BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum Dibawah ini adalah beberapa sub bab yang mendeskripsikan konsep-konsep dari berbagai macam sumber, dimana konsep tersebut diharapkan mampu menjadi pedoman dalam melakukan analisa dan perancangan sistem informasi kami, maka dari itu dirasa perlu untuk memaparkan konsep dasar sistem informasi seperti yang dipaparkan dibawah ini. Sehingga pemaparan teori-teori mengenai sistem informasi di bawah ini mampu mendukung dalam memahami sistem add-on yang kami kembangkan.
2.1.1 Pengertian Sistem Pengertian
Sistem
menurut
Yakub
(2012:1)
Sistem
adalah
sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan seksama untuk mencapai tujuan tertentu pada suatu organisasi. Menurut O’Brien dan Marakas (2011:4), Sistem adalah suatu kesatuan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Dari dua pegertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem yaitu suatu kelompok yang berisikan komponen-kompoen yang saling terintegrasi dan berhubungan satu dengan yang lainnya serta bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui proses yang baik. Menurut O’Brien dan Marakas (2011:26) terdapat tiga fungsi dasar pada suatu sistem, yaitu input, pocess dan output, berikut adalah pengertian mengenai ketiga fungsi dasar tersebut : 1. Input meliputi proses capturing dan assembling sebuah elemen yang masuk ke dalam sistem untuk diproses. 2. Proses meliputi transformation processes yang merubah input menjadi output. Contohnya adalah proses manufaktur.
7
8 3. Output meliputi transfering element yang telah dihasilkan melalui proses transformasi yang digunakan untuk tujuan tertentu. Contohnya adalah informasi data penjualan tahunan.
2.1.2 Pengertian Informasi Pengertian informasi menurut Baltzan (2014:7) adalah data yang diubah kedalam konteks yang lebih memiliki arti dan kegunaan. Dari satu pengertian ini dapat dideskripsikan lebih jauh bahwa informasi adalah sebuah hasil dari pengolahan data (input), dimana hasil tersebut mampu memberikan dampak yang baik bagi suatu tujuan tertentu, misalnya informasi penjualan yang akan digunakan dalam menganalisa penjualan di masa yang akan datang. Adapun Benson dan Vladlena (2013:9) mengatakan bahwa pengertian informasi adalah tulang punggung sebuah operation dan alat pertahanan untuk berbagai jenis bisnis modern saat ini. Informasi dibedakan dari data sebagai hasil hasil pengolahan data, karena informasi adalah data yang telah diolah melalui sebuah proses. Selain itu Informasi juga merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, Yakub (2012:8). Selain dijadikan sebagai kebutuhan suatu organisasi dalam tujuan tertentu, informasi juga bisa diolah atau diproses kembali sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan yang lebih spesifik, misalnya data penjualan yang diolah kembali untuk meninjau perilaku konsumen terhadap produk atau jasa suatu organisasi.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Pengertian Sistem Informasi menurut O’Brien dan Marakas (2011:4) bahwa sistem informasi adalah kombinasi dari people, hardaware, software, communication network, data resource, dan procedure yang disimpan, diolah, ditransformasikan dan disebarkan informasinya untuk keperluan suatu organisasi. Adapun pengertian sistem informasi menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:4) bahwa sistem informasi adalah suatu satuan komponen
9 komputer
yang
saling
terhubung
yang
melakukan
pengumpulan
(collecting), pemrosesan (processesing) dan penyimpanan (storing) pada database dan menyediakan output berupa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sauatu tugas tertentu di dalam perusahaan. Dari dua pengertian di atas dapat diambil garis kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sebuah kolaborasi yang melibatkan orang, data, proses, jaringan, prosedur, software, dan hardware dalam menciptakan komunikasi antar elemennya untuk mengasilkan sebuah informasi yang akan digunakan untuk mendukung suatu organisasi. Sedangkan menurut Rainer dan Cegielksi (2011:39-40) bahwa sistem informasi memiliki beberapa tipe atau jenis, salah satunya adalah Computer-Based Information System, dimana pada jenis sistem informasi ini terdapat beberapa basic component seperti di bawah ini : 1. Hardware, bisa diterjemahkan sebagai perangkat keras kompuer. Komponen ini merupakan sebuah alat yang mampu bekerja dengan sistem komputer seperti processor, monitor, keyboard dan printer. Maksudnya adalah bahwa perangkat keras ini adalah sebuah perangkat yang bisa menerima data dan informasi (input) dan menampilkan hasilnya dalam bentuk output. 2. Software, yaitu perangkat lunak. Adalah sebuah program atau kumpulan dari program yang berinteraksi dengan hardware untuk melakukan proses terhadap data. 3. Database, adalah sekumpulan file atau tabel yang berisikan data dan saling berelasi. 4. Network atau jaringan, berfungsi menghubungkan sistem (wireless atau wireline) yang dapat menyebarkan informasi dari satu perangkat ke perangkat lainnya. 5. Procedures yaitu suatu kesatuan instruksi tentang bagaimana mengkombinasikan komponen-komponen sistem informasi. 6. People adalah individual yang menggunakan dan memaksimalkan penggunaan hardware dan software, serta memproses input menjadi output yang berguna.
10 2.1.4 Proses Bisnis Proses bisnis (Business Process) menurut Monk dan Wagner (2013:3) adalah sekumpulan aktifitas yang mengambil alih satu atau lebih input dan membuat output yang bernilai bagi customer. Sehingga proses bisnis dapat diartikan sebagai rangkaian aktifitas bisnis yang dapat mengelola dan mengatur sumber daya yang ada (input) menjadi hal yang berguna (output) bagi kepentingan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya saja sebuah dokumen sales order (input) yang akan dikelola oleh bagian sales menjadi dokumen penjualan barang (output).
