BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum 2.1.1
Sistem Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan,
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang teratur. Hal ini juga dikemukakan oleh Satzinger, Jackson & Burd (2010, p6), yang mengatakan bahwa sistem adalah kumpulan dari komponen yang tidak berhubungan satu sama lain, yang digunakan bersama – sama untuk mencapai beberapa tujuan. Sistem terbagi menjadi tiga komponen dasar yang berinteraksi atau fungsi dasar, yaitu: •
Input, yaitu bagian yang mencakup pengambilan elemen yang masuk kedalam sistem untuk di proses
•
Process, yaitu bagian yang mencakup perubahan input menjadi output.
•
Output yaitu bagian yang mencakup elemen yang dihasilkan dari proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.1.2
Data Data merupakan hal yang penting dalam menunjang kegiatan
perencanaan, penataan dan pelaksanaan berbagai kegiatan. Oleh karena itu, kebutuhan akan data sangat penting. Terkait dengan kebutuhan tersebut, maka telah dilakukan berbagai upaya agar data tersebut dapat diperoleh dengan cepat, mudah dan akurat. Menurut O’Brien (2005, p38), mengemukakan bahwa data merupakan sebuah fakta atau hasil dari sebuah observasi, yang biasanya berisikan fenomena fisik yang merupakan sebuah pengukuran terhadap atribut dari suatu entitas.
7
8 Menurut Connolly dan Begg (2010,p36) data adalah jembatan yang menghubungkan antara komponen manusia dengan komponen mesin. Jadi dapat disimpulkan bahwa data merupakan suatu penghubung antar manusia dan mesin.
2.1.3
Informasi Menurut O’Brien (2005, p13), informasi adalah data yang telah
diproses atau data yang telah memiliki arti dan kegunaan untuk pengguna akhir tertentu. Menurut Romney (2006, p5), Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk menyediakan arti kepada user. Menurut Satzinger et al. (2010, P7), informasi adalah data yang telah dikumpulkan, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Jadi informasi adalah kumpulan fakta yang teroganisir dan diproses sehinggamemiliki suatu nilai yang dapat dipergunakan dan memiliki arti bagi yang menggunakannya.
2.1.4
Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p5) sistem informasi dapat merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, sofware, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang tergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban. Romney and Steinbart mengungkapkan (2006, p782), sistem informasi merupakan sebuah tahapan pengorganisasian dari mengumpulkan, memproses, mengelola dan melaporkan informasi, sehingga organisasi dapat menentukan objek dan tujuan.
9 2.1.5
Database Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2010) Databaseadalah
kumpulan data yang saling terintegrasi dan berhubungan yang dapat dikelola dan dikendalikan. Menurut Connolly dan Begg (2010, p65) Database adalah kumpulan data yang saling berhubungan dan deskripsi dari suatu data, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan. Menurut Bryla dan Loney (2008, p4) Database ialah sebuah kumpulan dari data didalam suatu tempat atau file didalam serverdatabase yang
dapat
mengumpulkan
dan
memelihara
informasi
yang
bersangkutan.Database terdiri dari berbagai macam struktur secara fisik dan secara logis, struktur tabel tersebut adalah yang paling penting dalam membangun struktur didalam database. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari pengertian diatas Database adalah sebuah kumpulan data yang saling terintegrasi dan berkaitan satu dengan lainnya didalam suatu tempat yang dapat memelihara informasi yang bersangkutan untuk memenuhi kebutuhan informasi di perusahaan.
2.1.6 Database Management System (DBMS) 2.1.6.1 Definisi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), pengertian DBMS adalah sebuah sistem piranti lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, menjaga, dan mengontrol akses ke dalam basis data.
2.1.6.2 Tujuan DBMS Tujuan utama pengolahan data dalam basis data adalah agar dapat memperoleh data yang dicari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini : 1. Kecepatan dan kemudahan (speed) 2. Efisiensi ruang penyimpanan (space) 3. Keakuratan (accuracy)
10 4. Ketersediaan (availability) 5. Kelengkapan (completeness) 6. Keamanan (security) 7. Kebersamaan pemakai (sharebility) 2.1.6.3 Komponen-Komponen DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p68), Database Management System (DBMS) memiliki 5 komponen penting, yaitu: 1.Hardware (Perangkat Keras) Dalam menjalankan aplikasi dan DBMS diperlukan perangkat keras.Perangkat keras dapat berupa single personal computer, single mainframe, sampai jaringan komputer.Perangkat keras yang digunakan bergantung pada persyaratan dari organisasi dan DBMS yang digunakan. 2. Software (Perangkat Lunak) Komponen perangkat lunak meliputi DBMS software dan program aplikasi beserta Sistem Operasi, termasuk perangkat lunak tentang jaringan bila DBMS digunakan dalam jaringan seperti LAN (Local Area Network).
