Bab 3 Metode Penelitian
3. 1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3. 1. 1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel 1
: Persepsi Stres
Definisi Operasional : Tinggi rendahnya persepsi terhadap stres berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil kuesioner Perceived Stress Scale. Variabel 2
: Agresivitas
Definisi Operasional : Tinggi rendahnya agresivitas berdasarkan skor dari empat dimensi yaitu Physical Aggression,Verbal Aggression, Anger dan Hostillity yang diperoleh dari hasil The Aggression Questionnaire. 3. 1. 2 Hipotesa Hipotesa menurut Kumar (2005) dapat memperjelas pertanyaan penelitian, membuat lebih spesifik dan memberikan fokus pada satu pertanyaan penelitian, tetapi bukanlah sebuah hal yang sensial. Berikut adalah hipotesa dalam penelitian Hubungan antara stres dengan agresivitas pada anggota kepolisian reserse kriminal (Reskrim) di Jakarta. H0
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi stres dengan
agresivitas pada anggota kepolisian reskrim di Jakarta. Ha
: Ada hubungan yang signifikan antara persepsi stres dengan agresivitas
pada anggota kepolisian reskrim di Jakarta.
1.2 Subjek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subjek sebanyak 200 orang dengan populasi yang dimiliki 568 orang dari total lima Polres di Jakarta dengan kriteria: - Anggota di Kepolisian Reserse Kriminal (Reskrim) yang bertugas di Polres Jakarta. Serta penelitian ini dilakukan di Jakarta untuk memudahkan dalam memperoleh data. - Pria atau Wanita. Anggota kepolisian reskrim tidak hanya pria, maka penelitian ini juga diperuntukkan pada wanita dan perbedaan gender tidak menjadi fokus dalam penelitian ini. - Bekerja menjadi anggota kepolisian Reserse minimal selama 1 tahun. Peneliti menganggap bahwa masa kerja satu tahun sudah dapat beradaptasi dengan pekerjaannya dan sudah mengerti mengenai pekerjaan yang dijalani sehingga dapat merasakan ada atau tidaknya tekanan yang dirasakan dalam bekerja. - Posisi jabatan yang peneliti ambil ialah staf hingga Kepala Satuan (Kasat) Reskrim. Mengambil subjek dari staf hingga Kepala Satuan (Kasat) Reskrim, karena dalam menangani kasus semua anggota kepolisian reskrim ikut bekerja sama dan merasakan langsung tekanan dalam menjalani tugas untuk menegakkan hukum. 3.2.2 Teknik Sampling Dengan adanya kriteria subjek dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik sampling Non Probability dengan keterangan semua orang tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Dalam teknik sampilng non probability ada beberapa macam tipe namun penelitian ini memilih Purposive dengan keterangan bahwa mencari sampel sesuai dengan kriteria spesifik yang sesuai dengan penelitian (Myers & Hansen, 2011). Kriteria yang spesifik yang dimaksud adalah mengambil sampel yang tidak umum, melainkan ada kriteria-kriteria yang sesuai untuk dijadikan sampel dalam penelitian dan hanya orang-orang terpilih yang dapat menjadi sampel.
3. 3 Desain Penelitian Dalam hal pendekatan/informasi peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mempelajari sebuah fenomena yang kontekstual, yang berarti fenomena ini tidak dapat dipahami tanpa ada konteks dimanapun fenomena ini muncul (Myers & Hansen, 2011). Desain penelitian ini merupakan desain Non Eksperimen. Metode non eksperimen digunakan untuk mempelajari sebuah perilaku didalam situasi yang berjalan dengan apa adanya (natural) untuk menggali kejadian yang unik, atau digunakan sebagai sampel data pribadi (Myers & Hansen, 2011). Berdasarkan tujuan yang ada peneliti menggunakan korelasional. Korelasional itu sendiri adalah salah satu desain penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua sifat, peristiwa atau perilaku (Myers & Hansen, 2011). 3.4 Alat Ukur Penelitian 3. 4. 1 Alat Ukur Dalam penelitian ini peneliti membahas mengenai persepsi stress dan agresivitas. Untuk itu penelitian ini akan menggunakan alat ukur Perceieved Stress Scale (PSS) dari Sheldon Cohen yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Perceieved Stress Scale (PSS) mengukur sejauh mana situasi dalam kehidupan seseorang yang dinilai sebagai tekanan khususnya, alat ukur ini menilai frekuensi yang responden temukan saat hidup mereka tidak dapat dikontrol, tidak terduga dan belebihan selama beberapa bulan terakhir. Dalam alat ukur ini terdiri dari 10 item. Ada empat item yang memiliki nilai positif yaitu item 4,5,7 & 8 dengan skala yang digunakan adalah 0-4 dengan keterangan 0 tidak pernah, 1 hampir tidak pernah, 2 kadang-kadang, 3 hampir sering dan 4 sangat sering (Cohen, Kamarck, & Mermelstein, 1983). Sedangkan untuk agresivitas peneliti juga telah mengadaptasi alat ukur The Aggression Questionnaire dari Buss & Perry. Terdiri dari 29 item dengan skala likert 15 dengan keterangan 1 (sangat tidak menggambarkan diri saya) dan 5(sangat menggambarkan diri saya) (Buss & Perry, 1992).
