9
BAB 2 Landasan Teori
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Daerah Istimewa Yogyakarta
Gambar 2.1 Peta Kota Yogyakarta Sumber: www.google.com
Daerah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan. Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menyebabkan sering terjadinya penyingkatan nomenkaltur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. DIY menjadi daerah istimewa karena peranan daerah ini begitu besar terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya. Selain itu daerah ini istimewa karena Gubernurnya berasal dari Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang prosessnya melalui penetapan sesuai dengan UU Keistimewaan. Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari
10
Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung Semarang - Surabaya - Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl. Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemkot Yogyakarta.l Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 5 daerah tingkat II atau yang biasa kita sebut dengan Kabupaten/Kota. Daerah tersebut yaitu: a. Kotamadya Yogyakarta dengan ibukotanya di Kota Yogyakarta b. Kabupaten Bantul dengan ibukotanya di Bantul c. Kabupaten Sleman dengan ibukotanya di Sleman d. Kabupaten Kulon Progo dengan ibukotanya di Wates e. Kabupaten Gunung Kidul dengan ibukotanya di Wonosari Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per kilometer persegi dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara. Mayoritas penduduk kota Yogyakarta beragama Islam. Dan sebagian besar penduduk di Jawa masih mempertahankan tradisi Kejawen yang cukup kuat. Kota Yogyakarta pun dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
11
2.1.1.1 Kebudayaan Yogyakarta DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. Kota Yogyakarta memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan asetaset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio, dan memberi semangat bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi. Selain itu, Kota Yogyakarta juga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%, seangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%.
Gambar 2.2 Museum Ullen Sentalu Sumber : www.google.com
12
Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawa. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Di Kota Yogyakarta sendiri, seni dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta hingga era modern ini tetap memiliki tradisi yang menarik. Tradisi juga pasti tidak lepas dari kesenian yang disajikan dalam upacara-upacara tradisi tersebut. Sehingga bagi masyarakat Yogyakarta seni dan budaya benarbenar menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Ciri khas yang suatu budaya merupakan nilai lebih untuk suatu daerah karena hal terssebut menjadi keunikan yang dicari. Bahkan budaya Jawa termasuk salah satu budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Beberapa budaya Jawa yang diminati di luar negeri adalah Wayang Kulit, Keris, Batik, Kebaya dan Gamelan. Di Malaysia dan Filipina dikenal istilah keris karena pengaruh Majapahit. Gamelan Jawa menjadi pelajaran wajib di AS, Singapura dan Selandia Baru. Gamelan Jawa rutin digelar di AS dan Eropa atas permintaan warga AS dan Eropa. Sastra Jawa Negarakretagama menjadi satu satunya karya sastra Indonesia yang diakui UNESCO sebagai Memori Dunia. Menurut Guru Besar Arkeologi Asia Tenggara National University of Singapore John N. Miksic jangkauan kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera dan Singapura bahkan Thailand yang dibuktikan dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni. Bahkan banyak negara di dunia terutama Amerika dan Eropa menyebut Jawa identik kopi. 2.1.1.2 Pariwisata Yogyakarta Kota Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang banyak menarik perhatian wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Yogyakarta sebagai kota kreatif dan mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata menjanjikan. Begitu
13
banyak peninggalan budaya seperti Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks Keraton Yogyakarta, Museum Batik Yogyakarta yang saat ini mengoleksi sekitar 1.000 jenis kain batik dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan lainnya. Selain itu, terdapat sekitar 91 desa wisata dengan 51 di antaranya yang layak dikunjungi.
Gambar 2.3 Jalan Malioboro Sumber : www.google.com
Salah satu ikon yang terkenal adalah Jalan Malioboro. Merupakan nama salah satu jalan dari tiga jalan di Yogyakarta membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Jalan Malioboro ini terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Yogja dan warung lesehan di malam hari menjual makanan gudeg khas Yogja. Tidak hanya itu, di sini juga tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain di sepanjang jalan ini. Lokasi wisata budaya lainnya di Kraton Yogyakarta yang sangat diminati wisatawan adalah Tamansari. Sebuah taman air dimana pada
14
jaman dahulu keluarga dan tamu-tamu penting kerajaan menghabiskan waktu luang disini. Di dalam Tamansari terdapat ruangan untuk beristirahat dan kolam renang . Tamansari ini dahulu didesain oleh orang Portugis.
Gambar 2.4 Tamansari Sumber foto : Data Pribadi
2.1.1.3 Transportasi Yogyakarta Kota ini sangatlah strategis karena terletak di jalur-jalur utama, yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur Yogyakarta – Semarang yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan kota-kota di lintas tengah Pulau Jawa. Karena itu, angkutan di Yogyakarta cukup memadai untuk memudahkan mobilitas antara kota-kota tersebut. Kota ini mudah dicapai oleh transportasi darat dan udara, sedangkan karena lokasinya yang cukup jauh dari laut (27 - 30 KM) menyebabkan tiadanya transportasi air di kota ini. Terdapat beberapa jenis transportasi yang digunakan di dalam kota Yogyakarta, yaitu bus kota, trans jogja, ojeg, becak, andong dan taksi.
