BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data Dilihat dari jenisnya, data kualitatif dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder, yaitu: 1. Data Primer Data ini berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatatat (Sarwono, 2006:209). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara bertempat langsung pada Rumah Sakit Antam Medika dan menggunakan dua informan yaitu:
Informan I Nama
: Firda Putri Permatasari
Tempat/Tanggal Lahir
: Padang/ 31 Maret 1990
Email
:
[email protected]
Alamat
: Jl. Johar Baru 2 no.001 Jakarta Pusat
Posisi
: Kepala Bidang Pemasaran dan Humas
Informan II Nama
: Atik Heru Maryanti
Tempat/Tanggal Lahir
: Solo/ 28 Desember 1974
Email
:
[email protected]
Alamat
: Cityloft Sudirman Building, Floor 22, Suite 2209
30
31 Posisi
: Direktur SDM, Pemasaran, Pengembangan Bisnis.
2. Data Sekunder Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya. Termasuk dalam kategori data tersebut adalah data bentuk teks, data bentuk suara, dan kombinasi teks (Sarwono, 2006:209-210). 3.2 Satuan Kajian Dalam melakukan pemilihan terhadap informan, peneliti menggunakan Sampling
Purposif
(Purposive
Sampling).
Dalam
buku
Kriyantono
(2012:158-159) menjelaskan bahwa teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan riset. Sedangkan orang yang tidak sesuai dengan kriteria tidak dijadikan sampel. Purposive sampling merupakan teknik sampling nonprobabilitas yaitu sampel tidak melalui teknik random (acak). Disini semua anggota populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel, disebabkan pertimbangan-pertimbangan tertentu oleh periset. Persoalan utama dalam teknik purposive adalah menentukan kriteria, dimana kriteria harus mendukung tujuan riset. Pada teknik purposive digunakan pada riset yang mengutamakan kedalam data daripada untuk tujuan representative yang dapat digeneralisasikan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang menguasai seluk beluk kegiatan event dalam Rumah Sakit Antam Medika, mereka yang bertanggung jawab sekaligus pelaksana program event yaitu Public Relations Rumah Sakit Antam Medika.
32 3.3 Tahap-Tahap Riset
MEMBENTUK CITRA POSITIF RUMAH SAKIT ANTAM MEDIKA MELALUI STRATEGI EVENT PUBLIC RELATIONS
Metode Penelitian : Kualitatif
Pengumpulan Data : 1. Wawancara Mendalam 2. Observasi 3. Kajian Dokumen
Analisis Data -
Open Coding Axial Coding Selective Coding
Kesimpulan Citra yang didapatkan dari strategi event public relations Rumah Sakit Antam Medika
Gambar 3.1 Tahapan Riset Tahapan-tahapan analisis teknik komparatif konstan menudur Glasser & Strauss (dalam Kriyantono, 2012:198) adalah sebagai berikut :
33 1. Menempatkan kejadian-kejadian (data) ke dalam kategori-kategori. Kategori tersebut harus dapat diperbandingkan satu dengan yang lainnya. 2.Memperluas kategori sehingga didapati kategori data yang murni dan tidak tumpang tindih satu dengan lainnya. 3.Mencari hubungan antar kategori 4.Menyederhanakan dan mengintegrasikan data ke dalam struktur teoretid yang koheren (masuk akal, saling berlengketan atau bertalian secara logis).
3.4 Metode Riset Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode kualitatif dalam riset yang dilakukannya. Menurut Kriyantono (2012:95) riset kualitatif dikenal sebagai metode pengumpulan data: observasi (field observations), wawancara mendalam (internsive/depth interview) dan studi kasus. Dalam hal ini penulis menggunakan wawancara dan observasi dalam pengumpulan datanya di Rumah Sakit Antam Medika.
34 3.5 Metode Pengumpulan Data Dalam riset pada Rumah Sakit Antam Medika (RSAM) ini peneliti menggunakan observasi dan wawancara dalam pengumpulan datanya.
