BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Alat-alat
1.
Kromatografi gas spektroskopi massa (GC-MS)
2.
Penangas air
3.
Oven
4.
Inkubator
5.
Spektrofotometri uv
6.
zVortex
7.
Lemari Pendingin
8.
Neraca Analitis
9.
Blender
Mettler AE 200
10. Botol vial 11. Autoklaf 12. Kertas Cakram 13. Kuvet 14. Gelas Beaker
500mL/1000mL
Pyrex
15. Gelas Erlenmeyer
250 mL
Pyrex
16. Jangka sorong 17. Corong Kaca 18. Pipet mikro 19. Spatula 20. Batang Pengaduk 21. Jarum ose 22. Tabung Reaksi
Pyrex
23. Pipet Tetes
Universitas Sumatera Utara
24. Cawan petri
3.2 Bahan-bahan 1.
Biji Nangka
2.
n-heksan
3.
Spritus
4.
Aquadest
5.
Nutrient Agar (NA)
p.a Oxoid
6.
Nutrient Broth (NB)
p.a Oxoid
7.
Mueller Hinton Agar (MHA)
8.
Bakteri Esherichia coli
9.
Bakteri Staphylococcus aureus
10.
Bakteri Streptococcus mutans
11.
Kapas
12.
Kertas lebel
13.
Benang Bola
14.
Sarung tangan
15.
Masker
16.
Aluminium Foil
17.
Alkohol 70%
18.
Clin wrap
Teknis
3.3Prosedur Penelitian 3.3.1 Penyediaan Sampel Sampel yang diteliti adalah Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus lamk) yang diperoleh dari Jln.Pertahanan Gg Amal.Biji nangka dikeringkan di udara terbuka, lalu dihaluskan sampai diperoleh serbuk biji nangka sebanyak 1000g
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Ektraksi Asam Lemak Biji Nangka Sampel yang sudah kering di timbang sebnyak 1000 gram kemudian di masukkan kedalam wadah yang telah disediakan
kemudian dimasukan pelarut N-heksan
kedalam wadah yang berisi sample lalu di rendam selama 48 jam sampai warna dari pelarut dan sampel tersebut seperti warna yang mengeluarkan minyak . kemudian di saring sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet untuk mengambil pelarutnya dan di saring dengan menggunakan corong kaca yang dilapisi dengan kapas lalu setelah itu pelarut yang sudah disaring di panaskan dengan penangas air sampai pelarut N-heksanya hilang dengan mendapatkan asam lemak yang murni dari pelarut yang telah bercampur antara n-heksan dengan biji nangka setelah itu di masukkan kedalam botol vial lalu di timbang berat murni dri sampel
3.3.3 Pembuatan Metil Ester Asam Lemak dari Biji Nangka Pembuatan metil ester asam lemak dilakukan terhadap asam lemak nangka hasil pemurnian. Ke dalam labu leher tiga yang telah dilengkapi kondensor bola dan tabung CaCl2 serta pengaduk magnet dimasukkan 20 g sampel lemak/minyak, 40 ml metanol, dan 80 ml benzena. Campuran
tersebut diaduk dan didinginkan,
kemudian diteteskan H2SO4(p) sebanyak 2 ml secara perlahan. Campuran tersebut kemudian direfluks selama 3 jam. Pelarut benzena dan metanol yang berlebih diuapkan dengan alat rotary evaporator. Residu yang diperoleh kemudian diekstraksi dengan 100 ml n-heksana dan dicuci dengan aquadest sebanyak 3 kali. Lapisan atas diambil, kemudian dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat lalu disaring. Filtrat yang diperoleh lalu diuapkan dengan alat rotary evaporator sehingga diperoleh metil ester asam lemak sebagai hasil. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan Kromatografi Gas Spektroskopi Massa untuk diuji komposisi asam lemaknya.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4 Pengujian Sifat Antibakteri Asam Lemak dari Biji Nangka(artpcarpus heterophyllus lam) 3.3.4.1
Pembuatan Media Nutrient Agar
Sebanyak 7 g nutrient agar dimasukkan dalam gelasErlenmeyerlaludilarutkan dalam 250 ml aquades dan dipanaskan hingga semua larut dan mendidih. Lalu disterilkan di autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit.
