BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain/Kerangka Penelitian
Berdasarkan dari uraian latar belakang, perumusan masalah, dan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dirumuskan seperti gambar desain berikut:
KEPERCAYAAN DIRI X1
PRESTASI BELAJAR Y
INFERIORITAS X2
FAKTOR-FAKTOR LAIN
Menyatakan Hubungan Menyatakan Pengaruh Parsial Menyatakan Pengaruh Simultan Faktor-Faktor yang Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Desain Kerangka Penelitian
Universitas Sumatera Utara
3.2 Objek dan Pengukuran
Objek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswa jurusan D3 (Diploma) Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Jumlah objek yang akan diteliti berjumlah 30 mahasiswa dengan pertimbangan waktu dan biaya. Target penulis, dalam satu hari dapat memperoleh data dan informasi dari satu responden. Jadi penelitian studi lapangan berlangsung selama satu bulan.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen non-test dengan menggunakan angket atau kuesioner. Skala yang digunakan dalam pengukuran yaitu skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena. Variabel-variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator variabel yang telah dijabarkan pada bab 2 kajian teori. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban itu akan diberi skor (1 – 5, disesuaikan dengan kebutuhan).
3.3 Teknik Sampling
Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi,
maka cara penarikan
sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling/probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya karena jauh tidak dipilih, artinya kemungkinannya 0 (nol).
Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball sampling.
Teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah Purposive Sampling yang mana sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Objek penelitian diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Dalam melakukan metode ini, peneliti berusaha sebaik mungkin untuk memilih sampel objek penelitian. Supaya memperoleh informasi yang akurat dan tepat untuk mencapai tujuan penelitian.
3.4 Teknik Analisis yang Digunakan
Adapun teknik analisis statistik yang akan digunakan penulis dalam melakukan pengolahan data penelitian ini yaitu teknik analisis korelasi dan analisis regresi. Berikut akan dipaparkan mengenai teknik analisis data tersebut agar lebih memudahkan pelaksanaan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Analisis Korelasi
Teknik analisis korelasi merupakan bagian dari teknik pengukuran asosiasi (measure of association) yang berguna untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel (atau lebih). Terdapat beberapa teknik analisis korelasi, diantaranya yang paling terkenal dan digunakan secara luas diseluruh dunia ialah teknik analisis korelasi Pearson dan Spearman.
Korelasi merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel. Korelasi tidak secara otomatis menunjukkan hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan dalam korelasi dapat berupa hubungan linier positif dan negatif. Interpretasi koefisien korelasi akan menghasilkan makna kekuatan, signifikansi dan arah hubungan kedua variabel yang diteliti. Untuk melihat kekuatan koefisien korelasi didasarkan pada jarak yang berkisar antara 0 sampai dengan 1. Untuk melihat signifikansi hubungan digunakan angka signifikansi/probabilitas/alpha. Untuk melihat arah korelasi dilihat dari angka koefisien korelasi yang menunjukkan positif
atau
negatif.
n
r=
Rumus
n
korelasi
product
momen
pearson:
n
n∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
=i 1 n
=i 1 =i 1
n
n
n
(3.1)
n∑ X i2 − (∑ X i ) 2 n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2
=i 1 =i 1
=i 1 =i 1
Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. koefisien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya).
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.1 Interpretasi Korelasi
Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi meliputi: pertama melihat kekuatan hubungan dua variabel, kedua melihat signifikansi hubungan, dan ketiga melihat arah hubungan. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sbb:
