45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2010 sampai 2014. Data tersebut diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id
B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal dimana merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable).
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1.
Definisi Variabel Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang menggambarkan seberapa baik atau buruk 45
46
manajemen mengelola kekayaannya. 2.
Operasionalisasi Variabel Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mekanisme good corporate governance yang akan diproksikan dengan variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit. Variabel pertama dari mekanisme good corporate governance adalah: a)
Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusi dalam penelitian ini menggunakan persentase pemilikan saham institusi dengan kepemilikan lebih dari 5% yang dilihat dalam laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2010-2014 (Waddock dan Graves,1994). Apabila suatu perusahaan terdapat lebih dari satu pemilikan institusi yang memiliki saham perusahaan, maka kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham yang dimiliki oleh seluruh pemilikan institusi. KI = Saham yang dimiliki institusional x100 % Total jumlah saham yang beredar
b) Komisaris Independen Menurut peraturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta komisaris independen, ditetapkan jumlah komisaris independen proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan Pemegang Saham Pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota
47
komisaris. Dewan komisaris independen, diukur dari persentase kepemilikan saham oleh manajemen (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Rumus menghitung proporsi dewan komisaris independen Komisaris Independen x 100 % Anggota dewan komisaris c)
Komite Audit Komite audit diukur dengan berapa banyak Jumlah anggota komite audit pada perusahaan.
d) Ukuran Perusahaan Variabel ini diukur dengan rata-rata jumlah nilai kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan (total aktiva). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dihitung dengan cara : Ukuran Perusahaan = Total Aktiva (Logn) e)
Profitabilitas Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan. (Arief, 2009:80). Rasio ini juga dapat berpengaruh untuk mengetahui kemampuan laba perusahaan dalam mengembalikan modal kerja.
48
Dengan Rumus : ROA = Laba Bersih (sesudah pajak) x 100% Total Aktiva
D. Pengukuran Variabel Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Dependen
Dimensi Nilai Perusahaan
(Y)
PBV = Harga Pasar Saham
Skala Rasio
Nilai Buku Saham
Independen
Kepemilikan
(X1)
Institusional
Independen
Komisaris Independen
(X2) Independen
Indikator
KI=Jumlah saham yang dimiliki institusi x100%
Rasio
Jumlah saham Beredar Komisaris Independen x100%
Rasio
Anggota dewan komisaris Komite Audit
Jumlah anggota komite audit pada perusahaan
Rasio
Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan = Total Aktiva (Logn)
Rasio
Profitabilitas
ROA = Laba Bersih (sesudah pajak) x 100%
Rasio
(X3)
Independen (X4) ndependen (X5)
Total Aktiva
49
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah industri manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010–2014. Industri manufaktur dipilih untuk menghindari adanya industrial effect, yaitu risiko industri berbeda antar suatu sektor industri yang satu dengan yang lain. 2. Sampel Penelitian Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan harapan peneliti mendapatkan informasi dari kelompok sasaran spesifik (Sekaran, 2005) dalam Putradi (2014). Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel antara lain : a. Perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2010-2014. b. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap, menerbitkan laporan keuangan tahun 2010-2014 dan disajikan dalam mata uang rupiah (IDR).
50
Tabel 3.2 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No 1 2
Kriteria Perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2010-2014. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap, menerbitkan laporan keuangan tahun 2010-2014 dan disajikan dalam mata uang rupiah (IDR). Jumlah Perusahaan Sampel Periode Pengamatan (tahun) Jumlah data observasi selama periode pengamatan
Akumulasi 45 30
6 5 30
Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2014 Tabel 3.2 menunjukkan dapat diperoleh sampel penelitian sebanyak 6 perusahaan dengan jumlah data observasi sebanyak 30 data observasi (6 perusahaan dikalikan dengan 5 tahun periode pengamatan).Daftar nama-nama perusahaan sampel dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Nama-nama Perusahaan Sampel No. 1 2 3 4 5 6
Kode Listing DVLA INAF KLBF KAEF PYFA TSPC
Nama Perusahaan PT. Darya Varia Laboratoria PT. Indofarma (Persero) PT. Kalbe Farma PT. Kimia Farma PT. Pyridam Farma Tbk PT. Tempo Scan Pasific Tbk
Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2014
51
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa annual report yang dipublikasikan oleh BEI melalui www.idx.co.id .
G. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif Analis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik harus dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data memenuhi asumsi klasik atau tidak. Tujuannya untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias, karena tidak semua data dapat diterapkan regresi.
Pengujian
meliputi
uji
normalitas,
uji
autokorelasi,
uji
multikolinearitas, dan uji heteroskesdastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009). Uji
52
normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya yaitu (Ghozali, 2009): 1) Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan alat berupa uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1Sample K- ), dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2009): 1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal. 2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah didalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2005:95). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Pendeteksian
ada
atau
tidak
nya
autokorelasi
menggunakan uji Durbin-Watson (DW) (Ghozali,2005:105).
53
c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas diihat dari nilai tolerance < 0.10 atau VIF > 10. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. d. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini untuk mengetahui apakah dalam model regresi ada kesamaan atau ketidaksamaan varian anatara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika titik – titik yang ada pada gambar menyebar maka terjadi heteroskedastisitas. Heterokedastisitas dapat diketahui dengan melihat model Scatter Plot dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
54
3. Uji Kesesuaian Model a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen, tapi karena R2 mengandung kelemahan mendasar, yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, maka dalam penelitian ini menggunakan adjusted R2 berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati 1 maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen yang menjadi tujuan dari penelitian ini. b. Uji Pengaruh Simultan (F test) Uji pengaruh simultan bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).
55
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1) Bila nilai signifikansi f < 0.05, maka H0 ditolak atau Ha diterima yang berarti koefisien regresi signifikan, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Apabila nilai signifikansi f > 0.05, maka H0 diterima atau Ha ditolak yang berarti koefisien regersi tidak signifikan. Hal ini artinya keenam variable independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
4. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian statistik parametrik. Statistik parametrik digunakan apabila peneliti mengetahui fakta yang pasti mengenai sekelompok data yang menjadi sumber sampel (Waryanto, 2009). Menurut Ghozali (2009) ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi agar uji statistik parametrik dapat digunakan, yaitu: 1) Observasi harus independen 2) Populasi asal observasi harus berdistribusi normal. 3) Varians populasi masing-masing grup dalam hal analisis dengan dua grup harus sama. 4) Variabel harus diukur paling tidak dalam skala rasio.
56
Jika distribusi data bersifat normal, maka digunakan uji statistik parametrik. Uji regresi merupakan salah satu jenis uji statistik parametrik, untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti maka akan dilakukan uji pengaruh simultan (F test), uji koefisien determinasi, dan uji pengaruh parsial (t test). a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji statisti t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen dengan hipotesa sebagai berikut: 1) Hipotesis nol atau Ho:bi=0 artinya variable independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variable dependen. 2) Hipotesis alternative atau Ha:bi≠0 artinya variable independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variable dependen.Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen. Secara individu terhadap variable dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan: 1) Bila t hitung > t table atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig<0,05), maka menolak Ho dan menerima Ha. 2) Bila t hitung < t table atau probabilitas > tingkat signifikansi 1 (Sig>0,05) maka menerima Ho dan menolak Ha.
57
b. Analisis Regresi Linear Berganda Setelah seluruh data yang dibutuhkan untuk peneitian ini diperoleh, maka akan dilakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data tersebut, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Tahap-tahap penghitungan dan pengolahan data adalah sebagai berikut: 1) Menghitung karakteristik corporate governance yang diproksikan dalam
Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen dan
Komite Audit. 2) Menghitung indeks Nilai dengan cara membandingkan item-item yang diungkapkan perusahaan dalam annual report. 3) Metode regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan terhadap model yang diajukan peneliti dengan menggunakan Software SPSS Versi 21.0 untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pengaruh antara Mekanisme
corporate
profitabilitas Terhadap
governance,
ukuran
perusahaan
dan
Nilai Perusahaan, diukur dengan rumus
sebagai berikut:
NP = α + β1KEPINST + β2KOMINDP + β3KOMAUDIT+ β4UKPER+ β5PROFIT + e Keterangan: NP
: Indeks Nilai perusahaan
58
KINST
: Kepemilikan Institusional
KOMIND
: Komisaris Independen
KOA
: Komite Audit
SIZE
: Ukuran Perusahaan (Logn)
PROF
: Profitabilitas
e
: error term