BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian berjudul “Strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica Hijau Lestari“ adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlangsung dalam setting alamiah, disumber data sehingga penelitian cenderung lama, dilakukan secara terus menerus. Menurut (Ratna,2010) dalam penelitian kualitatif, peneliti langsung berfungsi sebagai instrumen, dengan konsekuensi terjadinya partisipasi, refleksi, dan imajinasi peneliti. Hasil dari penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, narasi melalu katakata.
Analisis
data
dari
penelitan
kualitatif
ini
secara
induktif,
degan
mempertimbangkan relevansi berbagai data yang ditemukan dilapangan. Penelitian kualitatif lebih melihat pada prosesnya dibandingkan hasil, sehingga menekankan pada makna dibandingkan arti, gejala-gejala dibalik data. (Ratna, 2010, p. 102). Penelitian kualitatif digunakan dengan maksud agar dapat meneliti sesuatu secara mendalam. Penelitian, dari dasar kata ‘teliti’ didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, disajikan secara sistematis dan objektif. Dalam pengertian luas, penelitian, baik sebagai riset maupun periset berarti usaha memahami, menemukan kembali permasalahan yang sesungguhnya sudah ada tetapi belum terungkap secara benar, meyakinkan, dan menyeluruh. (Ratna, 2010, p. 19). Sebagai karya ilmiah penelitian adalah indikator terpenting perkembangan peradaban manusia. Penelitian ini memusatkan perhatian pada bagaimana Strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica Hijau Lestari, apa sajakah hambatan dan solusi dalam proses strategi sosialisasi budaya organisasi tersebut. 3.2
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualiatif. Penelitian kualitatif tidak semata-mata mendeskripsikan, tetapi yang lebih penting lagi adalah menemukan makna yang terkandung dibaliknya, sebagai makna tersembunyi atau dengan sengaja disembunyikan (Ratna, 2010).
37
38
Penelitian ini memusatkan perhatian pada bagaimana Strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica Hijau Lestari, apa sajakah hambatan dan solusi dalam proses strategi sosialisasi budaya organisasi tersebut Dengan ini diharapkan penelitian kualitatif dapat memberikan perhatian pada kedalaman informasi serta menggali lebih dalam mengenai makna dibalik gejala yang ada.
3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu kasus secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, berbagai variabelnya ditelaah dan ditelusuri termasuk kemungkinan hubungan antar variable yang ada. Karenanya, penelitian studi kasus, bisa jadi melahirkan pernyataan-pernyataan yang bersifat eksplansi. Sebuah studi kasus (case study) memberikan deskripsi tentang individu. Individu ini biasanya adalah orang, tapi biasa juga sebuah tempat seperti perusahaan, sekolah, dan lingkungan sekitar. Sebuah studi observasi naturalistic kadang juga disebut dengan studi kasus. (Cozby dalam Elvinaro 2011, p. 64-65) Menurut definisi Susilo Rahardjo dan Gudnanto 2011, p. 250, studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan diperoleh perkembangan diri yang baik. Pendapat serupa disampaikan oleh Bimo Walgito 2010, p. 92, studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan. Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak info guna mendapatkan bahan-bahan yang agak luas. Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode lain. Sehingga dari definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologi individu dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam.
39
3.4
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen yang efektif dalam
pengumpulan data (karena mayoritas data didapatkan secara partisipatif). Karena itu, manusia sebagai instrumen penelitian harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut (Tohirin, 2012, p. 62) 1. Responsif 2. Dapat menyesuaikan diri dengan cepat (adaptasi) 3. Memproses data secepatnya 4. Memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan respon tidak lazim 3.4.1
Data Primer
Adalah data mentah yang didapatkan penulis secara langsung dari sumbernya. Data primer adalah data utama yang sangat diperlukan dalam
melakukan
penelitian (Hikmat, 2011, hal. 72). Data primer didapatkan penulis melalui beberapa metode. Untuk penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah: 3.4.1.1 Observasi Partisipasi Observasi partisipasi (participant observation) adalah salah satu bagian dari metode observasi lapangan. Observasi lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan dengan kelengkapan panca indera yang dimiliki. Namun, untuk dapat dijadikan data penelitian yang valid, observasi harus memenuhi syarat-syarat yang dikemukakan oleh Kriyantono (Ardianto, 2010, hal. 179-180). 1. Observasi digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara sistematik 2. Observasi harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah diterapkan 3. Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan posisi umum, bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang menarik perhatian 4. Validitas dan reliabilitasnya dapat dicek dan dikontrol. Observasi partisipasi digunakan sebagai metode pengumpulan data untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan keseharian
responden.