3.3.4.2 Pembuatan Media Agar Miring dan Stok Kultur Bakteri Kedalam tabung reaksi yang steril dimasukkan 3 ml media nutrient agar steril, didiamkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi miring membentuk sudut 30-45º. Biakan bakteri Streptococcus aureusdari strain utama diambil dengan jarum ose steril lalu diinokulasikan pada permukan media nutrient agar miring dengan cara menggores, kemudian diinkubasi pada suhu 35 ± 20C selama 18-24 jam. Hal yang sama juga dilakukan pada biakan bakteri E.coli dan S.Mutans
3.3.4.3 Pembuatan Media Mueller Hinton Agar (MHA) Sebanyak8g
serbuk
mueller
hinton
agar
dimasukkan
dalam
gelas
erlenmeyerlaludilarutkan dalam 250 ml aquades dan dipanaskan hingga semua larut dan mendidih. lalu disterilkan di autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit
3.3.4.4 Penyiapan Suspensi Bakteri Sebanyak 10 ml aquadest dalam tabung reaksi , distrerilisasi dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121ºC. Dimasukkan biakan stok kultur bakteri S.aureus menggunakan jarum ose steril, kemudian dihomogenkan suspensi menggunakan vortex, disamakan kekekeruhan dengan larutan Mc.Farland (108 CFU/ml). Hal yang sama dilakukan untuk koloni bakteri E.colidan S. mutan
3.3.4.5 Uji Aktivitas Antibakteri Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus lam) Sebanyak 0,1 ml inokulum Streptococcus aureusdimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media mueller hinton agar sebanyak 15 ml dengan suhu
Universitas Sumatera Utara
45 – 50oC dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur rata, kemudian dibiarkan sampai media memadat. Dimasukkan kertas cakram yang telah direndam dengan asam lemak biji nangka dengan berbagai konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri , kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2oC selama 18-24 jam. Selanjutnya diukur diameter daerah hambat di sekitar larutan penguji. Dilakukan dengan cara yang sama terhadap bakteri E.coli dan S.mutans
3.4 Bagan Penelitian 3.4.1 Ekstraksi Asam Lemak Biji Nangka
Biji Nangka Dipisahkan dari kulit buah Dikeringkan Dihaluskan Serbuk Biji nangka
Dimaserasi dengan N-heksana Disaring
Filtrat
Ampas
Diuapkan sampai pelarut n-heksan habis asam lemak biji nangka
Universitas Sumatera Utara
3.4.2
Bagan pembuatan Metil Ester 20 g sampel lemak/minyak Dimasukkan ke dalam labu leher tiga Ditambahkan 40 ml metanol Ditambahkan 80 ml benzena Dirangkai alat refluks yang dilengkapi tabung CaCl2 Diteteskan H2SO4(p) sebanyak 2 ml secara perlahan-lahan melalui corong penetes Direfluks selama 3 jam pada suhu 70-80oC Campuran Didinginkan pada suhu kamar Diuapkan kelebihan metanol dan benzena dengan rotary evaporator
Residu
Destilat
Diekstraksi dengan 100 ml n-heksana Dicuci dengan 10 ml aquadest sebanyak 3 kali
Lapisan atas
Lapisan bawah
Dikeringkan air dengan Na2SO4 anhidrous Disaring
Residu
Filtrat
Diuapkan pelarutnya dengan alat rotari evaporator Hasil
Analisa GC-MS
Universitas Sumatera Utara
3.4.3
Pembuatan MediaMueller Hinton Agar
19 gram media MHA (Mueller Hinton Agar)
Dilarutkan dengan 500ml aquadest di dalam labu erlenmeyer Dipanaskan dan diaduk hingga larut dan mendidih Disterilkan didalam autoklaf pada suhu 1210 selama 15 menit
Media MHA (Mueller Hinton Agar steril)
Universitas Sumatera Utara
3.4.4
Pembuatan Stok Kultur Bakteri
7 gram Media NA (Nutrient Agar
