BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Menurut Rangkuti (2004, p15), yang dimaksud dengan Desain Penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Di dalamnya tercakup penjelasan terperinci mengenai Tipe Desain Riset yang memuat prosedur yang dibutuhkan dalam upaya memperoleh informasi serta mengolah data untuk memecahkan masalah. Desain Penelitian mengarahkan agar penelitian atau riset yang dikerjakan menjadi relevan dengan masalah dan dapat dikerjakan seefisien mungkin. Menurut Sarwono (2006, p27), yang dimaksud dengan desain penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan alat yang digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Berdasarkan Sekaran (2006, p155), terdapat beberapa tipe desain penelitian yaitu : •
Desain Eksploratif. Desain penelitian ini dilakukan jika tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu. Desain Eksploratif penting untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai
fenomena
perhatian
dan
melengkapi
pengetahuan
lewat
pengembangan teori lebih lanjut dan pengujian hipotesis. Desain eksploratif ini dapat dilakukan dengan mewawancarai orang-orang dan melalui kelompok fokus.
30
31
Menurut
Rangkuti
(2004,
p16),
Desain
Eksploratif
bertujuan
untuk
mengumpulkan informasi mengenai masalah penelitian, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pembuat riset. Selain itu, terdapat tujuan riset eksplorasi ini adalah : -
Untuk menyusun atau memformulasikan suatu masalah secara tepat
-
Menentukan alternatif tindakan yang akan dilakukan
-
Mengembangkan hipotesis
-
Memperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu masalah
Riset Eksplorasi ini dapat dilakukan melalui survei dan analisa kasus. •
Desain Deskriptif. Desain ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik kelompok tertentu, yang biasanya digunakan untuk menjelaskan masalah pemasaran. Desain Deskriptif juga bertujuan untuk membuat peramalan. (Rangkuti, 2004, p17) Masih menurut Rangkuti (2004, p21), terdapat dua jenis riset Deskriptif -
Longitudinal Study. Yaitu tipe desain riset yang melibatkan sampel yang tetap yang diukur secara terus menerus, sehingga didapatkan gambaran secara berkelanjutan.
-
Cross- Sectional Study. Desain ini merupakan kegiatan riset yang dilakukan pada saat tertentu. Desain Cross- Sectional ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Single Cross- Sectional Design. Yaitu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan pada responden untuk satu waktu tertentu. Multiple
Cross-
Sectional
Design.
Yaitu
kegiatan
pengumpulan data yang dilakukan untuk waktu yang berbeda-beda pada responden yang berbeda-beda pula.
32
Terdapat tiga bentuk jenis penelitian bisnis yaitu : 1. Deskriptif. Penelitian bisnis yang berisikan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel, baik pada satu atau lebih variabel. 2. Asosiatif. Penelitian bisnis yang berisikan masalah yang berkisar mengenai pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk Hubungan Asosiatif yaitu : -
Hubungan Simetris, yakni hubungan antara dua variabel atau lebih yang muncul pada saat yang bersamaan.
-
Hubungan Kausal, yaitu hubungan antara variabel independent yang mempengaruhi variabel dependent.
-
Hubungan
Interaktif,
merupakan
hubungan
antara
variabel
independent dan variabel dependent. 3. Komparatif. Penelitian bisnis yang berisikan masalah dengan membandingkan satu atau lebih
variabel dengan sampel yang berbeda.
Berdasarkan Umar (2005, p100), terdapat beberapa jenis tipe desain riset, yaitu : 1. Desain eksploratory. Penelitian ini berguna bila peneliti belum mempunyai gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan dihadapi dalam penelitiannya. Tipe desain ini menggunakan metode analisis data sekunder, survei pengalaman dan fokus grup.
