BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Biaya Menurut Blocher, Chen & Lin ( 2002, p4 ) manajemen biaya memiliki konsep yang luas, yaitu adalah informasi yang diperlukan manajer untuk mengelola perusahaan secara efektif yang meliputi informasi keuangan tentang biaya dan pendapatan serta informasi non keuangan yang relevan tentang produktivitas, kualitas, dan faktor keberhasilan lainnya yang penting bagi perusahaan. Sedangkan menurut Carter dan Usri (2006,10) manajemen biaya menganalisis biaya dan menerbitkan laporan kinerja dan data-data untuk pengambilan keputusan lainnya bagi manajer untuk digunakan dalam operasi pengendalian dan perbaikkan. Dapat disimpulkan bahwa manajemen biaya merupakan konsep dan analisis biaya yang diperlukan manajer untuk melaporkan kinerja perusahaan yang meliputi informasi keuangan tentang biaya dan pendapatan serta informasi non keuangan untuk pengambilan keputusan perusahaan. Manajemen biaya yang diperlukan pada masing-masing dari empat fungsi manajemen adalah ( Blocher, Chen , & Lin, 2002, p6 ) : 1. Manajemen strategis Manajemen biaya yang diperlukan untuk membuat keputusan strategis yang tepat mengenai pilihan produk, metode produksi, teknik pemasaran dan saluran, dan isu-isu jangka panjang. 2. Perencanaan dan pengambilan keputusan
11
Manajemen biaya yang diperlukan untuk mendukung keputusan yang berulang tentang peralatan mengganti, mengelola arus kas, bahan baku penganggaran, pembelian, penjadwalan produksi, dan harga. 3. Manajemen dan pengendalian operasional Manajemen biaya diperlukan untuk memberikan dasar yang adil dan efektif utuk mengidentifikasi operasi tidak efisien dan untuk menghargai dan mendukung manajer yang paling efektif. 4. Pengolahan dari laporan keuangan Manajemen biaya diperlukan untuk memberikan akuntansi akurat untuk persediaan dan aset lainnya, sesuai dengan persyaratan pelaporan, untuk penyusunan laporan keuangan dan untuk digunakan dalam tiga fungsi-fungsi manajemen lainnya. Teori ini berkaitan dengan analisa permasalahan yang terjadi pada perusahaan yang menjadi objek penelitian, karena kurangnya manajemen terhadap biaya pada fungsi perencanaan dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi pada proses penganggaran perusahaan. 2.1.1 Penganggaran dan Perencanaan Anggaran Menurut Banks dan Gillberti (2008, p2) : “Budget is a formal written statement of management’s plans for the future expressed in finantial term” Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan sebuah perencanaan tertulis dari manajemen untuk masa depan didalam periode finansial tertentu seperti tahunan, bulanan, atau proyek tertentu. Anggaran juga
12
dapat diartikan sebagai rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu (Nafarin,2009 , p11). Menurut Label (2010,p150) : “ Budgets in accounting can be used for a variety of reasons” Kutipan diatas berarti anggaran dalam akuntansi dapat digunakan dalam berbagai hal, contohnya : anggaran dapat digunakan untuk merencanakan dan mengontrol masa depan. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Secara umum, penganggaran merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan anggaran dari sebuah organisasi (Banks dan Gillberti, 2008,p2). Penganggaran didalam sebuah perusahaan memiliki arti yang lebih spesifik, yaitu
merupakan proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba ( Nafarin, 2009, p14). Dalam menyusun suatu anggaran diperlukan suatu proses yang disebut sebagai perencanaan anggaran. Perencanaan anggaran memiliki fungsi kordinasi dan kontrol. Terdapat beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan sebuah anggaran, seperti : data historis masa lalu dan tren, tren ekonomi, strategi persaingan, dan lain-lain (Banks dan Gillberty,2008,p3). Dalam skripsi ini, penganggaran dan perencanaan anggaran berkaitan dengan proses penyusunan anggaran pada perusahaan yang dijadikan objek penelitian ini.
13
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Anggaran Tujuan penyusunan anggaran. Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran (Nafarin, 2009, p19) antara lain : a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis, formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana. b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Untuk merinci jenis sumberdana yag dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih nyata dan jelas terlihat. f. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. Manfaat Penyusunan Anggaran Terdapat beberapa manfaat yang dimiliki anggaran ( Nafarin, 2009, p19-p20): a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. c. Dapat memotivasi pegawai. d. Menimbulkan tanggungjawab tertentu pada pegawai. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
14
f. Sumber daya, seperti : tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi para manajer. Keuntungan dari menggunakan anggaran ( Label, 2010, p150) adalah anggaran memberikan formalitas pada proses perencanaan. Salah satu proses utama dalam perusahaan adalah mengkoordinasikan dan mengintegrasikan rencana dan tujuan dari berbagai departemen. Setelah anggaran telah baik, anggaran digunakan sebagai patokan untuk mengevaluasi hasil yang aktual. 2.1.3 Fungsi – fungsi Anggaran Anggaran memiliki 3 ( tiga ) fungsi ( Nafarin, 2009, p28 – p30 ), yaitu : 1. Fungsi Perencanaan Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memerhatikan kaitan anggaran yang satu dengan anggaran yang lain. Aspek lain yang penting dari perencanaan dengan menggunakan anggaran adalah perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin. Oleh karena itu, para penyusun anggaran harus memperhitungkan
berbagai
kemungkinan
biaya
yang
dibutuhkan
dan
menentukan kemungkinan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Jadi, salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana biaya dan sumber dana yang ada seefisien mungkin. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang. Pekerjaan disetujui untuk dilaksanakan jika terdapat dana yang digunakan
15
sebagai anggaran, atau kebutuhannya tidak menyimpang dari anggaran yang disediakan. 3. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian ( controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi atau menilai proses pekerjaan yang dilakukan, dengan cara : a. Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran. b. Melakukan tindakan perbaikkan bila dipandang perlu ( atau bila terdapat penyimpangan yang memungkinkan terjadinya kerugian) Anggaran digunakan sebagai alat menilai. Anggaran yang tidak sesuai dengan keadaan, akan dilakukan revisi anggaran sesuai dengan perkembangan keadaan. Selain itu anggaran dijadikan pegangan oleh manajer yang bertanggungjawab menjalankan operasi untuk mengadakan penilaian dari hasil yang dicapainya. 2.1.4 Tipe Anggaran Menurut Banks dan Gilliberti ( 2008, p11 ) anggaran dapat dikelommpokkan dari beberapa sudut pandang berikut ini : a.
