BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Teori Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi merupakan komunikasi dalam organisasi yang bersifat formal maupun informal yang berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. ( Mulyana, 2009:13). Komunikasi organisasi melibatkan komunikasi diadik , komunikasi antar pribadi , dan adakalanya komunikasi publik dengan melibatkan komunikasi formal yang menurut struktur organisasi , yakni komunikasi keatas , komunikasi kebawah , komunikasi lateral dan komunikasi horizontal. (Mulyana,2009:13). 2.1.2 Komunikasi Formal Menurut Joseph dalam komunikasi organisasi , diperlukan konteks komunikasi yang tercipta secara situasional. Dalam konteks komunikasi organisasi , komunikasi ini tercipta secara formal. (Miller, 2005:20) Merupakan komunikasi secara formal dalam organisasi secara struktural dan garis tanggung jawab yang jelas. Dalam komunikasi formal , segala arus informasi yang mengalir menurut jabatan dan garis tanggung jawab masing masing peranan dalam oganisasi. Pola komunikasi formal dibagi menjadi 4 pola yakni : 1. Komunikasi Bawah ke Atas Merupakan komunikasi yang tercipta dalam organisasi yang disampaikan dari tingkat menejemen bawah ke tingkat menejemen yang lebih atas. Alur ini biasanya disebut upward communication. Komunikasi Bawah ke Atas ini sangat vital dalam pengorganisasian dan sistem pengawasan kinerja anggota terutama pemantauan kinerja bawahan oleh atasan.
Ada beberapa panduan dan fungsi komunikasi jenis ini bagi seorang pimpinan atau menejer dalam perusahaan :
8
9 a. Menyusun sistem komunikasi untuk menyerap nilai-nilai inti dalam perusahaan. b. Membuka saluran komunikasi untuk mendengarkan saran dan masukan dari bawahan yang berpengaruh terhadap jalannya pesan dalam hierarki perusahaan. c. Keinginan untuk mendengarkan kritik bawahan. d. Menghindari pengiriman pesan yang menumpuk. Bagi seorang atasan, mengirimkan pesan menumpuk akan menyita waktu.
2. Komunikasi Bawah ke Atas Alur komunikasi jenis ini biasanya juga disebut sebagai upward communication. Pada alur komunikasi ini , pesan berjalan dari tingkat menjemen yang lebih bawah ke tigkatan menejemen yang lebih tinggi seperti dari karyawan kepada supervisor. Pada alur komunikasi ini berisi pesan-pesan yang berupa perintah dan prosedur kerja beserta dengan nilai dan tujuan. Menurut (Devito, 2009:281) panduan dalam downward communiacation berisi : 1. Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh bawahan. 2. Menyediakan infomasi sesuai dengan fungsi dan peranan bawahan, pesan yang menumpuk tidak efektif untuk diingat oleh bawahan. 3. Ketika mengkritik bawahan tidak dilakukan dengan merusak citra pribadi yang bersangkutan.
2.1.3
Komunikasi Informal Komunikasi informal merupakan alur komunikasi yang diluar konteks
komunikasi organisasi yang terjadi secara sporadis dan tidak terikat pada aturanaturan baku dalam jenjang organisasi. Dalam komunikasi informal ini , setiap individu bebas dalam berinteraksi tanpa melihat batasan-batasan yang ada dalam komunikasi organisasi sesuai dengan jenjang menejemennya. Dalam komunikasi informal , pesan yang disampaikan biasanya berupa pesan informal yang berada dalam kuadran diluar organisasi. Dalam komunikasi informal , kondisi komunikasi yang terjadi biasanya dalam konteks komunkasi interpersonal .
10
2.1.4
Pola Komunikasi Organisasi Organisasi memiliki berbagai macam pola komunikasi beserta jaringannya
untuk menyampaikan pesan yang dikehendaki dari satu kepada lainnya. Dalam pola komunikasi organisasi ini , pesan disampaikan dengan dibantu oleh channel berupa transmisi seperti face-to-face,surat elektronik, intranet, teleconference , formal report , memo informal , dan telepon. Menurut Menurut (Devito 2009:283) , pola komunikasi organisasi memiliki 5 pola yaitu : 1. Circle Pattern Dalam pola lingkaran ini , setiap individu memiliki dua orang yang menjadi objek komunikasinya dengan mengabaikan siapapun yang menjadi pemimpin komunikasinya dalam kelompok itu sendiri. Dimana setiap anggota memiliki wewenang yang sama.
