairah tamu untuk menikmati suasana budaya Indonesia di setiap ruangannya.
3.1.4
Fasilitas Hotel Le Meridien Jakarta Hotel Le Meridien Jakarta memiliki 346 kamar yang terdiri dari beberapa kamar standard dan mewah serta dilengkapi dengan perlengkapan yang mewah dan modern. Di setiap kamarnya dilengkapi televisi LCD, high speed internet access, kamar mandi dengan bath tub dan shower yang terpisah, air conditioning, mini bar dan fasilitas membuat kopi, botol air mineral dan koran harian. Pilihan kamar itu antara lain : 1. Superior Rooms 2. Deluxe Rooms 3. Junior Suites 4. Executive Suites 5. Diplomatic Suites 6. Presidental Suites 7. ”Rumah Kudus” Penthouse 8. Le Royal Deluxe Rooms 9. Le Royal Junior Suites 10. Le Royal Club Executive Suites 11. Le Royal Club Diplomatic Suites
38 Berikut ini adalah spesifikasi kamar di Hotel Le Meridien Jakarta :
Jenis kamar
Jumlah
Harga
Superior
213
USD
185,00
Deluxe
64
USD
205,00
Junior Suite
16
USD
245,00
Executive Suite
22
USD
305,00
Diplomatic Suite
6
USD
605,00
Presidential Suite
1
USD 1.005,00
Deluxe King Club
20
USD
245,00
Deluxe Twin Club
4
USD
245,00
Junior Suite Club
4
USD
285,00
Executive Suite Club
4
USD
325,00
Diplomatic Club
1
USD
505,00
Kudus Penthouse
1
USD 2.005,00
TOTAL
346
Le Royal Club Floor
Tabel 3.1 Spesifikasi harga kamar Sumber : General Manager, 2011
Selain itu, Hotel Le Meridien Jakarta juga memiliki 13 ruang pertemuan untuk berbagai kegiatan, mulai dari meeting, acara ulang tahun, hingga wedding. Setiap ruang pertemuan itu memiliki desain yang
39 sophisticated dan kontemporer. Tidak hanya itu saja, setiap ruangannya dilengkapi dengan audio visual, sistem telekonferensi, high speed internet access, LCD screen dan proyektor. Ruang pertemuan itu yaitu : 1. Sasono Mulyo Ballroom 2. Sasono Mulyo Function Rooms 3. Puri Asri Function Rooms 4. Antasena Function Rooms 5. Srikandi Function Rooms Bagi tamu yang ingin mengadakan meeting dengan jumlah peserta maksimal 10 orang, Hotel Le Meridien Jakarta menyediakan Business Centre yang terletak di lantai 1. Untuk memenuhi kebutuhan kuliner para tamu, di Hotel Le Meridien Jakarta terdapat beberapa restoran yang tentu saja mampu membuat lidah para tamu bergoyang, yakni : 1. La Brasserie (All-day Dining) 2. Al Nafoura (Lebanese Restaurant) 3. Le Rendezvous (Lounge) 4. La Boutique Gourmande (Pastry) 5. Tiga Puluh Music Bar + Lounge 6. Ryoutei Aoi (Japanese Restaurant) Tak hanya itu saja, Hotel Le Meridien Jakarta juga menyediakan fasilitas spa & health club. Spa dan health club adalah salah satu fasilitas pelayanan untuk para tamu yang menginap. Dimana para tamu dapat menikmati relaksasi dan pijitan yang mampu membangkitkan semangat
40 para tamu untuk beraktifitas kembali. Di dalamnya terdapat fasilitas fitness, sauna, steam, jacuzzi, spa body and face treatment. Ada pula executive floor, yang merupakan lantai khusus yang disebut Le Royal Club Floor. Lantai ini hanya dapat diakses oleh para tamu yang menginap di lantai Royal, yaitu kamar yang terletak pada lantai 10, 11, 16 dan 17 di Tower building. Selain itu, juga terdapat lounge dan meeting room pada lantai 20 yang dapat diakses dan dinikmati oleh para tamu Royal.
3.1.5
Visi, Misi dan Lokasi Hotel Le Meridien Jakarta Visi : Untuk mengubah 120 produk Le Meridien menjadi satu merek yang menunjukan gaya hidup.
Misi : 1. Kita tidak hanya memberikan tamu kita pengalaman menginap yang menakjubkan, melainkan juga membangkitkan rasa ingin tahu tamu melalui keunikan arrival experience. Pengalaman menginap para tamu akan memberikan mereka inspirasi untuk menjadi kreatif. 2. Kita tidak hanya sekedar menyajikan desain yang indah, kamar yang menyenangkan dan tempat tidur yang nyaman, namun juga menumbuhkan
pengembangan
berkomunitas para tamu.
pribadi,
pengayaan
dan
rasa
41 Lokasi Jl. Jend. Sudirman kav. 18-20. Jakarta 10220. Indonesia Telp. 021- 251 3131 Fax. 021 – 571 1633 Email untuk pemesanan :
[email protected] Website : www.lemeridien.com/jakarta
3.1.6
Struktur Organisasi Hotel Le Meridien Jakarta Hotel Le Meridien Jakarta memiliki kurang lebih sekitar 500 orang karyawan dan dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi beberapa divisi operasional sebagai berikut :
General Manage
Food & Beverage
Finance
Purcha sing
IT
Engine ering
Rooms
Kitchen
Accoun ting
House Keeping
Sales & Marketing
Reser vation
Security
Health care
Public Relations
Sales
Front Office
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Hotel Le Meridien Jakarta Sumber : General Manager, 2011
HRD
Training
42 Sesuai dengan gambar struktur diatas, masing-masing departemen memiliki job description tersendiri yang berbeda dari departemen lainnya, yaitu : 1. General Manager Bertanggung jawab untuk mengelola pengembangan, implementasi dan pemantauan terhadap rencana bisnis strategis agar tujuan perusahaan dapat tercapai. 2. Food and Beverage Bertanggung
jawab
terhadap
seluruh
kegiatan
hotel
yang
berhubungan dengan makanan dan minuman, termasuk dalam hal rasa, kebersihan, dan higienis sesuai dengan standard starwoods. 3. Finance Bertanggung jawab terhadap transaksi keuangan yang berhubungan dengan Le Meridien Hotel Jakarta serta mengontrol pembayaran tenant sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 4. Purchasing Bertanggung jawab terhadap segala bentuk pembelian yang dilakukan seluruh departemen. 5. IT Menyediakan perangkat dan aplikasi yang berhubungan dengan jaringan
dan
teknologi
komputer
bagi
karyawan
yang
membutuhkannya untuk membantu mengerjakan pekerjaan mereka, membuat program-program atau aplikasi baru sesuai kebutuhan serta
43 menjaga/memelihara dan membantu bila terjadi kerusakan perangkat dan aplikasi yang berhubungan dengan IT milik perusahaan. 6. Accounting Bertanggung jawab dalam menghitung segala pemasukan dan pengeluaran yang terjadi di Le Meridien Hotel Jakarta. 7. Engineering Bertanggung jawab dalam menjaga seluruh mesin yang digunakan di Le Meridien Hotel agar mesin dapat berjalan dengan lancar dan aman serta tidak mengganggu kenyamanan para tamu. 8. Rooms Bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan yang terdapat di seluruh kamar hotel yang ada di Le Meridien Hotel Jakarta. 9. House Keeping Bertanggung jawab dalam mengelola kebersihan kamar hotel yang ditempati oleh para tamu agar tetap terjaga kebersihannya. 10. Security Bertanggung jawab dalam mengelola perilaku seluruh personil keamanan ketika adanya event di Le Merdien Hotel Jakarta dan memastikan semua personil yang bekerja berada di masing-masing tempat.