Tabel 3.1 The Aggression Questionnaire Dimensi Physical Agression (PA)
Item Merupakan pertama
dimensi Item 1-9 dengan keterangan
dari
agresivitas item 7 merupakan item
yang
terlihat. positif.
Kecenderungan
untuk
melukai orang lain secara fisik
sebagai
bentuk
kemarahan
seperti
memukul,
mencubit,
menendang,
mendorong
dan lain-lain. Verbal Agression (VA)
Dimensi kedua yang dapat Item 10-14 dilihat. Jenis ini memiliki kecenderungan
untuk
memberikan stimulus yang bertujuan menyakiti orang lain
secara
verbal
berbentuk perkataan kasar, ancaman,
cacian,
dan
sebagainya. Anger (A)
Dimensi
ketiga
dalam Item
agresivitas.
15-21
Anger keterangan
dengan item
merupakan perasaan marah, merupakan item positif. kesal dan bagaimana cara mengontrol Didalamnya irritability
hal
itu. terdapat yaitu
kecendrungan untuk cepat marah,
mengenai
15
temperamental
dan
kesulitan
untuk
mengendalikan amarah. Hostility (H)
Dimensi
terakhir
agresi,
merupakan
golongan tidak
dalam Item 22-29
perilaku
terlihat.
yang
Hostillity
terdiri dari dua bagian yaitu resenment dan suspicion. Resenment adalah perasaan cemburu atau iri dengan orang lain dan Suspicion adalah ketidak percayaan, kekhawatir dan proyeksi dari
rasa
bermusuhan
dengan orang lain.
3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Koefisien alpha reliabilitas dalam alat ukur Perceieved Stress Scale (PSS) adalah 0,84 ; 0,85 dan 0,86 dari tiga sampel yaitu sampel pertama 332 mahasiswa, sampel kedua 114 mahasiswa psikologi dan sampel ketiga 64 mahasiswa dalam program berhenti merokok, semua sampel tersebut merupakan mahasiswa University of Oregon. Test-restest harusnya memiliki nilai yang lebih tinggi dari retest dengan interval yang pendek. 82 mahasiswa mengikuti retest dalam waktu 2 hari dan 6 minggu korelasinya adalah 0,85 sedangkan korelasinya 0,55 dari 64 untuk subjek 64 mahasiswa program berhenti merokok yang mengikuti retest setelah 6 minggu (Cohen, Kamarack and Mermelstein, 1983). Namun dalam penelitian ini peneliti telah melakukan pilot test, sehingga diperoleh hasil realibilitas sebesar 0,695 dengan keterangan pilot test ini diikuti oleh 37 orang dengan total item 10. Dari hasil tersebut terdapat 2 item yang tidak valid sehingga
item tersebut diperbaharui yang berguna untuk field study. Dalam field study peneliti memberikan alat ukur tersebut kepada 200 orang subjek serta mendapatkan hasil reliabilitas sebesar 0,677. Alat ukur selanjutnya adalah The Aggression Questionnaire untuk satu sampel dari 372 subjek sebuah grup besar merupakan mahasiswa psikologi yang diteliti sebanyak dua kali dengan interval selama 9 minggu mengasilkan reliabilitas yang sesuai dengan empat dimensi yang dimiliki The Aggression Questionnairemenghasilkan Physical Aggression = 0,80 ; Verbal Aggression = 0,76; Anger = 0,72 dan Hostillity = 0,72 dengan jumlah nilai 80 (Buss & Perry, 1992). Hal yang sama dilakukan oleh peneliti untuk alat ukur ini, dimana peneliti melakukan pilot test untuk 37 subjek dengan jumlah item 10 mendapatkan hasil reliabilitas sebesar Physical Aggression = 0,489, ; Verbal Aggression = -0,28; Anger = 0,693 dan Hostillity = -0,127. Untuk field study, reliabilitas dari 200 subjek didapatkan hasil sebesar Physical Aggression = 0,473 ; Verbal Aggression = 0,694; Anger = 0,630 dan Hostillity = 0,741. 