BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Date (2000,p9), lebih nyaman untuk merujuk data dalam sebuah basis data sebagai data yang persistent. Dengan kata “persistent”, maksudnya adalah untuk memberi kesan bahwa data dalam basis data berbeda dalam jenis dengan data lain, lebih cepat berlalu, data, seperti input data, output data, pernyataan kontrol, barisan tugas, blok-blok pengontrol software, hasil intermediate, dan yang lebih umum semua data yang transient dalam alam. Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005,p5), kita sekarang mendefinisikan data sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan sekaligus memiliki arti dan kepentingan di dalam lingkungan user.
Definisi ini meliputi tipe data yang terstruktur maupun tak
terstruktur. Sekarang ini data yang terstruktur maupun tidak terstruktur sering kali tergabung di dalam basis data yang sama untuk menciptakan lingkungan multimedia yang sebenarnya. Sebagai contoh, sebuah bengkel mobil bisa menggabungkan data terstruktur yang menjelaskan tentang pelanggan dan mobil dengan data multimedia seperti foto dan hasil scan.
8
9 2.1.2 Sistem Menurut Mulyadi (2001,p3), sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut: 1.
Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
2.
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan
3.
Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem
4.
Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lainnya yang lebih besar
Menurut McLeod dan Schell (2001,p9), sistem adalah gabungan elemen yang terintegrasi dengan tujuan normal seperti mencapai target. Organisasi seperti firma atau bisnis area cocok dengan definisi ini. Organisasi terdiri dari sumber daya yang kita identifikasi dari awal dan mereka bekerja untuk mencapai tujuan tertentu yang diberitahukan daari pemilik atau atasan. Menurut O’Brien (2003,p8), sistem dapat diterangkan dengan mudah sebagai kelompok yang saling berhubungan atau elemen yang berinteraksi membentuk sebuah sistem secara keseluruhan. Banyak contoh
10 dari sistem dapat diketemukan didalam fisik dan konsep biologi, serta dalam teknologi modern dan juga dalam masyarakat. Contoh fisik misalnya sistem antar planet dan matahari, sistem biologi pada tubuh manusia, sistem dalam pemurnian minyak dan sistem sosial dalam organisasi bisnis.
2.1.3 Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005,p15), basis data adalah sebuah koleksi bersama dari data yang berhubungan secara logikal, dan sebuah deskripsi dari data, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi. Dapat dikatakan juga basis data adalah kumpulan file yang saling berhubungan, hubungan tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada.
2.1.4 Sistem Basis Data Menurut Date (2000,p5), sistem basis data pada dasarnya adalah sebuah sistem penyimpanan record secara terkomputerisasi, atau dengan kata lain
sebuah sistem terkomputerisasi yang tujuan keseluruhannya
adalah untuk menjaga informasi dan membuat informasi tersebut tersedia sesuai kebutuhan. Kenapa menggunakan sistem basis data? Kelebihan dari sistem basis data terhadap sistem yang lebih tradisional, metode metode
11 penyimpanan record berbasis kertas akan lebih nyata dengan contohcontoh. Beberapa di antaranya adalah: 1) Compactness: Tidak ada kemungkinan akan menumpuknya arsip-arsip kertas yang sangat banyak.(voluminous paper files). 2) Speed: Mesin dapat mengambil dan mengubah data jauh lebih cepat daripada yang manusia bisa. Secara khusus, pertanyaanpertanyaan yang terlintas tiba-tiba(seperti, “Apakah kita punya Zinfandel lebih banyak daripada Pimot Noir?”) dapat dijawab lebih cepat tanpa adanya kebutuhan untuk membaca manual yang menghabiskan waktu atau pencarian secara visual. 3) Less drudgery: Sebagian dari rasa bosan yang disebabkan oleh kegiatan menjaga arsip-arsip dengan tangan dapat dieleminasi tugas-tugas yang berhubungan dengan mesin akan selalu lebih baik dikerjakan oleh mesin. 4) Currency: Informasi yang akurat, terbaru selalu tersedia sesuai kebutuhan kapan saja.
2.1.5 Database Management System (DBMS) Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005,p7), Database Management System (DBMS) adalah sistem software yang digunakan untuk menciptakan, menjaga, dan memberikan akses kontrol pada pengguna sistem basis data. DBMS memungkinkan untuk pengguna dan programmer aplikasi untuk berbagi data, dan DBMS memungkinkan untuk
12 mendistibusikan data ke banyak aplikasi dibanding perpindahan dengan menggunakan file untuk setiap aplikasi baru. DBMS juga mendukung fasilitas untuk mengontrol data akses, memperkuat integritas data, mengatur konkurensi dan mengembalikan basis data ke bentuk semula. Menurut Connolly dan Begg (2005,p16), Database Management System (DBMS) adalah sebuah sistem software yang membolehkan para pengguna untuk memberi definisi, membuat, menjaga, dan mengontrol akses ke basis data. Pada umumnya DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berikut ini: 1)
Mengijinkan pengguna untuk mendefinisikan basis data, biasanya melalui sebuah Data Definition Language(DDL). DDL mengijinkan pengguna untuk menspesifikasikan struktur dan tipe data dan batasan-batasan terhadap data untuk disimpan dalam basis data.
2)
Mengijinkan
pengguna
untuk
memasukan,
mengubah,
dan
mengambil data dari basis data, biasanya melalui sebuah Data Manipulation Language(DML). Sebagai pusat penyimpanan untuk semua data dan deskripsi data, DML menyediakan fasilitas penyelidikan umum untuk data, yang disebut sebagai bahasa query . Ketentuan dari sebuah bahasa query meringankan masalah dalam sistem berbasis arsip dimana pengguna harus bekerja dengan sebuah set queries atau ada sebuah perkembangbiakan dari program, memberikan masalah besar pada manajemen software . Bahasa query
13 yang paling umum adalah Structured Query Language, yang sekarang secara formal maupun de facto adalah bahasa standar untuk relational DBMS. 3)
Menyediakan akses terkontrol terhadap basis data. Sebagai contoh, DBMS dapat menyediakan: a.
Sebuah sistem keamanan, yang mencegah pengguna tidak berwenang mengakses basis data.
b.
