BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Data yang dibutuhkan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari beberapa jenis sumber, sebagai berikut: •
Literatur
•
Wawancara dengan narasumber yang terkait.
•
Pengamatan langsung di lapangan.
•
Website terkait.
: buku dan artikel elektronik maupun nonelektronik.
2.1.2 Tentang KPU Komisi Pemilihan Umum (disingkat KPU) adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia. Ketua KPU saat ini adalah Husni Kamil Manik. Secara ringkas, KPU yang ada sekarang merupakan KPU keempat yang dibentuk sejak era Reformasi 1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan Keppres No 16 Tahun 1999, beranggotakan 53 orang anggota, dari unsur pemerintah dan Partai Politik. KPU pertama dilantik Presiden BJ Habibie. KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan Keppres No 10 Tahun 2001, beranggotakan 11 orang, dari unsur akademis dan LSM. KPU kedua dilantik oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11 April 2001. KPU ketiga (2007-2012) dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007 yang berisikan tujuh orang anggota yang berasal dari anggota KPU Provinsi, akademisi, peneliti dan birokrat dilantik tanggal 23 Oktober
3
4 2007 minus Syamsulbahri yang urung dilantik Presiden karena masalah hukum. Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image KPU harus diubah sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil tersebut merupakan faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas, dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Sebagai anggota KPU, integritas moral sebagai pelaksana pemilu sangat penting, selain menjadi motor penggerak KPU juga membuat KPU lebih kredibel di mata masyarakat karena didukung oleh personal yang jujur dan adil. Tepat tiga tahun setelah berakhirnya penyelenggaraan Pemilu 2004, muncul pemikiran di kalangan pemerintah dan DPR untuk meningkatkan kualitas pemilihan umum, salah satunya kualitas penyelenggara Pemilu. Sebagai penyelenggara pemilu, KPU dituntut independen dan nonpartisan. Untuk itu atas usul insiatif DPR-RI menyusun dan bersama pemerintah mensyahkan
Undang-undang
Nomor
22
Tahun
2007
Tentang
Penyelenggara Pemilu. Sebelumnya keberadaan penyelenggara Pemilu terdapat dalam Pasal 22-E Undang-undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Umum mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat
5 mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum bebas dari pengaruh pihak mana pun. Perubahan penting dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden; serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sebelumnya diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan kemudian disempurnakan dalam 1 (satu) undang-undang secara lebih komprehensif. Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu diatur mengenai KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang permanen dan Bawaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu. KPU dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundangundangan serta dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan pemilihan umum dan tugas lainnya. KPU memberikan laporan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu juga mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK, PPS, KPPS dan PPLN serta KPPSLN yang merupakan penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat ad hoc. Panitia tersebut mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum dalam rangka mengawal terwujudnya Pemilihan Umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dalam rangka mewujudkan KPU dan Bawaslu yang memiliki integritas dan kredibilitas sebagai Penyelenggara Pemilu, disusun dan ditetapkan Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Agar Kode Etik Penyelenggara Pemilu dapat diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, dibentuk Dewan Kehormatan KPU, KPU Provinsi, dan Bawaslu.
6 Di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD, jumlah anggota KPU adalah 11 orang. Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, jumlah anggota KPU berkurang menjadi 7 orang. Pengurangan jumlah anggota KPU dari 11 orang menjadi 7 orang tidak mengubah secara mendasar pembagian tugas, fungsi, wewenang dan kewajiban KPU dalam merencanakan dan melaksanakan tahap-tahap, jadwal
dan
mekanisme
Pemilu
DPR,
DPD,
DPRD,
Pemilu
Presiden/Wakil Presiden dan Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah. Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, komposisi keanggotaan KPU harus memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen). Masa keanggotaan KPU 5 (lima) tahun terhitung sejak pengucapan sumpah/janji. Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas : mandiri; jujur; adil; kepastian hukum; tertib penyelenggara Pemilu; kepentingan umum; keterbukaan; proporsionalitas; profesionalitas; akuntabilitas; efisiensi dan efektivitas. 2.1.3 Visi dan Misi KPU Visi: Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan misi, yaitu: •
Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki
kompetensi,
kredibilitas
menyelenggarakan Pemilihan Umum;
dan
kapabilitas
dalam
7 •
Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab;
•
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien dan efektif;
•
Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku;
•
Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
2.1.4
