BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Profil Perusahaan
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan yang menjadi lokasi objek penelitian skripsi ini. Profil perusahaan ini meliputi sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan dan lokasi perusahaan. Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan yang menjadi lokasi objek penelitian skripsi ini. Profil perusahaan ini meliputi sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan dan lokasi perusahaan.
3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT Triputra Agro Persada (Perusahaan) pertama kali didirikan dengan nama PT Alam Permata Indah berdasarkan akta No. 4 tanggal 24 Januari 2005, dibuat di hadapan Ir. Rusli, S.H, Notaris di Bekasi. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik
Indonesia
dengan
Surat
Keputusan
No.C
03565.HT.01.01Th.2005 tanggal 11 Februari 2005 dan kemudian melakukan perubahan nama menjadi PT Triputra Agro Persada berdasarkan akta No.97 tanggal 31 Maret 2005 yang dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H.,S.E, Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C-12258 HT.01.04.TH.2005 tanggal 6 Mei 2005 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.48 tanggal 17 Juni 2005, Tambahan No.6280. 40
41 Sebagai perusahaan yang relatif masih muda, sejak didirikan sampai dengan saat ini Perusahaan telah mampu mengembangkan usahanya di beberapa wilayah provinsi di Indonesia, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Jambi. Dalam upaya untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan usahanya, Perusahaan tetap berupaya untuk melakukan perluasan areal perkebunan dan bekerja sama dengan berinvestasi ke dalam perusahaan-perusahaan perkebunan lainnya dalam bentuk Perusahaan Patungan (Joint Venture), maupun dengan melakukan akuisisi.
2. Gambar 2.1 Perusahaan Patungan PT Triputra Agro Persada
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT Triputra Agro Persada adalah “Excellent Plantation For The World”. Misi dari PT Triputra Agro Persada adalah “Green Plantation For Better Quality of Life”.
42
Gambar 2.2 Logo PT Triputra Agro Persada
3.1.3 Lokasi Perusahaan
PT Triputra Agro Persada saat ini berkantor pusat di Jakarta, sedangkan lokasi perusahaan patungan (joint venture) berada di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Jambi. Alamat Kantor Pusat : The East Building 23th Floor Jl. Dr Ide Anak Agung Gde Agung, Kav E.3.2 No 1 Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan 12950 Tel.(62) 21-5790 4200, Fax. (62) 21-5794 4745
3.1.4 Produk dan Layanan
Berikut produk –produk dari PT Triputra Agro Persada: 1. Minyak Sawit Crude Palm Oil (CPO) yang baik harus memiliki spesifikasi mutu seperti yang telah ditetapkan. CPO yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain asam lemak bebas, kadar air dan kotoran.
43 CPO diproduksi melalui proses pengolahan di 3 PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang dimiliki perusahaan.
Gambar 2.3 Minyak Sawit
2. Inti Sawit Kernel atau inti sawit dihasilkan dari pemisahan daging buah selama proses pengolahan berlangsung. Tahapan proses untuk menghasilkan inti
sawit
melalui
pemisahan,
pemecahan,
pengeringan
dan
penyimpanan. Spesifikasi inti sawit harus memenuhi kriteria kadar air, kotoran, inti pecah, dan inti berubah warna sesuai standar.
Gambar 2.4 Inti Sawit
3. Fresh Fruit Bunch (FFB) / Tandan Buah Segar (TBS) Tandan buah segar selalu dijaga kondisi terbaiknya, dengan memilih buah yang merah merata, memiliki buah padat, bernas, dan mempunyai berat janjang lebih berat dari rata - rata.
Gambar 2.5 Tandan Buah Segar
44 4. SLAB Perkebunan karet PT Triputra Agro Persada menghasilkan SLAB sebagai salah satu produk yang unggul yang memiliki syarat - syarat SLAB yang baik, antara lain tidak bercampur dengan air, bubur lateks maupun serum lateks, tidak dimasuki dengan benda - benda lain seperti kayu ataupun kotoran lain, tidak terlihat nyata adanya kotoran dan berwarna putih dan bau segar.
