Bab 3 Analisis Data
3.1 Pandangan Orang Indonesia dan Orang Jepang Mengenai Persahabatan Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri. Manusia sejak lahir memiliki insting yang kuat untuk mengenal lawan jenis. Selain itu manusia sejak lahir juga memiliki keinginan untuk dikenal oleh banyak orang dan keinginan untuk dimengerti oleh orang lain.
3.1.1 Analisis Peribahasa Mengenai Pentingnya Seorang Sahabat Manusia tidak dapat hidup seorang diri tanpa seorang sahabat. Dalam kehidupan manusia, pentingnya posisi yang dimiliki oleh seorang sahabat ditunjukkan dalam peribahasa berikut ini, dan untuk memudahkan pembaca dalam pembacaan skripsi ini penulis membagi peribahasa berdasarkan negara asal peribahasa tersebut, untuk peribahasa Jepang penulis mengunakan huruf “j” dan untuk peribahasa Indonesia penulis mengunakan huruf “i”. j.1. 友達は第二の我 tomodachi ha daini no ware Sahabat adalah diri saya yang kedua j.2. 親ずれより友ずれ 14
oya zure yori tomo zure Lebih baik seorang sahabat daripada orangtua j.3. 遠き親戚より近くの友 tooki Shinseki yori chikaku no tomo Lebih baik seorang sahabat yang dekat daripada saudara yang jauh
i.1. Uang gampang dicari, sahabat susah di dapat Analisis : Dalam peribahasa Jepang, seorang sahabat dinilai sangat penting, bagaikan diri sendirii yang kedua, yang mengerti dan peduli, yang lebih penting daripada orang tua dan saudara.
Sedangkan dalam peribahasa Indonesia diajarkan bahwa untuk
memperoleh seorang sahabat merupakan hal yang lebih sulit dari pada memperoleh uang, oleh karena itu menghargai persabahatan yang telah ada. Bial dilihat dari sudut pandang makna yang tergandung dalam peribahasa kedua negara diatas, kita bisa mengerti bahwa baik masyarakat Jepang maupun masyarakat Indonesia sangat mementingkan keberadaan seorang sahabat tetapi bila dilhat dari nilai yang tergandung dalam perbahasa kedua negara tersebut, dapat dirasakan bahwa orang Indonesia lebih bersifat materialistik daripada orang Jepang, hal ini disebabkan karena peribahasa Indonesia i.1. membandingkan masalah persahabatan dengan uang. Sedangkan bagi orang Jepang persahabatan meruapakan masalah hubungan antara sesama yang tidak ada sangkut paut dengan materi.
15
3.1.2 Analisis Peribahasa Mengenai Sifat Persahabatan yang Sensitif Manusia adalah makluk yang kaya akan perasaan. Semakin besar perasaan yang dikeluarkan dan semakin besar pengorbanan yang diberikan maka perasaan tersebut akan menjadi semakin sensitif dan semakin mudah terluka. Saat menemukan seorang sahabat yang sejati dan dengan susah payah mempertahankan persahabatan tersebut, manusia akan menjadi sensitif, bahkan terkadang terlalu sensitif sehingga persahabatan tersebut menjadi lebih mudah retak. Sebagaimana persabahatan yang retak akibat dari perasaan yang terlalu sensitif ditunjukkan dalam peribahasa berikut: j.4. 友は得難い失い易い tomo ha e muzukashii ushinai yasui Teman sulit didapati dan mudah hilang i.2.Luka sembuh bekasnya tinggal juga Analisis : Dari peribahasa Jepang j.4. ini, dapat diketahui bahwa persahabatan adalah hal yang sangat sensitif, oleh karena itu harus disikapi dengan hati-hati, kadang suatu kesalahpahaman yang kecil pun mungkin menyebabkan persahabatan itu menjadi retak. Sedangkan dalam peribahasa Indonesia ini i.2. diberitahukan bahwa persabahatan yang pernah retak seperti luka yang sudah sembuh dengan bekas luka yang tertinggal. Tidak mungkin kembali seperti semula lagi.
16
Dari peribahasa kedua negara diatas didapati suatu persamaan pemikiran yaitu, dalam menjalin suatu hubungan persahabatan kita harus berhati-hati karena suatu kesalahan dapat menyebabkan retaknya suatu hubungan dan sekalipun kita berusaha memperbaiki hubungan yang sudah retak tersebut, tetapi sulit untuk kembali seperti semula.
3.1.3 Analisis Peribahasa Tentang Sahabat Lama Hubungan dengan seorang sahabat semakin lama akan semakin saling mengerti dan saling mempedulikan serta menciptakan suatu persahabatan sejati.