Tugas dan Kewenangan KPU Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut : • merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum; • menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta Pemilihan Umum; • membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
8 • menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan; • menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II; • mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum; • memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum. Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf: • tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum. Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum. 2.1.5 Website KPU Strategi komunikasi sebagai upaya sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh KPU selama ini lebih berpusat pada himbauan lewat media massa, penggunaan alat peraga, dan turun secara langsung menemui masyarakat. Masih sedikit media komunikasi online yang dimiliki KPU sehingga informasi bisa diakses secara lebih mudah dan cepat tanpa harus bertemu muka dengan staff KPU. Media komunikasi yang dimiliki saat ini adalah website, yaitu dengan mengakses: http://kpu.go.id/. Selain daripada website utama dari KPU, terdapat juga website-website KPU lokal yang dimiliki oleh beberapa daerah pemilihan umum, antara lain: • KPU Jawa Barat
: http://kpu.jabarprov.go.id/
9 • KPU Jawa Timur
: http://www.kpujatim.go.id/
• KPU Jawa Tengah
: http://www.kpu-jatengprov.go.id/home
• KPU DKI Jakarta
: http://kpujakarta.go.id/
• KPU Bali
: http://kpud-baliprov.go.id/
• KPU DIY
: http://www.kpud-diyprov.go.id/
• KPU Aceh
: http://kip-acehprov.go.id/
• KPU Sumbar : http://www.kpu-sumbarprov.go.id/ • KPU Sumsel : http://kpusumsel.blogspot.com/ • KPU Jambi
: http://kpud-jambiprov.go.id/
• KPU Bengkulu
: http://kpukotabengkulu.org/
• KPU Babel
: http://kpu-bangkabaratkab.go.id/ http://kpud-belitungkab.go.id/
• KPU Banten : http://kpu-bantenprov.go.id/ • KPU Lampung
: http://www.kpud-lampungprov.go.id/
• KPU Gorontalo
: http://kpud-gorontaloprov.go.id/
• KPU Sulut
: http://kpu-sulutprov.go.id/index.html
• KPU Sultra
: http://kpud-sultraprov.go.id/
• KPU Sulbar
: http://kpu-sulbarprov.go.id/
• KPU Sulteng : http://www.kpu-sultengprov.go.id/ • KPU Riau
:http://kpu-riauprov.go.id/
• KPU Kepri
: http://www.kpu.kepriprov.go.id/web/
• KPU NTT
:http://www.kpud-nttprov.go.id/
• KPU NTB
: http://kpud-ntbprov.go.id/
• KPU Kalbar
: http://www.kpukalbar.com/
• KPU Kaltim :http://kpu-kaltimprov.go.id/ • KPU Kalsel
: http://kpu-kalselprov.go.id/
• KPU Kalteng : http://kpu-kaltengprov.go.id/ • KPU Maluku : http://kpu-malukuprov.go.id/index.php • KPU Malut
: http://www.kpu-malutprov.go.id/
• KPU Kota Sukabumi:http://kpu-sukabumikota.go.id/mediacenter/
10
Sitemap website KPU :
11
12
13
Gambar 1 Sitemap Website KPU
14 Tampilan homepage website KPU :
Gambar 2 Homepage Website KPU
15 Wireframe homepage website KPU :
Gambar 3 Wireframe Website KPU 2.1.6 Internet dan Anak Muda Berdasarkan data survei MarkPlus Youth 76,7% anak muda di Indonesia rajin update status di media sosial. Selain itu berdasarkan data Yahoo dan TNS pada 2009 menyebutkan bahwa 64% pengguna internet di Indonesia adalah golongan muda yang berumur antara 15-19 tahun. Hasil survei Kementerian Kominfo, Kementerian PPPA bersama UNICEF menemukan fakta, bahwa: • Menurut data terbaru, setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia merupakan pengguna internet, dan media digital saat ini menjadi pilihan utama saluran komunikasi yang mereka gunakan. Hasil studi menemukan bahwa 80 persen responden yang disurvei merupakan pengguna internet, dengan bukti kesenjangan digital yang kuat antara mereka yang tinggal di wilayah perkotaan dan lebih sejahtera di Indonesia, dengan mereka yang tinggal di daerah perdesaan (dan kurang sejahtera). Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta dan Banten, misalnya, hampir semua responden merupakan
16 pengguna internet. Sementara di Maluku Utara dan Papua Barat, kurang dari sepertiga jumlah responden telah menggunakan internet. • Studi ini merupakan yang pertama diantara penelitian sejenisnya, dengan keunikan data pada golongan anak dan remaja yang belum pernah menggunakan internet. Kesenjangan yang paling jelas terlihat, di daerah perkotaan hanya 13 persen dari anak dan remaja yang tidak menggunakan internet, sementara daerah perdesaan, menyumbang jumlah 87 persen. • Mayoritas dari mereka yang disurvei telah menggunakan media online selama lebih dari satu tahun, dan hampir setengah dari mereka mengaku pertama kali belajar tentang internet dari teman. Studi ini mengungkapkan bahwa 69 persen responden menggunakan komputer untuk mengakses internet. Sekitar sepertiga - 34 persen menggunakan laptop, dan sebagian kecil - hanya 2 persen terhubung melalui video game. Lebih dari setengah responden (52 persen) menggunakan ponsel untuk mengakses internet, namun kurang dari seperempat (21 persen) untuk smartphone dan hanya 4 persen untuk tablet. Berdasarkan survei tersebut juga ditemukan bahwa anak-anak dan remaja memiliki tiga motivasi utama untuk mengakses internet: untuk mencari informasi, untuk terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Pencarian informasi yang dilakukan sering didorong oleh tugastugas sekolah, sedangkan penggunaan media sosial dan konten hiburan didorong oleh kebutuhan pribadi. Hal ini mendukung perancangan media komunikasi online bagi KPU untuk sebagai langkah sosialisasi yang tepat bagi para pemilih baru. 2.1.7 Hasil Wawancara dengan KPU Siapakah yang berperan dalam website KPU?
