60
BAB 3 METODE PENELITIAN
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskriptif yang dimaksud adalah mendefinisikan berbagai kriteria dan variabel yang diteliti. Menurut Thomas dan James (1999, p125) Mayoritas penelitian deskriptif mendayagunakan wawancara terhadap responden dan data yang tersedia dari sumber data sekunder. Konsumen dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pembeli potensial dari produk motor Yamaha. Time Horizon atau waktu pengambilan penelitian ini adalah Cross Section. Cross Section adalah data yang dikumpulkan dalam satu waktu tertentu, pada beberapa objek untuk menggambarkan keadaan (Suliyanto, 2005, p6).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian T-1
Desain Penelitian Jenis Penelitian Deskriptif
Unit Analisis Individu Konsumen PT. Laksana
Time Horizon Cross Section
Kencana Gemilang T-2
Deskriptif
Individu Konsumen PT. Laksana
Cross Section
Kencana Gemilang
Keterangan : T-1 : Untuk mengetahui pengaruh Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang secara simultan dan parsial.
61
T-2 : Untuk mengetahui pengaruh Advertising, Personal Selling, Sales Promotion dan Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang secara simultan dan parsial.
Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu independent (bebas) dan dependent (terikat). Definisi variabel tersebut sebagai berikut:
1. Variabel Independent -
Advertising (X1) Merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen Yamaha motor terhadap advertising (iklan) dari Yamaha motor.
-
Personal Selling (X2) Merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen Yamaha motor terhadap personal selling (tenaga penjual) dari Yamaha motor.
-
Sales Promotion (X3) Merupakan variabel yang mewakili penilaian konsumen Yamaha motor terhadap sales promotion (promosi penjualan) dari Yamaha motor.
2. Variabel Intervening Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variable independent dan dependent. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel intervening adalah sikap konsumen (Y) dari Yamaha Motor.
62
3. Variabel Dependent Variable dependent (terikat) dalah variable yang dipengaruhi variable independent (bebas). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variable dependent (Z) adalah perilaku pembelian Yamaha motor.
Table 3.2 Operasionalisasi variabel penelitian Variabel
Advertising (X1)
Sub Variable
1. Unsur
Indikator
Skala
Instrumen
Variabel
pengukuran
pengukuran
Likert
Kuisioner
•
pesan Iklan
Daya Tarik
(interval)
Iklan. •
Panjang Iklan.
•
Dukungan.
•
Batas waktu penawaran.
Personal Selling (X2)
1.Mengkomunika-
•
sikan informasi
Pengetahuan
produk
mengenai produk •
Komunikasi mudah dipahami
Likert
Kuisioner (interval)
63
•
Penampilan personal dan kepribadian
2. Pendekatan
•
Memberi
dengan
konsultasi
konsumen
mengenai masalah •
Membantu pembiayan dan pengiriman
•
Mudah dihubungi
Sales Promotion (X3)
1. Sales
•
Diskon
Promotion
•
Premium
berorientasi konsumen
(Bingkisan) •
Undian
•
Permainan (games)
Likert
Kuisioner (interval)
64
Sikap konsumen
1. Komponen
•
Kognitif.
Sikap
•
Afektif
•
Konatif
•
Perasaan.
(Y)
Perilaku
1. Sikap
Likert
Kuisioner (interval)
Likert
pembelian
Kuisioner (interval)
(Z)
•
Perilaku.
•
Evaluasi.
Jenis Dan Sumber Data Penelitian Table 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tujuan
Jenis Dan Sumber Data
Penelitian
Data
Jenis Data
T-1
Pengaruh Advertising, Personal
Kuantitatif
Selling dan Sales Promotion terhadap motor Laksana
Sikap Yamaha
Sumber Data Data primer dari kuisioner
Konsumen pada
Kencana
PT.
Gemilang
secara simultan dan parsial. T-2
Pengaruh Advertising, Personal
Selling, Sales Promotion dan Sikap Perilaku
Konsumen Pembelian
terhadap motor
Kuantitatif
Data primer dari kuisioner
65
Yamaha
pada
PT.