1. Jika angka koefisien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan.
2. Jika angka koefisien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat.
3. Jika angka koefisien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah.
4. Jika angka koefisien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif.
5. Jika angka koefisien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif.
Tabel 3.1 Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi Interval Koefisien (r)
Interpretasi (Tingkat Hubungan)
Antara 0,80 – 1,00
Sangat Kuat
Antara 0,60 – 0,79
Kuat
Antara 0,40 – 0,59
Sedang
Antara 0,20 – 0,39
Lemah
Antara 0,00 – 0,19
Sangat Lemah (Tidak Berkorelasi)
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.2 Koefisien Determinasi Koefisien diterminasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa r2 merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum r2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi r2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Interpretasi lain ialah bahwa r2 diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan yang diterangkan oleh regresor (variabel bebas/X) dalam model. Dengan demikian, jika r2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai menerangkan semua variabilitas dalam variabel Y. Jika r2 = 0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X) dengan variabel Y. Dalam kasus misalnya jika r2 = 0,8 mempunyai
arti
bahwa
tergantung/response)
sebesar
dapat
80%
diterangkan
variasi
dari
dengan
variabel variabel
Y X
(variabel (variabel
bebas/explanatory), sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak diketahui atau variabilitas yang inheren. Rumus untuk menghitung koefisien determinasi (KD) adalah KD = r2 x 100%. Variabilitas mempunyai makna penyebaran/distribusi seperangkat nilai-nilai tertentu. Dengan menggunakan bahasa umum, pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 80% sedang sisanya 20% dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam hubungannya dengan korelasi, maka r2 merupakan kuadrat dari koefisien korelasi yang berkaitan dengan variabel bebas (X) dan variabel Y (tergantung). Secara umum dikatakan bahwa r2 merupakan kuadrat korelasi antara variabel yang digunakan sebagai predictor (X) dan variabel yang memberikan response (Y). Dengan menggunakan bahasa sederhana r2 merupakan koefisien korelasi yang dikuadratkan. Oleh karena itu, penggunaan koefisien determinasi dalam korelasi tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya pengaruh variabel X terhadap Y mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Secara bebas dikatakan dua variabel mempunyai hubungan belum tentu variabel satu mempengaruhi variabel
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Lebih lanjut dalam konteks korelasi antara dua variabel maka pengaruh variabel X terhadap Y tidak tampak. Dengan menggunakan angka r2 kita tidak akan dapat membuktikan bahwa variabel X mempengaruhi Y.
Dengan demikian jika kita menggunakan korelasi sebaiknya jangan menggunakan koefisien determinasi untuk melihat pengaruh X terhadap Y karena korelasi hanya menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y. Jika tujuan riset hanya untuk mengukur hubungan maka sebaiknya berhenti saja di angka koefisien korelasi. Sedang jika kita ingin mengukur besarnya pengaruh variabel X terhadap Y sebaiknya menggunakan rumus lain, seperti regresi atau analisis jalur.
3.4.2 Analisis Regresi
Dalam penelitian ini, salah satu teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda ialah suatu alat analisis dalam ilmu statistik yang berguna untuk mengukur hubungan matematis antara lebih dari 2 peubah. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda ialah sebagai berikut:
Menentukan b0, b1, b2, …, bk dapat menggunakan metode kuadrat terkecil melalui apa yang disebut dengan persamaan normal seperti berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Bentuk persamaan matriks di atas termasuk ke dalam suatu sistem persamaan linier. Mencari atau menentukan b0, b1, b2, b3, …, bn berarti mencari atau menentukan solusi dari sistem persamaan linier (SPL). Mencari solusi SPL ada berbagai macam cara, diantaranya ialah Metode Eliminasi Gauss, Metode Invers (Metode Matriks yang diperbesar dan Metode Matriks Adjoin), dan Metode Cramer.
Metode Cramer merupakan metode yang paling populer dalam menentukan suatu solusi SPL (Sistem Persamaan Liniear) karena sifatnya yang mudah dipelajari dan sederhana. Menurut Cramer jika kita punya SPL (Sistem Persamaan Liniear) sebagai berikut:
Maka x1, x2, x3, …, xn dapat langsung dicari dengan membagi determinan matriks Aj dengan determinan matriks koefisien A. Dimana:
(3.2)
Universitas Sumatera Utara
Adapun penelitian yang akan berlangsung ini hanya menggunakan 2 variabel bebas, maka analisis regresi ganda yang hanya melibatkan hanya dua prediktor saja yaitu: Ŷ=b0+b1X1+b2X2 Dengan:
Y = Prestasi X1 = Kepercayaan Diri X2 = Inferioritas
3.4.2.1 Pengaruh Simultan
Uji simultan atau uji F, bertujuan untuk mengetahui pengaruh gabungan variabel -variabel X terhadap variabel Y. Nilai F hitung dapat ditentukan dengan formula:
(3.3)
Keterangan:
R2
=
Koefisien determinasi
n
=
Banyaknya sampel
m
=
Banyaknya varians
Apabila hasil perhitungan F hitung > F tabel, maka H0 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serentak. Sebaliknya jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi berganda tidak mampu menjelaskan variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.2 Pengaruh Parsial
Untuk menguji kemaknaan koefisien regresi parsial digunakan uji t. Nilai t dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut:
(3.4)
Keterangan:
r
=
Koefisien korelasi
n
=
Banyaknya sampel
Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dengan demikian variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat yang ada dalam model. Sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima, dengan demikian variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau dengan kata lain tidak ada pengaruh parsial di antara variabel bebas (X1 maupun X2) dengan variabel terikat (Y) yang ingin diuji.
