BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1
Tinjauan Teoretis
2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). 2.1.2 Tujuan Sumber Daya Manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia menurut Sutrisno, (2010:7-8) dalam Irianto (2001) adalah 1. Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan sumber daya manusia untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pekerjaan yang bermotivasi dan berkinerja yang tinggi, memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi perubahan dan memenuhi kewajiban pekerjaan secara legal. 2. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur sumber daya manusia yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannya. 3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan strategi, khususnya yang berkaitan dengan implikasi sumber daya manusia. 4. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini mencapai tujuannya. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pekerja untuk meyakinkan bahwa mereka tidak menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya. 5. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi.
9
10
6. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam manajemen sumber daya manusia. 2.1.3
Pengertian Produktivitas Kerja
Menurut Sutrisno, (2010:100) produktivitas kerja adalah mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Ada tiga aspek utama yang perlu ditinjau dalam menjamin produktivitas yang tinggi yaitu aspek kemampuan manajemen tenaga kerja, aspek efisiensi tenaga kerja dan aspek kondisi lingkungan pekerjaan. Produktivitas kerja dapat dilihat dari kuantitas kerja dan kualitas kerja karyawan yang telah diselesaikan berdasarkan tugas, tanggung jawabnya, fungsi dan waktu. 1. Kuantitas kerja adalah dilihat dari penggunaan waktu dan kecepatan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab hasil kerja pegawai dalam suatu periode. Kuantitas kerja dapat dibandingkan dari jumlah kerja dan penggunaan waktu. Jumlah kerja adalah banyak tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang dapat diselesaikan. Penggunaan waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan. 2. Kualitas kerja adalah menggambarkan seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya meliputi ketepatan, kelengkapan dan kerapian. Ketepatan adalah membandingkan antara rencana kegiatan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kelengkapan adalah sikap teliti dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Kerapian adalah sikap rapi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.
11
2.1.4 Jenis-Jenis Produktivitas Produktivitas dapat dikelompokan menjadi dua yaitu 1. Produktivitas Total Produktivitas dapat diukur dari berbagai faktor penyusunnya seperti: tanah, modal, teknologi, tenaga kerja, dan bahan baku, yang disebut dengan produktivitas dari berbagi faktor. Produktivitas ini sering disebut dengan produktivitas total (http://materiskripsi.blogspot.co.id/2012/04/produktivitaskerja.html, 2015) 2.
Produktivitas Satu Faktor Selain menghitung produktivitas dari berbagai factor, produktivitas juga dapat diukur untuk masing-masing factor, yang disebut produktivitas dari satu factor (single factor productivity). Dan yang sering dihitung adalah produktivitas tenaga kerja atau dalam konteks manajemen lebih dikenal sebagai kinerja (performance). Seorang karyawan atau sekelompok karyawan dinilai produktif atau tidaknya dari kinerja. Kinerja karyawan dapat diukur dengan menggunakan konsep penilaian prestasi kerja (performance appraisal). Dimensi-dimensi yang digunakan dalam menilai kinerja karyawan adalah ketaatan, kerajinan, kedisiplinan, keaktifan dalam memberikan laporan, kejujuran, loyalitas, inisiatif, keterampilan, kejelasan dalam memberi/menerima instruksi, pemeliharaan alat kerja, kemampuan mengatasi masalah, dan lain-lain.
12
2.1.5 Faktor-Faktor Mempengaruhi Produktivitas Kerja 1. Sikap Mental Hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian organisasi adalah keadaan mental dan fisik karyawan karena keadaan fisik dan mental mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan. 2. Pendidikan Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peran pendidikan adalah sebagai landasan untuk membentuk, mempersiapkan, membina dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. 3. Ketrampilan Tujuan adanya pelatihan adalah untuk melengkapi dan menunjang karyawan dengan ketrampilan dan merupakan cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Dengan adanya pelatihan kepada para karyawan dapat memperkecil atau meninggalkan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan sehingga dapat mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dan tepat. Latihan kerja diperlukan bukan saja sebagi pelengkap akan tetapi sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan. Peningkatan produktivitas bukan pada pemutakhiran peralatan akan tetapi pada pengembangan karyawan yang paling utama menurut Sutrisno, (2010:103) dalam Stoner (1991).