Dilarutkan dengan 250 ml Aquadest kedalam gelas erlenmeyer Dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit Media NA ( Nutrient Agar) Steril Dituangkan kedalam tabung reaksi sebnyak 3 ml Dibiarkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi miring membentuk sudut 30-450 Diambil biakan bakteri Staphylococcus aureus dari strain utama dengan jarum ose lalu digoreskan pada media NA yang telah memadat Didinkubasi pada suhu 350C selama 18-24 jam
Stok Kultur Bakteri
Dilakukan yang sama untuk bakteri Esherichia Coli dengan streptococcus mutans
Universitas Sumatera Utara
3.4.5
Penyiapan untuk Suspensi Bakteri
10 ml Aquadest Dimasukkan kedalam tabung reaksi ditutup rapat menggunakan kapas disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit Aquadest steril Diambil koloni bakteri dari stok kultur Bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakanjarum ose Disuspensikan kedalam Aquadest steril lalu dihomogenkan Diukur kekeruhan larutan pada panjang gelombang 580-600nm sampai diperoleh transimitan 25 (disamakan kekeruhan dengan standard Mecfarland) Inokulum bakteri Staphylococcus aureus
Dilakukan yang sama untuk bakteri Esherichia Coli dengan Streptococcus mutan
Universitas Sumatera Utara
3.4.6. Pengujian Aktivitas Bakteri Ektrak N-heksan dari Biji Nangka
0,1 ml Inokulum Bakteri Dimasukkan kedalam cawan petri steril Ditambahkan dengan 15 ml media Mueller Hinton Agar (MHA) dengan suhu 45-500C Dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur rata Dibiarkan sampai media memadat Dimasukkan kertas cakram yang sudah direndam dengan asam lemak dari biji nangka kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri Diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 350C Diukur diameter zona bening disekitar cakram dengan jangka sorong Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Metode Penentuan Kadar Asam Lemak Dari Biji Nangka Kadar asam lemak dari Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus lamk) diperoleh hasil minyak berdasarkan metode perendaman dengan menggunakan pelarut N-heksan selama 2 hari diperoleh sebanyak 4,5 gram dalam 1000 g biji nangka
4.1.2. Hasil Analisa dengan GC-MS ) Asam lemak biji nangka hasil perendaman dengan n-Heksan dan sudah di metil ester kemudian dianalisa dengan Gas Cromatography –Mass Spectroscopy (GC-MS)
4.1.3
Data Komatogram GC-MS
Hasil analisa melalui pemeriksaan GC-MS terhadap metil ester asam lemak dari biji nangka diperoleh kromatogram denga memberikan puncak sebanyak 8 jenis
Gambar 4.1 : Kromatogram asam lemak dari biji nangka
Universitas Sumatera Utara
Dari kromatogram asam lemak terdeteksi 8 jenis senyawa seperti pada gambar table 4.2
Tabel 4.2 Hasil Analisis GC-MS metil ester Asam lemak biji nangka Rentation time
No Peak
% Area
36,492 39,914 40,004
1 2 3
35,52% 46,74% 10,71%
Massa rumus senyawa C17H32O2 C19H34O2 C19H32O2
400,442 44,102 45,820
4 5 6
1,52% 2,12% 0,16%
C19H38O2 C21H42O2 C22H44O2
47,481 50,601
7 8
4,62% 1,18%
C23H46O2 C25H50O2
Spesifikasi GC-MS metil ester asam lemak dari biji nangka Asam lemak dari biji nangka hasil maserasi yang sudah di metil ester kemudian di analisis Gas Cromatography-Mass Spektroscopy (GC-MS) Analisa dengan GC-MS dilakukan dengan kondisi sebagai berikut : Column Oven Temp
: 50,0 C
Injection Temp
: 300,00 C
Injection Mode
: Split
Flow Control Mode
: Pressure
Pressure
: 13,0 kPa
Total Flow
: 40,8 mL/min
Column Flow
: 0,54 mL/ min