17 Semua stakeholder pemilu: peserta pemilu, penyelenggara, lembaga pemantau pemilu, pemerintah, dan masyarakat/pemilih. Pemerintah bersifat sebagai penyedia data dan informasi yang ingin dikeluarkan, terutama berhubungan dengan peraturan, juga sebagai penerima hasil pertanggungjawaban setelah pemilu. Pihak penyelenggara pemilu menggunakan website sebagai tempat berbagi keputusan terbaru pemilu. Siapa yang bertanggungjawab di KPU dalam mengurus website? Ada 2 biro, yaitu: biro hubungan masyarakat yang mengurus seputar konten update dari website dan biro data dan informasi yang mengerjakan website dari sisi tampilan, sistem, database, dan sebagainya yang berhubungan dengan teknologi. Informasi apa saja yang diolah di biro humas untuk website? Yang paling utama adalah berita terkini, berita ini juga bersifat sebagai laporan dari KPU kepada masyarakat luas. Yang kedua adalah regulasi perihal pemilu. Semua data lainnya yang di-update dalam website KPU adalah juga demi memenuhi Undang-Undang no. 14 tahun 2008 yang mengatur mengenai informasi publik. KPU sebagai lembaga negara harus transparan terhadap data yang dimiliki dan semua kegiatan yang dilakukan. Isi dari website KPU juga sangat dinamis, karena sistem pemilu yang terdiri dari 11 tahapan dan dalam setiap tahapan tersebut ada informasi baru yang harus dikeluarkan KPU dengan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tahapannya. Teknologi apa yang digunakan oleh biro data dan informasi? Website KPU memiliki CMS (Content Management System) berbasis Joomla versi lama, dari sisi sekuritas lebih terjaga karena tidak banyak yang dapat menerobos masuk ke dalam website ini disebabkan versinya yang sudah lama. Adakah yang bertugas sebagai arsitek informasi untuk website KPU? Tidak ada.
18 Adakah rencana untuk menyusun website yang baru? Ada. Sudah direncanakan sejak tahun 2012, akan diedarkan pada tanggal 2 April 2014 tetapi masih belum ada kepastian. Manajemen SDM di dalam internal KPU masih belum maksimal, sehingga proyek yang ingin diselesaikan bisa terhambat di tahapan tertentu tanpa mengalami penanganan lebih lanjut. Rencananya di website yang baru ini akan ada fitur search engine, polling, kalender berisi jadwal acara KPU dan pembagiannya berdasar kebutuhan internal dan eksternal, organisasi data antara tulisan, video, dan gambar sudah dipindah, ada fungsi tagging pada berita. Sebenarnya banyak ide-ide yang sudah dipikirkan tapi realisasinya sulit terjadi. Selama 5 tahun apa saja yang dikerjakan KPU? Secara garis besar dapat dibagi menjadi: 1.
2011-2012 : persiapan pemilu dan pergantian komisioner.
2.
2013-2014 : pelaksanaan pemilu dalam 11 tahapan.
3.
2015
: tahap pelaporan pemilu.
Setelah itu siklusnya akan berlanjut lagi dalam pola yang sama. Selama tahun 2011, 2012, dan 2015 juga diakan Pemilu Kepala Daerah di berbagai KPUD di Indonesia yang juga diawasi oleh KPU Pusat. Kenapa KPU memilih warna oranye? Murni dikarenakan keterbatasan warna yang dapat dipilih sehubungan dengan warna-warna parpol. Untuk menjaga agar KPU tetap tidak dinilai memihak pada salah satu parpol tertentu, KPU harus memilih warna yang tidak dipakai parpol manapun. Secara visual juga harus dipertimbangkan dalam memilih simbol-simbol, agar tidak mengacu ke parpol atau tokoh parpol tertentu.
19
Apa brand essence dari KPU yang ingin disampaikan ke masyarakat? Cita-cita KPU adalah menjadi badan negara yang diandalkan dalam hal pemilihan umum. Misalnya apabila ada pemilih ketua perusahaan, perusahaan tersebut dapat memakai jasa dari KPU untuk mengurus dari awal sampai akhir. Untuk mencapai hal ini, diperlukan kepercayaan dari masyarakat.
KPU harus
menunjukkan
kredibilitasnya di
depan
masyarakat dan juga transparansi sehingga kepercayaan itu bisa terbangun. Edit this form 2.1.8 Hasil Survei Berikut ini hasil survey yang diisi oleh 121 responden. Jenis kelamin anda?
Grafik 1 Jenis Kelamin Responden
Laki-laki
71
59%
Perempuan
50
41%
Berapakah usia anda?
20 Grafik 2 Usia Koresponden
< 17
0
0%
17 - 21
54
45%
22 - 26
39
32%
27 - 31
24
20%
4
3%
> 31
Apakah profesi anda?
Grafik 3 Profesi Koresponden
Pelajar
0
0%
Mahasiswa
68
56%
Karyawan
37
31%
Wirausaha
12
10%
Ibu rumah tangga
2
2%
Tidak bekerja
2
2%
Apakah anda sudah pernah memilih dalam pemilu sebelumnya?
21
Grafik 4 Jumlah Koresponden Yang Sudah Memilih
Ya
82
68%
Tidak
39
32%
Saat anda memilih pertama kali dalam pemilu, darimana anda mendapatkan informasi perihal pemilu?
Orang Tua
67
27%
Teman
28
11%
Siaran televisi
72
29%
Media cetak
44
18%
Website
22
9%
Sosialisasi langsung / Penyuluhan
13
5%
Seberapa penting peristiwa pemilu bagi anda?