13
4. Manajemen Salah satu fungsi penting dari setiap manajer ialah memelihara hubungan yang serasi dengan para bawahannya yang teknik dan kiatnya disusun oleh satuan kerja pengelola sumber daya manusia dan diterapkan oleh semua manajer dalam organisasi. Para karyawan memerlukan apresiasi atas hasil kerjanya dan tidak sedikit atasan yang enggan melakukan penilaian atas hasil kerja para bawahannya. Akan tetapi penilaian itu akan tetap dilakukan secara berkala. Menurut Siagian, (2002:24) Penilaian akan bersifat positif karena dapat digunakan sebagai salah satu faktor motivasi untuk berbuat lebih banyak lagi bagi organisasi karena dapat membuat perjalanan karirnya lebih mulus sehingga dapat meningkatkan kemampuannya untuk memuaskan berbagai kebutuhan yang semakin kompleks. Kegunaan penilaian lainnya adalah dapat digunakan sebagai alat memperbaiki kinerja para karyawan, dapat digunakan untuk menentukan imbalan yang akan diberikan oleh organisasi kepada para karyawan, berguna untuk mengambil keputusan dan mutasi karyawan, dll. 5. Hubungan industrial Hubungan atasan dan bawahan akan mempengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Ikut serta bawahan dalam penentuan tujuan dapat meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja karena adanya sikap saling jalinmenjalin antara atasan dengan bawahan. Karyawan akan berpartisipasi secara baik dalam proses produksi jika karyawan diperlakukan secara baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
14
6. Tingkat penghasilan Sistem imbalan merupakan motivasi bagi para pegawai yang bekerja disuatu perusahaan. Hasibuan (2005:118) kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Imbalan yang diberikan kepada pegawai tidak hanya sebagai alat pemuas kebutuhan material, sehingga
perusahaan
mendapatkan
tantangan.
Mondy
(2008:4)
mengklasifikasikan kompensasi finansial menjadi kompensasi finansial langsung dan tidak langsung. Kompensasi finansial langsung terdiri upah, gaji, komisi, dan bonus. Kompensasi finansial tidak langsung (tunjangan) meliputi terdiri dari jaminan sosial, tunjangan pengangguran, ganti rugi karyawan, cuti keluarga. Untuk mencapai berbagai tujuaan diperlukan suatu penerapan sistem imbalan tertentu. Sistem imbalan yang baik adalah mampu mencapai kepuasan pegawai yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Jika kepuasan pegawai tercapai dalam sistem imbalan, kinerja karyawan akan meningkat. Sebaliknya jika sistem imbalan tidak baik, prestasi kerja pegawai menurun, adanya keluhan dan bisa terjadi mogok kerja. Dalam penetapan imbalan karyawan perlu dipertimbangkan dari sisi riwayat pendidikan, pengalaman pekerjaan, loyalitas kepada perusahaan, masa kerja karyawan, prestasi karyawan, dan lain sebagainya. 7. Jaminan sosial Keselamatan
dan
kesehatan
kerja
(K3)
merupakan
instrumen
yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar
15
dari
bahaya
akibat
kecelakaan
kerja
(http://kslamatan.blogspot.co.
id/2012/08/pengertian-dari-keselamatan-kerja.html,
2015).