Anggaran Pendapatan Anggaran pendapatan merupakan estimasi yang berasal dari pendapatan
sebuah organisasi untuk suatu periode yang spesifik. Penyusunan anggaran pendapatan membentuk proses awal dari penganggaran. b.
Anggaran Operasional
16
Anggaran operasional merupakan anggaran yang mengestimasikan kegiatan yang akan mempengaruhi keuntungan perusahaan. c.
Anggaran Laporan Keuangan Anggaran laporan keuangan merupakan laporan laba rugi, laporan
neraca, laporan arus kas yang menunjukkan hasil dan kondisi keuangan yang diproyeksikan dari sebuah organisasi. Tipe anggaran pada anggaran pendapatan dan anggaran operasional berkaitan dengan analisis permasalahan yang terdapat pada perusahaan yang dijadikan objek penelitian. Dalam penyusunan anggaran pendapatan, perusahaan merencanakan pendapatan berdasarkan program yang akan dijual ke Agency. Sedangkan pada anggaran operasional, pada perusahaan berkaitan dengan penyusunan anggaran produksi suatu program. 2.1.5 Proses Penyusunan Anggaran
Menurut Shim dan Siegel (2009, p9) : “ A sound budget process communicates organizational goals, allocates resources, provides feedback, and motivates employess” Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa dalam proses penganggaran terdapat beberapa hal penting, seperti : sosialisasi target perusahaan, alokasi sumber daya, memberikan timbal balik, dan memotivasi karyawan.
Proses
penyusunan anggaran harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan, harus konsisten dengan struktur perusahaan, dan memperhitungkan sumber daya manusia yang dimiliki. Proses penganggaran akan menghasilkan target dan
17
kebijakan, mengformulasikan limit, menghitung kebutuhan sumber daya, memeriksa kebutuhan yang spesifik, menyajikan fleksibilitas, menggabungkan asumsi-asumsi, dan mempertimbangkan kendala. Proses penganggaran harus memperhitungkan analisis yang berasal dari kondisi perusahaan saat ini. Waktu yang dibutuhkan dalam proses penyusunan anggaran akan lebih lama apabila kompleksitas dari sebuah proses produksi yang meningkat.Anggaran dibuat berdasarkan pengalaman masa lalu dan tren saat ini. Enam langkah dalam proses penganggaran adalah sebagai berikut : a. Merencanakan tujuan b. Menganalisis sumber daya yang tersedia c. Melakukan negosiasi terhadap estimasi komponen anggaran d. Mengkordinasikan dan meninjau komponen anggaran e. Mendapat persetujuan akhir f. Mendistribusikan anggaran yang telah disetujui 2.1.6 Anggaran kas
Menurut Shim dan Siegel (2009,p258) : “ The cash budget is schedule of estimated cash collections and payment” Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran kas merupakan suatu perencanaan waktu dari estimasi pendapatan kas dan pengeluaran kas. Hal ini menyajikan arus masuk kas yang diharapkan dan arus keluar kas untuk jangka waktu yang ditetapkan. Anggaran kas membantu manajemen dalam menjaga saldo kas dalam hubungan yang wajar dengan kebutuhannya. Anggaran
18
merupakan alat untuk perencanaan dan pengendalian kas dimana harus detail sehingga manajer tahu berapa banyak yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis mereka. Jika arus kas dapat diestimasi dengan baik, saldo kas dapat dipertahankan dekat dengan tingkat target dan transaksi yang lebih sedikit. Selain itu, anggaran kas juga dapat diartikan sebagai estimasi terinci atas antisipasi penerimaan dan pengeluaran kas yang memperlakukan kas sebagai aktiva yang menghasilkan laba (Carter dan Usri , 2005, p64). Tujuan dan karakteristik anggaran kas menurut Carter dan Usri (2005, p64) : 1.
Mengindikasikan kebutuhan kas untuk aktifitas operasi saat ini.
2.
Membantu dalam memfokuskan prioritas penggunaan kas yang sekarang diperlukan, antara pengeluaran yang tidak dapat dihindari dengan yang dapat ditunda atau dapat dihindari seterusnya.
3.
Mengindikasikan
dampak
kas
dari
kebutuhan
musiman,
persediaan dalam jumlah besar, penerimaan yang tidak biasa, dan kelambanan dalam menagih piutang. 4.
Mengindikasikan ketersediaan kas untuk memanfaatkan diskon.
5.
Mengindikasikan kebutuhan kas untuk program ekspansi pabrik atau peralatan.
6.
Membantu dalam merencanakan penarikan obligasi, pembayaran pajak penghasilan, dan kontribusi ke dana pensiun.
7.
Menunjukkan ketersediaan dari kelebihan dana untuk investasi jangka pendek atau jangka panjang.
19
8.