Gambar 2.6 SLAB
45 3.2 Struktur Organisasi 3.2.1 Struktur Organisasi Secara Umum
Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT Triputra Agro Persada
46 Organisasi merupakan wadah atau suatu tempat dimana kegiatan organisasi dan manajemen dilakukan, organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai suatu yang telah ditetapkan sebelumnya oleh organisasi, dapat pula dikatakan organisasi adalah suatu pembagian tugas dan pelimpahan, wewenang dan tanggung jawab yang jelas akan dapat dilakukan apabila ada suatu struktur organisasi. Manajemen organisasi dalam suatu perusahaan merupakan faktor penting untuk menjalankan kegiatan usaha menjadi lebih terarah dan mudah dikontrol jika kedua faktor tersebut dikelola dengan baik dan terarah sesuai dengan fungsinya maka kemungkinan keberhasilan sebuah perusahaan akan dapat dicapai. Struktur organisasi merupakan cerminan dari fungsi manajemen organisasi, struktur juga menggambarkan tugas dan wewenang suatu jabatan dan hubungan antar jabatan sehingga ada suatu sinergi yang baik, dalam hal ini struktur organisasi merupakan kerangka dasar dari pelaksanaan setiap bentuk usaha untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan. Kegunaan struktur organisasi adalah agar setiap bentuk usaha mempunyai pelaksanaan dalam pencapaian tujuan dan hasil – hasil usahanya semaksimal mungkin, seperti bentuk struktur organisasi dibawah ini menggambarkan tugas dan wewenang yang ada di PT Triputra Agro Persada untuk menjalankan usaha sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada.
47 3.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab
Berikut uraian tanggung jawab dan tugas untuk masing-masing jabatan dalam strukturorganisasi PT Triputra Agro Persada. 1. Commisioner Tugas dan tanggung jawab Commisioner adalah: a.
Memerintah organisasi dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dan tujuan-tujuan luas dari perusahaan tersebut.
b.
Memilih, mengangkat, mendukung, dan menilai kinerja dewan eksekutif.
c.
Memastikan keberadaan dan kecukupan sumber keuangan.
d.
Mengesahkan anggaran tahunan.
2. Chief Executive Officer (CEO) Tugas dan tanggung jawab dari Chief Executive Officer (CEO) adalah: a.
Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan sehingga perusahaan berjalan baik dan sesuai dengan tujuan utama perusahaan
b.
Melakukan tugas CFO apabila CFO berhalangan dan dalam kondisi – kondisi waktu tertentu
c.
Memberikan persetujuan pengalihan kekayaan perseroan atau menjadikan jaminan utang perseroan
d.
Mewakili perusahaan secara langsung di dalam/ di luar pengadilan
48 e.
Memimpin rapat pimpinan secara berkala maupun dalam jangka waktu tertentu
3. Managing Director Tugas dan tanggung jawab dari Managing Director adalah: a.
Mengkoordinasikan dibidang
dan
administrasi
mengendalikan keuangan,
kegiatan-kegiatan
kepegawaian
dan
kesekretariatan. b.
Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
c.
Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d.
Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.
e.
Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
f.
Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
g.
Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
4. CFO Group Tugas dan tanggung jawab dari Chief Financial Officer (CFO) adalah: a.
Menyusun strategi jangka menengah dan panjang perusahaan terutama di bagian financial
b.
Memimpin dan mengawasi pencapaian strategi jangka panjang dan menengah yang telah disusun
49 c.
Memimpin rapat pimpinan maupun staf secara berkala maupun dalam jangka waktu tertentu
d.
Memberikan persetujuan atas segala surat dan dokumen yang berhubungan dengan operasional perusahaan
e.
Memberikan teguran/sanksi untuk karyawan bidang financial yang melanggar prosedur, ketentuan, dan peraturan yang berlaku di perusahaan
f.
Memberikan promosi kenaikan pangkat untuk karyawan bidang finansial yang berprestasi
5. Chief Mill Officer (CMO) Tugas dan tanggung jawab dari Chief Mill Officer (CMO) adalah: a.
Menyusun strategi jangka menengah dan panjang perusahaan terutama di bagian produksi
b.
Menetapkan kebijakan dan peraturan dalam mendukung target produksi
6. CEO Region Tugas dan tanggung jawab dari CEO Region adalah: a. Menetapkan rencana jangka panjang dan jangka pendek pada wilayah yang dipegang. b. Pengawasan dan bertanggung jawab terhadap kegiatan oprasional daerah
50 3.3 Gambaran Sistem Berjalan 3.3.1 Proses Bisnis Panen
PT Triputra Agro Persada adalah perusahaan perkebunan yang terletak di beberapa Area yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Dalam skripsi ini, difokuskan pada salah satu anak perusahaan di daerah Kalimantan Tengah yaitu PT. First Lamandau Timber International yang terdiri dari bagian-bagian/departemen. 1. Bagian Tanaman Bagian tanaman berhubungan dengan aktivitas rawat pohon, panen buah, dan deteksi & pemberantasan hama penyakit. Tanggung jawab operasional
dilimpahkan
kepada
masing-masing
afdeling.