Pemeliharaan
keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya penting bagi para karyawan tetapi juga bagi organisasi. Alasannya adalah apabila terpelihara dengan baik keselamatan dan kesehatan kerja karyawan maka biaya medis yang harus dikeluarkan bagi perusahaan akan berkurang misalnya biaya pengobatan keryawan yang mengalami kecelakaan di tempat tugas, biaya rekuperasi dan premi asuransi kesehatan. Dengan menjaga keselamatan karyawan dapat meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi karena menurunnya tingkat absensi karyawan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja. 8. Lingkungan dan iklim kerja Budaya organisasi harus mencerminkan pandangan manajemen tentang pentingnya sumber daya manusia sebagai elemen yang paling strategik. Dalam budaya organisasi harus tercermin pandangan manajemen tentang apakah para karyawan yang diharapkan lebih mementingkan orientasi hasil atau mendahulukan ketaatan kepada proses dan prosedur kerja. 9. Sarana produksi Untuk meningkatkan produktivitas kerja kondisi fisik tempat bekerja yang menyenangkan diperlukan untuk memberikan kontribusi yang nyata. Kondisi fisik yang menyenangkan dapat mencegah terjadinya kejenuhan dan kebosanan serta berperan dalam pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja. Hal-hal yang dimaksud dengan kondisi fisik yang menyenangkan menurut Siagian, (2002:23) terdiri dari pendingin ruangan yang cukup dan memadai, penerangan
16
yang cukup penting dalam pencegahan kecelakaan, adanya tata ruang yang rapi dan perabot yang tersusun baik, sehingga menimbulkan rasa estetika, lingkungan kerja yang bersih yang menimbulkan rasa senang berada di tempat pekerjaan untuk waktu yang lama dan lingkungan kerja yang bebas dari polusi udara untuk mempermudah pemeliharaan kesehatan para karyawan. 10. Teknologi Perubahan di bidang teknologi menuntut para manajer untuk memikirkan dan mengambil langkah-langkah untuk memanfaatkan sumber daya manusia yang tugasnya diambil oleh produk teknologi dengan cara memberikan ketrampilan baru melalui pelatihan kepada para karyawan. 11. Kesempatan berprestasi Menurut Sutrisno, (2010:157) Proses karier adalah suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar lebih meningkatkan karir. Karir adalah bagian yang penting dan akan berubah secara terus-menerus terjadi dalam perjalanan dan kehidupan karyawan yang akan bekerja. Faktorfaktor penentu karir adalah sikap atasan dan rekan sekerja, pengalaman, pendidikan, prestasi, dan faktor nasib. Tujuan adanya proses karir adalah menggambarkan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan untuk mencapai tujuan karir, dan secara berkelanjutan untuk mengevaluasi, merevisi, dan meningkatkan rancangan. 12. Disiplin Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya menurut Sutrisno,
17
(2010:86) dalam Singodimedjo (2002). Tujuan utama disiplin adalah untuk mencegah pemborosan waktu dan energi sehingga dapat meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin. Untuk memperoleh hasil yang maksimal diperlukan disiplin kerja dalam organisasi untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas. 2.1.6 Indikator Produktivitas Kerja Menurut Sutrisno, (2010:104-105) untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator terdiri dari 1. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kemampuan seorang karyawan dalam bekerja bergantung pada ketrampilan yang dimilikinya dan sifat profesionalisme. 2. Meningkatkan hasil yang dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil adalah salah satu yang dapat dinikmati oleh yang mengerjakan serta dapat dinikmati oleh perusahaan, jadi cara meningkatkan hasil yang dicapai dengan memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 3. Semangat kerja Tindakan untuk memperbaiki lebih baik dari hari kemarin. Alat ukurnya dapat dilihat dari semangat kerja dan hasil kerja yang dicapai hari ini dengam membandingkan hasil kerja kemarin.