Kencana
Gemilang
Laksana secara
simultan dan parsial.
Keterangan : -
Kuantitatif
adalah
data dalam
bentuk angka, dimana semua data
dikuantitatifkan. -
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi atau perseorangan langsung dari objek (kuisioner).
Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : 1. Kuisioner (angket) Kuisioner adalah cara mengumpulkan data dengan menyebarkan dan memberikan daftar perntanyaan kepada responden. Dengan harapan mereka memberi respon atas pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan tersebut ditujukan kepada konsumen untuk mengukur nilai dari variabel. Kuisioner ini ditujukan khususnya kepada sample konsumen PT. Laksana Kencana Gemilang. 2. Wawancara Merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab bertatap langsung (face to face) dengan Bapak Subuh Praha Tedja selaku Pemilik PT. Laksana Kencana Gemilang. 3. Studi Pustaka Mempelajari dan mengambil data dari literatur terkait dan sumber lain yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian. Dilakukan dengan
66
membaca buku-buku di perpustakaan, membaca artikel di internet. Sehingga dapat dijadikan suatu dasar teori yang dapat dipertanggung jawabkan.
Teknik Pengolahan Sampel Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mewakili nilai suatu populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli motor Yamaha pada dealer PT. Laksana Kencana Gemilang. Arikunto dalam Riduwan dan Kuncoro (2007, p39) mengatakan sample adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono dalam Riduwan dan Kuncoro (2007, p40) memberikan pengertian Sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan, Sample adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Ada dua macam pengambilan sampling dalam penelitian yaitu nonprobability sampling dan probability sampling. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability
sampling (dimana semua populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel). Untuk menentukan ukuran (jumlah) sampel digunakan rumus dari Taro Yamane, sebagai berikut:
N n = N.d2 + 1
Dimana : n
= jumlah sample
67
N
= jumlah populasi
d2
= presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Teknik pengambilan sample menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut:
N n = N.d2 + 1
Dimana : n
= jumlah sample
N
= jumlah populasi
d2
= presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan diketahui jumlah populasi pembeli motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang sejak bulan Januari 2009-Oktober 2009 adalah 3400 orang (pembeli). Dengan menggunakan rumus Taro Yamane sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3400 n = 3400.0.12 + 1 n = 97.14 ≈ 100 responden.
68
Metode Analisis Table 3.4 Metode Analisis Data Tujuan Penelitian
Alat Analisis
T-1
Path Analysis Dan Korelasi Pearson
T-2
Path Analysis Dan Korelasi Pearson
Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Suliyanto, 2005, p23). Penelitian gejala (fenomena) sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p20). Langkah dalam menyusun skala likert adalah: 1. Menetapkan variabel yang akan diteliti, 2. Lalu variabel dijabarkan menjadi sub variabel, 3. Tentukan indikator yang dapat mengukur variabel yang diteliti, 4. Menurunkan indikator tersebut menjadi daftar pertanyaan (kuisioner). Jawaban dari setiap instrumen pada skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Apabila item positif, maka angka terbesar diletakkan pada sangat setuju. Sedangkan jika item negatif, maka angka terbesar diletakkan pada sangat tidak setuju. Karena skala likert memiliki skor yang diberikan jawaban lalu dijumlahkan, skala likert’s sering disebut dengan likert’s summated ratings. Skala likert dituliskan dengan bentuk: a. Sangat setuju
(SS)
: Skor 5
b. Setuju
(S)
: Skor 4
c.
(N)
: Skor 3
(TS)
: Skor 2
Netral
d. Tidak Setuju
69
e. Sangat tidak setuju (STS)
: Skor 1
Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Menurut Suliyanto (2005, p25) seringkali data yang diperoleh dari penelitian data yang berskala ordinal (Likert’s) sehingga tidak langsung dapat dianalisis dengan menggunakan statistic parametrik, seperti regresi atau analisis jalur (Path Analysis). Oleh karena itu, data ordinal harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi data interval. Teknik transformasi yang sederhana dilakukan adalah MSI (Method of Successive Interval). Dengan langkah transformasi sebagai berikut : a. Perhatikan butir jawaban responden dari kuisioner yang disebarkan, b. Tentukan frekuensi ( 1 – 5) pada tiap butir, c.
