ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan data-data yang terukur dan akan menghasilkan suatu simpulan yang dapat digeneralisasikan. Dalam pendekatan ini variabelvariabel yang diamati dan diteliti dapat diidentifikasikan dan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain yang dapat diukur dengan jelas. Penyusunan atau penetuan variabel penelitian sangat tergantung pada model atau hipotesis penelitian, juga dipengaruhi oleh permasalahan yang ada maupun tujuan penelitian sehingga terjadi pengujian hipotesis. Malhotra (1996) menyebutkan bahwa pendekatan penelitian kuantitatif digunakan karena proses penelitian dapat dilakukan secara terstruktur dan menggunakan sampel penelitian dalam jumlah besar yang dapat mewakili populasi yang diteliti. Data-data yang diperoleh dari sampel penelitian kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik inferensial dan hasilnya diberlakukan atau digeneralisasikan untuk populasi (Anshori dan Iswati, 2006:121). Menurut Arikunto (2002) dalam Anshori dan Iswati (2006), penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya.
39 SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
3.2. Identifikasi Variabel Variabel merupakan konsep, atribut atau karakteristik yang mempunyai harga atau nilai yang bervariasi dan mempunyai satuan ukuran. Menurut Kuncoro (2003:41), variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek yang berbeda. Berdasarkan model analisis penelitian yang disajikan sebelumnya, maka variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam variabel, yaitu : 1. Variabel terikat (Dependent Variable) Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan (Kuncoro, 2003:42). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah audit judgement yang dinotasikan sebagai variabel Y. 2. Variabel bebas (Independent Variable) Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya (Kuncoro, 2003:42). Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari : a. Self-efficacy yang dinotasikan sebagai X1 b. Kompleksitas tugas yang dinotasikan sebagai X2 c. Keahlian audit yang dinotasikan sebagai X3
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
3.3. Definisi Operasional Variabel Definisi Variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel atau konstruk tersebut (Anshori dan Iswati, 2006:60). Dalam definidi operasional ini terdapt penjelasan mengenai variabel yang telah teridentifikasi, pengukuran variabel, dan skala pengukuran yang digunakan. Definisi variabel juga digunakan untuk menghindari ketidakjelasan mengenai makna-makna berbagai variabel yang dianalisis dalam penelitian ini. Berdasarkan identifikasi variabel yang telah dilakukan sebelumnya, maka definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel terikat (Y), yaitu : Audit judgement adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status atau jenis peristiwa lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan sepuluh pertanyaan mengenai judgement yang akan diberikan auditor terhadap berbagai situasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan instrumen penelitian terdahulu. Jawaban dari responden diukur dengan menggunakan skala likert empat poin. Terdapat empat jawaban yang tersedia bagi responden, yaitu: “Sangat Tidak Mungkin”, “Tidak Mungkin”, “Mungkin”, dan “Sangat Mungkin”.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
2. Variabel Bebas (X), yaitu : a. Self-efficacy (X1) Self-efficacy yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasi dan melakukan tindakan-tindakan yang perlu dalam mencapai tingkat kinerja tertentu. Variabel ini diukur dengan menggunakan empat pertanyaan mengenai kemampuan auditor untuk mengatasi tantangan dan mengembangkan metode untuk secara efektif mengatasi tantangan saat menghadapi tugas-tugas audit. Skala likert digunakan kembali untuk menilai jawaban dari responden. Jawaban-jawaban yang dapat dipilih meliputi “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju’, “Setuju”, “Sangat Setuju”. b. Kompleksitas Tugas (X2) Kompleksitas tugas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, dan daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat keputusan. Untuk mengukur variabel ini, digunakan enam pertanyaan yang terkait dengan persepsi auditor mengenai kerumitan yang dihadapinya dalam pekerjaan audit. Jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert empat poin yang terdiri dari beberapa pilihan jawaban, yaitu “Sangat Tidak setuju”, “Tidak Setuju’, “Setuju”, “Sangat Setuju”.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
c. Keahlian Audit (X3) Keahlian audit merupakan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki auditor dalam mengerjakan pekerjaannya. Selain itu keahlian sendiri berarti kemampuan menerapkan pengetahuan pada persoalan yang umumnya dihadapi dan menyelesaikan persoalan tersebut tanpa perlu belajar kembali secara luas dan tanpa bantuan berarti dari pihak lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan lima pertanyaan terkait dengan persepi auditor tentang keahlian audit yang dimilikinya. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yang mempunyai empat poin. Jawaban-jawaban yang dapat dipilih meliputi “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Setuju”, “Sangat Setuju”.