2.1.5 Enterprise Resource Planning 2.1.5.1 Pengertian Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) Systems adalah salah satu sistem yang spesifik dan mampu mengintegrasikan data di berbagai jenis fungsional perusahaan. Enterprise Resource Planning System merupakan aplikasi yang komperehensif untuk mendukung fungsionalitas yang penting bagi organisasi, Motiwalla dan Thompson (2012:28). Selain itu Rainer dan Cegielski (2011:42) berpendapat bahwa Enterprise Resource Planning (ERP) Systems dirancang untuk membenahi proses komunikasi antar sistem di area fungsional suatu organisasi. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa sistem ERP berfungsi untuk menghubungkan dan mengintegrasikan sistemsistem yang ada di area fungsional pada suatu organisasi. Banyak pengertian yang menjelaskan mengenai arti dari Enterprise Resource Planning, namun dari berbagai pandangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Enterprise Resource Planning merupakan sebuah perencanaan suatu sumber daya organisasi secara menyeluruh dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga seluruh sistem pada elemen perusahaan terintegrasi dengan baik. Saat ini banyak beberapa ERP Software yang mampu mendukung perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sesuai
11 dengan jenis bisnis yang dijalani, mulai dari jenis bisnis retailer sampai ke manufacturing, baik dari skala menengah hingga skala yang dianggap kompleks dan memiliki transasaksi yang banyak, contoh dari ERP Software yang familiar pada dekade ini adalah SAP, Microsoft Dynamic dan lain-lain. Sehingga saat ini ERP Software dapat dijadikan salah satu alasan untuk mendukung bisnis peusahaan-perusahaan dalam menjalankan aktifitas bisnisnya yang lebih baik.
2.1.5.2 Keuntungan Menggunakan Enterprise Resource Planning Systems Menurut Hendarti dan Husni (2014:12-13) ada beberapa keuntungan ketika suatu organisasi menggunakan atau menerapkan sistem Enterprise Resource Planning, yuitu sebagai berikut : 1. Integrasi Data Keuangan Yaitu sistem ERP mampu mengintegrasikan data-data yang ada pada perusahaan, sehingga top level management bisa melihat dan mengontrol kinerja perusahaan dengan lebih baik. 2. Stadarisasi Proses Operasi Yaitu menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk. 3. Standarisasi Data dan Informasi Yaitu menjadikan data dan informasi lebih standar melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yang berbeda-beda. 4. Keuntungan yang bisa diukur Berikut beberapa keuntungan yang bisa diukur, yaitu : •
Penurunan tenaga kerja
•
Peningkatan service level
•
Peningkatan konrol keuangan
12 •
Penurunan
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
mendapatkan informasi. Menurut sumber lainnya, kelebihan menggunakan sistem ERP menurut Rainer dan Cegielski (2011:294) adalah bahwa sistem ERP mampu memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan, seperti di bawah ini : 1. Organizational flexibility and agility, yaitu dimana sistem ERP mampu menjadikan perusahaan lebih fleksibel, cepat dan adaptif dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Maka perusahaan akan bertindak lebih cepat dalam meresepon kondisi bisnis dan dalam memperegunakan kesempatan bisnis. 2. Decision Support, artinya sistem ERP menyediakan informasi penting untuk performa bisnis di functional area organisasi, dan juga memberikan efek yang sangat baik bagi para manajer dalam mengambil keputusan. 3. Quality and Eficiency, yaitu sistem ERP mengintegrasikan dan mengingkatkan bisnis proses organisasi sehingga menghasilkan kualitas dan efisiensi terhadap customer service, production dan distribution. 4. Decrease Cost, sistem ERP mampu meminimalisir biaya transaksi, komponen perangkat keras dan komponen perangkat lunak dimana pada integrated ERP Systems ini hanya membutuhkan IT Support Staff dengan jumlah sedikit daripada non-integrated ERP Systems. Maka dari itu dengan dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keuntungan penggunaan sistem ERP yaitu perusahaan mampu mengelola sumber daya perusahaan dengan lebih baik dan terintegrasi, dimana dengan sistem ERP juga perusahaan akan lebih efisien dan efektif dalam menjalankan bisnisnya.
13 2.1.5.3 Enterprise Resource Planning Core Business Pada umumnya sebuah Enterprise Resource Planning (ERP) Systems dapat mencakup core business yang ada di organisasi. Menrutut Baltzan (2014:322-324) ada tiga core ERP components yang berfokus pada internal organisasi, yatu : 1. Accounting and Finance Komponen ini berperan di dalam mengatur data akuntansi dan proses finansial di dalam sistem enterprise dengan fungsi-fungsi seperti general ledger, account payable, account receivable, budgeting, dan assets management. 2. Production and Material Management Komponen
ini menangani production planning dan
beberapa hal yang berkaitan dengan material management seperti demand forecasting, production scheduling, job cost accounting, dan quality control. 3. Human Resource Komponen ini dapat memantau informasi karyawan termasuk penggajian, kempensasi dan penilaian atas performa sumber daya manusia yang ada di perusahaan.
2.1.6 Internet Menurut Suryawinata (2010:765) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet mengubungkan suatu perangkat dengan perangkat lainnya secara global dengan menggunakan TCP/IP
sebagai
protokol
pertukaran
paket
(packet
switching
communication protocol). Rangkaian komputer yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking. Itu artinya bahwa internet merupakan jembatan penghubung antar suatu perangkat dengan perangkat lainnya yang dihubungkan dengan menggunakan TCP/IP sebagai alamat antar perangkat, dimana dengan menggunakan teknologi internet saat ini semua kebutuhan akan teknologi informasi semakin mudah.