3. Data Data merupakan komponen terpenting dari DBMS dan juga merupakan komponen penghubung antara komponen mesin (Hardware dan Software) dan komponen human (Procedures dan People).
4. Prosedur Prosedur merupakan panduan dan instruksi dalam membuat desain dan menggunakan basis data Penggunaan dari sistem dan staf dalam mengelola basis data membutuhkan prosedur dalam menjalankan sistem dan mengelola basis data itu sendiri. Prosedur di dalam basis data dapat berupa: login di dalam basis data, penggunaan sebagian fasilitas DBMS, cara menjalankan dan
11 memberhentikan DBMS, membuat salinan backup database, memeriksa hardware dan software yang sedang berjalan, mengubah struktur basis data, meningkatkan kinerja atau membuat arsip data pada media penyimpanan sekunder.
5. Manusia Komponen terakhir yaitu manusia sendiri yang terlibat dalam sistem tersebut. Komponen ini meliputi datadan database administrator, database designers, application developers, dan end-users.
2.1.6.4 Keuntungan dan Kerugian DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p77), keuntungan DBMS adalah sebagai berikut: 1. Mengontrol redudansi data 2. Mendapat informasi yang lebih dari jumlah data yang sama 3. Peningkatan integritas data 4. Peningkatan produktifitas 5. Peningkatan keamanan serta layanan backup dan recovery Menurut Connolly dan Begg (2010, p80), kerugian DBMS adalah sebagai berikut : 1. Kompleksitas 2. Ukuran 3. Biaya dari DBMS 4. Biaya tambahan perangkat keras 5. Biaya proses konversi 6. Performa 7. Pengaruh kegagalan yang lebih tinggi
12 2.1.7 Database Language 2.1.7.1 Data Definition Language (DDL) Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), pengertian Data Definition Language adalah suatu bahasa yang memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau pengguna untuk mendeskripsikan dan memberi nama suatu entitas, atribut, dan relasi data yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan integritas data yang diasosiasikan dan batasan (constraint) keamanan data.
DDL atau Data Definition Language adalah kumpulan perintah SQL yang dapat digunakan untuk membuat dan mengubah struktur dan definisi tipe data dari objek-objek database.
Contohnya : •
CREATE TABLE
Digunakan untuk membuat tabel. Syntax umumnya sebagai berikut :
CREATE TABLE [schema, ] table (column datatype [DEFAULT expr][,...]); •
DROP TABLE
Digunakan untuk melakukan penghapusan tabel. Semua data dan struktur dari tabel akan dihapus.
Syntax umumnya sebagai
berikut :
DROP TABLE dept; •
ALTER TABLE
Digunakan untuk Menambah ataupun memodifikasi kolom tipe datanya. Syntax umumnya sebagai berikut :
13 •
Syntax menambah pada ALTER
ALTER TABLE table ADD (column datatype [DEFAULT expr] [, column datatype]...); •
Syntax memodifikasi pada ALTER
ALTER TABLE dept MODIFY (dname VARCHAR2(30));
2.1.7.2 Data Manipulation Language (DML) Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), pengertian Data Manipulation Language adalah suatu bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung manipulasi data yang berada pada basis data. Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi : 1. Penambahan data baru ke dalam basis data. 2. Modifikasi data yang disimpan ke dalam basis data. 3. Pengembalian data yang terdapat di dalam basis data. 4. Penghapusan data dari basis data. DML dibagi menjadi 2 jenis yaitu Procedural dan Nonprocedural.Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), pengertian Procedural DML adalah suatu bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk mendeskripsikan ke sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan data tersebut secara tepat, sedangkan Non-procedural DML adalah sebuah bahasa yang mengizinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan tanpa memperhatikan bagaimana data diperoleh.
DML atau Data Manipulation Language adalah kumpulan perintah SQL untuk mengolah data di dalam tabel.