3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.4.3.1 Uji Validitas
Uji
validitas adalah untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar
pertanyaan dengan variabel. Uji ini dilakukan untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian. Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dan validitas konstruk. Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk.
Universitas Sumatera Utara
Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan
dengan skor total menggunakan rumus teknik
korelasi pearson’s product moment.
Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik. Selanjutnya, jika nilai koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut sama dengan atau lebih besar dari nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan.
3.4.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) adalah ukuran suatu kestabilan dan konsisten responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar pertanyaan. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan metode belah dua spearman-brown ataupun dengan korelasi alpha cronbach. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya.
Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu dengan teknik belah dua. Teknik ini diperoleh dengan membagi item-item yang sudah valid secara acak menjadi dua bagian. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan, sehingga diperoleh skor total untuk masing-masing item belahan. Selanjutnya skor total belahan pertama dan belahan kedua dicari korelasinya dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika alat ukur tersebut tidak dibelah. Kemudian nilai korelasi tersebut akan digunakan untuk mencari nilai korelasi spearman-brown untuk kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Syarat relabilitasnya adalah nilai tersebut harus sama dengan atau lebih besar dari nilai r tabel.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Adapun data hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner, harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah tepat atau tidak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bantuan SPSS Statistics 19 sebagai alat bantu dalam menguji kevalidan dan kereliabilitasannya. Untuk hasil pengujian kevalidan dan kereliabilitasan data penelitian ini dapat dilihat di bagian lampiran. Berikut tabel data hasil penelitian yang telah diuji kevalidan dan kereliabilitasannya:
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Responden
Kepercayaan Diri
Inferioritas
Prestasi Belajar
(X1)
(X2)
(Y)
1
29
12
26
2
31
27
28
3
34
8
31
4
21
18
18
5
24
15
27
6
29
12
25
7
27
10
23
8
30
14
34
9
27
16
32
10
34
8
30
11
31
8
28
12
25
10
20
Universitas Sumatera Utara
13
36
25
27
14
34
11
33
15
25
22
18
16
30
11
31
17
40
7
35
18
22
10
20
19
26
21
22
20
34
12
30
21
31
12
29
22
28
17
26
23
26
10
21
24
27
22
25
25
34
15
31
26
32
9
25
27
30
13
29
28
31
8
25
29
31
15
26
30
34
13
31
Jumlah
893
411
806
4.2 Uji Normalitas
Untuk membuktikan apakah data berdistribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS Statistics 19 untuk mempermudah dan mempersingkat waktu. Berikut tabel output hasil pengujian beserta interpretasinya:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Tabel Output Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic *
df
Sig.
Kepercayaan Diri
.104
30
.200
.978
30
.767
Inferioritas
.159
30
.051
.902
30
.010
30
*
.967
30
.459
Prestasi Belajar
.110
.200
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Nilai signifikansi Kolgomorov-Smirnov untuk masing-masing variabel penelitian dapat kita lihat dari tabel diatas. Syarat untuk data berdistribusi normal ialah nilai signifikansi > 0,05. Dari tabel diatas dapat disimpulkan data hasil penelitian sudah berdistribusi normal. Untuk variabel inferioritas nilai signifikansi Kolgomorov -Smirnov yang diperoleh sebesar 0.051. Angka ini dianggap kritis namun masih bisa dianggap berdistribusi normal.