14 2.1.7 Database (Relational Database Management System) Database menurut Elmasri dan Navethe (2011:4) adalah koleksi atau kumpulan data yang saling terhubung, serta dirancang, dibangun dan dipopulasikan untuk tujuan yang spesifik. Database atau relational database menurut Satzinger, Jackson dan Burd
(2012:374)
adalah
sebuah
manajemen
basis
data
yang
megorganisasikan data yang tersimpan kedalam sebuah struktur yang disebut tables atau relations. Saat ini Object Oriented Database sudah menjadi acuan standard di dalam merancang, mengkolaborasikan dan memanipulasi data, dimana dengan metode ini akan meminimalisir redudansi data, duplikasi data ataupun hal hal sejenisnya, sehingga data yang diolah dan dimanipulasi mampu dijadikan informasi yang berguna untuk suatu organisasi.
2.1.8 World Wide Web Menurut Rainer dan Ciegelski (2011:190) World Wide Web atau yang sekarang lebih dikenal dengan web 2.0 adalah sekumpulan information technology dan application. Dimana website menyediakan berbagai macam informasi untuk para pengguna (user). Dapat disimpulkan bahwa www adalah sebuah wadah teknologi informasi dan aplikasi yang memberikan kemudahan bagi para pengguna dalam mengakses informasi dengan melibatkan user secara langsung terhadap teknologi informasi web.
2.1.9 HTTP Menurut Rainer dan Cegielski (2011:514) HTTP (Hypertect Transfer Protocol) adalah sebuah komuikasi standar yang digunakan untuk mentransfer halaman WWW (World Wide Web) melalui jaringan internet, yaitu dimana data akan dibentuk dan dikirimkan.
15 2.1.10 Online Menurut
Williams
dan
Sawyer
(2011:43)
Online
adalah
menggunakan komputer atau sumber informasi lainnya yang terhubung ke jaringan untuk mengakses informasi dan layanan dari komputer lain atau sumber informasi lainnya. Dalam hal ini online memilki arti yaitu penggunaan jaringan nirkabel yang didukung dengan perangkat komputer sehingga memungkinkan seorang pengguna mampu mengakses suatu situs yang tersedia. Online juga dapat diartikan bahwa pengguna komputer dalam mengakses dunia internet sedang aktif.
2.1.11 HTML HyperText Markup Langauge (HTML) merupakan bahasa kode dalam bahasa pemrogaman yang menjadi pondasi dasar pembentukan aplikasi web menurut Prasetya (2013:13). Namun sekarang HTML sudah menjadi versi terbarunya, yaitu HTML 5 dimana pada versi ini terdapat beberapa penambahan-penambahan yang tidak ada di versi sebelumnya, seperti error handling, API Javascript, Rendering Engine HTML 5 dan lain-lain.
2.1.12 Personal Home Page (PHP) 2.1.12.1 Pengertian PHP Menurut Anisya (2013:51) Hypertext Preprocessor (PHP) adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML. PHP banyak dipakai untuk pemrogaman situs web dinamis. PHP juga dapat digunakan untuk membangun CMS (Content Management System). Sedangkan menurut pendapat Gratia (2011:14) PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat program website dimana kode program yang telah dibuat dikompilasi dan dijalankan pada sisi server untuk menghasilkan halaman website yang dinamis. Selain
itu
menurut
pendapat
lain
PHP
(Hypertext
Preprocessor) merupakan sebuah bahasa scripting yang dipasang pada dokumen HTML dan memiliki tujuan utama dari pengguanaan
16 bahasa ini adalah untuk memungkinkan merancang web yang dinamis dan dapat bekerja secara otomatis, Hastomo (2013). Berikut Contoh kode pemrogaman web dengan menggunakan PHP :
Gambar 2.1 Contoh kode pemrogaman PHP. Sumber : Anisya (2013:51)
2.1.12.2 Kelebihan PHP Menurut Iman (2013) terdapat beberapa keuntungan ketika merancang sebuah aplikasi berbasis web dengan menggunakan PHP, yaitu : • Menjadikan web lebih dinamis. • Dapat digunakan oleh siapa saja, karena bersifat open source • Dapat di jalankan oleh semua jenis sistem operasi.. • Mendukung banyak paket database seperti MySQL. • Tidak memerlukan compile dalam penggunaanya. • Banyak web server yang mendukung PHP, seperti Apache dan lain-lain. • Pengembangan aplikasi PHP mudah karena banyaknya referensi, dokumentasi dan developer yang membantu dalam perkembangannya.
17 2.1.13 MySQL 2.1.13.1 Pengertian MySQL Menurut O’Brien dan Marakas (2011:205). MySQL adalah sebuah popular open-source Database Management System (DBMS) atau sistem manajemen basis data yang memiliki karakterisitik opensource dan mampu mendukung pengembangan, perawatan dan kegunaan dari sebuah database didalam perusahaan. Adapun menurut Ionescu dan Istoc (2011:60-61) bahwa MySQL adalah sebuah management system relational database and implements SQL (Structured Query Language), yaitu sebuah standard query dari sebuah database yang saling terhubung. MySQL memiliki sifat open source, paling banyak digunakan dan bisa menangani database dengan skala besar. Adapun karakteristik dari sebuah MySQL adalah sebagai berikut : 1. High Performance, yaitu MySQL mampu dioperasikan di berbagai jenis sistem informasi, seperti windows, linux, MAC OS X, Solaris, dan bisa melakukan banyak transaksi. 2. Easy to Use, MySQL sangat mudah untuk dikonfigurasikam dan diadministrasikan dan memiliki performa yang tinggi. 3. Scalability, MySQL sangat mudah beradaptasi dengen user untuk beberapa requirement tertentu, dan juga MySQL mampu mengelola database dengan skala yang besar. 4. Speed, artinya MySQL mampu diimplemetasikan di berbagai macam interface, seperti Java, PHP, C++, Perl, dan lain-lain. 5. Good security, yaitu MySQL menyediakan keamanan melalui enkripsi password dan meyakinkan perlindungan terhadap data melalui mekanisme yang spesifik, contohnya yaitu dengan menggunakan MD5 sebagai metode enkripsi password.