15
Gambar 2.5 Becak Sumber : www.google.com
Kota ini merupakan salah satu kota yang tidak mengenal istilah angkutan kota (angkot dengan armada minibus).transportasi di dalam kota dilayani dengan menggunakan sejumlah bus kota. Terdapat jalur bus yang dioprasikan oleh koperasi masing-masing yang melayani rute-rute tertentu. Sejak Maret 2008, sistem transportasi bus yang baru, bernama Trans Jogja hadir melayani sebagai transportasi massal yang cepat, aman dan nyaman. Trans Jogja merupakan bus 3/4 yang melayani berbagai kawasan di Kota, Sleman dan sebagian Bantul. Hingga saat ini (Tahun 2014), telah ada 8 (delapan) trayek yang melayani berbagai sarana vital di Yogyakarta. Sedangkan transportasi antar kota dengan Yogyakarta dapat menggunakan kereta api dari Jakarta, Bandung, Surabaya atau Malang, pemberangkatan dan kedatangan kereta api (KA) kelas eksekutif dan bisnis dilayani Stasiun Yogyakarta, juga dikenal sebagai Stasiun Tugu sedangkan KA kelas ekonomi dilayani di Stasiun Lempuyangan. Ada pula kereta api komuter cepat yang menghubungkan Kutoarjo dengan Surakarta melewati stasiun Lempuyangan, kereta tersebut bernama Prameks.
16
Bus AKAP tersedia dari dan ke semua kota di Pulau Jawa, datang dan berangkat dari Terminal Penumpang Yogyakarta, yang berada di Jalan Imogiri Timur, Giwangan, berada di tepi Jalan Lingkar Luar Selatan Yogyakarta, di batas wilayah antara Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul.Terminal lain yang lebih kecil seperti Terminal Jombor yang melayani antara lain rute Magelang dan Semarang dan Terminal Condong Catur ke arah Kaliurang. Pada transportasi udara dari dan ke Yogyakarta dilayani oleh Bandara Internasional Adisutjipto yang terletak di tepi Jalan Adisucipto KM 9, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Bandara ini melayani penerbang domestik ke kota-kota besar di Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Surabaya), Sumatra (Batam), Bali, Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan), dan Sulawesi (Makassar). Selain itu, bandara ini juga melayani penerbangan harian ke Singapura dan Kuala Lumpur dengan Malaysia Airlines dan Singapore Airlines. 2.1.2 Defini Hotel Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu Hospitium, yang artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan Guest House dengan Mansion House yang berkembang saat itu, maka rumah besar disebut hostel. Rumah – rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, dan selama menginap itu para penginap di koordinir oleh seorang pengurus rumah, dan semua tamu yang menginap harus mematuhi kepada peraturan yang dibuat oleh pengurus rumah. Hostel
disewakan
pada
masyarakat
umum
untuk
menginap
dan beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang pengurus rumah. Seiring perkembangan dan adanya tuntutan terhadap kepuasan, di mana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami perubahan, yakni penghilanganhuruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel.
17
Pengertian hotel berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli : An inn is an establishment held by the proprietor as offering food, drink and sleeping accommodation without special contract to any traveller, able and willing to pay a reasonable sum, who is fit to be received. (Hotel Proprietors Ac, 1956) “Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum.” (Surat Keputusan Mentri Perhubungan No.: PM 10/PW-301/Phb.77, tanggal 12 Desember 1977) "Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.” (SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 37/PW. 340/MPPT-86 dalam Sulastiyono (2011:6)) Berdasarkan definisi para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa hotel adalah sebagai suatu usaha jasa yang merupakan sarana pendukung kegiatan pariwisata, dimana pengelolaannya dilakukan secara professional dan didukung oleh tenaga kerja yang memiliki keterampilan baik dalam bidang perhotelan. Dengan bentuk sebuah bangunan besar dengan memiliki banyak kamar yang tersusun. 2.1.2.1 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Ukuran / Jumlah Kamar Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan dan Latihan Kepariwisataan. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran / jumlah kamar, yaitu : a. Small hotel Jumlah kamar antara kurang dari 25 kamar. b. Average hotels Jumlah kamar antara 25 – 100 kamar.
18
c. Above average hotels Jumlah kamar antara 100 – 300 kamar. d. Large hotels Jumlah kamar lebih dari 300 kamar. 2.1.2.2 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Jenis Pengunjungnya Klasifikasi hotel berdasarkan jenis pengunjungnya, yaitu : a. Family hotels Hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga. b. Business hotels Hotel untuk pengusaha. c. Tourist hotels Hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun luar negri. d. Cure hotels Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan penyakit. 2.1.2.3 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lamanya Menginap Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya menginap, yaitu : a. Transient hotels Menyediakan akomodasi dan fasilitas lainnya bagi pengunjung yang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu relatif singkat. Umumnya terletak di kota-kota besar dan lokasinya berada di dekat stasiun atau transportasi terminal. b. Semi resident hotels Merupakan hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu sampai satu bulan. c. Resident hotels Merupakan hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar paling sedikit satu bulan.