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian
Data yang sudah diuji kenormalannya kemudian akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Berikut tahapannya:
4.3.1 Analisis Korelasi
Untuk menjawab permasalahan mengenai hubungan antara variabel kepercayaan diri (X1) dan variabel inferioritas (X2), maka digunakanlah teknik analisis korelasi pearson. Berikut rumus analisis korelasi yang akan digunakan:
Universitas Sumatera Utara
n
r=
n
n
n∑ X 1i X 2i − ∑ X 1i ∑ X 2i
=i 1 n
=i 1 =i 1
n
n 2 1i 2i =i 1 =i 1
n∑ X − (∑ X )
2 1i =i 1 =i 1
(4.1)
n
2
n ∑ X − (∑ X 2 i )
2
Persamaan diatas merupakan adaptasi dari persamaan korelasi 3.1. Berikut tabel nilai-nilai X1 dan X2 yang diperlukan untuk menghitung nilai koefisien korelasi tersebut: Tabel 4.3 Tabel Nilai-Nilai untuk Perhitungan Korelasi X1
X2
X12
X22
X1X2
29
12
841
144
348
31
27
961
729
837
34
8
1156
64
272
21
18
441
324
378
24
15
576
225
360
29
12
841
144
348
27
10
729
100
270
30
14
900
196
420
27
16
729
256
432
34
8
1156
64
272
31
8
961
64
248
25
10
625
100
250
36
25
1296
625
900
34
11
1156
121
374
25
22
625
484
550
30
11
900
121
330
40
7
1600
49
280
22
10
484
100
220
26
21
676
441
546
34
12
1156
144
408
31
12
961
144
372
28
17
784
289
476
Universitas Sumatera Utara
26
10
676
100
260
27
22
729
484
594
34
15
1156
225
510
32
9
1024
81
288
30
13
900
169
390
31
8
961
64
248
31
15
961
225
465
34
13
1156
169
442
893
411
27117
6445
12088
Masukkan nilai-nilai yang dibutuhkan ke dalam persamaan 4.1:
r=
(30)(12088) − (893)(411) 30(27117) − (893) 2 30(6445) − (411) 2
r=
362640 − 367023 16061 24429
r=
−4383 19807,93
r = −0, 221
Maka didapatlah nilai koesfisien korelasi antara variabel X1 dan X2 sebesar -0,221. Ini berarti hubungan antara variabel bebas kepercayan diri (X1) dan inferioritas (X2) negatif sempurna dan tak searah. Tak searah artinya jika nilai kepercayaan diri tinggi maka tingkat inferioritasnya rendah dan sebaliknya. Untuk mempermudah dan menyamakan hasil perhitungan, berikut tabel output korelasi dengan menggunakan bantuan SPSS Statistics 19:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Output Korelasi Correlations Kepercayaan Diri Kepercayaan Diri
Pearson Correlation
Inferioritas 1
Sig. (2-tailed) N Inferioritas
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.221 .240
30
30
-.221
1
.240 30
30
Korelasi antara variabel kepercayaan diri dan inferioritas tidak signifikan karena angka signifikansi 0,240 > 0,05. Untuk koefisien determinasi dapat dihitung yaitu KD = r2 x 100 % yaitu (-0,221)2 x 100 % = 4,9 % . Maknanya sumbangan 4,9 % variabel inferioritas ini dijelaskan oleh variabel kepercayaan diri, dan sisanya sebesar 95,1 % ditentukan variabel lain diluar penelitian.
4.3.2 Analisis Regresi
Untuk menjawab permasalahan mengenai pengaruh kepercayaan diri (X1) dan inferioritas (X2) terhadap prestasi belajar (Y) maka digunakanlah analisis regresi linier berganda. Berikut persamaan regresi linier berganda beserta cara mencarinya dengan menggunakan meotde matriks:
Universitas Sumatera Utara
n n n n X X ∑ ∑ 1i 2i ∑ Yi =i 1 =i 1 =i 1 b0 n n n n n X 1i2 X 1i ∑ X 2i b1 = ∑ X 1iYi ∑ ∑ ∑ X 1i = =i 1 =i 1 =i 1 i1 b = i1 2 n n n n n 2 X 2i ∑ ∑ X 2i ∑ X 1i ∑ X 2i ∑ X 2iYi = =i 1 = i 1 =i 1 =i 1 i1
Berikut tabel nilai-nilai X1, X2, dan Y yang diperlukan untuk mencari persamaan regresi tersebut:
Tabel 4.5 Tabel Nilai-Nilai untuk Perhitungan Regresi X1
X2
X12
X22
X1X2
Y
X1Y
X2Y
29
12
841
144
348
26
754
312
31
27
961
729
837
28
868
756
34
8
1156
64
272
31
1054
248
21
18
441
