BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1
PARADIGMA PENELITIAN
Fokus utama dari penelitian ini adalah membahas strategi proses produksi suatu program dalam membidik target penonton remaja. Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat terkait dengan jenis penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara (in-depth interview) dan metode bahan visual dan dokumenter. Yang kedua-duanya merupakan jenis penelitian kualitatif. 3.1.1 WAWANCARA Wawancara sangat
dibutuhkan di jenis metode penelitian ini karena ingin
mengetahui lebih dalam proses strategi produksi di lapangan. Apa yang terjadi saat proses pra produksi, produksi, hingga pasca-produksi, dalam membidik target penonton yang mayoritas adalah kaum muda. Strategi seperti apa yang akan ditampilkan di program tersebut. Apakah memasukan pop-cultre yang disukai anak muda atau menambahkan unsur jokes cerdas untuk memancing gelak tawa penonton. Wawancara (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk penelitian dengan cara tanya-jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan. Pewawancara adalah orang yang bertindak sebagai “pemimpin” dalam suatu wawancara sekaligus orang yang menguasai materi topik dan objek wawancara. Pewawancara yang baik adalah dapat mengatur jalannya wawancara agar informan tidak bosan/jenuh menjawab pertanyaan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bertahap. Dia juga harus pintar-pintar membaca suasana tempat kondisi selama proses wawancara berlansung. Misalnya perhatikan intonasi suara atau gerak tubuh informan ketika menjawab pertanyaan. Pastikan informan tersebut tidak melebih-lebihkan fakta dengan menjelaskan jawaban yang diminta secara gamblang. 3.1.2 OBSERVASI Adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui kerja panca indra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Metode pengumpulan data penelitian berupa observasi bisa dikategorikan sebagai berikut : (M. Burhan Bungin : Penelitian Kualitatif Edisi Kedua : 2011: p118) a. Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncakan secara serius. b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. c. Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian. d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan, yaitu : (M. Burhan Bungin : Penelitian Kualitatif Edisi Kedua : 2011: p120) -
Hal-hal apa yang hendak diamati
-
Bagaimana mencatat pengamatan
-
Alat bantu pengamatan
-
Bagaimana mengatur jarak antara pengamat dan objek yang diamati
Beberapa kesulitan umum dalam metode observasi, terutama yang terjadi pada pengamat dan objek pengamatan, antara lain : -
Amat sering pengamat tertangkap dalam subjektivitasnya tanpa disadari ataupun mengetahui jalan keluarnya.
-
Kadang pula pengamat terbawa situasi yang diamati sehingga melupakan fungsi utamanya.
-
Timbul gejala yang diobservasi sering menyulitkan pengamat, terutama kalau gejala sulit itu dipastikan kapan munculnya.
-
Sering bahwa pelaksaan observasi menjadi terganggu akhibat dari munculnya peristiwa lain yang tidak terduga. Umpamanya hujan, kebakaran, tabrakan, bencana alam, dan sebagainya.
-
Pelaksanaa observasi amat terbatas oleh berlangsungnya gejala tersebut, dan ini sangat menyulitkan karena ada beberapa gejala yang berlangsungnya amat cepat atau sekejap mata, tetapi ada gejala lain yang berlangsungnya sangat lama.