Gambar 2.1.3 Circle Pattern
2. Wheel Pattern Semua anggota yang terlibat dalam komunikasi dalam organisasi menyampaikan pesan kepada satu sumber yang sama (sentralisasi), dimana anggota – anggota dalam kelompok yang sama tidak terhubung satu sama lainnya.
3. Y Pattern Pesan pada pola ini sebelum sampai kepada pemimpin komunikasi , harus melewati pihak ketiga untuk disampaikan. Setelah pemimpin komunikasi mendapatkan pesan dari pihak kedua dan ketiga , pemimpin komunikasi dalam pola ini menyebarluaskan secara langsung kepada pihak yang berkekepentingan sebagai pihak kedua.
11 4.
Chain Pattern Pesan dalam pola ini disampaikan secara marathon dimana pesan yang sudah disampaikan oleh satu orang dan memperoleh feedback kemudian disampaikan kepada orang lain dan seterusnya membentuk mata rantai komunikasi yang semakin memanjang.
5.
Star Pattern Setiap anggota dalam pola komunikasi ini dimungkinkan berkomunikasi satu sama lainnya tanpa batasan –batasan hubungan antar anggota. Semua anggota yang terlibat dalam pola ini bebas berkomunikasi dengan siapapun.
2.1.5 Pengertian Organisasi Organisasi
merupakan
alat
yang
digunakan
oleh
manusia
untuk
mengkoordinasikan tindakan mereka untuk mencapai sesuatu sesuai dengan hasrat atau nilai yang hendak dicapai. ( Gareth, 2004:4 ). Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orangorang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. ( Stoner,2004:17) Penciptaan Nilai Organisasi Menurut (Gareth, 2004:3) , nilai dalam suatu organisasi terbagi kedalam tahapan-tahapan dimana suatu organisasi menciptakan nilai sebagai bagian dari organisasi yang dikonersikan kedalam budaya dan tujuan. Tahapan-tahapan penciptaan nilai dalam organisasi . 1.
Lingkungan Organisasi Lingkungan dalam organisasi ini berisi pihak-pihak yang mendukung operasional organisasi yang biasa disebut stakeholder dan shareholder. Pihak-pihak ini biasanya berisi konsumen , penanam modal , pemasok , distributir , pemerintah dan pesaing.
2.
Masukan dalam Organsasi
12 Masukan-masukan dalam organisasi ini biasanya berisi pendukungpendukung inti dari jalannya organisasi seperti bahan baku , modal , sumberdaya manusia , informasi dan data. 3. Prosess Konversi Organisasi Dalam proses konversi organisasi ini , semua lingkungan dan masukan dalam organisasi , dikonversikan kedalam suatu sistem yang terintegrasi untuk mencapai tujuan penciptaan nilai dan budaya kerja seperti kemampuan pekerja dan sistem komputer. 4. Hasil Organisasi Hasil organisasi ini merupakan proses dari berjalannya konversi organisasi yang terintergrasikan dan membentuk nilai yang tercipta pada sistem sebelumnya seperti budaya dalam menyelesaikan tugas , pembagian hasil , hingga kualitas produk yang mengakar kuat dalam nilai organisasi.