1. Observasi Menurut Raco (2010:112) Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Sebenarnya kegiatan observasi adalah kegiatan yang setiap saat kita lakukan dengan perlengkapan panca indera yang kita miliki kita sering mengamati objek-objek di sekitar kita. Dalam tradisi kualitatif data tidak akan diperoleh dibelakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan. Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti dalam hal ini adalah Rumah Sakit Antam Medika (RSAM). Setelah tempat penelitian diidentifikasi, dilanjutkan dengan membuat pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran penelitian. Kemudian peneliti mengidentifikasi yang akan diobservasi, kapan, berapa lama dan bagaimana. Observasi juga berarti peneliti berada bersama partisipan, jadi peneliti bukan hanya sekedar numpang lewat. Dengan terjun langsung ke lapangan peneliti akan memperoleh banyak informasi yang tersembunyi dan mungkin tidak terungkap selama wawancara. Suatu kegiatan observasi baru bisa dimasukan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian bila memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Observasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik. 2. Obserbasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan.
35 3. Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian. 4. Observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan realibilitasnya. 2. Wawancara Mendalam (Depth interview) Wawancara mendalam merupakan pengumpulan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Kriyantono (2012:100) mengatakan bahwa wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden (wawancara sekali) dengan informan (yang ingin dipahami lebih dalam diwawancarai beberapa kali). Wawancara ini menjadi alat utama dalam riset kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipan. Pada wawancara ini pewawancara biasanya tidak mempunyai kontrol atas respon informan, oleh karena menjadi tugas berat agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap dan mendalam 3. Kajian Dokumen. Dalam kajian dokumen peneliti mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, keputusan rapat, pernyataan dari orang-orang yang berkepentingan sesuai dengan penelitian dan bahanbahan tulisan lainnya Sarwono (2006:225). Metode observasi, kuesioner atau wawancara kemudian dijadikan bahan dokumentasi . Tujuannya dari kajian dokumen ini agar periset mendapatkan dokumen lain sebagai sumber
36 informasi dalam menganalisis data hasil observasi (dalam Kriyantono, 2012:120).
3.6 Pemeriksaan Keabsahan Data 3.6.1 Triangulasi Menurut
Raco
(2010:134)
pengertian
Triangulasi
data
yaitu
menggunakan bermacam-macam data, menggunakan lebih dari satu teori, beberapa teknik analisa, dan melibatkan peneliti atau hasil penelitian lainnya. Menurut Raco yang didalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif (2010:133)
metode kualitatif lebih tepat menggunakan istilah
“autentisitas” dari pada validitas. Karena autentisitas lebih berarti memberikan deskripsi, keterangan, informasi (account) yang adil (fair) dan jujur. Harus dijamin bahwa hasil yang diperoleh dan interpretasinya adalah tepat, Interpretasi harus berdasarkan informasi yang disampaikan oleh partisipan dan bukan karangan peneliti sendiri. Memvalidasi hasil penelitian berarti peneliti menentukan akurasi dan kredibilitas hasil melalui strategi yang tepat, seperti lewat member checking atau triangulasi yang dipilih oleh peneliti. Metode kualitatif sebenarnya tidak menggunakan kata bisa dalam penelitian, peneliti harus membuat refleksi diri berkaitan dengan perannya dalam penelitian.
3.7 Analisis dan Penafsiran Data Dalam menganalisis data peneliti menggunakan tiga jenis pengodean (coding) utama sesuai dengan model analisis Strauss dan Corbin (dalam Ardianto, 2011: 223-224) yaitu: pengodean terbuka (open coding),
37 pengodean berporos (axial coding), pengodean selektif (selective coding). Pemilihan analisis pengodean ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil wawancara mendalam dan juga mempermudah peneliti dalam mengkategorikan pertanyaan sekaligus menseleksi hasil wawancara sesuai dengan kebutuhan penelitian.