Universitas Sumatera Utara
Linear Velocity
:26,7 cm/sec
Purge Flow
: 3,0 mL/min
Split Ratio
:68,8
High Pressure Injection
: OFF
Carrier Saver
: OFF
Oven Temp Program Rate
Temperatur (C)
Hold Time ( Min)
5,00
50,0
4,00
290,0
18,00
4.2 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Asam Lemak dari Ekstraksi Biji Nangka Sifat antibakteri asam lemak dari ekstraksi biji nangka hambat
pada
pertumbuhan
beberapa
bakteri
menunjukkan zona yaitu
Escherichia
coli,Staphylococcusaureus dan Streptococcus mutans seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.4 dan gambar 4.2 dan 4.3 dibawahini :
Tabel 4.3.Hasil Zona Bening dari Uji Aktivitas Antibakteri Asam Lemak dari Biji Nangka
NO
Bakteri
Konsentrasi (mg/ml)
1
Staphylococcus aureus
Diameter zona bening (mm)
100
9,9mm
200
9,9mm
300
9,52mm
400
10,15mm
500
11,15mm
Universitas Sumatera Utara
2
3
Escherichia coli
Streptococcus mutans
100
9,57mm
200
11,27mm
300
12,4mm
400
23,9mm
500
26,77mm
100
12,77mm
200
13,4mm
300
13,77mm
400
14,15mm
500
16,65mm
Keterangan: Blanko= kertas cakram direndam dengan pelarut Dari Tabel 4.4 dapat di ketahui bahwa zona bening yang di ukur dari beberapa bakteri dan beberapa konsentrasi dimana zona bening yang paling aktif menghambat pertumbuhan bakteri yaitu pada bakteri Eschrichi coli
dengan
konsentrasi 500mg/ml terdapat 26,77 mm Berikut hasil uji aktivitas antibakteri dari asam lemak biji nangka dengan metode difusi cakram dari beberapa konsentrasi.
4.2. Gambar Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus
A. Zona Hambat dengan konsentrasi 500mg/ml
Universitas Sumatera Utara
37
B.Gambar Zona Hambat
C. Gambar Zona Hambat dengan
dengan Konsentrasi 400mg/ml
Konsentrasi 300mg/ml
D.Gambar Zona Hambat
E. Gambar Zona Hambat dengan
dengan Konsentrasi 200mg/ml
Konsentrasi 100mg/ml
4.3 Gambar Zona Hambat Untuk Bakteri Esherichia coli
A.Gambar Zona Hambat
B. Gambar Zona Hambat dengan
dengan Konsentrasi 500mg/ml
Konsentrasi 400mg/ml
Universitas Sumatera Utara
38
C.Gambar Zona Hambat
D. Gambar Zona Hambat dengan
dengan Konsentrasi 300mg/ml
Konsentrasi 200mg/ml
E.Gambar Zona Hambat dengan Konsentrasi 100mg/ml
4.4 Gambar Zona Hambat Untuk Bakteri Streptococcus mutan
A.Gambar Zona Hambat
B. Gambar Zona Hambat dengan
dengan Konsentrasi 500mg/ml
Konsentrasi 400mg/ml
Universitas Sumatera Utara
39
C.Gambar Zona Hambat
D. Gambar Zona Hambat dengan
dengan Konsentrasi 300mg/ml
Konsentrasi 200mg/ml
E.Gambar Zona Hambat dengan Konsentrasi 100mg/ml
4.3
Pembahasan
4.3.1
Pembuatan Metil Ester Asam Lemak dari Biji Nangka
Untuk analisis asam lemak masing-masing biji nangka terlebih dahulu dilakukan metonolisis dalam hal ini analisa dilakukan menggunakan katalis H2SO4 dengan reaksi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
40
O CH 2
O
O
C
CH2
OH
CH3
O
C
R1
R1
O CH
O
O
C
3CH3OH R2
H2SO4 Katalis
CH
OH
CH3
O
R2
O CH2
O
C
O
C
CH2 R3
Trigliserida/Lipid
OH
CH3
O
C R3
Metanol
Gliserol
Metil Ester
Gambar 4.3 Reaksi Metanolisis trigliserida membentuk metil ester asam lemak
4.3.2
Analisis GC-MS Metil Ester Asam Lemak Biji Nangka
Untuk menentukan komposisi asam lemak yang terdapat pada biji nangka maka hasil spektrum massa dari masing-masing puncak unknown dibandingkan dengan spektrum massa senyawa yang ada pada daftar libarary GC-MS terdapat 8 jenis senyawa yang dapat teridentifikasi, dilakukan fragmentasi terhadap 6 jenis senyawa yang massa rumus senyawanya dapat disesuaikan dengan standard dari libarary