14 •
INSERT TABLE
Digunakan untuk penambahan data pada sebuah tabel. Syntax umumnya sebagai berikut :
INSERT INTO nama_tabel (field ke-1, field ke-n) VALUES (nilai_field_ke-1, nilai_field_ke-n); •
UPDATE TABLE
Digunakan untuk melakukan pembaruan data pada sebuah tabel. Syntax umumnya sebagai berikut :
UPDATE nama_tabel SET nama_field = data_baru WHERE nama_field = data_lama; •
DELETE TABLE
Digunakan untuk melakukan penghapusan data pada sebuah tabel. Syntax umumnya sebagai berikut :
DELETE FROM nama_tabel [WHERE kondisi]; •
SELECT TABLE
Digunakan untuk melakukan pemilihan data dari satu atau beberapa tabel. Syntax umumnya sebagai berikut :
SELECT [DISTINCT] select_list FROM table_source [WHERE search_condition] [GROUP BY group_by_expression] [HAVING search_condition] [ORDER BY order_expression [ASC | DESC] ]
15 2.1.8 Database Design Perancangan basis data adalah proses pembuatan basis data sesuai kebutuhan dan tujuan perusahaan. Menurut Connolly and Begg (2010, p320) perancangan basis data memiliki 2 pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Bottom - Up Pendekatan Bottom - up adalah pendekatan yang dimulai pada level atribut fundamental (entitas, hubungan). 2. Pendekatan Top - Down Pendekatan Top - down adalah pendekatan yang dimulai pada pengembangan model data yang mengandung entitas dan hubungan level entitas tinggi, kemudian mengidentifikasi pada entitas dan hubungan level rendah.
2.1.8.1
Basis Data Konseptual Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 465) menjelaskan
mengenai Basis Data Konseptual adalah membuat representasi konseptual dari basis data yang meliputi identifikasi entitasentitasyang penting hubungannya dan atributnya.
2.1.8.2
Basis Data Logikal
Menurut
Connolly
and
Begg
(2010,
p465)
untuk
merepresentasikan konseptual ke dalam struktur logikal dari basis data
yang
meliputi
perancangan
hubungan-hubungannya
diperlukan perancangan basis data logikal. Selain itu, dalam proses membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam informasi enterprise berdasarkan satu model data. Ada beberapa tahapan yang digunakan untuk membuat basis data logikal, diantaranya: •
Mendapatkan hubungan logikal data model
Didalam tahap ini hubungan harus merepresentasikan entitas, hubungannya, dan atributnya. Setelah itu dapat mendeskripsikan bagaimana hubungan diperoleh pada struktur tertentu yang terjadi didalam konseptual data model:
16 1. Tipe entitas kuat 2. Tipe entitas lemah 3. Tipe hubungan one-to-many (1:*) 4. Tipe hubungan one-to-one (1:1) 5. Tipe hubungan one-to-one (1:1) rekursif 6. Tipe hubungan superclass/subclass 7. Tipe hubungan many-to-many (*:*) 8. Tipe hubungan yang kompleks 9. Atribut multi-valued •
Memvalidasi hubungan menggunakan normalisasi
Didalam
tahap
ini
akan
dilakukan
validasi
terhadap
pengelompokkan atribut pada tiap hubungan. Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk memastikan bahwa relasi tersebut memiliki nilai minimal yang cukup dari atribut yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan data pada suatu perusahaan atau organisasi.Hal ini juga dapat dilakukan untuk mengurangi redudansi data. •
Memvalidasi hubungan terhadap transaksi user
Didalam tahap ini tujuan utamanya adalah untuk memvalidasi logikal data model dan memastikan bahwa model mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh user, seperti yang sudah dirinci dalam user requirements. Didalam tahap ini juga harus diperiksa lagi apakah terjadi error saat membuat relasi yang berkaitan dengan hubungan antar entitas. •
Memeriksa integritas constraints
Didalam tahap ini untuk membuat constraint atau batasan pada basis data untuk menghindari terjadinya pemasukan data dengan format yang berbeda, atau tidak lengkap. •
Mengevaluasi logical data model dengan user
Didalam tahap ini setelah semua tahapan telah selesai dibuat, maka sekarang harus mengevaluasi kembali logikal data modelyang telah dibuat oleh user.Apakah sesuai dengan kebutuhan user atau tidak.
17 •
Memeriksa perkembangan di masa yang akan datang
Didalam
tahap
ini
harus
mempertimbangkan
bagaimana
kedepannya basis data yang dirancang.Apakah dapat mendukung kebutuhan perusahaan kedepannya.
2.1.8.3
Basis Data Fisikal
Menurut Connolly and Begg (2010, p465) basis data fisikal adalah cara untuk menentukan bagaimana struktur logikal dapat diimplementasikan secara fisik (sebagai base relation) ke dalam target DBMS. Proses yang dapat dihasilkan adalah deskripsi dari implementasi suatu basis data pada penyimpanan kedua. Hal ini mendeskripsikan struktur penyimpanan data dan metode akses yang digunakan untuk mengakses data secara efektif.
2.1.8.4 Jurnal Penelitian 2.1.8.4.1
Penelitian yang dilakukan (D. Tri Octafian, 2011)
Pengolahan data untuk menghasilkan informasi secara terkomputerisasi, merupakan sarana yang sangat dibutuhkan saat ini pada berbagai jenis usaha, karena informasi mampu disajikan dalam waktu yang cepat dan akurat. Informasi yang mampu disajikan dengan cepat dan akurat mampu menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat dan efektif.