Frekuensi dibagi dengan banyak responden dan hasilnya disebut proporsi,
d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan sesuai dengan kolom skor, e. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk tiap proporsi yang diperoleh, f.
Tentukan nilai tinggi densitas untuk nilai Z (dengan tabel densitas),
g. Tentukan nilai skala dengan rumus : (density at lower limit) – (density at upper limit) NS = (area below upper limit) – (area below lower limit)
h. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y = NS + [1+ NS
min]
70
Validitas Dan Reliabel
Untuk mengukur besarnya nilai dari variable yang diteliti, diperlukan alat ukur berupa skala atau tes yang reliable dan valid agar kesimpulan penelitian nantinya tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Jika hasil penelitian menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai kemasan oval, namun pada kenyataannya tidak ada konsumen yang membeli produk oval, maka hasil penelitian ini dikatakan tidak valid. Hasil penelitian dikatakan reliable jika hasil penelitian mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang. Jika hasil penelitian menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk oval, setelah dilakukan penelitian lagi menunjukkan hasil yang relatif sama maka disebut reliable.
Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Suliyanto, 2005, p40). Valid tidaknya alat ukur tergantung kemampuan alat tersebut untuk mengukur objek yang diukur dengan cermat dan tepat. Jika suatu tes dimaksudkan mengukur kepuasan konsumen dan kemudian menghasilkan informasi tentang pembelian konsumen, alat ukur tersebut dikatakan sebagai alat ukur yang validitasnya rendah. Hal yang diperhatikan dalam validitas adalah ketepatan dan kecermatan. Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df= n-2 (n = jumlah responden). Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: •
Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
•
Jika r hitung negatif, serta r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. Suliyanto (2005, p42) mengatakan bahwa reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran dilakukan berulang kali
71
memberikan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas
yang
baik.
Untuk
memudahkan
pemahaman,
Suliyanto
(2005,
p42)
menganalogikan sebagai berikut: perkataan orang akan dipercaya (reliable) apabila apa yang dikatakan tidak berubah-ubah. Sebaliknya, kita percaya akan kebenaran yang dikatakan jika pernyataannya relatif sama. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok objek yang sama diperoleh hasil relatif sama (tidak berubah), meskipun tetap ada toleransi bila terjadi perbedaan. Jika perbedaan tersebut sangat besar dari waktu ke waktu, hasil pengukuran tidak reliable (tidak dapat dipercaya). Uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel. Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas ini adalah sebagai berikut: •
Jika Cronbach Alpha > r tabel, maka dapat dikatakan reliabel.
•
Jika Cronbach Alpha < r tabel, maka dapat dikatakan tidak reliabel.
Normalitas
Menurut Siggih Santoso (2007: 152-155), dalam melakukan kegiatan statistik inferensi, ada hal yang harus diuji terlebih dahulu yaitu: a. Apakah beberapa sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal)? b. Apakah sampel-sampel tersebut mempunyai varians yang sama? Dengan kata lain, uji normalitas data dan uji varians adalah hal yang lazim sebelum sebuah metode statistik diterapkan. Uji normalitas dan kesamaan varians sebuah sampel data dilakukan dengan bantuan alat uji SHAPIRO-WILK,LILLIEFORS atau KOLMOGOROV-
SMIRNOV, serta gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS. Menurut Singgih Santoso (2007; 154), dalam menjelaskan output test of normality, ada pedoman pengambilan keputusan : 1. Nilai Sig. atau signifikan atau nilai probabilitas < 0.05, distribusi adalah tidak normal.
72
2. Nilai Sig. atau signifikan atau nilai probabilitas > 0.05, distribusi adalah normal. Selain itu, pada gambar Q-Q Plot terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas. Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas ini terdapat dalam prosedur SPSS 16.00 Explore, selain itu ditampilkan garis normal probability plot. Dalam Normal Probability Plot, setiap nilai data yang diamati dipasangkan dengan nilai harapannya (expected value) dari distribusi normal. Jika sampel data berasal dari populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik data akan terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus.