44 11. Healthcare Bertanggung jawab dalam menyediakan kebersihan, keindahan, dan kenyamanan lingkungan di area spa, termasuk ruang perawatan, ruang relaksasi, dan ruang loker. 12. Front Office Bertanggung jawab untuk melayani check in / check out dan pusat informasi bagi tamu hotel, serta menjadi penghubung antara tamu dan hotel, menampung komen dan komplain para tamu. 13. Kitchen Bertanggung jawab dalam mengelola dan memproduksi makanan dimana kesehatan, kebersihan dan pengetahuan memasak sesuai standar resep, serta penggunaan alat dapur dan hal lain tentang makanan. 14. Sales marketing Membantu pelaksanaan dari segala aktivitas perusahaan yang dilakukan untuk menciptakan infromasi tentang perusahaan dan berusaha untuk meningkatkan serta menyebarkan hasil produksinya sesuai dengan permintaan masyarakat pada saat ini (jangka pendek), maupun yang akan datang (jangka panjang). 15. Reservation Melayani tamu dalam mempersiapkan tempat dalam hal kamar hotel dan transportasi.
45 16. Sales Memahami cara bagaimana mengatur kegiatan-kegiatan pemasaran secara keseluruhan dengan konsep dan pola perencanaan dan juga korrdinasi kegiatan-kegiatan penjualan dan aspek dari segi-segi lain di bidang pemasaran. 17. Public Relations Bertanggung jawab terhadap pembentukan image Le Meridien Hotel Jakarta yang positif serta menciptakan dan memelihara opini publik serta
memberikan
masukan
pada
manajemen
dalam
setiap
pengambilan kebijakan. 18. Human Resources Department HRD merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam menangani kebutuhan para karyawan agar seimbang dengan kebutuhan Le Meridien Hotel Jakarta. Dimulai dari kebutuhan perusahaan akan para karyawan baru yang berkompeten, jika ada divisi atau departemen yang membutuhkan karyawan baru, maka Division Head atau Department Head harus mengisi form Employee Request (ER) yang tersedia di intranet perusahaan dengan lengkap, disertai dengan kualifikasi kandidat yang diinginkan dan disetujui oleh Direktur terkait dan kemudian diserahkan kepada HRD. HRD akan segera memproses dan mendiskusikannya dengan CEO (Chief Executive Officer). Jika semua pihak yang bersangkutan dan berkepentingan telah menyetujui, maka HR akan memulai seleksi lamaran. Selain menangani kebutuhan perusahaan akan karyawan, HRD juga
46 menentukan masa percobaan atau probabition karyawan baru, mengatur masalah absensi, ketentuan pakaian kerja, tunjangan, dan sanksi perusahaan. 19. Training Bertanggung jawab untuk menciptakan dan mendirikan tim kerja yang kuat dan hubungan kerja yang baik diantara seluruh karyawan baik dalam satu departemen maupun berbeda departemen.
3.1.7
Logo Hotel Le Meridien Jakarta Hotel Le Meridien Jakarta menggunakan garis bujur dan garis lintang untuk menandakan lokasinya. Hal ini merupakan salah satu keunikan logo hotel ini dibandingkan hotel bintang lima lainnya di Jakarta.
Gambar 3.2 Logo Hotel Le Meridien Jakarta Sumber : General Manager, 2011
47 3.1.8
Arrival Experience dan Core Value Le Meridien di seluruh dunia memiliki 1 program yang sama, yaitu program LM100. Dimana LM100 ini adalah gabungan dari 100 artist yang direkurut oleh Hotel Le Meridien, untuk bekerja sama dengan menciptakan karya-karya yang inovatif dan kreatif baik dalam seni lukis, seni musik, desainer, hingga kuliner. Selain itu, di setiap Hotel Le Meridien, terdapat arrival experience bagi para tamu sehingga ada perbedaan antara hotel ini dengan hotel lainnya. Arrival experience adalah pengalaman kedatangan yang diciptakan oleh beberapa artist yang terkumpul dalam LM100 untuk merangsang rasa ingin tahu dan kreatifitas para tamu, yaitu : 1. Transitional Portal Transitional portal adalah portal kedatangan yang ada di pintu masuk lobby Hotel Le Meridien, dimana pada Hotel Le Meridien Jakarta, portal itu berwarna biru. Portal ini sengaja diciptakan agar para tamu yang melihat portal itu mulai berpikir apa maksud dari portal itu. 2. Sensory Experience Sensory experience adalah aroma wewangian jasmine yang terdapat di lobby hotel. Sehingga pada saat tamu menginjakkan kakinya pertama kali di Hotel Le Meridien, mereka dapat menerka-nerka wangi apa yang sedang mereka cium. Selain itu, aroma wewangian ini juga dapat menimbulkan perasaan nyaman.