Sebuah sistem integritas, yang menjaga konsistensi dari data yang disimpan.
c.
Sebuah sistem concurrency, yang mengijinkan akses bersama dari basis data.
d.
Sebuah sistem kontrol recovery, yang mengembalikan basis data ke tahap sebelumnya oleh sebab kegagalan software atau hardware.
e.
Sebuah katalog yang dapat diakses pengguna, mengandung deskripsi dari data dalam basis data.
2.1.6 Siklus Hidup Pengembagan Sistem Basis Data(Database System Development Lifecycle). Menurut Connolly dan Begg (2005,p283), tahap dari DSDLC tidak selalu sekuensial, tapi melibatkan sejumlah repetisi dari tahap sebelumnya. Repetisi itu dilakukan melalui feedback loops.
14
Gambar 2.1 The Stage of Database System Development Lifecycle
Penjelasan dari tahap-tahap siklus hidup diatas adalah: 2.1.6.1
Perencanaan Basis Data. Menurut Connolly dan Begg (2005,p286), perencanaan basis
data adalah aktivitas manajemen yang mengijinkan tahap-tahap dari siklus hidup aplikasi basis data untuk dapat direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin. Langkah penting pertama dari perencanaan
15 basis data adalah mendefinisikan dengan jelas pernyataan misi dari sistem. Ini akan membawa proyek basis data ke dalam organisasi untuk mendefinisikan secara normal pernyataan misi. Pernyataan misi membantu untuk memperjelas tujuan dari sistem basis data dan menyediakan jalan yang lebih bersih menuju kreasi efektif dan efisien dari sistem basis data yang dibutuhkan. Setelah pernyataan misi didefinisikan, aktivitas selanjutnya meliputi identifikasi sasaran misi. Setiap sasaran misi seharusnya mengidentifikasi tugas tertentu yang didukung oleh sistem basis data. Pernyataan dan sasaran ini perlu didukung oleh informasi tambahan yang menentukan perkerjaan apa yang harus diselesaikan, sumber-sumber
yang
mendukungnya,
dan
biaya
yang
harus
dikeluarkan. Perencanaan basis data juga harus mengandung pengembangan standar yang mengatur bagaimana data akan diterima, bagaimana spesisfikasi format, dokumentasi apa yang diperlukan, dan bagaimana desain dan implementasi harus dijalankan. 2.1.6.2
Definisi Sistem. Menurut Connolly dan Begg (2005,p286), definisi sistem
adalah mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data dan pandangan utama pengguna. Sebelum mendesain sistem basis data, merupakan hal yang esensial untuk mengidentifikasi dahulu jangkauan dari sistem yang kita sedang investigasi dan bagaimana dia berinteraksi dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi.
16 Penting bahwa yang kita masukan dalam jangkauan sistem bukan hanya pengguna-pengguna dan area aplikasi saat ini namun juga pengguna dan aplikasi masa depan.
2.1.6.3
Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan. Menurut Connolly dan Begg (2005,p288), analisis dan
pengumpulan
kebutuhan
adalah
proses
mengumpulkan
dan
menganalisis informasi tentang bagian organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem baru. Ada banyak teknik untuk mengumpulkan informasi ini, disebut teknik mengumpulkan fakta. Informasi yang dikumpulkan untuk tiap pandangan pengguna utama meliputi: a) Deskripsi dari penggunaan data. b) Penjelasan mengenai bagaimana data akan digunakan. c) Semua kebutuhan tambahan untuk sistem basis data baru. Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi kebutuhan atau fitur yang akan dimasukkan ke dalam sistem basis data baru. Kebutuhan ini dijelaskan dalam dokumen yang secara kolektif dirujuk sebagai spesifikasi kebutuhan untuk sistem basis data baru.. Aktivitas penting lain yang diasosiasikan dengan tahap ini adalah memutuskan bagaimana menghadapi situasi dimana ada lebih dari satu pandangan pengguna untuk sistem basis data. Ada 3 macam
17 pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sebuah sistem basis data dengan banyak pandangan pengguna, yaitu: a.
Pendekatan terpusat. Kebutuhan untuk tiap pengguna disatukan ke dalam satu set kebutuhan untuk sistem basis data baru. Sebuah model data yang merepresentasikan semua pandanan pengguna dibuat ketika tahap merancang basis data.
b.
Pendekatan view integration. Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna tetap sebagai
daftar
yang
terpisah.
Model
data
yang
merepresentasikan setiap pandangan pengguna dibuat dan kemudian disatukan saat tahap merancang basis data. c.
2.1.6.4
Kombinasi dari kedua pendekatan tersebut.
Perancangan Basis Data. Menurut Connolly dan Begg (2005,p291), perancangan basis
data adalah proses membuat sebuah desain yang mendukung pernyataan misi dan sasaran misi perusahaan untuk sistem basis data yang diperlukan. Ada dua pendekatan dalam perancangan basis data, yaitu: 1. Pendekatan bottom-up. Dimulai pada level dasar dari atribut, yang melalui analisis dari asosiasi antar atribut, dikelompokan menjadi hubungan yang
18 merepresentasikan jenis-jenis entitas dan hubungan antar entitas. Pendekatan ini sistem basis data sederhana yang jumlah atributnya tidak terlalu banyak. 2. Pendekatan top-down. Dimulai
dengan
pengembangan
model
data
yang
mengandung sebuah entitas level tinggi dan relasi, kemudian mengaplikasikan perbaikan top-down untuk mengidentifikasikan entitas level rendah, relasi, dan atribut yang terasosiasi. Pendekatan ini diilustrasikan menggunakan konsep dari model relasi entitas.