Peribahasa
mengenai sabahat lama adalah sebagai berikut. j.5. 梅干しと友達は古いほどよい ameboshi to tomodachi ha furui hodo yoi buah asam boi kering dan sahabat semakin tua semakin baik j.6. 友と酒は古いほどよい tomo to sake ha furui hodo yoi Sahabat dan sake semakin tua semakin baik j.7. 竹馬の友 takeuma no tomo Teman main enggrang Arti: Teman lama Tetapi dalam data peribahasa Indonesia tidak ditemukan peribahasa yang memiliki arti yang serupa dengan peribahasa Jepang yang diatas tetapi ditemukan 17
peribahasa Indonesia yang bersifat paradoks dengan peribahasa Jepang yang diatas. Sebagaimana peribahasa tersebut dijelaskan berikut ini: i.3. Hati panas lupa kacang akan kulitnya i.4. Baru dapat gading berubah Analisis: Dalam peribahasa Jepang yang j.5. j.6. sahabat yang diperumpamakan sebagai asam boi dan sake adalah perumpamaan yang sangat cocok, karena baik buah asam boi maupun sake semakin tua semakin enak. Begitu pula dengan persahabatan, semakin lama kita bersama, semakin kita mengerti satu sama lain, semakin kita peduli satu sama lain. Sedangkan dalam peribahasa Indonesia i.3. i.4. memakai perumpaaan yang bersifat paradox. Barang siapapun melihat peribahasa ini, akan berpendapat bahwa orang yang melakukan hal-hal yang dimaksud oleh peribahasa diatas adalah orang yang hina, tidak lebih daripada binatang yang saling membunuh hanya demi makanan. Oleh karena itu, peribahasa ini mengandung sindiran bahwa orang yang saat memperoleh sesuatu yang baru tetapi yang lama ditinggalkan atau orang yang kedudukannya semakin menunjak tetapi sahabat dan kekasih lamanya dilupakan adalah orang yang sangat hina. Dan dari peribahasa kedua negara mengenai sahabat lama, terdapat suatu konsep pemikiran yang sangat berbeda. Karena makna yang tergandung dalam peribahasa
18
Jepang memberikan ajaran untuk mempercayai seorang sahabat walaupun harus melalui hubungan dalam jangka waktu yang lama.
Sedangkan dalam peribahasa Indonesia
memberikan kesan atau ajaran untuk jangan terlalu mudah untuk mempercayai orang lain sekalipun seorang sahabat yang sudah lama kita berhubungan karena suatu hari kita bisa dikhianati atau dilupakan demi kepentingan dirinya.
3.1.4. Analisis Peribahasa Mengenai Persahabatan Sejati Seperti yang terdapat dala peribahasa Indonesia i.1. bahwa untuk memperoleh seorang sahabat yang sejati merupakan hal yang sangat sulit. Tetapi apa yang dimaskud dengan persahabatan sejati itu. Persyaratan apa yang harus dimiliki oleh seseorang sehingga dia dapat disebut sebagai seorang sahabat yang sejati. Peribahasa berikut ini akan menjelaskan persyaratan tersebut.
j.8. 肝胆、相照らす kantan souterasu Ginjal dan pankreas saling memperhatikan
i.5. Bagai api dengan asap i.6. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah i.7. Sekain sebaju, selauk senasi i.8. Mendapat sama berlaba, merugi sama kehilangan
19
i.9. Ke bukit sama mendaki, ke lurah sama menuruni i.10. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing i.11. Ada sama dimakan, tidak ada sama ditahan i.12. Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni Analisis: Dalam peribahasa Jepang j.8. persahabatan yang tercurah dari hati yang paling dalam untuk saling mengerti dan memperhatikan diperumpamakan dengan ginjal dan pankreas. Karena seperti yang kita ketahui bahwa ginjal dan prankreas dalam tubuh kita bekerja sama untuk menghilangkan racun yang terdapat dalam makanan. Bila salah satu organ tersebut tidak berfungsi dengan baik maka organ yang satu harus bekerja dengan beban yang sangat berat. Sedangkan pada peribahasa Indonesia i.7. persahabatan sejati yang rela saling berkorban demi sahabatnya diperumpamakan dengan ‘api dan asap’. Dan seperti yang terlihat pada peribahasa Indonesia i.8.~ i.12. mengenai persahabatan sejati banyak mengunakan kata ‘sama’ dan ‘satu’, yang menunjukkan bahwa baik dalam kesenangan atau kesedihan, dalam keberuntungan atau kemalangan akan tetap saling bahu membahu.
3.1.5. Analisis Peribahasa Tentang Sahabat Palsu
20
Dalam dunia nyata ini, banyak orang demi kepentingan pribadi menjalin sebuah persahabatan, kemudian memanfaatkannya dan sering kali mengorbankan sahabat untuk mencapai tujuan pribadi. i.13. Menohak kawan sendiri i.14. Menggunting dalam lipatan i.15. Musuh dalam selimut i.16. Terkena pada ikan, bersorak, terkena pada batang, masam
i.17. Ada gula ada semut Walau
dalam
peribahasa
Jepang
tidak
terdapat
peribahasa
mengenai
persahabatan yang palsu tetapi peribahasa Jepang terdapat suatu peribahasa yang menarik yakni, j.9.情けは人の為ならず Belas kasihan bukan untuk kepentingan sesama Arti: Hubungan antara teman bersifat saling memanfaatkan Analisis : Seperti peribahasa Indonesia i.13. i.14. manusia kadang-kadang demi kepentingannya sendiri membohongi dan menghianati sahabat sendiri.