Korelasi Pearson
Korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variable dengan variable lain (Suliyanto, 2005, p52). Misalnya, ingin mengetahui hubungan antara advertising dengan personal selling, hubungan antara advertising dengan sales promotion, dan hubungan antara personal selling dengan sales promotion. Korelasi Pearson Product Moment (PPM) ditemukan oleh Karl Pearson tahun 1990, untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Korelasi ini menggunakan data interval dan ratio. Misalnya dipilih secara acak, data berdistribusi normal, data berpola linier dan lain-lain. Berdasarkan buku Riduwan dan Kuncoro (2007, p62) korelasi pearson dapat dihitung dengan rumus : n (Σ XY) – (Σ X) . (Σ Y) rXY = { n . Σ X2 – (Σ X)2 } . { n . Σ Y2 – (Σ Y) 2 } Keterangan : rXY
= koefisien korelasi
n
= jumlah pengamatan
73
ΣX
= jumlah pengamatan dari nilai X
ΣY
= jumlah pengamatan dari nilai Y
Besarnya hubungan antara variable yang satu dengan variable yang lain dalam korelasi PPM dilambangkan dengan huruf “r”. Besarnya koefisien korelasi akan berkisar antara –1 (negatif 1) sampai +1 (positif 1). Apabila korelasi mendekati +1 atau –1 berarti hubungan antarvariabel semakin kuat. Jika korelasi mendekati angka 0, berarti hubungan antar variable semakin lemah. Tanda “-“ dan “+” hanya menunjukkan arah hubungannya saja.
-1 ≤ r ≤ +1
Keterangan : r = -1 artinya korelasi negatif sempurna. r = 0 menunjukkan tidak ada korelasi r = +1 berarti korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut: Tabel 2.1 Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.80 – 1.000
Sangat Kuat
0.60 – 0.799
Kuat
0.40 – 0.599
Cukup Kuat
0.20 –0.399
Rendah
0.00 – 0.199
Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2006, p62)
74
Regresi
Regresi adalah proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p4). Regresi juga diartikan untuk memprediksi perubahan di masa yang akan datang. Menurut Suliyanto (2005, p62) analisis regresi merupakan teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediksi). Karena merupakan analisis prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya. Semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dan nilai riilnya, maka semakin tepat regresi yang dibentuk. Regresi dapat disimpulkan untuk mengemukakan keingintahuan apa yang terjadi di masa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan yang terbaik.
Hubungan antarvariabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua variable atau lebih. Maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis variable-variabel tersebut memiliki hubungan (Suliyanto, 2005, p63). Variable yang mempengaruhi variable lain disebut variable bebas. Variable yang dipengaruhi oleh variable lain disebut variable terikat. Salah satu kegunaan regresi adalah meramalkan variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2007, p4) Persamaan regresi dirumuskan dengan :
Ŷ = a + bX Dimana : Ŷ= (disebut Y topi) yaitu variabel terikat. a = Nilai konstanta harga Y, jika X = 0. b = Nilai yang menentukan ramalan (prediksi) untuk menunjukkan peningkatan
75
(+) atau penurunan (-) variabel Y. X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan.
Asumsi model regresi terpusat pada : 1. Data yang dianalisis berjenis interval. 2. Data dipilih secara acak. 3. Data berdistribusi normal. 4. Data berpola linier. 5. Data mempunyai pasangan yang sama dengan subjek yang sama.
