BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi 2.1.1
Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berelasi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses tranformasi yang terorganisasi (O’Brien, 2007, p24). Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005, p34). Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari sekumpulan komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, dalam menerima masukan, kemudian memprosesnya, dan menghasilkan keluaran untuk mencapai tujuan sistem itu.
2.1.2
Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang telah memiliki arti (Mcleod, 2004, p10). Informasi adalah sekumpulan data yang diorganisasikan dalam beberapa bentuk, sehingga mempunyai arti atau bermanfaat bagi yang menerimanya (Turban, 2003, p15).
8
9 Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan sekumpulan data yang telah diproses sehingga dapat bermanfaat bagi penerimanya.
2.1.3
Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer dan sumber data, yang dapat mengumpulkan,
mengubah,
dan
mendistibusikan
informasi
dalam
organisasi (O’Brien, 2003, p8). Sistem
informasi
mengumpulkan,
mengolah,
menyimpan,
menganalisa, dan mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu, yang terdiri dari masukan (data, instruksi) dan keluaran (laporan, hasil perhitungan) yang bermanfaat bagi pemakai atau sistem lain (Turban, 2003, p15). Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna.
2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.2.1
Pengertian Geografi Istilah
geografi
untuk
pertama
kalinya
diperkenalkan
oleh
Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai
10 bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat
bahwa
Erastothenes
dianggap
sebagai
peletak
dasar
pengetahuan geografi (http://www.e-dukasi.net). Kata geografi berasal dari bahasa Yunani geograhia: geo berarti bumi dan graphien berarti gambaran. Jadi secara harfiah, geografi berarti gambaran tentang bumi. Oleh karena itu, geografi sering juga disebut ”ilmu bumi”. Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari/ mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan segala interaksinya (Wardiyatmoko, 2006, p2). Geografi adalah studi tentang gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dalam hubungan interaksi dan keruangan, tanpa mengabaikan setiap gejala yang merupakan bagian dari keseluruhan itu. Sedangkan geografis adalah sesuatu yang bersangkutan dengan geografi, yaitu ilmu tentang pencitraan bumi. Menggambarkan wilayah-wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Geografi berkembang dengan mengikuti perkembangan kebudayaan manusia oleh karena itu, mempelajari geografi bukan hanya sekedar untuk mengetahui letak, iklim, dan keadaan penduduk di muka bumi, tetapi juga mempelajari berbagai perubahan yang terjadi di dalam bumi dan di muka bumi, beserta hubungannya dengan kehidupan manusia.
11 2.2.2
Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi mengenai suatu daerah geografis yang melibatkan data geografis pada daerah tersebut. Data geografis tersebut menggambarkan objek-objek mengenai suatu daerah dalam hubungannya dengan posisi objek itu pada sistem koordinat, atribut objek, hubungan antar objek, serta pengolahan data geografisnya menurut informasi yang bermanfaat (Burrough, 1986, p6). Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasiinformasi geografis. Sistem Informasi Geografis dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan,
serta
menganalisis
objek-objek
dan
fenomena-fenomena yang mengetengahkan lokasi geografis sebagai karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, Sistem Informasi Geografis merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis, yaitu : masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), serta analisis dan manipulasi data (Prahasta, 2007, p1). Tujuan dari Sistem Informasi Geografis adalah mengambil dan menggunakan data untuk menjelaskan tempat pada permukaan bumi. Sistem Informasi Geografis juga merupakan sejumlah alat untuk mengumpulkan, menyimpan, mendapatkan kembali yang diinginkan, mengubah, dan memperlihatkan data spasial dari keadaan bumi yang sesungguhnya ke dalam bentuk yang diinginkan. Sistem untuk menangkap,
12 menyimpan, memeriksa, menggabungkan, menggerakkan, menganalisis, dan menyediakan data yang merekomendasikan spasial dari bumi, juga termasuk dalam kategori ini (Heywood, 2002, p12).
2.2.3
Subsistem Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diuraikan menjadi beberapa subsitem (Prahasta, 2005, p56), yaitu: 1. Data Input : subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Output : subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti : table, grafik, peta, dan lain-lain. 3. Data Management : subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan di-edit. 4. Data Manipulation & Analysis : subsistem ini menentukan informasiinformasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
13
Data Manipulation & Analysis
Data Input
SIG
Data Output
Data Management
Gambar 2.1 Subsistem-subsitem SIG
2.2.4
Komponen Sistem Informasi Geografis Komponen-komponen Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC, dekstop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap
14 karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC-pun dapat diatasi. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu (http://www.e-dukasi.net): a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam
jaringan
komputer.