33
2. Desain Deskriptif. Yaitu desain yang mempelajari apa yang disebut dengan aspek 5W+1H. Bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik suatu fenomena. 3. Desain Kausal. Desain ini berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, atau bagaimana suatuvariabel mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif assosiatif. Karena dalam penelitian ini ingin diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel independen dan variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan yaitu melalui survey, dimana penelitian dilakukan pada suatu populasi tertentu, dengan menganalisis data yang diperoleh dari kuesioner. ¾
Unit analisis dan Time Horizon. Unit analisis yang dituju adalah secara individu atau perorangan melalui kuesioner yang dibagikan kepada 80 responden yang merupakan peserta dari Binus Center Grogol dari berbagai jurusan. Kuesioner ini hanya dibagikan satu kali pada waktu tertentu (Cross-Sectional). Responden ini merupakan peserta dari Binus Center, baik yang sudah mengikuti pelatihan di Binus Center maupun peserta yang sudah selesai mengikuti pelatihan di Binus Center. Data yang didapatkan melalui pembagian kuesioner yang dilakukan di : Binus Center Grogol Ruko Apartemen Taman Gloria no 215 H Jl. Kyai Tapa, Grogol. Jakarta Barat. 11450.
34
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Jenis dan Metode Penelitian
Unit Analisis
Time Horizon
1
Deskriptif, Asosiatif- Survey
Individu - Konsumen
Cross-Sectional
2
Deskriptif, Asosiatif- Survey
Individu - Konsumen
Cross-Sectional
3
Deskriptif, Asosiatif- Survey
Individu - Konsumen
Cross-Sectional
Keterangan : 1. Mengetahui bagaimana pengaruh harga produk yang ditawarkan Binus Center terhadap keputusan pembelian oleh konsumen. 2. Mengetahui bagaimana pengaruh penilaian konsumen mengenai Binus Center terhadap keputusan pembelian oleh konsumen. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh antara kedua variabel tersebut terhadap keputusan pembelian oleh konsumen, yang manakah yang lebih berpengaruh.
3.2
Operasionalisasi Variabel Menurut Sekaran (2006, p115), yang dimaksud dengan variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel penelitian adalah variabel yang menunjukkan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari. Berdasarkan pendapat Umar (2005, p128), variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti dan mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut.
35
Adapun jenis – jenis variabel menurut Sekaran (2006, p116), antara lain : -
Variabel independen disebut juga variabel bebas atau variabel prediktor. Variabel independent yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat atau dependent.
-
Variabel dependen disebut juga variabel terikat atau variabel kriteria. Variabel ini merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel terikat di pengaruhi oleh variabel bebas, melalui analisis terhadap variabel terikat, sangat memungkinkan untuk menemukan jawaban atau solusi dari masalah yang ada.
-
Variabel moderator. Variabel moderator adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Variabel moderator dapat muncul menjadi variabel ketiga yang mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan terikat.
-
Variabel antara atau intervening variable. Variabel ini merupakan variabel yang
mengemukakan
antara
waktu
variabel
bebas
mulai
bekerja
mempengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu : 1. Variabel independen (X), yang terdiri dari : -
Harga produk yang ditawarkan (X1)
-
Perceived Value (X2)
2. Variabel dependen, yang terdiri dari keputusan pembelian oleh konsumen (Y). Berdasarkan Sarwono (2006, p60-65), terdapat beberapa jenis paradigma penelitian yaitu : 1. Paradigma sederhana. Paradigma ini terdiri dari satu variabel dependen dan independen
36
2. Paradigma Sederhana Berurutan. Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi memiliki hubungan yang sederhana. 3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen. Di dalam paradigma ini, terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen. 4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel. Paradigma ini terdapat variabel independen (X1, X2, X3) dan satu variabel dependen (Y). 5. Paradigma Ganda dengan dua Variabel Independent. Di dalam paradigma ini, terdapat dua variabel dependen (Y) dan satu variabel independen (X).