Dan seperti
peribahasa Indonesia yang i.14. i.15. seorang sahabat diperumpamakan dengan ‘lipatan’ dan ‘selimut’, ini merupakan perumpamaan yang sangat menarik untuk mengambarkan seorang sahabat yang tidak terdapat dalam peribahasa Jepang. Dan seperti pada kedua
21
perumpaan tersebut diatas, bagaimanapun dalamnya persabahatan itu, kadang demi sebuah kepentingan atau kedudukan, persabahatan dapat menjadi permusuhan. Pada peribahasa Indonesia i.16. mengumpamakan ‘sahabat yang bisa dimanfaatkan’ dan ‘sahabat yang memberikan keuntungan’ dengan ‘ikan’ untuk menandakan bahwa manusia pada saat menjalin persahabatan dengan orang lain sering kali melihat dari sudut keuntungan yang diperoleh. Seperti yang dilihat dalam peribahasa Indonesia i.17. bahwa manusia kurang suka berteman dengan orang miskin atau orang yang tidak memberikan keuntungan apapun. Sedangkan dalam peribahasa Jepang j.9. menjelaskan bahwa persahabatan itu bersifat saling memanfaatkan.
Karena bagaimana pun juga manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, yang selalu membutuhkan pertolongan sahabatnya dan sahabat kita suatu hari juga akan membutuhkan pertolongan kita. Oleh karena itu bagi masyarakat Jepang sifat persahabatan pada dasarnya bersifat saling memanfaatkan. Dan dari peribahasa kedua negara diatas terdapat perbedaan konsep ideologi yang sangat jelas. Karena seperti pembahasan mengenai persahabatan sejati di sub bab yang sebelumnya, bagi masyarakat Indonesia persahabatan yang sejati bersifat rela berkorban, rela memberi, rela menderita demi sahabat.
Segala hal yang bersifat
memanfaatkan sahabat itu dapat dikategorikan dalam pengkhianatan. Ini merupakan
22
konsep pemikiran yang sangat idealis. Sedangkan dalam peribahasa Jepang j.9. terlihat bahwa masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang sangat realis, karena bagi masyarakat Jepang bila seorang sahabat hari ini berkorban demi kita, ini mengartikan suatu hari kita harus juga berkorban demi sahabat kita. Proses “utang mengutang”, “memberi dan diberi”, “saling memanfaatkan” ini tidaklah dirasakan sebagai sebuah pengkhianatan atau sebuah persahabatan yang palsu. Karena pada dasarnya di dunia ini tidak ada seorang yang rela terus menerus berkorban demi sahabatnya kalau sahabatnya tidak mau berkorban demi kita.
3.1.6. Analisis Peribahasa Mengenai Pengaruh Seorang Sahabat Dalam kehidupan manusia lingkungan yang paling banyak menjalin hubungan dengan pribadi kita tidak lain dari lingkungan keluarga dan teman. Oleh karena itu kehidupan manusia paling banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang memahami diri pribadinya, dan lama kelamaan secara alamiah baik pola pikir maupun sifat orang itu akan mirip dengan orang-orang disekitarnya. Sebagai contoh: j.10. 馬は馬連れ牛は牛連れ uma ha uma dure ushi ha ushi dure kuda mengikuti kuda, sapi mengikuti sapi j.11. 乞食も友選び kojiki mo tomo erabi
23
pengemis pun memilih teman j.12. 友は類を似て集まる tomo ha takui wo nite atsumaru teman dikumpulkan karena memiliki sesuatu yang mirip j.13. 同病相あわれむ doubyousou awaremu orang yang penyakitnya sama akan saling mengasihani j.14. 知音 chiin orang yang memiliki rasa seni musik yang sama seperti kita Arti: orang yang dapat mengerti pemikiran dan hati kita
j.15. 善悪は友による zenaku ha tomo ni yoru baik buruk diri kita itu tergantung dari teman i.18. Bermain-main dengan kerbau, dilontarinya muka dengan ekor Arti: Berkawan dengan orang baik akan menjadi orang baik tetapi berkawan dengan orang jahat akan menjadi orang jahat i.19. Berkawan dengan orang alim menjadi alim, berkawan dengan pencuri menjadi pencuri Analisis: Peribahasa Jepang j.10.~ j.14.
menjelaskan bahwa manusia mudah menjalin
hubungan yang akrab dengan orang-orang yang memiliki hobi dan kesukaan yang sama. Seperti yang diumpamakan dalam peribahasa Jepang j.10. kuda hanya akan berkumpul
24
dengan kuda yang lain, sapi hanya akan berkumpul dengan sapi yang lain, dan tidak mungkin seekor kuda mau berkumpul dengan gerombolan sapi. Dan seperti juga dalam peribahasa Jepang j.11. menjelaskan bahwa pengemis pun mau memilih teman yang mirip dengan dia. Penyebabnya adalah seperti yang dilihat dalam peribahasa Jepang j.13. dan j.14. bahwa hanya orang yang memiliki nasib, hobi, kesukaan yang sama yang dapat mengerti diri kita, yang mudah diterima oleh kita, karena secara psikologi manusia mencari orang-orang yang mirip dengan mereka, dan akan merasa aman dan nyaman berada di antara orang-orang yang mirip dengan dirinya.
Itu sebabnya peribahasa
Jepang j.12. juga memberikan penjelasan bahwa teman kita pada dasarnya adalah orangorang yang mirip dengan kita. Tetapi seperti peribahasa Jepang j.15. dan peribahasa Indoensia i.18. i.19.bahwa bila kita berteman dengan orang yang sabar, kita lama kelamaan akan dipengaruhi sifat dan pola pikir teman kita sehingga kita pun menjadi semakin sabar, sebaliknya kalau kita berteman dengan orang-orang yang berpikiran jahat, lama-kelamaan pola pikir dan sifat kita secara tidak sadar juga dipengaruhi oleh sifat dan pola pikir teman kita sehingga kita juga menjadi orang yang jahat. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam proses menjalin persahabatan dengan orang lain.