2.1.13.2 Kelebihan MySQL Menurut Hastomo (2013) kelebihan yang berada pada MySQL adalah seperti di bawah ini :
18 1. Source MySQL dapat diperoleh dengan mudah. 2. Sintaksnya lebih mudah dipahami. 3. Akses database yang mudah 4. Multithread, yaitu dapat dipasang pada server yang memiliki multiCPU. 5. Didukung pemrogaman umum seperti C, C++, Java dan lainlain. 6. Dapat bekerja pada berbagai macam platfrom. 7. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak. 8. Memiliki sekuritas yang cukup baik. 9. Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang yang bervariasi.
2.1.14 Javascript Satzinger, Jackson dan Burd (2012:472) mengatakan bahwa javascript adalah bahasa skrip yang berbasis objek (object-based scripting language) yang bisa mendeteksi dan memicu sebuah action berdasarkan keystroke yang terdapat pada browser. Javascript juga dapat digunakan untuk mengakses dan memanipulasi semua komponen pada halaman web sebagai bagian dari Document Object Model (DOM).
2.1.15 Jquery Menurut Chaffer & Swedberg (2013:8-9) JQuery adalah sumber JavaScript library terbuka yang menyederhanakan interaksi antar dokumen HTML, atau lebih tepatnya Document Object Model (ODM) dan JavaScript. Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan JQuery, yaitu : 1. Mampu mengaskses halaman website dengan mudah. 2. Mengubah tampilan bagian halaman website 3. Mengubah isi dari halaman website 4. Merespon interaksi user dalam halaman website 5. Menambahkan animasi ke halaman website
19 6. Mengambil informasi dari server tanpa me-refresh seluruh halaman website 7. Menyederhanakan penulisan javascript.
2.1.16 Retail Ritel berasal dari bahasa Prancis yaitu “ritellier” yang berarti memcah sesuatu. Secara harfiah kata ritel atau retail juga berarti eceran atau perdagangan eceran, dan peritel / retialer diartikan sebagai pengecer atau pengusaha perdagangan eceran, Sujana (2012:19). Maka dari pengertian diatas dapat dilihat sekilas bahwa retail adalah salah satu cara perdagangan dengan cara mengecerkan barang yang dijual oleh penjual kepada konsumen.
2.1.17 Add-On Add-On menurut Oxford Dictionaries adalah sesuatu yang telah ada dan dapat ditambahkan ke suatu objek utama. Itu artinya system add-on adalah suatu perangkat lunak yang ditambahkan kedalam sistem utama atau sistem induk guna melengkapi fungsi sistem yang ada. Dengan add-on sebuah program mampu berfungsi lebih sempurna dengan adanya beberapa fitur yang ditambahkan dan diinginkan ke dalam induk sistem, sehingga add-on menjadi nilai tambah untuk suatu aplikasi.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi 2.2.1.1 Analisa Sistem Pada saat melakukan analisis sistem, Satzinger, Jackson and Burd (2010:326) berpendapat bahwa proses analisis sistem adalah sebuah proses membangun dokumen dan modelnya. Untuk analisis secara tradisional akan dibangun model event table, data flow diagram, entity-relationship diagram. Adapun untuk analisis secara object-oriented analysis model diagram yang digunakan adalah seperti class diagram, use case diagram dan use case descripstion.
20 Konsep analisis berdasarkan Bentley dan Whitten (2007:32) adalah sebuah pembelajaran mengenai masalah suatu bisnis dalam merekomendasikan pengembangan dan mendefinisikan suatu persyaratan yang dibutuhkan untuk suatu solusi. Maka dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses analisis sistem adalah sebuah proses pemahaman tentang suatu masalah sistem informasi saat ini yang berguna untuk dipelajari, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan perkembangan terhadap sistem informasi yang lebih baik di masa depan.
2.2.1.2 Perancangan Sistem Pengertian mengenai rancangan menurut Satzinger, Jackson and Burd (2010:326) adalah proses atau aktifitas pembangunan dari sebuah model yang telah dianalisa. Seorang analyst menggunakan informasi yang telah dikumpulkan dan dimodelkan pada saat analisis dan merubah informasi tersebut kedalam sebuah sistem yang mampu memberikan solusi. Adapun rancangan menurut
Bentley
dan
Whitten
(2007:33)
adalah
sebuah
pengembangan atau sebuah hal yang spesifikasi dari solusi teknikal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penbgertian rancangan sistem adalah proses pemilihan dan pengembangan sistem seacara detail
untuk
menciptakan
suatu
sistem
yang
mampu
diimplementasikan dan sesuai dengan kebutuhanb suatu organisasi.
2.2.2 Microsoft Dynamic Navision Microsoft Dynamic Navison adalah perangkat lunak sistem Enterprise Resource Planning yang saat ini telah mendukung lebih dari 100.000 perusahaan di dunia yang mampu mengelola financial and accounting, rantai pasokan (Supply Chain), dan kegiatan operasional perusahaan. Microsoft Dynamic Navision menggunakan infrastruktur three-tier, dimana dengan infrastruktur ini Miscrosoft Dynamic Navision mampu digunakan secara bersamaan. Sehingga dengan ini Microsoft Dynamic
21 Navision memiliki fleksibilitas dan kesederhanaan untuk disesuaikan dan dikonfigurasikan sesuai dengan kebutuhan bisnis dengan efisien. Menurut Anonymous (2012:1) Microsoft Dynamic Navision adalah sebuah enterprise resource planning (ERP) Software yang memberikan solusi untuk mid-sized organizations yang cepat untuk diimplementasikan, mudah dikonfigurasi, dan sederhana untuk digunakan.