3.4 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik (Kuncoro, 2003:14). Namun karena dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka, maka data kualitatif dalam penelitian ini dikuantitatifkan agar dapat diproses lebih lanjut dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk kategori. Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam pnelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Husein, 2003 dalam
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
Christian, 2011). Sedangakan menurut Supranto (1994) dalam Christian (2011), data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil jawaban responden atas kuesioner yang dikirim secara langsung oleh peneliti.
3.5. Prosedur Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui survei lapangan yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner untuk mengumpulkan data. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh reponden guna melengkapi data. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang selfefficacy, kompleksitas tugas, keahlian audit dan audit judgement.
3.5.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Anshori dan Iswati, 2006:92). Sedangkan Kuncoro (2003:103) mendefinisikan populasi sebagai kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penellitian.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
Pengertian populasi yang lebih kompleks adalah bahwa populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah kota Surabaya dan telah terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik pada tahun 2012 dan tercatat sebanyak 43 Kantor Akuntan Publik (KAP).
3.5.2. Sampel Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sample harus merupakan representative dari sebuah populasi. Sampel digunakan karena adanya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Kesimpulan yang diambil dari pengujian sampel akan diberlakukan untuk populasi. Agar data-data yang diperoleh dari sampel benar-benar dapat mewakili populasi, maka sampel yang dipilih harus cukup mencerminkan karakteristik populasi yang diwakilinya. Dalam melakukan penarikan sampel peneliti menggunakan teknik purposive sampilng. Teknik purposive sampling menurut Sugiyono (2009: 300) adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Kriteria pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP wilayah kota Surabaya dan merupakan auditor yang melakukan pekerjaan audit.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
Roscoe (1982) dalam Sugiyono (2008:129) menyebutkan bahwa jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti dalam penelitian yang menggunakan regresi ganda. Sedangkan Bailey dalam Soehartono (2004) berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30 (Dikutip dari Christian, 2011). Penelitian ini mengacu pada Roscoe, sehingga sampel minimal yang dapat digunakan adalah 40 sampel, mengingat dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas dan satu variabel terikat..
3.6. Pengujian Instrumen Penelitian Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berupa jawaban responden atas berbagai pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian. Sebelum data berupa jawaban responden tersebut dianalisis, perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen penlitian yang digunakan dengan cara menguji validitas (ketepatan) dan reliabiitas (ketetatapan).
3.6.1 Uji Validitas Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) mampu mengukur objek yang diukurnya. Menurut Sugiyono (2008: 172), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Oleh karena itu, suatu kuesioner
dapat
dikatakan
valid
apabila
kuesioner
tersebut
mampu
mengungkapkan objek yang diukurnya.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
Uji validitas dalam penelitin ini mengunakan metode item total correlation.
Koefisien
korelasi
masing-masing
item
dihitung
kemudian
dibandingkan dengan r kritis yang ada pada tabel kritis r Product Moment sesuai dengan derajat kebebasan dan tingkat signifikansinya. Apabila koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis maka suatu pertanyaan dalam kuesioner penelitian dianggap valid. Sebaliknya, jika koefisien korelasi lebih kecil dari nilai kritis maka suatu pertanyaan dalam kuesioner penelitian dianggap tidak valid dan harus dikeluarkan dari pengujian yang dilakukan. Masrun dalam Solimun (2002:70)
mengatakan bilamana koefisien
korelasi antar skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator adalah positif dan lebih besar 0,3 (r > 0,3), maka instrumen tersebut dianggap valid.
3.6.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan isntrumen penelitian yang digunakan, apakah isntrumen penelitian yang digunakan cukup stabil. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability) (Nazir, 2004:133).