Harga produk yang ditawarkan oleh Binus Center Grogol (X1) Keputusan Pembelian oleh Konsumen (Y)
Perceived Value (X2)
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Ukuran yang digunakan dalam masing-masing variabel adalah interval dan skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala ini akan menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap beberapa pernyataan tentang suatu obyek dan biasanya memiliki lima kategori, mulai dari ”Sangat Setuju, Setuju, Ragu-Ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju”. (Istijanto, 2005, p88)
37
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel
Sub Variabel Kuantitas
Indikator - Jumlah Materi yang diajarkan
Ukuran
Skala
Interval
Likert
Interval
Likert
Interval
Likert
- Jumlah Variasi Produk Harga Produk (X1)
Kegiatan Promosi
- Cara Pembayaran - Struktur Potongan Harga
Segmen Pasar
- Harga yang Bersaing - Kesesuaian Harga dengan Materi
Pelayanan
- Kejelasan Informasi - Kualitas Materi Pembelajaran - Kemampuan Instruktur
Perceived Value (X2)
Suasana
- Tingkat Kebersihan - Suasana yang nyaman - Fasilitas yang Diberikan
Lokasi Pilihan Produk
- Lokasi yang mudah dijangkau - Variasi Pilihan Produk - Banyaknya materi pelatihan yang diberikan
Pengenalan Kebutuhan
- Kebutuhan karena Pekerjaan - Kebutuhan karena Keperluan
Pencarian Informasi
- Perolehan Informasi
Keputusan Pembelian (Y)
Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian
- Perbandingan Training Center - Pemilihan Tempat Pelatihan
Perilaku Pasca Pembelian
- Menginformasikan - Reintake
38
3.3
Jenis dan Sumber Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah di paparkan di atas, Menurut Umar (2005, p130), terdapat dua jenis sumber data penelitian yaitu : o
Data Sekunder Yang dimaksud dengan data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau data pihak lain. Terdapat keuntungan dari data sekunder, antara lain : -
Menghemat waktu dan biaya. Adapun kerugian dari data sekunder yaitu : -
Kadang kala seringkali terjadi ketidakcocokan antara data sekunder dengan informasi yang dibutuhkan
-
Data sudah ketinggalan jaman, untuk itu perlu diperhatikan sumber data dan tahun publikasi.
-
Data
yang
dikumpulkan
tidak
sesuai
dengan
tujuan
penelitian yang dilakukan. o
Data Primer Data Primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner. Data primer meliputi catatan internal perusahaan, data eksternal dan data yang disuplai oleh jasa informasi, juga data yang diperoleh berdasarkan wawancara yang dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang bersifat kuantitatif, berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder di dapat melalui referensi buku, majalah, dan jurnal. Sedangkan data primer didapat melalui kuesioner.
39
Interval Kuantitatif Rasio
Kualitatif
Nominal Ordinal
Data
Runtut Waktu Dimensi waktu
Silang Tempat Pooling
Internal Eksternal Sumber Primer Sekunder
Gambar 3.2. Pembagian Jenis Data Sumber : Kuncoro (2003, p126)
40
3.4
Metode Pengumpulan Data. Berdasarkan Sarwono (2006, p223), terdapat beberapa metode pengumpulan data, antara lain :
Partisipasi. Partisipasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data langsung dari sumbernya.
Metode Observasi Metode Observasi meliputi pencatatan secara sistematik kejadiankejadian, perilaku, obyek yang dilihat dan hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Observasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu : -
Observasi Langsung, termasuk di dalamnya Observasi Non Partisipan,
Observasi
Terstruktur,
Observasi
Tidak
Terstruktur -
Observasi yang dirancang secara alamiah
-
Observasi Mekanik. Observasi ini dilakukan dengan bantuan alat-alat seperti pupilometer
Metode Pertanyaan. Metode ini dapat dilakukan dengan : -
Teknik Wawancara. Teknik wawancara ini dapat dilakukan melalui surat atau mail dan wawancara secara langsung melalui pintu ke pintu.
-
Teknik Kuesioner. Teknik kuesioner ini dilakukan melalui pos, e-mail, selebaran yang dibagikan ataupun melalui jaringan distribusi.