2.1.6 Pemangku Kepentingan Organisasi Dalam bukunya yang berjudul “Organization
Theory, Design, and
Change”(Gareth, 2004:31 ) menyatakan bahwa definisi pemangku kepentingan organisasi adalah sebagai berikut : “ stakeholders people who have an interest,claim,or stake in an organization, in what it does . and in how well performs”. Dalam bukunya , tertuang bahwa pemangku kepentingan organisasi ada dua jenis yaitu : 1. Pemangku kepentingan dalam. Pemangku kepentingan dalam merupakan pihak –pihak yang terlibat dalam organisasi yang kekuatan dan pengaruh besar terhadap sumber daya organisasi. 2. Pemangku Kepentingan Luar Merupakan pemangku kepentingan dalam organisasi yang tidak memiliki dan bekerja langsung pada organisasi , namun pihak ini memiliki kepentingan –
13 kepentingan yang bersangkutan dengan jalannya organisasi. Adapun pemangku kepentingan luar (outside stakeholder) terdiri dari : a. Pelanggan Merupakan pihak yang menikmati hasil akhir dari organisasi untuk dinikmati. b. Pemasok Merupakan pihak yang membantu dan memasok proses jalannya organisasi berupa bahan baku yang diolah oleh organisasi. c. Pemerintah Merupakan pihak yang mengatur regulasi jalannya organisasi sesuai dengan kebijakan tata negara yang ditetapkan sesuai dengan tujuan bersama. d. Serikat Dagang Merupakan pihak yang mengatur korporasi dan kebijakan perdagangan yang berhubungan dengan organisasi. e. Komunitas Lokal Merupakan pihak yang terpenaruh oleh kegiatan organisasi yang berjalan di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. f. Publik Merupakan pihak yang memntau dan memiliki minat terhadap organisasi.
14
2.1.7 Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan proses atau kegiatan yang ditandai dengan tindakan , perubahan, pertukaran, dan perpindahan informasi dari pihak yang satu kepada pihak lainnya. (Mulyana, 2009:13 ) Communication is the process by which an individual ( the communicator) transmits stimuli to modify the behaviour of other individuals(the audience).(Miller, 2005:3) 2.1.7.1 Konteks Komunikasi Komunikasi merupakan proses yang sosial yang memiliki konteks faktor luar. Ada 4 konteks diluar orang-orang yang berkomunikasi (Mulyana ,200 : 77): a. Konteks fisik Yang berisi aspek berupa iklim, cuaca, suhu, bentuk ruangan, dan tata ruang. b. Konteks psikologis Yang berisi sikap, prasangka, dan emosi peserta komunikasi. c. Konteks sosial Berisi norma, nilai sosial, dan karakteristik budaya. d. Konteks waktu. Yakni waktu yang tepat untuk berkomunikasi.
15 2.2
Teori Khusus
2.2. 1 Teori Event Management Sebuah event memiliki beberapa konsep dasar yang harus diterapkan, konsep dasar tersebut adalah 5 C Event Operation, antara lain: (Pudjiastuti, 2010:20) 1. Context Context adalah bagaimana event tersebut telah sesuai dengan isu – isu yang berkembang di masyarakat dan bagaimana “keinginan” masyarakat tersebut untuk membahas isu tersebut. Selain itu, dalam context juga diperhatikan segmen maupun target market yang dituju dari konteks permasalahan atau kondisi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menargetkan potensial partisipan maupun audiens. Sebuah event harus mencari isu yang sedang berkembang, atau trend di masyarakat sehingga masyarakat akan merasa “harus” hadir agar tidak tertinggal informasi dari isu yang diangkat tersebut. 2. Content Content adalah bagaimana kita mendesign eventtersebut sesuai dengan context yang telah ditetapkan. Dalam aplikasi nya berupa Rundown dan susunan acara. 3. Connection Connection = koneksi = hubungan. Apa dan siapa saja yang terhubung dengan sebuah event a. BUMN / BUMD b. Travel Agent c.
Corporate to Corporate (antar perusahaan yang saling bekerja sama)
d. Korporasi swasta (Sponsor) 4. Capital
16 Permodalan merupakan hal yang penting dalam membuat suatu event. Istilah dalam event disebut bridging yang berupa dana talangan sebelum mendapatkan dana sponsor. Bridging bisa digunakan untuk seluruh kegiatan awal, antara lain: a. Pembuatan proposal b. Biaya peserta Tender / Bidding c. Garansi / jaminan Sumber capital dapat diperoleh dari: a.
Dana cadangan event perusahaan
b. Pinjaman dari Investor c. Pinjaman bank 5. Commitment Komitmen merupakan penting dalam suatu penyelenggaraan event, karena tanpa komitmen dari seluruh unsur yang terlibat maka dapat dipastikan bahwa eventtersebut akan gagal. Komitmen siapa saja yang dibutuhkan, antara lain: a.
Steering Committee dan Organizing Committee
b.
Event Organizer / Management
c.