-
Kadang kala tanpa disadari bahwa pengamat mencampuradukan antara data observasi dan pendapat pribadi atau persepsi pribadi pengamat. (M. Burhan Bungin : Penelitian Kualitatif Edisi Kedua : 2011: p124)
3.2 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini di dominasi oleh penelitian deskriptif, penelitian historis, dan penelitian filosofi. Pengumpulan data kualitatif menggunakan metode pengamatan seperti wawancara bertahap dan mendalam (in-depth interview), observasi partisipasi (participant interview), dan metode lainnya. Metode kualitatif ini dilakukan karena dalam penelitian ini melibatkan beberapa orang penting untuk melakukan serangkaian pencarian fakta dan informasi berupa wawancara, observasi, dan metode penelitian lain seperti, mengemukakan informasi dan fakta melalui bahan visual. Bahan visual yang dimaksud berupa foto, video, micro film, dan sebagainya. Kendati semua dokumenter dapat di visualkan, namun perlu dibedakan antara keduanya, yaitu : (1) bahan dokumenter tidak memiliki sifat fotografi namun apabila ada film documenter maka sebaiknya dikelompokkan sebagai bahan visual; (2) bahan dokumenter bukan grafis; (3) bahan dokumentasi berupa kumpulan tulisan dan cerita yang tertulis; (4) bahan visual secara utuh menggunakan teknologi digital sebagai berproduksi. (M. Burhan Bungin : Penelitian Kualitatif Edisi Kedua : 2011 : p127)
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dibawah ini merupakan upaya yang diakukan untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam penelitian tersebut. Jenis data dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu : 3.3.1 DATA PRIMER Data primer merupakan data utama yang digunakan untuk membantu menggali fokus penelitian dan menjadi jawabab dari tujuan penelitian yang dilakukan. Data primer antara lain : TEKNIK WAWANCARA Wawancara (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk penelitian
dengan
cara
tanya-jawab
sambil
bertatap
muka
antara
pewawancara dengan informan. Pewawancara adalah orang yang bertindak sebagai “pemimpin” dalam suatu wawancara sekaligus orang yang menguasai materi topik dan objek wawancara. Pewawancara yang baik adalah dapat mengatur jalannya wawancara agar informan tidak bosan/jenuh menjawab pertanyaan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bertahap. Dia juga harus pintar-pintar membaca suasana tempat kondisi selama proses wawancara berlansung. Misalnya perhatikan intonasi suara atau gerak tubuh informan ketika menjawab pertanyaan. Pastikan informan tersebut tidak melebih-lebihkan fakta dengan menjelaskan jawaban yang diminta secara gamblang.
TEKNIK OBSERVASI Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.
3.4 TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan adalah jenis deskriptif. Jenis penelitian ini bertujuan membuat deskriptif yang disusun secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dari suatu objek tertentu. Penulis sudah mempunyai konsep dan kerangka pemikiran. Melalui dua hal tersebut, penulis melakukan operasional konsep penelitian yang akan menghasilkan variable besarta indikatornya. Penelitian ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel. A. PENGKODEAN TERBUKA (OPEN CODING) 1. Pelabelan Fenomena Pelabelan fenomena merupakan langkah awal dalam analisis. Yang dimaksudkan delam pelabelan fenomena adalah pemberian nama terhadap benda, kejadian, informasi, yang diperoleh melalui pengamatan dan atau wawancara. Pada hakikatnya pelabelan itu merupakan suatu pembuatan nama dari setiap fenomena dengan konsep-konsep tertentu 2. Penemuan dan Penamaan Kategori Pada hakikatnya setiap fenimena yang sudah diberi label adalah unit-unit data yang masih berserakan. Kapasitas intelektual manusia tidak cukup kuat untuk memproses dan menganalisis informasi yang jumlahnya cukup besaR.
Untuk
menyederhanakannya
dipisahkan
dalam
beberapa
kelompok dengan cara mereduksi data sehingga lebih ringkas, padat da jelas. Kemudian dibagi kedalam kelompok-kelompok tertentu. 3. Penyusunan Kategori Dasar untuk penyusunan kaetgori berdasarkan karakteristik atau atribut suatu kategori, sedangkan ukuran adalah posisi dari sifat dalam suatu kontitium.
B. PENGKODEAN TERPILIH (AXIAL CODING) Adalah seperangkat prosedur penempatan data dengan cara-cara baru dengan membuat kaitan antar kategori. Pengkodean ini ditandai dengan penentuan jenis kategori kemudian dilajutkan dengan penemuan antar kategoriatau antar sub kategori. C. PENGKODEAN TERPILIH (SELECTIVE CODING) Mengingat masalah penelitian dalam Grounded Theory masih bersifat umum.Mungkin sekali peneliti menemukan sejumlah besar data dnegan kategori
yang banyak
dan
bervariasi.