Menunjukkan kebutuhan untuk melakukan pinjaman atau penjualan efek. Dalam hal ini, anggaran kas memberikan pengaruh pada kehati-hatian atas rencana ekspansi, yang mungkin menyebabkan dilakukannya modifikasi atas rencana pengeluaran modal.
9.
Berguna sebagai dasar untuk mengevaluasi manajemen kas aktual, dengan menggunakan criteria pengukuran seperti selisih antara target saldo kas rata-rata dengan saldo kas rata-rata aktual disetiap akun kas.
2.2 Pengendalian Operasional
Menurut Blocher et al. , 2002, p688) : “ Budgets help firms plan and coordinate activities and serve as the bases for control operations and performance evaluation” Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran membantu perusahaan dalam merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dan berfungsi sebagai dasar dari pengendalian terhadap operasi dan evaluasi kinerja.Mengontrol operasi dapat membantu manajer dalam mencapai tujuan yang dianggarkan. Menilai hasil operasi menyediakan umpan balik kepada manajer dan membantu mereka mendapatkan wawasan dalam penyebab yang menyebabkan hasil operasi. Sebuah operasi yang efektif mencapai tujuan yang ditetapkan untuk operasi. Operasi yang efektif sangat penting dalam menerapkan strategi yang berhasil. Operasi yang tidak efektif membuat hasil yang mengecewakan,
20
menguras kas dan sumber daya lainnya, dan dapat menyebabkan kegagalan dalam organisasinya. Varians pendapatan operasional dari sebuah periode merupakan perbedaan dari pendapatan operasional aktual dan master budget pendapatan operasional projek dari sebuah periode ( Blocher, Chen, & Lin, 2002, p689).
2.2.1 Varians dan Standard Deviasi
Menurut Supranto ( 2009, p139 ) Varians merupakan rata-rata hitung dari kuadrat simpangan setiap pengamatan terhadap rata-rata hitungnya. Sedangkan simpangan baku ( standar deviasi) merupakan salah satu ukuran dispersi yang diperoleh dari akar kuadrat positif varians
Simpangan Baku (standar deviasi) memiliki rumus sebagai berikut :
Varians dan Simpangan baku digunakan dalam penganggaran adalah untuk membandingkan antara anggaran biaya dan biaya aktual dari beberapa anggaran proyek atau aktivitas yang berbeda. Semakin kecil simpangan baku menunjukkan bahwa selisih antara anggaran dan biaya aktual semakin kecil. Yang dapat diartikan lagi bahwa perencanaan anggaran memiliki akurasi yang lebih baik.
21
2.2.2 Distribusi Normal dan Pengendalian Statistik. Menurut Blocher, Chen, & Lin ( 2002, p668) pengendalian proses statistik adalah sebuah keputusan analitis membuat alat yang memungkinkan Anda untuk melihat ketika proses bekerja dengan benar dan jika tidak. Variasi hadir adalah proses apapun, keputusan ketika variasi alami dan pada saat dibutuhkan koreksi adalah kunci untuk mengontrol kualitas. Control Chart merupakan alat penting dari kontrol kualitas yang berkelanjutan ( Marlyn & Robert, 2007, p2 ). Control Chart memantau proses untuk menunjukkan bagaimana proses kinerja dan bagaimana proses dan kemampuan dipengaruhi oleh perubahan proses.Informasi ini kemudian digunakan untuk membuat peningkatan kualitas. Control Chart menunjukkan jika suatu proses dalam kontrol atau di luar kendali.
Gambar 2.1 Contoh Control Chart
22
Menurut Marlyn & Robert ( 2007, p4 ), Chart Control memiliki empat kunci pokok : 1.
Titik data yang baik rata-rata dari pengukuran subkelompok atau pengukuran individu diplot pada sumbu x / y dan bergabung dengan sebuah garis. Waktu adalah selalu pada sumbu-x.
2.
Garis rata-rata atau pusat adalah rata-rata atau mean dari titik data dan ditarik di bagian tengah grafik, biasanya sebagai garis berat atau padat.
3.
Batas Kontrol Atas (UCL) digambar di atas sumbu dan sering dijelaskan sebagai "UCL" dengan rumus sebagai berikut : UCL= x + Z. Menurut Supranto (2008, p49) distribusi normal merupakan distribusi kontinu yang mensyaratkan variabel yang diukur harus kontinu.
Keterangan : Pro(Z) : probablitas X : UCL µ : rata-rata : standar deviasi 4.
Batas Kontrol Bawah (LCL) digambar di bawah tengah dan sering dijelaskan sebagai "LCL" dengan rumus sebagai berikut : LCL = x − Z.s
23
Dalam hal ini penulis menggunakan distribusi normal dikarenakan dimana didalam sebuah anggaran diperlukannya sebuah pengendali terhadap biaya yang tidak normal.
Sehingga
dengan
adanya
perhitungan
proyeksi
diharapkan
dapat
meminimalisasikan pengajuan anggaran yang melebihi batas normal. 2.3 Sistem Informasi 2.3.1 Sistem
Menurut O’Brien (2005,p29) sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Sedangkan definisi sistem menurut Hall (2008,p4), “ A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. “ yang berarti sistem didefinisikan sebagai sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem untuk mencapai tujuan yang sama. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai satu tujuan. Komponen dasar dalam sistem menurut O’Brien ( 2006, p32 ), adalah : a. Input
Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses. b. Pemrosesan
24
Pemrosesan merupakan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. c. Output
Output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh transformasi ke tujuan akhirnya.
