BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan sejarah sosial, pendekatan kualitatif dibangun dari tradisi pemikiran Jerman yang mengadopsi pemikiran filsafat Plato yang humanistis, di mana Plato menganggap manusia sebagai makhluk humanistis dan memiliki idealisme. Para pelopor aliran fenomenologi yang mengkaji fenomena di mana fenomena dan kesadaran selalu berhubungan secara dialektis. Dalam pandangan fenomenologi beranggapan karena fenomena berasal dari kesadaran manusia, artinya setiap fenomena yang tampak pasti bermakna. Tradisi pemikiran ini kemudian melahitkan paradigma fenomenologi dalam penelitian sosial yang dikenal dengan paradigma penelitian kualitatif. Selain didasari filsafat fenomenologisme dan humanistis, penelitian kualitatif juga berdasarkan filsafat empiris, idealisme, kritisme, vitalisme, rasionalisme, dan humanism. Selanjutnya ahli filsafat menamakan pendekatan kualitatif dengan postpostivisme yang lahir karena secara ontologis, postpositivisme bersifat critical realism yaitu memandang bahwa realitas adalah nyata sesuai dengan hukum alam, namun mustahil dapat dilihat secara benar oleh manusia. Secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi tidak cukup. Diperlukan metode triangulasi, yaitu penggunaan beberapa metode, sumber data, peneliti, dan teori. Secara epostemologis, hubungan antara peneliti dengan objek atau realitas tidak dapat dipisahkan (Bungin, 2011: 3-5). Para ahli terdahulu menyimpulkan bahwa paradigma kualitatif merupakan pendekatan konstruktif atau naturalistis, interpretatif, sudut pandang postpositivist atau postmodern di mana berawal dari balasan terhadap tradisi positivist di akhir abad 19. (Creswell, 2002, 3-4) Penelitian memiliki kemampuan untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan agar lebih up-to-date, canggih, dan diaplikasikan masyarakat. Tahapan dalam penelitian kualitatif melewati tahapan berpikir kritis-ilmiah dimulai dari berpikir secara induktif, yaitu menangkap fakta dan fenomena sosial yang ada melalui pengamatan untuk selanjutnya dianalisis dan melakukan teorisasi berdasarkan pengamatan tersebut (Bungin, 2011: 6) Terdapat dua cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran ilmiah yaitu dengan penelitian ilmiah (scientific research) dan peneltian non-ilmiah (unscientific). 29
30 Untuk meneliti fenomena yang ada, yaitu program corporate social responsibility perusahaan untuk memelihara corporate image, maka peneltian ini akan menggunakan scientific research dengan proses berpikir sebagai berikut (Bungin, 2011: 9-19): 1. Adanya suatu kebutuhan 2. Menetapkan masalah 3. Menyusun hipotesis atau jawaban sementara 4. Merekam data sebagai bukti 5. Menarik kesimpulan berdasarkan analisis data yang diyakini kebenarannya. 6. Memformulasikan kesimpulan secara umum sehingga dapat berlaku pada kasus lain dengan kemiripan tertentu untuk masa sekarang maupun akan datang. Alasan penggunaan scientific research adalah penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi kajian ilmiah serta dapat dikembangkan kembali di masa sekarang atau yang akan datang agar menciptakan strategi program CSR perusahaan yang sukses.
3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian digolongkan berdasarkan tujuan penelitian dan berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian. Berdasarkan penelitian diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan (research and development). Berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian diklasifikasikan berdasarkan penelitian eksperimen, survey, dan naturalistik. Penelitian dasar adalah penelitian yang menciptakan pengetahuan baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian terapan adalah peneltian yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Penelitian pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk. Metode eksperimen tidak alamiah/natural karena tidak terdapat pengaruh dari luar. Metode survei digunakan untuk mendapat data dari tempat tertentu yang alamiah. Metode naturalistik digunakan untuk meneliti tempat yang alamiah, peneliti
31 bersifat emik dalam mengumpulkan data, artinya pandangan berdasarkan sumber data bukan pandangan peneliti (Sugiyono, 2013: 4-7). Berdasarkan penjelasan di atas, maka jenis penelitian yang digunakan adalah research and development dan metode naturalistik karena penelitian ini bersifat pengembangan penelitian yang sudah ada dan mengkaji tempat yang alamiah dengan meneliti objek murni dari sudut pandang sumber data. Terdapat beberapa jenis penelitian berdasarkan cara menganalisis data yaitu jenis eksploratif, deskriptif, eksplanatif, dan evaluatif. Penelitian ini termasuk jenis deskriptif karena bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai realitas yang sedang terjadi di mana peneliti sudah memiliki konsep dan kerangka konseptual sebelumnya (Kriyantono, 2010: 69).
