BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (Moleong 2013: 49) adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Moleong (2013:55) mengemukakan pendekatan penelitian alamiah/kualitatif diantaranya: a. Muncul dan dapat digambarkan. b. Peneliti sebagai instrumen. c. Mencari pola-pola. d. Mencari pluralisme, kompleksitas. e. Hanya sedikit memanfaatkan indikator numerikal. f. Penulisan laporan secara deskriptif. Pendekatan penelitian ini tentu menggunakan teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli untuk dijadikan acuan ataupun landasan dalam penelitian. Teori yang digunakan yaitu teori yang dikemukakan oleh Devito (2011: 285) mengenai efektivitas komunikasi interpersonal dengan pendekatan humanistik yang meliputi: a. Keterbukaan (openness). Kualitas dari keterbukaan mengandung dua aspek, yaitu: -
keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan yang lainnya.
-
kemauan seseorang untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang dan demikian sebaliknya.
b. Perilaku Positif (positiviness). Kualitas perilaku positif (positiviness) mengandung tiga aspek, yaitu: -
Perhatian terhadap diri seseorang. 37
38
-
Perasaan positif dikomunikasikan.
-
Suatu perasaan positif dalam situasi umum amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerja sama.
c. Empati (emphaty). Kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan orang lain ataupun merasakan dalam cara yang sama dengan orang lain. d. Perilaku suportif (suportiveness). Dalam menghadapi suatu masalah tidak bersikap bertahan/defensif (meminta informasi). e. Kesamaan (equality). Kesamaan meliputi kesamaan dalam dua hal, yaitu kesamaan bidang pengalaman, nilai, sikap, perilaku dan percakapan diantara para pelaku komunikasi. Selanjutnya setelah meneliti dan membahas mengenai efektivitas komunikasi interpersonal, dalam proses komunikasi interpersonal tentu menemui hambatanhambatan. Hambatan – hambatan yang ditemukan akan berlandaskan dan dikaitkan pada teori mengenai penghambat efektivitas komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Sunarto dalam Holy Sumarina (2013: 201): a. Hambatan Mekanik. Timbul akibat adanya gangguan pada saluran komunikasi, seperti terganggunya saluran magnetik radio oleh getaran-getaran seghinga pesan yang disampaikan menjadi kurang jelas. b. Hambatan Semantik. Sering terjadi dalam tahap proses komunikasi, karena berkisar pada masalah apa yang dikomunikasikan dan disampaikan pada tahap-tahap komunikasi. Suatu pesan akan berarti lain pada seseorang dalam konteks yang berbeda, hal ini disebabkan adanya gangguan komunikator karena salah persepsi. c. Hambatan Manusiawi. Segala masalah yang paling semu daam semua proses komunikasi karena berasal dalam diri manusia seniri. Terjadi karena faktor emosi dan prasangkan pribadi, kemampuan atau ketidakmampuan alat panca indera.
39
3.2 Tipe/Jenis Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berarti data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan – kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, cacatan wawancara, catatan lapangan, foto, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Pada penulisan laporan demikian, peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Pertanyaan dengan kata tanya mengapa, alasan apa, dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti. Sehingga peneliti tidak akan memandang bahwa sesuatu itu memang demikian keadaannya. (Moleong 2013 : 9) Peneliti mengkategorikan penelitiannya termasuk ke dalam jenis deskriptif kualitatif karena ingin mendeskripsikan suatu peristiwa yang di amati dengan katakata untuk memperkuat hasil penelitiannya dari data yang diperoleh peneliti dan menelaah dan menguraikan setiap jawaban pertanyaan dan hasil yang didapat.
3.3 Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus dalam penelitiannya ini. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti (Moleong, 2013: 201). Melalui metode penelitian yang akan diterapkan yakni metode studi kasus, peneliti dapat menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif mengenai segala yang berhubungan dengan subjek penelitian yaitu relawan dan calon relawan berdasarkan data yang didapatkan di lapangan sehingga mampu
40
menjawab sekaligus mendeskripsikan atas apa yang menjadi pertanyaan penelitian secara lengkap dan mendalam.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Menurut Denzin dan licoln dalam Moleong (2013:5), metode atau teknik pengumpulan data yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, diantaranya: a. Wawancara Semi- terstruktur. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong 2013: 186). Teknik wawancara yang digunakan yaitu Wawancara Semi-terstruktur karena tepat digunakan dalam penelitian kualitatif dibandingkan penelitian jenis lainnya. Ciri dari wawancara semi- terstruktur ini diantaranya: Suharsimi Arikunto (2010: 198). -
Pertanyaan bersifat terbuka tetapi mempunyai batasan dan alur pembicaraan
-
Kecepatan/waktu wawancara dapat diprediksi
-
Fleksibel tetapi terkontrol
-
Memiliki pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata
-
Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.
b. Pengamatan Berperanserta (observasi participant). Moleong (2013:176) mengemukakan pengamat berperan serta berarti melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamati.