2.3.2 Informasi
Menurut Romney & Steinbart (2009, p27) : “ Information is data that have been organized and processed to provide meaning to a user”
Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa informasi merupakan data yang telah telah diolah, diorganisasikan dan diproses agar dapat memberikan sebuah arti bagi pengguna. Karakteristik informasi yang berguna menurut Hall (2008,p.14), adalah sebagai berikut : a. Relevance ( Relevan) Relevance merupa kan isi dari sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. Dengan demikian laporan ini dapat mendukung keputusan manajer atau petugas administrasi. b. Timelines ( Tepat Waktu )
25
Timeliness adalah umur informasi yang merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya. c. Accuracy ( Akurat ) Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Materialitas merupakan suatu konsep yang sulit dikualifikasi karena materialitas tidak memiliki nilai yang absolute dan merupakan konsep masalah yang spesifik. Hal ini berarti dala beberapa kasus, informasi harus akurat dan sempurna. d. Completeness ( Lengkap ) Tidak boleh ada bagian informasi yang penting bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. Jadi pada intinya informasi merupakan data yang ditempatkan dalam konteks yang berguna dan berarti untuk pemakai akhir. Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakainya. 2.3.3 Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p.6 ), sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Hall (2008,p.6), sistem informasi merupakan rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.
26
Terdapat peran dasar sistem informasi dalam bisnis yang dikemukakan oleh O’Brien ( 2006, p.8) yaitu sebagai berikut : a. Mendukung proses dan operasi bisnis b. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya. c. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif. 2.4 Analisis dan Dokumentasi Sistem 2.4.1 Flow Chart
Menurut Gelinas & Dull ( 2008, p 105) : “ A systems flowchart is a graphical representation of a business process, including information processes ( inputs, data processing, data storage, and outputs), as well as the related operation processes (people, equipment, organization, and work activities)” Kutipan tersebut dapat diartikan sebagai sistem Flowchart merupakan presentasi dalam bentuk grafik dari proses bisnis, termasuk proses informasi seperti input, pemrosesan data, penyimpanan data, dan output, sama dengan proses operasi yang terdiri dari orang, perlengkapan, organisasi, dan aktivitas kerja. Flowchart menggambarkan urutan kegiatan yang dilakukan sebagai aliran kegiatan bisnis melalui gambaran proses. Kegiatan yang mengandung manual dan komputer, flowchart sistem menyajikan gambaran logis dan fisik dari siapa, apa, bagaimana, dan dimana proses informasi dan operasi terjadi. Sedangkan menurut Romney dan Steinbart ( 2009, p92) flowchart merupakan teknik menganalisa yang menggunakan deskripsi dari beberapa aspek yang berasal dari sistem informasi yang jelas, ringkas, dan cara yang logis.
27
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem flowchart merupakan teknik menganalisai yang dipresentasikan dalam bentuk grafik dari proses bisnis yang berasal dari sistem informasi seperti input, pemrosesan data, penyimpanan data dan proses operasi perusahaan dengan cara yang jelas, ringkas, dan logis. 2.5 Pengendalian Internal
Menurut Rama dan Jones ( 2006,p103) pengendalian internal adalah proses dilakukan oleh
dewan entitas direksi,manajemen, dan
personil lain
yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan dalam kategori berikut: 1. Efektivitas dan efisiensi operasi. 2. Keandalan pelaporan. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut Hall ( 2008, p128) sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan, praktik, dan prosedur
yang
digunakan oleh
organisasi untuk
mencapai empat
tujuan yang luas: 1. Untuk melindungi aset perusahaan 2. Untuk Memastikan akurasi dan keandalan catatan akuntansi dan informasi 3. Untuk Mempromosikan efisien dalam operasi perusahaan 4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan manajemen dan prosedur yang ditentukan.
28
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah pengendalian dalam sebuah organisasi yang meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dalam COSO terdapat 5 komponen yang berhubungan dengan pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2006,p143) , yaitu sebagai berikut : 1.
Pengendalian Lingkungan Pengendalian lingkungan mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat
organisasi
dan
memengaruhi
kesadaran
karyawannya
terhadap
pengendalian. Faktor-faktor ini meliputi integritas, nilai-nilai etika, serta filosofi, dan gaya operasi manajemen. 2.
Penentuan Resiko Penentuan resiko adalah identifikasi dan analisis resiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian internal.
3.
Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi risiko.
4.
Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi merupakan sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan (otomatisasi dan manual) dan record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kejadian pada proses entitas. Sedangkan
29
komunikasi
merupakan
penyediaan
pemahaman
mengenai
peran
dan
tanggungjawab individu. 5.
Pengawasan Pengawasan adalah manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan
bahwa
pengendalian
organisasi
berfungsi
sebagaimana
dimaksudkan. 2.5.1 Model Pengendalian Internal
Pengendalian Internal memiliki beberapa fungsi penting ( Romney dan Steinbart, 2009, p222) : 1.
Pengendalian Pencegahan ( Preventif ) Pengendalian preventif adalah mencegah permasalahan sebelum masalah itu muncul.
Dengan
cara
mempekerjakan
karyawan
yang
berkualitas,
memisahkan tugas karyawan dengan tepat, mengendalikan hak akses secara efektif untuk menjaga informasi. Sebagian besar kejadian yang tidak diinginkan dapat diselesaikan ditahap pertama ini. 2.
Pengendalian Detektif Pengendalian detektif merupakan garis pertahanan kedua. Pengendalian detectif membutuhkan suatu standar yang dapat menyelesaikan masalah sebelum masalah itu muncul dan dicegah. Pengendalian detektif ini mengidentifikasi peringatan terhadap masalah yang ada.
3.
Pengendalian Korektif Pengendalian korektif adalah menyelesaikan masalah yang telah ditemukan.
