29
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang dapat mengamati dan mengetahui cara- cara yang digunakan. Sedangkan sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu mengunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. (Sugiyono, 2005, p1). Metode penelitian yang dipergunakan oleh penulis untuk melaksanakan penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus pada PT. Indoframe. Secara harafiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. (Sugiyono, 2005, p11). Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan supplier PT. Indoframe sebagai obyek penelitian yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan (supply) log kayu, dan PT. Indoframe sebagai perusahaan obyek penelitian internal untuk analisa sistem produksi 3 tipe produk bingkai frame.
3.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap suatu masalah. Dengan melakukan kegiatan penelitian manusia dapat mencari jawaban atas suatu permasalahan. Biasanya dalam melakukan penelitian, seorang penulis selalu
30
menggunakan metode penelitian yang didasarkan pada cara ilmiah. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis (Sugiyono, 2005, p1). Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Penentuan metode penelitian sangatlah penting dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2005, p3) metode penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Menurut Umar (2003, p22) dalam buku Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, ada berbagai definisi dari metode deskriptif :
Menurut Travers, metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Menurut Gay, metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang berlangsungnya proses riset. Metode riset ini dapat digunakan dengan lebih banyak segi dan lebih luas dari
metode yang lain. Metode ini pun memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai macam masalah. Metode deskriptif ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus, yaitu merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan
31
dan kondisi masa lalunya. Tujuan dilakukannya pendekatan studi kasus ini adalah penelitian dapat lebih mendalam sehingga dapat menjawab mengapa keadaan itu terjadi dan peneliti diharapkan dapat menemukan hubungan-hubungan yang tadinya tidak diharapkan. Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Variabel
T-1 T-2 T-3
Jenis
Metode
Penelitian
Digunakan
Diskriptif –
Descriptive
Perusahaan – Divisi
Kualitatif
Survey
Produksi
Diskriptif –
Descriptive
Perusahaan – Divisi
Kualitatif
Survey
Produksi
Diskriptif –
Descriptive
Perusahaan – Divisi
Kualitatif
Survey
Produksi
Unit Analisis
Time Horizon
One Shot Study One Shot Study One Shot Study
Sumber: Sugiyono (2004; 63) Keterangan : T-1 = Untuk mengetahui kendala-kendala produksi yang saat ini sedang dialami oleh PT. Indoframe. T-2 = Untuk mengetahui besaran kombinasi produksi produk bingkai Vista Frame yang seharusnya dilaksanakan oleh PT. Indoframe untuk mendapatkan output yang memaksimalkan laba total berdasarkan ketiga tipe produk bingkai Vista Frame yang dihasilkan.
T-3 = Untuk meramalkan besaran keuntungan maksimal yang mungkin diperoleh PT. Indoframe pada tahun 2009 dengan asumsi kondisi tetap. Sehingga dengan peramalan keuntungan tersebut PT. Indoframe dapat membuat suatu strategi baru yang lain untuk kemajuan perusahaan kedepan. Peramalan tersebut juga membuat perusahaan lebih dapat membuat suatu kebijakan sesuai dengan rencana yang akan dijalankan.
32
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Definisi operasional adalah penentuan suatu construct (hal-hal yang sulit diukur) sehingga ia menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. (Umar, 2002, p233). Maka, variabel penelitian itu pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain, variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2005, p31-32). Pembahasan akan difokuskan oleh penulis pada konsep penggunaan bahan baku material log kayu untuk produksi bingkai frame, dengan data yang diperoleh dari PT. Indoframe hingga penulis dapat melakukan analisa terhadap konsep kebijakan kombinasi produksi tiga tipe produk dengan konsep Linear Programming untuk memaksimalkan laba PT. Indoframe.