19
2.1.2.4 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Kelas Bintang Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/ll/88 tentang pelaksanaan ketentuan usaha dan penggolongan hotel. Star system, klasifikasi hotel menurut kelas bintang sebagai simbol kualitas a. Hotel bintang satu : minimal 15 kamar b. Hotel bintang dua : minimal 20 kamar c. Hotel bintang tiga : minimal 30 kamar d. Hotel bintang empat : minimal 50 kamar e. Hotel bintang lima : minimal 100 kamar f. Hotel bintang lima + diamond : hotel dengan kualitas lebih baik dari hotel bintang lima. 2.1.2.5 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lokasi Berdasarkan Introduction to Hospitality Management klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu : a. Resort hotels lokasi Resort Hotels tidak jauh dari tempat vakansi dan rekreasi. Tamu yang datang sangat menikmati waktu senggangnya untuk bersantai juga berekreasi. Untuk menaikan ramainya pengunjung, resort terkadang menyediakan fasilitas seperti ruang meeting untuk bisnis dan group, fasilitas olahraga dan rekreasi, spa, dan lainnya. b. Mountain hotels Lokasi hotel yang berada di pegunungan. Melayani tamu yang ingin menikmati suasana pegunungan. c. Beach hotels hotel yang berada di pantai. Melayani tamu yang bersantai dan berekreasi di daerah pesisir. d. City hotels hotel yang berada di tengah kota. Melayani tamu berkunjung di kota. e. Highway hotel
20
hotel yang berada di jalur highway. f. Airport HotelsBanyak Airport Hotels sudah memiliki banyak pengunjung, dikarenakan banyak tamu yang datang terutama wisatawan, yang dikarenakan penundaan penerbangan, penukaran penerbangan, juga wisatawan yang baru tiba, dikarenakan Airport Hotel berjarak tidak jauh dari landasan udara. g. Freeway Hotels and Motels Freeways atau jalan raya dalam bahasa Indonesia. Freeway Hotel and Motels bertujuan untuk membantu aktifitas pada jalan raya. Tamu yang datang untuk beristirahat dari perjalanan jauh. h. Casino HotelsCasino Hotels merupakan hotel yang berdekatan dengan tempat rekreasi kasino. Sebagai tempat perisirahatan para tamu pengunjung kasino juga tamu yang sekedar ingin menginap pada hotel ini. Casino Hotels juga membuat sistem pelayanan dengan “family-friendly” atau “keluarga-pertemanan”. Dengan sistem pelayanan seperti ini Casino Hotel mengharapkan tamu hotel dapat tinggal lebih lama. i. Convention Hotels Convention Hotels mengutamakan fasilitas dan kebutuhan kelompok yang akan menghadiri konvensi atau rapat. Biasanya hotel ini memiliki 500 kamar juga area publik yang besar serta akomodasi untuk ratusan orang dalam waktu yang bersamaan. j. Full-Service Hotels Cara untuk memastikan hotel ini adalah dengan tingkat pelayanan yang di berikan. Full-Service Hotel sangat mengutamakan fasilitas dan pelayanan yang akan di berikan pada tamu. k. Economy/Budget Hotels Hotel ini dibilang juga sebagai hotel kelas ekonomi. Persaingan ketat dalam hotel ekonomi sangat ketat belakangan ini. Hotel ini tidak memiliki restoran di dalamnya hanya saja menyediakan sarapan pagi untuk tamu pada lobi hotel. l. Butique Hotels
21
Butik
hotel
menawarkan
penawaran
yang
berbeda
dan
pengalaman yang berbeda. Butik hotel memiliki arsitektur, konsep, desain, yang unik. Dengan kapasitas 25-125 kamar dan pelayanan yang sangat baik. 2.1.2.6 Jenis Tamu Hotel Tamu adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah usaha hotel. Oleh karena itu, seorang tamu layak mengharapkan dan mendapatkan pelayanan yang profesional dari sebuah hotel. Setiap tamu ingin memperoleh sesuatu yang melebihi nilai yang diharapkannya dari harga yang melebihi nilai yang diharapkannya dari biaya yang mereka keluarkan. Umumnya jenis-jenis tamu yang menginap di suatu hotel dapat di klasifikasikan sebagai berikut: a. Domestic Tourist Yaitu wisatawan lokal/daerah dimana dia tinggal/menginap pada suatu hotel, misalnya pada waktu weekend, special function dan atau untuk aktivitas lain. b. FITs (Free Independent Travellers) Yaitu wisatawan internasional yang melakukan perjalanan secara individual
dan
tidak
terikat
dalam
suatu
rombongan /
grup. Biasanya jenis tamu FITs melakukan reservasi kamar secara langsung ke hotel dan umumnya hanya memesan kamar (room only). c. GITs (Group Inclusive Tours) Yaitu rombongan wisatawan yang melakukan perjalanan secara bersamaan dalam suatu package tour. Biasanya tamu jenis ini melakukan perjalanan dengan perantara travel agent. d. SITs (Special Interest Tours) Yaitu suatu rombongan yang berkunjung ke suatu tempat, biasanya dengan tujuan khusus seperti mengunjungi candi Borobudur dan sebagainya. e. CIPs (Commercially Important Persons)
22
Yaitu para tamu atau executive dari suatu perusahaan besar yang selalu bepergian dan menginap di hotel mewah. Biasanya reservasi kamarnya dilakukan oleh sekretaris atau asistennya. f. SPATTs (Special Attention Guests) Yaitu tamu-tamu yang membutuhkan perhatian lebih/khusus, seperti tamu yang sudah tinggal lama dalam sebuah hotel, tamu yang sakit, tamu yang sudah lanjut usia, tamu cacat, dan lain sebagainya. g. VIPs (Very Important Persons) Yaitu tamu-tamu yang dianggap penting dalam sebuah hotel, seperti selebritis, tamu yang menginap di kamar mahal, para pejabat pemerintahan, pimpinan perusahaan, langganan tetap dan lain sebagainya. h. Regular Guest Yaitu tamu biasa yang menginap di sebuah hotel. Umumnya tamu tersebut menginap pada sebuah hotel tanpa membuat reservasi terlebih dulu. Regular guest sering disebut Walking guest. i. Corporate Tamu yang datang dari sebuah perusahaan yang sudah mempunyai kontrak harga sendiri (kerja sama) dengan hotel. j. Embassy Tamu yang datang dari kedutaan atau ada hubungan dengan pihak kedutaan. k. Airline crew Tamu yang bekerja sebagai awak penerbangan. l. Airline passenger Tamu dari pengguna pesawat terbang (penumpang). m. Stranded passenger Penumpang yang menginap di hotel karena kerusakan pesawat dan merupakan fasilitas akomodasi dari perusahaan penerbangan. n. Weekend rate Harga dari sebuah hotel khususnya pada hari, jumat, sabtu, minggu dan tanggal merah.