30
Model pengendalian internal ini digunakan untuk mengidentifikasi penyebab dari permasalahan, memeriksa hasil dari kesalahan dan memodifikasi sistem sehingga permasalahan yang mungkin muncul dimasa mendatang dapat diminimalisasi. 2.5.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal Menurut Romney dan Steinbart (2009, p227), berdasarkan COSO, “Tujuan sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut : a. Tujuan stretegis. Tujuan strategis adalah tujuan yang selaras dan mendukung misi perusahaan b. Tujuan operasi. Tujuan yang menghasilkan efektif dan efisiensi dari operasi peruahaan. c. Tujuan laporan. Tujuan yang membantu perusahaan dalam memberikan laporan internal dan eksternal perusahaan, finansial maupun non finansial, yang akurat, lengkap, dan nyata. d. Tujuan pemenuhan. Yaitu tujuan yang memenuhi hukum dan peraturan yang ditetapkan. 2.6 Analisis dan Perancangan Informasi berbasis Objek 2.6.1 Pengertian Object Oriented Analysis and Design ( OOA&D)
Pengertian objek menurut Coad dan Yourdon ( Benneth et al, 2002, p64) : “ Object. An abstraction of something in a problem domain, reflecting the capabilities of the system to keep information about it, interact with it, or both”
31
Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa objek merupakan sebuah abstraksi dari sesuatu didalam problem domain yang merefleksikan kemampuan sistem untuk menyimpan informasi, berinteraksi atau keduanya dengan sesuatu didalam problem domain tersebut. Sedangkan menurut Mathiassen et al ( 2000, p4) objek juga merupakan suatu entitas dengan identitas, keterangan dan perilaku. Object Oriented Analysis and Design (OOA&D) merupakan suatu metode analisis untuk pemecahan suatu masalah yang logical dan pengembangan sistem yang berbasiskan objek. Selama analisis, objek digunakan untuk mengorganisasikan konteks sistem (system context). Sedangkan selama perancangan, objek digunakan untuk mendeskripsikan sistem itu sendiri.
2.6.2 Aktivitas Utama dalam Object Oriented and Design ( OOA&D)
Menurut Mathiassen et al. (2000, p24) : “system definition: a concise description of a computerize system express in natural language” Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa system definition merupakan pondasi yang fundamental untuk pengembangan dan penggunaan sistem karena system definition menjelaskan sistem dari suatu konteks seperti : informasi yang terkandung didalamnya, fungsi yang harus dimiliki, dimana akan digunakan, dan kondisi pengembangan seperti apa yang teraplikasi. Sistem definition dilakukan untuk memprediksi hal-hal yang mungkin terjadi dalam pengembangan sistem.
32
Sebelum
mendeskripsikan
system
definition,
diperlukan
penggambaran
mengenai sistem didalam Rich Picture. Menurut Mathiassen et al. (2000,p26) rich picture merupakan penggambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk merepresentasikan pemahamannya terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Dengan menggunakan deskripsi dari situasi dan ide pada rich picture, maka system definition dapat dibuat. System definition yang dibuat tersebut harus memenuhi kriteria dari FACTOR. Menurut Mathiassen et al. (2000,p 39-40) FACTOR memiliki 6 (enam) elemen sebagai berikut : Tabel 2.1 Tabel Pengertian FACTOR Functionality
Fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas pada application domain.
Application domain
Bagian-bagian dari suatu organisasi yang mengadministrasikan, memonitor, dan mengkontrol problem domain Suatu keadaan di mana sistem akan dikembangkan dan digunakan.
Condition
Technology Object Responsibility
Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem dan teknologi pada sistem yang akan berjalan. Objek utama di dalam problem domain Tanggung jawab keseluruhan sistem dalam hubungannya dengan konteks yang dimilikinya.
a. Problem Domain Analysis Problem Domain menurut Mathiassen et al. (2000,p6) adalah : “That part of context that is administrated, monitored, or controlled by a system”
33
Dalam kutipan diatas dapat diartikan bahwa problem domain merupakan bagian dari keadaan yang akan diatur, dimonitor, atau dikontrol oleh sistem. Analisis problem domain mendeskripsikan tujuan dari sistem, dimana sistem tersebut diharapkan dapat membantu dalam mengatur, memonitor, dan mengontrol. Sumber dalam melakukan problem domain adalah system definition. Dibawah ini merupakan gambar dari kegiatan problem domain analysis :
Gambar 2.2 Aktivitas utama dalam Problem Domain Analysis ( Mathiassen , 2000, p46 )
Mathiassen (2000, p46-47) menyatakan bahwa terdapat 3 sub aktifitas dalam Problem Domain Analysis, yaitu : 1. Classes Menurut Mathiassen et al. (2000,53): “Classes : A description of a collection of objects sharing structure, behavioral pattern, dam attribute” Kutipan diatas dapat diartikan bahwa Classes merupakan deskripsi dari sekumpulan objek yang saling berbagi struktur, pola perilaku, dan atribut yang sama
34
(Mathiassen et al, 2000, p49). Sedangkan menurut Benneth et al. ( 2006, p71) classes merupakan konsep yang mendesripsikan kumpulan objek didalam perilaku dan situasi yang
sama.