2.2.2.1 Sejarah Microsoft Dynamic Navision Microsoft Dynamic Navision pada dasarnya berasal dari sebuah perusahaan dengan nama PC&C yang terletak di Denmark pada tahun 1983 dengan nama Navigator. Perangkat lunak ini memiliki sistem dasar sebagai sistem akuntasi pada saat itu dimana pada infrastrukturnya menggunakan client / server-based accounting application yang memungkinkan para penggunanya dapat mengakses sistem secara bersamaan. Pada tahun 1990 Microsoft Dynamic Navision dijual untuk kali pertamanya di wilayah eropa, seperti Jerman dan Inggris. Sehingga pada tahun 1995 Microsoft Dynamic Navision yang berbasis sistem operasi Microsoft Windows 95 diluncurkan. Dan pada Desember 2008 Microsoft merilis kembali Microsoft Dynamic Navision dengan Three-tier Graphic User Interface (GUI).
2.2.2.2 Fitur-Fitur pada Microsoft Dynamic Navision Menurut Anonymous (2012:1-5) Microsoft Dynamic Navision mampu mendukung perusahaan dalam mengintegrasikan fungsional bisnisnya dengan didukung oleh fitur-fitur di bawah ini : • Fitur Financial Management Fitur Financial Management memiliki tanggung jawab didalam pencacatan keuangan atau pencatatan akuntansi seperti account payable, account receivable, general ledger entry, cash flow dan lailain. Dimana dengan pencatatan inilah akan diambil langkah-langkah tertentu yang akan digunakan sebagai langkah strategis oleh top level management dalam mengelola sumbe daya keuangan di masa yang
22 akan datang. Selain itu juga fitur ini berperan penting dalam pencatatan semua jenis transaksi yang terjadi di perusahaan, baik pencatatan dari pemasukan atau pengeluaran yang dilakukan perusahaan, misalnya seperti pencatatan piutang yang terjadi akibat adanya penjualan secara kredit. • Fitur Warehouse Management Fitur ini berperan didalam mengatur dan mengelola pergudangan yang berpengaruh pada ketersediaan stok. Ada beberapa tambahan fitur di dalam warehouse management pada tahun 2013, yaitu seperti inventory movements, Integration to Service Orders dan Dedicated Bins.
• Fitur Supply Chain Management Fitur Supply Chain Management berperan dalam mengatur alur dan pencatatan pasokan barang baik untuk perusahaan
manufaktur
ataupun perusahaan jual beli. Tujuan dari Supply Chain Managemenbt adalah memberikan efektiftas dan efisiensi dalam mengelola rantai pasokan suatu barang atau produk dari suatu perusahaan. • Fitur Manufacturing Fitur ini di dalam Microfot Dynamic berperan didalam mencatat, meninjau dan memprediksi suatu produk pada proses manufaktur suatu perusahaan, sehingga dengan fitur ini proses bisnis perusahaan dalam hal produksi bisa berjalan dan dipantau dengan baik. Adapun fitur-fitur yang tersedia pada manufacturing seperti production orders, production schedule, production forecast, capacity planning,
dan
masih ada beberapa fitur lainnya. • Fitur Sales and Marketing Fitur ini bertanggung jawab dan berperan didalam proses pemasaran produk dan pencatatan transaksi penjualan, dimana setiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan akan dicatat dan disimpan. Sehingga dengan fitur ini pencatatan penjualan menjadi lebih tertata dan terstruktur. Selain itu fitur sales and marketing juga menyediakan beberapa fitur yang ada didalamnya seperti credit memos, return orders, sales opportunities, invoice dan lain-lain.
23 • Fitur Human Resource Management Fitur ini mampu mengelola sumber daya manusia di sebuah organsasi. Fitur ini bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, sehingga dengan fitur ini pengelolaan sumber daya manusia yang banyak lebih teratur dengan adanya fitur employee data dan Absence Registration. proyek tertentu, sehingga dengan fitur ini perusahaan mampu mengoptimalkan kinerja perusahaan secara lebih efisien. 2.2.3 Grafik Menurut Willam dan Sawyer (2011:163) Grafik adalah suatu bentuk graphical form yang menjadikan data lebih mudah untuk dianalisa daripada data dalam bentuk baris atau kolom. Jadi dapat diartikan juga bahwa grafik adalah suatu bentuk gambar yang merepresentasikan dan menyajikan informasi dengan tujuan lebih mudah dipahami, dianalisan kembali sampai dengan pengambilan keputusan yang lebih cepat.
2.2.4 Konsolidasi Menurut www.pengertianmenurutparaahli.com (dikutip April 07, 2015) pengertian konsolidasi bisa diartikan sebagai penggabungan beberapa elemen untuk bersama – sama secara terpadu dan memiliki satu tujuan yang sama. Maksud dari penegertian diatas adalah bahwa konsolidasi merupakan proses penyatuan dari beberapa komponen yang dapat bekerja sama untuk suatu tujuan. Misal saja penggabungan beberapa data yang digabungkan untuk keperluan manajerial suatu perusahaan tertentu. Maka dari itu dapat diartikan bahwa konsolidasi yang terjadi pada sistem konsolidasi barang berbasis web pada PT. Solusi Prima Artha adalah memperkuat hubungan antar data-data yang tersebar di seluruh cabang, sehingga data-data yang tersebar dapat disatukan dan disajikan lebih baik untuk kepentingan bisnis.
24
2.2.5 Metode Perancangan Sistem The Unified Proccess Life Cycle Phases Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:28) Unified Process didefinisikan sebagai fase-fase dimulainya sebuah project hingga selesai dan setiap fasenya membutuhkan satu siklus atau lebih atau iterasi yang sedang dilakukan di dalam pengembangan sebuah sistem informasi.
Gambar 2.2 UP Life Cycle Phases Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009:668)
Inception Phase Pada proses ini menurut menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:46)
adalah
fase
bagaimana
seorang
project
manager
membangun dan mendefinisikan visinya untuk suatu sistem yang baru yang dapat meningkatkan operations dan masalah – masalah yang terjadi.