Grafik 5 Pentingnya Pemilu Bagi Koresponden
22 Sangat penting
17
14%
Penting
64
53%
Tidak penting
39
32%
1
1%
Sangat tidak penting
23
Sejauh mana partisipasi aktif yang anda lakukan sebagai pemilih, sebelum pemilihan umum berlangsung? Menilai dan memilih calon yg berdedikasi tinggi. Harus menetapkan dan memilih calon yg akan dipilih. Tidak golput. Secara tidak langsung mengkampanyekan kandidat tertentu dalam obrolan sehari-hari. Mencari informasi perihal kandidat pemilu dengan berbagai cara di berbagai media. Tidak ada sama sekali.
Apakah ada sosialisasi mengenai pemilu dari KPU yang memancing partisipasi aktif anda sebagai pemilih? Yang menjawab ada, 41 orang. Yang menjawab tidak, 14 orang.
Seberapa sering anda mengakses internet dalam satu hari?
Grafik 6 Intensitas Mengakses Iternet
< 2 jam
6
5%
2 - 5 jam
47
39%
6 - 9 jam
43
36%
> 9 jam
25
21%
24
Perangkat apa yang paling sering anda gunakan untuk mengakses intenet?
Grafik 7 Perangkat yang Sering Digunakan Koresponden
Personal Computer
39
32%
Laptop / Notebook
47
39%
Tablet / iPad
6
5%
Smartphone
28
23%
Handphone
1
1%
Dimana anda paling sering mengakses internet?
Grafik 8 Lokasi Koresponden Mengakses Internet
Rumah Sekolah / universitas Kantor
86
71%
1
1%
25
21%
25 Warnet
0
0%
26
Apakah tujuan utama anda mengakses internet? Mencari informasi / berita / referensi
31%
Membuka forum internet (Kaskus, Idws, dsb)
12%
Sebagai pendukung dalam pekerjaan /
23%
pembelajaran Membuka social media (facebook, twitter,
30%
instragram, path, dsb)
Dari media manakah anda paling banyak mendapatkan informasi mengenai pemilu?
Grafik 9 Media Informasi Pemilu
Website informatif (detik.com,
51
42%
Forum internet (Kaskus, Idws, dsb)
8
7%
Media cetak (koran, majalah, buku
9
7%
53
44%
kompas.com, dsb)
petunjuk, dsb) Siaran televisi
Informasi paling penting yang anda butuhkan perihal pemilu?
27 Profil calon legislatif dan calon
109
42%
55
21%
4
2%
Laporan dana kampanye
36
14%
Daftar pemilih tetap
14
5%
Tata cara pelaksanaan pemilu
40
16%
presiden Berita terbaru seputar Pemilu Sejarah Pemilu
Apakah anda pernah mengakses website KPU sebelumnya?
Grafik 10 Akses Website Pemilu
Pernah
22
18%
Tidak pernah
99
82%
Kemudahan mencari informasi yang diinginkan pada website KPU.
1
12
10%
2
53
44%
28 3
51
42%
4
5
4%
Kualitas penampilan dan penyusunan data dalam website KPU.
1
23
19%
2
66
55%
3
30
25%
4
2
2%
Kualitas informasi yang ada di website KPU, dilihat dari kesesuaian dengan kebutuhan anda.
1
15
12%
2
55
45%
3
46
38%
4
5
4%
Kecepatan akses website KPU.
29
1
13
11%
2
38
31%
3
58
48%
4
12
10%
Fitur apakah yang anda inginkan terdapat pada website KPU? Informasi jelas tentang daerah pilih. Forum diskusi pemilu. Profil para kandidat pemilu yang dapat dipercaya. Chat box. Real time penghitungan jumlah suara. Wadah untuk menyampaikan kritik/saran untuk pemilu. Klasifikasi berita. Tata cara pemilu. Easy search. Live chat. Mobile version. Pemilihan secara online. Fitur bantuan. Perbaiki kecepatan akses halaman pertama. Hal apa saja yang perlu dipertahankan dari website KPU? Dana kampanye. Info yang up-to-date, berita terkini. Tone warna oranye. Adanya polling. Keberadaannya perlu dipertahankan, sebagai rujukan resmi tentang pemilu. Sejarah pemilu. Konten penting seperti daftar kandidat pemilu. Lalu, hal apa saja yang perlu diperbaiki dari website KPU? User interface, dari pemilihan font, gambar, layout, warna, dan lain sebagainya. User experience, dari navigasi, organisasi data, kecepatan akses, dan sebagainya. Website harus dibuat lebih menarik dan sederhana agar lebih nyaman digunakan.
2.1.9 Target Audience Target Primer:
30 -
-
Demografi Usia
: 17 - 25 Tahun
Gender
: Pria dan Wanita
Geografi Domisili
: Indonesia
Kepadatan : Perkotaan -
Psikografi SES
:B-A
Rentang umur yang belum sering mengikuti pemilihan umum dan menyukai kepraktisan dalam mencari informasi dan berkomunikasi lewat media online. 2.1.10 Kompetitor Kompetitor utama dari website KPU adalah website media masa yang menyediakan berita perihal pemilihan umum dan forum-forum diskusi mengenai pemilu yang dibuat oleh keinginan individu/golongan.