Dapat
disimpulkan
bahwa
Classes
merupakan
konsep
yang
mendeskripsikan sekumpulan dari objek yang saling berbagi didalam perilaku, struktur, dan situasi yang sama. Untuk permodelan problem domain, aktivitas dimulai dengan aktivitas class dan pertanyaan penting tentang objek dan kejadian (event) apa yang harus dimasukkan dan yang tidak dimasukkan kedalam model. Kejadian merupakan sebuah peristiwa instan yang berhubungan satu atau lebih object ( Mathiassen et al, 2000, p51 ). Aktivitas kelas memiliki tiga sub aktivitas kelas, yaitu menentukan kandidat kelas ( class candidate ) dan kandidat kejadian (event candidate) yang dipilih dengan relevan dengan konteks sistem. 2. Structure Struktur merupakan hubungan antar kelas-kelas dan objek-objek ( Mathiassen et al, 2000, p72 ). Sumber dari tahap ini adalah event table yang dibuat sebelumnya, dan hasilnya akhirnya adalah class diagram yang merupakan diagram yang menyajikan ikhtisar dengan menggambar seluruh hubungan structural antara classes dan object didalam model (Mathiassen, 2000, p69-70) . Struktur dibagi menjadi dua struktur, yaitu struktur kelas dan struktur objek. Struktur antar class memiliki dua tipe, yaitu : struktur generalisasi dan struktur cluster. Struktur generalisasi merupakan hubungan antara dua atau lebih spesialisasi class dan lebih class. Atau generalisasi dapat pula diartikan sebagai sebuah kelas umum (super class) yang mendeskripsikan properti dari kelas-kelas yang special (sub class) (
35
Mathiassen et al. ,2000,p72). Sedangkan struktur cluster meruakan kumpulan dari class yang berhubungan (Mathiassen et al. , 2000, p75). Struktur antar objek merupakan hubungan dinamis antar objek. Struktur antar objek terdiri atas struktur agregasi dan asosiasi. Struktur agregasi merupakan hubungan antara dua atau lebih objek, sedangkan struktur asosiasi merupakan hubungan antara dua atau lebih objek, namun berbeda dengan struktur agregasi. Hubungan antar kelas pada agregasi mempunyai pertalian yang kuat sedangkat asosiasi tidak kuat. (Mathiassen et al., 2000, p75-77) Mathiassen et al. (2000,p77) menyatakan tiga sub aktivitas pada struktur, yaitu menemukan kandidat struktur, mengeksporai pola dan mengevaluasi secara sisrematis. Terdapat tahap-tahap menemukan struktur dengan mengidentifikasi generalisasi, mengidentifikasi agregasi, mengidentifikasi asosiasi, dan mengidentifikasi cluster. Kemudian eksplorasi pola dilakukan. Pola yang banyak dikenal adalah pola peran, pola hubungan dan pola item descriptor. Untuk mengevaluasi digunakan tiga kriteria. Pertama, struktur harus digunakan dengan benar. Kedua, struktur harus benar secara konsep dan ketiga, struktur harus sederhana yang akhirnya dihasilkan sebuah class diagram (Mathiassen et al., 2000, p84-86). Class diagram merupakan sebuah diagram struktur statis yang menggambarkan struktur, pola perilaku dari sebuah sistem berdasarkan class, attribute, dan hubungan antar class. 3. Behavior Behavior bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem domain sistem sepanjang waktu ( Mathiassen, 2000, p89 ) . Aktivitas ini merupakan definisi pola perilaku ( behavioral pattern ) dan atribut pada setiap kelas.
36
Behavioral pattern adalah sebuah deskripsi jejak kejadian ( event trace ) yang mungkin untuk semua objek didalam sebuah kelas. Hasilnya digambarkan dalam statechart diagram. Menurut Mathiassen L, et al. (2000,p93), terdapat tiga jenis notasi untuk behavioral pattern yaitu : 1. Sequence : Event in a set occur one by one. Yang dapat diartikan bahwa setiap kejadian dalam satu set terjadi satu per satu. 2. Selection : Exactly one out of set of event occurs. Yang dapat diartikan bahwa tepat setiap satu set terjadinya kejadian. 3. Iteration : An event occurs zero or more times. Yang berarti setiap peristiwa terjadi nol atau beberapa kali. b. Application Domain Analysis Setelah menganalisis Problem Domain, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis application domain. Application domain merupakan bagian yang mengatur, memantau atau mengontrol Problem Domain (Mathissen et al, 2000, p6), atau dengan kata lain, berhubungan dengan aktivitas yang dikerjakan oleh sistem. Analisis application domain menghasilkan gambaran kebutuhan yang akan digunakan, serta dapat menghasilkan informasi rinci yang sangat banyak. Dibawah ini merupakan gambar dari aktivitas application domain :
37
Gambar 2.3 Aktivitas dalam Application Domain Analysis (Mathiassen et al, 2000, p117)
1. Usage Kegiatan usage dalam application domain analysis bertujuan untuk menentukan bagaimana aktor-aktor yang merupakan pengguna atau sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju ( Mathiassen et al, 2000, p119 ). Interaksi antara actor dan sistem dinyatakan dalam use case. Hasil dari usage adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan actor yang ada, yang digambarkan dalam table actor dan use case diagram. Menurut Whitten et al. ( 2004,p418) use case diagram merupakan grafis yang menggambarkan interaksi antara sistem, sistem eksternal, dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan interaksi dengan sistem itu.
Use
Case menurut
Benneth et al. (2006, p145) merupakan deskripsi dari fungsi suatu sistem dari pemakai yang perspektif. Use case digunakan untuk menampilkan fungsi dari sistem yang berkembang dan untuk menunjukkan bagaimana user akan
38
berkomunikasi dengan sistem dengan berbagai cara dalam menggunakan fungsifungsi tersebut. 2. Fungsi ( Function ) Function memfokuskan pada bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu actor dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p138 ) terdapat empat tipe utama dari function, keempat tipe tersebut antara lain, yaitu : a. Update function ini menjadi berjalan (aktif ) disebabkan oleh event dari problem domain, dan menghasilkan perubahan dalam state dari model tersebut. b. Signal function ini menjadi berjalan ( aktif ) disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari model dan daapt menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa tampilan untuk actor dalam application domain, atau intervensi langsung dalam problem domain. c. Read function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan kantor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang berhubungan dengan informasi dalam model. d. Compute function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh actor atau model.