A. Puncak (peak) 2 dengan Rt 39,914 (46,74%) Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C17H34O2. Data spektrum massa ini menunjukan ion molekul m/e 294. Dengan membandingkan data spektrum unkown dengan spektrum massa yang di peroleh dengan data spektrum pada library yang lebih mendekati adalah metil ester octadedicaenoic atau metil linoleat (Gambar 4.5)
Universitas Sumatera Utara
41
A. Sample
B. Standar library
Gambar 4.5 : Spektrum Metil Linoleate Keterangan : A. Sampel B. Standar library
Dimana Spektrum massa memeberikan puncak ion molekul pada m/e 294 yang merupakan berat molekul dari metil linoleate atau metil ester asam linoleat selanjutnya diikuti fragmen m/e = 263 (294-31) sebagai hasil terlepasnya radikal OCH3, Fragmen m/e = 150 (263-113) sebagai hasil terlepasnya C7H13O, fragmen m/e=95 (150-55) sebagai hasil terlepasnya C4H7, Fragmen m/e=67(95-28) sebagai hasil terlepasnya C2H4
Universitas Sumatera Utara
42
CH3
CH3
CH3
O C O
-2
+e CH3
O C
O
m/e 294 C19H34O2 CH3O m/e = -31 CH3
C m/e 263
O
C18H30O C7H13O
m/e= -113 CH3
CH2
m/e 150 C11H17 CH2=CH -CH -CH3
m/e= - 55 CH2
CH3
95
C7H10 C2H4
m/e = - 28 H2C
CH3
67
C5H6
B. Puncak (peak) 1 dengan Rt 36,492 (32,52%) Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C17H34O2. Data spektrum massa ini menunjukan puncak ion molekul m/e 270, dengan membandingkan data spektrum unknown dengan spektrum massa yang
Universitas Sumatera Utara
43
diperoleh dengan data spektrum pada libarary. Yang ;ebih mendekati adalah metil ester hexadecanoic atau metil ester palmitat (Gambar 4.6) A. Sample
B. Standart library
Gambar 4.6. : Spektrum Metil Palmitat Keterangan :A. Sampel
B. Standart libarary
Dimana spektrum massa ini memeberikan puncak ion molekul pada m/e =270 yang merupakan berat molekul dari metil ester asam hexadecanoic atau metil ester asam palmitat. Selanjutnya diikuti fragmen m/e= 239 (270-31) sebagai hasil CH3O.diikuti fragmen m/e= 185 (239-54) sebagai hasil terlepasnya C4H6diikuti fragmen m/e= 129 (185-56) sebagai hasil terlepasnya C4H8. Diikuti fragmen m/e= 101 (129-28) sebagai hasil terlepasnya C2H4diikuti fragmen m/e= 74 (10127) sebagai terlepasnya
C2H3.
Universitas Sumatera Utara
44
CH3
CH3
O C
O
CH3
-2
+e CH3
O C
O
C17H34O2
m/e 270
CH3O m/e = - 31 CH3
C O
m/e 239 C16H31O C4H6
m/e= - 54 CH3
C O
m/e 185
C12H25OH C4H8
m/e= -56 CH3
C O
m/e 129 C8H17OH C2H4
m/e= - 28 CH3
C O
m/e 101
C6H12O C2H3
m/e= - 27
C
O
CH3
m/e 74 C4H10O
Universitas Sumatera Utara
45
C. Puncak (peak) 3 dengan Rt 40,004 (10,71%) Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C19H32O2. Data spektum massa menunjukkan ion molekul m/e 292. Dengan membandingkan data spektrum unknown dengan spektrum massa yang diperoleh dengn data spektrum pada library yang lebih mendekati adalah metil octadecatrienoeat.(Gambar 4.7) A. Sample
B. Standart library
Gambar 4.7 : Spektrum Metil Octadecatrienoeat Keterangan : A. Sampel B. Standart library Dimana spektrum massa ini memberikan puncak ion molekul pada m/e = 292 yang merupakan berat molekul dari metil ester octadecatrienoic. Selanjutnya diikuti fragamen m/e = 236 (292-56) sebagai hasil
terlepasnya C4H8 diikuti
fragmen m/e= 163 (236-73) sebagai hasil terlepasnya CH3-CH2OC=O diikuti fragmen m/e = 121(163-42) sebagai hasil terlepasnya C3H6 diikuti fragmen m/e = 79 (121-42) sebagai hasil terlepasnya C3H6