3.2. Pandangan Orang Indonesia dan Orang Jepang Mengenai Percintaan dan
25
Pernikahan Manusia sejak kecil dalam hati yang paling dalam memiliki keinginan untuk dikenal khususnya rasa keinginan yang besar untuk dikenal oleh lawan jenis. Selain itu juga manusia juga diberikan insting untuk berkembang biak.
3.2.1 Analisis Mengenai Peribahasa Tentang Pergaulan Antara Lelaki dan Perempuan Manusia sejak kecil dalam hati yang paling dalam memiliki keinginan untuk dikenal khususnya rasa keinginan yang besar untuk dikenal oleh lawan jenis. Dan dalam pertumbuhan hidup manusia insting alamiah itu semakin lama semakin terbangun. j.16.いが栗も内から割れる igaguri mo naka kara wareru Chestmut pun pecah sendiri dari dalam
j.17.豌豆は日陰でもはじける endou ha hikake demo hajikeru pea/ string bean di tempat yang tidak bermatahari pun akan menjadi matang juga
j.18.陰裏の桃の木も時が来れば花が咲く kakeura no momo no ki mo toki ga koreba hana ga saku pohon peach yang berada di tempat yang tidak disinari sinar matahari pun bila saatnya tiba bunganya akan bermekar
j.19.今時の娘は油断がならぬ
26
imadoki no musume ha yudan ga naranu Anak perempuan sekarang ini harus diwaspadai
j.20.若い者は油断がならぬ wakaimono ha yudan ga naranu Anak muda harus diwaspadai
j.21.春の目覚め haru no mesame Bangunnya musim semi
i.20.Beban sudah di pintu Seorang gadis sudah dewasa dan harus menikah Analisis: Peribahasa Jepang menggambarkan cinta atau berpacaran dengan pemandangan alami, seperti peribahasa Jepang j.16. menggambarkan hasrat cinta atau hasrat untuk mengenal lawan jenis itu seperti buah chestmut yang pecah sendiri apabila sudah matang yang tidak dapat ditahan oleh siapapun. Atau seperti peribahasa Jepang j.17. dan j.18. mengatakan bahwa hasrat cinta manusia seperti string bean atau bunga pohon peach apabila sudah waktunya akan menjadi matang dan berbunga. Dan peribahasa Jepang j.16. j.17. j.18. ini memberikan ajaran bahwa bercinta dan berpacaran merupakan hasrat manusia yang paling alami, seperti peribahasa yang dijelaskan dalam peribahasa Jepang j.21, bagaikan tibanya musim semi yang bunga-bunganya bermekaran, buah-buah menjadi matang, yang prosesnya tidak kita sadari dan tidak dapat kita halangi. Oleh sebab itu di peribahasa Jepang j.19. j.20. juga memberikan ajaran kepada para orangtua 27
untuk selalu mewaspadai anak-anak mereka, supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti hamil sebelum menikah atau kawin lari. Sedangkan peribahasa Indoensia pada dasarnya berasal dari bahasa Melayu yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam, sehingga di dalam peribahasa Indonesia pun terdapat paham-paham ajaran Islam. Menurut ajaran Islam, seseorang mencari orang yang dicintainya demi tujuan pernikahan. Oleh karena itu naluri untuk berpacaran sebenarnya tidak ada. Karena alasan itu juga, seperti yang terdapat dalam peribahasa Indonesia j.20. bahwa ketika seorang gadis menjadi dewasa, gadis itu harus segera menikah.
3.2.2. Analisis Peribahasa Mengenai Jodoh Di dunia ini peristiwa ‘bertemu’, ‘menjadi tertarik’, dab ‘bersatu’ merupakan hal yang sangat ajaib. j.22.合縁奇縁 aienkien Bertemu dengan orang yang cocok merupakan jodoh yang mengherankan
j.23.縁は異なもの、味なもの en ha i na mono, aji na mono jodoh merupakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang sering kita alami
j.24.夫婦は二世
28
fufuu ha ni sei suami istri itu terikat dalam 2 kehidupan i.21.Garam di laut, asam di gunung, bertemu dalam belaga
i.22.Kumbang tiada seekor, bunga tiada sekaki Analisis: Dalam peribahasa Jepang yang j.22. j.24. menjelaskan bahwa peristiwa ‘bertemu’, menjadi tertarik’, dan kemudian ‘bersatu’ dengan kata en ( 縁 ) yang berarti jodoh. Sebenarnya kata en ini merupakan ajaran Budha, yang berarti karena suatu penyebab, dan suatu persyaratan sehingga menghasilkan suatu akibat. Ajaran Budha mengenai jodoh ini menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia saat ini merupakan akibat dari kehidupan sebelumnya, dan segala sesuatu yang dilakukan dalam kehidupan ini akan mempengaruhi hasil di kehidupan mendatang. Dan kata kehidupan yang dimaksud disini adalah kehidupan dahulu yang hidup sebagai seseorang yang kemudian meninggal dan berekarnasi menjadi manusia yang baru. Itu sebabnya seperti yang terlihat dalam peribahasa Jepang j.24. menjelaskan penyebab peristiwa ‘bertemu’, ‘menjadi tertarik’ dan ‘bersatu’ antara pria dan wanita dengan kata sei yang berarti kehidupan. Dan seperti yang dijelaskan diatas dalam ajaran agama Budha, kehidupan dibagi menjadi 3, yakni kehidupan dahulu, kehidupan sekarang setalah kehidupan dahulu sudah selesai dan berinkarnasi, dan yang terakhir adalah kehidupan mendatang setelah kehidupan sekarang ini berakhir dan berenkarnasi. Tetapi peribahasa Indonesia 29
berasal dari daerah yang dipengaruhi oleh ajaran agama Islam, sebagai akibatnya dalam peribahasa Indonesia banyak mengandung ajaran agama Islam. Dalam ajaran agama Islam, setelah seseorang meninggal dia harus menghadapi pintu penghakiman, dan dia akan dihakimi sesuai dengan perilaku dia semasa hidupnya.