48 3. Unlock Art Unlock art tidak hanya berfungsi sebagai kunci kamar, namun juga sebagai kunci masuk para tamu Hotel Le Meridien ke local cultured dimana hotel ini berada. Sebagai contoh, di Hotel Le Meridien Jakarta, unlock art ini dapat digunakan sebagai kunci masuk Galeri Nasional yang terletak di depan Monas, Jakarta Pusat secara gratis. Apabila tamu yang bersangkutan menunjukan bukti kepada petugas Galeri Nasional bahwa mereka adalah tamu Le Meridien Hotel Jakarta, maka para tamu mendapatkan tambahan pelayanan yaitu perjalanan keliling Galeri Nasional dengan tour guide tanpa dipungut biaya apapun. Tidak hanya itu saja, unlock art ini juga dapat dijadikan koleksi bagi para tamu karena desainnya yang unik dan memiliki gambar-gambar
yang
dapat
membuat
para
tamu
berpikir
mengenainya. 4. Elevated Experience Elevated experience adalah pengalaman para tamu ketika mereka berada di lift Hotel Le Meridien Jakarta. Karena di dalamnya, akan diperdengarkan berbagai jenis suara, mulai dari suara tetesan air, suara air terjun, suara binatang, dan sebagainya. Hal ini juga dilakukan untuk merangsang para tamu agar berpikir dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
49 Tidak hanya arrival experience saja, Hotel Le Meridien Jakarta juga memiliki core value, di antaranya : 1. Chic Hotel Le Meridien Jakarta adalah hotel bisnis. Oleh karenanya hotel ini berusaha membuat segala sesuatunya sesimple mungkin. Mulai dari desain hotel, service, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan kebanyakan tamu dari Hotel Le Meridien Jakarta adalah business man / woman yang . 2. Cultured Hotel Le Meridien Jakarta berusaha menyesuaikan diri dengan kebudayaan lokal dimana Le Meridien tersebut berada. Seperti penggunaan budaya Indonesia yang terasa sangat kental dalam desain Hotel Le Meridien Jakarta, dengan adanya lukisan, patung dan sebagainya yang berbau Indonesia. 3. Discovery Setiap pelayanan yang diberikan Hotel Le Meridien Jakarta dilakukan atas dasar karena pengunjung memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga pengalaman yang diperoleh ketika memasuki area Hotel Le Meridien Hotel Jakarta dapat dibagikan kepada orang lain.
Selain kualitas dari fasilitias yang disediakan oleh Hotel Le Meridien Jakarta, ada enam hal penting yang harus dimiliki oleh seluruh karyawan guna meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat memberikan
50 kepuasan semaksimal mungkin terhadap para tamu yang datang, lima hal tersebut adalah : 1. Human Truths 2. Belong 3. Feel Special 4. Have control 5. Reach their potential 6. Be understood Keunikan
lain
dari
Hotel
Le
Meridien
Jakarta
adalah
menggunakan program operasional yang disebut dengan Opex Six Sigma atau yang lebih dikenal dengan sebutan Operational Excellent Six Sigma, dimana Six Sigma merupakan analisis yang dilakukan oleh Hotel Le Meridien Jakarta sebelum suatu kejadian terjadi atau produk akhir terlaksana (zero is the fact). Program operasional ini dilakukan dikarenakan para tamu yang terkadang suka bertanya tentang Hotel Le Meridien Jakarta baik ruang pertemuan maupun restoran yang ada. Oleh karena itu, masing-masing staff yang bekerja di Hotel Le Meridien Jakarta memiliki bantuan peralatan (tool) yang disebut dengan Associate Guide Book, dimana buku tersebut berisi informasi lengkap mengenai Hotel Le Meridien Jakarta sehingga pada waktu tamu bertanya apapun tentang Hotel Le Meridien Jakarta, seluruh staff dapat memberikan jawaban meskipun bukan di bidang apa yang ditanyakan.
51 3.1.9
Program Corporate Social Responsibility (CSR) Hotel Le Meridien Jakarta 3.1.9.1 Program Go Green Berkaitan dengan semakin parahnya dampak global warming, seluruh masyarakat di dunia mulai bersama-sama menggalakan program go green. Go green itu sendiri pada dasarnya adalah gerakan mengajak masyarakat (semua lapisan) untuk ikut berperan aktif sebagai subyek (sebagai pelaku) dalam mendukung inisiatif pelestarian dan penyelamatan lingkungan hidup. Selain itu, go green adalah pikiran dan perilaku sehari-hari yang secara sadar memutuskan untuk memilih cara-cara yang ramah lingkungan. Kita tidak perlu menjadi aktifis lingkungan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan go green, melalui tindakan sehari-hari kita, secara tidak langsung kita telah turut berpartisipasi. Contohnya membuang sampah pada tempatnya, mematikan listrik jika sedang tidak digunakan, dan lain-lain. Berikut ini adalah program go green yang diadakan oleh Hotel Le Meridien Jakarta : a.
Commitment On Earth Hour Activity Earth hour adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh WWF (World Wide Fund for Nature, juga dikenal sebagai World Wildlife Fund) dan diadakan pada hari Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya yang mengajak
52 rumah-rumah dan perkantoran untuk memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim. Earth hour pertama kali dicetuskan oleh WWF dan The Sydney Morning Herald tahun 2007. Ketika itu, sebanyak 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak perlu. Akhirnya setelah Sydney, banyak kota-kota lain di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada tahun 2008 hingga tahun 2010. Commitment On Earth Hour Activity merupakan bentuk kepedulian Hotel Le Meridien Jakarta terhadap keberlangsungan lingkungan, dimana saat ini bumi tengah menghadapi krisis lingkungan yang parah. Dalam kegiatan ini, Hotel Le Meridien Jakarta mengajak seluruh karyawannya untuk ikut berpartisipasi dengan mematikan lampu rumahnya selama 1 jam pada tanggal 26 Maret 2011, dari pukul 20.30 WIB – 21.30 WIB. Ajakan ini dilakukan dengan cara mengirimkan email berantai kepada seluruh karyawan Hotel Le Meridien Jakarta. Bagi mereka yang ingin berpartisipasi, diharapkan untuk mengisi data mereka di lembar yang telah disediakan. Tidak hanya melalui email saja, ajakan ini juga berupa poster yang ditempelkan di tempat-tempat strategis, di antaranya baik di papan mading maupun di pintu masuk
53 cafetaria bagi para karyawan. Kegiatan ini telah diadakan oleh Hotel Le Meridien Jakarta selama tiga tahun berturut-turut.
b.