2.1.6.5 Pemilihan DBMS. Menurut Connolly dan Begg (2005,p295-297), DBMS
pemilihan
yang sesuai untuk mendukung basis data. Jika tidak ada
DBMS, bagian yang diperlukan dalam siklus hidup untuk membuat pemilihan hanya antara fase basis data konseptual dan logikal. Namun, pemilihan dapat dilakukan kapan saja saat rancangan logikal yang menyediakan informasi yang cukup telah tersedia memperhatikan kebutuhan
sistem
seperti
performa,
kemudahan
melakukan
strukturisasi ulang, keamanan, dan batasan integritas. Langkah untuk memilih DBMS adalah: 1. Mendefinisikan syarat referensi studi. Menentukan sasaran, jangkauan dari studi, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
19 2. Mendaftar dua atau tiga produk. Membuat daftar produk-produk, seperti dari mana didapat, berapa harganya, dan cara mendapatkannya. 3. Mengevaluasi produk. Produk yang ada dalam daftar diteliti lebih lanjut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya. 4. Merekomendasikan pilihan dan menghasilkan laporan. Langkah
akhir
dari
pemilihan
DBMS
adalah
untuk
mendokumentasikan proses dan menyediakan pernyataan dari penemuan dan rekomendasi untuk produk DBMS tertentu. 2.1.6.6
Perancangan Aplikasi. Menurut Connolly dan Begg (2005,p299-300), perancangan
aplikasi adalah rancangan dari antar muka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memroses basis data. Dilihat dari gambar 2.1, perancangan basis data dan perancangan aplikasi adalah akitivitas paralel pada siklus hidup aplikasi basis data. Dalam kasus sebenarnya, tidak mungkin untuk menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum perancangan basis data selesai. Kita harus memastikan bahwa semua kegunaan yang disebutkan dalam spesifikasi kebutuhan pengguna harus ada dalam perancangan aplikasi untuk sistem basis data. Ini termasuk merancang program aplikasi yang mengakses basis data dan merancang transaksi. Sebagai tambahan
kepada merancang bagaimana kegunaan yang
20 diperlukan harus dicapai, kita harus merancang sebuah antar muka pengguna yang sesuai ke sistem basis data. Antar muka ini harus memberikan informasi yang diperlukan dalam format yang ‘userfriendly’. Pentingnya perancangan antar muka pengguna ini kadang dilupakan dalam tahap perancangan.
2.1.6.7
Prototyping. Menurut Connolly dan Begg (2005,p304), prototyping adalah
membangun sebuah model kerja dari sistem basis data. Prototipe adalah sebuah model kerja yang tidak hanya mempunyai semua fitur yang dibutuhkan atau menyediakan semua kegunaan dari sistem final. Tujuan utama dari membuat prototipe sistem basis data adalah untuk mengijinkan pengguna menggunakan prototipe untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang bekerja baik, atau yang tidak bekerja semestinya, dan jika mungkin untuk menyarankan perbaikan atau bahkan penambahan fitur baru ke sistem basis data. Ada dua strategi prototipe yang umum digunakan sekarang ini: a.
Prototyping kebutuhan.
Menggunakan prototipe untuk menentukan kebutuhan dari sistem basis data yang ditawarkan dan ketika kebutuhan itu dipenuhi, prototipe dibuang.
21 b.
Prototyping yang berevolusi.
Digunakan untuk tujuan yang sama, namun perbedaan signifikan adalah prototipe tidak dibuang tapi dikembangkan lebih jauh untuk menjadi sistem basis data yang bekerja. 2.1.6.8
Implementasi. Menurut Connolly dan Begg (2005,p304), implementasi adalah
realisasi fisikal dari basis data dan rancangan aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau Graphical User Interface (GUI). Pernyataan DDL digunakan struktur basis data dan arsip basis data kosong. Pandangan pemakai lainnya juga diimplementasikan dalam tahap ini. 2.1.6.9
Konversi Data dan Loading. Menurut Connolly dan Begg (2005,p305), konversi data dan
loading adalah mengirim semua data yang ada ke dalam basis data baru dan mengubah semua aplikasi yang ada agar dapat berjalan di basis data yang baru. Tahap ini dibutuhkan hanya ketika sistem basis data baru menggantikan sistem lama. Sekarang ini, sudah umum untuk sebuah DBMS mempunyai fungsi mengambil arsip-arsip yang ada ke dalam sistem basis data yang baru. Kegunaan ini biasanya membutuhkan spesifikasi dari arsip sumber dan target basis data, dan kemudian secara otomatis mengubah sesuai untuk sistem basis data baru.
data ke dalam format yang
22
2.1.6.10 Testing. Menurut Connolly dan Begg (2005,p305), proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan kesalahan. Sebelum digunakan, sistem basis data yang baru dikembangkan harus secara menyeluruh diuji. Ini dapat dicapai dengan menggunakan rencana strategi-strategi uji secara hati-hati dan data yang realistis untuk semua proses pengujian. Pengujian harus mencakup kegunaan dari sistem basis data. Idealnya, sebuah evaluasi harus dijalankan terhadap spesifikasi kegunaan. Contoh dari kriteria yang dapat digunakan untuk menjalankan evaluasi mencakup: a.
Learnability. Berapa lama yang dibutuhkan seorang pengguna untuk terbiasa dengan sistem ini?
b.
Performa. Seberapa baik respon sistem mengimbangi praktek kerja pengguna?
c.
Robustness. Seberapa toleran sistem terhadap kesalahan pengguna?
23 2.1.6.11 Operational Maintenance. Menurut Connolly dan Begg (2005,p306), operational maintenance adalah proses memantau dan menjaga sistem basis data setelah instalasi. Pada tahap sebelumnya, sistem basis data telah selesai diimplementasikan dan diuji. Sistem sekarang pindah ke tahap maintenance, yang melibatkan aktivitas berikut: a. Memantau performa dari sistem. Jika performa jatuh di bawah tingkat yang bisa diterima, tuning atau reorganisasi basis data mungkin diperlukan. b. Menjaga dan meng-upgrade sistem basis data. Kebutuhan baru dimasukkan ke dalam sistem basis data melalui tahap sebelumnya dari siklus hidup. Ketika sistem basis data bekerja sepenuhnya, pemantauan bekerja untuk memastikan bahwa performa ada dalam tingkat yang bisa diterima. DBMS biasanya menyediakan berbagai macam kegunaan untuk membantu administrasi basis data termasuk kegunaan untuk mengisi data ke basis data dan memantau sistem. Kegunaan ini mengijinkan pemantau sistem memberi informasi tentang, contohnya, penggunaan basis data, efisiensi locking, dan strategi eksekusi query. Database Administrator dapat menggunakan informasi ini untuk memperbaiki sistem agar dapat memberikan performa yang lebih baik.