2.1.8.4.2
Penelitian yang dikalukan (Edhy Tri Cahyono, 2009) Perancangan basis data adalah suatu langkah yang
harus
dilakukan
dalam
suatu
pengembangan
sistem
informasi. Langkah ini merupakan tahapan yang sangat menentukan karena baik-buruknya rancangan basis data akan menentukan kinerja sistem informasi secara keseluruhan. Ada beberapa pendekatan yang bisa dipakai dalam
18 merancang basis data antara lain pendekatan model Entity Relationship
dan
model
relasional.
Model
Entity
Relationship (ER) adalah model yang menggambarkan hubungan data sebagaimana hubungan kehidupan dunia yakni realitas kehidupan dunia adalah hubungan antar objek (Entity), sedangkan model relasional dibangun dengan menggambarkan hubungan antardata melalui tabel dua dimensi. Untuk diterapkan dalam rancangan basis data yang akan dipakai untuk membangun suatu aplikasi sistem informasi, pada akhirnya memang harus menggunakan model relasional. Namun, sesungguhnya kedua model tersebut bisa dipakai saling melengkapi, model ER memudahkan untuk diterapkan pada sistem yang besar, baru kemudian dikonversi model relasional.
2.1.8.4.3
Penelitian
yang
dilakukan
(Manole
VELICANU, Iuliana BOTHA, 2011 ) The object-oriented methodsused for the design of the systems with object-relational databases are based on the concepts of object and classes of objects and allow the use of three different models for designing an object-relational database: the static modelby which are modeled objects and the relations between them; the dynamic modelby which are described interactions between objects; the functional modelby which are transformed data values using operations and processes. The advantages of applying object-oriented
methods
in
order
to
design
the
objectrelational databases can be derived precisely from the facilities of unitary model behavior and data, and capture for the same object static, functional or dynamic characteristics, in terms of interactions with other objects. Thus can be modeled the business needs in interaction with objects. In conclusion, we find that the benefits of the objectoriented methods in comparison with the structured one,
19 recommend the object-oriented approach in the case of object-relational databases design.
2.1.9
Arsitektur ANSI-SPARC Three Level Menurut Connolly and Begg (2010, p86) ANSI-SPARC dikenal
dengan tiga level pendekatan dengan sistemcatalog. Tiga level tersebut adalah:
1. External Level, pandangan para user terhadap basis data yakniapakah basis data tersebut relevan dengan setiap pengguna atau tidak. 2. Conceptual Level, pandangan masyarakat tentang basis data. Ditahap ini menggambarkan tentang data apa saja yang dapatdisimpan didalam basis data, dan relasi antar data. Di tahap ini berisi struktur logika seluruh basis data yang dapat diakses olehDatabase Administrator.Dalam Conceptual Levelmenunjukkan bahwa:
3.
•
Semua entitas, atribut, dan relasi
•
Batasan data
•
Informasi semantik data
•
Keamanan dan integrasi informasi
Internal Level, adalah representasi dari basis data didalam komputer. Tahap ini menggambarkan bagaimana data disimpan dalam basis data.Internal Level berisi tentang: • Adanya ruang penyimpanan untuk data dan daftar istilah • Menyimpan keterangan-keterangan mengenai penyimpanan (besarnya suatu data) • Menyimpan penempatan basis data • Kompresi data dan teknik enkripsi data Perbedaan antar Level tersebut :
i. Pada
External
Level,
user
atau
departemen
hanya
membutuhkan beberapa tampilan dari view yang diinginkan dari departemen lain, dengan meminta user interface yang berbeda.
20 ii. Conceptual Level, dimana view yang diminta dan ditampilkan sesuai dengan yang ingin dibutuhkan dan ditampilkan dalam satu kolom tabel.
iii. Internal Level, data disimpan dalam bagian tertentu, data dibuat dalam indeks, dan ketika membutuhkan data-data yang ingin diminta maka akan lebih mudah.
2.1.10 Database Lifecycle Menurut Connoly dan Begg (2010, p313), sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar sehingga siklus hidup aplikasi database berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi. Tahapan-tahapan siklus hidup aplikasi adalah sebagaimana terlihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Database Lifecycle(Connoly, 2010, p314)
21 2.1.10.1 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), pengumpulan dan analisis kebutuhan adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi tentang bagian organisasi yang didukung oleh sistem aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru. Pengumpulan dan analisis kebutuhan adalah tahapan persiapan merancang basis data.Jumlah data yang dikumpulkan tergantung pada masalah alamiah dan kebijakan suatu perusahaan. Beberapa teknik atau cara untuk mendapatkan informasi adalah dengan teknik Fact Findng. Fact Finding adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan kebutuhan.
