BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
METODE PENELITIAN KUALITATIF Metode pengumpulan data
atau penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang berkualitas dan valid dengan tujuan agar data tersebut dapat dikembangkan dan dibuktikan sehingga pada waktu yang tepat dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah lain yang serupa. (Kriyantono, 2011: 56) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada kondisi alamiah (natural setting) dimana peneliti adalah instrumen kunci, sehingga pengambilan sampel sumber data dilakukan dengan wawancara mendalam, analisis, interpretasi, dan dokumentasi. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, yaitu data yang mengandung suatu nilai dibalik data yang tampak atau disebut juga makna. (Kriyantono, 2011: 57) Terdapat lima karakteristik penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009:20) : a.
Dilakukan pada kondisi alamiah, langsung pada ke sumber data, dan
peneliti sebagai instrumen kunci b.
Lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berupa kata-kata atau
gambar, tidak menekankan pada angka. c.
Lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome
31
32 d.
Melakukan analisis data secara induktif
e.
Lebih menekankan pada makna (data dibalik yang teramati)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasar variable penelitian, tetapi secara keseluruhan situasi social yang alami, yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Karena terlalu luasnya masalah, maka peneliti membatasi penelitian pada satu atau lebih variable yang disebut batasan atau rumusan masalah. Batasan atau rumusan masalah ini berisi pokok masalah yang bersifat umum, dimana peneliti akan terus mempertajam penelitian untuk mendapatkan kebaruan informasi hingga pada tingkat kejelasan yang akurat. 3.2
SUMBER DATA 3.2.1 Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangam pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset dari hasil pengisian kuisioner, wawancara, ataupun observasi.(Kriyantono, 2011: 41) 3.2.1.1 Wawancara Wawancara adalah percakapan antar periset (seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek). Menurut Kriyantono dalam buku Riset Komunikasi
33 (2011 : 100), terdapat beberapa jenis wawancara yang biasa digunakan dalam kegiatan riset, yaitu:
Wawancara Mendalam (In-Depth Interview) Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulangulang) secara intensif. Pada wawancara mendalam ini, penulis relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban (Kriyantono, 2011: 98). Wawancara mendalam memiliki 6 (enam) karakteristik, yaitu : a.
Digunakan subjek yang sedikit atau bahkan satu atau dua orang saja.
b.
Menyediakan latar belakang secara detail mengenai alasan informan memberi jawaban tertentu, misalnya opini, nilai-nilai, pengalaman, motivasi, maupun perasaan informan.
c.
Wawancara mendalam juga perlu memperhatikan respon non-verbal dari informan.
d.
Wawancara mendalam dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali
34 e.
Pertanyaan yang akan diajukan harus disesuaikan dengan ciri atau kepribadian informan.
f.
Wawancara mendalam dipengaruhi oleh kedekatan atau keakraban antara penulis dengan informan.
Wawancara Terstruktur (Structured Interview) Wawancara jenis ini dikenal juga sebagai wawancara sistematis atau terpimpin, sehingga pertanyaan yang diajukan kepada narasumber sudah disusun secara teratur, dimulai dari yang mudah menuju yang lebih kompleks (Kriyantono, 2011 : 101). Wawancara terstruktur membuat peneliti terpaku pada susunan pertanyaan yang telah ditetapkan, dengan kata-kata yang persis pula. Menurut Sugiyono (2009 : 194), wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dan menyiapkan alternatif jawaban. Wawancara Semistruktur (Semi-structured Interview) Wawancara semistruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas, tapi terarah dengan tetap berada di jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan tekah disiapkan terlebih dahulu (Kriyantono, 2011 : 101). Pada wawancara semistruktur ini penulis mempunyai daftar pertanyaan tertulis
35 tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan lain secara bebas namun yang tetap berkaitan dengan penelitian. Daftar pertanyaan
dijadikan
pedoman
atau
landasan
dalam
melakukan wawancara, kemudian penulis dimungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi atau kondisi untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Menurut Herdiansyah (2011:123), ciri dari wawancara semiterstruktur yaitu : a.
Pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan.
Narasumber
dapat
lebih
bebas
memberikan jawaban dan peneliti tetap mengarahkan dengan pertanyaan yang tidak keluar dari konteks. b.
Kecepatan wawancara dapat diprediksi, sekalipun subjek diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan wawancara.
c.
Fleksibel, tetapi terkontrol. Dalam hal pertanyaan bisa disesuaikan dengan kondisi dan alur pembicaraan. Demikian jawaban dari narasumber dapat lebih luas dan fleksibel.
d.
Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan, dan penggunaan kata. Peneliti biasanya menyiapkan pedoman berupa topik-topik
36 pembicaraan pada satu tema yang sentral namun tetap bias berimprovisasi sesuai topic tersebut. e.
Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.