41
Peranan peneliti yaitu berperan secara lengkap dimana peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati yang di kemukakan oleh Buford dalam metode penelitian kualitatif (Moleong 2013:176) Peneliti berperan secara lengkap karena merupakan bagian dari anggota relawan yayasan Buddha Tzu Chi yang menjadi objek penelitian. Sehingga peneliti memungkinkan untuk dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan sebanyak mungkin dan sedalam mungkin.
c. Dokumen. Moleong (2013:216) mengemukakan penggunaan dokumen terdapat empat pokok persoalan yaitu pengertian dan kegunaan, dokumen pribadi, udokumen resmi, dan kajian isi (content analisis). Dokumen yang akan digunakan oleh peneliti yaitu dokumen resmi yang berupa informasi-informasi mengenai objek penelitian yaitu seperti profil Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain itu juga dokumen dalam bentuk sekumpulan informasi seperti literatur-literatur yang memuat kajian atau teori yang digunakan sebagai acuan dan informasi pendukung dalam penyusunan penelitian. Menurut Lofland dalam Moleong (2013:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata, dan tindakan, selebihnnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. a. Data primer. Dalam peneltian ini, data utama atau data primer di peroleh dengan cara pengamatan berperanserta dan wawancara mendalam. Dan data tersebut diperoleh melalui: -
Informan. Menurut Moleong (2006:132) informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian, ia berkewajiban secara sukarela menjadi tim anggota penelitian walaupun hanya bersifat informan. Informan yang sesuai dengan penelitian ini yaitu calon Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi yang dimana calon relawan pernah mengikuti kegiatan
42
yang pernah diadakan oleh yayasan karena calon relawan terlibat langsung dengan komunikasi secara tatap muka dengan relawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampling purposive. Menurut Moleong (2013: 223), Dalam penelitian kualitatif sampel benarbenar mewakili ciri-ciri suatu populasi. Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi maksud sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber dan menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang bermunculan. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive sample). Dengan demikian, maka mengambil dan memilih informan yang dianggap memiliki informasi dan dapat dipercaya guna mendukung pengumpulan data. Sampel yang diambil peneliti adalah tiga orang calon relawan yang pernah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan yayasan minimal tujuh kali termasuk sudah pernah mengikuti sosialisasi. -
Key Informan. Menurut Moleong (2004:3) key informan adalah mereka tidak hanya
bisa memberikan keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bisa memberikan saran tentang sumber bukti yang mendukung serta meciptakan sumber bersangkutan. Dengan sampling purposive, jadi orang yang menjadi key informan tidak hanya terlibat tetapi lebih mengetahui, memahami, dan menguasai tiap tahapan hingga evaluasi. Oleh karena itu ditetapkan yang menjadi key informan adalah relawan Yayasan Buddha Tzu Chi yaitu Public Relations Yayasan Buddha Tzu Chi, Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi He Qi Barat, dan Ketua Hu Ai Yayasan Tzu Chi He Qi Barat. b. Data sekunder.
43
Berupa data tambahan yang berupa tulisan sebagai penunjang data primer. Baik berupa foto maupun dokumen lainnya. Selain itu juga peneliti menggunakan teknik studi pustaka yang menggunakan buku-buku atau literatur-literatur untuk dijadikan referensi, sumber informasi, dan pedoman penulisan yang berkaitan dengan penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian dari memasuki lapangan untuk mengumpulkan data hingga sampai pada tahap akhir penelitian. Terkait dengan itu dalam Miles dan Huberman dalam Diah (2011: 29), bahwa teknik analisis data yang akan ditempuh melalui lima tahap yakni : a.
Reduksi data. Mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi
penting
yang
terkait
dengan
masalah
penelitian,
selanjutnya
data
dikelompokan sesuai dengan topik masalah. b. Pengumpulan data. Data yang dikelompokan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian. c. Penyajian data. Melakukan interprestasi data yaitu menginterprestasikan apa yang telah diinterprestasikan oleh informan terhadap masalah yang diteliti. d. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun sehingga dapat memberi jawaban atas penelitian.
44
e.
Evaluasi. Hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksud untuk menghindari kesalahan intepretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan.
3.6 Teknik Keabsahan Data Moleong (2013:330) menyebutkan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu disebut triangulasi. Denzin dalam Moleong (2013:330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: Patton (Moleong: 2013) a. Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang - orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.