BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana seseorang atau badan organisasi tersebut memiliki hak atas properti tersebut sesuai dengan peraturan undang-undang (Reed, 2004). Properti sendiri terbagi atas 4, dilihat dari kepemilikannya (Warren, 1999), yaitu : 1. Open Access Properti yang bebas digunakan oleh siapapun. Misalnya : hutan, penangkapan ikan di laut 2. Common Property Properti yang dimiliki bersama oleh dua orang atau lebih yang penggunaannya telah didefinisikan dengan jelas 3. Private Property Properti yang dimiliki oleh satu orang, dan orang tersebut bebas menggunakan properti tersebut sesuai dengan hak yang dimilikinya 4. State Property Properti yang dimiliki oleh pemerintah, dan pemerintah dapat menentukan akses penggunaannya.
5
6
Jika dilihat dari jenisnya, properti yang termasuk pada rumahtinggalku.com adalah properti yang digunakan untuk komersial dan tempat tinggal sesuai dengan bagian dari common property dan private property.
2.2 Technopreneurship Technopreneurship merupakan gabungan dari 2 kata, yaitu technology dan entrepreneurship, serta menjadi suatu paradigma baru untuk inovator dan perekonomian dengan menyatukan bisnis dan teknologi (Vijay, 2000). Peran technopreneur dilihat sebagai seseorang yang menyatukan bakat penelitian, usaha modal, konsep bisnis baru, dan keterampilan manajemen untuk menciptakan kesuksesan secara komersial dari inovasi teknologi atau sebaliknya, untuk secara efektif memanfaatkan inovasi melalui penerapan teknologi. Termasuk di dalamnya adalah e-commerce (Smith, 2003).
2.3 Internet Internet atau Interconnected Computer Networks adalah jaringan yang sangat luas menghubungkan antara komputer satu dengan komputer lainnya di seluruh dunia melalui protokol TCP/IP (Grover, 2010). Dengan adanya jaringan yang menghubungkan seluruh pengguna komputer, maka terdapat kesempatan bagi manusia untuk melakukan perdagangan didalam jaringan internet tersebut, bahkan toko dari pasar yang dibuat tersebut dapat berada dalam suatu situs tanpa harus memiliki toko fisik seperti pasar-pasar transaksi pada umumnya. Karena itu lahirlah istilah e-business, dan e-commerce menjadi bagian dari e-business tersebut.
7
2.4 E-Commerce E-commerce yang merupakan singkatan dari electronic commerce adalah aktivitas penjualan atau pembelian produk, jasa, atau informasi melalui jaringan elektronik. Transaksi dinegosiasikan secara elektronik dan sesuai kesepakatan kedua belah pihak untuk mendapatkan produk atau jasa yang ditawarkan sesuai harga (Willis, 2004). 3 jenis e-commerce yang paling umum dijumpai adalah B2B yang merupakan e-commerce berisi proses penjualan dan pembelian antar perusahaan, misalnya pemasok dengan pengusaha pabrik atau pengusaha pabrik dengan distributor atau distributor dengan pedagang eceran, lalu B2C merupakan penjualan langsung dari penjual kepada pembeli, dan C2C yang berupa transaksi antar individu atau konsumen (Dumitrache, 2010). Selain 3 jenis e-commerce yang telah disebutkan, ada juga bentuk lain eCommerce, seperti B2B2C yang merupakan gabungan dari B2B dan B2C (Pfoertsch, 2011). Adanya perusahaan yang menjual, dan perusahaan perantara yang memberikan jasa, dan sebenarnya bertujuan untuk melayani konsumen akhir. Bagian perantara bertugas untuk menjual dan melayani, demi memenuhi kebutuhan konsumen akhir (Edna, 2003). Sehingga model B2B2C menolong konsumen dari model B2B untuk mencapai konsumen akhir pada B2C, dan secara aktif mengelola keduanya (Hollyoake,2009).
8
2.5 Analisis TOWS Analisis TOWS adalah kombinasi faktor eksternal dan internal perusahaan, dan pemutusan strategi melalui variabel - variabel yang ada (Weihrich, 1982). Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar, yaitu dimulai dari Threat dan Opportunity untuk melihat ancaman dan peluang dari lingkungan eksternal, Weakness dan Strength untuk melihat kelemahan dan kekuatan dari lingkungan internal. Untuk perusahaan yang baru berdiri akan lebih tepat memakai metodologi TOWS daripada SWOT, karena TOWS melihat lingkungan eksternal terlebih dahulu dan perusahaan yang baru berdiri akan menggunakan benchmark yang sudah ada, serta melihat peluang kemungkinan membesarkan bisnis itu sendiri ketimbang menganalisis kekuatan dan kelemahan internal yang sebetulnya perusahaan belum jalankan. 1. Threat (Ancaman) Merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa mendatang. 2. Opportunity (Peluang) Merupakan peluang dari luar organisasi dan memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang. 3. Weakness (Kelemahan) Merupakan kelemahan dari organisasi. 4. Strength (Kekuatan) Merupakan kekuatan dari organisasi.
9
Tabel 2.1 Matriks TOWS
IFAS EFAS Oppotunities (O) Tentukan faktor-faktor peluang eksternal
Treaths (T)
Strenghts (S)
Weaknesses (W)
Tentukan faktor-faktor kekuatan internal Strategi SO Maxi-Maxi
Tentukan faktor-faktor kelemahan internal Strategi WO Mini-Maxi
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Maxi-Mini
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Mini-Mini
Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang meminimalkan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman kelemahan dan menghindari ancaman Berikut ini adalah keterangan dari matriks TOWS diatas (Weihrich, 1982; Rangkuti, 2004): 1. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan pemanfaatan kekuatan untuk merebut peluang sebesar – besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk merebut peluang eksternal. 2. Strategi ST Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
3. Strategi WO
10
Strategi ini memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. 4. Strategi WT Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.