23
o. Airport rep Hotel di wilayah bandara dan disediakan untuk tamu yang butuh penginapan saat landing, harganya lebih murah dan biasanya untuk transit. p. Membership card Tamu yang datang menggunakan kartu member. Ada ketentuan tertentu dari hotel baik harga maupun fasilitas tidak dapat dialih tangankan. Min 1 th dan max. 3 th. q. Hotelier Tamu yang datang / harga yang diberikan pada karyawan sebuah hotel. Diskon 40-60%. r. Press Tamu yang datang berkerja sebagai wartawan. s. Government Tamu dari pemerintahan. System pembayarannya dilakukan setelah selesai acara. Jangka waktunya 1-3 bulan (LS). t. Long stay Tamu yang menginap di hotel lebih dari 8 minggu. u. Cetain package Harga yang ditawarkan pada tamu yang berupa paket. v. Honey Moon Tamu yang datang berbulan madu, biasanya diberikan harga khusus
Walaupun ada perbedaan istilah jenis tamu, seperti yang diuraikan di atas bukan berarti untuk membedakan perlakuan dalam melayani tamu. Setiap tamu yang datang untuk check in ke hotel layak untuk mendapatkan pelayanan prima oleh pihak hotel. 2.1.2.7 Definis Hotel Butik Seperti kebanyakan orang pahami mengenai butik, sebuah toko yang memperjualkan belikan pakaian dan aksesoris dengan standar toko itu sendiri. Bila dimengerti lebih jauh, hotel butik merupakan jenis akomodasi yang menyediakan sarana tempat tinggal, pelayanan terhadap
24
pengunjung di sebuah bangunan dengan konsep penginapan yang berbeda dari hotel pada umumnya. keunikan pada hotel butik sebagai non bintang dengan kualitas hotel bintang. Butik hotel juga memiliki pengertian, yaitu: (Definition of Boutique Hotel in Recent Years by Lucienne Anhar) 1.
Kecil, memiliki fasilitas hanya 50-150 kamar, kapasistas
tergantung dari wilayah hotel tersebut. 2.
Asli, Butik hotel biasanya memiliki konsep hotel yang berbeda
dengan
hotel
berbintang
lainya,
karena
biasanya
hotel
ini
menyesuaikan literatur wilayah dengan konsepnya. 3.
Sustainable architecture, biasanya hotel ini juga memberikan
arsitektur yang memanage enerji sekitar demi meminimalisir pengeluaran. 4.
Mewah, konsep hotel ini yang mengesankan mewah terbawa
dari segi pelayanan, interior dan furnitur hanya penunjang. 5.
Low profile, biasanya hotel ini pun mempromosikan diri
dengan cara memberikan yang terbaik terhadap pengunjung tidak melalui iklan ataupun yang lain. Mereka member kesan, pengunjung yang mengincar kita. Dititik berangkat pada proses perancangan yang dijadikan acuan dasar para arsitek dan desainer agar dapat menemukan pemecahan desain yang lebih kreatif. Konsep sebuah hotel menjadi aspek yang membedakan hotel yang satu dengan hotel yang lainnya. Sedangkan gaya dari suatu rancangan merupakan ekspresi arsitektural. Persaingan pasar industri usaha perhotelan menyebabkan terjadinya diferensiasi produk dan segmentasi pasar yang mengakibatkan gaya dan jenis hotel butik terus berkembang. Pertumbuhan dan perkembangnya hotel-hotel di Indonesia menyebabkan hotel butik menjadi trend. 2.1.2.8 Definisi Restoran Usaha restoran bisa berdiri sendiri (freestanding restaurant) maupun berada di dalam hotel. Menurut Suartana (2006 :23) restoran
25
adalah: “tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.” Sedangkan menurut Sihite (2000:16) restoran adalah “suatu tempat dimana seseorang yang datang menjadi tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi, siang maupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati hidangan itu harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang disediakan di restoran ini.” Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa restoran adalah tempat usaha yang melayani tamu yang datang dengan ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman yang bersifat komersial. 2.1.2.8.1 Klasifikasi Restoran Wojowasito dan Poerwodarminto (Marsyangm, 1999:71) mengklasifikasikan restoran atau rumah makan menjadi beberapa tipe, antara lain: a.
A’la Carte Restaurant
adalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di dalam restoran ini memiliki harga sendiri-sendiri. b.
Table D ‘hote Restaurant
adalah suatu restoran yang khusus menjual menu table d’hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pernbuka sampai penutup) dan tertcntu, dengan harga yang telah ditentukan pula. c.