24 2.1.7 Entity Relationship Modelling (ERM) Menurut Connolly dan begg (2005,p342), ERM adalah teknik perancangan basis data dengan mengidentifikasi data-data yang disebut entitas dengan hubungan antar data yang disebut relasi. Dari entitas dan relasi tersebut digambarkan atau dibentuk menjadi sebuat model. 2.1.7.1 Entitas Menurut Connolly dan begg (2005,p343-345), konsep dasar dalam model ER(Entity Relationship) adalah entitas, dimana merepresentasikan kelompok ‘objek’ dalam ‘dunia nyata’ dengan properti yang sama. Sebuah entitas memiliki eksistensi yang independen dan bisa berupa objek fisik(nyata) maupun konseptual (abstrak). Tipe entitas adalah sekelompok objek dengan properti yang sama dan di identifikasi oleh perusahaan sebagai memiliki ekistensi yang independen.
2.1.7.2 Relasi Menurut Connolly dan begg (2005,p346), tipe relasi adalah set asosiasi yang bermakna satu atau lebih tipe entitas yang berkepentingan. Biasanya relasi diberikan nama sesuai dengan fungsi dari relasi tersebut.
25
Gambar 2.2 Representasi Diagram dari tipe relasi Relasi menurut ketergantungannya bisa dibagi menjadi: 1.
Relasi kuat, dimana satu entitas tidak bergantungan pada eksistensi dari entitas lain.
2.
Relasi lemah, dimana satu entitas bergantungan pada eksistensi dari entitas lain.
Relasi menurut hubungan dengan entitas lain dapat dibagi menjadi: 1.
Relasi binari: relasi yang melibatkan hanya 2 buah entitas seperti gambar di atas.
2.
Relasi ternari: relasi yang melibatkan hanya 3 buah entitas dengan 1 buah penghubung misalnya antar staff dengan kantor cabang, dan juga antara klien atau pembeli
dengan
meregistrasikan
kantor ke
cabang.
kantor
Dua-duanya
cabang.
Jadi
penghubungnya registrasi. 3.
Relasi quarternary: relasi yang melibatkan 4 buah entitas dengan 1 buah penghubung.
Selain itu relasi juga bisa disebut sebagai relasi rekursif. Relasi rekursif adalah relasi yang hanya menggunakan 1 buah
26 entitas dengan hubungan ke dirinya sendiri, misalnya seorang manager selain sebagai karyawan, tetapi memiliki karyawan lain untuk dipimpin. Sehingga relasinya dari karyawan ke karyawan dengan relasi memimpin.
Gambar 2.3 Representasi diagram relasi rekursif
2.1.7.3 Atribut Menurut Connolly dan begg (2005,p350), atribut adalah properti dari entitas atau relasi. Atribut memiliki domain atribut sebagai batasan yang bisa diisi ke dalam atribut tersebut. Atribut memiliki beberapa bentuk: a. Simple and Composite Attributes Menurut Connolly dan begg (2005,p351), Atribut bisa dikatakan sebagai simple apabila terdiri dari sebuah komponen, dengan kata lain atribut tersebut tidak bisa dibagi-bagi lagi, sehingga kadang-kadang disebut atribut atomik. Menurut Connolly dan begg (2005,p351), Atribut bisa dikatakan composite apabila terdiri
27 dari lebih dari satu atribut dan memiliki eksistensi yang independen. Sehingga atribut tipe ini bisa dibagi-bagi lagi misalnya alamat bisa dibagi kembali menjadi kode pos, kota dan yang lainnya. b. Single-Valued and Multi-Valued Attributes Menurut Connolly dan begg (2005,p352), Singe-Valued atribut adalah Atribut yang hanya memiliki satu buah isi, seperti hanya ada satu buah kode mahasiswa untuk mahasiswa itu. MultiValued atribut adalah atribut yang bisa memiliki banyak isi, misalnya satu mahasiswa bisa memiliki lebih dari satu nomor telepon, sehingga untuk atribut itu mahasiswa tersebut bisa mengisi lebih dari satu ,dan isinya belum tentu sama apabila ditanyakan beberapa kali. c. Derived Attributes Menurut Connolly dan begg (2005,p352), Atribut dapat diturunkan isinya misalnya hasil perhitungan dari sebuah atribut dengan angka atau atribut lain, sehingga isi dari atribut tersebut berpindah atau diturunkan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Atribut tersebut tidak harus berada dalam tipe entitas yang sama.
28
d. Keys Menurut Connolly dan begg (2005,p352), Key dapat terbagi menjadi: 1.
Candidate Key: sebuah atribut bisa disebut sebagai kandidat key apabila atribut-atribut itu unik (memiliki isi yang berbeda) untuk setiap kejadian atau penginputan.
2.
Primay Key: sebuah atribut bisa disebut primer apabila atribut unik yang terpilih dari kandidat key jadi hanya 1 atribut yang unik sehingga bisa digunakan untuk membedakan semua atribut lain yang relasinya lemah.
3.
Composite Key: Atribut yang unik tapi jika berhubungan
dengan
atribut
yang
lain
misalnya mahasiswa denagan nama tertentu dan juga kota tertentu. Sehingga dengan 2 atribut
itu
bisa
membedakan
mahasiswa
dengan nama sama maupun kota yang sama.
29 2.1.7.4 Atribut dalam relasi Menurut Connolly dan begg (2005,p355), relasi atau hubungan antar entitas dapat diberikan atribut misalnya proses periklanan atribut yang ditambahkan misalnya tanggal kapan, harga, dsb. Untuk menggambarkannya dalam garis relasi ditarik sebuah garis putus-putus dan diberi kotak dan atribut yang ingin ditambahkan dalam relasi tersebut. 2.1.7.5 Batasan struktural Menurut Connolly dan begg (2005,p356), dalam atribut dapat diberikan batasan-batasan secara struktural misalnya setiap departemen pada suatu perusahaan harus memiliki karyawan dan juga kepala bagian. Dan kepala bagian harus ada satu buah. Isu yang paling penting dalam batasan struktural adalah multiplicity ,yaitu batasan kemungkinan terjadinya relasi antar entitas. Terdiri dari: 1. One-to-One (1:1) Relationships Jumlah relasi yang terbentuk antara 2 entitas adalah satu buah misalnya satu staf memanage satu buah kantor cabang.