2.1.10.2 Metodologi Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p466), metodologi perancangan basis data adalah suatu pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, alat-alat, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Menurut Connolly dan Begg (2010, p467) proses perancangan terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Perancangan Basis Data Konseptual Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun suatu model informasi yang digunakan suatu perusahaan, yang berdiri sendiri terhadap semua pertimbangan fisikal. 2. Perancangan Basis Data Logikal Perancangan basis data logikal adalah proses membangun model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada spesifik data model, tetapi berdiri sendiri terhadap semua fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisikal lainnya. 3. Perancangan Basis Data Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan satu deskripsi mengenai implementasi basis data pada media penyimpanan
sekunder,
menggambarkan
dasar
relasi,
file
22 organisasi, dan indeks-indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses terhadap data, dan semua integritas constraint dan pengukuran keamanan
2.1.10.3 Seleksi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), pengertian seleksi DBMS adalah menyeleksi DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data. Seleksi DBMS dilakukan antara tahapan perancangan database logikal dan perancangan database fisikal. Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBMS, piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai.
2.1.10.4 Perancangan Aplikasi Menurut Connolly dan Begg (2010, p329), pengertian perancangan aplikasi adalah merancang antarmuka pemakai dan program aplikasi, yang akan memproses basis data. Perancangan basis data dan aplikasi merupakan aktivitas yang dilakukan secara bersamaan pada database application life cycle.
2.1.10.5 Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), pengertian prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data.Tujuannya adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasikan fitur-fitur sistem berjalan dengan baik atau tidak, dan bila memungkinkan untuk menyarankan peningkatan atau bahkan penambahan fitur-fitur baru ke dalam sistem database. Ada dua macam strategi prototyping yang digunakan sekarang : 1.
Prototyping Kebutuhan (Requirement Prototyping)
23 Menggunakan suatu prototype untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data dan ketika kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau dibuang. 2.
Prototyping Evolusioner (Evolutionary Prototyping) Prototype Evolusioner digunakan dengan tujuan yang sama. Perbedaan yang penting adalah bahwa prototype tidak dibuang tetapi dengan mengembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi basis data yang dikerjakan.
2.1.10.6 Implementasi Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), pengertian implementasi adalah realisasi fisik suatu basis data dan perancangan aplikasi.Implementasi basis data dapat dicapai menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau Graphical User Interface (GUI).Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur-struktur basis data dan file-file basis data yang kosong.Semua spesifikasi user view juga diimplementasikan pada tahap ini.
2.1.10.7 Data Conversion And Loading Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), pengertian data convertion and loading adalah mentransfer semua data yang telah ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data yang baru.Tahap ini hanya dibutuhkan ketika sistem basis data yang baru menggantikan sistem basis data yang lama.
2.1.10.8 Pengujian Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), pengertian pengujian adalah proses menjalankan program aplikasi dengan maksud untuk mencari kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Untuk
24 mencapainya harus hati-hati dalam menggunakan perencanaan strategi uji dan menggunakan data asli untuk semua proses penguji.
2.1.10.9 Operasional dan Pemeliharaan Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), pengertian operasional dan pemeliharaan adalah proses memonitor dan memelihara sistem yang telah di-install.
2.1.10.9 Normalisasi Menurut Connoly and Begg (2010, p415), Normalisasi adalah sebuah teknik dalam desain database yang diawali dengan pemeriksaan akan hubungan antar atribut. Atribut menjelaskan properti dari data atau hubungan antar data yang penting dalam perusahaan.Ada beberapa tujuan dari normalisasi itu sendiri yakni untuk mengidentifikasi sekumpulan relasi yang pantas untuk mendukung kebutuhan data dari perusahaan.Karakteristik kumpulan relasi yang pantas tersebut adalah bebagai berikut : 1. Sesedikit mungkin jumlah atribut yang penting untuk mendukung kebutuhan data perusahaan.
2. Atribut dengan hubungan logical yang dekat dapat ditemukan dalam relasi yang sama.
3. Sesedikit mungkin terjadinya redudansi, setiap atibut ditunjukkan sekali, kecuali atribut yang merupakan foreign key.
Menurut Hoffer, Prescott, and Topi (2009, p266), Normalisasi merupakan
proses
menguraikan
hubungan
dengan
anomali
untuk
memperkecil hasil dan hubungan yang lebih baik.
Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa normalisasi merupakan sebuah teknik dalam desain database dimana menguraikan hubungan dengan anomali untuk memperkecil hasil dan hubungan untuk membentuk hasil yang lebih baik, tujuan dari normalisasi itu
25 sendiri yakni untuk mengidentifikasi sekumpulan relasi yang pantas untuk mendukung kebutuhan data dari perusahaan.