Coffe Shop atau Brasserei
adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan
hotel,
suatu
tempat
dimana
tamu
biasanya
berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias
26
mendapatkan makan pagi. makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada umumnya system pelayanannya adalah dengan American service dimana yang diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan sudah dtatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan cara buffet atau prasmanan. d.
Cafelaria atau Cafe
adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol. e.
Canteen
adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan sekolah, tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa mendapatkan makan siang atau coffe break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil atau selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar. f.
Continental Restaurant
suatu restoran yang menitik beratkan hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai. g.
Carvery
adalah suatu restoran yang berhubungn dengan hotel dimana para tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan. h.
Dining Room
terdapat dihotel kecil, motel atau inn. merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun yang terbuka bagi para tamu dari luar. i.
Discotheque
27
ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan live band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah discotheque. Hidangan yang tersedia umumnya berupa snack. j.
Fish and Chip Shop
ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng, biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi . jadi rnakanannya tidak dinikmati di tempat itu. k.
Grill Room (Rotisserie)
adalah suatu restoran yang menyedikan bermacam-macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi dcngan sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri bagaimana memasaknya. Grill room kadangkadang disebut juga sebagai steak house. l.
Inn Tavern
Inn tavern ialah suatu restoran dengan harga cukupan yang dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat dan ramah, dengan tamu-tamu. Sedangkan hidangannya lezatlezat. m.
Night Club/Super Club
adalah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu
yang
ingin
santai.
Dekorasinya
mewah,
pelayanannya megah. Band merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi sehingga manaikkan gengsi. n.
Pizzeria
adalah suatu restoran yang kusus menjual pizza. Kadangkadang juga ada spaghetty atau makanan khas Italia lainnya. o.
Pan Cake Hoii.se/Creperie
28
adalah restoran yang khusus menjual pun cake dan crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan didalamnya. p.
Pub
pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendpat izin menjual minuman bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu mendapatkan minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan). Pengunjung dapat menikmat; sambil duduk atau berdiri. Hidangan yang tersedia berupa snack seperti pies dan sandwich. Sekarang kita bisa mendapatkan banyak hidangan pengganti di pub. q.
Snack Bar/Cqfe/Milk Bar
adalah semacam restoran cukupan yartg sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat dimana para tamu mengumpulkan makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas kounter dan kemudian membawanya kemeja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan biasanya adalah hamburger, sausages dan sawhvich. r.
Specialitiy Restaurant
adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, Italia dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tatacara negara tempat asal makanan spesial itu. s.
Terrace Restaurant
adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada waktu musim panas saja. t.
Gourmet Restoran
ialah suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah
makanan
dan
minumannya
yang
pelayanannya megah dan harganya cukup mahal.
lezat-lezat,
29
u.
Family Type Restaurant
ialah suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun kelompok. v.
Main Dining Room
ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar. dimana penyaji makanannya secara resmi, pelan tapi masih terikat oleh suatu peraruran yang ketat. Servisnya biasa menggunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pun pada umumnya berpakaian resmi atau formal. 2.1.2.8.2 Produk Restoran Produk restoran adalah istilah yang digunakaan dalam pemasaran yang mengacu pada sekumpulan produk yang memiliki kesamaan karakteristik. Menurut Ditmer (2002:115-119) macam produk dalam operasional makanan dan minuman lebih dari hanya sekedar makanan dan minuman yang ditawarkan untuk dijual, tetapi termasuk didalamnya pelayanan (service) dan suasana (ambience) dari fasilitas yang ditawarkan. Hal ini dikarenakan pelanggan tertarik untuk datang ke restoran dengan berbagai alasan. Komponen dari produk operasional makanan dan minuman adalah: a. Makanan dan minuman b. Pelayanan
(service)
termasuk
cara
pelayanan,
keramahtamahan keryawan, valet parking, perhatian khusus seperti acara pribadi, hiburan, dan komplimentari foto untuk pelanggan. c. Suasana (ambience), termasuk : tema, lighting, seragam, furniture, kebersihan, perlengkapan, dekorasi, dan penataan meja. Menurut Cousin dkk (2002:48-53) menyatakan bahwa produk restoran ditentukan oleh lima faktor yaitu :
30
a. Faktor makanan dan minuman terdiri atas variabel jenis/menu masakan, variasi pilihan menu, rasa, tekstur, dan presentasi. b. Faktor pelayanan (service) terdiri atas variabel pilihan jenis pelayanan, fasilitas reservasi atau pemesanan tempat duduk, ketersediaan pembayaran dengan kartu kredit, tersedianya pilihan ukuran
porsi,
akses
terhadap
informasi
kesehatan,
dan
ketersediaan kursi untuk balita (highchairs). c. Faktor kebersihan dan higienitas terdiri atas factor stuff grooming, kebersihan pakaian makanan dan minuman, dan kebersihan area keseluruhan. d. Faktor harga terdiri atas kesesuaian antara kepuasan yang diperoleh dengan sejumlah uang yang dikeluarkan pelanggan. e. Faktor
atmosfir/suasana
pencahayaan,
pengaturan
terdiri suhu
atas
udara,
desain, furnishing,
dekorasi, tingkat
kegaduhan (noise level), perilaku tamu-tamu yang ada di restoran, dan perilaku karyawan. Atmosfir dalam operasional makanan dan minuman dapat dibagi atas atmosfir yang dilihat, yang didengar, disentuh, dirasakan, dan yang dibaui. 2.1.3 Definisi Furnitur Kata furnitur berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520-30 Masehi_. Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau prabot rumah tangga. Sedangkan kata mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak. Walaupun mebel dan furnitur punya arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya. Pada zaman dahulu, furnitur berbentuk besar dan menggunakan bahan yang sangat kuat, dengan tujuan dipakai turun menurun di dalam rumah dan tidak dipindah-pindah. Akibatnya furnitur pada zaman dahulu bentuknya besarbesar dan berat. Seiring berjalannya waktu budaya orang menjadi lebih dinamis dan sering berpindah-pindah tempat tinggal, manusia modern pun mulai mengutamakan kepraktisan seperti tinggal di apartemen atau rumah susun dan hal ini pula yang membuat berkembangnya desain dan fungsi furnitur.