2.2
Tinjauan Khusus
2.2.1
Landasan Teori 2.2.1.1 Teori Desain Grafis Komunikasi visual memainkan peran utama dalam media cetak, film, dan screen-based media. Desainer grafis dan art director adalah perancang utama dari artefak visual dari lingkungan dan budaya kita. Menurut Robin Landa (2011:2), desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada audience, dapat juga disebut representasi
31 visual dari suatu ide yang bergantung kepada kreasi, seleksi, dan organisasi dari elemen-elemen visual. Desain grafis yang kuat memiliki kemampuan menyampaikan pesan dengan makna yang jauh lebih mendalam. Solusi
desain
grafis
dapat
bersifat
persuasif,
informatif,
menunjukkan identitas, memotivasi, mengorganisasi, melokasikan, meningkatkan, dan membawa berbagai tingkatan pengertian. Solusi desain dapat bekerja sangat efektif sehingga mempengaruhi kelakuan seseorang. Sebagai contoh, anda dapat memilih merek tertentu karena ketertarikan terhadap desain bungkusnya, atau anda tergerak mendonasikan darah setelah menonton iklan layanan masyarakat. 2.2.1.2 Teori Warna Warna merupakan salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan dari dunia desain grafis. Warna memberikan peranan yang sangat penting, karena setiap warna memiliki karakter dan memberikan dampak secara psikologis kepada audience-nya. Menurut Bambang W. Nugroho, dosen pengajar mata kuliah Partai Politik dan Pendapat Umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Secara umum, di seluruh dunia, partai politik mengasosiasikan dirinya dengan warna-warna, utamanya untuk kepentingan identifikasi, khususnya agar mudah diingat dan dikenali oleh para pemilihnya pada musim kampanye dan pemilihan umum. Merah biasanya menunjukkan partai kiri, komunis, atau sosialis. Konservatif biasanya menggunakan warna biru atau hitam. Namun di Amerika Serikat, trend ini terbalik, yakni merah diasosiasikan dengan Partai Republik (Republican Party) dan biru untuk partai Demokrat (Democratic Party) liberal. Kadang merah muda menandakan sosialis moderat. Kuning sering digunakan untuk menyimbolkan liberalisme. Hijau adalah warna partai hijau (lingkungan hidup), partai Islam dan partai republik
32 nasionalis Irlandia di Irlandia Utara. Oranye adalah warna yang kadang-kadang dikaitkan dengan nasionalisme, seperti di Belanda atau dengan Loyalis Ulster di Irlandia Utara, tetapi juga merupakan warna reformasi seperti di Ukraina. Di masa lalu, Ungu dianggap warna kerajaan (seperti putih), tetapi sekarang ini kadang-kadang digunakan untuk partai pejuang hak-hak wanita. “Partai Ungu” juga digunakan sebagai hipotesis akademik untuk partai yang belum jelas ideologinya, atau partai tengah (sentralis) di Amerika Serikat (ungu karena merupakan pencampuran dari warna partai utama, yakni merah dan biru) dan sebagai partai “perdamaian dan cinta ” yang sangat idealis – yang mungkin sama alirannya dengan Partai Hijau. Hitam umumnya dikaitkan dengan partai fasis, mengacu pada seragam hitam-hitam yang dikenakan pendukung Mussolini. Tetapi hitam juga dikaitkan dengan Anarkisme. Demikian pula, coklat sering dikaitkan dengan Nazisme mengacu pada seragam berwarna cokelat yang dikenakan aparat keamanan Partai Nazi. Asosiasi terhadap warna berguna untuk melakukan sosialisasi tentang cara memilih ketika pemilih buta huruf berjumlah signifikan. Kasus lain di mana hal itu digunakan adalah saat koalisi dan aliansi dibentuk antara partai politik dan organisasi lainnya, misalnya: Aliansi “Ungu” (Merah-Biru), Aliansi merah-hijau, aliansi biru-hijau, koalisi Pan-hijau, dan koalisi Pan-biru. Selain warna, partai-partai juga menggunakan lambang. Lambang partai sosialis adalah bunga mawar merah yang tergenggam di kepalan tangan. Partai komunis sering menggunakan palu, sabit, atau keduanya. Simbol bisa sangat penting bila hampir semua pemilih masih buta huruf. Dalam referendum konstitusional Kenya tahun 2005, tanda gambar pisang digunakan sebagai simbol untuk mengatakan “ya”, sementara “tidak” menggunakan tanda gambar jeruk.
33 Dalam aplikasinya pada website, warna juga memiliki poin penting dalam membangun persepsi tertentu. Persepsi yang ingin dibangun pada website KPU ini adalah kesan informatif, terpercaya, dan dinamis. 2.2.1.3 Teori Layout Sebuah layout yang baik dalam desain komunikasi visual adalah pengolahan teks dan grafis (foto, ilustrasi, atau gambar lainnya) pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila ada perencanaan yang akan dilakukan, penentuan tujuan dari karya, penentuan target audiens, perencanaan lokasi dimana hasil layout akan ditempatkan dan bagaimana cara pendistribusiannya.