Contoh:
Scanner,
digitizer,
keyboard. b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, manganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan. Contoh: CPU, tape drive, disk drive. c. Alat keluaran (output) yang berfungsi menampilkan informasi geografi sebagai data dalam proses SIG. Contoh: plotter, printer.
2. Perangkat Lunak Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri. Perangkat lunak memiliki elemen-elemen penting yang memungkinkan user dapat melakukan input, menyimpan,
15 menganalisa,
mengolah,
dan
menghasilkan
keluaran
data
(menampilkan data). ArcView merupakan salah satu perangkat lunak dekstop Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Dengan ArcView user dapat memiliki kemampuankemampuan
untuk
melakukan
menjawab pertanyaan-pertanyaan
visualisasi,
meng-explore,
mengenai basis data baik
spasial maupun non-spasial, menganalisis data secara spasial, dan sebagainya.
3. Data & informasi geografi SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain, maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard. Lima cara perolehan data dan informasi geografi (http://www.cs.ui.ac.id): 1. Survei lapangan: pengukuran fisik (Land marks), pengambilan sample, pengumpulan data non-fisik (Data sosial, politik, ekonomi, dan budaya).
16 2. Sensus: merupakan metode pengumpulan data dengan pendekatan
kuesioner,
wawancara
dan
pengamatan.
Pengumpulan data secara nasional dan periodik. Contoh: sensus jumlah penduduk, sensus kepemilikan tanah. 3. Statistik: merupakan metode pengumpulan data periodik atau per-interval-waktu pada stasiun pengamatan dan analisis data geografi tersebut. Contoh: data curah hujan. 4. Tracking: merupakan cara pengumpulan data dalam periode tertentu untuk tujuan pemantauan atau pengamatan perubahan. Contoh: kebakaran hutan, gunung meletus, debit air sungai. 5. Penginderaan jarak jauh (Inderaja): merupakan ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi suatu obyek, wilayah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari sensor pengamat tanpa harus kontak langsung dengan obyek, wilayah atau fenomena yang diamati.
4. Manajemen Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
2.2.5
Kemampuan Sistem Informasi Geografis Kemampuan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbeda dengan sistem informasi lainnya. Kemampuan SIG dapat digunakan oleh berbagai
17 kalangan untuk menjelaskan tentang suatu kejadian, merencanakan suatu strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi di waktu datang. Kemampuan SIG (http//:www.ilmukomputer.com) antara lain: a) Memetakan letak: Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layer-nya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer (seperti Gambar 2.2 dibawah). Layer-layer tersebut kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta. Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta.
Gambar 2.2 Representasi SIG dalam dunia nyata b) Memetakan kuantitas: Maksudnya adalah memetakan sesuatu data yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas
18 tersebut maka dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga dapat mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa. Contohnya pada Gambar 2.3 yang memetakan jumlah penderita cancer di teluk Cod direlasikan dengan penggunaan lahan. Pemetaan ini digunakan untuk menganalisa apakah penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya berpengaruh terhadap kasus-kasus kanker yang terjadi.
Gambar 2.3 Peta penyebaran penyakit kanker dan peta lahan pertanian. c) Memetakan kerapatan (Densities): Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi ke dalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan memiliki keseragaman, misalnya membagi dalam kotak-
19 kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatn. Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah. Dalam data sensus seperti Gambar 2.4 , sebuah unit sensus yang mempunyai jumlah keluarga diatas 40 diberi warna hijau, 30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan mana yang kepadatan penduduknya rendah.
Gambar 2.4 Contoh peta kuantitas d) Memetakan perubahan: Dengan memasukkan variable waktu, SIG dapat dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan. Contohnya adalah seorang menajer pemasaran dapat melihat perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah
dilakukannya
promosi
untuk
melihat
efektivitas
dari
20 promosinya. Pemetaan jalur yang dilalui badai, dapat digunakaan untuk memprediksi kemana nantinya arah badai tersebut (Gambar 2.5).