41
Metode Pengukuran Metode
pengukuran
ini
dilakukan
melalui
tehnik
memilih
atau
mengurutkan. Menurut Rangkuti (2004, p45), terdapat beberapa jenis tipe survei, yaitu : -
Wawancara melalui kuesioner
-
Wawancara melalui telepon
-
Wawancara melalui surat
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi. Metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data-data tertulis yang tidak ada di perusahaan. 2. Wawancara. Metode ini dilakukan dengan mengadakan tanya jawab kepada pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. 3. Kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, yaitu memberikan pertanyaan tertulis yang disebar kepada konsumen Binus Center Grogol secara langsung untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 4. Studi Literatur. Data didapatkan dari buku, jurnal, dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian, serta data yang didapat dari internet.
42
3.5
Tehnik Pengambilan Sampel Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. (Sekaran, 2006, p121). Selanjutnya Sekaran (2006, p123), menyatakan, sampel adalah sebuah proses yang menyeleksi kumpulan-kumpulan elemen dari sebuah populasi dari penelitian untuk menjadi wakil (sampel) dari populasi tersebut. Memahami sifat dan karakteristik dari subjek sampel, akan memungkinkan untuk membuat suatu pandangan umum (kesimpulan) akan sifat dan karakteristik terhadap elemen populasi. Sementara Kuncoro (2003, p112-111-112), menunjukkan terdapat beberapa jenis desain sampel, antara lain : 1. Probabilitas. Sampel probabilitas adalah setiap sampel yang dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih. 2. Nonprobabilitas. Sampel nonprobabilitas dipilih secara acak oleh peneliti, sehingga masing-masing anggota populasi tidak diketahui. Sampel ini dilakukan agar tidak ada upaya untuk melakukan generalisasi berdasarkan sampel. Menurut Sekaran (2006, p127-128), pengambilan sampel cara probabilitas dapat bersifat tidak terbatas atau secara acak sederhana (simple random sampling) atau terbatas atau kompleks (complex probability sampling). Sedangkan pengambilan sampel cara nonprobabilita dapat berupa pengambilan sampel yang mudah (convenience sampling) dan pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Dalam penelitian ini, tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan metode probabilita, simple random sampling. Pengumpulan sampel dilakukan pada : 1. Peserta Special Class dan Short Course yang sedang mengikuti pelatihan di Binus Center Grogol.
43
2. Peserta Special Class dan Short Course yang telah mengikuti pelatihan di Binus Center Grogol. Menurut Sarwono (2006, p112-114), terdapat enam langkah di dalam pengambilan sampel dan pengolahan sampel yaitu : 1. Mendefinisikan target populasi 2. Mengidentifikasi bentuk sampel yang akan digunakan, 3. Memilih prosedur sampel, apakah probabilita atau non-probabilita 4. Menentukan ukuran sampel 5. Memilih elemen sampel 6. Mengumpulkan data
3.6
Tehnik Pengolahan Sampel Menurut Sitinjak (2006, p21-26), yang dimaksud dengan analisis regresi adalah suatu tehnik statistika yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan antara variabel-variabel. Untuk mengukur ukuran sampel dari suatu populasi, penulis menggunakan cara pengukuran sampel berdasarkan Pendapat Slovin (Umar, 2005, p146), dengan rumus : n=
N 1+N e2
Di mana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
44
Dalam penelitian ini, persen kelonggaran ketidaktelitian yang digunakan sebesar 5% dan ukuran populasi didapatklan berdasarkan data peserta di Binus Center Grogol selama 3 bulan, yang memiliki rata-rata peserta kursus sebanyak 100 orang per bulan . Berikut adalah hasil penghitungannya : n=
100 1+ 100 (0,05)2
=
100 1+ 0,25
=
100 1,25
= 80 Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, sebanyak 80 responden.