Administrasi masing-masing afdeling dilakukan di kantor afdeling. 2. Bagian Teknik Bagian teknik berhubungan dengan transportasi, bengkel/workshop, infrastruktur jalanan.
Tanggung jawab operasional bagian teknik
meliputi seluruh afdeling. Administrasi bagian teknik dilakukan di kantor teknik. 3. Bagian Pabrik Bagian pabrik berhubungan dengan pengolahan buah menjadi produk yang akan dijual, dalam hal ini CPO dan Kernel (PKO). Administrasi bagian pabrik dilakukan di kantor pabrik. 4. Bagian Umum Bagian umum terdiri dari bagian administrasi, driver kantor, dan satpam.
51 5. Bagian Administrasi Bagian administrasi berhubungan dengan konsolidasi laporan-laporan dari afdeling, teknik, dan pabrik, sampai pada rekapitulasi Berita Acara masing-masing bagian dan penggajian. Urusan kepegawaian seluruh karyawan menjadi tanggung jawab bagian administrasi (HRGA). Secara umum, proses yang dilakukan di lapangan mulai penanaman sampai dengan pengolahan adalah sebagai berikut:
Under Planting
Pre Nursery
Re Planting Main Nursery
Fresh Fruit Bunch (FFB) Immature
Mature
Land Clearing
Gambar 2.8 Global Business Process
Keterangan: 1. Prenursery Prenursery adalah aktifitas pembibitan yang dilakukan sejak kecambah mulai tumbuh sampai dengan usia 3 bulan. Masing-masing kecambah di tanam pada polybag kecil yang ditempatkan pada suatu blok khusus sebagai area prenursery. 2. Main Nursery Main nursery dilakukan setelah mencapai masa 3 bulan (prenursery) sampai usia 12 bulan. Masing-masing bibit dipindahkan ke blok yang berlainan dengan jarak tanam yang lebih renggang pada area khusus sebagai area main nursery.
52 3. Penanaman Dari area main nursery, masing-masing bibit dipindahkan ke blok sebagai area tanam. Pohon yang telah ditanam dikategorikan menjadi dua, yaitu TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) dan TM (Tanaman Menghasilkan).
Pada usia 0-3 tahun, pohon masih dikategorikan
sebagai TBM, sedang untuk usia 4 tahun, pohon sudah dapat dikategorikan sebagai TM-1, usia 5 sebagai TM-2, dan usia selanjutnya sebagai TM-3. 4. Perawatan Perawatan sebenarnya telah dilakukan sejak pembibitan, dengan melakukan
penyemprotan,
pemupukan,
pemberantasan
hama
penyakit. Perawatan dilakukan dengan mengikuti norma-norma yang telah ditentukan, terutama dosis pupuk yang digunakan dan sirkulasi pemupukan (rotasi) agar pohon dapat tumbuh dengan sehat (normal). 5. Panen Dalam memanen buah diperlukan teknik-teknik khusus yang dapat menjamin keselamatan pemanen dan buahnya, dan menjamin bahwa buah yang dipanen adalah buah matang. Kurang ahli dalam memanen dapat menyebabkan buah yang masih mentah sudah dipanen karena kesulitan membedakan matang tidaknya buah.
Mendodosnya pun
memerlukan teknik-teknik khusus, disesuaikan dengan tingkat kesulitan memanen (besarnya buah dan topografi). 6. Olah Sebagai produk akhir dari pengolahan tahap pertama, adalah CPO dan Kernel. Tandan kosong adalah sampah yang dapat digunakan sebagai
53 pupuk. Pada pengolahan pertama, CPO belum dapat dikonsumsi secara langsung, karena proses pengolahannya baru sampai extraction dan purification. Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan proses refinery CPO menjadi minyak kelapa sawit yang dapat dikonsumsi.
3.3.2 Prosedur Kerja Panen
Dari global plantation process yang telah dijelaskan diatas, akan dijelaskan lebih rinci tentang prosedur kerja panen di PT Triputra Agro Persada.
Gambar 2.9 Rich Picture Prosedur Kerja Panen
Keterangan: 1. Setiap aktivitas dimulai dari proses pencatatan kehadiran (absensi). Di operasional kebun pencatatan kehadiran dilakukan jam 5.30 menjelang aktivitas harian, dilaksanakan di kantor afdeling.