31
Pada masa kini furnitur dibuat dari berbagai macam material bisa dengan bahan ringan, praktis, bisa dilipat dan banyak yang menggunakan knockdown atau do it yourself. Dahulu kursi dan meja menggunakan bahan yang kuat sehingga bisa digunakan sebagai tempat tumpuan atau menjadi tempat berdiri orang dewasa (misalnya jika ingin mengambil bola lampu yang berada di langit-langit rumah), sedangkan saat ini meja dan kursi kebanyakan sudah terbuat dari bahan yang lebih ringkih seperti kayu MDF atau particle board yang fungsinya hanya sebagai meja makan dengan kekuatan terbatas. Pergeseran pola penggunaan bahan pada furnitur mengakibatkan munculnya dua jenis furnitur yaitu Modern Furniture dan High End Classic Furniture. Menurut beberapa pengertian, furnitur dapat di artikan, sebagai berikut: Mebel adalah perabotan yang memiliki tempat untuk menyimpan sesuatu dengan posisi tetap atau memiliki tempat tertentu di dalam ruangan dari bahan tertentu yang berdiri sendiri. Jamaludin, (2007) Pengantar Desain Mebel, Kiblat. Furnitur sendiri menurut Concise Oxford Dictionary diartikan sebagai: 1) the movable articles that are used to make a room or building suitable for living or working in, such as tables, chairs, or desk; 2) The small accessories or fittings that are required for a particular task or function. Jamaludin, (2007) Pengantar Desain Mebel, Kiblat. Mebel atau furnitur adalah perabot yg diperlukan, berguna, atau disukai, sepertit barang atau benda yg dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan bangunan lainnya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2.1.3.1 Klasifikasi Furnitur Berdasarkan Fungsi Furnitur dari segi kegunaan atau fungsi, menurut Karl Mang dalam History of Furniture (1978) dan Edward Lucie-Smith dalam Furniture: a Concise History (1993) dalam buku Pengantar Desain Mebel oleh (Jamaludin 2007) sesungguhnya bisa dikategorikan dalam 4 jenis yaitu
32
tempat untuk menyimpan sesuatu di dalamnya seperti lemari dan rak; tempat menyimpan sesuatu di atasnya seperti segala macam meja; tempat tidur yang ini untuk menyimpan tubuh kita selama tidur; dan mebel untuk duduk alias kursi beserta turunannya seperti bangku, sofa, kursi makan atau jok. 1.
Tempat Penyimpan Sesuatu di Dalamnya
Fungsi sebagai tempat menyimpan ini merupakan kata lain dari gudang bagi barng tertentu yang berukuran relatif kecil atau dapat dilipat. Furnitur yang umum pada fungsi ini dulu berupa peti dan sekarang dalam bentuk berbagai macam lemari. Masih termasuk dalam jenis ini adalah berbagai jenis dan bentuk rak. Laci adalah jenis mebel untuk penyimpanan barang-barang kecil, biasanya disatukan pada meja kerja atau lemari. 2.
Tempat Penyimpan Sesuatu di Atasnya
Jenis ini kita kenal dengan nama meja. Syaratnya adalah satu bidang datar sebagai bagian utama dan kaki atau penyangga untuk membuatnya berada pada ketinggian tertentu yang cocok dengan posisi manusia untuk kegiatan yang memerlukan permukaan datar yang dekat dengan tangan seperti makan-minum, menulis, atau bekerja. Fungsi sebagai tempat menyimpan sesuatu di atasnya berkembang menjadi berbagai macam meja yang menunjuk pada fungsi khusus. 3.
Tempat Untuk Tidur
Elemen penting tempat tidur adalah bidang datar (horizontal) tempat tubuh telentang dengan luas minimal seukuran tubuh. Waktu tidur yang relatif lama menciptakan lapisan pengempuk agar tulang punggung atau bagian tubuh yang menerima beban berat badan terasa nyaman. Lapisan pengempuk ini umumnya dikenal dengan nama kasur atau matras.
33
4.
Tempat Untuk Duduk
Duduk merupakan aktivitas pertengahan antara berdiri dan telentang atau posisi ketiga setelah berdiri. Selain oleh manusia duduk juga dilakukan oleh hewan berkaki dua lainnya seperti monyet, kera, orangutan dan gorila. Hal itu disebabkan karena sama-sama memiliki sendi lutut dan pinggul serta postur tubuh yang relatif vertikal. Kursi sendiri memiliki simbol yang paling bergengsi yang tidak dimiliki furniture lain atau artefak lain. “Kedudukan” yang berasal dari “duduk” berarti kekuasaan. Tak heran bila kursi menjadi simbolnya. 2.1.3.2 Klasifikasi Furnitur Berdasarkan Tempat Pemakaian 1.
