BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda pada setiap individu (Gravetter & Forzano, 2012). Dalam penelitian ini, dua variabel yang dikaji adalah psychological well-being dan organizational commitment. Berikut definisi operasional dari masing-masing variabel: a. Variabel predictor: Psychological well-being Psychological well-being adalah suatu variabel psikologis yang mengukur tentang kondisi sejahtera seseorang dalam hidupnya yang bukan hanya sekedar bebas dari tekanan atau masalah-masalah mental, tetapi mengandung arti bahwa individu memiliki karakter positif pada penerimaan diri, hubungan dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan diri. Semakin tinggi hasil skor total, maka semakin tinggi tingkat psychological well-being. b. Variabel criterion: Organizational commitment Organizational
commitment
adalah
variabel
psikologis
yang
mengkarakteristikan hubungan pekerja dengan organisasi dan memiliki implikasi terhadap keputusan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi, serta didalamnya terdapat tiga komponen yakni affective commitment, continance commitment dan normative commitment. Semakin tinggi hasil skor setiap komponen, maka semakin tinggi tingkat komitmen pada komponen tersebut. ⁻
Affective Commitment adalah komitmen yang mengarah pada kelekatan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan terhadap organisasi. Komitmen ini disebabkan oleh kesesuaian nilai antara karyawan dengan organisasi dan terjadi ketika karyawan ingin tetap berada dalam organisasi. Semakin tinggi hasil skor total, maka semakin tinggi tingkat affective commitment.
⁻
Continuance Commitment adalah komitmen yang mengarah pada kerugian yang diterima karyawan ketika meninggalkan organisasi. Kerugian tersebut dapat berupa prestige, manfaat atau jaringan sosial. Komitmen ini terjadi ketika
karyawan butuh untuk tetap berada dalam organisasi. Semakin tinggi hasil skor total, maka semakin tinggi tingkat continuance commitment. ⁻
Normative Commitment adalah komitmen yang mencerminkan perasaan individu akan kewajibannya untuk melanjutkan keanggotaannya sebagai karyawan disebuah perusahaan. Komitmen ini terjadi ketika karyawan merasa dirinya memiliki keharusan untuk tetap berada dalam organisasi. Semakin tinggi hasil skor total, maka semakin tinggi tingkat normative commitment.
3.1.2 Hipotesis Hipotesis adalah sebuah pernyataan yang memberikan gambaran atau penjelasan sementara terhadap sebuah hubungan antara variabel (Gravetter & Forzano, 2012). Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: H₁: Psychological well-being berperan dalam memprediksi affective commitment dalam arah positif. H₂: Psychological well-being berperan dalam memprediksi continuance commitment dalam arah negatif H₃: Psychological well-being berperan dalam memprediksi normative commitment dalam arah positif.
3.2 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik subjek penelitian Subjek yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari 77 karyawan tetap kantor pusat PT. Bank X yang berusia 26 – 35 tahun dan sebelumnya sudah memiliki pengalaman bekerja di perusahaan lain. Peneliti memilih subjek yang berusia 26 – 35 tahun karena menurut Gibson et al., (2005) usia tersebut berada dalam tahap jenjang karir stabilitas yang menjadikan pekerjaan sebagai bagian dari kehidupan yang berjalan dengan menyenangkan. Peneliti memilih subjek yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman bekerja di perusahaan lain karena diasumsikan dapat berperan dalam mempengaruhi organizational commitment. Selain itu peneliti juga membagi dua kelompok subjek, kelompok pertama yaitu karyawan yang masih bekerja dibawah dua tahun di bank X dan karyawan yang sudah bekerja diatas dua tahun di bank X. Pembagian dua kelompok ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
program pengembangan karyawan terkait psychological well-being yang diberikan oleh bank X kepada karyawan yang bekerja dibawah dan diatas dua tahun.