2.1.10.10 User Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p442), User Interface adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dengan user untuk menghasilkan input dan output. User interface memungkinkan pengguna sistem berinteraksi dengan komputer untuk melakukan suatu proses seperti mencatat transaksi. Terkadang output dihasilkan setelah pengguna berinteraksi dengan sistem, seperti informasi yang ditampilkan setelah query mengenai status dari suatu pesanan.
2.1.10.11 MySQL MySQL merupakan bahasa pemrograman open-source paling populer dan paling banyak digunakan di lingkungan Linux. Kepopuleran ini karena ditunjang oleh performansi query dari databasenya yang jarang bermasalah. MySQL (My Structure Query Language) adalah sebuah program pembuat database
yang
bersifat
open-source,
artinya
siapa
saja
dapat
menggunakannya secara bebas. MySQL
sebenarnya
produk
yang
berjalan
pada
platform
Linux.Karena sifatnya yang open-source, MySQL dapat berjalan pada semua platform baik Windows maupun Linux.Selain itu, MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multiuser (banyak pengguna). Saat ini database MySQL telah digunakan hampir oleh semua pemrogram database, terlebih dalam pemrograman web. Kelebihan lain dari MySQL adalah penggunaan bahasa query yang dimiliki SQL (Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur dan telah terstandarisasi untuk semua program pengakses database seperti Oracle, PosgreSQL, SQL Server, dan lain-lain. Menurut Arlita, Ismail, dan Putro (2010), MySQL adalah Relational Database Management System (RDMS) yang didistribusikan secara gratis di
26 bawah General Public Lisence (GPL). MySQL merupakan turunan dari salah satu konsep utama dalam database, yaitu Structured Query Language (SQL). Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (interface).MySQL dapat didukung oleh hampir semua program aplikasi baik yang open-source seperti PHP maupun yang tidak, yang ada pada platform Windows seperti Visual Basic, Delphi, dan lainnya. 2.1.10.12 Interaksi Manusia dan Komputer Menurut Sneiderman (2010, p32), ada lima faktor manusia terukur yang dapat dijadikan sebagai pusat evaluasi, yaitu : 1.
Waktu belajar waktu yang dibutuhkan oleh user untuk mempelajari cara relevan dalam mengerjakan tugas dengan lancar.
2.
Kecepatan kinerja waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan.
3.
Tingkat kesalahan berapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh user dan kesalahan-kesalahan seperti apa yang bisa terjadi saat user mengerjakan tugas tersebut.
4. Daya ingat kemampuan user mempertahankan pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu. 5. Kepuasan subjektif kepuasan user terhadap berbagai aspek dari sistem. Menurut Shneiderman (2010, p88), terdapat delapan aturan emas dalam desain antarmuka yaitu : 1. Berusaha untuk konsisten Aturan ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar, karena terdapat banyak bentuk konsistensi.Konsisten dalam hal urutan aksi, istilah yang digunakan, menu, layout, penggunaan warna, tata letak, kapitalisasi, font, dan sebagainya.
27 2. Menyediakan kebutuhan universal Dengan memahami kebutuhan user yang bermacam-macam dan membuat desain fleksibel yang mendukung perubahan dalam konten. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap aksi user, harus ada sistem umpan balik.Untuk aksi kecil yang sering dilakukan, respon dapat dibuat dengan sederhana.Sedangkan untuk aksi yang besar dan jarang dilakukan, respon harus dibuat lebih tegas dan jelas. 4. Desain dialog untuk menghasilkan penutupan atau keadaan akhir Urutan aksi hendaknya disusun ke dalam kelompok kategori awal, tengah, dan akhir.Umpan balik yang informatif dapat memberikan kepuasan pencapaian, rasa lega, sinyal untuk mempersiapkan diri memasuki kelompok kategori aksi selanjutnya. 5. Penawaran pencegahan dan penanganan kesalahan sederhana Usahakan dalam mendesain suatu sistem, diarahkan agar user tidak membuat kesalahan yang serius.Misalnya menyediakan pilihan menu, tidak mengizinkan karakter alfabet pada kotak entri numerik.Jika user melakukan kesalahan, sistem harus dapat mendeteksi kesalahan dan menawarkan instruksi yang sederhana, konstruktif, dan spesifik untuk perbaikan.Contoh, user tidak perlu mengetik ulang seluruh perintah, melainkan hanya memperbaiki bagian yang salah saja. 6. Mengizinkan pembalikan aksi yang mudah Pada suatu sistem aplikasi harus terdapat pembalikan aksi.Fitur ini dapat memperkecil kesalahan, selama user tahu bahwa aksi dapat dibatalkan. Pembalikan aksi dapat berupa tindakan tunggal, tugas data entri, atau serangkaian aksi seperti entri nama dan alamat. 7. Mendukung pusat kendali internal User yang sudah terbiasa dengan suatu aplikasi, biasanya ingin memiliki
28 kendali atas antarmuka dan tanggapan dari aksinya.Aksi antarmuka yang tidak umum, urutan entri data yang membosankan, kesulitan dalam memperoleh
informasi
yang
dibutuhkan,
serta
ketidakmampuan
menghasilkan aksi yang diinginkan dapat menimbulkan keresahan dan ketidakpuasan pada user. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Manusia mempunyai keterbatasan dalam memproses informasi dengan waktu yang singkat.Oleh karena itu diperlukan tampilan yang sederhana, pengurangan jendela-gerak frekuensi, pemberian waktu pelatihan yang cukup untuk kode-kode, hafalan dan rangkaian aksi.Jika diperlukan, akses online untuk sintaks, singkatan, kode, dan informasi yang terkait harus disediakan.