Universitas Sumatera Utara
46
CH3
O C O
CH3
-2
+e CH3
OC
CH3
O
m/e 292
C19H32O2 C4H8
m/e= -56 CH3
OC
CH3
O
m/e 236 C15H24O2
O
CH3 -O - C -CH2
m/e= - 73 CH3
H2 C
m/e 163
C12H19 C3H6
m/e= - 42 CH2
CH3
m/e 121
C9H13 CH2=CH - CH3
m/e= - 42 CH3 CH2
m/e 79
C6H7
D. Puncak (peak) 7 dengan Rt 47,481 (4,62%) Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C23H46O2.Data spektum massa menunjukkan ion molekul m/e 354 Dengan membandingkan data spektrum unknown dengan spektrum massa yang diperoleh dengn data spektrum pada library yang lebih mendekati adalah metil ester docosanoic atau metil ester asam behenat (Gambar 4.8)
Universitas Sumatera Utara
47
A. Sample
B. Standart library
Gambar 4.8 : Spektrum Metil Behenat Keterangan : A. Sampel B. Standart library
Dimana spektrum massa ini memberikan puncak ion molekul pada m/e = 354 yang merupakan berat molekul dari metil ester behenic Selanjutnya diikuti fragamen m/e = 311 (354-43) sebagai hasil terlepasnya,C3H8 diikuti fragmen m/e= 255 (311-56) sebagai hasil terlepasnya C4H8 diikuti fragmen m/e = 199 (255-56) sebagai terlepasnyaC4H8 diikuti fragmen m/e = 143 (199-56) sebagai terlepasnya C4H8 dikuti fragmen m/e = 101 (143-42) sebagai terlepasnya C3H6 diikuti fragmen m/e = 74 (101-27) sebagai terlepasnya C2H3.
Universitas Sumatera Utara
48
CH3
O C
CH3
O CH3
+e
-2
O H C
CH3
C m/e 354
O
C23H46O2
C3H8 m/e = - 43
O CH3
C
m/e 311
O
CH3
C20H38O2 C4H8
m/e= - 56
CH3
OC O
CH3
m/e 255
C16H31O2 C4H8
m/e= - 56 CH3
O C
CH3
m/e 199
O
C12H23O2
C4H8
m/e= - 56
O C O
CH3
CH3
m/e 143
C8H15O2
C3H6
m/e = - 42
CH3
O C
CH3
m/e 101 C5H9O2
O
CH3
C2H3 m/e= - 27
OC
o
CH
m/e 74
C3H6O2
Universitas Sumatera Utara
49
E. Puncak (peak) 5 dengan Rt 44,102 (2,12%) Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C21H42O2.Data spektum massa menunjukkan ion molekul m/e 326 Dengan membandingkan data spektrum unknown dengan spektrum massa yang diperoleh dengn data spektrum pada library yang lebih mendekati adalah metil ester eicosanoic atau metil ester arahidat (Gambar 4.9) A. Sample
B. Standart Library
Gambar 4.9 : Spektrum Metil Arachidat Keterangan : A. Sampel B. Standart Library Dimana spektrum massa ini memberikan puncak ion molekul pada m/e = 326 yang merupakan berat molekul dari metil ester arachidic Selanjutnya diikuti fragamen m/e = 295 (326-31) sebagai hasil terlepasnya OCH3, diikuti fragmen m/e= 241 (295-54) sebagai hasil terlepasnya C4H6 diikuti fragmen m/e = 185 (241-56) sebagai hasil terlepasnya C4H8diikuti fragmen m/e = 129 (185-56) sebagai hasil terlepasnya C4H8 diikuti fragmen m/e = 101 (129-28) sebagai hasil terlepasnya C2H4diikuti fragmen m/e =74 (101-27) sebagai hasil terlepasnya
Universitas Sumatera Utara
50
C2H3. CH3
CH3
O C
O
CH3
-2
+e CH3
OC O
m/e 326 C21H42O2 CH3O m/e = - 31 CH3
C m/e 295 C20H38O
O
C4H6
m/e= - 54 CH3
C O
m/e 241 C16H33OH C4H8
m/e= - 56 CH3
C O
m/e 185
C12H25OH C 4H 8
m/e= - 56 CH3
C
m/e 129
O
C8H17O C 2 H4
m/e= - 28 CH3
C
m/e 101
O
C6H13O
C2H3
m/e= - 27
C O
CH3
m/e 74
C4H10O
Universitas Sumatera Utara
51
F. Puncak (peak) 4 dengan Rt 40.442 (1,52%) Spektrum ini merupakan senyawa dengan rumus molekul C19H38O2.Data spektum massa menunjukkan ion molekul m/e 298 Dengan membandingkan data spektrum unknown dengan spektrum massa yang diperoleh dengn data spektrum pada library yang lebih mendekati adalah metil ester Octadecanoic atau metil ester stearat (Gambar 4.10)
A.