3.7
Metode Skala Berdasarkan Sekaran (2006, p15-20), skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait variabel minat yang kita pelajarai. Ada empat tipe skala dasar, yaitu antara lain : 1. Skala Nominal. Adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subyek pada kategori atau kelompok tertentu. 2. Skala Ordinal. Skala yang tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel saja, tetapi juga menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tapi juga mengurutkan ke dalam berbagai cara.
45
3. Skala Interval. Skala yang memungkinkan untuk melakukan operasi aritmetika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden. 4. Skala Rasio. Skala ini mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah-ubah pada skala interval. Skala ini menunjukkan proporsi pada perbedaan.
3.8
Metode Analisis Menurut Kuncoro (2003, p164-169), terdapat proses yang perlu dilakukan sebelum menganalisis data yaitu :
Penyuntingan Data. Adalah proses yang bertujuan agar data yang dikumpulkan memberikan kejelasan, konsisten dan dapat di mengerti. Didalam penyuntingan data, dilakukan pemeriksaan data terhadap hasil dari penelitian untuk mencari kesalahan-kesalahan yang mungkin tercatat yang dapat membuat hasil penelitian menyimpang. Selain itu, terdapat pula ketidakserasian data yang perlu di luruskan dengan cara membuat data menyimpang atau mencoret data yang mempunyai kesalahan fatal.
Pengembangan Variabel. Dalam hal ini, variabel di buat untuk menganalisis sesuatu yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
Pengkodean Data. Pengkodean berarti menerjemahkan data ke dalam kode, yang bertujuan untuk memindahkan data tersebut ke dalam media penyimpanan data dan analisis lebih lanjut.
46
Cek Kesalahan. Hal ini berfungsi untuk meyakinkan bahwa semua tahapan pra analisis sebelumnya telah dilakukan dengan benar.
Pembentukan Struktur Data. Struktur data disusun untuk memasukkan semua data yang dibutuhkan untuk analisis dan kemudian mentransfernya ke dalam media penyimpanan data.
Pra Analisis Cek Komputer. Pada tahap ini, data yang disimpan perlu di cek ulang untuk menghindari kesalahan seperti salah kode, ketidakkonsistenan, dan lain sebagainya.
Tabulasi. Tabulasi menyajikan hitungan frekuensi dari satu hal (analisis frekuensi).
Metode analisis yang dapat dilakukan sesudah melakukan pengolahan data dapat dilakukan dengan tiga metode antara lain : 1. Membandingkan dua hal atau variabel berupa data cross sectional, untuk mengetahui perbandingan dan perbedaan. 2. Menguji data dengan menguraikan secara keseluruhan agar menjadi komponen yang lebih kecil, agar dapat mengetahui variabel yang lebih dominan, membandingkan
dua
variabel
serta
membandingkan
variabel
secara
keseluruhan. Cara menguji data yaitu dengan validity dan reliability.
3. Metode hipotesis. Yaitu suatu analisis yang bertujuan untuk menguji kebenaran suatu hipotesa yang telah dibuat pada data awal penelitian diabndingkan dengan hasil penelitian. Di dalam metode hipotesis, terdapat beberapa metode penghitungan data antara lain dengan Chi Square Test, T-test, Anova, Multiple
Regression Analysis, Correlation (Pearson and Spearman).