Tim tetap maupun temporer
d.
Vendor, Venue
e.
Pengisi acara
f.
Pihak Investor event (jika ada)
Event dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau acara. Sedangkan Management adalahPlanning, organizing, allocating, directing, creating & controlling resources to achieves goals & objectives.
17 Event / Kegiatan / Acara dibagi menjadi 2 jenis: 1. Routine Event (Acara Rutin) a. Suatu kegiatan yang selalu dilaksanakan sehingga menjadi rutinitas, contoh: Proses KBM, Sidang Parlemen / Kabinet, RUPS, dan lainlain. 2. Special Event (Acara Khusus) b. Suatu kegiatan yang dilaksanakan secara khusus untuk tujuan & sasaran khusus dan dilakukan secara khusus pula. (Pudjiastuti, 2010:32-36)
1.2.1.1 Proses Event Management Thomas (2008:47) mengatakan bahwa pada tahap perencanaan proses event, diwakili dalam 5 fase, persyaratan bekerja dalam strategi yang diwujudkan.Fase ini ditandai dengan kegiatan pengendalian, yang di satu sisi berhubungan dengan adaptasi dariprosedur untuk keinginan pelanggan dan di sisi lain kegiatan berkala, seperti pemeriksaan anggaran atau pemantauan tenggat waktu. Sebagian besar langkah-langkah adaptif karenanya harus dilakukan dalam fase ini. Kegiatan atau acara yang telah dibuat, harus dapat di deskripsikan melalui isi pesan yang berada didalam sebuah kegiatan tersebut. (Pudjiastuti, 2010:40-45). Kelima proses tersebut adalah sebagai berikut:
18 1.
Research / Determine Expectation Menentukan harapan, yaitu dimana dalam melakukan sebuah event harus ada sesuatu yang diharapkan sebelum membentuk sebuah kegiatan yang akan dijalankan.
2. Design / Design the Concept Dalam membuat kegiatan atau acara tentunya harus ada tema dan konsep yang akan membuat kegiatan tersebut menjadi diminati dan menarik bagi pengunjung atau undangan yang hadir. 3. Planning / Develop the Experience Mengembangkan Pengalaman dalam membuat kegiata atau acara selanjutnya. 4. Coordination / Deliver the Dream Dalam membuat sebuah kegiatan, di dalam kegiatan tersebut harus dapat memberikan mimpi yang akan dapat diwujudkan. 5. Evaluation: Describe the Result Memberikan kesimpulan akhir setelah dilaksanakannya sebuah kegiatan acara, untuk masukan dalam kegiatan atau rencana acara yang berikutnya atau akan datang.
The Process Cycle The Goldblatt event managementcycle karakter individu dari model yang sesuai, tidak ada batasan untuk perusahaan independen secara hukum, jadi karena alasan kejelasan linguistik, seseorang harus berbicara tentang model tertentu untuk memungkinkan fakta bahwa kekhususan model tidak hanya hasil dari konteks perusahaan saja, tetapi konteks proyek melalui lingkaran proses sesuai gambar di bawah ini. (Thomas, 2008:49)
19
Gambar 2.2.1
2.2.2 Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan seseorang terhadap produk maupun jasa yang mereka teliti, beli dan gunakan,yang pada akhirnya mendefinisikan produk atau jasa tersebut melalui perilaku konsumen tersebut. Definisi perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. (Nugroho, 2010:141) Dari definisi tersebut terdapat tiga ide penting yaitu: 1. Dinamis 2. Interaksi antara afeksi dan kognisi 3. Melibatkan pertukaran Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang
20 waktu.Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu.
2.2.2.1Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Perilaku konsumen akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh beberapa faktor-faktor, yakni sebagai berikut: (Nugroho 2003:10-12) 1. Faktor Kebudayaan Kebudayaan merupakan faktor paling dasar, kebudayaan membawa nilai yang merupakan nilai utama suatu pesan yang membawa dampak untuk konsumen karena nilai dalam suatu budaya sudah terbentuk sejak awal tanpa dapat diubah. Setiap kebudayaan memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras dan area geografis,merupakan yang bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarki dan yang keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa. 2. Faktor Sosial Merupakan seseorang yang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.Kelompok refrensi terdiri dari tiga jenis kelompok yaitukelompok primer yaitu kelompok yang memiliki inspirasi yang berkesinambungan.