Kuesioner penelitian dikatakan reliable (andal) jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menilai koefisien reliabilitas yang dinyatakan dengan koefisien Alpha Cronbach. Dasar analisis yang digunakan
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
yaitu jika koefisien Apha Croncbach lebih dari 0,6 maka variabel tersebut adalah reliable atau dapat diandalkan (Malhotra, 1996:233).
3.7. Pengujian Asumsi Klasik Persamaan regresi linier berganda harus bersifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE), artinya pengambilan keputusan melalui uji regresi ini tidak bias. Sesuai dengan tujuan untuk mengambil keputusan Best Linier Unbiased Estimator, maka harus dipenuhi diantaranya beberapa asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut.
3.7.1. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak, dilakukan dengan melihat P-P plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka mode regresi memiliki asumsi normalitas. Namun, jika data menyebar sejauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
3.7.2. Uji Non-Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan adanya hubungan antara variabel terganggu dengan variabel bebas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas, namun jika sama disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi dengan – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(seperti
bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006;74).
3.7.3. Uji Non-Multikolinearitas Multikolinearitas berarti adanya korelasi di antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam model regresi. Uji multikolinearitas
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas pada model regresi dapat diuku dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Apabila nilai VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 berarti terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Selain itu, pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 0,5).
3.8. Pengujian Hipotesis 3.8.1. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan dalam penlitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ho1 : β1 = 0
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara selfefficacy dengan judgement yang diambil oleh auditor.
Ha1 : β1 ≠ 0
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara self-efficacy dengan judgement yang diambil oleh auditor.
2. Ho2 : β2 = 0
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kompleksitas tugas dengan judgement yang diambil oleh auditor.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ha2 : β2 ≠ 0
51
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompleksitas tugas dengan judgement yang diambil oleh auditor.
3. Ho3 : β3 = 0
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keahlian audit dengan judgement yang diambil oleh auditor.
Ha3 : β3 ≠ 0
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara keahlian audit dengan judgement yang diambil oleh auditor.
3.8.2. Uji t Uji t digunakan untuk menentukan tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara idividual atau parsial. Tujuan dari dilakukannya uji t ini untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari self-efficacy, kompleksitas tugas dan keahlian audit secara parsial terhadap audit judgement. Adapun prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perumusan Hipotesis Ho : = β1 = β2 = β3 = 0 ; yang berarti variabel X tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. Ha : ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 ; yang berarti variabel X berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. 2. Tingkat keyakinan sebesar 95%. Derajat kesalahan α = 0,05 atau 5%.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
3. Kriteria pengujian : Jika Sig t > α = 0,05 , maka Ho tidak dapat ditolak (diterima) dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, kompleksitas tugas dan keahlian audit terhadap audit judgement. Jika Sig t < α = 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, kompleksitas tugas dan keahlian audit terhadap audit judgement.
3.9. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda adalah suatu metode statistik umum yang digunakan untuk menliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Tujuan analisis regresi linear berganda adalah menggunakan nilai-nilai variabel independen yang diketahui, untuk meramalkan nilai variabel dependen. Agar data yang diperoleh dapat dianalisis dengan menggunakan teknik anlisis regresi linear berganda, maka hubungan antar variabel diformulasikan ke dalam model persamaan sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan :
SKRIPSI
Y
= Audit judgement
α
= Konstanta (nilai intersep)
β1 .. β3
= Koefisien arah regresi
X1
= Self-efficacy
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
X2
= Kompleksitas tugas
X3
= Keahlian audit
e
= Standard error
53
Ketetpatan fungsi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit pada masing-masing hasil analisisnya. Secara statistik, hal ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah diman Ho ditolak) dan sebaliknya tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2006:83). Untuk menganalisis pengaruh variabel self-efficacy (X1), kompleksitas tugas (X2), dan keahlian audit (X3) terhadap audit judgement (Y) digunakan metode statistik dengan tingkat taraf signifikansi α = 0,05 yang artinya derajat kesalahan adalah sebesar 5%. Penganalisisan data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 18.
SKRIPSI
PENGARUH SELF-EFFICACY ... SHABRINA NADHILAH FAJRIN