Tabel 3.2 Instrumen Pengukuran Variabel
Indikator
1. Vista Frame standar/polos 2. Vista Frame ukiran design pabrik 3. Vista Frame ukiran design customer Sumber: Sugiyono (2004; 63)
Linear Programming
Jenis Skala
Ukuran Skala
Tingkat Produksi dan Laba per unit
unit
33
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah ada baik dalam bentuk laporan maupun hasil penelitian orang lain. Data sekunder berasal dari riset kepustakaan. Sedangkan data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data internal dan data eksternal. Data internal yaitu data yang didapat dalam perusahaan dapat berupa laporan biaya persediaan, sistem persediaan dan produksi. Dan data eksternal adalah data yang didapat di luar perusahaan seperti hasil penemuan yang sebelumnya pernah diteliti oleh pihak lain, seperti bahan landasan teori sebagai dasar dari penelitian. Data primer di bagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan kuantitaif. Data kualitatif yaitu data yang bersifat tidak struktur, sehingga variasi data dari sumbernya mungkin sangat beragam. Dan data kuantitatif yaitu data yang bertolak belakang dengan data kualitatif, data ini bersifat struktur dan ragam data yang diperoleh dari sumbernya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan dua macam cara pengumpulan data sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan. Data primer dapat diperoleh melalui penelitian lapangan (field
research) yang merupakan data atau informasi yang dapat di yakini kebenarannya dengan cara melakukan kunjungan survei langsung ke perusahaan yang dijadikan obyek penelitian. Untuk itu dilakukan :
34
a. Wawancara. Mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan yang bersangkutan, dan berkepentingan, sesuai dengan topik yang dibahas dalam skripsi ini. Wawancara diadakan tanggal 10 November 2008 dengan head section production PT. Indoframe. b. Observasi. Melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan dan keadaan perusahaan yang bersangkutan pada tanggal 10 November 2008 bertempat di kantor pusat Palmerah, Jakarta Barat. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Untuk mengumpulkan data ini digunakan cara studi kepustakaan yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan topik penelitian, sehingga diperoleh data yang bersifat teoritis untuk menjadi perbandingan antara teori dengan kenyataan. Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, artikel, internet, dan literatur - literatur lainnya yang bersifat ilmiah dinamakan penelitian kepustakaan (library research).
3.5 Teknik Pengumpulan Sampel Sebuah sampel haruslah dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang tersebut boleh sama dengan 0. Di samping itu pengambilan sampel yang secara acak (random) haruslah menggunakan metode yang tepat yang sesuai dengan ciri – ciri populasi dan tujuan penelitian. Meskipun sebuah sampel terdiri sebagian populasi, tetapi
35
sebagian dari populasi ini tidak selalu dapat disebut sebuah sampel apabila cara – cara pengambilannya tidak benar. Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat – sifat seperti dibawah ini: 1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti 2. Dapat menentukan persisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku ( standar ) dari taksiran yang diperoleh 3. Sederhana, hingga mudah dilaksanakan 4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah – rendahnya. Sampel dari penelitian ini adalah data ketersediaan bahan baku material log kayu selama 4 tahun belakangan ini termasuk data biaya bahan baku tersebut dan data produksi didalamnya termasuk biaya produksi dan laba per unit produk.
3.6 Metode Analisis Linear Programming Karakteristik permasalahan programasi linear. Semua permasalahan PL memiliki tujuan (objective function) untuk memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu (kuantitas), seperti profit atau biaya. Permasalahan PL memiliki restriksi (konstrain) yang membatasi tingkatan pencapaian tujuan (objective function). Adanya beberapa alternatif tindakan yang bisa dipilih. Sebagai contoh, kalau suatu perusahaan menghasilkan tiga produk maka alternatif solusinya adalah apakah ia akan mengalokasikan semua
resources untuk satu produk, membagi rata resources untuk ketiga produk, atau mendistribusikannya dengan cara yang lainnya.
36
Fungsi tujuan dan kendala (konstrain) dalam permasalahan pemrogramman Linear diekspresikan dalam bentuk persamaan atau pertidaksamaan linear. Langkah-langkah dalam formulasi Linear Programming : 1. Mengidentifikasi dan menotasikan variabel dalam fungsi tujuan dan kendala. 2. Memformulasikan fungsi tujuan. Memaksimalkan atau meminimalkan 3. Memformulasikan fungsi kendala.
4. Memasukkan kendala nonnegativitas.
J
∑ CjX j
Maksimumkan: j =1
J
∑ a ji X j ≤ bi
. Dengan kendala: j =1
Cj
= nilai profit per unit untuk setiap
Xj
= variabel keputusan ke-j
a ji
= kebutuhan resource i untuk setiap
, dimana :
Xj
Xj
bi = jumlah resource i yang tersedia j =banyaknya variabel keputusan, mulai dari 1, 2, ... J. i = banyaknya macam resources yang digunakan, mulai 1, 2, ... I.
37
Asumsi Dasar Linear Programming :
o
Kepastian (certainty): koefisien dalam fungsi tujuan (
Cj
) dan fungsi kendala
a ( ji ) dapat diketahui dengan pasti dan tidak berubah. o
Proporsionalitas (proportionality) dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala: semua koefisien dalam formulasi,
Cj
dan
a ji
, merupakan koefisien yang
bersifat variabel terhadap besarnya variabel keputusan o
Additivitas (additivity) : total semua aktivitas sama dengan jumlah (additivitas) setiap aktivitas individual.
o
Divisibilitas (divisibility) : solusi permasalahan PL (dalam hal ini nilai
Xj
) tidak
harus dalam bilangan bulat (integer). o
Nonnegatif (nonnegativity) : variabel keputusan tidak boleh bernilai negatif.