Loose Furniture
Mebel siap pakai yang dapat dibeli dan tersedia di pasaran. Loose Furniture biasanya digunakan untuk dirumah, restoran, hotel, dan tempat umum lainnya. Contoh: kursi, meja, lemari, sofa. 2.
Outdoor Furniture
Merupakan furniture yang berada di luar bagian bangunan, biasanya menggunakan material tertentu seperti plastik, kayu, rotan sintetik, alumunium. Outdoor furniture harus cukup kuat karena terpengaruh dengan cuaca dan iklim. 3.
Indoor Furniture
Merupakan furnitur yang berada di dalam ruangan. Furnitur dalam ruangan dapat menggunakan material apa saja karena tidak terpengaruh dengan cuaca dan iklim di luar bangunan. 4.
Multifunction Furniture
Furnitur yang memiliki beberapa jenis fungsi, seperti meja lipat yang bisa digunakan sebagai kursi, maupun tempat tidur yang dapat dilipat menjadi kursi. Furnitur seperti ini biasanya digunakan untuk di apartemen yang memiliki area yang kurang luas.
34
2.1.3.3 Klasifikasi Furnitur Berdasarkan Sistem Konstruksi Berdasarkan buku “Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk” Sriwarno Andar (1998), furnitur bisa dibedakan dalam sistem konstruksinya yaitu : 1.
Built in Furniture
Build
in
Furniture
adalah
suatu
konstruksi
furnitur
yang
memanfaatkan bangunan rumah atau gedung sebagai bidang penguat konstruksi. Konstruksi furniture menempel pada dinding yang khusus dibangun untuk penempatan furnitur. Sepintas akan mnampak bahwa furnitur tersebut rata dengan dinding dari langit-langit hingga lantai. Umumnya dipakai untuk pembuatan lemari atau rak. Keuntungan dari konstruksi ini adalah kemudahan perawatan dan kebersihan karena sedikit sekali adanya celah yang terbuka. Namun kelemahannya mudah terserang lapuk bila dinding bangunan terlampau lembab dan berjamur. 2.
Knock Up Furniture
Konstruksi furnitur ini menggunakan sistem sambungan konstruksi mati (fixed construction). Seluruh sambungan tergabung secara permanen oleh bahan lem, paku, atau bahkan tertanam dalam konstruksi bangunan. Contohnya kursi tamu, bangku belajar di sekolah, kursi panjang di ruang tunggu, dan street furniture. Dengan teknik ini pemakai tidak memiliki peluang membongkar kembali furnitur menjadi komponen-komponen lepas. 3.
Knock Down Furniture
Keuntungan sistem knockdown adalah dapat dilepas pasang untuk memudahkan penyimpanan dan pengemasan. Knockdown furniture sangat efisien dalam penyimpanan atau pengiriman karena tidak memakan banyak tempat dan bisa memuat banyak dalam pengiriman. Untuk sistem konstruksinya dipusatkan pada kekuatan sekrup dan
35
baut yang digunakan sebagai penyambung bagian-bagian furnitur tersebut. 4.
Folding Furniture
Alternatif lain dalam penyelesaian problema ruang adalah dengan pendekatan sistem lipat. Konstruksi yang dilipat, selain ringkas juga dapat menghemat pemakaian ruang pada saat penyimpanan. Furnitur yang paling sering menggunakan sistem konstruksi ini adalah kursi. Dalam mendesain kursi lipat ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain : a.
Prosedur operasional melipat dan membuka kursi.
b.
Keamanan dalam melipat dan membuka kursi agar
tidak terjadi resiko terjepitnya tangan atau kaki pemakai. 5.
Stacking chair
Selain sistem lipat, konstruksi kursi dapat didesain dengan pendekatan susun. Dalam sistem susun, bagian kaki kursi yang berada di atas akan masuk ke bagian badan kursi yang berada dibawahnya. Desain konstruksi stacking menuntut perhitungan yang presisi pada saat dua atau lebih kursi disusun. Adapun kemungkinan penyusunannya adalah a.
Tumpukan mengarah keatas (vertical arrangement).
b.
Tumpukan mengarah miring (diagonal arrangement).
c.
Tumpukan mengarah ke sejajar permukaan lantai
(horizontal arrangement). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sistem susun adalah : a.
Kekuatan
struktur
kursi
yang
menghasilkan
perhitungan berapa jumlah maksimum kursi yang dapat ditumpuk. b.
Pemilihan material dan finishing yang tepat agar
permukaan kursi yang ditumpuk tahan gores dan tidak terjadi cacat.
36
2.1.4
Definisi Aksesoris Interior Aksesoris interior adalah sebuah pelengkap yang berguna untuk
mempermanis dan melengkapi sebuah desain yang ada di suatu ruangan. Aksesoris interior juga berguna sebagai aksen di dalam sebuah ruangan untuk menonjolkan sesuatu unik baaik dari segi bentuk dan juga segi warna. Menurut beberapa pengertian aksesoris yaitu Aksesoris adalah: 1 barang tambahan; alat ekstra: radio pd mobil merupakan -- yg digemari banyak konsumen; 2 barang yg berfungsi sbg pelengkap dan pemanis busana: -- yg sedang digemari remaja saat ini adalah jepit rambut dan peniti berwarna sama dng pakaian yg dikenakan; 3 Anat yg merupakan tambahan (misal saraf aksesori, yakni otak ke-11). (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2.1.4.1 Jenis Aksesoris Interior Berikut ini adalah beberapa contoh aksesoris interior yang ada pada sebuah lobi, yaitu: 1.