Sample
B.
Standart Library
Gambar 4.10 : Spektrum Metil Stearat Keterangan : A. Sampel B. Standart Library
Dimana spektrum massa ini memberikan puncak ion molekul pada m/e = 298 yang merupakan berat molekul dari metil ester arachidic Selanjutnya diikuti fragamen m/e = 267 (298-31) sebagai hasil terlepasnya OCH3, diikuti fragmen m/e= 213 (267-43) sebagai hasil terlepasnya C3H7diikuti fragmen m/e =157 (21356) sebagai hasil terlepasnya C4H8 diikuti fragmen m/e= 115 (213-42) sebagai hasil C3H6, diikuti fragmen m/e= 74 (115-41) sebagai hasil terlepasnya C3H5
Universitas Sumatera Utara
52
CH3
O C O
CH3
CH3
+e
-2
CH3
O C
m/e 298
O
C19H38O2 CH3O m/e = - 31 CH3
C O
m/e 267
C18H35O C4H6
m/e= - 54 CH3
C O
m/e 213 C14H29O C4H8
m/e= - 56 CH3
C
m/e 157
O
C10H21O C3H6
m/e= - 42 CH3
C O
115
C7H15O C3H5
m/e= - 41 CH3
C O
4.3.3
74
C4H10O
Uji Aktivitas Antibakteri Asam Lemak dari Biji Nangka
Pengujian aktivitas antibakteri bertujuan untuk mengetahui aktivitasantibakteri terhadap sampel uji. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan pada
Universitas Sumatera Utara
53
penelitian ini adalah metode difusi agar.Pada metode ini aktivitas bakteri terhadap sampel uji ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat disekitar kertas cakram yang menandakan daerah pertumbuhan bakteri. Pada penelitian ini menggunakan bakteri patogen yang berasal dari gram positif dan gram negatif.Bakteri patogen yang digunakan adalah Staphylococcus aureusEscherichia coli dan Streptococcus Mutans.Berdasarkan Clinical and Laboratory Standars Institute (2012) bahwa suatu senyawa memiliki aktivitas antibakteri dengan zona hambat≤ 14 mm lemah .(resistant), 15 hingga 19 msm sedang (intermediate) dan ≥ 20 mm kuat . Hasil uji aktivitas antibakteri asam lemak dari biji nangka efektif menghambat perrtumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli.
Pada gambar 4.2, 4.3, 4.4 memperlihatkan bahwa asam lemak dari biji nangka memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori sedang pada masingmasing konsentrasi dengan zona hambat masing-masing sebesar 16,65 mm dan 14,15 mm terhadap bakteriS.aureus dan pada konsentrasi 500 mg/ml dengan zona hambatmasing-masing sebesar 11,15 mm
dan terhadap bakteri E.colipada
konsentrasi 500mg/ml sebesar 26,77mm. Adanya perbedaan diameter zona hambat pada kedua bakteri menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sentivitas ekstrak pada mikroba uji tersebut.Senyawa yang bersifat sebagai antimikroba dapat menyebabkan kerusakan pada dinding sel serta kerusakan pada membran sel berupa denaturasi protein dan lemak yang menyusun membran sel.