2.2 Teori Khusus 2.2.1
Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006, p3), “Manajemen Sumber Daya
Manusia adalahrancangan-rancangan sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan- tujuan organisasional”. Menurut Hasibuan (2007, p111), “Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan penyiapan dan pelaksanaan suatu rencana yang terkoordinasi untuk menjamin bahwa SDM yang ada dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan organisasi”.Menurut Tjutju dan Suwatno (2008, p1), menjelaskan bahwa bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan
peranan
sumber
daya
manusia
dalam
kegiatan
suatu
organisasi.Manajemen sumber daya manusia menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama organisasi yang harus dikelola dengan baik.Jadi manajemen sumber daya manusia sifatnya lebih strategis bagi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan. Menurut Hussein Umar (2008, p128), manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, dalam pergerakan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
29 pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.
2.2.2
Aktivitas Sumber Daya Manusia Ada 7 aktivitas SDM menurut Mathis dan Jackson (2006, p43) yaitu
sebagai berikut : 1. Perencanaan dan Analisis SDM Dengan adanya perencanaan SDM, manajer-manajer berusaha untuk mengantisipasi kekuatan yang akan mempengaruhi persediaan dan tuntutan para karyawannya dimasa depan. Hal yang sangat penting untuk memiliki sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) guna memberikan informasi yang akurat dan tepat pada waktunya untuk perencanaan SDM.Sebagai bagian dari usaha mempertahankan daya saing organisasional, harus ada analisis dan penilaian efektivitas SDM.Karyawan juga harus dimotivasi dengan baik dan bersedia untuk tinggal bersama organisasitersebut selama jangka waktu yang pantas. 2. Kesetaraan Kesempatan Kerja Pemenuhan
hukum
dan
peraturan
tentang
kesetaraan
kesempatan
kerja
mempengaruhi semua aktivitas SDM yang lain dan integral dengan manajemen SDM. 3. Pengangkatan Pegawai Tujuan dari pengangkatan pegawai adalah memberikan persediaan yang memadai atas individu-individu yang berkualifikasi untuk mengisi lowongan pekerjaan disebuah organisasi. 4. Pengembangan SDM Dimulai dengan orientasi karyawan baru, pengembangan SDM juga meliputi pelatihan keterampilan pekerjaan.Ketika pekerjaan-pekerjaan berkembang dan berubah, diperlukan adanya pelatihan ulang yang dilakukan terus-menerus untuk menyesuaikan perubahan teknologi. Mendorong pengembangan semua karyawan, termasuk para supervisor dan manajer, juga penting untuk mempersiapkan organisasi-organisasi agar dapat menghadapi tantangan masa depan.
30 5. Kompensasi dan Tunjangan Kompensasi memberikan penghargaan kepada karyawan atas pelaksanaan pekerjaan melalui gaji, insentif dan tunjangan.Para pemberi kerja harus mengembangkan dan memperbaiki sistem upah dan gaji dasar.Selain itu, program insentif seperti pembagian keuntungan dan penghargaan produktivitas harus dilakukan. 6. Kesehatan, keselamatan dan keamanan Jaminan atas kesehatan fisik dan mental serta keselamatan para karyawan adalah hal yang sangat penting.Secara global, berbagai hukum keselamatan dan kesehatan telah menjadikan
organisasi
lebih
responsif
terhadap
persoalan
kesehatan
dan
keselamatan.Selain itu, keamanan tempat kerja menjadi prioritas juga. 7. Hubungan karyawan, buruh dan Manajemen Hubungan antara para manajer dan karyawan mereka harus ditangani secara efektif apabila para karyawan dan organisasi ingin sukses bersama.Apakah beberapa karyawan diwakili oleh satu serikat pekerja atau tidak, hak karyawan harus disampaikan. Merupakan suatu hal yang penting untuk mengembangkan, mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur SDM hingga para manajer dan karyawan sama-sama tahu apa yang diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya bagi suatu organisasi memiliki kemampuan manajemen sumber daya manusia, yang mengatur manajamen organisasi, karyawan dan hubungan terkait antar keduanya. Organisasi harus dapat membuat perencanaan dengan menyesuaikan dengan tantangan dan kebutuhan masa depan, dengan mempersiapkan manajemen maupun karyawan yang dapat meningkatkan organisasi, seperti memberikan pelatihan dan insentif lainnya, yang dapat mendorong karyawan untuk membawa organisasi menghadapi tantangan di masa depan.