3.2.2 Teknik sampling Salah satu hal penting dalam sebuah penelitian yaitu memilih subjek penelitian (Gravetter & Forzano, 2012). Sebelum memilih subjek, peneliti perlu menentukan populasi penelitian terlebih dahulu. Populasi adalah sekelompok besar individu yang menarik bagi peneliti untuk dijadikan sebuah penelitian (Gravetter & Forzano, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di kantor pusat PT. Bank X. Pengambilan sampel pada populasi tersebut menggunakan metode probability sampling dengan teknik purposive sampling. Probability sampling adalah metode pengambilan sampel yang seluruh jumlah populasinya diketahui secara pasti (Gravetter & Forzano, 2012). Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana peneliti telah menentukan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh sampel penelitian. (Sugiyono, 2008).
3.3 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yaitu penelitian yang tidak dilakukan manipulasi variabel karena variabel-variabel yang ingin diteliti sudah terberi pada diri subjek sehingga tidak perlu dilakukan kontrol ketat pada diri subjek terhadap variabel-variabelnya (Kerlinger & Lee, 2000). Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Gravetter & Forzano (2012) metode kuantitatif merupakan penelitian yang didasarkan pada pengukuran suatu variabel untuk mendapatkan data dalam bentuk numerik yang dihitung melalui analisis statistik dan hasilnya akan diinterpretasi. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu prediction correlation. Prediction correlation merupakan bagian dari metode korelasional yang digunakan ketika studi korelasional ingin memprediksi suatu variabel melalui variabel lainnya (Gravetter & Forzano, 2012). Dalam metode ini, variabel pertama disebut sebagai predictor variable dan variabel kedua yang dijelaskan atau diprediksi disebut sebagai criterion variable (Gravetter & Forzano, 2012). Dalam penelitian ini yang menjadi
predictor variable yaitu psychological well-being dan yang menjadi criterion variable yaitu organizational commitment. 3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat ukur psychological well-being Alat ukur merupakan sarana pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur psychological well-being diadaptasi dari alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well-Being (RSPWB) yang dikemukakan oleh Carol Ryff (1989). RSPWB bertujuan untuk mengukur dimensi psychological well-being secara umum. Peneliti mengadaptasi alat ukur tersebut dengan mengubah bahasa asing menjadi bahasa Indonesia. Alat ukur RSPWB menggunakan skala Likert yang terdiri atas 7 pilihan jawaban dari 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS) sampai 7 untuk Sangat Setuju (SS). RSPWB terdiri dari 42 item, yang setiap dimensinya terdiri atas 7 item. Untuk lebih jelasnya, berikut penyebaran item skala RSPWB sebelum dan setelah pilot study:
Tabel 3.1 Skala alat ukur RSPWB Sebelum Pilot Study
Dimensi Psychological
Item
Total
Well-Being
Favorable
Unfavorable
Self Acceptance (Penerimaan
6, 12, 24, 42
18, 30, 36,
7
4, 22, 28, 40
10, 16, 34,
7
1, 7, 25, 37
13, 19, 31
7
2, 20, 38
8, 14, 26, 32
7
11, 29, 35
5, 17, 23, 41
7
9, 21, 33
3, 15, 27, 39
7
Diri) Positive Relation with Others (Hubungan Positif dengan Orang lain) Autonomy (Otonomi) Environmental Mastery (Penguasaan Lingkungan) Purpose in Life (Tujuan Hidup) Personal Growth (Pertumbuhan Diri)
Tabel 3.2 Skala alat ukur RSPWB Setelah Pilot Study
Dimensi Psychological
Item
Total
Well-Being
Favorable
Unfavorable
Self Acceptance (Penerimaan
2, 7, 15
17
4
-
5, 10, 21,
3
22
8, 12, 18
4
13, 23
2, 9, 16, 19
6
6
11, 14
3
4, 20
1, 24
4
Diri) Positive Relation with Others (Hubungan Positif dengan Orang lain) Autonomy (Otonomi) Environmental Mastery (Penguasaan Lingkungan) Purpose in Life (Tujuan Hidup) Personal Growth (Pertumbuhan Diri)