Asam Lemak dari biji nangka yang paling kuat menghambat pertumbuhan yaitu pada bakteri gram negatif E.coli sebesar 26,77mmpada konsentrasi 500 mg/ml dibandingkan dengan bakteri gram positifS.aureus dan S.mutans Hal ini disebabkan oleh perbedaan komposisi dan struktur dinding sel pada bakteri gram positif dan gram negatif. Struktur dinding sel bakteri gram positif berlapis tunggal dengan kandungan lipid yang rendah (1-4%), sedangkan bakteri gram negatif memiliki kandungan lipid tinggi yaitu 11-12% (Fardiaz, 1992) dan membran luar terdiri dari 3 lapisan yaitu lipopolisakarida, lipoprotein dan pospolipid. Sehingga
Universitas Sumatera Utara
54
zona hambat pada bakteri E.coli lebih besar karena bakteri tersebut memiliki kandungan lipid yang tinggi.
Munurut Sumitra,telah menguji asam lemak dari daun sirih dan telah diuji aktivitas antibaktri dari asam lemak daun sirih menunjukkan antibakteri yang sangat aktif dengan MIC 6,25𝜇𝜇𝜇𝜇/𝑚𝑚𝑚𝑚 ini dikarenakan komposisi asam lemak dari uji GC-MS. Sedangkan MIC dari asam lemak pada bakteri S.mutans terlihat pada lampiran bahwa asam lemak jenuh menunjukan sangat relatif dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh sebesar MIC 3,13𝜇𝜇𝜇𝜇/𝑚𝑚𝑚𝑚 tetapi juga pada fraksi asam yang sangat kuat menghambat pertumbuhan aktifitas antibakteri yaitu sebesar 50𝜇𝜇𝜇𝜇/𝑚𝑚𝑚𝑚 pada campuran asam lemak . dan pada pemurnian n-heksana dengan campuran asam lemak menunjukan petumbuhan aktifitas antibakteri yang lebih panjang dengan MIC 12,5𝜇𝜇𝜇𝜇/𝑚𝑚𝑚𝑚 .
Hasil penelitian ini menunjukan untuk uji analisa asam lemak dari biji nangka terdapat delapan peak dari metode GC-MS. Akan tetapi saya mengambil enam peak saja untuk di fragmentasikan.karena alasan saya mengambil enam peak berdasarkan standart library willey dan NIST (>1%) dan dari hasil enam peak itu dua merupakan asam lemak tidak jenuh dan empat asam lemak jenuh ini menunjukkan bahwa komposisi asam lemak dari biji nangka masih dapat di konsumsi di dalam tubuh karena asam lemak tak jenuh memiliki 46,74% di dalamnya .dan untuk uji aktifitas antibakteri dari asam lemak biji nangka didapat hasil zona hambat pada tiga bakteri yang berbeda dimana dua bakteri positif dan 1 bakteri negatif dan ternyata hasil tersebut didapat yang paling kuat zona hambatnya pada bakteri garam negatif yaitu E.coli dengan zona hambat 26,77mm
Universitas Sumatera Utara
55
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN 1. Hasil analisa asam biji nangka yang telah di metil esterkan dengan metode GC-MS dan di peroleh delapan komponen asam lemak dan dimana terdapat dua asam lemak tak jenuh dan enam asam lemak jenuh yaitu :(Metil linoleat 46,74%,Metil palmitat 35,52%, Metil octadecatrienoeat 10,71%, Metil behenat 4,62%, Metil Stearat 1,52%, Metil lignocerat 1,18%,Metil Arahidat 2,12%, Metil heneicosanoeat0,16%. 2. Hasil uji aktifitas antibakteri menunjukan bahwa komponen asam lemak dari biji nangka memiliki aktifitas anti bakteri katagori sedang pada konsentrasi 500mg/ml dengan zona hambat 11,15mm dan 10,15mm untuk bakteri S.aureus dan untuk konsentrasi 500mg/ml dengan zona hambat 23,9mm dan 26,77mm untuk bakteri E.coli dan untuk konsentrasi 500mm dengan zona hambat 14,15mm dan 16,65mm dan dapat disimpulkan bahwa uji aktifitas antibakteri pada ketiga bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditunjukan pada bakteri E.coli
5.2 SARAN Penelitian ini disarankan untuk penelitian selanjutnya dilakukan metode pemisahan pada masing-masing asam lemak dari bii nangka tersebut dan kemudian dilakukan untuk uji bakteri dari masing-masing asam lemak dari biji nangka tersebut
Universitas Sumatera Utara