21 Lalu ada faktor keluarga,kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama adalah: keluarga orientasi yang merupakan dimana orang tua seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan amnisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Kedua adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli yang konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.
3. Faktor Pribadi a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup. Yaitu mengidentifikasikan bahwa tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis sering mempengaruhi perilaku konsumen.
Orang-orang
dewasa
biasanya
mengalami
perubahan
atau
transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. b. Pekerjaan. Para pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. c. Keadaan ekonomi yaitu merupakan pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya memiliki kemampuan untuk memimpin dan sikap terhadap produk atau jasa. d. Gaya hidup. Pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang. e. Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian
22 dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dan berbagai piliham produk atau merek.
4. Faktor psikologis a. Motivasi. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu. Seperti rasa lapar, haus, resah tidak nyaman. Adapun kebutuhan lain bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. b. Persepsi. Merupakan proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti. Orang dapat memiliki persepsi berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi: a. Perhatian yang selektif b. Gangguan yang selektif c. Mengingat kembali yang selektif Faktor-faktor persepsi ini yaitu perhatian, gangguan dan mengingat kembali yang selektif berarti bahwa para pemasar harus bekerja keras agar pesan yang disampaikan diterima. c. Proses belajar. Proses belajar menjelaskan perubahan dalan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. d. Kepercayaan dan sikap. Suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu yang telah dilihat dan dirasakannya.
23 2.2.2.2Keputusan Pembelian Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: (Nugroho, 2003:333-335)
Gambar 2.2.2.2
Sesuai dengan gambar tersebut, menyiratkan bahwa konsumen akan melalui kelima tahap tersebut. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Secara perinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (Nugroho, 2003:336) 1.
Pengenalan masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari dari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya.Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal maupun eksternal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan.Atau suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan oleh rangsangan eksternal seseorang. 2.
Pencarian informasi Seorang konsumen yang sudah mulai muncul minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan
dua tingkat, yaitu
24 keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana iamencari bahan-bahan
bacaan,
menghubungi
teman-temannya,
dan
kegiatan
untuk
mempelajari yang lain. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen. Sumber-sumber informasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan. b. Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran. c. Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen. d. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan menggunakan produk. 3. Evakulasi alternatif Ada beberapa proses evaluasi keputusan, kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen
sebagai
pembentuk
pinilaian
terhadap
produk
terutama
berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. 4. Keputusan membeli Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan.Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli faktor yang pertama adalah sikap dan orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: (1) Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan
25 konsumen, dan (2) Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negative orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingi bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.
5. Perilaku sesudah pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu produk dilakukan
konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kepuasan sesudah pembelian.Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Apa yang menentukan konsumen akan merasa sangat puas, cukup puas, atau tidak puas atas suatu pembelian? Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.
26 2.2.2.3 Komponen Sikap Kepercayaan merek, evaluasi merek, dan maksud untuk membeli merupakan tiga komponen sikap. (Nugroho, 2010:142). Kepercayaan merek adalah komponen kognitif dari sikap, evaluasi merek adalah komponen afektif atau perasaan, dan maksud untuk membeli adalahkomponen konatif atau tindakan. Hubungan antara ketiga komponen ini dijelaskan pada gambar 2.4
Gambar 2.2.2.3 Dapat disimpulkan bahwa kepercayaan merek datang sebelum dan memengaruhi evaluasi merek, dan evaluasi merek terutama menentukan perilaku berkehendak. Pengaruh kepercayaan terhadap sikap terhadap perilaku secara umum bergantung pada keterlibatan konsumen dengan pembeliannya. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen atau pembeliannya akan lebih tinggi hubungan anatar kepercayaan, sikap dan perilaku.
