BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Kualitatif
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Sebuah metode penelitian terbagi menjadi dua yakni Kualitatif dan Kuantitatif. Pengertian dari metode penelitian kualitatif adalah data yang terbentuk kata – kata, kalimat – kalimat, narasi – narasi. Data ini behubungan dengan kategorisasi, karakteristik yang terwujud dalam pertanyaan yang berupa kata – kata (Kriyantono,2012). Sedangkan metode penelitian kuantitatif lebih bersifat konkret karena dapat dikuantitaskan berupa angka – angka. Data yang disajikan bersifat objektif dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang.
3.1.2 Pengertian Kualitatif
Banyak persepsi atau pandangan dari para pakar tentang pengertian serta arti dari metode penelitian kualitatif diantaranya adalah (Moleong, 2006) : 1. Metode Kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan bebagai metode yang ada yang biasanya kualitatif metode memanfaatkan wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Menurut Denzin dan Lincoln pada tahun 1987. 47
48
2. Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian ilmiah. Menurut menulis David Williams pada tahun 1995.
3. Penulis lain memaparkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus.
4. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantitatif lainnya.
5. Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.
6. Analisis isi kualitatif disebut pula sebagai ethnographic Content Analysis (ECA) yaitu perpaduan analisis isi objektif dengan observasi partisipan, artinya istilah ECA adalah periset berinteraksi dengan material – material dokumentasi atau bahkan melakukan wawancara mendalam sehingga penyataan – pernyataan uang spesifik dapat diletakkan pada konteks yang tepat untuk di analisis. Menurut Alheidi pada buku riset komunikasi (Kriyantono 2008).
49
7. Penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. Sedangkan data kuantitatif difungsikan sebagai pendamping, penambah, pembumbu (Suryadari, 2012).
3.1.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Deskriptif. Jenis riset ini bertujuan membuat deskriptif secara sitematika, faktual dan akurat tentang fakta – fakta dan sifat – sifat populasi atau objek tertentu. Riset ini untuk mengambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antara variable (kriyantono, 2008).
3.1.4 Metode Wawancara dan Observasi
Metode dengan melakukan wawancara secara mendalam adalah metode riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus – menerus untuk menggali informasi dari responden. Metode wawancara dan observasi partisipasif merupakan wujud pendekatan konstruktivis, yaitu menganggap bahwa realitas ada dalam pikiran subjek yang diteliti. Dan melakukan wawancara dengan beberapa informan dengan pertanyaan yang sama karena jika, melakukan wawancara hanya dengan satu pihak saja, kebenarannya diragukan. Namun jika melakukan wawancara dengan informan atau responden lebih dari satu orang maka
50
peneliti
akan
menemukan
(Rahardjo,2010),
kebenarannya
Wawancara
terbagi
dari menjadi
hasil dua
jawaban
wawancara.
kelompok
yakni
(Kriyantono,2012) : 1. Wawancara dalam riset kualitatif yang disebut sebagai wawancara mendalam dan kebanyakan takterstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam. 2. Wawancara dalam riset kuantitatif, biasanya bersifat terstruktur dan sebagai tambahan data yang diperoleh melalui kuesioner. Wawancara juga memiliki beberapa jenis yang biasa ditemukan dalam kegiatan riset, jenis dari wawancara terdiri dari : 1. Wawancara Pendahuluan Pada wawancara terbuka ini berisikan tentang wawancara perkenalan responden untuk lebih dalam lagi mengenal responden dan membangun keakraban responden dan peneliti. 2. Wawancara Terstruktur Pada wawancara ini, periset menggunakan pedoman wawancara yang merupakan bentuk spesifik yang berisi instruksi yang mengarahkan periset dalam melakukan wawancara. 3. Wawancara Semistruktur Wawacara semistruktur ini pewawancara biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan – pertanyaan secara bebas terkait dengan permasalahan yang di tanyakan.
51
4. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informan dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Pada sisi lain ada berbagai bentuk pertanyaan yang diajukan kepada narasumber, diantaranya adalah (Moleong, 2004) : a. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku b. Pentanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan d. Pertanyaan tentang pengetahuan e. Pertanyaan yang berkaitan dengan indera f. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Observasi merupakan kegiatan meneliti secara langsung di lokasi tempat peneliti melakukan penelitian. Serta berinteraksi secara langsung dengan subjek yang diriset. Dengan demikian peneliti akan mengetahui lebih dalam lagi tentang objek yang di telitinya. Suatu kegiatan observasi baru bisa dimasukkan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian bila memenuhi syarat sebagai berikut Nazir,1985 dikemukakan pada buku (Kriyantono, 2012) ; 1. Obsevasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik. 2. Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan. 3. Observasi
yang
dilakukan
harus
dicatat
secara
sistematis
dan
dihubungkan dengan proposisi umum dan buka dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.
52
4. Observasi
dapat
dicek
dan
dikontrol
mengenai
validasi
dan
reliabilitasnya. Sehingga keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk yakni : interkasi dan percakapan. Penelitian yang digunakan untuk melengkapi hasil penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur, wawancara secara mendalam dan observasi partisipatif dengan telibat langsung dengan program televisi yang diteliti oleh peneliti. Untuk mengetahui lebih dalam lagi objek penelitian yang diteliti oleh peneliti.