Dan bila perilakunya
semasa hidupnya baik maka dia akan mendapat pahala surga, sebaliknya bila perilaku dia semasa hidup sangat buruk maka kemungkinan besar dia akan dilempar ke dalam neraka untuk disiksa. Ajaran ini mengartikan dalam ajaran agama Islam hanya ada kehidupan sekarang, serta kehidupan mendatang di surga atau di neraka sebagai akibat perbuatan kehidupan sekarang dan tidak ada renkarnasi menjadi makluk hidup kembali(Hamidullah,2000). Oleh sebab itu kata en yang terdapat dalam bahasa Jepang memiliki arti yang berbeda dengan kata ‘jodoh’ dalam bahasa Indonesia. Karena en yang berarti ‘jodoh’ dalam bahasa Jepang merupakan akibat dari perilaku kehidupan sebelumnya tetapi kata ‘jodoh’ dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai ‘kehendak Allah’ dalam hidup kita. Ini mengartikan bahwa peristiwa ‘bertemu’, ‘menjadi tertarik’ dan ‘bersatu’ antara pria dan wanita merupakan hasil karya Allah. Itu sebabnya dalam peribahasa Indonesia i.22.
menjelaskan hal yang serupa, seperti ketika Allah
menciptakan manusia pria yang pertama yang bernama Adam, Allah memberikan seorang penolong yang sepadan dengan Adam yang diberi nama Hawa. Begitu pula dengan
orang-orang Indonesia mempercayai bahwa Allah telah menyiapkan bagi
30
masing-masing pribadi seorang penolong yang sepadan seperti yang dilakukan Allah kepada Adam (Hamidullah,2000).
3.2.3 Analisis Peribahasa Tentang Psikologi Terhadap Cinta Cara seorang mulai jatuh cinta atau mulai mencintai seseorang, psikologi apa yang dimilikinya. Dalam peribahasa berikut ini akan menjelaskan hal tersebut. j.25.愛は小出しにせよ ai ha ko dashi ni se yo Cinta sebaiknya dikeluarkan secara kecil-kecil i.23.Karena tak kenal maka tak sayang Analisis: Dalam peribahasa Jepang j.25 diajarkan bahwa saat kita mencintai seseorang kita harus memberikan cinta kita secara bertahap dalam kadar yang kecil. Peribahasa Jepang ini sangat menarik karena orang Jepang juga menerapkan ajaran ‘sedikit sedikit lamalama menjadi bukit’ dalam cinta. Sedangkan dalam peribahasa Indonesia dijelaskan bahwa bila kita semakin mengenal seseorang maka kasih sayang yang kita berikan akan semakin besar, sebaliknya bila kita tidak terlalu mengenal orang itu, maka kemungkinan besar kita akan menahan kasih saying yang ingin kita berikan, sebagai akibat dari perasaan takut karena kasih sayang yang tercurahkan tidak terbalas.
31
3.2.4 Analisis Peribahasa Mengenai Tuntutan Terhadap Pacar dan Pasangan Pernikahan Pada saat manusia mencari belahan jiwa dirinya, psikologi apa yang dimilikinya. Dalam peribahasa berikut ini akan menjelaskan hal tersebut. j.26.男の目には糸を張れ otoko no me ni ha ito wo bare mata seorang lelaki terbuka seperti benang
j.27.女の目には鈴を張れ onna no me ni ha suzu wo bare mata seorang perempuan terbuka seperti lonceng
j.28.茄子とと男は黒いがよい kasu to otoko ha kuroi ga yoi Terong dan lelaki sebaiknya berwarna hitam
j.29.米の飯と女は白いほどよい bei no meshi to onna ha shiroi hodo yoi Nasi dan perempuan sebaiknya berwarna putih
j.30.白いは七難隠す shiroi ha shichi nan kakusu putih akan menutupi banyak kekurangan
j.31.一押し二金三男 ichi oshi ni kane san otoko satu aggresif dua harta tiga jantan
32
j.32.一見栄二男三金四芸五声六おぼこ七台詞八力九肝十評判 ichi mie ni otoko san okane shi gei go oto roku oboko shichi seirifu hachi chikara kyuu kan jyuu hyouban satu penampilan dua jantan tiga harta empat kemampuan lima suara enam polos tujuh pandai bicara delapan tenaga sembilan baik hati sepuluh reputasi i.24.Dimana bunga kembang, disitu kumbang banyak i.25.Jatuh ke atas kasur Beruntung karena bisa menikah dengan wanita kaya Analisis: Dalam peribahasa Jepang j.26. j.27. menjelaskan bahwa pria harus bermata lurus dan sipit itu baru berkesan keren dan berwibawa, sedangkan untuk wanita harus bermata besar dan bulat baru berkesan mempesona. Selain itu, dalam peribahasa Jepang j.28. menjelaskan bahwa warna kulit pria harus agak gelap supaya berkesan kuat dan sehat, selain itu warna kulit yang gelap juga memiliki kesan atau bukti pria itu berwarna kulit gelap karena bekerja keras dibawah terik panas matahari. Sedangkan untuk wanita seperti yang dijelaskan dalam peribahasa Jepang j.29. j.30. bahwa warna kulit yang baik untuk wanita adalah putih, karena berkesan bersih dan suci.
Itu sebabnya tidak
mengherankan dari dahulu komestik yang berkasiat untuk memutihkan kulit sangat disukai oleh konsumen wanita.
Selain itu,
dalam peribahasa Jepang j.31. j.32.
menjelaskan untuk membujuk atau membuat seorang wanita tertarik terhadap seorang pria yang paling dibutuhkan adalah keagresifan dan penampilan, kemudian uang dan terakhir adalah berkesan lelaki. 33
Dalam peribahasa Indonesia seperti yang terdapat dalam i.24. dijelaskan bahwa pada umumnya pria tertarik dengan wanita cantik. Hal ini tidak memungkiri kenyataan bahwa di negara manapun, di tempat mana pun, wanita yang cantik selalu dikelilingi oleh pria-pria. Selain itu wanita yang kaya juga cukup digemari oleh pria-pria. Karena dalam dunia yang nyata dan materialistic ini uang merupakan benda yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Dan dengan uang kita dapat lebih mudah memperoleh apa yang kita inginkan. Karena alasan ini, impian manusia yang pada mulanya bersifat idealis lama-lama menjadi tujuan yang realistis, tetapi sayangnya untuk mencapai tujuan yang realistis bukanlah hal yang mudah. Tidak jarang orang gagal dan jatuh tidak bisa bangun lagi ditengah jalan sebelum mencapai tujuan. Oleh karena itu, seperti yang terdapat dalam peribahasa Indonesia i.25. bahwa bila kita menikah dengan wanita yang kaya, dengan bantuan dana dari sang istri akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan kita. Itu sebabnya bila kita menikah dengan wanita kaya mungkin akan membuat kita bahagia, minimal kita akan mengurangi beberapa tahun untuk bersusah payah demi tujuan kita.
3.2.5. Analisis Peribahasa Mengenai Perasaan Cinta Manusia adalah makluk yang kaya akan perasaan. Itu sebabnya manusia sering demi cinta menjadi agak aneh dan kehilangan pengendalian diri. Dan demi cinta juga
34
kita sering melakukan hal-hal aneh yang tidak bisa dijelaskan dengan logika atau dimengerti oleh orang lain. Pada peribahasa berikut ini kita akan membahas apa yang maksud dengan cinta. j.33.恋の闇 koi wa yami cinta itu kegelapan
j.34.愛は盲目 koi wa moumoku cinta itu buta
j.35.恋は曲者 koi wa kusemono cinta itu monster
j.36.恋は思案の外 koi wa shian no hoka cinta itu sesuatu yang diluar logika
j.37.四百四病の外 yon hyaku yon yamai no hoka di luar empat ratus empat jenis penyaki
j.38.お医者様でも草津の湯でも惚れた病は治りゃせぬ oisha sama demo kusatsu no yu demo horeta yamai ha naori yasenu penyakit jatuh cinta bahkan tidak terobati oleh dokter dan pemandian air panas dari kosatsu
j.39.惚れた病に薬なし 35
horeta yamai ni kusuri nashi penyakit jatuh cinta itu tidak ada obatnya
j.40.痘痕もえくぼ abata mo ekubo bekas jerawat pun terlihat indah
j.41.惚れた欲目 horeta yokume Kalau jatuh cinta apapun terlihat indah
j.42.恋に上下の隔てなし koi ha jyouge no hedate nashi cintai itu tidak ada perbedaan atas dan bawah
j.43.千里も一里 sen ri mo ichi ri seribu li pun satu li ( 1 li = 3.9273 km)
j.44.恋の重荷 koi no omoni beban berat cinta
j.45.恋の奴 koi no yakko budak cinta i.26.Cinta itu buta
36
Analisis: Dalam peribahasa Jepang j.33. j.34. j.35.cinta diperumpamakan dengan kata ‘kegelapan’, ‘buta’, ‘orang aneh’, ini mengartikan cinta memiliki kekuatan yang sangat besar yang sanggup membuat seseorang seperti di dalam kegelapan tidak tahu arah, dan menjadi buta, bahkan menjadi aneh.
Itu sebabnya seperti yang terdapat dalam
peribahasa Jepang j.36.cinta adalah sesuatu yang diluar logika, dan tidak seperti matematika memiliki rumusan tetap. Karena itu orang Jepang menyadari kuatnya cinta itu sanggup membuat seseorang kehilangan logika dan menjadi ‘sandera’ bagi cinta serta melakukan hal-hal yang tidak bias dipahami oleh orang lain, bahkan dalam peribahasa Jepang j.37. j.38. j.9.mengatakan bahwa cinta merupakan penyakit yang tidak memiliki obat dan tidak bias disembuhkan oleh onzen. Selain itu seperti yang dijelaskan dalam peribahasa Jepang j.40. j.41. j.42.bahwa orang yang sedang jatuh cinta, ketika melihat pasangannya dengan mata yang penuh cinta itu, pasangannya akan menjadi orang yang paling sempurna di dunia, bahkan kekurangan pasangannya akan menjadi kelebihan, dan kadang-kadang posisi dan status sosial kedua pihak sama sekali tidak terlihat dan terasa, bagaikan dunia hanya ada mereka berdua.
Karena itu, seseorang akan dan mau
melakukan apa pun demi orang yang dicintainya, dan sesengsara apapun juga hal itu tidaklah terasa. Itu sebabnya ada pepatah bahasa Jepang yang mengatakan 「惚れて通 えば千里も一里、会わずもどればまた千里」(gakugen, 1998) yang berarti bila jatuh cinta maka ribuan li akan terasa seperti satu li, tetapi bila tidak ketemu maka akan terasa 37
masih ada ribuan li lagi. Pepatah ini menandakan bahwa cinta sanggup mengubah sesuatu yang pahit menjadi terasa manis. Tetapi walaupun demi cinta seseorang akan kehilangan akal pikiran, dan seberapa sengsarapun terasa nikmat, tetapi sesungguhnya seperti yang didapati dalam peribahasa Jepang j.44. j.45.bahwa demi melayani cinta itu, orang sering merasakan beban tekanan yang sangat besar, dan kadang-kadang demi cinta kehilangan kebebasan diri. Seperti juga dalam peribahasa Indonesia i.26. bahwa manusia Indonesia menyadari bahwa cinta itu kuat. Dan sekalipun orang Indonesia bisa memahami bahwa ‘cinta itu buta’ dan ‘dalam cinta itu tidak ada status sosial’ tetapi pada saat mencari menantu, tidak mungkin tidak melihat status social. Penyebab utamanya adalah selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda, dan selama masa penjajah Belanda wilayah diterapkan sistem status sosial, walaupun saat ini sistem status sosial tersebut sudah tidak berlaku, tetapi paham tersebut secara tidak sadar masih tertanam dalam karakteristik bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tidak mengherankan dalam peribahasa Indonesia ditemukan peribahasa seperti dibawah ini. i.27.Pandang anak, pandang menantu Harus menikah dengan orang yang posisi kedudukan sosialnya hampir sama seperti kita
38
3.2.6 Analisis Peribahasa Mengenai Akibat Dari Terlalu Memilih Pasangan Pernikahan Di dalam dunia ini ada 3 benda yang tidak pernah puas, dunia kematian yang tidak pernah kepenuhan penduduknya, api yang tidak pernah berkata ‘cukup’ dan mata manusia yang tidak pernah puas melihat.
Akibat apa yang akan terjadi bila mata
manusia yang tidak pernah puas ini, terus-menerus tidak puas terhadap persyaratan pasangan pernikahannya. Pada peribahasa berikut ini akan menjelaskan akibat tersebut. j.46.選んで滓を摑む erande kasu wo tsukamu banyak memilih akhirnya dapat
i.28.Banyak dipilih dapat buku Seperti yang diajarkan dalam peribahasa Jepang 「欲の袋に底無し」, yang berarti hasrat nafsu manusia tidak memiliki dasar dan tidak pernah puas, dalam memilih pasangan hidup pun manusia sering memiliki psikologi yang sama.
Orang yang
memiliki persayaratan seperti yang dijelaskan dalam peribahasa Jepang j.46 dalam mencari pasangan yang diinginkan tidaklah sulit, tetapi sering kali setelah seseorang berhasil menemukan pasangan yang diinginkannya tidaklah puas, dan kemudian mengharapkan bisa menemukan pasangan yang lebih baik. Akibatnya, menikah dengan orang yang kurang baik dan cocok. Hal ini merupakan psikologi manusia yang ‘karena sering makan daging kadang-kadang ingin mencicipi tempe dan tahu’. Dan kedua 39
peribahasa diatas juga mengajarkan bahwa di dunia ini tidaklah ada orang yang benarbenar sempurna, dan bila telah menemukan pasangan yang baik, hargailah dan jagalah baik-baik supaya jangan pada waktu kehilangan atau salah melangkah baru menyesal.
3.2.7 Analisis Peribahasa Mengenai Pentingnya Peranan Seorang Istri Seperti yang didapati dalam peribahasa Jepang 「男は外を治め女は内を治 む」yang berati lelaki mengatur di luar dan wanita mengatur di dalam, menandakan bahwa seorang istri memiliki peranan yang sangat besar dalam mepengaruhi makmur miskinnya sebuah keluarga. Dalam peribahasa berikut ini kita akan membahas secara mendalam peranan seorang istri. j.47.女房は半身上 nyoubou ha hanshin shou istri adalah setengah badan yang atas Arti : 半身(setengah badan) dalam peribahasa ini diartikan sebagai harta kekayaan. Istri adalah setengah badan yang atas berarti makmur tidaknya sebuah keluarga setengahnya tergantung dari sang istri
j.48.女房は家の大黒柱 nyoubou ha ie no daikokubashira istri adalah tiang utama sebuah rumah
j.49.一生の得はよい女房を持つた人 isshou no e ha yoi nyoubou wo motsuta hito kemakmuran seumur hidup adalah orang yang memiliki istri yang baik
40
j.50.悪妻は六十年の不作 akusai ha roku nen no fusaku istri yang buruk merupakan kegagalan enam puluh tahun (fusaku dalam arti bahasa Jepang selain kegagalan bisa juga diartikan sebagai gagal panen )
j.51.悪妻は百年の不作 akusai ha hyaku nen no fusaku istri yang buruk merupakan kegagalan seratus tahun
j.52.悪妻は一生の不作 akusai ha isshou no fusaku istri yang buruk merupakan kegagalan seumur hidup Analisis: Dalam peribaahsa Jepang j.47. j.48. j.49.menjelaskan bahwa seorang istri menduduki posisi yang sangat penting dalam sebuah keluarga.
Segala perilaku,
kebajikan seorang istri akan berpengaruh besar terhadap nasib sang suami. Dan seperti yang dijelaskan dalam peribahasa Jepang j.50. j.51. j.52.bila sang istri bertabiat buruk, maka itu merupakan bencana bagi sang suami. Dalam data peribahasa Indonesia tidak menemukan peribahasa yang mengenai peranan seorang istri dalam keluarga.
3.2.8. Analisis Peribahasa Tentang Pertengkaran Sang Suami Istri
41
Dalam sebuah keluarga sang suami dan sang istri kadang-kadang bisa saling salah paham dan bertengkar juga. Dalam peribahasa berikut ini kita akan membahasa mengenai penyebab dan akibat dari pertengkaran sang suami istri. j.53.夫婦の喧嘩は寝て直る fufuu no kenka ha nete naoru Pertengakaran suami istri akan terselesaikan pada waktu tidur
j.54.西風と夫婦喧嘩は夕限り nikaza to fufuu kenka ha yuu kagiri Angin barat dan pertengakaran suami istri akan berhenti pada saat matahari terbenam
j.55.夫婦喧嘩も無いからおきる fufuu kenka mo nai kara okiru Pertengkaran suami istri berawal dari masalah tidak ada Arti: pertengkaran suami istri sering kali disebabkan masalah ekonomi
j.56.夫婦喧嘩は貧乏の種蒔 fufuu kenka ha binbou no tane maki Pertengkaran suami istri merupakan bibit kemiskinan
i.29.Seperti sendok dengan periuk, sentuh menyentuh
Analisis: Seperti yang dijelaskan dalam peribahasa Jepang j.53. j.54.bahwa pertengkaran sang suami dan istri kadang-kadang bisa terjadi dan pertengkaran itu biasanya hanya berlangsung sesaat. Dan seperti yang dijelaskan dalam peribahasa Jepang j.55.bahwa 42
pertengkaran suami istri biasanya berawal dari masalah keuangan atau hal-hal yang kecil. Dan dalam peribahasa Indoensia i.29. diajarkan bahwa pertengkaran suami istri merupakan suatu hal yang wajar, oleh karena itu saling ‘dinginkan kepala’ dan mencari penyelesaian merupakan pemecahan masalah yang terbaik. Sebaliknya kadang kedua pasangan karena merasa terlalu dekat satu sama lain, tidak lagi mempedulikan tata bahasa, tidak lagi mengendalikan diri, sehingga satu sama lain saling melukai yang berakibat seperti dijelaskan dalam peribahasa Jepang j.56.bahwa pertengkaran yang berkepanjangan akan memperburuk nasib keluarga.
3.2.9. Analisis Peribahasa Mengenai Ikatan Suami Istri Ketika kedua insang bersatu menjadi suami istri, biasanya tubuh dan hati kedua pihak terasa menjadi satu. Hal ini bisa diartikan sebagai keinginan kedua pihak untuk tetap bersama dan tidak berpisah selama masa hidup mereka. Dalam peribahasa beriktu ini kita akan membahas mengenai kuatnya ikatan tersebut. j.57.夫婦は一心同体 fufuu ha ishindoutai suami istri merupakan satu hati satu badan
j.58.お前百までわしゃ九十九まで omae hyaku made wosha kyuu jyuu kyuu made Kamu sampai seratus saya sampai sembilan puluh sembilan i.30.Bagai api dengan asap 43
i.31.Bagai empedu lekat di hati i.32.Hitam mata tak akan bercerai dengan mata i.33.Ia belahan nyawaku i.34.Jauh di mata dekat di hati Seperti yang didapati dalam peribahasa Jepang j.57. j.58.bahwa ikatan suami istri itu kuatnya seperti tubuh dan hati menjadi satu, dan keinginan terus hidup berdampingan bersama, bahkan bila memungkinkan pada saat menuju kematian pun bisa bersama. Dalam peribahasa Indonesia i.30. i.31. i.32. i.33.merumpamakan ikatan suami istri itu seperti ‘api dan asap’, ‘hati dan empedu’, ‘hitam mata dan mata’, dan ‘belahan nyawa’. Perumpamaan diatas ini dirasakan sangat tepat karena di mana ada api selalu muncul asap, dan organ-organ tubuh seperti ‘hati dan empedu’, ‘hitam mata dan mata’, dan ‘belahan nyawa’, ketika berpisah satu sama lain, maka organ tersebut akan kehilangan fungsi yang semua.
Dalam peribahasa Jepang j.8. juga terdapat
perumpamaan ‘hati dan empedu’ untuk menggambarkan kuatnya persahabatan. Selain itu, dalam peribahasa Indonesia i.34. juga menjelaskan kuatnya ikatan itu membaut kedua pihak walau dalam jarak yang berjauhan tetapi hati mereka tetaplah dekat.
44