30
Gambar 2.4 Relasi one to one antara kantor cabang dengan karyawan
2. One-to-Many (1:*) Relationships Relasi dengan hubungan ini menunjukan satu entitas bisa memiliki banyak relasi terhadap entitas yang lain. Contoh sederhananya satu buah struk belanja bisa memiliki lebih dari satu barang di dalamnya.
Gambar 2.5 Relasi one to many antara karyawan dengan pelanggan
31
3. Many-to-Many (*:*) Relationship Relasi dengan hubungan seperti ini memiliki 2 buah entitas yang saling berhubungan dengan jumlah relasi satu atau lebih untuk kedua belah pihak. Contoh sebuah koran bisa dipesan dirumah yang berbeda, tetapi juga bisa satu rumah bisa memiliki lebih dari 1 koran. Sehingga secara timbal balik bisa saling berhubungan dengan lebih dari 1 dengan entitas yang lainnya.
Gambar 2.6 Relasi many to many antara divisi dan pemasok
4. Multiplicity for Complex Relationships Menurut Connolly dan begg (2005,p361), relasi ini terjadi apabila terdapat
jumlah relasi dengan ketentuan (n-1)
yaitu jumlah entitas yang saling berhubungan n dengan n1 dari pasangannya.
32 5. Cardinality and Participation Constraints Menurut Connolly dan begg (2005,p362), relasi ini berisi relasi yang memiliki batasan dalam relasinya misalnya kepala suatu kantor cabang hanya 1 buah, dan hal lainnya.
Gambar 2.7 Cardinality dan Partitipation antar branch
2.1.8 Normalisasi Basis Data Menurut Connolly dan begg (2005,p387), normalisasi adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah set relasi yang mendukung kebutuhan data sebuah perusahaan. Karakteristik dari sebuah set relasi yang mendukung adalah: 1.
Atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan data perusahaan berjumlah seminimal mungkin.
33 2.
Atribut dengan relasi logical yang terdekat dapat ditemukan di dalam relasi yang sama.
3.
Redundansi minimal dengan setiap atribut hanya ditampilkan sekali dengan pengecualian atribut yang membentuk sebagian dari foreign keys, yang penting untuk membentuk join antar relasi.
Tahapan Normalisasi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
1st Normal Form(1NF) Adalah sebuah relasi di mana di setiap perpotongan baris dan kolom data hanya mengandung 1 nilai saja.
2.
2ndNormal Form(2NF) Adalah sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan semua atribut non-primary key bergantung sepenuhnya secara fungsional terhadap primary key.
3.
3rd Normal Form(3NF) Adalah sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan 2NF di mana tidak ada atribut non-primary key yang bergantung secara transitif terhadap primary key.
4.
Boyce Codd Normal Form Suatu relasi berada dalam bentuk Boyce Codd Normal Form (BCNF) jika dan hanya jika setiap atribut penentu merupakan candidate key.
34 5.
4th Normal Form(4NF) Adalah suatu relasi dalam bentuk BCNF dan tidak memiliki Multi-values
Dependency
yang
berarti.
Multi-values
Dependency merupakan ketergantungan diantara beberapa atribut dalam sebuah relasi. 6.
5th Normal Form(5NF) Adalah sebuah relasi yang tidak memiliki join dependency sama sekali.
2.1.9 Metodologi Desain Basis Data Menurut Connoly dan Begg (2005, p437), metodologi desain adalah sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur, teknik, peralatan, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Tahapan Metodologi Desain menurut Connoly dan Begg (2005, p 437) terdiri dari 3 tingkat, yaitu: 1. Perancangan Basis Data Konseptual Menurut Connolly dan Begg(2005,p439), perancangan basis data konseptual adalah tahapan awal perancangan basis data yang dimulai dengan pembuatan data model secara konseptual. Pada tahap ini, segala detail fisik mengenai implementasi basis data ke dalam sistem tidak diperhitungkan. Ada beberapa tahap yang dilakukan:
35 a. Mengidentifikasi tipe entitas yang diperlukan Untuk menentukan entitas utama yang dibutuhkan di dalam basis data seperti membentuk kelas dari objek yang ada beserta atriut-atribut yang akan dipakai. b. Mengidentifikasi tipe relasi Untuk menentukan hubungan hubungan yang penting di antara entitas-entitas yang sudah teridentifikasi. Biasanya dilanjutkan dengan membuat diagram hubungan tersebut yang disebut diagram ER serta menentukan hubungan kemajemukannya. c. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan relasi atau entitas yang ada Untuk menentukan atribut yang berkaitan dengan entitas yang telah ditentukan. d. Mendefinisikan domain dari atribut Untuk menentukan jangkauan nilai yang mungkin muncul di dalam setiap atribut dari entitas yang terdefinisikan sebelumnya. e. Mendefinisikan atribut candidate, primary, dan alternate key Untuk mendefinisikan candidate key dan primary key dari kumplan atribut pada tiap-tiap entitas. Primary Key
36 merupakan satu atribut yang dipakai sebagai ciri khas dari suatu entitas. f. Mempertimbangkan penggunaan konsep model yang lebih baik (optional) Untuk memikirkan penggunaan model konsep yang lebih lanjut lagi.Apakah akan digunakan pengembangan dari entitas model dengan menggunakan enhanced modelling concepts, seperti generalisasi, spesialisasi. g. Memeriksa redundansi yang ada di dalam model Untuk memeriksa kelebihan entitas maupun atribut yang ada pada model tersebut. Ada 2 langkah yang dapat dilakukan: i.
Memeriksa kembali relasi yang ada apabila terdapat suatu hubungan yang mirip Suatu relasi menjadi redundan jika informasi yang sama dihasilkan melalui relasi yang lainnya. Untuk meminimalkan model data maka relasi yang redundan harus dihilangkan.
ii.