Elaboration Phase Pada proses ini menurut menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:46) terjadi beberapa iterations seperti mengidentifikasi dan mendeskripsikan kebutuhan organisasi, menyelasikan masalah ruang lingkup,
mendesain
dan
melakukan
implementasi
arstitektur,
memecahkan kembali resiko – resiko yang tinggi dan mengestimasi jadwal dan biaya yang dikeluarkan.
Construction Phase pada fase ini menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:46-47) adalah melanjutkan dari proses pemodelan dan implementasi sistem
25 dan juga termasuk proses-proses system control seperti data validations, fine-tuning the user’s interface design, data maintenance dan lain-lain.
Transition Phase Pada saat proses ini menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:47) dilakukan user acceptance dan beta test, dan sistem telah siap digunakan untuk kegiatan operasional organisasi, dan pada fase ini juga membutuhkan support dan maintenance.
The Unified Process Diciplines Metode yang digunakan pada pengembangan add-on konsolidasi barang pada PT Solusi Prima Artha berdasarkan The UP Diciplines pada buku Object-Oriented Analysis and Design with the Unified Process karangan Satzinger, Jackson dan Burd (2005). Berikut adalah gambar dari UP Diciplines yang dimaksud :
Gambar 2.3 The Unified Process Life Cycle Model Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2009:62).
Pada penulisan skripsi ini UP Disciplines yang dipakai hanya sampai implementation, berikut adalah penjelasannya:
26 2.2.5.1 Business Modelling Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:55-56) bahwa tujuan utama business modeling dicipline adalah untuk memahami dan menyambungkan kebutuhan di lingkungan bisnis dengan sistem yang akan diterapkan. Jadi yang dimaksud dengan pernyataan diatas adalah bahwa pada saat tahap business modeling akan dilakukan proses pemahaman akan kebutuhan bisnis dengan suatu sistem yang akan diterapkan pada suatu organisasi. Sehingga sistem akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan ketika mampu memahami kebutuhan bisnis. 2.2.5.2 Requirements Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:56-57) bahwa disiplin
ini
memiliki
tujuan
primer,
yaitu
memahami
dan
mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan memproses requirement menjadi sebuah sistem yang baru. Yang dimaksud pada disiplin ini yaitu dimana seorang analyst akan melakukan pegumpulan atau mendokumentasikan kebutuhan bisnis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, misalnya salah satu cara untuk mendokumentasikan kebutuhan bisnis adalah dengan cara bertemu (interview) langsung dengan user yang berkaitan.
2.2.5.3 Design Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:57-58) bahwa pada disiplin ini akan dilakukan perancangan solution system berdasarkan requirement yang telah dilakukan pada disiplin sebelumnya. Tahap ini adalah tahap dimana proses pembuatan rancangan (design) sistem pada sistem add-on konsolidasi barang berdasarkan metode Unified Process Dicipline. Pada tahap ini akan dijelaskan lebih rinci Unified Modeling Language (UML) apa saja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem add-on konsolidasi barang seperti di bawah ini :
27
2.2.5.3.1 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:144). Activity diagram adalah suatu jenis diagram workflow yang menjelaskan aktivitas user dan flow dari aktifitasnya. Sehingga dengan Activity Diagram keseluruhan proses bisnis pada suatu perusahaan yang dilakukan secara fisik dapat terlihat. Activity Diagram berisikan sejumlah notasi diagram seperti dibawah ini :
Gambar 2.4 Simbol activity diagram Sumber : Satzinger, Jackson, Burd (2010:141)
Adapun Contoh Avtivity Diagram seperti gambar di bawah ini :
28
Gambar 2.5 contoh activity diagram Sumber : Satzinger, Jackson, Burd (2012:60)
2.2.5.3.2 Class Diagram Pengertian class diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:297). Class
bertujuan
untuk
mendokumentasikan
dan
mendeskripsikan kelas kelas di dalam programming yang akan dibuat untuk sebuah sistem. Class menjelaskan suatu set kelas object-oriented yang memiliki atribut, properti, method. Dimana kelas kelas di dalam class diagram akan digunakan sebagai tabel-tabel didalam perancangan sebuah relasi antar tabel di dalam sebuah database. Terdapat dua cara tambahan berdasarkan persamaan dan perbedaan untuk membangun struktur class diagram, yaitu dengan cara generalization atau specialization. Dimana generalisasi merupakan sebuah hal yang memiliki kesamaan
29 terhadap kelas induk secara general, sedangkan spesialisasi merupakan
kategori
terhadap
perbedaan
tipe.
Contoh
generalisasi adalah motor, mobil dan kereta merupakan anak kelas dari kelas kelas kendaraan. Sedangkan untuk spesialisasi kendaraan misalnya truk, kereta, dan mobil merupakan kendaraan darat. Selain itu menurut Boustedt (2010:7) menjelaskan bahwa class diagram
adalah sebuah visualisasi yang
menampilkan kelas dengan gambar kotak yang berisikan variabel dan method dan juga menggambarkan bagaimana satu kelas berhubungan dengan kelas yang lainnya. Sehingga pada kesimpulannya bahwa class diagram adalah kelas yang menggambarkan objek-objek pada suatu sistem dimana diasosiasikan dengan hubungan hubungan disekitarnya yang membuat setiap kelas-kelasnya berinteraksi didalam sistem.