Analisis Jalur (PATH)
Analisis jalur (path analysis) dikembangkan tahun 1920 oleh Sewall Wright. Path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variable terikat (endogen) (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p2). Robert Rutherford dalam Sarwono (2007, p1) mendefinisikan “Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variable bebasnya mempengaruhi variable terikat secara langsung dan tidak langsung”. Definisi lain mengatakan Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan dan signifikansi hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variable (Sarwono, 2007, p1). Model path
analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat. Manfaat dari path analysis adalah :
1. Penjelasan fenomena yang permasalahan yang diteliti.
76
2. Prediksi variabel terikat (Y) dengan nilai variabel bebas (X). Path analysis bersifat kualitatif. 3. Faktor diterminan adalah penentuan variable X yang berpengaruh pada variabel (Y). digunakan untuk mnelusuri jalur-jalur pengaruh X terhadap Y. 4. Menguji model, menggunakan theory trimming, baik uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun konsep baru. Asumsi path analysis menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, pp2-3) : 1. Hubungan antar variabel bersifat linier, adaptif, dan normal. 2. Tidak ada arah kausalitas yang berbalik, hanya satu arah kausal. 3. Variabel terikat minimal dalam skala ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan sample probability (memberi peluang sama pada populasi untuk menjadi sample). 5. Pengukuran valid dan reliable. 6. Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar dengan teori dan konsep yang relevan. Artinya teori yang dikaji dibangun berdasarkan kerangka teoritis yang mampu menjelaskan hubungan kualitas antar variabel yang diteliti.
Analisis jalur digunakan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y serta dampaknya kepada Z (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p5). Model jalur ialah diagram yang menghubungkan variable bebas (X), perantara (Y), dan terikat (Z) (Sarwono, 2007, pp3-5). tunggal
Hubungan ditunjukkan menggunakan anak panah. Anak panah
menunjukkan hubungan sebab akibat (kausal) atau pengaruh langsung
antara variable exogenous (X), variable perantara (Y), dengan variable terikat atau endogenus (Z). Anak panah ganda
menunjukkan hubungan korelasi antara
variable exogenous. Variable exogenous adalah variable yang tidak ada penyebab atau
77
tidak ada panah yang menuju kearahnya. Jika variable exogenous dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah berkepala 2. Variable endogenous adalah variable yang memiliki anak panah yang menuju kearahnya (variable terikat).
Korelasi dan regresi merupakan dasar perhitungan koefisien jalur. Analisis jalur menggunakan persamaan structural atau disebut dengan model structural. Bila keadaan variabel terikat (Y) ditentukan oleh variabel bebas (X). Lalu digambar dalam struktur hubungan kausal antarvariabel disebut diagram jalur (path diagram) (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p5). Dengan persamaan Y = F (X1, X2, X3) dan Z = F (X1, X3, Y) yang menjelaskan hubungan kausal variabel eksogen X1, X2, X3 terhadap variabel endogen Y dan Z. diagram jalur untuk model structural adalah :
ε1
X1
r12
PYX1 X2
r13
r13
PYX2
PYX3
ε2 PZX1
Y
PZY
Z
PZX3
X3
Gambar 2.7 Diagram Jalur Hubungan Kausal X1, X2, X3, dan Y ke Z Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007, p5)
78
Persamaan structural untuk diagram jalur yaitu : Y = PYX1 X1 + PYX2 X2 + PYX3 X3 + ε1 (sebagai persamaan substruktur1) Z = PZX1 X1 + PZX3 X3 + PZy Y + ε2 (sebagai persamaan substruktur2) Keterangan : P
= Koefisien jalur.
ε
= Pengaruh variabel lain yang tidak diteliti (eror).
79
Rancangan Uji Hipotesis Diagram struktural (dua jalur) terdiri atas dua persamaan struktural. Di mana variable X1, X2, dan X3 adalah variable eksogen, Y dan Z adalah variable endogen. Persamaan struktural dapat dilihat sebagai berikut:
Y = PYX1 X1 + PYX2 X2 + PYX3 X3 + ε1 (sebagai persamaan substruktur1) Z = PZX1 X1 + PZX3 X3 + PZy Y + ε2 (sebagai persamaan substruktur2)
Dimana Y
= Sikap Konsumen
X1
= Advertising
X2
= Personal Selling
X3
= Sales Promotion
Z
= Perilaku Pembelian
ε1
= Error
ε2
= Error
Rancangan uji hipotesis penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan adalah 95%, jadi tingkat presisi atau batas ketidak akuratan sebesar α = 5% = 0.05. Dasar pengambilan keputusan : Sig ≥ 0.05 → Ho diterima, Ha ditolak. Sig < 0.05 → Ho ditolak, Ha diterima. Dimana : Ho
: Tidak ada hubungan atau pengaruh antarvariabel.