Sustainable Meeting Package Sustainable meeting package adalah paket meeting bertemakan go green yang disediakan oleh Hotel Le Meridien. Selain itu, sustainable meeting package juga sebagai salah satu cara untuk menggalang donasi yang nantinya akan disalurkan kepada GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh), melalui pemberian 2.5% dari total biaya paket meeting diluar pajak. Program CSR ini mulai dijalankan sejak 1 Januari 2011. Ada 5 sustainable meeting package yang disediakan oleh Hotel Le Meridien Jakarta, di antaranya : 1.
Full Day Meeting Package (10-30 Persons) Full day meeting package adalah paket meeting yang berlangsung selama 8 jam. Dengan harga Rp. 320.000 ++ / orang, para peserta bisa mendapatkan 2 kali coffee break dengan 2 jenis snacks dan 1 kali makan siang atau makan malam. Dengan memilih paket meeting ini, perusahaan atau individu turut serta menyumbang Rp. 8000,- / orang.
2.
Full Day Meeting Package (Above 30 Persons) Full day meeting package adalah paket meeting yang berlangsung selama 8 jam. Dengan harga Rp. 300.000 ++ / orang, para peserta bisa mendapatkan 2 kali coffee break
54 2 jenis snacks dan 1 kali makan siang atau makan malam. Dengan memilih paket meeting ini, perusahaan atau individu turut serta menyumbang Rp. 7500,- / orang. 3.
Half Day Meeting Package (10-30 Persons) Half day meeting package adalah paket meeting yang berlangsung selama 5 jam. Dengan harga Rp. 300.000 ++ / orang, para peserta bisa mendapatkan 1 kali coffee break 2 jenis snacks dan 1 kali makan siang atau makan malam. Dengan memilih paket meeting ini, perusahaan atau individu turut serta menyumbang Rp. 8000,- / orang.
4.
Half Day Meeting Package (Above 30 Persons) Half day meeting package adalah paket meeting yang berlangsung selama 5 jam. Dengan harga Rp. 280.000 ++ / orang, para peserta bisa mendapatkan 1 kali coffee break 2 jenis snacks dan 1 kali makan siang atau makan malam. Dengan memilih paket meeting ini, perusahaan atau individu turut serta menyumbang Rp. 7000,- / orang.
5.
Coffee Break Meeting Package (Minimum 20 Persons) Coffee break meeting package adalah paket meeting yang berlangsung selama 4 jam. Dengan harga Rp. 200.000 ++ / orang, para peserta bisa mendapatkan 1 kali coffee break dengan 4 jenis snacks. Dengan memilih paket meeting ini, perusahaan atau individu turut serta menyumbang Rp. 5000,- / orang.
55 Sustainable meeting package ini memiliki perbedaan dengan corporate meeting package. Yang didapatkan dalam paket meeting ini adalah : a. Mengurangi penggunaan kertas, pengiriman proposal kepada klien dilakukan melalui surat elektronik, begitu pula dengan papan informasi di depan ruangan meeting yang menggunakan layar digital bukan dengan kertas cetak. b. Menyediakan air mineral yang dituangkan langsung dari tempat air minum (dispenser) yang telah disediakan di ruangan dan bukan menggunakan botol plastik air mineral yang dibagikan kepada setiap peserta. c. Dekorasi meja menggunakan pilihan bunga hidup atau tatanan buah lokal organik, bukan bunga potong. d. Peralatan
menulis
seperti
notes
dan
pensil
akan
disentralisasikan di satu tempat, sehingga peserta dapat menggunakannya
sesuai
dengan
keperluan
saja.
Jika
diperlukan untuk mencetak materi meeting, dapat digunakan percetakan pada kedua sisi kertas. e. Pilihan menu yang digunakan adalah produk lokal terbaik sebagai
pengganti
produk
import,
selain
mengurangi
karbondioksida kendaraan untuk mengangkut materi, juga membantu petani dan peternak lokal. f. Permen disediakan dalam toples kaca untuk mengurangi penggunaan plastik melalui pengemasan permen tersebut.
56 g. Selain itu, apabila kelebihan makanan setelah meeting ingin didonasikan,
Hotel
Le
Meridien
dapat
membantu
menyalurkannya melalui Yayasan Emmanuel untuk kemudian diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
3.1.9.2 Care For Community Care for community adalah program-program CSR Hotel Le Meridien Jakarta yang diadakan sebagai bentuk kepeduliannya kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Di antaranya terdapat beberapa kegiatan : a.
Penggalangan dana bagi korban bencana alam. Memasuki tahun 2011 bencana alam silih berganti melanda beberapa tempat di dunia, mulai dari bencana meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta, tsunami di Mentawai, hingga yang baru-baru ini saja terjadi, gempa bumi dan tsunami di Jepang. Hotel Le Meridien Jakarta tidak dapat berpangku tangan melihat banyak saudara-saudara mereka yang membutuhkan bantuan. Oleh
karenanya
Hotel
Le
Meridien
Jakarta
mengadakan penggalangan dana bagi karyawan mereka. Hal ini dilakukan dengan cara memasang beberapa kotak sumbangan yang di tempat-tempat yang strategis, seperti di pintu masuk dan keluar karyawan dan pintu masuk cafetaria. Hotel Le Meridien Jakarta memilih untuk memberikan
57 sumbangan dalam bentuk donasi karena akan lebih efektif dan efisien. Pada tanggal 2 November 2010 bertempat di Restoran Lebanon Al Nafoura – Hotel Le Meridien Jakarta, telah diadakan
seremonial
kecil
penyerahan
dana
bantuan
kemanusiaan yang disalurkan melalui Yayasan Obor Berkat Indonesia ( OBI ). Ini merupakan Program Gabungan Peduli Pada Sesama (Care For Community Joint Program) dari beberapa hotel dibawah naungan Starwood Indonesia. Tujuh hotel dibawah naungan group Starwood Hotels and Resorts terpanggil untuk mengulurkan bantuan kepada korban bencana alam Mentawai. Mereka adalah Le Meridien Jakarta, Westin Resort Bali, Sheraton Lampung, Sheraton Lombok, Sheraton Surabaya, Sheraton Bandara-Jakarta dan Pakuwon Golf & Family Club-Surabaya. Seluruh staff hotel berikut jajaran manajemen ikut berpartisipasi mengumpulkan dana untuk segera disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Total dana terkumpul sebesar Rp 43,125,000,-.
b.