Layout
yang
baik
dan
benar
dapat
mengarahkan dan menggambarkan rentetan informasi untuk dipahami. Menurut buku Periklanan dari Frank F. Jefkin (1997) ada beberapa dasar yang dapat ditemukan dalam merancang sebuah layout, yaitu: • Unity, kesatuan komposisi dari beberapa elemen pendukung. • Variety, variasi dalam sebuah layout untuk menghilangkan kesan monoton, seperti variasi pada penyusunan atau bentuk tipografinya. • Balance, keseimbangan dalam komposisi seperti pada ilustrasi, headline, teks, dan komponen lainnya. • Harmony, bagian-bagian layout sebaiknya dirancang secara harmonis supaya tidak monoton. • Proportion, proporsi bentuk vertikal atau horizontal yang disesuaikan dengan media yang digunakan. • Scale, perpaduan warna terang gelap untuk menghasilkan kesan kontras pada layout. Hal ini dapat dipakai untuk memberi tekanan pada bagian-bagian tertentu dalam layout.
34 • Emphasis, penekanan dibutuhkan untuk membuat menarik namun pada beberapa hal yang penting saja, misalnya dengan memberikan penebalan pada jenis huruf tertentu atau menggunakan warna lain. 2.2.1.4 Teori Anatomi Website Brian Miller (2011:27) menyampaikan bahwa web design seperti bentuk
desain
lainnya
membutuhkan
pengertian
mengenai
kebiasaan dari pemakai website, konteks website, dan fungsi yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut menyampaikan limitasi sebagai batasan dalam memulai proyek desain. Untuk web design, batasan ini menyebabkan munculnya suatu anatomi yang menjawab kebutuhan dasar dalam pembuatan website. Anatomi tersebut meliputi: header; navigation; content area; sidebar; footer navigaion; background. Meskipun dari segi desain website yang satu dapat memiliki banyak perbedaan dengan yang lain, anatomi dasar tersebut tetap digunakan. Berikut penjelasan mengenai anatomi website: • Header: tampilan atas yang menggambarkan identitas website secara keseluruhan, berisi call-to-action, dan menu navigasi. • Feature
: fokus utama dari homepage, area besar yang
biasa diisi dengan slideshow, artikel utama, produk, portfolio, dll. • Content
: isi dari website, pemakai website akan
mencari apa yang mereka butuhkan pada bagian ini. • Sidebar
: area ini digunakan untuk menampilkan
informasi penting dan juga tempat yang baik untuk iklan. • Footer : footer memberi kesempatan lebih pada pemakai website untuk mencari apa yang mereka butuhkan, biasanya footer berisi banyak text link ke berbagai halaman di website.
35 2.2.1.5 Teori Arsitektur Informasi Website Arsitektur informasi adalah hal yang penting tapi seringkali diabaikan dalam pembuatan website. Menurut Peter Morville (1998:13), tugas utama dari arsitek informasi adalah: • Mengklarifikasi misi dan visi dari website, menyeimbangkan kebutuhan dari organisasi sponsor dan kebutuhan pemakai. • Mendeterminasi isi and fungsionalitas dari website. • Melakukan spesifikasi bagaimana pemakai mencari informasi di website dengan membentuk sistem organisasi, navigasi, labeling, dan sistem pencarian. • Memetakan cara website mengakomodasi perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Arsitektur
informasi
yang
dirancang
dengan
baik
dapat
memberikan keuntungan besar bagi pihak konsumer maupun produser. Dengan arsitektur informasi yang baik, pemakai (konsumer) dapat memahami website pada kunjungan pertama tanpa perlu usaha yang besar. Mereka dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat, sehingga menghemat waktu dan biaya yang terbuang. Produser dari website diuntungkan karena mereka tahu dimana dan bagaimana memasukkan konten baru tanpa mengganggu konten yang sudah ada dan struktur website. Dalam arsitektur informasi, organisasi data adalah faktor penting dalam kesuksesan suatu website. Sistem organisasi data ini terbagi dalam skema organisasi dan struktur organisasi. Skema organisasi data dibagi menjadi dua jenis: • Exact organization schemes Skema ini memisahkan data dalam pembagian yang eksklusif. Salah satu contohnya adalah organisasi data berdasarkan alfabet dalam buku telepon. Skema jenis ini sangat mudah
36 digunakan dan tidak bersifat ambigu. Permasalahan yang dimiliki skema ini adalah, pemakai harus mengetahui secara jelas nama dari informasi yang sedang mereka cari. Bebarapa jenis skema ini antara lain: 1.
Alphabetical
: dibedakan berdasarkan abjad.
2.
Chronological : dibedakan berdasarkan urutan waktu dikeluarkannya informasi.
3.
Geographical : dibedakan berdasarkan lokasi.
• Ambiguous organization schemes Skema organisasi ini seringkali menimbulkan ambiguitas, karen
sifatnya
yang
memisahkan
informasi
menurut
definisinya. Skema jenis ini lebih sulit dirancang, terlebih lagi dengan mempertimbangkan subjektivitas manusia. Meskipun demikian, skema ini seringkali lebih penting dan berguna daripada exact organization schemes karena tidak semua pemakai website mengetahui apa yang mereka cari. Kesuksesan dari skema jenis ini bergantung kepada rancangan sistem klasifikasi dan indeks dari isi website. Jenis-jenis skemanya antara lain: 1.
Topical
: berdasarkan subjek atau
topik. 2.
Task-oriented
:
berdasarkan
Audience-specific :
berdasarkan
koleksi dari proses, fungsi, maupun pekerjaan. 3.
jenis pemakai website. 4.