Menggabungkan kedua entitas yang dianggap memiliki kesamaan dan bisa digabung. Kemungkinan ada dua entitas yang memiliki 1 to 1 relationship yang menggambarkan objek yang
37 sama dalam organisasi. Oleh karena itu, kedua entitas tersebut harus digabungkan. h. Validasi model konseptual dengan transaksi pengguna Untuk memastikan bahwa model konsep tersebut mendukung proses transaksi yang dibutuhkan oleh perusahaan. i. Review model data konseptual dengan pengguna Untuk mengkaji ulang model konsep yang telah kita buat dengan pemakai sehingga para pemakainya dapat memahami maksud basis data yang telah dibuat. 2. Perancangan Basis Data Logikal Menurut Connolly dan Begg (2005,p461), perancangan basis data logikal adalah tahapan kedua di dalam perancangan basis data di mana model data konseptual digunakan sebagai landasan untuk membuat konsep data logical. Pada tahapan ini, data model yang biasa digunakan pada basis data tujuan akan sangat mempengaruhi di dalam tahap ini. Aktivitas pada tahapan ini pada umumnya terbagi dalam dua langkah besar, dimana langkah pertama adalah membangun sebuah model data logikal dari model data konseptual lokal yang menggambarkan view tertentu dari perusahan dan kemudian mengesahkan model ini untuk memastikan strukturnya telah benar atau menggunakan teknik normalisasi. Langkah kedua yang dilakukan adalah
38 mengkombinasikan model data logikal lokal individual ke dalam sebuah model data logikal global tunggal yang menggambarkan perusahaan. Berikut adalah detail yang dapat dijabarkan dari kedua langkah tersebut: a. Membangun dan memvalidasi data model data logikal lokal 1. Menghilangkan hal-hal yang tidak sesuai dengan model relational(optional). Model data konseptual lokal dapat mengandung struktur yang tidak dapat dimodelkan oleh DBMS konvensional, oleh karena itu pada tahap ini dilakukan perubahan menjadi bentuk yang lebih mudah ditangani sistem. Langkah-langkahnya: •
Menghilangkan relasi binary many to many Mengirim salinan dari primary key dua entitas tersebut
dan
memasukkan
atribut
yang
merupakan bagian dari relasi dalam satu entitas baru. •
Menghilangkan relasi rekursif many to many
•
Menghilangkan tipe relasi kompleks
•
Menghilangkan atribut multi-valued Membuat
satu
relasi
baru
yang
merepresentasikan atribut multi-valued dan
39 masukkan primary key dari entitas tersebut ke relasi baru sebagai foreign key. 2. Mendapatkan relasi untuk model data logikal Membentuk relasi dari model data logikal lokal untuk merepresentasikan relasi anatar entiti dengan atribut yang telah didefinisikan. Untuk mendapatkan relasi dari data model yang ada maka digunakan cara berikut ini: •
Relasi binary one to many Masukkan salinan primary key dari entitas ‘one side’ ke entitas ‘many side’ sebagai foreign key.
•
Relasi binary one to one Jika mandatory di 2 sisi maka gabungkan 2 relasi tersebut, jika mandatory di 1 sisi maka jadikan pihak optional sebagai parent entity dan pihak mandatory sebagai child entity.
•
Relasi rekursif one to one Untuk relasi rekursif one to one dengan partisipasi
mandatory
untuk
kedua
sisi,
representasikan relasi sebagai relasi tunggal dengan 2 salinan dari primary key. •
Tipe relasi subclass/superclass
40 Partisipasi mandatory jika anggota superclass harus jadi anggota di subclass. Sebaliknya adalah optional. Jika setiap member tidak bisa masuk ke lebih dari 1 sublass, maka dia disjoint. Sebaliknya adalah non-disjoint.
Participation
Disjoint
Relation required
constraint
constraint
Mandatory
Nondisjoint(and)
Relasi tunggal
Optional
Nondisjoint(and)
Dua relasi, 1 subclass, 1 superclass
Mandatory
Disjoint(or)
Banyak relasi, 1 relasi untuk setiap gabungan superclass/subclass
Optional
Disjoint(or)
Banyak relasi, 1 relasi untuk superclass dan 1 untuk setiap subclass
Tabel 2.1 Tabel petunjuk representasi dari superclass/subclass relationship b. Validasi relasi menggunakan normalisasi Normalisasi digunakan untuk meningkatkan model yang telah dibentuk agar duplikasi data yang tidak diperlukan dapat dihindari. c. Mengevaluasi
batasan-batasan
integrasi
data
(integrity
constraint) Integrity constraint adalah batasan-batasan yang harus ditentukan untuk melindungi basis data agar tetap konsisten. Ada 5 tipe integrity constraint:
41 i.
Nilai yang valid
ii. Batasan domain attribute iii. Entity Integrity (primary key tidak boleh null) iv. Referential Integrity (foreign key pada suatu entitas harus sesuai dengan candidate key pada entity lain) v.
Batasan pada Organisasi.
d. Menggabungkan model data logikal dengan model global Bertujuan untuk menggabungkan semua local logical data model menjadi sebuah ERD global logical data model yang menggambarkan organisasi. e. Mengecek kemungkinan akan pertumbuhan basis data di masa depan(optional). Bertujuan untuk memastikan apakah ada perubahan yang signifikan yang dapat diperkirakan dan memastikan apakah model data logikal global ini dapat mendukung perubahan-perubahan ini. Hasil akhir dari tahapan ini berupa sebuah kamus data yang berisi semua atribut beserta key (primary, secondary dan candidate key) dan ERD keseluruhan (relasi global) dengan semua atribut key-nya.
42 3.
Perancangan Basis Data Fisikal Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,p496),
perancangan basis data fisikal adalah proses pembuatan deskripsi
implementasi
basis
data
dalam
media
penyimpanan data sekunder. Deskripsi yang ada akan menjelaskan tentang relasi dasar, orgainisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses data, batasan integritas data, dan kemananan data secara efisien. Tahap ini adalah tahap terakhir yang perlu dilakukan perancang untuk memutuskan bagaimana sebuah basis data akan diimplementasikan. Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan
basis
data
fisikal
adalah
untuk
mendeskripikan bagaimana perancang bermaksud untuk mengimplementasikan secara fisik dari perancangan basis data logikal. Berikut adalah beberapa tahap yang dilakukan secara garis besar: a.
Translasi model data logikal ke dalam sistem basis data tujuan I.