Komponen dan notasi class diagram Adapun notasi yang berada pada class diagram sebagai berikut : • Header, yaitu header tabel yang berisikan nama kelas. Contoh : kelas Mahasiswa • Attributes, yaitu berisikan field-field atribut yang diisikan pada tiap-tiap tabel kelas. Contoh : field NIM, Nama, Gender untuk kelas Mahasiswa. • Method, yaitu elemen kelas diagram yang berisikan fungsi-fungsi yang bisa dilakukan oleh class diagram. Contoh : method belajar. Dan dibawah ini adalah contoh dari class diagram, dimana class person memiliki kelas anak yaitu kelas student dan kelas professor :
30
Gambar 2.6 Contoh Class Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, Burd (2012:16)
2.2.5.3.3 Use case Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd
(2005:52). Use
Case adalah suatu aktivitas yang dilakukan, umumnya dalam merespon permintaan user. Bisa dikatakan bahwa use case diagram adalah diagram
yang merepresentasikan atau
menjelaskan hubungan antar sistem dengan user yang disimbolkan dengan simbol yang telah ditentukan dan diatur dalam use case diagram, berikut notasi use case diagram :
31
Gambar 2.7 Notasi dan Deskripsi Use Case Diagram
2.2.5.3.4 Use Case Detailed Description Diagram ini merupakan kelanjutan dari sebuah use case diagram, dimana pada use case diagram digambarkan mengenai beberapa proses yang akan dilakukan oleh user terhadap sistem. Diagram ini mendeskripsikan lebih dalam dan lebih jelas untuk tiap-tiap statement yang terjadi pada user dan sistem, use case description ini menjadikan sebuah use case diagram menjadi skenario yang lebih jelas, sehingga dengan use case detailed description menjadikan proses bisnis lebih jelas dan detail.
32
Fully developed use case description Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:221) use case description atau fully developed description adalah metode formal yang paling banyak digunakan untuk mendokumentasikan sebuah use case. Dengan fully developed description, sebuah proses bisnis akan meningkatkan probabilitas mengenai pehamanan tentang proses bisnis dan bagaimana sebuah sistem mendukung proses bisnis tersebut. Use Case Description merupakan perkembangan dari sebuah use case diagram, dimana pada use case description proses interaksi antara user dan system menjadi lebih detail dan dituliskan dengan deskripsi-deskripsi yang telah ditentukan sesuai dengan notasi notasi use case description. Berikut adalah contoh dari sebuah use case description atau fully developed description :
Gambar 2.8 Contoh Fully Developed Description
33 Sumber : Satzinger, Jackson, Burd (2012:123) Komponen fully use case description o Use Case Name, yaitu sebuah nama proses, aktiftas atau interaksi yang terjadi antara user dengan sistem. Contohnya membuat data pelanggan. o Scenario, adalah deskripsi mengenai aktifitas yang akan terjadi pada sebuah use case name. o Triggering event, berisikan suatu aktifitas atau kejadian yang memicu terjadinya sebuah use case. o
Brief Descriptions, adalah deskripsi mengenai proses aktiftias yang terjadi secara keseluruhan untuk tiap-tiap use case, proses ini juga bisa diambil pada saat proses pembuatan brief description diagram dituliskan.
o Actor, adalah people yang melakukan interaksi dengan sistem atau orang yang terkait akan use case yang terjadi. o Related Use Case, berisikan mengenai use case yang menjadi include atau exclude sebuah use case lainnya. Contohnya adalah use case membuat laporan penjualan. o Stakeholder, deskripsi ini berisikan deskripsi mengenai orang atau bagian mana yang melakukan dan terkait dengen use case diagram. Contohnya untuk menangani penjualan, stakeholder yang terkait adalah bagian sales dan gudang. o Precondition, berisikan deskripsi mengenai kondisi yang terjadi sebelum use case atau interksi antara user dengan sistem dilakukan. o Postcondition, berisikan deskripsi mengenai kondisi yang terjadi sesudah use case atau interksi antara user dengan sistem telah dilakukan. o Flow Of event, berisikan mengenai deskripsi dan langkahlangkah yang akan terjadi antara actor dengan system di dalam use case. Deskrpsi ini memisahkan penjelasan dan langkah-langkah mengenai actor dan system satu persatu dan berututan.
34 o Exception Condition, adalah deskripsi yang berisikan tentang pengecualian-pengecualian mengenai usecase yang akan terjadi, misalnya saja kondisi barang tidak tersedia pada saat melakukan pengecekan terhadap monitoring stok.
2.2.5.3.5 Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:226) System Sequence Diagram digunakan untuk mendeskripsikan alur informasi baik dari sisi dalam atau luar sistem. Maka System Sequence Diagram dapat mendokumentasikan input dan output dan mengidentifikasi interaksi antara aktor dan sistem (object).
System sequence diagram Standard Sequence Diagram merupakan awal dari sebuah System Sequence Diagram dimana pada diagram ini digambarkan interkasi antara user dengan sistem secara garis besarnya dan yang menjadi object pada Standard Sequence Diagram ini adalah :System. Berikut contoh System Sequence Diagram :
35
Gambar 2.9 Contoh System Sequence Diagram dan deskripsi notasinya Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012:127)
Multilayer Sequence Diagram Multilayer Sequence Diagram atau yang lebih dikenal dengan multi-layer diagram merupakan bagian dari diagram sequence diagram yang isinya lebih kompleks, dimana pada Multilayer Sequence Diagram ini
ada
tambahan
objek-objek
yang
mendukung
pemahaman akan alur sistem lebih mudah dipahami, yaitu adanya tambahan objek :boundary dan objek – objek
database yang merupakan pengembangan dari
tiap-tiap kelas objek. Sehingga dengan Multilayer Sequence Diagram, interakasi antara user, message dan proses akses ke database dapat dipahami lebih mudah. Adapun contoh untuk Multilayer Sequence Diagram adalah sebagai berikut :
36
Gambar 2.10 contoh multilayer sequence diagram Sumber : Satzinger, Jackson, Burd (2005:325)
2.2.5.3.6 Event Table Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:174) Event table merupakan katalog dari setiap usecase yang menjabarkan setiap kejadian pada tiap barisnya dan informasi key-pieces dari sebuah informasi untuk tiap-tiap event didalam kolomnya. Adapun komponen key-pieces yang terdapat pada event table adalah : • Event, yaitu berisikan deskripsi sebuah kejadian atau aktifitas yang terjadi untuk tiap use case. • Trigger, yaitu sebuah deskripsi yang menjelaskan apa yang menyebabkan sebuah event terjadi. • Source, adalah deskripsi mengenasi actor atau user yang memicu terjadinya event.