Metaphor-driven : kategori yang bersifat
berdasarkan
37 metafor, atau direpresentasi dengan subjek yang lain. 5.
Hybrid-scheme
: menggabungkan
beberapa jenis skema di atas dalam satu navigasi. 2.2.1.6 Kriteria Website yang Baik Kriteria website yang baik adalah: A. Usability Menurut Jacob Nielseb, usability melibatkan pertanyaan dapatkan user menemukan cara untuk menggunakan situs web tersebut dengan efektif. Usability juga adalah sebagai suatu pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikan dengan mudah dan cepat. Situs web harus memenuhi lima syarat untuk mencapai tingkat usability yang ideal antara lain: 1. Mudah untuk dipelajari, peletakan isi yang paling penting pada bagian atas halaman dari webpage agar pengunjung dapat menemukan dengan cepat. 2. Efisien dalam penggunaan, jangan menggunakan link yang terlalu banyak, sediakan seperlunya dan antar pengunjung untuk mencapai informasi yang diperlukan dengan cepat dan mudah. 3. Tingkat kesalahan rendah, hindari link yang tidak berfungsi atau halaman masih dalam proses pembuatan. Lebih baik jangan cantumkan link tersebut bila halaman belum tersedia. 4. Kepuasan pengguna, user harus dapat menemukan apa yang
mereka
cari,
mendownload
dengan
cepat,
mengetahui kapan mereka selesai, dan dapat dengan
38 mudah memberitahukan site atau content yang mereka temukan kepada teman mereka. 5. Mudah untuk diingat, situs jangan terlalu banyak melakukan perubahan mencolok, terutama pada navigasi. B. Navigation System Menurut James Kalbach (2007:3), navigasi memainkan peran besar dalam membentuk pengalaman pemakai di website. Navigasi menyediakan akses ke informasi yang menambah pemahaman,
merefleksikan
brand,
dan
menunjukkan
kredibilitas website. Navigasi dapat ditampilkan dalam berbagai media yaitu teks, image,
ataupun
animasi.
Navigasi
dari
image
dapat
menawarkan banyak sekali variasi, misalnya dengan ikon, penggunaan huruf dan bentuk yang lebih bebas. Adapun cara membuat navigasi yang baik yaitu: 1. Rencanakan dengan benar sebelum membuat navigasi atau struktur situs web karena akan sulit diubah, maka sebelum membuat navigasi tentukan dahulu konsepnya. 2. Kelompokkan link navigasi dan atur seperlunya, buat halaman dengan mock up navigasi elemen, jenis konten yang ada di halaman dan prioritasnya. 3. Buatlah tampilan navigasi berbeda dari tampilan lainnya, buat navigasi yang logika susunannya mudah dipahami. Kata-kata yang menjadi navigasi menerangkan tujuan navigasi. Gunakan kata-kata yang singkat, tepat, dan jelas. Gunakan istilah yang biasa dipergunakan atau mudah dimengeri pengunjung, jangan membuat image yang berkesan sebagai tombol tetapi tidak berfungsi sebagai tombol atau link.
39 4. Jangan sampai navigasi tidak berfungsi dan navigasi yang belum ada isinya jangan dicantumkan. 5. Jaga konsistensi, posisi daerah navigasi harus tetap dan struktur navigasi harus konsisten dengan struktur isi yang diurutkan berdasarkan logika pengunjung. Bila perlu letakkan pada tempat yang sama di tiap halaman, gunakan warna yang sama dan tempatkan pada tempat yang mudah dilihat. C. Content Konten yang baik akan menarik, relevan, dan pantas untuk target audience dari website. Gaya penulisan bahasa yang dipergunakan juga harus sesuai. Hindari kesalahan dalam penulisan, termasuk tata bahasa dan tanda baca di setiap halaman, header, dan judul. Cara membuat konten yang baik: 1. Kenali audience, tulislah dengan gaya dari target komunikasi dan sesuaikan dengan isinya. 2. Jaga konten agar tetap up-to-date. Hal ini akan meningkatkan daya lekat situs web yang membuat user sering kembali. 3. Dahulukan kualitas di atas kuantitas. Usahakan kualitas konten
tercapai
lebih
dahulu
dan
kemudian
jika
memungkinkan baru menambah kuantitas. Hal itu akan mendorong user untuk mengunjungi situs lagi. D. Loading Time Menurut Jeffrey Veen dari webmonkey.com “kita hanya memiliki waktu 3 detik untuk meyakinkan user untuk tidak menutup window atau pergi ke situs lain. Jadi letakkan sesuatu di layar dalam waktu 3 detik dan buatlah sesuatu itu menarik”.