Desain relasi dasar Memutuskan
bagaimana
merepresentasikan
derived
attribute dalam model data logikal global pada DBMS yang akan dipakai. Definisi relasi dapat dijelaskan dengan menggunakan Database Design Language
43 (DBDL) yang terdiri dari domain, atribut, tipe data, jangkauan beserta primary key dan foreign key dari setiap entitas. II.
Desain representasi data turunan Memutuskan
bagaimana
merepresentasikan
derived
attribute(atribut yang nilainya didapat dari memeriksa nilai atribut lain) dalam model data logikal global pada DBMS yang akan dipakai. III.
Desain batasan perusahaan Menentukan general constraint atau batasan-batasan yang ada tiap entitas pada target DBMS.
b.
Desain organisasi file dan indeks i.
Analisa transaksi Memahami fungsi-fungsi dari transasksi yang akan dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi yang penting.
ii.
Memilih metode organisasi file Menentukan organisasi file yang efisien. Ada 5 tipe organisasi file(tergantung pada DBMS yang digunakan): •
Heap
•
Hash
•
Indexed Sequential Access Method (ISAM)
•
B-Tree
44 • iii.
Clusters
Memilih indeks yang akan digunakan Memutuskan apakah dengan menggunakan indeks akan meningkatkan performa dari sistem.
iv.
Memperkirakan penggunaan ruang penyimpanan data Memperkirakan disk storage yang diperlukan untuk menggunakan sistem basis data, disk storage yang dimaksud adalah secondary storage.
c.
Desain metode keamanan yang sesuai dengan kebutuhan sistem Membatasi pengaksesan basis data oleh pengguna yang tidak berhak dan menspesifikasi pengguna terhadap basis data yang dapat diakses.
2.1.10 State Transition Diagram(STD) Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman(2004,p636), STD adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat
terjadi
selama
1
sesi
pengguna.
STD
digunakan
untuk
menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat muncul ketika pengguna sistem mengunjungi terminal. Anda dapat menganggapnya sebagai peta jalan. Bujur sangkar digunakan untuk menggambarkan display screen. Anak panah menggambarkan aliran kontrol dan menggerakan kejadian yang menyebabkan screen menjadi aktif atau menerima fokus. Bujur sangkar tersebut hanya menggambarkan apa yang
45 akan muncul selama dialogue. Arah anak panah menunjukaan urutan munculnya screen-screen tersebut. Sebuah anak panah yang terpisah masing-masing memiliki nama, digambar untuk setiap arah karena tindakan yang berbeda akan menggerakan aliran kontrol dari dan aliran kontrol ke screen yang ada.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Analisis Sistem Menurut Mulyadi (2001,p41), analisis sistem membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya. Analisis sistem mewawancarai pemakai informasi, seperti mengajukan pertanyaan “ Informasi apa yang ingin Saudara terima sekarang?”, “Jenis informasi apa yang saudara perlukan untuk melaksanakan pekerjaan Saudara?”. Masalah yang seringkali dihadapi oleh analisis sistem pada tahap ini adalah membedakan apa yang diminta, dengan apa yang diinginkan, dan dengan apa yang diperlukan oleh pemakai informasi. Analisis sistem menghasilkan dokumen tertulis yang menyajikan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan sistem atau hasil pekerjaan pelaksanaan tahap pengembangan sistem. Dokumen tertulis tersebut diserahkan kepada pemakai informasi sebagai media bagi analisis sistem untuk mengkomunikasikan pekerjaannya kepada pemakai informasi.
46 Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman(2004,p176), analisis sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponennya. Hal itu dilakukan sebagai prasyarat desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang baru dan diperbaiki.
2.2.2 Perancangan Sistem Menurut Mulyadi (2001,p51), perancangan sistem adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan. Tahap perancangan sistem ini dibagi menjadi lima tahap: 1.
Perancangan sistem secara garis besar
2.
Penyusunan usulan perancangan sistem secara garis besar
3.
Evaluasi sistem
4.
Penyusunan laporan final perancangan sistem secara garis besar
5.
Perancangan sistem secara rinci
6.
Penyusunan laporan final perancangan sistem secara rinci.
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman(2004,p176), perancangan sistem didefinisikan sebagai tugas yang fokus pada spesifikasi solusi detail berbasis komputer. Jika analisis sistem menekankan pada masalah bisnis, maka sebaliknya perancangan sistem fokus pada segi teknis atau implementasi dari sebuah sistem.
47 2.2.3
Oracle Oracle Corporation adalah perusahaan multinational berbasis di Amerika yang memiliki spesialisasi dalam hal mengembangkan dan menjual produk software tingkat perusahaan khususnya Database Management System. Oracle Corporation memiliki produk unggulan utamanya yaitu Oracle Database. Selain itu Oracle Corporation juga mengembangkan software pembantu untuk pengembangan basis data, software middle-tier, enterprise resource manager, customer relationship management, dan supply chain management. 2.2.3.1 Oracle Database 10g Menurut Kevin Loney (2004,p22), Oracle Database 10 g adalah sebuah upgrade signifikan dari versi-versi database Oracle sebelumnya. Oracle 10g memiliki beberapa fitur baru yang memberikan pengendalian yang lebih baik atas media penyimpanan, pemrosesan data dan pengambilan data kepada pengembang, administrator basis data, dan pengguna tingkat akhir. Oracle Database 10g memperkenalkan konsep baru akan penyebaran data di dalam server farm. Huruf “g” di akhir merupakan kependekan dari “grid”. Grid Computing mendukung kemampuan untuk memperlakukan infrastuktur komputer sebagai sebuah shared services di mana komposisi komputerisasi diatur di luar pandangan aplikasi pengguna. Analogi yang sama dapat
48 dijelaskan di mana peralatan listrik yang tersusun dalam sebuah komputer penyedia layanan tidak perlu diketahui oleh pengguna akhir sistem. Oracle 10g merupakan pengembangan atas Oracle 9i Real Application Clusters (RAC). Oracle 10g menambahkan beberapa alat tambahan untuk memfasilitasi manajemen grid computing. Beberapa alat tambahan tersebut adalah: 1.
Real Application Clusters Memungkinkan pendistribusian penggunaan memori di antara beberapa server yang terhubung.
2.