2.2.3 Perekrutan Menurut Byars & Rue (2006, p111) Perekrutan adalah sebuah proses pencarian dan penarikan sekumpulan kandidat yang mempunyai kualifikasi yang baik untuk mendapatkan lowongan kerja yang telah dipilihnya. Semua
31 organisasi atau perusahaan mempunyai cara perekrutan tersendiri dan diatur oleh divisi sumber daya manusia di perusahaan tersebut. Menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart, & Wright (2008, p202) perekrutan dapat didefinisikan sebagai praktik atau aktifitas yang membawa perusahaan atau organisasi dengan tujuan utamanya untuk mengidentifikasi dan mencari karyawan yang berpotensial. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa perekrutan adalah aktifitas atau proses pencarian karyawan yang mempunyai kualifikasi yang baik dan mempunyai potensi tinggi yang dapat bekerja didalam perusahaan atau organisasi.
2.2.4 Absensi Menurut Papilaya, Husein, dan Hanifa (2012), data absensi merupakan data yang sangat vital bagi sebuah instansi apapun. Proses absensi akan dilakukan melalui pengontrolan data pegawai yang masuk ataupun keluar. Jadi absensi merupakan bentuk dari ketidakhadiran dari seorang pegawai.
2.2.5
Penilaian Menurut Mathins dan Jackson (2006, p378), kinerja (performance)
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut : kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama. Menurut Hasibuan (2007), Penilaian Prestasi adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi
kerja karyawan serta menetapkan
kebijaksanaan selanjutnya. Penilaian perilaku yang dimaksud yaitu kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, loyalitas, dedikasi, dan partisipasi karyawan. Penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
32 2.2.5.1 Tujuan Penilaian Menurut Hasibuan (2007, p89), penilaian prestasi karyawan berguna untuk perusahaan serta bermanfaat bagi karyawan. Tujuan dan kegunaan penilaian prestasi karyawan sebagai berikut : 1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, pemberhentian, dan penetapan, besarnya balas jasa. 2. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan. 3. Sebagai
dasar
untuk
mengevaluasi
program
latihan
dan
keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan kerja. 4. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada didalam organisasi. 5. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik. 6. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
2.2.5.2 Proses Penilaian Menurut Fred Steingold (2009, p49), untuk menjaga agar proses evaluasi sekonsisten dan seobjektif mungkin, rencanakan form penilaian (evaluasi) yang dapat digunakan untuk seluruh pekerja dalam kategori pekerjaan yang sama. Form tersubut harus diisi sebelum menemui pekerja yang bersangkutan. Menurut Donald Kirkpatrick (2006, p17), Penilaian ini digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik suatu pekerjaan dilakukan. Hal ini biasanya dilakukan oleh supervisor dengan atau tanpa masukan dari orang lain.
33 2.2.6
Pelatihan Menurut Mathis, Jackson (2006, p.301), Pelatihan yaitu proses
dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk mendapatkan pencapaian tujuan-tujuan organisasional. Menurut Herman Sofyandi (2008, p.113), Pelatihan adalahsuatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan atau stimulasi kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umu dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pelatihan merupakan program yang diberikan kepada seseorang untuk meningkatkan kapabilitasnya dalam pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan.
2.2.6.1 Tujuan Pelatihan Menurut Mathis, Jackson (2006, p312), Tujuan Pelatihan ada tiga jenis yang dapat ditetapkan yaitu sebagai berikut: 1. Pengetahuan : menanamkan informasi kognitif dan perincian untuk peserta pelatihan. 2. Keterampilan :mengembangkan perubahan perilaku dalam menjalankan kewajiban, pekerjaan dan tugas. 3. Sikap : menciptakan ketertarikan dan kesadaran akan pentingnya pelatihan. Keberhasilan dari pelatihan harus diukur dalam
hubungannya
dengan
serangkaian
tujuan
karenapelatihan jarang mempunyai anggaran tidak terbatas dan organisasi mempunyaibanyak kebutuhan pelatihan, maka diperlukan adanya penetapan prioritas.
34