Gambar 2.5 Peta Jalur yang akan dilalui badai e) Memetakan apa yang ada di dalam dan di luar suatu area: SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area. Sebagai contohnya, pada Gambar 2.6 adalah peta sekolah, jalan, sirene dan lainnya dalam jarak radius 10 mil dari pembangkit listrik tenaga nuklir Palo Vende. Peta ini digunakan untuk dasar rencana apabila terjadi keadaan darurat. Adakalanya perlu untuk menentukan daerah yang diluar kriteria, misalnya untuk menentukan lokasi pabrik dilakukan di daerah dalam radius lebih dari 1 km.
21
Gambar 2.6 Peta areal sekitar PLTN Kemampuan-kemapuan SIG yang diambil dari beberapa definisi SIG (Prahasta, 2005, p72), antara lain: 1. Memasukan dan mengumpulkan data geografi. 2. Mengintegrasikan data geografi. 3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografi. 4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi. 5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi. 6. Mengelola data geografi. 7. Memanipulasi data geografi. 8. Menganalisa data geografi.
22 9. Menghasilkan keluaran data geografi dalam bentuk-bentuk: peta tematik, tabel, grafik laporan, dan lainnya, baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.
2.3 Pemetaan 2.3.1
Pengertian Peta Peta adalah sekumpulan titik, garis, dan wilayah, yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat. Peta biasanya direpresentasikan ke dalam dua dimensi, tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk dapat direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi (Burrough, 1986, p13). Peta
topografi
adalah
peta
yang
tujuan
utamanya
adalah
mengindikasikan data rekaan dari sebuah permukaan tanah. Peta ini biasanya menampilkan tanah lapang, keadaan tanah, jaringan transportasi, batas administrasi, dan bentuk-bentuk buatan yang lain (Heywood, 2002, p290). Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer memperluas wahana dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi juga penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang terkelola dalam model digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional peta garis cetakan (hard copy) dan keluwesan, kemudahan
23 penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan penyajian secara interaktif bahkan real time pada media komputer (soft copy).
2.3.2
Jenis Peta Peta dapat dijeniskan berdasarkan isi, skala, objek, serta kegunaannya. A.
Peta berdasarkan isi: 1. Peta umum: melukiskan semua kenampakan suatu wilayah secara umum. Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dalam berbagai bentuk permukaan bumi, yaitu gunung, daratan, lembah, sungai, dan sebagainya, yang merupakan satu kesatuan. Contoh: peta Indonesia, peta Eropa, peta dunia. Peta umum ada dua jenis (http://e-dukasi.net), yaitu: a. Peta topografi: peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. b. Peta chorografi: peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1:250.000 - 1:1.000.000 atau lebih. Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, menampilkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah. Atlas merupakan kempulan dari peta chorografi. 2. Peta tematik atau peta khusus: melukiskan kenampakan tertentu atau menonjolkan satu macam data pada wilayah yang dipetakan. Contoh: peta iklim dan peta perhubungan.
24 B.
Peta berdasarkan skala: 1. Peta kadaster atau teknik: skala peta antara 1 : 100 – 1 : 5.000. 2. Peta skala besar: skala peta antara 1 : 5.000 – 1 : 250.000. 3. Peta skala sedang: skala peta antara 1 : 250.000 – 1 : 500.000. 4. Peta skala kecil (geografis): skala peta antara 1 : 500.000 – 1 : 1.000.000 atau lebih besar.
C.
Peta berdasarkan objek: 1. Peta stationer: menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan dalam keadaan tetap atau stabil. Contoh: peta persebaran gunung berapi. 2. Peta dinamik: menggambarkan bahwa keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh: peta urbanisasi dan peta arah angin.
D.
Peta berdasarkan kegunaannya (The World Book Encyclopedia, 2006, p177): 1. General Reference Map (peta referensi umum): merupakan peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi berbagai macam bentuk geografis, termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan, jalan dan lain sebagainya. 2. Mobility Map (peta mobilitas): merupakan peta yang bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari satu
25 tempat ke tempat lainnya. Peta ini biasa digunakan untuk perjalanan di darat, laut, dan udara. 3. Thematic Map (peta tematik): merupakan peta yang menunjukkan penyebaran dari objek tertentu, seperti populasi, curah hujan, dan sumber daya alam. 4. Inventory
Map
(peta
inventaris):
merupakan
peta
yang
menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya posisi semua gedung di Wilayah Jakarta Timur.