18
4. Pengembangan diri Mengasah kemampuan dengan mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Indikator pngembangan diri dapat dilihat melalui tantangan dan harapan yang akan dihadapi. Semakin kuat tantangannya pengembangan diri perlu dilakukan untuk menjadi lebih baik sehingga akan berdampak yang akan meningkatkan kemampuan karyawan. 5. Mutu Mutu adalah hasil pekerjaan yang dapat menggambarkan kualitas kerja seorang pegawai, jadi selalu berusaha meningkatkan kualitas dari hari atau tahun sebelumnya. Tujuan meningkatkan mutu adalah dapat memberikan hasil yang terbaik yang akan berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri. 6. Efisiensi Efisiensi adalah perbandingan antara output (hasil yang dicapai) dengan sumber daya manusia yang digunakan. Input dan output dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan syang merupakan aspek produktivitas. Jayanti (2014) melakukan penelitian tentang peran reward and punishment dalam meningkatkan produktivitas kerja pada Bank dengan hasil penelitian menunjukan
reward
and
punishment
sama-sama
berpengaruh
dalam
meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Namun dalam hal ini, pemberian reward dirasa lebih berpengaruh dan lebih efektif dibandingkan punishment. Peran reward dalam bentuk promosi jabatanlah yang besar pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai. Promosi jabatan dirasa efektif untuk
19
memotivasi pegawai, karena hal ini mempengaruhi penghasilan tetap mereka dan lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup pegawai. Sedangkan punishment hanya merupakan faktor penunjang saja dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai di Bank BRI. Walaupun demikian, punishment menjadi suatu alat kontrol pegawai untuk tidak melakukan kelalaian atau kesalahan dalam bekerja dan terpacu menjadi lebih baik lagi Dua hal yang bertentangan namun pada hakekatnya sama bertujuan untuk memotivasi seseorang menjadi lebih baik, lebih berkualitas dan lebih produktif dalam bekerja. Peningkatan produktivitas kerja pegawai berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan dan pelayanan Bank BRI kepada para nasabah.
20
2.2
Rerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, analisis produktivitas kerja dilihat dari kuantitas kerja dan kualitas kerja dan faktor-faktor yang meningkatkan produktivitas kerja meliputi sikap metal,
pendidikan,
ketrampilan,
manajemen,
hubungan
industrial,
tingkat
penghasilan, jaminan dan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi, kesempatan berprestasi dan disiplin
Analisis Produktivitas Kerja
Kuantitas Kerja dan Kualitas Kerja
Faktor-faktor produktivitas kerja:
Rekomendasi
a. b. c. d. e. f. g. h.
i. j. k. l.
Sikap metal Pendidikan Ketrampilan Manajemen Hubungan Industrial Tingkat Penghasilan Jaminan dan Sosial Lingkungan dan Iklim Kerja Sarana Produksi Teknologi Kesempatan Berprestasi Disiplin
Gambar 1 Rerangka Pemikiran Sumber: Data diolah
21
2.3 Proposisi Penelitian Proposisi penelitian merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang kompleks. Analisis produktivitas kerja menekankan pada kegiatan manajemen untuk menetapkan pengelolaan sumber daya manusia yang seharusnya dikerjakan melalui prosedur dalam perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian aktivitas yang dipilih untuk di analisis. Peneliti memilih analisis produktivitas kerja bertujuan untuk menilai kinerja dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia sehingga dapat berjalan dengan baik di masa yang akan datang. Dengan meningkatnya produktivitas kerja karyawan dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan usahanya serta dapat memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Produktivitas kerja dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas kerja pegawai yang telah diselesaikan berdasarkan tugas, tanggung jawabnya, fungsi dan waktu. Kuantitas kerja dapat dibandingkan dari jumlah kerja dan penggunaan waktu. Kualitas kerja adalah menggambarkan seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya meliputi ketepatan, kelengkapan dan kerapian. Ketepatan adalah membandingkan antara rencana kegiatan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Faktor-faktor produktivitas kerja meliputi sikap metal, pendidikan, ketrampilan, manajemen, hubungan industrial, tingkat penghasilan, jaminan dan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi, kesempatan berprestasi dan disiplin. Faktor-faktor tersebut digunakan untuk mengetahui faktor mana yang dapat meningkatkan produktivitas kerja bagian pelayanan korporat pada PT Pos Indonesia.