Bantuan kepada SDN 01 Karet Tengsin, Tanah Abang – Jakarta Pusat Bagi Hotel Le Meridien Jakarta tidak ada yang lebih penting daripada memajukan pendidikan anak-anak bangsa. Sebagai wujud kepedulian mereka terhadap lingkungan
58 sekitar, mereka memberikan bantuan kepada salah satu sekolah yang berada dekat dengan mereka. Hal ini dikarenakan sekolah yang bersih tidak hanya berdampak bagi kesehatan para pelajar dan guru namun juga memiliki dampak dalam proses belajar-mengajar. Selain itu, sekolah yang bersih dapat membuat pelajar menjadi lebih berprestasi karena merasa nyaman dengan lingkungan sekolahnya. Pada hari Sabtu, tanggal 11 Desember 2010, Hotel Le Meridien Jakarta melaksanakan aksi kerja bakti dan peduli lingkungan di areal sekolah SDN 01 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tiga puluh karyawan Hotel Le Meridien Jakarta bersama dengan General Manager dan para pimpinan departemen bekerja bahu membahu membersihkan areal sekolah, termasuk ruangan kelas dan toilet sekolah. Tidak hanya membersihkan fisik gedung sekolah tersebut, tim Le Meridien Jakarta juga membantu pengerjaan sistem drainase untuk mencegah sekolah tersebut terkena dampak banjir dikarenakan letak sekolah yang lebih rendah dari kawasan sekelilingnya, selama ini sekolah tersebut selalu menghadapi permasalahan banjir setiap kali hujan lebat datang. Sambil melakukan kegiatan ini, tim hotel juga menerangkan kepada para pelajar untuk mulai melakukan pemisahan sampah plastik dengan sampah lainnya untuk kemudian dimasukkan dalam keranjang sampah yang berbeda.
59 Ini merupakan upaya edukasi bagi anak-anak usia dini agar lebih peduli terhadap lingkungan. Dalam kesempatan tersebut, 30 pohon Palem Kuning juga ditanam di areal sekolah untuk mencipatakan suasana nyaman dan sejuk bagi para pelajar. Setelah kerja bakti selesai, petugas yang telah ditunjuk oleh Hotel Le Meridien Jakarta melakukan
pengasapan
sebagai
upaya
pencegahan
penyebaran penyakit demam berdarah di sekolah tersebut. Kemudian pada tanggal 2-4 Maret 2011, Hotel Le Meridien Jakarta kembali memberikan bantuan kepada SDN 01 Karet Tengsin. Kali ini bantuan itu berupa pemberian unit komputer dan pelatihan komputer bagi 6 orang guru SDN 01 Karet Tengsin. Bapak Erwin Haryadi, selaku IT Manager, bertindak sebagai pengajar dengan memberikan pelatihan dasar komputer untuk program Microsoft Word. Para guru diundang selama 3 hari berturut-turut untuk mengikuti pelatihan “Introduction to Ms.Word“. pada akhir pelatihan, setiap peserta mendapatkan sertifikat kelulusan pelatihan. Hotel Le Meridien Jakarta memilih untuk memberikan bantuan lagi kepada SDN 01 Karet Tengsin karena ini adalah sekolah negri yang hanya menerima sedikit saja bantuan keuangan dari pemerintah. Oleh karenanya, Hotel Le Meridien akan memberikan bantuan lagi kepada SDN 01
60 Karet Tengsin, kali berikutnya bantuan itu berupa pelatihan dasar komputer untuk program Microsoft Excel.
c.
Pemberian makanan sisa yang masih layak untuk dikonsumsi kepadaYayasan Emmanuel Kepedulian
pada
sesama
tidak
selalu
harus
diwujudkan dalam wujud uang dan harta, di setiap makanan yang berlebih juga dititipkan kewajiban untuk membantu saudara-saudara yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok ini. Walaupun sering diremehkan, nyatanya semua orang selalu membutuhkan makanan. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran Hotel Le Meridien Jakarta. Setiap harinya mereka memproduksi banyak makanan baik bagi para karyawannya maupun bagi para tamu. Namun selalu ada kelebihan makanan di Hotel Le Meridien Jakarta. Hotel Le Meridien Jakarta bekerja sama dengan beberapa hotel dalam wadah JIHA (Jakarta International Hotel Association) berpartisipasi dalam program pengumpulan makanan yang dikoordinir oleh Yayasan Emmanuel. Setiap harinya Hotel Le Meridien Jakarta menyumbangkan kurang lebih sekitar 20kg makanan layak dikonsumsi (kue, roti, dan lain-lain) yang diangkut oleh truk setiap harinya. Selanjutnya makanan itu akan didistribusikan oleh Yayasan Emmanuel ke daerah-daerah kumuh, komunitas pemulung sampah dan anak
61 jalanan dimana pendapatan mereka jauh di bawah batas garis kemiskinan, yakni sebesar USD 1 (Rp 10.000) per hari, seperti beberapa daerah di Teluk Gong, Tanjung Priok, Cilincing, Koja, Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Pada tanggal 8 Maret 2011, untuk pertama kalinya, perwakilan manajemen Hotel Le Meridien Jakarta, termasuk General Manager, Mr. Robert Hogenstijn, turut serta dalam pembagian makanan secara langsung untuk saudara-saudara yang membutuhkan di perkampungan nelayan, Cilincing Jakarta Utara. Sisa makanan yang layak dikonsumsi ini ternyata sangat ditunggu-tunggu dan berharga bagi mereka yang kekurangan.
d.