2.3.3
Skala Peta Skala peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya (Badan Standarisasi Nasional). Skala dapat digambarkan dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sebagai skala angka, skala verbal (nominal), atau skala grafis (Heywood, 2002, p23). Angka
1 : 5000
1 : 1 000 000
Verbal
1 cm merepresentasikan 50 m
1 cm merepresentasikan 10 km
Grafis
0
100 Km
200
0
10
20 Km
Tabel 2.1 Tabel Penggambaran Skala.
30
40
26 Peta topografi yang standar mengandung contoh dari skala verbal, rasio, dan grafis. Harus diingat bahwa peta skala kecil (contohnya 1:250.000 atau 1:1.000.000) adalah peta yang mencakup area luas. Sedangkan peta skala besar (contohnya 1:10.000 atau 1:25.000) mencakup area kecil dan banyak rincian. Skala juga penting saat entiti spasial digunakan (titik, garis, dan area) untuk merepresentasikan versi umum dua dimensi dari fitur dunia nyata (Heywood, 2002, p24).
2.3.4
Struktur Pemetaan Data pemetaan terdiri dari dua struktur, yaitu struktur data vector dan struktur data raster. Struktur data vector setiap titik pada peta dan setiap titik pada suatu wilayah berusaha digambarkan dengan tepat menjadi sebuah objek. Koordinat yang ada pada struktur data vector diasumsikan terus berhubungan dan tidak dihitung seperti pada struktur data raster. Struktur vector mengijinkan semua posisi, panjang, dan dimensi dapat didefinisikan secara tepat (Burrough, 1986, p25). Struktur data raster merepresentasikan secara nyata pemilihan susunan permukaan pada pola bidang. Secara nyata representasi dari struktur data raster diturunkan dalam suatu aturan yang sama. Sel-sel beraturan yang biasanya berbentuk bujursangkar atau empat persegi panjang dapat juga berupa segitiga atau persegi enam. Model ini disebut juga sebagai model kisi-kisi karena bentuk bujur sangkar atau persegi empat sering digunakan dan tergambar menyerupai kisi-kisi klasik dari persegi empat (Burrough, 1986, p20).
27 2.4 Data 2.4.1
Pengertian Data Data adalah sejumlah fakta atau dasar penjelasan dari pemikiran, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang menangkap, merekam, menyimpan, dan mengklasifikasikan, tetapi tidak diorganisasikan untuk menyampaikan pengertian khusus (Turban, 2003, p15). Data adalah penelitian yang kita buat dari mengawasi dunia nyata. Data dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang bisa diproses untuk memberikan data tersebut arti dan mengubah data tersebut menjadi informasi. Oleh karena itu, ada perbedaan yang jelas antara data dan informasi,
walaupun
kedua
informasi
ini
sering
tertukar
dalam
pemakainnya. Sedangkan informasi adalah data yang telah ditambahkan arti dan konteks (Heywood, 2002, p72). Data adalah yang disimpan di dalam basisdata. Data ini mencakup data numerik (bilangan bulat dan real) dan non-numerik yang terdiri dari karakter (alfabet dan karakter numerik), waktu (tanggal dan jam), logika (true/false), dan data-data lain yang lebih kompleks seperti gambar (citra) dan suara (Prahasta, 2005, p201).
2.4.2
Jenis Data Data yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut atau non-spasial. Perbedaan diantara kedua jenis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Data Spasial
28 Data spasial merupakan data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang. Data spasial memiliki komponen-komponen sebagai berikut (Prahasta, 2005, p111): a. Titik (Point) Titik adalah representasi grafis yang paling sederhana dari sebuah objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat dikenali di layar atau tampilan dengan bentuk simbol. Titik dapat diwakili objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya rumah sakit pada peta yang berskala besar. b. Garis (Line) Garis menghubungkan sedikitnya dua titik dan digunakan untuk menggambarkan objek yang dapat ditampilkan pada satu dimensi. Contohnya jalan dan sungai pada peta berskala besar. c. Area (Polygon) Poligon digunakan untuk menggambarkan objek yang mempunyai dua dimensi. Suatu area dinyatakan sedikitnya dengan tiga buah garis yang dihubungkan dan membentuk kurva tertutup. Objek di muka bumi kadang-kadang digambarkan sebagai kumpulan bujursangkar atau persegi panjang kecil-kecil yang membentuk suatu area tertentu. Penggambaran itu dinamakan grid atau sel. Contohnya: populasi penduduk, wilayah kelurahan, dan lain-lain.