324
378
18
378
324
24
15
576
225
360
27
648
405
29
12
841
144
348
25
725
300
27
10
729
100
270
23
621
230
30
14
900
196
420
34
1020
476
27
16
729
256
432
32
864
512
34
8
1156
64
272
30
1020
240
31
8
961
64
248
28
868
224
25
10
625
100
250
20
500
200
36
25
1296
625
900
27
972
675
34
11
1156
121
374
33
1122
363
25
22
625
484
550
18
450
396
30
11
900
121
330
31
930
341
40
7
1600
49
280
35
1400
245
22
10
484
100
220
20
440
200
26
21
676
441
546
22
572
462
34
12
1156
144
408
30
1020
360
Universitas Sumatera Utara
31
12
961
144
372
29
899
348
28
17
784
289
476
26
728
442
26
10
676
100
260
21
546
210
27
22
729
484
594
25
675
550
34
15
1156
225
510
31
1054
465
32
9
1024
81
288
25
800
225
30
13
900
169
390
29
870
377
31
8
961
64
248
25
775
200
31
15
961
225
465
26
806
390
34
13
1156
169
442
31
1054
403
893
411
27117
6445
12088
806
24433
10879
Maka matriksnya menjadi seperti berikut ini:
893 411 b0 806 30 893 27117 12088 b1 = 24433 411 12088 6445 b2 10879
Misalkan matriks pertama adalah matriks A, kemudian matriks kedua yang berelemenkan bo, b1, dan b2 adalah matriks B, dan matriks terakhir adalah matriks C. Maka sesuai dengan hukum perkalian matriks, A.B = C. Untuk mencari nilai-nilai bo, b1, dan b2 yang merupakan elemen dari matriks B, digunakan metode Cramer yang disesuaikan dari persamaan 3.2 yaitu:
Nilai determinan matriks A: 30
893
411
A = 893 27117 12088 411 12088 6445 A = 30(174769065 − 146119744) − 893(5755385 − 4968168) + 411(10794584 − 11145087) A = 859479630 − 702984781 + (−144056733) = 12438116
Universitas Sumatera Utara
Nilai determinan matriks A1:
806
893
411
A1 = 24433 27117 12088 10879 12088 6445 A= 806(174769065 − 146119744) − 893(157470685 − 131505352) 1 A1 + 411(295346104 − 295005843) A1= 23091352726 − 23187042369 + 139847271= 44157628 Nilai determinan matriks A2:
30 806 411 A2 = 893 24433 12088 411 10879
6445
A2= 30(157470685 − 131505352) − 806(5755385 − 4968168) A2 + 411(9714947 − 10041963) = = 10059512 A2 778959990 − 634496902 + (−134403576) Nilai determinan matriks A3:
30 893 806 A3 = 893 27117 24433 411 12088 10879 A3= 30(295005843 − 295346104) − 893(9714947 − 10041963) A3 + 806(10794584 − 11145087) A3 =−10207830 − (−292025288) + (−282505418) =−687960
Universitas Sumatera Utara
Maka:
b0 =
A1
b1 =
A2
b2 =
A3
A
A
A
=
44157628 = 3,55018622 12438116
=
10059512 = 0,80876493 12438116
=
− 687960 = −0,0553106 12438116
Didapatlah nilai b0 = 3,55; b1 = 0,81; dan b2 = -0,05. Jadi persamaan regresi linier bergandanya adalah:Ŷ = 3,55 + 0,81X
– 0,05X2. Kemudian untuk mengetahui
1
apakah model ini bisa diterima atau tidak perlu dilakukan uji kelinieran (uji F) dengan menggunakan tabel ANAVA. Berikut outputnya dengan menggunakan bantuan SPSS Statistics 19:
Tabel 4.6 Tabel ANAVA ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
365.746
2
182.873
Residual
255.721
27
9.471
Total
621.467
29
F
Sig.
19.308
.000a
a. Predictors: (Constant), Inferioritas, Kepercayaan Diri b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Hipotesis
: H1: Model regresi signifikan (terdapat hubungan linier) H0: Model regresi tidak signifikan (tidak ada hubungan linier)
Universitas Sumatera Utara
Dengan α = 0,05 dk pembilang = 3-1 = 2, dan dk penyebut = 30-3 = 27 didapatlah F tabel sebesar 3,35. Dari hasil perhitungan diperoleh F penelitian sebesar 19,308. Jadi, dapat disimpulkan bahwa F penelitian > F tabel sehingga tolak H0 dan terima H1. Dengan demikian model regresi diatas sudah layak dan benar. Pengaruh simultan sebesar 58,9 juga dianggap signifikan.