Automated Storage Management Perancang basis data dapat mendefinisikan disk group yang akan digunakan untuk menyimpan datafile ke dalam disk group yang ada. Oracle dengan sendirinya akan mengatur setiap operasi input output dan distribusi file sebagaimana dibutuhkan.
3.
Replication Technology Terdiri
dari
materialized terdistribusi.
tablespace view,
yang
Oracle
dapat
Streams,
ditransportasi, dan
transaksi
49 4.
Security Technology Di dalam shared database, maka virtual database dapat dibentuk untuk menghindari akses data oleh pihak yang tak berwenang .
5.
Resource scheduling via Oracle Enterprise Manager Adanya
paket
data
DBMS_SCHEDULER
untuk
memanggil baris perintah pada level sistem operasi.
2.2.3.2 Oracle Reports Menurut Singh (2005, p2-4), Oracle Reports adalah aplikasi yang menggunakan model pengembangan yang berfokus pada dokumen. Dengan dasar itu maka user baru akan terbiasa dan terfokus pada report yang akan dicetak, tetapi dapat memberi keleluasaan bagi pengguna tingkat lanjut untuk menguasai dengan sepenuhnya akan pengembangan report. Ada beberapa Wizard yang disediakan dalam Oracle Reports: 1.
Query
Wizard
merepresentasikan
dan
mengkonstruksi pernyataan SQL yang kompleks 2.
Data Wizard mengorganisasikan data sesuai dengan kebutuhan laporan
3.
Report Wizard membentuk laporan dalam beberapa langkah praktis
50 4.
Graph Wizard memungkinkan pengguna untuk membentuk lebih dari 50 jenis grafik dan business hart menggunakan beberapa langkah sederhana
5.
Conditional Formatting Wizard memformat data sesuai dengan kondisi dan eksepsi yang diterapkan
6.
Distrbution Dialog Box membantu pengguna untuk mengirim laporan ke berbagai tujuan
7.
Java
Importer
memperbolehkan
penggunaan
bahasa Java ke dalam laporan pengguna 8.
Stored PL/SQL Editor mengubah program unit yang terdapat dalam basis data
Oracle Reports menyediakan banyak sumber data yang dapat dipakai oleh pengguna. Beberapa macam sumber data adalah SQL, PL/SQL, XML, JDBC, Oracle OLAP, dan text files. Pengguna pun dapat menggabungkan berbagai sumber data dan membentuk relasi antar berbagai sumber data dan menjadikannya dalam bentuk laporan. Oracle Reports juga memiliki keunggulan dalam hal memproduksi laporan dengan berbagai format yang dikenal pada umumnya seperti PDF, HTML, HTMLCSS, Rich Text File Microsoft Word, spreadsheet Microsoft Excel, XML dan DelimitedData. Selain kapabilitas untuk menghasilkan laporan dalam bentuk statis, Oracle Report mampu untuk menciptakan
51 laporan dinamis berbasis Java Server Pages(JSP) yang dapat diakses melalui Web Site. Walaupun Oracle Reports mendukung fungsi-fungsi spesial baik untuk Web Layout atau Paper Layout, Oracle Reports dapat menyatukan definisi dari laporan yang ada dalam 1 file saja. Oracle Reports menggunakan Oracle Portal sebagai user interface di mana pengguna dapat memilih untuk mengamankan laporan yang mereka bentuk dengan cara meregistrasikan laporan yang ada ke dalam Oracle Reports Services Security Framework. Dengan adanya framework ini, pengguna dapat mengatur tingkat transparansi keamanan dari laporan yang ada kepada pihak-pihak yang ditentukan. Oracle Reports terintegrasi dengan Oracle Business Intelligence di mana hal tersebut menyediakan pengguna akan kapabilitas untuk menggabungkan dan menganalisis data, mengubah data menjadi informasi dan menyebarkan informasi tersebut dengan pihak yang terlibat dan mempelajari akan bisnis yang sedang berjalan.
2.2.4
Business Process Menurut Bodnar dan Hopwood(2001, p6), business process adalah sekumpulan tugas kerja yang saling berhubungan, bersangkutan dengan data, unit organisasi, dan urutan waktu logikal. Business process
52 selalu dimulai dengan kegiatan ekonomi dan semuanya itu ada titik mulai dan akhir yang jelas. Ada 9 jenis business process dasar: 1. Inbound sales logistics. 2. Outbound sales logistics. 3. Operasi produksi. 4. Pemasaran. 5. Pelayanan jasa. 6. Kegiatan pembelian. 7. Pengembangan teknologi. 8. Organisasi dan manajemen sumber daya manusia. 9. Infrastruktur Perusahaan. Menurut Rama dan Jones(2006,p2), business process adalah sebuah rangakaian aktivitas yang dilakukan dalam bisnis untuk membeli, memproduksi, dan menjual barang dan jasa.
2.2.5
Monitoring Menurut Kuzek dan Rist(2004,p12), monitoring adalah sebuah fungsi berkesinambungan yang menggunakan koleksi data sistematis pada indikator-indikator spesifik untuk menyediakan manajemen dan pemegang saham utama dari sebuah intervensi pengembangan yang sedang berjalan dengan indikasi dari kemajuan dan pencapaian dari tujuan dan kemajuan dalam penggunaan dana yang dialokasi.
53 2.2.6
Business Process Monitoring Menurut
Burke
dan
Cappelli(2005,p3),
business
process
monitoring adalah sebuah disiplin untuk merancang business process dalam cara tertentu sehingga kemajuannya dapat dipantau dalam waktu yang mendekati real time. Keuntungan lainnya, business process monitoring memungkinkan organisasi untuk mengerti hubungan antara proses bisnis dan aliran kejadian yang diasosiasikan dengan teknologi atau sistem pendukung, termasuk teknologi informasi. Secara konseptual, business process monitoring adalah suatu tugas yang berada di antara manajemen infrastruktur dan aplikasi dan business process management. •
Manajemen infrastruktur dan aplikasi berfokus pada perancangan , pemantauan, dan, jika dibutuhkan, perubahan dan pengalihan dari rentetan kejadian yang secara langsung berasal dari sistem organisasi teknologi informasi.
•
Business process management berfokus pada pemodelan detail, pemantauan, dan, jika dibutuhkan, perubahan dan transformasi dari aliran bisnis suatu organisasi.