40 Sebuah penelitian yang dilakukan Zona Research (April 1999) menyatakan bahwa 80% pengunjung akan menutup browser bila halaman web yang dibuka tidak tampil dalam 7-8 detik. Penelitian Jupiter Mediametrix mengatakan bahwa 40% pengunjung akan kembali mengunjungi situs yang tampil lebih cepat. Sebuah situs web yang tampil lebih cepat kemungkinan besar akan kembali dikunjungi, apalagi dengan konten dan tampilan yang menarik. Waktu download memang tidak hanya dipengaruhi desain, tetapi juga koneksi, server, dan lain-lain. Namun demikian desainer web harus memperhitungkan desain yang dibuatnya agar dapat tampil lebih cepat dengan menggunakan ukuran sekecil mungkin. E. Interactivity Buat situs web yang memungkinkan pengunjung berinteraksi dengan situs web, kita sebagai pemilih, pengunjung lain, dan dengan komputernya. Interaktivitas adalah apa yang melibatkan pengguna situs web sebagai user experience dengan situs web itu sendiri. Dasar dari interaktivitas adalah hyperlinks dan mekanisme feedback. Gunakan hyperlink untuk membawa pengunjung ke sumber berita, topik lebih lanjut, topik terkait, atau lainnya. Seperti link yang berbunyi more info about this, related links, dan lain-lain. Sedangkan untuk mekanisme feedback, contohnya seperti critiques, comments, questions. Keuntungannya, user dapat memberi tahu kritik/saran agar situs kita bisa lebih baik.
2.2.2 Analisa SWOT Analisa mengenai media website: Strength − Dapat diakses dalam waktu relatif cepat di seluruh dunia.
41 − Perubahan atau pembaharuan data dapat dilakukan tanpa biaya mahal. − Dapat diakses lewat berbagai perangkat elektronik, seperti: komputer, smartphone, laptop, tablet, dsb. − Penelusuran informasi melalui media ini jauh lebih murah. Weakness − Tidak dapat diakses tanpa koneksi internet. − Kredibilitas informasi yang beredar perlu dipertanyakan.
42
Opportunity − Pengguna fasilitas internet akan terus bertambah seiring berjalannya waktu serta perkembangan teknologi. − Pencarian informasi melalui komputer maupun smartphone sudah menjadi bagian dari lifestyle, terutama bagi masyarakat perkotaan. Thread − Lebih banyak forum dan website di luar KPU yang menyediakan informasi perihal pemilu dengan lebih informatif dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Analisa mengenai website KPU: Strength − Website KPU menyediakan informasi yang sangat lengkap perihal pemilihan umum. − Website KPU adalah satu-satunya media yang dapat diakses secara online mengenai badan pemilihan umum di Indonesia. − Website KPU sudah memiliki sistem untuk memastikan nama penduduk sudah tercatat sebagai pemilih. Weakness − Navigasi website tergolong buruk sehingga menyulitkan pengunjung website mencari informasi. − Sebagai satu kesatuan dalam pengawasan KPU, website KPUD suatu daerah dengan daerah lain tidak memiliki kesinambungan. − Website tidak memiliki fungsi khusus untuk menampung aspirasi masyarakat, terutama perihal kandidat pemilu.
43 − Website tidak memiliki target audience yang jelas. Opportunity − Tidak ada website lain yang memiliki berbagai informasi perihal pemilu selengkap website KPU. − Belum ada website yang secara khusus membahas pemilu. Thread − Lebih banyak forum dan website di luar KPU yang menyediakan informasi perihal pemilu dengan lebih informatif. − Kredibilitas lembaga negara di Indonesia yang buruk, menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan. 2.2.3 Analisa 5W + 1H WHAT: Apa yang menjadi permasalahan? Media komunikasi berbasis online dari KPU belum dapat menjangkau para pemilih baru yang memiliki gaya hidup digital. Apa dampak yang ditimbulkan? Dampak yang ditimbulkan adalah sulitnya mencari informasi perihal pemilihan umum yang seharusnya disediakan oleh KPU sebagai bagian dari sosialisasi pemilu, secara khusus lewat media digital. Didukung pula dengan website
KPU
yang
kurang
tertata
dengan
sistematis
sehingga
membingungkan pengunjung website untuk mencari informasi yang diinginkan. Apa yang harus dilakukan? Yang harus dilakukan adalah melakukan perancangan media komunikasi dan informasi yang dimiliki oleh KPU, terutama pada kaitannya dengan website dan media sosial.
44
WHO: Siapa yang perlu dilibatkan? Yang perlu dilibatkan dalam proses perancangan tersebut adalah masyarakat yang memberikan aspirasinya perihal KPU. Siapa yang memiliki informasi yang saya butuhkan? Yang memiliki informasi adalah perancang website utama KPU dan masyarakat pada umumnya. Siapa yang akan memperoleh keuntungan? KPU, para pemilih baru yang membutuhkan informasi pemilu, dan masyarakat umum secara luas. WHEN: Kapan hal ini harus diselesaikan? Sebelum pemilihan umum berikutnya berlangsung. WHERE: Dimana saya bisa mendapatkan narasumber? Dikantor KPU, Jl. Imam Bonjol No. 29. WHY: Mengapa masalah ini timbul? Masalah ini timbul karena KPU masih berfokus pada sosialisasi secara langsung ke masyarakat dan lewat media cetak, belum ada urgensi untuk membentuk strategi sosialisasi yang baru dalam bentuk media online. Mengapa masalah ini harus dihentikan?
45 Untuk mengimbangi perkembangan teknologi dan lebih menjangkau para pemilih baru ataupun pemilih lama yang lebih suka menggunakan fasilitas internet dalam mencari berbagai informasi. HOW: Bagaimana hal ini dilaksanakan? Dengan cara mencari data dengan melakukan wawancara dengan pihak yang terkait serta survei yang dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran yang baik mengenai informasi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat perihal pemilihan umum dan apa yang ingin diutarakan pihak KPU, yang nantinya akan dipakai sebagai acuan untuk perancangan media tersebut.
46