37 • Use Case, adalah deskripsi mengenasi interaksi antara sistem dengan actor. • Response, yaitu deskripsi mengenai hasil yang akan terjadi dari sebuah event tersebut. • Destination, merupakan tujuan akhir atau hasil output yang dihasilkan dari serangkaian event.
Dibawah ini adalah Contoh dari sebuah event table :
Gambar 2.11 Contoh Tabel deskripsi Event Table Sumber : Satzinger, Jackson, Burd (2005:175)
Selain itu menurut pandangan Muharait, Qutaish dan Abdelqader (2010:254) mengatakan bahwa esensinya event table memiliki tiga tipe event yang terkandung di dalam event table, yaitu :
• External Events (EE) Yaitu suatu kejadian yang terjadi diluar sistem, biasanya diawali dengan external actor atau user. • Temporal Internal Event (TIE) Yaitu suatu kejadian yang terjadi sewaktu waktu ketika sistem mencapai speisific point tertentu. Misalnya mencetak laporan harian.
38 • Conditional Internal Event (CIE) Sebuah kejadian yang terjadi ketika sesuatu atau hal lain terjadi di dalam sistem dan sistem harus memproses kejadian ini. Misalnya saja sistem secara
otomatis
menutup
penjualan
untuk
konsumen tertentu ketika terjadi limit credit.
2.2.5.3.7 Updated Class Diagram Updated Class Diagram merupakan lanjutan pengembangan dari class diagram, dimana dapat dikembangkan dari tiap layer seperti kelas view layer dan kelas data access layer. Satzinger, Jackson dan Burd (2005: 337). Itu artinya bahwa updated class diagram berisi tambahan kelas, yaitu kelas data access dan kelas view layer.
2.2.5.3.8 Package Diagram Pakcage diagram menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005: 339-340) adalah high level diagram yang menggabungkan kelas-kelas di dalam class diagram dan di masukkan kedalam kelompok – kelompok atau class group. Maksudnya adalah bahwa package diagram didesain oleh seorang analyst yang berisikan kelas – kelas dari class diagram dan dikelompokkan atas tiga kelompok, yaitu View Layer Pakcage, Domain Layer Package dan Data Access Layer Package.
39
Gambar 2.12 Contoh Package Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, Burd (2005:341)
2.2.5.3.9 User Interface Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005:442) user interface adalah bagaian dari sistem informasi yang berisikan input dan output yang membutuhkan interkasi atau aksi dari manusia. Sedangkan tambahan dari Satzinger, Jackson dan Burd (2005:266) menyatakan bahwa system interface atau user interface bukan hanya sekedar tampilan antarmuka, karena user interface merupakan segalanya dimana interaksi antara user dengan sistem terjadi baik secara fisik, konsep, dan persepsi. Hal ini harus disadari pada saat merancang
dan
membangun sebuah sistem.
2.2.5.4 Implementation Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:58) bahwa pada tahap impelementasi berisikan disiplin yang mencakup pembangunan kebutuhan
40 daripada komponen sistem, aktifitas yang mencakup pada fase ini adalah build software component, acquire software component dan integrate software component. 2.2.6 Entity Relationship Diagram Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2009:57) Entity Relationship Diagram atau disingkat ERD adalah suatu analisis yang terstuktur serta dapat dikatakan model rekayasa informasi dari data yang dibutuhkan oleh sebuah sistem.
2.2.7 Fit / Gap Analysis Analisis Fit Gap menurut Forbig dan Gunther (2010:74) adalah sebuah teknik untuk menampilkan sekumpulan masalah fungsionalitas ERP dengan kebutuhan bisnis yang terjadi pada suatu project. Maksud dari pernyataan diatas adalah bahwa fit gap analysis digunakan untuk mencocokkan kebutuhan bisnis dengan sistem yang ada, hal ini bertujuan untuk menselaraskan antara kebutuhan bisns dengan sistem yang diperlukan di masa sekarang. Pada saat melakukan fit gap analysis, ada beberapa komponen yang terisi untuk kolom Degree of Fit, yaitu Fit (F), Partial Fit (P) dan Gap (G). 1. Fit (F)
: dimana seluruh kebutuhan yang dibutuhkan oleh
suatu organisasi sudah mampu ditangani oleh software yang ada. 2. Partial Fit (P)
: dimana kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan
dapat ditangani oleh sebuah software yang ada namun pada kategori ini software masih membutuhkan additional part atau customization terhadap software. 3. Gap (G)
: pada kategori ini software yang lama tidak dapat memenuhi
kebutuhan organisasi secara maksimal, baik saat ini maupun kemudian hari.
Selain itu pada analisis fit gap terdapat beberapa ranking requirements yang mendeskripsikan seberapa besar akan kebutuhan terhadap business requirements, seperti H (High), M (Medium) dan L (Low). Adapun penjelasan dari ranking requirements diatas adalah sebagai berikut :
41 1. High (High Critical Requirement)
:
rangking
ini
menjelaskan
bahwa tingkat kebutuhan sangat tinggi dan sangat penting, karena pada rangking ini suatu organisasi tidak dapat berfungsi dengan baik. 2. Medium (Value Add Requirement)
: rangking ini pada dasarnya ada
tingkat kebutuhan yang jika dilakukan akan lebih maksimal dalam meningkatkan proses bisnis di suatu perusahaan. 3. Low (Desairable Requirements) : rangking ini memiliki nilai tambah yang kecil bagi organisasi, biasanya jika ditemukan pada rangking ini akan dilakukan beberapa kostumisasi yang kecil demi mempertahankan nilai suatu sistem dalam mendukung proses bisnis di perusahaan.