47
Metode Analisis data yang digunakan dalam skripsi ini yaitu dengan menggunakan uji hipotesis, dengan melakukan penghitungan regresi korelasi. Yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. 3.8.1
Uji Validitas Data-data yang didapat, harus di uji kevalidan dan kereliabilitasannya. Hal ini bertujuan agar data yang di dapat tersebut dapat dipercaya dan di pertanggungjawabkan. Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin di ukur (Sekaran, 2006, p39). . Berdasarkan Umar (2005, p160) Untuk menguji tingkat validitas, dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk (Construck Validity). Konstruk validitas adalah kerangka dari suatu konsep. Untuk dapat menghitung korelasi, dapat menggunakan Korelasi Pearson, dengan rumus :
r=
n (ΣXY) – (ΣX) (ΣY) √ [ n. ΣX2 - (ΣX)2 ] [ n. ΣY2 – (ΣY)2]
3.8.2
Uji Reliabilitas Berdasarkan Umar (2005, p194) reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam gejala yang sama. Masih menurut Umar (2005, p195) terdapat beberapa macam tehnik pengukuran reliabilitas, antara lain :
1. Tehnik Test- Retest 2. Tehnik Spearman-Brown
48
3. Tehnik Richardson dan Kuder 4. Tehnik Cronbach’s Alpha (α) Dalam penelitian ini, tehnik reliabilitas yang digunakan adalah tehnik Cronbach’s
Alpha. Dalam tehnik ini digunakan skala pengukuran antara 1-5 atau 1-7. Untuk menghitung Cronbach’s Alpha dapat digunakan rumus : r1 1 =
1 – Σαb 2
k
αt 2
k–1 Keterangan : r1 1 = reliabilitas instrumen K = banyak butir pertanyaan Σαb 2 = jumlah varians butir αt 2 = varians total
Berdasarkan Sekaran (2006, p182) di dalam menguji reliabilitas atau keandalan suatu data dapat menggunakan tehnik Cronbach’s Alpha, dimana apabila keandalan kurang dari 0,6 maka keandalan dari data tersebut di anggap buruk. Keandalan dengan kisaran 0,6 – 0,8 di anggap baik dan dapat diterima. 3.8.3
Metode Regresi dan Korelasi 1.
Korelasi. Sebelum dilakukan penghitungan regresi, harus dilakukan uji korelasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel dependen dengan independen. Adapun Rumus Korelasi Pearson yaitu :
r=
n (ΣXY) – (ΣX) (ΣY) √ [ n. ΣX2 - (ΣX)2 ] [ n. ΣY2 – (ΣY)2]
49
2. Regresi. Regresi merupakan proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan agar kesalahan dapat diperkecil. Terdapat dua jenis regresi yaitu : 1. Regresi sederhana. Yang memiliki rumus persamaan Regresi:
Y = a+bX Dimana : Y = variable dependen] X = variable dependen a = nilai intercept (constan) b = koefisien arah regresi Untuk perhitungan manualnya, Harga a bisa dihitung dengan rumus : a = ΣY (ΣX2) – ΣX ΣXY n ΣX2 – (ΣX)2 b = n ΣXY – ΣX ΣY n ΣX2 – (ΣX)2 2. Regresi Berganda, Yang memiliki rumus persamaan Regresi :
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 +…….+bXn 3. Uji Cochran Uji Cochran Test dilakukan untuk mencari atribut mana saja yang paling berhubungan membentuk brand image (citra merek). Berdasarkan Durianto, et, al (2004, p84) Uji Cochran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal, misalnya informasi ”Ya” atau ”Tidak”. Penggunaan uji ini untuk mengetahui keberadaan
50
hubungan
antara
beberapa
variabel.
Penghitungannya
dapat
dilakukan dengan rumus : Q hitung = (k-1) [k x ∑ Cj2 – (∑Cj)2] [ k. ∑Ri ] - ∑Ri2 Keterangan : k
: Banyaknya pertanyaan
∑Ri
: Jumlah jawaban ya untuk tiap responden (jumlah kolom)
∑Ri2
: Kuadrat jumlah jawaban ya untuk tiap responden
∑Cj
: Jumlah jawaban ya untuk tiap pertanyaan (jumlah baris)
∑ Cj2
: Kuadrat jumlah jawaban ya untuk tiap responden
Dasar pengambilan keputusan untuk pengambilan Hipotesis untuk Uji Cochran adalah sebagai berikut : Ho : Semua atribut yang di uji saling berhubungan dalam membentuk perceived value Binus Center Grogol Ha :
Semua atribut yang di uji tidak saling berhubungan dalam membentuk perceived value Binus Center Grogol
Bila Q hitung > Q tabel : Tolak Ho Bila Q hitung < Q tabel : Terima Ho Setelah uji Cochran dilakukan, hasil Q hitung dibandingkan dengan Q tabel yang didapat dari tabel Chi Square Distribution, dimana df = k-1 dan α = 0,05. Untuk Q tab [0.05 , df] Uji Cochran ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan SPSS, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : Bila signifikan > 0,05 , maka Ho diterima Bila signifikan < 0,05, maka Ho ditolak
51
3.9
Rancangan Uji Hipótesis Hipotesis merupakan suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. (Kuncoro, 2003, p48). Pada dasarnya, uji hipótesis sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan. Di dalam pengambilan keputusan, uji hipotesis digunakan untuk membuat perkiraan.