54 2. Masing-masing karyawan (pemanen) dialokasikan pada lokasi kerja di bawah seorang supervisor (mandor). Alokasi kerja dilakukan untuk karyawan-karyawan yang sering berubah-ubah lokasi kerja dan mandornya. 3. Karyawan diberikan pengarahan dan penetapan target untuk hasil panen yang harus dicapai. 4. Mandor memberikan laporan pengalokasian truk untuk mengangkut TBS yang dipanen ke kepala afdeling. 5. Pemanen mempersiapkan alat kerja untuk memulai aktifitas panen sesuai arahan dengan yang telah di berikan mandor sebelumnya. 6. Pemanen mengumpulkan hasil panen di TPH yang telah disediakan dengan menyertakan kupon panen yang berisi informasi afdeling, blok, identitas pemanen, serta jumlah TBS yang dipanen. 7. Checker dan Mandor akan memeriksa dan mencatat TBS yang ada di TPH, pemeriksaan meliputi jumlah TBS, Buah Mentah, Buah Busuk, dan Tangkai Panjang. 8. Setelah semua TPH panen diperiksa, Checker membuat Surat Pengantar Buah (SPB) yang berisi rekapitulasi hasil panen dan Mandor membuat rekapitulasi per kemandoran dalam bentuk Laporan Harian Mandor (LHM). 9. Setelah diperiksa Checker dan Mandor, TBS akan diangkut oleh Bag. Teknik untuk diantar ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan menyertakan surat pengantar buah (SPB).
55 10. Sesampainya dipabrik, hasil pengumpulan TBS ditimbang (tonase) dan dicatat kedalam sistem (MIS) oleh krani pabrik beserta jumlah TBS yang diangkut. 11. LHM diberikan ke kantor besar pada esok hari setelah apel pagi dilakukan. 12. LHM akan diinput kedalam sistem (MIS) yang langsung terhubung dengan kantor pusat di Jakarta.
3.3.3 Teknologi Saat Ini
1
PT Triputra Agro Persada memiliki 26 anak perusahaan yang saling terhubung dengan kantor pusat dengan menggunakan V-Sat.
2
Penggambaran
area
perkebunan
pada
26
anak
perusahaan,
mengunakan teknologi peta digital yang berasal dari foto satelit. 3
Pencatatan hasil aktifitas kebun, didukung dengan menggunakan Plantation Management System (ERP) yang langsung terhubung dengan kantor pusat.
4
Laporan harian (manual) akan diinput oleh krani input kedalam ERP setiap harinya.
5
Data yang telah terinput kedalam sistem akan dikumpulkan menjadi data warehouse.
6
Dilakukan data mining untuk mendukung pembuatan laporan yang dibutuhkan management.
7
Laporan disajikan dalam bentuk excel, yang dibuat secara manual.
56 3.4 Identifikasi Permasalahan
Memasuki era orde baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan sebagai sektor penghasil devisa negara. Sampai dengan tahun 1980 luas lahan mencapai 294.560 ha dengan produksi CPO sebesar 721.172 ton. Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat. Perkembangan perkebunan semakin pesat lagi setelah pemerintah mengembangkan program lanjutan yaitu PIR-Transmigrasi sejak tahun 1986. Program tersebut berhasil menambah luas lahan dan produksi kelapa sawit. Pada tahun 1990-an, luas perkebunan kelapa sawit mencapai lebih dari 1,6 juta hektar yang tersebar di berbagai sentra produksi, seperti Sumatera dan Kalimantan Potensial areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Data di lapangan menunjukkan kecenderungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit.
PT First Lamandau Timber International (PT. FLTI) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Triputra Agro Persada yang terdapat didaerah Kalimantan Tengah. PT. FLTI mempunyai luas lahan yang terus meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit yang tersedia. Pada tahun 2005 luas areal PT. FLTI sebesar 5.430,379 ha, sampai dengan tahun 2011 sebesar 6.368,828 ha. Peningkatan luas areal ini disertai pula dengan meningkatnya jumlah pokok yang ditanam pada areal yang tersedia, akan tetapi peningkatan dua faktor diatas tidak disertai peningkatan hasil produksi TBS yang
57 berkesinambungan. Angka produksi TBS pada periode 2005-2011 cenderung fruktuatif.