2.6 Analisis Porter's Five Forces Menurut Porter (2008) setiap perusahaan yang ingin mempertahankan eksistensinya
dan
sukses
ditengah-tengah
persaingan
industri
perlu
memperhatikan kekuatan kompetitif yang dapat mempengaruhipersaingan pada industri tersebut.
11
Gambar 2.1 Porter's Five Forces
1. Rivalry among existing competitors / persaingan industri Bagaimana e-commerce dapat mengubah basis kompetisi 2. Threat of substitute products or services / ancaman subtitusi barang atau jasa Bagaimana e-commerce membuat produk / servis baru 3. Bargaining power of buyers / daya tawar pembeli Bagaimana e-commerce meningkatkan data tawar pembeli. 4. Threat of new entrants / ancaman pendatang baru Bagaimana pendatang baru memasuki pasar berbasis e-commerce. 5. Bargaining power of suppliers / daya tawar penyedia barang Bagaimana e-commerce dapat menyeimbangkan kekuatan dan hubungan dengan pemasok.
12
2.6 Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Website berbentuk commerce (B2C, B2B, B2B2C) dapat dipakai untuk menambahkan nilai dari suatu produk, terutama brand, jika dilakukan dengan cara pemasaran yang benar (Jung, 2009). Salah satu bentuk strategi pemasaran yang ada adalah marketing mix.
Menurut Ibidunni (2011) bahwa "Marketing Mix
(Bauran Pemasaran) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya., dalam sasaran pasar" Sifat internet dapat memberikan dampak besar dalam marketing mix dan membawa hal yang berbeda untuk setiap marketing mix (Radbata, 2011). Dalam marketing mix terdapat istilah 7P untuk pemasaran jasa, sedangkan untuk pemasaran non-jasa sendiri terdiri dari 4P. Marketing mix terdiri dari 7P berisi (Enache, 2011) : 1. Product (produk), merupakan produk tidak berwujud yang ditawarkan. 2. Price (harga), merupakan harga yang harus dibayar berdasarkan biaya, jumlah permintaan, dan harga pesaing dari jasa yang ditawarkan. 3. Place (tempat), merupakan tempat atau media yang digunakan untuk mentransfer informasi dari penjual ke pembeli di dalam pasar. 4. Promotion (promosi), merupakan cara yang digunakan untuk mentransfer informasi dari penjual ke pembeli di dalam pasar. 5. People (orang), merupakan penyedia jasa yang memberikan layanan jasa dan mempengaruhi pembeli. 6. Process (proses), dokumen secara tersirat maupun birokrasi yang harus dilakukan untuk memperlancar pelayanan yang diberikan.
13
7. Physical evidence (bukti fisik), mengarah pada fisik perusahaan, seperti gedung, perangkat keras, dan segala bentuk benda yang tangible untuk mencerminkan kualitas layanan yang akan disampaikan.
2.7 Business Model Menurut Bygrave (2011) dalam bukunya Entrepreneurship terdapat 2 bisnis model yang dapat digunakan untuk perusahaan yang baru akan dibangun : 2.7.1 Revenue Driven Menurut Bygrave (2011) revenue drivers dipakai oleh perusahaan untuk menghitung seberapa besar keuntungan yang akan didapat, supaya perusahaan dapat bertahan. Dalam menggunakan revenue drivers tidak hanya menggunakan perhitungan berapa banyak pelanggan yang akan membeli produk perusahaan, tetapi juga berapa harga yang harus dibayar oleh pelanggan dan berapa lama sekali pelanggan akan membeli produk yang ditawarkan secara mendetail. 2.7.2 Cost Driven Menurut Bygrave (2011) cost drivers dipakai perusahaan untuk menghitung seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan secara mendetail dan juga menghitung berapa besar biaya yang akan dikeluarkan nantinya untuk meningkatkan profit perusahaan. Cost drivers akan terlihat pada laporan laba rugi dari suatu perusahaan. Kegunaan dari cost drivers ini adalah supaya perusahaan dapat menghitung besar dari revenue dari awal. Jika perusahaan tidak dapat menghitung besar revenue
14
dari awal berdiri, maka perencanaan bisnis yang sudah dibuat belum tentu dapat diterapkan secara nyata.
2.8 Analisis Kompetitor Untuk pasar yang menjadi pesaing saat ini adalah rumah123.com yang menjadi prime mover dan rumah.com yang menjadi follower. Berikut masing masing kelebihan dan kekurangan web kompetitor : Tabel 2.2 Matriks perbandingan pasar
Website
Tampilan
Konten
Traffic
Rumah123.com
2
5
5
Rumah.com
4
4
5
Dari pemetaan tersebut dapat terlihat bahwa tampilan untuk rumah123.com tidak terlalu rapih, ini dikarenakan banyaknya iklan banner yang masuk dan sudah tidak disesuaikan dengan desain konten. Sedangkan dari rumah.com tampilannya cukup rapih, meskipun kontennya tidak sebanyak rumah123.com, rumahtinggalku.com menampilkan konten yang lebih rapih. Karena kedua pesaing ini berfokus pada rumah dan apartemen, menyebabkan adanya pasar yang belum digarap. Sehingga rumahtinggalku.com dapat membuat beberapa diferensiasi : 1. Informasi mengenai tempat kos yang belum ada di web properti mana pun. 2. Informasi mengenai harga tanah (bukan tanah yang dijual). 3. Menggunakan e-commerce (e-banking) untuk transaksi pada iklan banner, tidak seperti pesaing yang masih bertransaksi secara manual. 4. Menggunakan info KPR yang berbeda dari bank yang dipilih pesaing.