39
Fungsi – fungsi dapat ditentukan dengan menggunakan system definition dan use case. Oleh karena itu, fungsi harus mendukung use case, dan semua bagian dari model harus digunakan oleh beberapa fungsi. Setelah itu, kompleksitas fungsi-fungsi tersebut dispesifikasikan, apakah complex, medium, atau simple. Hasil dari aktivitas fungsi tersebut adalah function list. 3. Interface Interface berguna untuk menghubungkan sistem dengan semua aktor yang relevan dengan sistem. Interface merupakan suatu fasilitas yang dapat membuat model sistem dan fungsi yang tersedia untuk aktor ( Mathiassen, 2000, p151 ). Sumber yang digunakan dalam aktivitas berasal dari class diagram, use case, dan function list. Menurut Mathiassen et al. (2000,p152) terdapat 2 (dua ) macam interface, yaitu : 1. User Interface User interface menguhubungkan human actor ( manusia ) dengan sistem. dalam merancang user interface dibutuhkan feedback dari user. Terdapat 4 (empat) user Interface Patterns, yaitu : menu selection ( diekspresikan sebagai daftar pilihan pada user interface). Form filling ( pola klasik untuk entry data ), command language ( dibuituhkan daya user untuk mengoperasikan sistem dan direct manipulation ( memungkinkan manipulasi langsung dengan representasi objects) ( Mathiassen, 2000, p154-p155 ) Deskripsi dari user interface dapat menggunakan Navigation Diagram, dimana menyediakan gambaran keseluruhan dari elemen user interface dan
40
transisi diantaraya. Diagaram ini terdiri dari gambar yang diperkecil disetiap window, panah yang menunjukkan bagaimana menggunakan button dan seleksi lain yang akan mengaktivasi function atau membuka window lain. ( Mathiassen et al, 2000, p159 ) User Interface dapat dideskripsikan secara jelas melalui Sequence Diagram yang mana Sequence Diagram berguna untuk membantu dalam mengidentifikasi secara detail proses operasi dalam implementasi dari sebuah use case ( Benneth et al. ,2002 ,p292). 2. System Interface System interface menghubungkan sistem actor (sistem lain ) dengan sistem yang sedang dibangun. Sistem lain bisa berupa : external device dan sistem komputer yang kompleks sehingga dibutuhkan suatu protocol komunikasi. Biasanya interface ini tidak dipakai untuk sistem administrative teapi lebih sering untuk monitoring dan controlling system. ( Mathiassen et al, 2000, p163-p164 ) Setelah diuraikan diatas mengenai kedua aktivitas utama pada OOA & D, dapat disimpulkan bahwa problem domain merupakan bagian konteks yang diadministrasikan, dimonitori, atau dikontrol oleh sistem. Sedangkan application domain adalah organisasi yang mengadministrasikan, mengawasi, atau mengontrol problem domain. c. Perancangan Arsitektur ( Architectural Design ) Perancagan arsitektur dilakukan dengan tujuan untuk membangun sistem terkomputerisasi. Definisi dari perancangan arsitektur menurut Mathiassen et al.
41
( 2000, p17 ) adalah “ Architectural Design is based on three fundamental principles. The principle is : define and prioritize criteria, bridge criteria and technical platform, and evaluate designs early “ Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa perancangan arsitektur, terdapat tiga dasar prinsip aktivitas, yaitu criteria, components, dan processes. Berikut adalah gambar dari aktivitas perancangan arsitektur :
Gambar 2.4 Aktivitas Architectural Design ( Mathiassen et al, 2000, p176 )
Tahap aktivitas yang dilakukan pada perancangan arsitektur adalah sebagai berikut : 1. Criteria Criteria adalah suatu sifat istimewa dari sebuah arsitektur ( Mathiassen, 2000, p176 ). Aktivitas ini bertujuan untuk membuat desain. Dalam penilaian kriteria memiliki beberapa tingkat penilaian prioritas pada kriteria, yaitu : very important, important, less important, irrelevant, easily fulfilled. Terdapat beberapa kriteria umum yang digunakan dalam kegiatan desain yang berorientasi objek, yaitu :
42
a. Usable : Kemampuan adaptasi sistem terhadap konteks organisasi, hubungan kerja, dan teknikal. b. Secure : Suatu pencegahan melawan akses yang tidak terotorisasi terhadap fasilitas-fasilitas yang ada. c. Efficient : Penggunaan yang ekonomis terhadap fasilitas technical platform. d. Correct : Pemenuhan terhadap persyaratan-persyaratan. e. Reliable :Pemenuhan terhadap eksekusi function yang benar-benar tepat. f. Maintable : Besarnya usaha untuk mengalokasikan dan memperbaiki kecacatan sistem. g. Testable : Besarnya usaha untuk memastikan bahwa sistem menampilkan fungsi-fungsi yang telah ditentukan. h. Flexible : Besarnya usaha untuk memodifikasi sistem i. Comprehensible : Usaha yang dibutuhkan untuk mendapatkan pengertian yang masuk akal terhadap sistem j. Reusable : Potensi penggunaan bagian-bagian sistem dalam sistem lain yang terhubung k. Portable : Besarnya usaha untuk memindahkan sistem ke teknikal platform l. Interoperable : Besarnya usaha untuk menggabungkan suatu sistem ke sistem lain. 2. Component Architectur
43
Menurut Mathiassen (2000,p190): “Component
Architecture
:
A
system
structure
composed
of
interconnected component” Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa Component architectur adalah sebuah struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling terhubung. Tujuan dari component architecture adalah untuk membuat struktur sistem yang komprehensif dan fleksible, dengan aktivitas awalnya adalah mengurangi tingkat kompleksitas dengan pemisahan fokus pada sistem, kemudian merefleksikan struktur komteks yang stabil, dan menggunakan komponen yang telah ada. Hasil dari kegiatan ini adalah class diagram dengan sesifikasi dari komponen yang kompleks. Beberapa pola yang dapat digunakan untuk merancang component architecture adalah sebagai berikut ( Mathiassen et al, 2000, p193-198 ) : a. The layered Architecture Pattern Arsitetur ini terdiri dari beberapa components yang didesain sebagai layers. Desain dari setiap component menggambarkan tanggungjawabnya masing-masing serta interface bagian atas maupun bagian bawah. Interface bagian atas akan menggambarkan operasi yang tersedia untuk layer dibawahnya. b. The Generic Architecture Pattern Model component merupakan dari sistem objek yang diletakkan pada layer yang paling bawah, kemudian diikuti dengan layer sistem function, dan yang paling atas merupakan component interface. Layer interface dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu user interface dan system interface.