3.4.2 Alat ukur organizational commitment Alat ukur yang digunakan untuk mengukur organizational commitment diadaptasi dari Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) yang didalamnya terdiri atas Affective Commitment Scale (ACS), Continuance Commitment Scale (CCS), dan Normative Commitment Scale (NCS). Alat ukur ini dikembangkan oleh Meyer dan Allen (dalam Brown, 2003) yang bertujuan untuk mengukur komponen organizational commitment secara umum. Peneliti mengadaptasi alat ukur tersebut dengan mengubah bahasa asing menjadi bahasa Indonesia. Alat ukur OCQ menggunakan skala Likert yang terdiri atas 7 pilihan jawaban dari 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS) sampai 7 untuk Sangat Setuju (SS). OCQ terdiri dari 18 item, yang setiap komponennya terdiri atas 6 item. Untuk lebih jelasnya, berikut penyebaran item skala OCQ sebelum dan setelah pilot study:
Tabel 3.3 Skala alat ukur OCQ Sebelum Pilot Study
Dimensi Organizational
Item
Total
Commitment Favorable
Unfavorable
Affective Commitment
1,2, 5
3, 4, 6
6
Continuance Commitment
7, 8, 9, 10,
-
6
13
6
11, 12 Normative Commitment
14, 15, 16, 17, 18
Tabel 3.4 Skala alat ukur OCQ Setelah Pilot Study
Dimensi Organizational
Item
Total
Commitment Favorable
Unfavorable
Affective Commitment
1, 3
2
3
Continuance Commitment
3, 4, 5, 6, 7
-
5
Normative Commitment
9, 10, 11, 12,
8
6
13
3.4.3 Validitas dan reliabilitas alat ukur 3.4.3.1 Validitas alat ukur Dalam sebuah penelitian, peneliti perlu mengembangkan dua kriteria umum untuk mengevaluasi kualitas dari prosedur pengukuran (Gravetter & Forzano, 2012). Kriteria pertama dalam mengevaluasi prosedur pengukuran yaitu validitas (Gravetter & Forzano, 2012). Validitas adalah tingkat ketepatan dan kecermatan suatu instrumen
pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Gregory, 2007). Validitas yang akan peneliti gunakan untuk alat ukur RSPWB dan OCQ yaitu content validity dan analisis butir item. Content validity menunjukkan seberapa jauh item-item dalam tes dapat mengukur isi alat tes terkait dengan semua aspek yang akan diukur (Gregory, 2007). Pada analisis butir item yang dilakukan yaitu mengkorelasikan skor item dengan total skor dari keseluruhan item (Meyers, Gamst & Guarino, 2013). Korelasi item dilihat dengan menggunakan corrected item-total correlation, dan apabila diketahui bahwa butir dengan nilai corrected item-total correlation ≤ 0,3 maka item tersebut akan dibuang. Menurut Meyers, Gamst dan Guarino (2013), butir dengan nilai corrected item total correlation ≤ 0,3 masuk ke dalam kategori butir dengan validitas sangat baik. Peneliti menggunakan content validity sebelum dilakukannya pilot study dengan cara meminta pendapat dari expert judgement. Peneliti menggunakan validitas ini karena setiap item pada kedua alat ukur yang diadaptasi perlu dikaji terlebih dahulu oleh ahlinya. Sedangkan analisis butir item digunakan setelah mendapatkan data dari pilot study. Peneliti menggunakan analisis butir item karena ingin melihat seberapa tepat item-item alat tes berkorelasi dengan teori yang digunakan. Berikut penjelasan mengenai validitas alat ukur RSPWB dan OCQ berdasarkan output SPSS versi 20.0: a. The Ryff’s Scale of Psychological Well-Being Alat ukur RSPWB memiliki 42 buah item. Dari 42 buah item tersebut terdapat 22 buah item yang validitasnya berada dibawah nilai 0,3. Namun, berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan ahli, 18 dari 22 buah item diputuskan untuk dibuang, sementara empat buah item yang tersisa tetap dipertahankan. b. Organizational Commitment Questionnaire Alat ukur OCQ memiliki tiga skala komitmen yang merepresentasikan masingmasing komponen dari organizational commitment, yaitu ACS, CCS, dan NCS. Pada alat ukur ACS, dari enam buah item terdapat lima buah item yang berada dibawah nilai 0,3. Namun, berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan ahli, tiga dari lima buah item diputuskan untuk dibuang, sementara dua buah item yang tersisa tetap dipertahankan. Setelah dilakukan uji validitas kembali, dua buah item yang tetap dipertahankan dan sebelumnya berada dibawah nilai 0,3 menjadi diatas nilai 0,3. Untuk alat ukur CCS, dari enam buah item terdapat satu buah item yang dibuang, karena berada dibawah nilai 0,3.