4.3.2.1 Pengaruh Simultan
Untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan/simultan variabel-variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y, maka perlu dilakukan uji F untuk tes signifikansi. Dengan menggunakan bantuan SPSS Statistic 19, berikut output analisis regresinya:
Tabel 4.7 Output Model Regresi Model Summary
Model 1
R
R Square a
.767
.589
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .558
3.078
Besar nilai R Square = 0,589 maka nilai KP = 0,589 x 100 % = 58,9 %. Maksudnya bahwa pengaruh kepercayaan diri dan inferioritas terhadap prestasi belajar secara gabungan adalah sebesar 58,9 %, sedangkan sisanya sebesar 41,1 % dipengaruhi faktor lain. Dengan kata lain variabilitas prestasi belajar dapat diterangkan oleh variabel kepercayaan diri dan inferioritas sebesar 58,9 %, sedangkan pengaruh sebesar 41,1 % disebabkan variabel-variabel lain diluar model ini.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.2 Pengaruh Parsial
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel kepercayaan diri dan inferioritas terhadap prestasi belajar, maka perlu dilakukan uji koefisien (uji t). Berikut tabel hasil output dengan menggunakan SPSS Statistics 19:
Tabel 4.8 Tabel Output Uji Koefisien a
Coefficients
Correlations
Standardized Coefficients Model 1
T
Beta (Constant) Kepercayaan Diri Inferioritas
.751 -.063
Sig.
.760
.454
5.930 -.500
.000 .621
Zero-order
.765 -.229
Partial
Part
.752 -.096
.732 -.062
Untuk pengaruh parsial variabel-variabel kepercayaan diri/inferioritas terhadap prestasi belajar, hipotesisnya: H1: Ada hubungan linier antara kepercayaan diri/inferioritas dengan prestasi H0: Tidak ada hubungan linier antara kepercayaan diri/inferioritas dengan prestasi Untuk nilai t tabel dengan α = 0,05 dan dk = 30-2 = 28 diperoleh nilai t sebesar 2,05. Dari tabel koefisien diatas,nilai t penelitian untuk variabel kepercayaan diri adalah sebesar 5,930. Jadi, dapat disimpulkan t penelitian > t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linier antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar. Besarnya pengaruh kepercayaan diri terhadap prestasi belajar adalah sebesar 0,751 atau 75,1 %.
Untuk pengaruh parsial inferioritas terhadap prestasi belajar dapat kita lihat bahwa t penelitian sebesar -0,500. Jadi, dapat disimpulkan t penelitian < t tabel sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan linier antara inferioritas dengan prestasi belajar. Besarnya pengaruh inferioritas terhadap prestasi belajar sebesar -0,063 atau 6,3 % dianggap tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari angka signifikansi sebesar 0,621 yang lebih besar dari α = 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Inplementasi Sistem
4.4.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen yang telah disetujui, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.
Di dalam sistem data tersebut terdapat suatu perangkat lunak yang dinamakan dengan software, dan dalam tugas akhir ini penulis menggunakan Microsoft Word XP Compatible dan SPSS Statistics 19 For Windows dalam penerapan pengolahan data.