29
Gambar 2.7 Komponen-komponen Data Spasial
2. Data Atribut atau Non-spasial Data atribut merupakan data yang menjelaskan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada satu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografinya. Data atribut dapat dijelaskan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada penjelasan secara kualitatif, kita menjelaskan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain, misal rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai berdasarakan skala tingkatan, interval dan ratio dari suatu titik tertentu. Misalnya, jumlah penduduk dalam satu kelurahan ada 1000 jiwa.
2.5 Basis Data (Database) 2.5.1
Pengertian Basis Data Basis data adalah penggabungan dari sekumpulan unsur data yang berhubungan secara logika. Basis data menggabungkan catatan lama yang
30 disimpan dalam arsip terpisah ke dalam unsur data yang biasa menyediakan data untuk banyak aplikasi (O’Brien, 2003, p145). Basis data dapat diartikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbagi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Basis data merupakan sebuah penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai dan departement secara simultan (Connolly, 2002, p14-p15).
2.5.2
Pengertian Table Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris (Connolly, 2002, p72).
2.5.3
Pengertian Field Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi (Connolly, 2002, p72).
2.5.4
Pengertian Record Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record sering juga disebut dengan tuple (Connolly, 2002, p73).
2.5.5
Pengertian Primary Key Primary Key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengidentifikasikan tuple-tuple atau record dalam table yang
31 bersifat unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah table (Connolly, 2002, p79).
2.5.6
Pengertian Foreign Key Foreign key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu table yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign key berfungsi untuk menunjukan hubungan antar satu tabel dengan tabel yang lainnya (Connolly, 2002, p79).
2.5.7
Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah pendekatan top-down untuk mendesain basisdata yang dimulai dengan mengidentifikasi data yang penting, yang disebut sebagai entitas dan hubungan antara data harus digambarkan (Connolly, 2002, p330). Batasan utama dalam relasi disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin muncul dari entitas satu ke entitas lainnya yang mempunyai hubungan khusus. Hubungan yang paling umum adalah berpasangan (Connolly, 2002, p344-p348), seperti: 1. one-to-one (1:1) Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B. 2. one-to-many (1:*)
32 Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan satu atau lebih entitas di B, namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di A. 3. many-to-many (*:*) Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A.
Gambar 2.8 ERD Relationship
2.5.8
Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu proses yang saling berkaitan. Simbol
33 menggambarkan hubungan antar elemen proses, aliran data, dan penyimpanan data (Mcleod, 2004, p171). Proses adalah sesuatu yang mengubah masukan menjadi keluaran. Aliran data mengandung sekelompok elemen data yang saling berhubungan secara logika. Penyimpanan data bertugas mengambil data atau mengupdate (O’Brien, 2007, p115). Tingkatan dalam DFD ada tiga, yaitu: 1. Diagram Konteks d. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem. e. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store. 2. Diagram Nol a. Memiliki data store. b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor. 3. Diagram Rinci a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level atasnya. b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh.
2.5.9
State Transition Diagram (STD) STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian, dan cara kejadian merubah state suatu sistem (Yourdon, 1989, p260-261).
34 STD digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dan beberapa jenis pesan dengan proses yang kompleks dan sinkronisasi kebutuhan. STD memiliki komponen-komponen utama, yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah state tempat sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.
2.6 Pos Kesehatan Banjir 2.6.1 Pengertian Banjir Menurut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, banjir merupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal, sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai. Curah hujan dengan intensitas tinggi merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir.
2.6.2
Pengertian Pos Kesehatan Pos kesehatan merupakan sarana kesehatan sementara yang diberi tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi pengungsian dan sekitarnya. Menurut Departemen Kesehatan, pos kesehatan adalah tempat penanganan kesehatan yang didirikan atau bergerak dan berada di dekat tempat kejadian bencana.