Ha
: Ada hubungan atau pengaruh antarvariabel.
80
1. Tujuan 1 (T-1) Model analisis jalur untuk sub-struktur 1 sebagai berikut:
ε1
X1
r12
PYX1 X2
r13
PYX2
Y
PYX3
r13 X3
Gambar 3.1 Analisis Jalur Sub-Struktur 1
Dan hipotesisnya sebagai berikut: Analisis Regresi:
1. Pengaruh simultan antara Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion, terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion secara simultan terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ha: Ada pengaruh Advertising, Personal Selling dan Sales Promotion secara simultan terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
81
2. Pengaruh Advertising terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Advertising terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ha: Ada pengaruh Advertising terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
3. Pengaruh Personal Selling terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Personal Selling terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ha: Ada pengaruh Personal Selling terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
4. Pengaruh Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ha: Ada pengaruh Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
82
Analisis Korelasi:
1. Hubungan antara Advertising dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 2. Hubungan antara Personal Selling dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Personal Selling dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Personal Selling dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 3. Hubungan antara Sales Promotion dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Sales Promotion dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Sales Promotion dan Sikap Konsumen motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 4. Hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
83
Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 5. Hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 6. Hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 2. Tujuan 2 (T-2) Model analisis jalur untuk sub-struktur 1 sebagai berikut:
ε1
X1
r12
PYX1 X2
r13
r13
PYX3
PYX2
ε2 PZX1
Y
PZY
Z
PZX3
X3 Gambar 3.2 Analisis Jalur Sub-Struktur 2
84
Dan hipotesisnya sebagai berikut: Analisis Regresi:
1. Pengaruh simultan antara Advertising, Personal Selling, Sales Promotion dan Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Advertising, Personal Selling, Sales Promotion dan Sikap Konsumen secara simultan terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ha: Ada pengaruh Advertising, Personal Selling, Sales Promotion, dan Sikap Konsumen secara simultan terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
2. Pengaruh Advertising terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Advertising terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ha: Ada pengaruh Advertising terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
3. Pengaruh Personal Selling terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Personal Selling terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
85
Ha: Ada pengaruh Personal Selling terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
4. Pengaruh Sales Promotion terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Sales Promotion terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ha: Ada pengaruh Sales Promotion terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
5. Pengaruh Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada pengaruh Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ha: Ada pengaruh Sikap Konsumen terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Analisis Korelasi:
1. Hubungan antara Advertising dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
86
2. Hubungan antara Personal Selling dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ho: Tidak ada hubungan antara Personal Selling dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Personal Selling dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 3. Hubungan antara Sales Promotion dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ho: Tidak ada hubungan antara Sales Promotion dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Sales Promotion dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 4. Hubungan antara Sikap Konsumen dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ho: Tidak ada hubungan antara Sikap Konsumen dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Sikap Konsumen dan Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 5. Hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Personal Selling motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.
87
6. Hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Advertising dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. 7. Hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang Ho: Tidak ada hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Ha: Ada hubungan antara Personal Selling dan Sales Promotion motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi dari penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada konsumen PT. Laksana Kencana Gemilang menggambarkan bagaimana Pengaruh Advertising, Personal Selling, dan Sales Promotion terhadap Sikap Konsumen dan dampaknya terhadap Perilaku Pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang. Apabila terdapat hubungan dan pengaruh yang kuat antarvariabel, diharapkan dapat digunakan oleh PT.Laksana Kencana Gemilang sebagai tolak ukur efektifitas promosi dalam hal ini advertising, personal selling, sales promotion
untuk mengarahkan sikap
konsumen menjadi positif sehingga melakukan pembelian motor Yamaha. Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan menindaklanjuti strategi advertising, personal selling, sales promotion atau alat promosi lainnya untuk meningkatkan pembelian motor Yamaha pada PT. Laksana Kencana Gemilang.