3.3 Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument kunci. Jika teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi, peneliti harus sepenuhnya terlibat dalam kegiatan informan yang menjadi sumber atau subjek penelitian. Metode kualitatif tidak menggunakan ilmu statistika melainkan menggunakan rumus 5W+1H, yaitu what (data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian), how (bagaimana proses data berlangsung), who (siapa saja informan kunci dalam penelitian), where (di mana sumber informasi bisa ditemukan), when (kapan sumber informasi bisa ditemukan), dan yang paling penting why (analisis/penafsiran lebih dalam mengenai ada apa di balik fakta dan data hasil penelitian, mengapa itu bisa terjadi). Penelitian dengan metode kualitatif bukan laporan jurnalistik yang bersifat straight news, namun lebih kepada depth news atau investigative news yang dihasilkan dari liputan mendalam dan liputan penyelidikan (Ardianto, 2011: 58-59). Artinya, penelitian kualitatif ingin menggali suatu berita lebih dalam. Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian studi kasus yang terpusat pada suatu unit tertentu sehingga memungkinkan untuk meneliti data secara mendalam (Bungin, 2011: 68). Karakteristik penelitian kualitatif adalah (Ardianto, 2011: 59): 1. 2. 3. 4.
Ilmu-ilmu lunak Fokus penelitian: kompleks dan luas Holistik dan menyeluruh Subjektif dan perspektif emik
32 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penalaran: dialiktik-induktif Basis pengetahuan: makna dan temuan Mengembangkan/membangun teori Sumbangsih tafsiran Komunikasi dan observasi Elemen dasar analisis: kata-kata Interpretasi individu Keunikan
Metode penelitian deskriptif-kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena dalam mengkaji program CSR diperlukan perolehan data yang mendalam dari sumber yang memiliki pemahaman paling besar terhadap perencanaan dan pelaksanaan. Untuk itu data yang dihasilkan harus berupa kata-kata yang memiliki makna.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data untuk mendukung penelitian. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dari data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013: 225). Data primer berasal dari sumber yang didapat melalui wawancara maupun observasi secara langsung.
3.4.1.1 Wawancara Semi-terstruktur Wawancara adalah di mana dua orang bertemu untuk saling bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat memperoleh makna terkait topik tertentu. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam (Sugiyono, 2013: 231). Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif seorang peneliti melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait secara bertatap muka dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan informasi terkait penelitian. Dalam teknik ini selalu terdapat pewawancara, informan, materi wawancara, dan pedoman wawancara. Adapun jenis
33 wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara semi-terstruktur. Wawancara semi-terstruktur atau yang disebut juga sebagai wawancara terarah adalah wawancara yang dilakukan secara bebas, tetapi tetap pada pokok permasalahan yang ingin ditanyakan dan disiapkan sebelumnya (Ardianto, 2011: 164). Artinya, peneliti dapat sewaktu-waktu mengajukan pertanyaan spontan di luar pertanyaan yang disusun sebelumnya, namun masih dalam konteks penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk menemukan permasalahan di mana informan diharapkan dapat memberi pendapat dan ide-idenya secara lebih terbuka. (Sugiyono, 2013: 233). Penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur kepada departemen PR PT Sarimelati Kencana untuk memperoleh data mengenai CSR Pizza Hut Cinta Negeri. Wawancara ini digunakan agar sumber memberi jawaban secara terbuka dan dikarenakan waktu penelitian yang singkat.
3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti melalui orang lain atau dengan dokumen (Sugiyono, 2013: 225).
3.4.2.1 Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah terjadi di masa lalu. Dokumen dapat berupa tulisan seperti catatan harian, biografi, peraturan, kebijakan, berupa gambar seperti foto, video, sketsa, dan berupa karya seperti lukisan, patung, film. Studi dokumen dijadikan pelengkap dalam penelitian kualitatif karena hasil observasi dan wawancara akan lebih kredibel jika didukung oleh dokumendokumen yang berkaitan (Sugiyono, 2013: 240). Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Metode ini banyak digunakan oleh ilmu-ilmu sosial karena sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Data dokumenter dapat memberi
34 kesempatan bagi peneliti untuk mengetahui hal yang pernah terjadi di masa lampau. Yang termasuk bahan dokumenter yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, data di server dan flashdisk, dan data yang tersimpan di website. Selain macam-macam yang disebutkan di atas, dokumenter di bagi menjadi dua, yaitu: 1. Dokumen pribadi Catatan atau karangan tertulis dari seseorang mengenai
tindakan,
pengalaman,
dan
kepercayaannya. 2. Dokumen resmi Terbagi atas dokumen interen dan eksteren. Dokumen interen seperti memo, pengumuman, keputusan pemimpin, laporan rapat dan sebagainya. Sedangkan dokumen eksteren berupa informasi yang dikeluarkan suatu lembaga seperti beritaberita di media massa (Bungin, 2011: 124-126). Dokumen yang digunakan untuk mendukung penelitian ini sehingga membuat penelitian menjadi lebih kredibel adalah dokumen berupa proposal, laporan bulanan, pemberitaan di media massa, serta foto-foto terkait event yang dilaksanakan. Data dari sumber dokumen diperoleh selama periode Februari hingga Mei 2014.
