BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) 2.1.1. Pengertian PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2006). Sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan caracara hidup sehat dalam rangka menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes Lampung, 2003). PHBS yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat Indonesia dengan adat istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan (Azwar, 1981). Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah
Universitas Sumatera Utara
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampak PHBS yang tidak baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah mencret, muntaber, desentri, typus, dan DBD (Dinkes Metro, 2005). Penyebab yang mempengaruhi PHBS adalah faktor perilaku dan non perilku fisik, sosial ekonomi dan sebagainya, oleh sebab itu penanggulangan masalah kesehatan masyarakat juga dapat ditunjukkan pada kedua faktor utama tersebut (Notoadmojo, 2005). Banyak hal yang menjadi penyebab PHBS menurun yaitu selain faktor teknis juga faktor-faktor geografi, ekonomi dan sosial (Depkes RI, 2003). 2.1.2. Tujuan PHBS Tujuan PHBS adalah: meningkatkan rumah tangga sehat diseluruh masyarakat
Indonesia, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan
masyarakat agar hidup sehat, meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes, 2006). 2.1.3. Manfaat PHBS 1. Bagi rumah tangga: semua anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas dan pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. 2. Bagi masyarakat: masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat, masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan dan
masyarakat
mampu
mengembangkan
Upaya
Kesehatan
Bersumber
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat (UBKM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulan desa dan lain-lain (Depkes RI, 2008). 2.1.4. Sasaran PHBS Tatanan Rumah Tangga, sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam: 1.
Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam keluarga yang bermasalah).
2.
Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan lintas sektor terkait, PKK3.
3.
Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dan lain-lain.
2.1.5. Indikator PHBS di Rumah Tangga PHBS di Rumah Tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan dimasyarakat. Indikator PHBS di Rumah Tangga (Dinkes, 2006):
Universitas Sumatera Utara
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Adalah persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. 2. Memberi ASI Eksklusif Adalah bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. Asi banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi bayi dari alergi. Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga kelompok yakni: 1. Kolostrum Kolostrum ( susu awal ) adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan Zn.
Universitas Sumatera Utara
2. ASI transisi/ peralihan ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari k2 4 – 10 setelah kelahiran. Kandungan volume protein akam semakin rendahsedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan pada kolosrum, juga volume akan makin meningkat. 3. Asi matang/ matur ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke -14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan berwarna putihkekuningan yang diakibatkan warna dari gambar c-casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, volume ASI sekurang – kurangnya sekitar 500-700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600 ml/hari setelah bayi berusia satu tahun. Keuntungan menyusui bagi bayi: 1. Ditinjau dari aspek gizi Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.
Universitas Sumatera Utara
2. Ditinjau dari aspek imunologi Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain imunitas seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase. 3. Ditinjau dari aspek psikologis Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengang. Pemberian ASI mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi , yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain /ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri 3.
Menimbang bayi dan balita setiap bulan Adalah menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3 bulan
terakhir.
Penimbangan
balita
dimaksudkan
untuk
memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda: 1. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus 2. Mudah sakit
Universitas Sumatera Utara
3. Tampak lesu dan lemah 4. Mudah menagis dan rewel 4.
Mencuci tangan dengan air dan sabun Adalah tindakan membersihkan tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun untuk membersihkan kotoran/ membunuh kuman serta mencegah
penularan
penyakit.
Misalnya:
mencuci
tangan
sebelum
menyiapkan makanan dan minuman, mencuci tangan sesudah buang air besar dengan sabun, karena sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman akan masih tertinggal. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan : 1. Setia kali tangan kita kotor ( setelah memegang uang , binatang dan berkebun ) 2. Setelah buang air besar 3. Setelah membersihkan kotoran bayi 4. Sebelum memegang makanan 5. Sebelum makan dan menyuapi makanan 6. Sebelum menyusui bayi 7. Sebelum menyuapi anak 8. Setelah bersin, batuk dan membuang ingus Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut: 1. Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun khusus anti bakteri 2. Gosok tangan setidaknya selama 15 – 20 detik
Universitas Sumatera Utara
3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela – sela jari dan kuku 4. Basuh tangan sampai bersih dengan air mengalir 5. Keringkan dengan handuk bersih dan alat pengering 6. Gunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan kran air. 5.
Menggunakan air bersih Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anank – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci ( bermacam – macam cucian ). Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih). Syarat – syarat air minum yang sehat agar air inum itu tidak menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening ( tidak berwarna ), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar. b. Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri. Terutama bakteri pathogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudahmemenuhi kesehatan c. Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. 6.
Menggunakan jamban sehat Adalah rumah tangga atau keluarga yang menggunakan jamban/ WC dengan tangki septic atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah pecemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
7.
Rumah bebas jentik Adalah melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dirumah satu kali seminggu
agar
tidak
terdapat
jentik
nyamuk
pada
tempat-tempat
penampungan air, vas bunga, pot bunga/ alas pot bunga, wadah penampungan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas dan barang-barang bekas/ tempattempat yang bisa menampung air. Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M (menguras. Menutup dan mengubur plus menghindari gigitan nyamuk) 8.