Dengan
metode
ini,
peneliti
lebih
memungkinkan mengamati kehidupan individu dan kelompok dalam
40
situasi yang riil, dimana keadaan yang ada tidak dapat dikontrol atau diatur secara sistematis. Pengamatan secara langsung ke lapangan dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dan data akurat, baik berupa subjek maupun objek yang ada kaitannya dengan penelitian. (Tohirin, 2012, p. 22). Beberapa alasan mengapa observasi langsung menjadi pilihan utama dalam studi kasus kualitatif adalah karena peneliti dapat menghindari kekeliruan dan bias karena kurang mampu mengingat data hasil wawancara, serta memungkinkan peneliti untuk mampu memahami situasi-situasi yang lebih rumit. Terdapat beberapa macam pengamatan yang bisa dijadikan alternatif penelitian kualitatif, diantaranya (Tohirin, 2012, pp. 62-63) 1. Berperan secara lengkap, dimana peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok objek penelitian 2. Berperan sebagai pengamat, dimana peneliti tidak sepenuhnya berperan serta, tetapi melakukan fungsi pengamatan 3. Pengamat sebagai pemeran serta, dalam teknik ini peran pengamat secara terbuka diketahui oleh umum bahkan mungkin disponsori oleh subjek 4. Pengamat penuh, hanya mengamati tanpa berperan serta sama sekali. Dalam setiap metode penelitian yang digunakan, terdapat instrumen pengumpulan data, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur data yang telah dikumpulkan. Dalam observasi partisipasi, instrumen yang digunakan adalah pedoman pengamatan. Selanjutnya, hasil dari pedoman pengamatan akan digabungkan dengan hasil wawancara mendalam serta data sekunder untuk mendapatkan hasil akhir yang terukur. 3.4.1.2
Wawancara Mendalam (In Depth Interview) Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara interview face to face antara pewawancara dengan informan. Wawancara mendalam dilakukan kepada responden yang dianggap cakap dan menguasai masalah penelitian. Biasanya wawancara mendalam menjadi alat utama pada penelitian kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi. Diantara jenis-jenis wawancara, yang selama ini dianggap paling baik adalah wawancara mendalam yang didefinisikan sebagai proses penggalian informasi dari peneliti terhadap informan yang
41
dilakukan dalam waktu yang relatif lama sehingga terjalin hubungan yang akrab. Dengan kalimat lain, ciri khas wawancara mendalam adalah penggunaan waktu yang relatif lama dan dilakukan berkali-kali. (Ratna, 2010, p. 231) Menurut (Kriyantono, 2006) dalam buku Metodologi Penelitian Public Relations Kualitatif dan Kuantitatif (Ardianto, 2010, hal. 178-179) terdapat lima karateristik unik dalam metode wawancara mendalam: • Pertama, digunakan pada subjek yang sedikit • Kedua, menyediakan latar belakang secara perinci (detailed background) mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu. Dari jawaban, akan terelaborasi beberapa elemen seperti: opini, nilai-nilai, motivasi, pengalaman, serta perasaan. • Ketiga, peneliti tidak hanya memperhatikan jawaban verbal, namun juga respon non-verbal dari informan, • Keempat, wawancara dapat dilakukan dalam waktu lama dan berulang-ulang. • Kelima, memungkinkan untuk memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan lainnya • Keenam, sangat dipengaruhi oleh iklim wawancara. Semakin kondusif keakraban, maka akan semakin lancar proses wawancara akan berlangsung. Dalam melakukan in-depth-interview, peneliti dapat menggunakan tiga pola pendekatan, yaitu (Tohirin, 2012, p. 65) 1. Bentuk percakapan informal 2. Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam melakukan wawancara 3. Menggunakan daftar pertanyaan (pedoman wawancara) yang lebih terperinci namun bersifat terbuka, dan diajukan secara berurutan Teknik pemilihan informan yang digunakan yaitu teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009, p.
42
85). Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Informan yang diwawancarai juga sesuai dengan bidangnya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan informan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang di butuhkan melalui informan internal. Berdasarkan ranah pekerjaannya, maka narasumber yang kredibel sebagai informan utama dalam Strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica Hijau Lestari adalah: 1. Ibu Rika Anggraini – General Manager Corporate Communication Department PT. Monica Hjau Lestari (The Body Shop Indonesia): Dipilih karena merupakan pusat dari pelaksanaan strategi sosoalisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica Hijau Lestari. 2. Bapak Aprianto – Corporate Culture Manager Dipilih karena merupakan orang yang bertanggung jawab dalam fungsi strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica Hijau Lestari. 3. Ibu Anti – HR Training & Development Manager Dipilih karena merupakan pusat data mengenai pengelolaan sumber daya manusia di perusahaan. Peneliti dapat memperoleh data yang bersangkutan dengan urusan karyawan.
3.4.2 Data Sekunder Adalah data yang sudah tersedia dan berperan sebagai data pendukung yang fungsinya menguatkan data primer (Hikmat, 2011, hal. 27). Bentuk-bentuk data sekunder meliputi: 1. Data berbentuk teks dan dokumen, surat, arsip, dll 2. Data berbentuk gambar seperti foto, billboard, dll 3. Data berbentuk suara seperti hasil rekaman, voicenotes, dll 4. Data berbentuk kombinasi antara teks, gambar, dan suara seperti film, video, iklan, dll
43
Kelebihan teknik dokumentasi ini dikarenakan data sudah tersedia dan siap pakai menjadikannya hemat biaya dan tenaga (Hikmat, 2011, hal. 83).
3.4.2.1 Dokumentasi Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data tersedia dalam bentuk catatan harian, kenang kenangan, dan laporan, dan foto (Ardianto, 2010, p. 185). 3.4.2.2 Studi Pustaka Studi kepustakaan menggunakan buku-buku, serta jurnal komunikasi yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton (Moleong, 2007, p. 103) analisis data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Miles and Huberman seperti yang dikemukakan oleh (Bungin, 2009, P.70), yaitu sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi 2. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data
kasar
yang muncul dari data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data
44
dimulai dengan membuat ringkasan,mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/ informasi yang tidak relevan. 3. Display Data Display data adalah pendeskripsian pengumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. 4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification) Merupakan
kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan
kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja. Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi
45
3.6 Teknik Keabsahan Data Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Menurut (Moleong, 2007) melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007, p. 330), Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2007, p. 29). Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.