3.4.2.2 Studi Literatur Studi literatur atau tinjauan pustaka adalah proses umum yang dilalui untuk mendapat teori terdahulu (Ardianto, 2011: 37). Penelitian kualitatif menggunakan sejumlah pustaka untuk memberi arah pertanyaan penelitian. Pustaka digunakan sebagai dasar untuk membandingkan dengan hasil penelitian yang ditemukan (Creswell, 2002: 20). Penelitian ini akan menggunakan buku-buku referensi maupun jurnal terdahulu untuk mendukung pembahasan penelitian. Selain itu studi
literatur
juga
digunakan
membuktikan teori dengan praktik.
untuk
membandingkan
serta
35 3.5 Teknik Analisis Data Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna pada analisis, menjelaskan pola atau kategori, dan mencari hubungan antara konsep-konsep (Ardianto, 2011: 215). Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan maupun dokumentasi secara sistematis dengan cara mengkategorikan data ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, menentukan mana yang penting, dan membuat kesimpulan agar dapat dipahami. Analisis data dilakukan sejak sebelum di lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan. Berikut analisis data yang digunakan dalam penelitian ini (Sugiyono, 2013: 244-253): 1. Analisis Sebelum di Lapangan Sebelum memasuki lapangan, peneliti melakukan analisis terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Fokus penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang saat peneliti berada di lapangan. 2. Analisis Selama di Lapangan Analisis dilakukan saat pengumpulan data berlangsung. Pada saat wawancara peneliti menganalisis jawaban informan. Apabila jawaban dirasa belum memuaskan, peneliti akan mengajukan pertanyaan kembali sampai diperoleh data yang dianggap cukup dan kredibel. Teknik analisis data di lapangan pada penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yang menyebutkan bahwa aktivitas analisis data meliputi: a. Reduksi Data Mereduksi
data
adalah
merangkum,
memfokuskan,
memilih hal-hal yang penting, serta mencari tema dan pola dari sejumlah data yang diperoleh. Sehingga data yang tadinya
banyak, kompleks, dan rumit memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penelitian.
36 b. Penyajian Data Data yang telah direduksi disajikan agar data tersusun dan terorganisir sehingga mudah dipahami. Penyajian data dilengkapi dengan kaitan terhadap teori yang ada. c. Penarikan Kesimpulan Peneliti mencari bukti-bukti yang valid dan konsisten, temuan-temuan baru berupa gambaran suatu objek yang sebelumnya masih abstrak atau berupa kausal, hipotesis, teori, serta data-data pendukung sehingga dapat membuat kesimpulan yang kredibel. 3. Analisis Setelah di Lapangan Analisis data dilakukan usai melakukan penelitian di lapangan dengan menganalisa data yang diperoleh dari narasumber agar menghasilkan data yang kredibel.
3.6 Teknik Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif, data penelitian dapat dikatakan valid apabila antara apa yang peneliti laporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti sesuai. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi pengujian credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektifitas) (Sugiyono, 2013: 268-269). Suatu penelitan atau kerja ilmilah akan memenuhi criteria objektivitas apabila persyaratan validitas dan reliabilitas terpenuhi. Validitas terbagi menjadi validitas internal dan eksternal. Validitas internal adalah ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen dan apakah instrument tersebut benar-benar mengukur variabel yang sebenarnya. Validitas eksternal berkenaan dengan generalisasi, artinya apakah hasil penelitian memungkinkan untuk dibandingkan atau diterapkan dalam penelitian atau situasi lain. Sedangkan reliabilitas adalah apakah penelitian dapat diulangi, dikembangi atau direplikasi oleh peneliti lain (Ardianto, 2011: 193-196) Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Credibility Salah satu uji kredibilitas data atau kepercayaan data hasil penelitian kualitatif
adalah
dengan
triangulasi.
Triangulasi
merupakan
37 pengecekan data dari lebih dari satu sumber melalui berbagai cara dan waktu (Sugiyono, 2013: 273). Menurut Susan Stainback (1988), tujuan triangulasi bukan untuk mencari kebenaran, melainkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap penemuan (Sugiyono, 2013: 241). Tujuan dari triangulasi adalah mengecek kebanaran data dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain dengan waktu dan metode yang berbeda (Ardianto, 2011: 197). Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu triangulasi sumber. Menurut Paton, triangulasi sumber data dilakukan dengan cara (Bungin, 2011: 265): 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Dalam
penelitian
ini,
triangulasi
sumber
dilakukan
dengan
mewawancarai dua informan dari pihak internal PT Sarimelati Kencana, dan satu informan dari pihak eksternal yaitu seseorang ahli CSR dari Universitas Bina Nusantara. 2. Pengujian Dependability Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit secara keseluruhan terhadap proses penelitian. Cara ini dibantu oleh pembimbing untuk mengaudit aktivitas peneliti dimulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data hingga membuat kesimpulan (Sugiyono, 2013: 277). Dalam
melakukan
penelitian,
pembimbing
membantu
dalam
memberikan arahan serta sumbang saran supaya penelitian ini dapat selesai dengan baik.
38