Event “Sunday Art Market”
Event
“SUNDAY ART MARKET” Kendala
Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam pelaksanaan event
Stakeholder
Relasi stakeholder
Fungsi stakeholder
Tabel 3.1
Pola Wawancara
Observasi Partisipan Observasi partisipan adalah bagian dari kerja lapangan, dimana ada keterlibatan peneliti dengan objek yang diobservasi. Ada lima keuntungan dalam melakukan observasi partisipan (Endraswara, 2006: 141), yaitu:
37 a. Memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang beragam b. Memampukan peneliti melakukan reduksi masalah dengan cepat c. Memberikan intuisi kepahaman dari apa yang terjadi dalam proses penelitian d. Membantu peneliti merumuskan pertanyaan yang bijaksana karena telah memasuki bagian dari objek penelitian e. Dapat membicarakan masalah penelitian yang sederhana yang tidak dapat dibicarakan dengan cara lain selain observasi partisipan Observasi Non-Partisipan Observasi non partisipan merupakan suatu proses pengamatan dimana peneliti melakukan penelitian tanpa ikut atau terjun langsung dalam kegiatan atau objek yang diobservasi dan secara
terpisah
berkedudukan
sebagai
pengamat
saja
(Margono, 2005 : 161-162)
3.2.2 Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua, biasanya sebagai pelengkap dari data primer. Data sekunder dapat berupa dokumentasi (foto, catatan harian, surat kabar, catatan
38 transaksi) yang berkaitan dengan objek penelitian. (Kriyantono, 2011: 42) Dokumentasi Menurut Herdiansyah (2011:143), studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan cara melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Studi Pustaka Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul ‘Metode Penelitian’ mengemukakan bahwa : “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.” (Nazir,2003: 27).
Studi pustaka merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam melakukan suatu penelitian. Teori-teori yang menjadi landasan masalah dan bidang yang akan diteliti dapat diemukan dengan studi pustaka. Selain itu, peneliti dapat memperoleh data tentang penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dengan studi pustaka, peneliti dapat memanfaatkan informasi dan pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan penelitiannya.
39 p3.3
TAHAP-TAHAP RISET ANALISIS EVENT “SUNDAY ART MARKET” UNTUK MEMPERINGATI HARI BUMI PERIODE 16-17 MARET
Metode Penelitian •
Wawancara Semistruktur
•
Observasi Non-Partisipan
•
Dokumentasi
•
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Analisis Data •
Reduksi
•
Data Display
•
Verivication
Keabsahan Data
Kesimpulan Gambar 3.2 Tahap Riset
40
3.4
KEABSAHAN DATA 3.4.1 Validasi Validasi merupakan derajat atau acuan yang membuktikan ketepatan suatu data pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan peneliti. Dengan kata lain, valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang diperoleh peneliti dengan data sesungguhnya yang terjadi pada objek. (Sugiyono, 2009: 455) Definisi triangulasi adalah pengecekan data dari beragam sumber dengan beragam cara dan perbedaan waktu, sehingga triangulasi dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis (Sugiyono, 2007:372), yaitu: 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara menegcek data yang diperoleh melalui lebih dari satu sumber. 2. Triangulasi Teknik atau Metode Yaitu penggunaan multimetode untuk mempelajari topik tunggal, yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3. Triangulasi Waktu Merupakan pengujian kredibiltas yang mengumpulkan data dengan
perbedaan
kredibilitas data.
waktu.
Waktu
sering
mempengaruhi
41
Untuk mendapatkan kebenaran hasil penelitian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu memperpanjang masa observasi, mengamati dengan
terus-menerus, orang
lain,
triangulasi,
membicarakannya
menganalisis
kasus
negatif,
menggunakan referensi, dan mengadakan member check. Penelitian ini menggunakan cara triangulasi. Triangulasi pada penelitian ini berfokus pada perbedaan waktu pada saat wawancara dan berfokus juga pada metode wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti sehingga jenis triangulasi yang digunakan adalah triangulasi waktu dan triangulasi teknik atau metode.
3.5
METODE ANALISIS DATA Peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan huberman ada tiga jenis kegiatan dalam melakukan analisis data (Ardianto,2011:223), yaitu: 1.
Reduksi Data Reduksi
data
adalah
sebuah
bentuk
analisis
yang
mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data
dalam
suatu
cara
sehingga
peneliti
dapat
42 menggambarkan kesimpulan akhir. Dalam penelitian ini, reduksi data sudah dilakukan sebelum menyajikan data observasi dan wawancara. Peneliti hanya memilih data yang berkaitan dengan topik yang dibahas. 2.
Data Display Data display merupakan suatu kumpulan informasi yang tersusun kesimpulan
yang
dan
membolehkan
pengambilan
pendeskripsian
tindakan.
Untuk
data
wawancara, peneliti menggunakan bentuk naratif yang telah dikelompokan per tema. 3.
Conclusion Drawing/Verification Penarikan kesimpulan berarti memutuskan makna atas suatu hal,
mencatat
keteraturan,
pola-pola,
penjelasan,
konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proporsiproporsi.