Children Help Children Charity Bazaar Hotel Le Meridien Jakarta juga turut berpartisipasi dalam kegiatan penggalangan dana yang diadakan oleh UNICEF untuk menolong anak-anak yang kurang beruntung. Hasil penggalangan dana tersebut akan digunakan untuk program imunisasi oleh UNICEF. Tahun ini proyek penggalangan dananya bertema “Celebration For Children”. Bentuk penggalangan dana yang dilakukan oleh Hotel Le Meredien Jakarta adalah Children Help Children Charity Bazaar (bazaar amal) dimana barang-barang yang dijual
62 adalah hasil karya seni dari anak-anak yang juga tergolong memiliki keterbatasan yang terhimpun dalam beberapa yayasan. Yayasan yang turut berpartisipasi : 1) Yayasan Emmanuel (anak jalanan) 2) Ikatan Sindroma Down Indonesia (anak down sindrom) 3) Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (anak pengidap kanker) 4) Indonesian Street Children Indonesia (anak jalanan) Hotel Le Meridien Jakarta ingin menggambarkan kepada publik melalui bazaar amal ini bahwa anak-anak yang memiliki banyak keterbatasan pun mampu menolong anakanak yang tidak beruntung lainnya dengan cara menjual hasil karya seni mereka. Karya seni itu berupa lukisan, kerajinan tangan, dan lain-lain. Selain itu dalam acara ini beberapa anak dari yayasan-yayasan ini akan mengadakan pertunjukan, diantaranya menyanyi, menari, dan hulahop. Acara ini diadakan selama 1 bulan penuh, mulai dari tanggal 21 Juni sampai 21 Juli 2010, bertempat di lobby area Hotel Le Meridien Jakarta. Setiap harinya bazaar ini akan dibuka mulai pukul 08.00 – 20.00 WIB.
e. Penggalangan dana bagi UNICEF Indonesia
merupakan
negara
kepulauan
yang
terdiri dari sekitar 18.000 pulau yang tersebar di antara
63 Samudera Hindia dan Pasifik. Tak hanya itu, Indonesia juga terkenal sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia karena dihuni oleh sekitar 240 juta jiwa. Karenanya Indonesia adalah negara dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Anak-anak yang tak berdosa menjadi korban dari kemiskinan ini. Di sepanjang jalan raya bisa kita temui anak-anak jalanan yang menjadi pengamen maupun pengemis karena desakan ekonomi keluarga yang serba kekurangan. Ada pula Oleh karenanya dibentuklah UNICEF (United Nations Children’s Fund). UNICEF
adalah
salah
satu
badan
di
bawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan pelayanan teknis,
pembangunan
kapasitas,
advokasi,
perumusan
kebijakan, dan mempromosikan isu-isu mengenai anak. UNICEF membantu Indonesia pertama kali pada tahun 1948. Hotel Le Meridien Jakarta menganggap anak-anak adalah cikal bakal dari bangsa ini. Oleh karenanya memberikan kontribusinya untuk UNICEF dengan menyumbangkan $1 dari setiap tamu yang bermalam di hotel. Setiap bulannya donasi tersebut akan diberikan kepada UNICEF untuk diberikan
kepada
anak-anak
melalui
program-program
UNICEF yang dikontribusikan bagi anak-anak, termasuk program HIV/AIDS, pendidikan, hingga ”Art Is Life”. Sejak tahun 1995, Starwood Hotels & Resorts Worldwide, Inc telah
64 berhasil mengumpullkan total $21 juta dari donasi para tamu untuk UNICEF.
3.2
Metodologi Penelitian Azwar mengatakan penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah untuk pemecahan suatu masalah. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai solusi langsung bagi masalah yang dihadapi karena penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. (Ardianto; 2010 p.6) Sedangkan menurut Sugiyono, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional itu berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. (Sugiyono; 2007 p.1)
65 3.2.1
Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan rumus statistik non-parametrik). Kesimpulan hasil penelitian pun berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variabel. (Ardianto; 2010 p.47) Lebih jelasnya lagi, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan, ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel; untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lainnya; atau apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya. (Ardianto; 2010 p.50) Metode korelasional bertujuan meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Jika ada dua variabel yang dihubungkan, maka korelasinya disebut sebagai korelasi sederhana (simple correlation), sedangkan korelasi dengan lebih dari dua variabel disebut sebagai korelasi ganda (multicorrelation). (Ardianto; 2010 p.50). Dalam penelitian ini, penulis menghitung korelasi sederhana antara 2 variabel.
66 3.2.2
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Studi Lapangan (Field Research) a. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, maupun melalui internet. (Sugiyono; 2007 p.135) Uma Sekaran mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, yaitu (Sugiyono; 2007 p.135) : 1) Prinsip penulisan kuesioner Prinsip penulisan kuesioner menyangkut beberapa faktor, yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.
67 2) Prinsip pengukuran Kuesioner yang diberikan kepada responden adalah instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen kuesioner tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Sebelumnya, kuesioner
perlu
diuji
terlebih
dahulu
validitas
dan
reliabilitasnya, karena instrumen yang tidak valid dan reliabel akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula. 3) Penampilan fisik kuesioner Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi kuesioner. 2. Wawancara (Interview) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. (Sugiyono, 2007 p.130) Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. (Sugiyono; 2007 p.130)
68 Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Dalam Wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. Penulis menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur kepada Kepala Public Relations, Kepala HRD, Kepala Food Hygiene Hotel Le Meridien Jakarta.