Kenyataan
ini
tentu
dapat
membingungkan, karena datanya masih belum terfokus pada titik terntu. Untuk menyederhanakannya perlu dilakukan proses penggabungan atau seleksi otomatis. 3.5 TEKNIK KEABSAHAN DATA Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal. Misalnya subjektivitas peneliti merupakan hal yang lumrah dalam penelitian kualitatif, alat bantu penelitian mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka apalagi dalam control observasi partisipasi. Sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Maka untuk menetapkan data, diperlukan teknik pemeriksaan terhadap data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah criteria tertentu. Ada 4 kriterua yang digunakan untuk menetapkan peneltian, adalah… KRITERIA
TEKNIK PEMERIKSAAN
Kredibilitas
(1) Perpanjangan keikutsertaan
(Derajat Kepercayaan)
(2) Ketekunan pengamatan (3) Triangulasi (4) Pengecekan sejawat (5) Kecukupan referensial (6) Kajian kasus negative (7) Pengecekan anggota
Kepastian
(8) Uraian inci
Kebergantungan
(9) Audit kebergantungan
Kepastian
(10)
Audit kepastian
Tabel 3.5 Teknik Pemeriksaan Data Kualitatif Moleong (Moleong, Lessy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2006, p327)
A. Credibility (Kepercayaan) Penerapan kriterium derajat kepercayaan (kredibilitas) pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi : Pertama, melaksanakan inkuriri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang telah diteliti. (Moleong, 2006 : p324) Melibatkan penetapan bahwa hasil penelitian kualitatif itu kredibel atau dapat dipercaya dari perpektif pesera penelitian. Hal ini karena tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk menggambarkan dan memahami fenomena dari sudut pandang kepentingan peserta penelitian, maka peserta penelitian merupakan satu-satunya pihak yang bisa mensahkan tingkat kredibilitas dari hasil penelitian ini. (Bryman, 2008 : p377)
B. Transferability (Keteralihan) Kriteria teralihkan berbeda dengan validitas eksternal non kualitatif. Konsep validitas tersebut menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat ditetapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar yang diperoleh pada sampel secara representative (Moleong, 2006 : p324) Transferbaility juga menjelaskan apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Konsep validitas menyatakan bahwa bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau ditetapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representative mewakili populasi itu. (Bryman, 2008 : p377)
C. Dependability (Kebergantungan)
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Menekankan kebutuhan peneliti untuk memperkirakan penelitiannya untuk konteks-konteks yang selalu berubah selama penelitian ini berlangsung. Penelitian ini bertanggung jawab untuk menggambarkan perubahanperubahan yang terjadi dalam setting penelitian dan bagaimana perubahanperubahan yang terjadi ini mempengaruhi cara penelitian ini mendapatkan hasil penelitian. Dependability adalah parallel keandalan. Sebagai parallel keandalan dalam riset kualitatif, peneliti perlu memastikan bahwa arsip-arsip lengkap harus dijaga dari semua tahap yang menyangkut riset itu. Proses perumusan masalah, pemilihan peserta riset, mencatat lingkungan kerja, catatan wawancara, analisis data dan cara lain yang tak kalah diakses. Kemudian peneliti bertindak sebagai auditor dan pasti pada bagian akhir untuk menetapkan prosedur diberapa banyak dan termasuk yang sudah diikuti. Ini juga meliputi tingkat untuk membuat kesimpulan yang benar. Auditing tidak mempunyai kedekatan popular untuk menambah dependability dari riset kualitatif. Beberapa studi yang menyoroti permasalahan dihubungkan dengan gagasan auditing. Ini sangat menuntut auditor, mengingat riset kualitatif itu menghasilkan frekuensi data yang besar. (Sugiyono, 2007 : p277)
D. Confiirmability (Kepastian) Hampir sama dengan dependability, yaitu menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian maka proses tersebut telah memenuhi strandar confirmability. Confirmability mempunyai kaitan dengan objektivitas yang lengkap didalamnya riset social, peneliti harus berbuat secara jujur, dengan kata lain harus nyata dalam melakukan riset. Terdapat beberapa jenis strategi untuk meningkatkan confirmability. Peneliti bisa mendokumentasikan prosedur untuk melakukan cek dan ricek data yang didapat dari penelitian. Penelitian bisa juga aktif mencari dan menggambarkan berbagai kelemahan atau hal-hal kontradiktif yang ada dalam observasi sebelumnya. Setelah peneliti melakukan riset, seseorang harus bisa, bertindak sebagai auditor yang
menguji teknik pengumpulan data dan menganalisi prosedur serta melakukan penelitian tentang kemungkinan adanya bias atau disorsi.