Selanjutnya, pada alat ukur NCS, seluruh enam buah item NCS berada diatas nilai 0,3, sehingga semua item dalam NCS tetap dipertahankan.
3.4.3.2 Reliabilitas alat ukur Kriteria kedua dalam mengevaluasi prosedur pengukuran yaitu reliabilitas (Gravetter & Forzano, 2012). Reliabilitas adalah kekonsistensian atau kestabilan sebuah alat tes (Gravetter & Forzano, 2012). Metode reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu internal consistency. Prosedur dalam metode ini hanya memerlukan satu kali pengetesan kepada sekelompok individu sebagai subjek penelitian (Nanda, 2013). Sementara, teknik reliabilitas yang digunakan adalah Alpha Cronbach. Peneliti menggunakan teknik ini karena ingin mengetahui konsistensi respon subjek pada itemitem dalam alat ukur tersebut. Agar alat ukur dapat dikatakan reliabel, peneliti merujuk pada patokan besarnya nilai dari koefisien alfa menurut Sujianto. Sujianto (2009) mengkategorikan koefisien reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha, yaitu sebagai berikut: •
Nilai Cronbach’Alpha 0,00 – 0,20 : Kurang Reliabel
•
Nilai Cronbach’Alpha 0,21 – 0,40 : Agak Reliabel
•
Nilai Cronbach’Alpha 0,41 – 0,60 : Cukup Reliabel
•
Nilai Cronbach’Alpha 0,61 – 0,80 : Reliabel
•
Nilai Cronbach’Alpha 0,81 – 1,00 : Sangat Reliabel
Berikut reliabilitas alat ukur RSPWB dan OCQ berdasarkan output SPSS versi 20.0:
Tabel 3.5 Reliabilitas Alat Ukur
Reliability Statistics Alat Ukur
Cronbach’s
N
Alpha RSPWB
0,861
24
ACS
0,706
3
CCS
0.710
5
NCS
0,815
6
Sumber: Output Pengolahan Data SPSS versi 20.0
Pada alat ukur RSPWB setelah peneliti melakukan uji coba terhadap 42 buah item, diperolah nilai reliabilitas sebesar 0,815. Selanjutnya setelah peneliti melakukan penghapusan terhadap item-item yang tidak valid dan tersisa 24 buah item dari alat ukur RSPWB, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,861. Pada alat ukur ACS setelah peneliti melakukan uji coba terhadap 6 buah item, diperolah nilai reliabilitas sebesar -0,093, kemudian setelah peneliti melakukan penghapusan terhadap item-item yang tidak valid dan tersisa 3 buah item dari alat ukur ACS, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,706. Pada alat ukur CCS setelah peneliti melakukan uji coba terhadap 6 buah item, diperolah nilai reliabilitas sebesar 0,675, kemudian setelah peneliti melakukan penghapusan terhadap item yang tidak valid dan tersisa 5 buah item dari alat ukur CCS, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,710. Pada alat ukur NCS setelah peneliti melakukan uji coba terhadap 6 buah item, diperolah nilai reliabilitas sebesar 0,815. Dengan demikian, reliabilitas alat ukur RSPWB dan NCS termasuk dalam kategori sangat reliabel dan untuk reliablitas alat ukur ACS dan CCS termasuk dalam kategori reliabel. 3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan penelitian Sebelum melakukan sebuah penelitian, peneliti menentukan topik yang akan dijadikan penelitian terlebih dahulu. Setelah menentukan topik, peneliti memilih populasi yang akan dijadikan penelitian, kemudian melakukan persiapan dengan mengumpulkan beberapa fenomena dari populasi tersebut. Setelah menemukan fenomena yang tepat, peneliti merumuskan variabel yang akan diteliti, serta mencari literatur dari berbagai penelitian agar tinjauan teori lebih berisi dan kaya akan variabel yang diteliti. Sebelum memulai penelitian, terdapat beberapa persiapan yang perlu dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Pertama-tama, peneliti mengurus perizinan penelitian terlebih dahulu di PT. Bank X pada tanggal 11 April 2014, periode yang dibutuhkan dalam mengurus perizinan sampai dengan persetujuan kurang lebih satu minggu, yang berarti selesai pada tanggal 18 April 2014.