69 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah. (Sarwono; 2006 p.26)
3.2.3
Data Primer dan Data Sekunder Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara sumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. (Sarwono; 2006 p.123) Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita hanya perlu mencari dan mengumpulkan data tersebut saja. Data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasiorganisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah. (Sarwono; 2006 p.123) Meski data sekunder secara fisik sudah tersedia, dalam mencari data tersebut kita tidak boleh sembarangan. Untuk mendapatkan data
70 yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian, ada beberapa pertimbangan, diantaranya : 1. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi kualitas dan kesesuaian, oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-hati dalam memilih dan menggunakannya. 3. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer, oleh karena itu kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan data sekunder sebagai satu-satunya sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian kita. (Sarwono; 2006 p.124)
3.2.4
Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek / subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sidat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.(Sugiyono; 2007 p.72). Sedangkan menurut Ardianto (2010 p.170), populasi ditentukan oleh topik dan tujuan survei. Populasi adalah konsep abstrak, tidak bisa ditunjuk secara langsung, agar lebih operasional (bisa dihitung, bisa
71 diukur), populasi harus didefinisikan secara jelas dan spesifik. Populasi yang sudah didefinisikan disebut populasi sasaran (target population). Dalam penelitian ini, populasinya adalah konsumen maupun nonkonsumen dari Hotel Le Meridien Jakarta. Yang dimaksud dengan konsumen adalah mereka yang menggunakan fasilitas-fasilitas di Hotel Le Meridien Jakarta, mulai dari function room, rooms, restaurant, dan masih banyak lagi. Sedangkan yang dimaksud dengan non-konsumen adalah mereka yang tidak menggunakan fasilitas di Hotel Le Meridien Jakarta namun menerima dampak dari program Corporate Social Responsibility yang diadakan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono; 2007 p.73). Dalam penelitian ini, untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan pendekatan Slovin seperti yang tertulis dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Sarwono; 2006 p.120) yaitu dengan rumus :
72 n = ____N____ N (α)² + 1 Dimana : n
= Sampel
N
= Populasi
α
= Derajat Kebebasan Misal : 0.1 ; 0.05 atau 0.01. dalam penelitian ini, derajat kebebasan yang akan digunakan oleh penulis adalah 0.1 atau 10% Penulis memilih untuk menggunakan derajat kebebasan (α)
sebesar 10% atau 0.1 karena penulis mengukur hubungan corporate social responsibility (CSR) sebagai bagian program public relations dengan brand image Hotel Le Meridien Jakarta. Dan seperti yang kita ketahui, brand image Hotel Le Meridien Jakarta dapat berubah-ubah di mata responden sesuai dengan situasi dan kondisi fisik maupun non fisik responden pada saat kuesioner disebarkan. Oleh karenanya, dengan menggunakan pendekatan ini, maka jumlah responden yang digunakan oleh penulis adalah : n = ___ _ 114998_____ 114998 (0.1)² + 1 n = ___ _ 114998_____ 1149.98 + 1 n = 100 responden (pembulatan dari 99.9)
73 Dimana : n
= Jumlah responden (sampel)
N
= Jumlah populasi konsumen Hotel Le Meridien Jakarta selama tahun 2010
3.2.5
Metode Penarikan Sampel Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Ada 2 macam teknik sampling (Sugiyono; 2007 p.74) : 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, dispropotionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). 2. Non-probability Sampling Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, sampling purposive, sampling jenuh (sampling sensus), dan sampling snowball. (Sugiyono; 2007 p.77) Penulis akan menggunakan non-probability sampling dengan teknik sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan
74 sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penulis dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
3.2.6
Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono; 2007 p.31). Penulis menggunakan 2 variable dalam penelitian ini (Sugiyono; 2007 p.33): 1. Variabel Independen (X) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam
penelitian
ini,
variabel
X
adalah
corporate
social
responsibility sebagai bagian program public relations. 2. Variabel Dependen (Y) Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel Y adalah brand image Hotel Le Meridien Jakarta
75 Operasional Variabel
Variabel
Dimensi
Indikator Mengetahui program CSR
Skala
Variabel X
Memelihara dan
5. Sangat Setuju
Corporate
meningkatkan
4. Setuju
Social
citra perusahaan
3. Ragu-ragu
Responsibility
2. Tidak Setuju
(CSR) sebagai
1. Sangat Tidak Setuju
bagian rogram
Mengenal perusahaan
5. Sangat Setuju
Public
melalui program CSR
4. Setuju 3. Ragu-ragu
Relations
2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju Masyarakat senang dengan
5. Sangat Setuju
program CSR yang ada
4. Setuju 3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Hubungan baik
Terlibat dalam program
5. Sangat Setuju
dengan masyarakat
CSR
4. Setuju 3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
76 Program CSR sesuai
5. Sangat Setuju
dengan kebutuhan
4. Setuju
masyarakat
3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Program CSR membantu
5. Sangat Setuju
mengatasi masalah
4. Setuju
ekonomi masyarakat
3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Mendukung
Program CSR sebagai
5. Sangat Setuju
operasional
salah satu cara promosi
4. Setuju
perusahaan
perusahaan
3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Program CSR dapat
5. Sangat Setuju
berwujud rekruitmen tenaga
4. Setuju
kerja
3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Program CSR mengurangi
5. Sangat Setuju
anggaran promosi
4. Setuju 3. Ragu-ragu
77 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju Variabel Y
Keuntungan yang
Membantu dalam
5. Sangat Setuju
Brand Image
berkaitan dengan
pengenalan perusahaan
4. Setuju
Hotel Le
penampilan serta
3. Ragu-ragu
Meridien
keuntungan yang
2. Tidak Setuju
Jakarta
didapat saat ini
1. Sangat Tidak Setuju Masyarakat sering
5. Sangat Setuju
mendengar mengenai
4. Setuju
perusahaan
3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Masyarakat memiliki
5. Sangat Setuju
pandangan positif
4. Setuju 3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Keuntungan
Meningkatkan loyalitas
5. Sangat Setuju
berkaitan dengan
konsumen
4. Setuju
pendapatan jangka
3. Ragu-ragu
panjang
2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju Fasilitas dan kinerja
5. Sangat Setuju
78 karyawan yang memenuhi
4. Setuju
syarat
3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Merekomendasikan
5. Sangat Setuju
perusahaan
4. Setuju 3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Keuntungan
Mempermudah
5. Sangat Setuju
berkaitan dengan
mendapatkan investor
4. Setuju
potensi perusahaan
baru guna mengembangkan
3. Ragu-ragu
untuk berkembang
produk
2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Peluang bagi produk /
5. Sangat Setuju
merek untuk terus
4. Setuju
berkembang
3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju 1. Sangat Tidak Setuju