3.9.1
Uji t
Uji t ini digunkan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel mempengaruhi variabel lain. Menurut Sugiyono (2006, p215-216), pengujian korelasi dapat pula dilakukan dengan uji t, dengan rumus sebagai berikut : t= r√n–2 √ 1 – r2 Dimana rxy =
Σ XY √ Σ X2 Y2
Hasil perhitungan t hitung dibandingkan dengan t tabel untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. -
t hitung > t tabel Æ H0 ditolak
-
t hitung < t tabel Æ H0 di terima
Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan alat bantu software komputer (SPSS), maka nantinya akan di dapat hasil : Jika signifikan > 0,05 Î Ho diterima Jika signifikan < 0,05 Î Ho ditolak R adalah koefisien korelasi, yang memiliki arti adanya hubungan antara variable X dengan variabel Y R square adalah koefisien determinasi, yang memiliki arti seberapa besar kedua variabel memiliki pengaruh (dinyatakan dengan Persentase / %).
52
Berdasarkan dasar pengambilan keputusan di atas, maka rancangan uji hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga produk yang ditawarkan Binus Center Grogol terhadap keputusan pembelian oleh konsumen. H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara harga produk yang ditawarkan Binus
Center
Grogol
terhadap
keputusan
pembelian
oleh
konsumen.
2. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara perceived value di Binus Center Grogol terhadap keputusan pembelian oleh konsumen. H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara perceived value di Binus Center Grogol terhadap keputusan pembelian oleh konsumen.
3. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga produk yang ditawarkan dan perceived value di Binus Center Grogol terhadap keputusan pembelian oleh konsumen. H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara harga produk yang ditawarkan dan perceived value di Binus Center Grogol terhadap keputusan pembelian oleh konsumen.
3.9.2
Uji f Uji f digunakan untuk menguji variabel bebas dan terikat. Rumus uji f adalah: F0 =
R2 / k (1 – R2) (n – k -1)
53
Dimana : Df = n – k -1 = derajat kebebasan k = jumlah variabel independen n = banyaknya sampel Jika :F0 > f tabel Æ H0 di tolak F0 < f tabel Æ H0 di terima
3.10
Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ingin diketahui bagaimana pengaruh variabel X1 (harga produk yang ditawarkan) terhadap variabel Y (keputusan pembelian oleh konsumen). Selain itu, ingin diketahui juga bagaimana pengaruh X2 (perceived value) terhadap variabel Y (keputusan pembelian oleh konsumen). Untuk mendapatkan hasil, dilakukan survey melalui penyebaran kuesioner, dan hasil kuesioner tersebut di hitung menggunakan regresi dan korelasi. Uji Cohran digunakan untuk mengetahui atribut-atribut mana saja yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap Binus Center Grogol. Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu agar Binus Center dapat mengevaluasi bagaimana penilaian dan pandangan yang terbentuk di mata konsumen, dalam hal ini peserta dari Binus Center Grogol.
Selain itu, ingin
diketahui juga apakah kedua variabel tersebut benar-benar mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Dari hasil implikasi ini, diharapkan dapat memberikan hasil yang positif kepada Binus Center, sehingga dapat terus mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik pelanggan baru (reintake),
54
memperkuat citra Binus Center di mata konsumen serta dapat juga meningkatkan penjualan.