3.1.5 Sumber dan Jenis Data
Sumber dan jenis data yang perlu didapatkan seorang peneliti, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif adalah kata – kata dan tindakan serta data pendukung lainnya seperti dokumen dan lainnya hal ini dikemukakan oleh Lofland pada tahun 1984 yang dikemukakan di buku Metode penelitian Komunikasi, diantaranya adalah :
1. Kata – kata dan tindakan Dengan
mengamati
tindakan
dan
perbuatan
narasumber
yang
diwawancarai, dapat memperluas sumber utama data yang diperlukan selama proses penelitian terjadi. Proses pendukung pengumpulan data dengan metode kualitatif adalah wawancara dan mengamati setiap hal yang terjadi pada obyek penelitian kita. Maka memperhatikan semua tindakan tersebut sangat diperlukan.
53
2. Sumber Tertulis Sumber – sumber yang lainnya, yang dapat dijadikan pendukung penelitian adalah sumber yang tertulis seperti dokumen, baik yang sifatnya pribadi maupun pun dapat dipublis. 3. Foto Kini foto dapat dijadikan bahan penelitian, foto yang didokumentasikan oleh pihal lain atau foto yang dihasilkan oleh peneliti, menurut Bogdan dan Biklen pada tahun 1982. 4. Data statistik Penelitian kualitatif sering menggunakan data statistik, yang telah tersedia. Sebagai sumber data tambahan sesuai dengan keperluan peneliti. Dengan data statistik dapat dijadikan alat bantu memberikan gambaran kepada peneliti tentang penelitian yang dilakukan.
3.1.6 Keabsahan Penelitian
Keabsahan dari proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan membercheck. Pengertian dari membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Serta tujuan dari membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang disepakati oleh pemberi data (Sugiyono,2012). Setelah data disepakati bersama dengan maka pemberi data diminta untuk menandatangi, supaya lebih ontentik.
54
3.1.7
Jangka Waktu Penelitian
Peneliti melakukan observasi partisipasif di salah satu program televisi anak Liputan Cilik selama tiga bulan lebih. Dimulai dari tanggal 7 (tujuh) Febuari sampai tanggal 17 Mei 2013. Dengan metode observasi partisipatif yang dilakukan, peneliti dapat melihat dan merasakan secara langsung objek yang di teliti, hingga peneliti dapat mengetahui secara langsung objek yang di teliti oleh peneliti.
3.2
Pengkodean
3.2.1 Pengodean Terbuka atau Open Coding
Pengodean terbuka atau open coding adalah analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengkategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Ada dua prosedur analisis dasar untuk proses pengodean, yakni yang pertama berhubungan dengan membuat perbandingan, yang lain mengajukan pertanyaan – pertanyaan. Kedua prosedur ini membantu dalam memberikan konsep – konsep dalam grounded theory kepersisan dan kespesifikannya. Untuk memperkaya tujuan dari pengkategorian dan konseptualisasi data melalui pengodean terbuka ialah (Emzir, 2012) : 1. Pelabelan Fenomena 2. Penemuan kategori kategori 3. Penamaan sebuah Kategori 4. Pengembangan kategori – kategori dalam istilah properti dan dimensinya 5. Variasi cara melakukab pengodean terbuka 6. Menulis catatan Kode
55
Pengodean adalah sebuah seni, anda tidak dapat mengetahui apa yang mungkin anda temukan dalam suatu pertemuan sederhana. Tetapi yang paling baik adalah masih kembali (Strauss dan Corbin, 1990) pada buku Metode penelitian kualitatif analisis data 2012.
3.2.2 Pengkodean Berporos atau Axial Coding
Pengodean berporos atau axial coding akan difokuskan pada pengkhususan sebuah kategori. Pemikiran open dan axial coding adalah prosedur analisis yang berbeda, ketika peneliti secara aktual sibuk dalam analisis memilih satu di antara dua model. Model paradigma dalam grounded theory kita menghubungkan subkategori dengan sebuah kategori dalam suatu set hubungan yang menunjukkan kondisi kausal atau internasional dan konsenkuensinya. Kategori dihubungkan dengan pengertian paradigma, setiap cirinya ialah Fenomena, kondisi Kausal, konteks, kondisi Perantara, strategi tindakan atau interaksional, konsekuensi.
3.2.3 Pengkodean Selektif atau Selective Coding
Pengodean Selektif atau selective Coding adalah proses pengkodean penelitian dari awal penelitian sampai selesainya sebuah penelitian. Ada beberapa langkah untuk melakukan ini pertama melibatkan penjelasan alur cerita, kedua terdiri atas menghubungkan kategori – kategori tambahan di sekitar kategori inti dengan menggunakan paradigma langkah yang ketiga melibatkan menghubungkan kategori – kategori pada level dimensional. Langkah yang keempat menyertakan validasi
56
hubungan – hubungan ini dengan data. Langkah yang kelima dan terakhir terdiri atas memasukkan ke dalam kategori – kategori yang mungkin perlu pengembangan lebih.