Memiliki prospek bisnis
5. Sangat Setuju
yang bagus
4. Setuju 3. Ragu-ragu 2. Tidak Setuju
79 1. Sangat Tidak Setuju
Tabel 3.2 Operasional variabel Sumber : Hasil olahan data sekunder, 2011
3.3
Uji Validitas dan Uji Reabilitas Validitas adalah keabsahan atau akurasi suatu alat ukur, sedangkan reliabilitas adalah dapat dipercayainya alat ukur tersebut. Dalam ilmu sosial (komunikasi dan public relations), ketika ingin meneliti suatu masalah menggunakan kuesioner atau angket, angket atau kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas kepada responden yang setara dengan responden yang menjadi sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas angket atau kuesioner ini menggunakan rumus statistik. Bilamana sudah dinyatakan valid dan reliabel, baru instrumen angket ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. (Ardianto; 2010 p.188) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat ukur. Sebaliknya, makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat ukur tersebut. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua. (Ardianto; 2010 p.189)
80 Penulis menggunakan program SPSS 19.00 untuk menghitung validitas dan reliabilitas. 3.4.1
Uji Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Sedangkan penelitian yang dikatakan tidak valid apabila ada ketidaksesuaian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek. Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian reliabilitas alat ukur. Sebaliknya bila alat ukur dikatakan tidak valid, maka alat ukur yang telah digunakan sebelumnya harus dievaluasi atau diganti dengan alat ukur yang lebih tepat atau efektif. (Ardianto; 2010 p.189) Pengujian validitas data menggunakan Pearson’s Product Moment sebagai berikut (Kriyantono; 2008 p.141) : r = ____n (Σx Σy) – (Σx Σy)____ √[n Σx² - (Σx)²] [n Σy² - (Σy)²] Keterangan : r
= koefisien validitas item yang dicari
X
= skor yang diperoleh subyek dalam setiap item
Y
= skor total yang diperoleh subyek dari seluruh item
ΣX
= jumlah skor dalam distribusi X
ΣY
= jumlah skor dalam distribusi Y
81 ΣX²
= jumlah kuadrat masing-masing skor X
ΣY²
= jumlah kuadrat masing-masing skor Y
n
= banyaknya responden
Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid
3.4.2
Uji Reliabilitas Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Suatu alat ukur yang reliabel adalah bila alat ukur yang digunakan itu stabil, dapat diandalkan, dan dapat diramalkan. Sedangkan alat ukur yang tidak reliabel adalah bila alat ukur yang digunakan tidak tetap atau berubah-ubah dan bila alat ukur tersebut dipakai berkali-kali akan memberikan hasil yang tidak sama (tidak konsisten). Jika alat ukur sudah dinyatakan reliabel, maka instrumen yang sudah dipilih dapat digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data penelitian. Apabila tidak reliabel, maka alat ukur dan tingkat kesalahan pengukuran yang dipakai harus dievaluasi lagi. (Ardianto; 2010 p.189)
82 Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach’s Alpha sebagai berikut (Kriyantono; 2008 p.141) : r=
1 - ∑σ²
__k__
σt²
k–1 Keterangan :
r = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan ∑σ² = jumlah varian butir σt² = varian total
Berikut ini adalah tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha :
Alpha
Tingkat Reliabilitas
0.00 – 0.20
Kurang Reliabel
>0.20 – 0.40
Sedikit Reliabel
>0.40 – 0.60
Cukup Reliabel
>0.60 – 0.80
Reliabel
>0.80 – 1.00
Sangat Reliabel
Tabel 3.3 Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha Sumber : Umar; 2002 p.98
83 3.4
Analisa Data Data yang diperoleh adalah data kuantitatif (berupa angka). Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus statistik yaitu analisis koefisien korelasi, determinasi dan uji hipotesis. 3.5.1 Teknik Penggunaan Skala Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan maupun pertanyaan. (Sugiyono; 2007 p.86) Dalam penelitian ini, ada 5 kategori yang digunakan oleh penulis : 1.
Sangat setuju
2.
Setuju
3.
Ragu-ragu
4.
Tidak setuju
5.
Sangat tidak setuju
84 Proses itu kemudian diolah ke dalam bentuk kelas interval dengan rumus (Simamora, 2004 p.147) : KI = skor tertinggi – skor terendah Jumlah kelompok KI = 5-1 5 KI = 0.8 Jadi, jarak kelas interval senilai 0.8 dapat dikelompokkan menjadi : Kelas Interval
Klasifikasi Kategori
1.00 – 1.79
Sangat Tidak Setuju
1.80 – 2.59
Tidak Setuju
2.60 – 3.39
Ragu-ragu
3.40 – 4.19
Setuju
4.20 – 5.00
Sangat Setuju
Tabel 3.4 Kelas interval Sumber : Hasil olahan data sekunder, 2011
3.5.2
Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Besarnya
85 koefesien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan 1 yang dijelaskan sebagai berikut (Sarwono; 2006 p.149) : 1.
Jika nilai korelasi koefisien (r) > 0 maka koefesien korelasi positif, yang artinya searah : jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin besar juga. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula.
2.
Jika nilai korelasi koefisien (r) < 0 maka korelasi negatif, yang artinya berlawanan arah : jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin kecil. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya).
3.
Jika nilai korelasi koefisien (r) = 0 maka tidak ada hubungan antara kedua variable tersebut.
4.
Jika nilai korelasi koefisien (r) = 1 maka hubungan kedua variable tersebut sempurna. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis korelasi
Pearson (Pearson’s Product Moment) yang dilambangkan dengan r, dikarenakan jumlah sampel yang mencapai angka 100 responden. Teknik ini menghasilkan koefisien yang paling stabil karena mempunyai standar error yang paling kecil. Nilai koefisien korelasi berkisar antara –1 dan 1 (1≤ r ≤1).
86 Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut:
Nilai
Keterangan
< 0.20
hubungan dapat dianggap tidak ada
0.20 – 0.40
hubungan ada tetapi rendah
> 0.40 – 0.70
hubungan cukup
> 0.70 – 0.90
hubungan tinggi
> 0.90 – 1.00
hubungan sangat tinggi
Tabel 3.5 Tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel Sumber : Sarwono; 2006 p.149
3.5.3
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variabel bebas x terhadap variabel terikat y yang dinyatakan dalam bentuk presentase. (Sugiyono; 2007 p.277) Rumus yang digunakan sebagai berikut : KD = r2 x 100% KD = Koefisien determinasi r
= koefisien korelasi Pearson
87 3.5.4
Uji Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik. (Sugiyono; 2007 p.51) Pengujian hipotesis digunakan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka penulis melakukan pengujian hipotesis dengan langsung membandingkan antara hasil hitungan signifikansi korelasi Pearson dengan alpha untuk taraf signifikansi α = 10% atau sebesar 0.1. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho : Sig > α, tidak ada hubungan yang signifikan antara corporate social responsibility sebagai bagian program public relations dengan brand image Hotel Le Meridien Jakarta. H1 : Sig < α, ada hubungan yang signifikan antara corporate social responsibility sebagai bagian program public relations dengan brand image Hotel Le Meridien Jakarta.
3.5
Jangka Waktu Pelaksanaan Penulis melakukan penelitian ini selama 3 bulan lamanya, mulai dari tanggal 14 Febuari 2011 hingga 14 Mei 2011 bertempat di Hotel Le Meridien Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Hotel Le Meridien
88 Jakarta, dan sampelnya adalah konsumen Hotel Le Meridien Jakarta yang memenuhi kriteria untuk disebut sebagai responden.