3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Dalam persiapan, awalnya peneliti mencari fenomena yang ada dilingkungan kepolisian. Pada akhirnya peneliti menemukan fenomena penembakan yang dilakukan oleh anggota kepolisian. Setelah mengumpulkan informasi-informasi, peneliti mencari variable psikologi yang sesuai dengan fenomena tersebut dan terpilihlah variabel persepsi stres dan variabel agresivitas. Varibel yang sesuai telah ditemukan, maka selanjutnya peneliti mencari teori yang sesuai dengan variabel tersebut yaitu teori persepsi stress dari Cohen, Kamarck &Mermelstein (1983) dan teori agresivitas dari Buss & Perry (1992). Setelah peneliti menemukan teori yang sesuai, peneliti mulai berlanjut untuk mencari alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah Perceieved Stress Scale (PSS) dari Sheldon Cohen dan The Aggression Questionnaire dari Buss & Perry. Alat ukur yang digunakan telah diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia oleh Ibu Rani Agias Fitri, S.Psi., M.Psi. dalam penelitiannya
yang berjudul gambaran stres, agresivitas, distorsi kognitif dan trait pada orang dewasa di Jakarta. Selanjutnya peneliti melakukan face validity ke tiga orang subjek, face validity ini berguna untuk mengetahui apakah sampel memahami pertanyan-pertanyaan di dalam alat ukur yang telah ditetapkan tersebut. Hasil dari face validity tersebut didapat bahwa ketiga orang subjek ketiganya memahami alat ukur tersebut. 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Langkah lanjutan dalam penelitian ini adalah melakukan Pilot Test, dimana Pilot Test ini berguna untuk menemukan validitas dan reliabilitas. Pilot Test dilakukan pada tanggal 9 Juni 2014, sehubungan dengan subjek yang akan diambil adalah anggota kepolisian maka peneliti memberikan Pilot Test di Polres Jakarta Barat berjumlah 40 orang subjek. Selanjutnya peneliti memasukkan data hasil dari Pilot Test kedalam Microsoft Excel, namun ditemukan ada 3 orang subjek yang menjawab salah satu item dengan ragu, maka peneliti hanya mendapatkan 37 orang subjek. Kemudian peneliti melakukan analisa item menggunakan SPSS. Alat ukur The Aggression Questionnaire yang terdiri dari empat dimensi terdapat beberapa item yang tidak valid, dengan keterangan dimensi Physical Aggression item 2, 3, 5, 8 dan 9 tidak valid, dimensi Verbal Aggression item 11, 12 dan 13 yang tidak valid, dimensi Anger item 15, 17 dan 19 yang tidak valid, serta dimensi Hostillity item 22, 24 dan 26 yang tidak valid, berjumlah 14 item. Sedangkan alat ukur Perceieved Stress Scale (PSS) ada 2 item yang tidak valid yaitu item 1 dan 2. Oleh karena itu peneliti memutuskan mengganti item-item tersebut yang berguna untuk saat pengambilan data selanjutnya. 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Peneliti akan menggunakan teknik perhitungan data denganperangkat lunak SPSS. Hasil data yang diperoleh diolah melalui beberapa tahap, tahap pertama adalah uji normalitas yaitu melihat apakah data tersebut parametric atau non-parametric. Bila data tersebut parametric maka langkah selanjutnya adalah mencari korelasi menggunakan Pearson, namun apabila data tersebut non-parametric maka mencari korelasi data tersebut menggunakan Spearman (Priyanto, 2013).