44
c. The Server Architecture Pattern Komponen dari arsitektur sebuah server dan beberapa buah clients. Server memiliki kumpulan operasi yang tersedia bagi client. Server bertanggungjawab untuk menyediakan hal-hal yang umum bagi clientnya, seperti database atau sumber daya lain yang bisa digunakan bersama. Server menyediakan operasinya bagi client melalui suatu jaringan. Client bertanggungjawab untuk menyediakan interace local bagi para user. Berikut ini adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server dimana U adalah user interface, F adalah function, M adalah model. Client Server Architecture U U+F+M Distributed presentation U F+M Local presentation U+F F+M Distributed presentation U+F M Centralized Data U+F+M M Distributed Data Tabel 2.2 Client-Server Architecture ( Mathiassen et al, 2000, p200 )
3. Process Architecture Process architecture adalah struktur eksekusi sistem yang terdiri dari proses yang saling bergantungan ( interdependent). Tujuan dari aktivitas ini adalah mendefinisikan struktur sistem. Unit dasar yang digunakan untuk mengeksekusi sistem adalah processor. Processor adalah seperangkat alat yang dapat mengeksekusi sebuah program. Selama eksekusi system active object akan aktif. Active object adalah sebuah object yang telah ditetapkan proses. Pada proses sistem juga terdapat program component. Program component adalah modul fisik dari kode program.
45
d. Perancangan Komponen ( Component Design ) Mengacu pada pendapat Mathiassen et al (2000,p231) component design bertujuan untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam kerangka arsitektural. Hasil dari kegiatan ini adalah spesifikasi dari komponen yang saling berhubungan. Terdapat tiga aktivitas dalam perancangan komponen, yaitu komponen model ( model component ), komponen fungsi ( function component ), dan komponen yang menghubungkan ( connecting component ). Pada komponen model berisi mengenai bagaimana model direpresentasikan sebagai kelas dalam sistem. Pada komponen model berisi mengenai bagaimana model direpresentasikan sebagai kelas dalam sistem. Pada komponen fungsi berisi mengenai bagaimana fungsi diimplementasikan. Sedangkan pada komponen yang menghubungkan berisi mengenai bagaimana komponen-komponen saling dihubungkan. 2.7 Kerangka Pikir Kerangka berfikir dalam penyusunan skripsi ini dimulai dari tahap perencanaan, yaitu pengumpulan data dan mempelajari proses bisnis yang sedang berjalan. dalam mempelajari proses bisnis yang berjalan dilakukan dengan memperoleh struktur organisasi, visi dan misi perusahaan, tugas dan wewenang, operasi perusahaan, dan proses penganggaran. Dari proses penganggaran dapat dilakukan tahap yang kedua yaitu tahap analisis. Tahap analisis dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data-data yang diperoleh. Tahap analisis dalam proses bisnis dilakukan dengan menggunakan flowchart diagram dan rich picture. Sedangkan analisis terhadap data anggaran perusahaan
46
menggunakan metode varians untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Dari analisis masalah yang dilakukan, kemudian direkomendasikan solusi yang diusulkan untuk mendukung tahap selanjutnya yaitu, tahap perancangan. Pada tahap perancangan, analisis masalah dan solusi yang direkomendasikan digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada tahap perancangan. Perancangan dilakukan menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design, dengan melakukan aktivitas- aktivitas yaitu : problem domain analysis, application domain analysis, architectural design, dan component design. Setelah tahap perancangan, akan dilakukan tahap pengembangan sistem (coding) yang menggunakan Microsoft C# dan Microsoft SQL ( database). Dan setelah tahap pengembangan sistem (coding), tahap terakhir yang dilakukan adalah tahap implementasi, yaitu dengan menspesifikasikan kebutuhan hardware dan software, dan rencana implementasi dengan menggunakan Gant Chart.
47 Fase inisiasi Current bisnis
Struktur Organisais Visi dan Misi Tugas dan Wewenang Operasi Perusahaan
Proses Penganggaran
Tahap Analisis Metode Analisis Proses Penganggaran : Flowchart Diagram Rich PIcture
Metode Analisis Varians terhadap Anggaran
Masalah
Solusi Permasalahan
Tahap Pengembangan Sistem (Coding)
Tahap Perancangan
Problem Domain Analysis
Application Domain Analysis
Component Design
Architectural Design
Pengembangan Sistem Informasi Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran: - Microsoft C# - Microsoft SQL (database)
Tahap Implementasi
Fase Implementasi : - Spesifikasi Kebutuhan hardware dan Software - Rencana Implementasi dengan Gantt Chart
Gambar 2.7 Kerangka Pikir