BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Metodologi Penelitian Metode penelitian adalah cara
yang akan ditempuh oleh peneliti untuk
menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif (Sarosa, 2011: 36). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam seting dan konteks naturalnya (bukan didalam laboraturium) dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati (Sarosa, 2012: 7). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (Moleong, 2010: 5). Bogdan dan Taylor dalam (Basrowi dan Suwandi, 2008: 1) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Alasan dari penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif ini adalah penulis ingin melihat secara lebih mendalam mengenai analisis komunikasi pemasaran terpadu untuk meningkatkan brand awareness produk sanitary Germany Brilliant pada PT. Golden Brilliant.
3.2
Metode Pengumpulan Data Terdapat dua jenis sumber data yang dikumpulkan oleh penulis dalam
penelitian ini, antara lain:
3.2.1 Data Primer Data Primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus (Istijanto, 2006), seperti observasi dan wawancara.
3.2.1.1 Observasi Dalam (Kriyantono, 2010: 110) didefinisikan bahwa observasi merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk mengamati 25
26 lingkungan, selain membaca koran mendengarkan radio atau menonton televisi atau berbicara dengan orang lain. Bedanya kegitankegiatan yang disebutkan di atas, membutuhkan mediator atau media tertentu. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.” Ada dua jenis observasi yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi non partisipan yaitu metode observasi di mana periset hanya bertindak mengobservasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti yang dilakukan kelompok yang diriset, baik kehadirannya diketahui atau tidak. Peneliti hanya melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh sales PT. Germany Brilliant namun tidak ikut memasarkan produk sanitary Germany Brilliant.
3.2.1.2 Wawancara Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Dimana dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara semistruktur dengan pihak internal PT. Golden Brilliant, konsumen Bangunan Jaya dan konsumen Bangunan Baru (Sarosa, 2011: 45).
3.2.2 Data sekunder Data Sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan
dengan mempelajari buku-buku dan jurnal-jurnal yang ada
hubungannya dengan objek penelitian atau dapat dilakukan dengan menggunakan data dari Biro pusat statistic (BPS). Seperti: profil dan data perusahaan. Dalam mendapatkan data sekunder tersebut, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi dan studi kepustakaan. Dokumentasi adalah salah satu
teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam
metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data tersedia dalam bentuk surat catatan harian, kenang-kenangan, dan laporan
27 Ardianto, 2010: 167). Adapun contoh data sekunder yang digunakan oleh peneliti, yaitu: 1.
Profil perusahaan
2.
Prosedur perusahaan
3.
Program Kinerja
4.
Struktur Organisasi Perusahaan
5.
Gambar yang digunakan adalah gambar website perusahaan. Sedangkan studi kepustakaan adalah studi yang dilakukan dengan cara
mempelajari buku-buku wajib (textbook), buku-buku pelengkap atau referensi, dan jurnal yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai bahan untuk studi perbandingan.
3.3
Metode Analisis Data Data-data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data. Model Miles dan
Huberman, teknik yang digunakan peneliti untuk menganalisis data dibagi menjadi tiga langkah (Ardianto, 2010: 223) yaitu: a.
Reduksi Reduksi data adalah suatu bentuk analisis y ang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. Bahkan sebelum data secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, membuat tema-tema, membuat gugus- gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo).
b.
Model data (data display) Pada model data ini didefinisikan sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun
yang
membolehkan
pendeskripsian
kesimpulan
dan
pengambilan tindakan. c.
Penarikan/Verifikasi Kesimpulan Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
28 konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proporsisi-proporsisi.
3.4
Keabsahan Data Teori Keabsahan data merupakan salah satu syarat mutlak sebuah penelitian.
Apapun jenis penelitian yang dilakukan, keabsahan data dapat dijadikan patokan untuk mengukur kualitas penelitian. Penelitian keabsahan data kualitatif biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data dan analisis maupun penafsiran data(Kriyantono, 2012: 71). Beberapa jenis-jenis pemeriksaan keabsahan data yang peniliti pergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : A.
Triangulasi teori Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif (Kriyantono, 2012: 72).
B.
Triangulasi Metode Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama(Kriyantono, 2012 : 73). Penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif kualitatif, observasi, wawancara,dokumentasi, serta melalui media online.
C.
Trianggulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, membandingan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi.
D.
Trianggulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Karena periset perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali.
E.
Trianggulasi periset Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara. Karena masing-masing periset mempunyai gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena maka hasil pengamatannya bisa berbeda meski fenomenanya sama. Pengamatan
29 dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan membuat data lebih absah. Sebelumya, tim perlu mengadakan kesepakatan dalam menentukan kriteria atau acuan pengamatan masing-masing ditemukan.
3.5
Tahapan Riset Penelitian kualitatif cenderung lebih sulit dibuat tahapan baku karena terkait
dengan salah satu karakteristik dari penelitian kualitatif, yaitu fleksibel, sehingga dengan kefleksibilitasnnya tersebut, jalannya penelitian dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada (Herdiansyah, 2012 : 46).
Penelitian ini
tentunya mempunyai tahap-tahap riset yang terstruktur. Dimana dalam hal ini tahapan atau proses riset bukanlah sebuah proses yang sederhana, melainkan membutuhkan proses yang memerlukan tahapan kegiatan. Gerald E. Miller dan Henry Nicholson ( Kriyantono, 2012 : 74) menemukan tiga tahap riset: 1. Menanyakan pertanyaan (asking question) Tahap ini merupakan tahap yang menyertai seluruh proses periset. Karena itu penelitian diartikan sebagai “nothing more than the process of asking interesting, significant questions and providing disciplined, systematic answers to them”. Jadi periset tidak lebih dari proses menanyakan sesuatu yang menarik, dan signifikan (bermanfaat) serta menyediakan jawaban secara sistematik. 2. Observasi (observation). Periset melakukan pengamatan terhadap suatu objek. Semua metode dalam observasi pada dasarnya digunakkan untuk menjawab pertanyaan. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menguji dokumendokumen, studi pustaka, observasi partisipan, dan wawancara semi struktur. 3. Mengkonstruksi jawaban (constructing answers) Tahap ini mencoba mendefiniskan, menggambarkan, dan menjelaskan serta memberikan penilaian. Ketiga tahap diatas bukan sebuah proses linear, melainkan sebuah proses yang memungkinkan setiap tahap saling memengaruhi. Observasi sering menstimuli munculnya pertanyaan atau masalah baru (Kriyantoro, 2012 : 75-76).
30
Question
Theory
Observation
Gambar 3.1 Tahapan dalam Riset Sumber: Kriyantoro (2012: 75-76)