27 Jalur eksperimental Pesan Komunikasi
Jalur pembuatan keputusan Pemrosesan Informasi
Perubahan Kepercayaan
Perubahan Sikap
Gambar 2.2.2.4Model kepercayaan, sikap, dan perilaku
2.2.2.4 Loyalitas Konsumen Loyalitas konsumen merupakan suatu komitmen untuk membeli kembali suatu barang atau jasa secara konsisten di masa yang akan datang. Oliver (1997) menyatakan bahwa loyalitas adalah suatu kesediaan pelanggan untuk melanjutkan pembelian pada sebuah perusahaan dalam jangka waktu yang panjang dan mempergunakan produk atau pelayanan secara berulang (Ashmai, 2011:56) Loyalitas konsumen adalah sikap seseorang dalam hal ini pembelian berulang atau seorang konsumen yang menggunakan produk atau jasa secara jangka panjang dan berulang, dari suatu penyedia jasa dan memiliki suatu kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa. (Solomon, 2011:365-368). Seorang konsumen yang loyal tidak hanya seorang pembeli yang melakukan pembelian berulang, tetapi juga mempertahankan sikap positif terhadap penyedia
28 jasa. Loyalitas konsumen memiliki brand loyalty yang sangat kuat peranan nya. (Farrah, 2005:278) Loyalitas merek (brand loyalty) Loyalitas merek adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli merek tertentu dibandingkan merek yang laindalam satu kategori produk (Giddens, 2002). Schiffman dan Kanuk (2004) mendefinisikan loyalitas merek sebagai preferensi konsumen secara konsisten untukmelakukan pembelian pada merek yangsama pada produk yang spesifik ataukategori pelayanan tertentu. Walaupun demikian, loyalitaskonsumen berbeda dengan perilakupembelian berulang (repeat purchasingbehavior). Perilaku pembelian berulang adalah tindakan pembelian berulang pada suatu produk atau merek yang lebih dipengaruhi oleh faktor kebiasaan.
2.2.3.5
Pembentukan dan Perubahan Sikap Loyalitas Konsumen Sikap merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan
pemasar untuk memahami konsumen. Setelah menggunakan produk sesuai dengan tahap-tahap yang sudah dijelaskan di atas, maka akan terbentuk perubahan sikap konsumen melalui 5 cara. Yaitu: (Solomon , 2011:370-371) 1.) Sumber Daya Konsumen Setiap orang membawa tiga sumber daya dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu: (a) waktu, (b) uang, (c) perhatian penerimaan informasi dan kemampuan pengelolaan umumnya terdapat keterbatasan yang jelas pada kesediaan masing-masing sehingga memerlukan semacam alokasi yang cermat.
29 2.) Motivasi. Kejiwaan atau psikologis dalam diri mendorong seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk, baik barang maupun jasa, hal itu mendorong diri seseorang dalam sikap kesetiaan terhadap barang atau jasa tersebut karena ia memiliki alasan sendiri untuk kepentingan pribadi. 3.) Pengetahuan. Informasi atau pengetahuan yang disampaikan melalui seseorang atau sesuatu yang dilihat sendiri menjadi sebuah ingatan untuk mendorong dirinya dalam sikap loyalitas. 4.) Sikap Sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan
orang
berespons dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternative yang terikat. 5.) Gaya Hidup Sikap seseorang sesuai dengan masa modern yang sedang berkembang, atau apa yang sedang tren dipasaran dan diikuti oleh setiap orang. (Solomon, 2011:370-371)
30 2.3
Kerangka Pikiran Dalam kerangka pikiran ini terdapat pemaparan relevansi antara obyek
penelitian dengan subyek penelitian disertai dengan teori yang menjadi landasan pada penelitian penulis ini. Keterkaitan antara obyek penelitian dan subyek penelitian sangatlah erat mengingat event managementakan berdampak secara langsung maupun tidak langsung kepada loyalitas pelanggan atau konsumen sebuah perusahaan atau organisasi. Dimensi yang penulis gunakan pada kerangka teori di bawha ini adalah menurut (Solomon, 2011:201)
X
Y
EVENT
LOYALITAS
MANAGEMENT
KONSUMEN
- Context
- Sumber Daya
- Content
Konsumen
- Connection
- Motivasi
- Commitment
-Pengetahuan -Sikap -Gaya Hidup
Keempat dimensi yang penulis gunakan untuk dmensi event management penulis kutip dari R.J Sumabrata pada Indonesia Conggres Convetion Association tahun 2008 ditulis oleh (Pudjiastuti, 2010:20).