35 2.6.3
Manfaat Pos Kesehatan Membantu korban banjir dalam bentuk pertolongan secara kesehatan, kebutuhan pangan berupa makanan maupun pakaian bahkan dapat berfungsi sebagai tempat peristirahan sementara bagi korban banjir.
2.6.4
Jenis Penempatan Pos Kesehatan Penempatan Pos Kesehatan terbagi menjadi tiga jenis yang dipengaruhi faktor-faktor berikut ini: 1. Besarnya wilayah bencana yang terjadi. 2. Besarnya jumlah pengungsi di lokasi Pos Kesehatan. 3. Luas wilayah yang memungkinkan dibangunnya Pos Kesehatan. 4. Ketersediaan Unit Bantuan 5. Jalur Akses.
Jenis-jenis penempatan Pos Kesehatan yaitu: a. Ring 1 Dapat didirikan satu pos kesehatan di salah satu sisi arah mata angin di sekitar wilayah bencana dengan pertimbangan faktor yang ada di lapangan dan disediakan satu unit ambulan di pos kesehatan sebagai unit pendukung yang mendukung pelayanan kesehatan dan tindakan emergency ketika pengungsi ada yang harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Umumnya di bangun di lokasi yang wilayah bencananya tidak terlalu luas, pengungsi tidak terlalu banyak, Luas lahan Pos
36 Kesehatan tidak besar, keterbatasan unit bantuan, dan jalur aksesnya sulit.
b. Ring 2 Dapat didirikan dua pos kesehatan di 2 sisi mata angin yang bersebrangan di sekitar wilayah bencana dengan pertimbangan faktor yang ada di lapangan dan disediakan dua unit ambulan yang masing-masing di tiap pos kesehatan sebagai unit pendukung untuk pelayanan kesehatan dan tindakan emergency ketika pengungsi atau pasien ada yang harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Umumnya di bangun di lokasi yang wilayah bencananya cukup luas, pengungsi sudah melewati batas minimal, luas lahan pos kesehatan mendukung untuk didirikannya dua poskes, unit bantuan mencukupi, dan jalur aksesnya mudah dari segala sisi.
c. Ring 3 Dapat didirikan minimal tiga pos kesehatan dengan struktur, dua pos kesehatan mengapit wilayah lokasi bencana di 2 sisi mata angin yang bersebrangan dan satu pos kesehatan diluar range pengungsi sebagai unit bantuan atau cadangan, dapat juga sebagai gudang logistik dan obat dengan pertimbangan faktor yang ada di lapangan dan disediakan 3 unit ambulan yang 2 diantaranya sebagai Ambulance standby di tengah-tengah tempat pengungsi
37 sebagai unit pendukung pelayanan kesehatan dan tindakan emergency ketika pengungsi ada yang harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat dan 1 unit ambulan cadangan yang membantu pos kesehatan cadangan sebagai kendaraan distribusi logistic dan tenaga kesehatan, tetapi tidak terlepas dari tugas membantu pengungsi. Umumnya dibangun di lokasi yang wilayah bencananya luas, jumlah pengungsi sangat banyak, luas lahan pos kesehatan mendukung untuk didirikannya minimal tiga pos kesehatan, unit bantuan maksimal, dan jalur aksesnya mudah.
Gambar 2.9 Contoh Jenis Penempatan Pos Kesehatan
38 2.6.5
Jenis Pelayanan Jenis pelayanan yang diselenggarakan meliputi pelayanan kesehatan, yang untuk beberapa hal disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat. Pelayanan tersebut mencakup: 1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. 2. Kesehatan dasar. 3. Pelayanan kesehatan berjalan (mobile). 4. Kesehatan lingkungan.
2.6.6
Tenaga Pelaksana Tenaga pelaksana minimal untuk penyelenggaraan pos kesehatan pada saat banjir di lokasi pengungsian adalah: 1. Dokter
: 2 orang
2. Perawat
: 6 orang
3. Petugas gizi
: 1 orang
4. Survelains
: 1 orang
5. Sanitarians
: 1 orang
6. Administrator
: 1 orang
Dalam keadaan tertentu dapat ditambahkan jenis tenaga lain sesuai dengan masalah kesehatan serta kebutuhan setempat. Masyarakat dapat diikutsertakan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai kader kesehatan.