4.4.2 SPSS Statistics 19 For Windows
SPSS atau Statistical Package for Social Science, merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisa statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan cara pengoperasian yang cukup sederhana sehingga mudah untuk dipahami. Aplikasi tersebut merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak yang banyak digunakan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana banyak institusi yang menginginkan adanya penelitian di berbagai bidang, penelitian yang banyak berhubungan dengan data-data yang akan diolah menggunakan suatu metode analisis statistik. Berikut cara mengoperasikannya:
1. Klik menu Start, pilih All Programs. 2. Pilih item SPSS Inc, kemudian SPSS Statistics 19. 3. Maka akan mucul tampilan data editor seperti gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Tampilan Data Editor SPSS Statistics 19
Untuk menginput data pilih Variable View, kemudian isi nama variabel, jenis data, label, dan pengkodingan lain. Setelah itu kembali ke Data View untuk menginput data hasil penelitian. Berikut gambar tampilannya:
Gambar 4.2 Tampilan Input Data
Universitas Sumatera Utara
4.4.2.1 Analisis dengan SPSS
Langkah-langkah untuk menganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan SPSS yaitu:
Untuk uji normalitas:
1. Pilih menu Analyze, kemudian pilih Descriptive Statistics, lalu Explore. 2. Masukkan variabel yang akan diuji normalitasnya kedalam kotak dialog. 3. Kemudian klik Plots, lalu aktivkan Box Normality Plots With Test. 4. Klik Continue, kemudian OK. 5. Berikut tampilannya:
Gambar 4.3 Uji Normalitas
Untuk uji validitas langkah-langkahnya hampir sama dengan langkah-langkah analisis korelasi. Jadi, tidak akan diterangkan lagi, karena bisa melihat langkah setelah ini. Untuk uji reliablitias langkah-langkahnya:
Universitas Sumatera Utara
1. Pilih menu Analyze, kemudian pilih Scale. 2. Pilih
Reliability,
setelah
itu
masukkan
item-item yang
akan diuji
kereliabilitasannya kedalam Box. 3. Pada menu pilihan, pilih metode Split Half. 4. Tekan OK, berikut tampilannya:
Gambar 4.4 Uji Reliabilitas
Untuk analisis korelasi:
1. Pilih menu Analyze, kemudian Correlate. 2. Pilih Bivariate, lalu masukkan variabel yang akan dicari korelasinya. 3. Aktivkan Box Pearson, kemudian klik OK. 4. Berikut tampilannya:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Analisis Korelasi
Untuk analisis regresi:
1. Pilih menu Analyze, kemudian Regression, lalu Liniear. 2. Masukkan variabel terikat di Dependent Box, dan variabel bebas pada Box Independent. 3. Klik Statistics, pilih sesuai dengan kebutuhan untuk Model Fit, R Square Change, Collinearity Diagnostics, dll. 4. Klik Continue, kemudian OK. 5. Berikut tampilannya:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Analisis Regresi
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berikut beberapa gambaran dan kesimpulan dari penelitian ini: Tabel 5.1 Tabel Kesimpulan Hasil Penelitian Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kepercayaan Diri (X1i) 29 31 34 21 24 29 27 30 27 34 31 25 36 34 25
Responden 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kepercayaan Diri (X1i) 30 40 22 26 34 31 28 26 27 34 32 30 31 31 34
Jumlah item pertanyaan variabel kepercayaan diri adalah 8 butir, skala likert (1-5), n
∑X maka: Skala rata-rata =
i =1
n
1i
: JumlahItemKuesioner =
893 = 29,77 : 8 = 3,72 . 30
Jadi para responden menjawab rata-rata pada skala 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa objek penelitian memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (tingkat kepercayaan 95%).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1 Grafik Hubungan antara Inferioritas dengan Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri dan inferioritas berhubungan negatif. Jika tingkat kepercayaan diri tinggi, maka tingkat inferioritasnya rendah dan sebaliknya. Namun bukan berarti seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi tidak mempunyai rasa inferioritas, ini karena tingkat hubungan keduanya lemah.
Persamaan regresi untuk kepercayaan diri (X1), inferioritas (X2), dan prestasi belajar (Y), yaitu: Ŷ = 3,55 + 0,81X1 – 0,05X2. Dari persamaan ini terlihat bahwa kepercayaan diri dan inferioritas berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Gambar 5.2 Grafik Pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kepercayaan diri yang tinggi dapat meningkatkan prestasi. Ini terlihat dari gambaran pola grafik disamping. Pengaruh parsial kepercayaan diri terhadap prestasi belajar sebesar 0,751 atau 75,1 %.
Gambar 5.3 Grafik Pengaruh Inferioritas terhadap Prestasi
Tingkat inferioritas yang tinggi dapat menghambat prestasi, terlihat dari pola grafik diatas. Pengaruh parsial inferioritas terhadap prestasi belajar sebesar -0,063 atau 6,3 %. Hubungan negatif menandakan bahwa inferioritas merupakan penghambat prestasi belajar.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
Berikut saran-saran yang dapat penulis berikan:
1. Objek penelitian dianjurkan untuk selalu berpositive thinking agar merangsang kepercayaan diri dan menekan rasa inferior dalam rangka upaya peningkatan prestasi dan pengembangan diri.
2. Staff pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, baik dosen maupun para asisten harus dapat melihat siapa-siapa saja mahasiswa yang memiliki tingkat inferioritas yang tinggi untuk kemudian melakukan pendekatan agar dapat melakukan penilaian yang obyektif.
3. Fakultas harus sering mengadakan even-even maupun pelatihan-pelatihan pengembangan diri.
Universitas Sumatera Utara