Selama menunggu persetujuan dari pihak bank X, peneliti mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk pilot study. Dalam mempersiapkan alat ukur tersebut, peneliti terlebih dahulu mengadaptasi skala RSPWB dan OCQ, kemudian mengukur validitasnya menggunakan metode content validity dengan meminta pendapat dari expert judgement. Setelah adanya persetujuan dari pihak perusahaan, peneliti mengatur waktu yang tepat untuk melakukan pilot study yang dimulai pada tanggal 28 Mei 2014. Setelah data pilot study terkumpul dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya peneliti mengatur waktu kembali dengan pihak perusahaan untuk dilakukannya field study, yang dimulai pada tanggal 9 Juni 2014. Kemudian, sebelum dilakukannya field study, peneliti mempersiapkan kuesioner terlebih dahulu dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya, setelah persiapan selesai, peneliti mulai memberikan kuesioner kepada subjek yang ditemui, dalam hal ini yaitu karyawan di kantor pusat PT. Bank X.
3.5.2 Pilot study Pada hari Rabu, 28 Mei 2014 sampai 4 Juni 2014, peneliti melakukan langkah awal penelitian yaitu dengan uji coba terhadap alat ukur RSPWB dan OCQ yang bertujuan untuk menguji reliabilitas dan validitasnya. Dari 50 kuesioner yang disebar, hanya 30 kuesioner diantaranya yang memenuhi kriteria subjek penelitian, sehingga hanya 30 kuesioner tersebut yang dapat diolah. Peneliti selanjutnya melakukan pengolahan data menggunakan program Statistical Product and Service (SPSS) versi 20.0 untuk menguji validitas dan reliabilitas kedua alat ukur.
3.5.3 Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan field study pada tanggal 9 Juni 2014 di PT. Bank X. Sesampainya di PT. Bank X, peneliti terlebih dahulu bertemu dengan pimpinan yang mengurus mengenai penelitian guna meminta izin dimulainya field study pada subjek di Bank X. Dalam pelaksanaan pengambilan data, peneliti menyebarkan 200 kuesioner penelitian kepada karyawan di bank X melalui staff khusus yang mengurus mengenai penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti dan pihak bank X, karena jika disebarkan oleh peneliti secara langsung didalam kantor akan mengganggu aktivitas para karyawan. Sementara, apabila peneliti menyebarkan
kuesioner ditempat yang telah diizinkan, yakni perpustakaan bank X, peneliti akan kesulitan mendapatkan subjek, karena hanya sedikit karyawan yang berkunjung ke perpustakaan bank X dan besar kemungkinan subjek yang ditemui akan sama dari hari ke hari. Setelah peneliti memberikan kuesioner berbentuk hardcopy kepada staff khusus yang mengurus mengenai penelitian, pada tanggal 1 Juli 2014 bank X mengabarkan bahwa kuesioner telah selesai disebar dan dapat diambil. Sesampainya di bank X untuk membawa kembali kuesioner yang telah disebar, peneliti memberikan cendera mata terlebih dahulu kepada pihak bank sebagai ucapan terimakasih atas diizinkannya peneliti dalam melakukan penelitian di PT. Bank X.
3.5.4 Teknik pengolahan data Teknik pengolahan data pada penelitian ini diolah menggunakan program SPSS versi 20.0 dengan teknik regresi. Terdapat 2 data yang diolah menggunakan program SPSS versi 20.0, yaitu data dari alat ukur RSPWB dan OCQ yang sudah diadaptasi oleh peneliti. Teknik regresi linear adalah teknik statistik yang digunakan satu variabel untuk memprediksi variabel lainnya (Gravetter & Forzano, 2012), dalam hal ini yaitu psychological well-being dan organizational commitment. Teknik ini merupakan proses statistik untuk menemukan persamaan linear yang menghasilkan nilai prediksi paling akurat pada suatu variabel dengan menggunakan satu variabel prediktor (Gravetter & Forzano, 2012).