Sehingga manajemen PT. Triputra Agro Persada sebagai holding company, membutuhkan informasi mengenai:
1. Pemetaan Areal Perkebunan 2. Infromasi detil blok yaitu kondisi lahan, jumlah tanaman produktif, kerapatan tanaman per hektar. 3. Potensi produksi kelapa sawit 4. Aktual produksi TBS yang dihasilkan setiap harinya 5. Areal perkebunan yang terserang hama penyakit
Informasi tersebut untuk membantu mengambil keputusan sehingga menghasilkan hasil produksi yang optimal sesuai potensi produksi pokok tanam. Berdasarkan pada kebutuhan informasi diatas serta wawancara dengan pihak eksekutif maka diperoleh kendala yang dihadapi yaitu:
a. Luasnya areal perkebunan yang mengakibatkan kendala dalam melakukan pengawasan sehingga pengembangan areal perkebunan sulit dilakukan. b. Infromasi bervariasi dari setiap divisi dan tidak terpusat meyebabkan penyajian laporan membutuhkan waktu lama dan tidak akurat. c. Perencanaan target produksi berdasarkan laporan manual mengakibatkan pencapaian target minim sehingga tidak mencapai produksi optimal yang sesuai dengan kondisi areal perkebunan.
58 3.5 Solusi Pemecahan Masalah 3.5.1 Menentukan Faktor Produksi
Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu menghasilkan dengan baik. Faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh, dalam penelitian ini faktor produksi terdiri dari 4 komponen, yaitu faktor produksi lahan (luas), jumlah pokok produktif, umur tanam, serta kondisi pokok sawit terhadap serangan hama. Hubungan antara faktor produksi (input) dengan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Salah satu faktor tidak tersedia menyebabkan proses produksi tidak akan berjalan lancar.
3.5.2 Menentukan Fungsi Optimasi Produksi
Penelitian dilakukan menggunakan data PT. FLTI dari tahun 2005 sampai dengan 2011. Pada 2011 PT. FLTI mempunyai lahan seluas 6368.828, dengan 7 afdeling, 209 blok. Penelitian dilakukan untuk menghitung potensi dan proyeksi hasil produksi per tahun. Metode yang digunakan
untuk
mencari nilai
optimal
produksi
kelapa
sawit
menggunakan persamaan regresi linier berganda. Suatu model atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independen, dijelaskan (X). Berikut ini data yang dianalisis untuk mendapatkan fungsi optimasi produksi :
59 Tabel 2.1 Data Produksi Kelapa Sawit Tahun 2005 sampai Tahun 2011
Tahun
Produksi (Y)
Jumlah Pokok
Umur Pokok
Pokok Terserang
Produktif (X2)
(X3)
HPT (X4)
Luas (X1)
2005
8.650.778,00
5.430,38
696.550,00
8,81
20.478,00
2006
7.924.005,00
5.796,30
696.668,00
9,25
26.140,00
2007
8.051.971,00
6.002,28
716.350,00
9,70
23.635,00
2008
7.769.851,00
6.257,55
716.350,00
10,53
25.045,00
2009
9.213.908,00
6.278,06
792.395,00
11,50
17.322,00
2010
8.222.377,00
6.286,50
805.032,00
12,50
22.946,00
2011
6.233.682,00
6.368,83
807.095,00
13,19
29.291,00
Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dengan cara regresi, yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Secara matematis, dijabarkan dalam bentuk linear sehingga bentuknya menjadi : Y = Lna + ß1LnX1 + ß2LnX2 + ß3LnX3 + ß4LnX4 Dimana: Y = Produksi (kg/tahun) X1 = Luas lahan (ha) X2 = Jumlah Pokok Produktif (pokok) X3 = Umur Pokok (tahun) X4 = Serangan Hama Penyakit ßi = Koefisien regresi masing-masing faktor produksi a = Intersep (konstanta) Pengukuran return dirumuskan sebagai berikut : LN = (t1 / ti-1)
60 Dimana: LN = Fungsi Logaritma Normal dalam Microsoft Excel t1 = Nilai pada periode sekarang ti-1 = Nilai pada periode sebelumnya Hasil perhitungan dari fungsi produksi diuji pengaruh masingmasing faktor secara individu menggunakan Uji-t. Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0: Faktor-faktor produksi tidak nyata terhadap produksi kelapa sawit H1: Faktor
produksi luas lahan, jumlah pokok,dan umur pokok
berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit H0 : bi = 0 H1 : bi ≠ 0 T hit =
bi / sbi
Dimana: bi
=
koefisien regresi variabel ke-i
sbi
=
standar error variabel ke- i
Bila: t hit > t tab tolak H0 t hit < t tab terima H0 H0 ditolak membuktikan bahwa faktor produksi yang digunakan berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. H0 membuktikan bahwa faktor produksi tidak berpangaruh nyata terhadap hasil produksi. Nilai koefisien determinasinya (R2) digunakan untuk melihat besarnya persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai
61 dengan 1. Nilai R2 semakin mendekati nol memperlihatkan semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 semakin mendekati satu memperlihatkan semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.
3.6 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran