BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1
Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal (capital market) diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Dengan demikian, pasar modal dapat diartikan sebagai tempat bertemunya bagi pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan Bursa Efek. 2. Jenis Pasar Modal Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder : a) Pasar Perdana (primary Market) Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten dan kepada para pemodal salama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit 8
9
sebelum saham tersebut belum diperdagankan di pasar sekunder. Harga saham dipasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan go publik berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Harga saham pada pasar perdana tetap, dan pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang. b) Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual beli saham diantara para investor. Dengan adanya pasar sekunder maka para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan persorangan. Harga saham pada pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, dan pihak yang berwenang adalah pialang. 3.
Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di Bursa, instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang. Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa : a. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau institusi dalam suatu perusahaan. Saham adalah surat berharga yang menerangkan bahwa pemilik surat tersebut adalah pemilik perusahaan
10
yang menerbitkan surat tersebut. Adapun jenis-jenis saham menurut manfaatnya sebagai berikut : 1) Saham biasa (cammon stock) Adalah pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan. Keuntungannya adalah : -
Dividen, yang berasal dari keuntungan perusahaan sebesar alokasi yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehingga besarnya dividen tidak pasti karena tergantung oleh besarnya keuntungan perusahaan. -
Capital gain, yaitu keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual saham yang lebih besar dari nilai belinya.
2) Saham Preferen (preferred stock) Adalah saham yang mempunyai karakteristik gabungan (hybrid) antara saham biasa dengan obligasi. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena merupakan ekuitas yang menyatakan kepemilikan, membayar dividen, dan diterbitkan tanpa jatuh tempo, disisi lain juga serupa dengan obligasi karena merupakan sekuritas pendapatan tetap dari dividen tetapnya. Keuntungannya adalah : -
Dividen, secara teratur sebesar harga pari (nominal) saham dikalikan dengan bungan setiap tahun.
11
-
Jika saham preferen anda bersifat cumulative, maka jika belum menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen tahun berjalan.
b. Obligasi (bonds) Adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana (pemodal) dengan yang diberi dana (perusahaan/emiten). Jadi, surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikkan jumlah pokok pinjaman ditambah bungan yang terutang. Keuntungannya adalah : -
Memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan.
c.
Mendapatkan penghasilan dari capital gain. Right Adalah produk derivative (turunan) dari saham yang berupa surat
berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang di keluarkan emiten pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan pada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada second offering. Masa perdagangan right berkisar antara 1-2 minggu.
12
d. Warrant Adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Sama seperti right, perusahaan harus telah mencatatkan sahamnya di bursa efek karena mungkin akan dikonversi oleh pemegang waran. Tapi berbeda dengan right issue, waran biasanya dijual bersama dengan sekuritas lain misal obligasi atau saham. Periode perdagangan waran adalah jangka panjag antara 3-5 tahun. e. Opsi Opsi merupakan produk derivative dari saham yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk menjual atau membeli sejumlah aset finansial tertentu pada harga dan jangka waktu tertentu. jenis opsi: - Hak menjual (Put Option) - Hak menjual (Call Option) 4. Manfaat Pasar Modal Pasar modal mempunyai beberapa fungsi antara lain: a. Sebagai Sumber Penghimpunan Dana Kebutuhan dana perusahaan bisa dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pasar modal selain sistem perbankan yang selama ini dikenal sebagai media perantara keuangan secara konvensional.
13
b. Sebagai Sarana Investasi Investasi di pasar modal lebih fleksibel, sebab setiap investor bisa dengan mudah memindahkan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya atau dari satu industri ke industri lainnya. c. Sebagai Pemerataan Pendapatan Perusahaan yang go public memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut serta memiliki perusahaan tersebut. Dengan demikian akan memberikan
kesempatan
kepada
masyarakat
untuk
ikut
menikmati
keuntungan dari perusahaan berupa bagian keuntungan atau deviden. d. Sebagai Pendorong Investasi Semakin baik pasar modal, semakin banyak perusahaan yang akan masuk ke pasar modal dan semakin banyak investor baik nasional maupun asing yang bersedia menginvestasikan dananya ke Indonesia melalui pembelian surat berharga di pasar modal. 5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pasar modal yaitu dengan dipengaruhi supply dan demand. Adapun menurut (Husnan, 2009:8-13) faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah : a. Supply sekuritas Dalam faktor ini harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal, sehingga jumlah perusahaan pada suatu negara sangat mempengaruhi.
14
b. Demand sekuritas Bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk diperdagankan. Pembeli sekuritas – sekuritas tersebut mungkin bersal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga – lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka income perkapita dalam suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas. c. Kondisi politik dan ekonomi Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekurits. d. Masalah hukum dan peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengendalikan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan – perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran akan informasi menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan. 2.1.2
Saham
1. Pengertian saham Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Menurut Sjahrial (2012:19)
15
saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten. 2. Harga Saham Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan jual). Harga pasar saham juga menunjukkan nilai dari perusahaan itu sendiri. Harga saham yang cenderung naik mempunyai dampak yaitu adanya capital gain, atau dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang cenderung cukup baik atau mempunyai prospek jangka panjang yang menjanjikan. Sebaliknya, apabila harga saham cenderung turun, dapat mengakibatkan capital loss sehingga permintaan saham juga turun, selain itu hal ini menunjukkan kekurang percayaan para investor terhadap kemampuan atau prospek jangka panjang dari perusahaan. 3. Jenis-Jenis Saham Beberapa jenis saham yang diperdagangkan di pasar modal adalah sebagai berikut : a. Saham Biasa (Common Stock) Menurut Tandelilin (2010:32) saham biasa menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai hak suara proposional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Saham bisa dibedakan menjadi:
16
1. Saham Unggulan (Blue Chip Stock) yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan besar daan terkenal yang lebih
lama
memperlihatkan
kemampuannya
dalam
memperoleh
keuntungan dan menbayar deviden. 2. Saham Pertumbuhan (Growth Stock) yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik penjualannya, perolehan labanya dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan yang sangat cepat dari rata-rata insustri. 3. Emerging Growth Stock yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung. 4. Saham Pendapatan (Income Stock) yaitu saham yang mampu membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya. 5. Saham Siklikal (Cyclikal Stock) yaitu saham perusahaan yang keuntungannya selalu berfluktuasi (mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro/kondisi ekonomi secara umum) dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha. 6. Saham Defensif (Defensif Stock) yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu (tidak terpengaruh oleh pergerakan situasi ekonomi makro).
17
7. Saham Spekulatif (Spekulative Stock) yaitu semua saham biasa yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. b. Saham Preferen (Preferred Stock) Menurut Tandelillin (2010:32) saham preferen merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa. Dividen pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Seperti yang disebut Preffered (dilebihkan), pembagian deviden kepada pemegang saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa. 4. Nilai Saham Saham memiliki empat macam nilai, yaitu: a. Nilai Nominal : yaitu nilai yang tertera pada surat pada saham, misalnya Rp 1.000 atau Rp 500 per lembar saham, lazim disebut state value, face value, per value. b. Nilai Buku (book value per share): yaitu jumlah nilai modal sendiri (ekuitas) dibagi jumlah saham yang beredar. c. Nilai Pasar (market value per share) : yaitu harga yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dipasar bursa. d. Nilai Fundamental : yaitu nilai sekarang (present value) dari dividen dan keuntungan atau kerugian modal (capital gain / loss). 5. Analisis dan Penilaian Investasi Saham Pendekatan analisis yang dapat digunakan untuk menentukan nilai intrinsik yaitu ada dua macam :
18
a.
Analisis Fundamental Dalam membuat peramalan harga saham, langkah yang dapat dilakukan
adalah
mengidentifikasi
faktor-faktor
fundamental
(seperti:
penjulan,
pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden, dan sebagainya) yang dapat diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Dalam analisis fundamental diperlukan beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Ekonomi Analisis ekonomi ini perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat retrun yang diisyaratkan atas investasi tersebut, dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan linkungan ekonomi makro. 2. Analisis Industri Dalam melakukan analisis industri, investor perlu menilai suatu industri dan menentukan retrun yang diharapkan dari suatu industri yang akan dianalisis. Dengan menilai dan menentukan retrun yang diharapkan dari suatu industri, maka investor dapat menentukan peluang investasi pada industri yang punya prospek terbaik, hal ini dapat dilihat dari tingakt penjualan pada suatu industri.
19
3. Analisis Perusahaan Dalam melakukan analisis ini, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental yaitu: earning per share (EPS) dan price earning ratio (PER) perusahaan. Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut. Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai dalam mengestimasi nilai instrinsik suatu saham. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham. b.
Analisis Teknikal Analisis teknikal ini mendasarkan pada pola pergerakan harga saham dari
waktu ke waktu. Keputusan dalam menjual atau membeli saham didasari oleh data-data harga dan volume perdagangan saham dimasa lalu. 6.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Faktor –faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah : a.
Laba perusahaan
b.
Pertumbuhan aktiva tahunan
c.
Likuiditas
d.
Nilai aktiva total
e.
Penjualan
Sedangkan faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah :
20
a.
Kebijakan pemerintah dan dampaknya
b.
Fluktuasi nilai tukar mata uang terhadap mata uang mata asing
2.1.3 Rasio Keuangan Menurut Murhadi (2012:56), analisis terhadap kinerja keuangan dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja perusahaan satu dengan yang lainnya dalam kesamaan produk dan mengevaluasi posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Dalam rasio keuangan ini terdapat lima kelompok rasio keuangan, adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. Untuk mengetahui perusahaan mampu memenuhi kemampuan jangka pendeknya adalah dengan melihat neraca bagian asset lancar dan utang lancar. 2. Rasio aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menghitung efektivitas perusahaan dalam mengelola asset. Semakin tinggi perputaran asset, maka semakin efektif tingkat penggunaan asset perusahaan. 3. Rasio solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban/ utangnya. Hutang dapat dikaitkan dengan asset atau modal sendiri atau juga bisa dengan melihat bunga yang timbul dari hutang perusahaan dengan laba yang diperoleh perusahaan.
21
4. Rasio profitabilitas Rasio
profitabilitas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
memperoleh laba yang dilihat dalam laporan laba rugi dalam penjualan, asset atau modal. 5. Rasio nilai pasar Rasio nilai pasar digunakan untuk mengukur hubungan antara harga saham dengan laba dan nilai buku saham, dan juga dapat digunakan untuk melihat keadaan perusahaan masa lalu dan juga dapat memprediksi perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Dari rasio-rasio tersebut dapat terlihat ada beberapa cara yang digunakan dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan, tetapi dalam hal ini penulis hanya menggunakan rasio profitabilitas dan rasio pasar saja. 2.1.4
Keunggulan dan Keterbatasan Analisis
1. Keunggulan Analisis Rasio Menurut Harahap (2009:298) analisis rasio mempunyai keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya, diantaranya yaitu : a) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar stastistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c) Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. d) Sangat
bermanfaat
untuk
bahan
dalam
pengambilan keputusan dan model prediksi.
mengisi
model-model
22
e) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau perkembangan perusahaan secara periodik. f) Lebih mudah terlihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. 2. Kelemahan Analisis Rasio Disamping keunggulan diatas analisis rasio keuangan juga memilki kelemahan. Kelemahan tersebut diantaranya (Harahap, 2009:299) : a) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. b) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini, seperti : 1. Bahan perhitungsn rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran atau judgement yang dapat dinilai bias atau subyektif. 2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio oleh nilai perolehan (cost) bukan harga pasar. 3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. c) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. d) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
23
e) Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja tehnik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. 2.1.5 Hubungan Antar Variabel 1) Hubungan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham NPM adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM , maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Tryfino, 2009:11). Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik untuk mendapatkan laba yang tinggi. 2) Hubungan Retrun On Equity Terhadap Harga Saham ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
laba
bagi
para pemegang saham
(Mardiyanto, 2009:155). Menurut Chrisna (2011:34) kenaikan retrun on equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut dapat menggunakan modal dari pemegang saham secara efektif dan efisien untuk memperoleh laba.
24
3) Hubungan Earning Per Share Terhadap Harga Saham EPS adalah rasio yang digunakan untuk menghitung laba atau keuntungan bersih diperoleh dari selembar saham. Semakin besar nilai EPS maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif atau baik sehingga pada akhirnya rasio ini dapat juga digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham. Dengan kata lain besarnya rasio EPS mampu memberikan pengaruh terhadap harga saham (Tryfino, 2009: 11-12). 4) Hubungan Price Erning Ratio Terhadap Harga Saham PER
adalah
rasio
yang
digunakan
untuk
menghitung
tingkat
pengembalian modal yang diinvestasikan pada suatu saham, atau menghitung kemampuan suatu saham dalam menghasilkan laba (Tryfino,2009:12). Semakin kecil PER suatu saham akan baik bagi para investor karena saham tersebut termasuk murah, pada logikanya tingkat pengembalian investasi di saham tersebut akan semakin cepat karena EPS yang dihasilkan semakin besar. 5) Hubungan Price To Book Value Terhadap Harga Saham Menurut
Tryfino
(2009:11)
PBV
merupakan
perhitungan
atau
perbandingan antara market value dengan book value suatu saham. Rasio ini berfungsi untuk melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book value, investor hanya mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada rasio PBV investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Rasio ini dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham, sehingga dari gambaran
25
tersebut secara tidak langsung PBV juga memberikan pengaruh terhadap harga saham. 2.1.6 Penelitian Terdahulu No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
M
1.
2.
Analisis Pengaruh FaktorFaktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada Neny 1 Rusvita Perusakaan Rokok Yang (2012) Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Ina Rinati (2009)
Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ45.
variabel
Teknis
Penelitian
Analisis
Terdapat 7 Rasio yang diteliti yaitu : current ratio, retrun on invesment, retrun on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share dan dividen payout ratio
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
Harga Saham, Analisis NPM, ROE, yang ROA digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
Hasil Penelitian Secara simultan menujukkan variabel bebas yang terdiri dari CR, PER, DER, DPR berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan secara parsial dari 4 variabel tersebut menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROI, ROE,dan EPS keluar dari mode analisis karena mengalami gangguan multikoliniaritas.
Semua variabel bebas yang diteliti (NPM, ROA dan ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pada uji regresi secara parsial atau masingmasing, hanya variabel Return On Assets (ROA) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, maka dapat dikatakan bahwa ROA memiliki kontribusi dominan terhadap harga saham.
26
3
Astuti
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Retrun on Equity, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang Go Publik di BEI
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Retrun On Equity, dan Earning Per Share
4
Yuni
Pengaruh faktorfaktor fundamental terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Net Profit Margin, Retrun On Equity, Price Earning Ratio, Earning Per Share dan Price To Book Value
Indra Sari
2.2
Secara signifikan variabel EPS memberi pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan variabel CR, DER, dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda
Dalam proses pengujian
Rerangka Pemikiran Faktor-faktor fundamental merupakan faktor-faktor yang berkaitan dengan
kondisi fundamental perusahaan, misalnya rasio (Net Profit Margin), rasio harga laba bersih (Price Earning Ratio), laba bersih per saham (Earning Per Share), dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Faktor fundamental juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio-rasio fundamental tersebut merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham atau investor dalam menilai seberapa baik manajemen dalam menggunakan sumber daya perusahaan yang kemudian mangarah pada
27
seberapa menguntungkannya investor dalam memperoleh retrun saham atas investor yang mereka lakukan pada perusahaan tersebut. Dengan retrun saham yang tinggi, maka kesejahteraan dan kemakmuran investor meningkat. Sehingga berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu variabel Net Profit Margin (NPM), Retrun On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV). Adapun rerangka pemikiran yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah sebagai berikut : Perusahaan
Laporan keuangan Kinerja keuangan
Fundamental
Teknikal
Rasio Keuangan
Net Profit Margin (NPM)
Retrun On Equity (ROE)
Price Earning Ratio (PER)
Harga saham
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Earning Per Share (EPS)
Price to Book Value (PBV)
28
Net Profit margin (NPM) Retrun On Equity (ROE)
Price Earning Ratio (PER)
Harga Saham
Earning Per Share (EPS)
Price To Book Value (PBV)
Gambar 2 Rerangka konseptual 2.3
Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban atau anggapan sementara terhadap suatu
masalah yang dihadapi dan masih bersifat praduga karena masih harus dibuktika kebenarannya. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis yaitu sebagai berikut : H1
: Net Profit Margin secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
H2
: Retrun On Equity secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
H3
: Earning Per Share secara signifikan berpengaruh terhadap harga
29
saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. H4
: Price Earning Ratio secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
H5
: Price To Book Value secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
H6
: Variabel Earning Per Share berpengaruh secara dominan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.