Makan buah dan sayur setiap hari Pilihan buah dan sayur yang bebas peptisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya cirri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar. Adalah anggota keluarga umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
9.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam dan sebagainya. Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari , sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru alat tubuh lainnya. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
10. Tidak merokok di dalam rumah Adalah anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO). 2.1.6 Kriteria Rumah Sehat Menjaga lingkungan rumah selalu bersih dan sehat berdampak positif bagi kualitas hidup seluruh anggota keluarga. Sebuah perubahan kecil akan membawa dampak besar bagi kesehatan keluarga. Lingkungan sangat erat kaitannya dengan rumah singgahan. Untuk itu perhatikan tentang rumah sehat dan keluarga. Rumah sehat akan berpengaruh besar terhadap kesehatan lingkungan penghuninya. Memiliki rumah sehat tentunya akan memberikan rasa nyaman bagi penghuninya. Salah satu ciri rumah sehat adalah memiliki sistem sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Sistem sirkulasi udara dapat diciptakan dengan menggunakan lubang angin atau ventilasi udara. Ada beberapa hal yang memenuhi syarat untuk rumah sehat, yakni: 1. Jendela berfungsi dengan baik dengan ukuran yang memadai. Jendela ada dua sisi yang berbeda, sehingga bisa menjadi jalannya udara yang baru. Pada setiap rungan sebaiknya dibuatkan jendela kaca yang berhubungan dengan ruang luar. Dalam menentukan letak jendela, harus diperhatikan untuk mengarah ke matahari. Cahaya matahari yang terlalu panas, gunakan kanopi jendela untuk menaungi jendela dari cahaya matahari langsung. 2. Ventilasi udara adalah lubang penghawaan pada ruangan agar sirkulasi udara dalam ruangan menjadi baik. Minimal ventilasi udara berukuran lebih 10 % dari luas lantai.
Universitas Sumatera Utara
3. Pencahayaan ruangan dengan standar mata normal bisa membaca tanpa sinar lampu tambahan 4. Lubang asap dapur lebih besar 10% dari luas tanah lantai. 5. Lingkungan tidak padat penghuni luas lantai rumah per penghuni lebih besar 10 m2 6. Kandang hewan harus terpisah dengan rumah. Misalkan anda mempunyai ternak maka kandangnya harus terpisah dari rumah. 7. Konstruksi rumah, bangunan permanen dengan tembok, bata plesteran, serta papan kedap air 8. Sanitasi yang benar Sarana sanitasi yang benar yakni : a. Sarana air milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan b. Jamban leher angsa atau septic tank c. Terdapat sarana pembuangan air limbah yakni dapat diserap dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air lebih dari 10 m ) dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut. d. Tempat sampah yang kedap air tertutup Rumah sehat juga dipengaruhi oleh kebiasaan penghuninya. Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dapat mempengaruhi terjadinya penularan berbagai penyakit. Agar tidak terjadi maka seharusnya perilaku penghuni memperhatikan beberapa hal : 1. Membersihkan tempat jentik berkembang agar rumah bebas jentik nyamuk tidak lebih dari 5 %
Universitas Sumatera Utara
2. Bersihkan dari hal-hal yang mempengaruhi tikus datang ke rumah. Pastikan rumah bebas tikus 3. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari 4. Memanfaatkan pekarangan, misalnya dengan menanami bunga, sehingga ada upaya penghijauan 5. Membuang tinja bayi atau balita ke jamban, jangan meremehkan tinja bayi dan dibuang sembarangan karena tinja bayi sama halnya dengan tinja orang dewasa 6. Membung sampah pada tempat sampah, sampah hendaknya dibuang setiap hari pada sampah besar yang akan dibawa oleh petugas sampah (Nur Ilmiah)
2.2. PENGETAHUAN 2.2.1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitf merupakan domain yang sangat penting
untuk
terbentuknya sikap seseorang. 2.2.2. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), tingkat pengetahuan antara lain : Tahu (Know) yaitu mengingat suatu materi telah dipelajari sebelumnya, memahami (comprehension) yaitu sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali, Aplikasi (application) yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
Universitas Sumatera Utara
yang telah dipelajari pada situasi, kondisi sebenarnya dapat menggunakan metode, rumus dan prinsip-prinsip, analisa (analysis) yaitu analisa untuk menjabarkan materi atau objek kedalam suatu komponen. Tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain, Sintesis (Synthesis) yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi (evaluation) yaitu evaluasi kemampuan melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau objek. 2.2.3. Cara untuk memperoleh pengetahuan 1). Cara tradisional a. Cara coba (trial and error) Cara ini dlakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memencahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan lain. b. Cara kebiasaan otoritas Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemerintah. c. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan dan cara mengulangi kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang lain yang dapat digunakan cara tersebut. d. Memulai jalan pikir
Universitas Sumatera Utara
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikir baik melalui jalan induksi maupun jalan deduksi. e. Cara Modern Merupakan cara penggambungan antara proses berfikir deduktif-induktif yang dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis 2.3. Sikap Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni: a) Menerima Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b) Merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c) Menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d) Bertanggung jawab Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
Universitas Sumatera Utara