Standing Lamp
Standing lamp adalah sebuah lampu yang memiliki kaki yang panjang dan dapat berdiri sendiri. 2.
Table Lamp
Table lamp adalah sebuah lampu yang berukuran tidak besar dan peletakkannya berada di atas meja. 3.
Hanging Lamp
Hanging lamp adalah lampu yang penerapannya secara digantung di langit-langit sebuah ruangan. 4.
Tempat Majalah
37
Tempat majalah digunakan untuk meletakan majalah dan Koran agar lebih rapih dan teratur. Tempat majalah ini bisa dibuat dengan mudah dan simple sesuai dengan konsep dari ruangan tersebut. 5.
Tray
Tray adalah sebuah alas yang digunakan untuk menaruh benda – benda yang biasanya diletakkan diatas meja. Biasanya tray digunakan untuk menaruh buku, piring, gelas, catalog, dan juga barang – barang lain yang berfungsi memperindah. 2.1.4.2 Prinsip Desain Untuk dapat menciptakan desain perancangan yang lebih baik dan menarik perlu diketahui tentang prinsip-prinsip desain. Adapun prinsipprinsip desain itu sendiri yaitu : 1.
Harmoni
Harmoni adalah prinsip desain yang menimbulkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek atau ide atau adanya keselarasan dan kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu benda, atau antara benda yang satu dengan benda lain yang dipadukan. Dalam suatu bentuk, harmoni dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur yang membentuknya. 2.
Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain yang dipadukan. Untuk mendapatkan suatu susunan yang menarik perlu diketahui bagaimana cara menciptakan hubungan jarak yang tepat atau membandingkan ukuran objek yang satu dengan objek yang dipadukan secara proporsional. 3.
Balance
Balance atau keseimbangan adalah hubungan yang menyenangkan antar bagian-bagian dalam suatu desain sehingga menghasilkan susunanyang menarik. Keseimbangan ada 2 yaitu :
38
a. Keseimbangan simetris atau formal maksudnya yaitu sama antara bagiankiri dan kanan serta mempunyai daya tarik yang sama. Keseimbangan ini dapat memberikan rasa tenang, rapi, agung dan abadi. b. Keseimbangan asimetris atau informal yaitu keseimbangan yang diciptakandengan cara menyusun beberapa objek yang tidak serupa tapi mempunyai jumlah perhatian yang sama. Objek ini dapat diletakkan pada jarak yang berbeda dari pusat perhatian. Keseimbangan ini lebih halus dan lembut serta menghasilkan variasi yang lebih banyak dalam susunannya. 4.
Irama
Irama dalam desain dapat dirasakan melalui mata. Irama dapat menimbulkan kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian yang satu ke bagian yang lain pada suatu benda, sehingga akan membawa pandangan mata berpindah-pindah dari suatu bagian ke bagian
lainnya.
Akan
tetapi
tidak
semua
pergerakan akan
menimbulkan irama. Irama dapat diciptakan melalui : a. Pengulangan bentuk secara teratur b. Perubahan atau peralihan ukuran c. Melalui pancaran atau radiasi 5.
Aksen/center of interest
Aksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada sesuatu yang penting dalam suatu rancangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menempatkan aksen : a. Apa yang akan di jadikan aksen b. Bagaimana menciptakan aksen c. Berapa banyak aksen yang dibutuhkan d. Dimana aksen ditempatkan 6.
Unity
39
Unity atau kesatuan merupakan sesuatu yang memberikan kesan adanya keterpaduan tiap unsurnya. Hal ini tergantung pada bagiamana suatu bagian menunjang bagian yang lain secara selaras sehingga terlihat seperti sebuah benda yang utuh tidak terpisah pisah. 2.1.4.3 Dasar Desain Kursi Dalam perkembangan zaman sekarang ini, sudah banyak furnitur di Indonesia khususnya kursi yang di produksi dengan memiliki fungsi yang sangat beragam. Kursi untuk sekarang ini merupakan salah satu kebutuhan dan memiliki hubungan yang sangat penting dalam membangun sebuah desain interior sebuah ruangan baik itu publik maupun pribadi. Dalam membuiat sebuah kursi perlu adanya acuan yang menjadi dasar dalam membuat sebuah kursi. Acuan tersebut berfungsinya untuk memberikan kenyamanan bagi tubuh agar dapat stabil dan terjaga ketika sedang duduk sehingga seseorang dapat menopang tubuhnya dengan baik. Adapun acuan yang menjadi tolak ukuran dalam mendesain sebuah kursi, sebagai berikut: 1.
Dinamika Posisi Duduk
Ada sebuah pengamatan yang dilakukan oleh Tichauer menghasilkan 2 buah hasil. Pengamatan pertama menunjukkan bahwa sekitar 75% dari keseluruhan berat badan hanya disangga oleh daerah seluas 4 inci persegi atau 26 cm persegi dari tulang duduk ini. Hal ini mengungkapkan bahwa berat badan menghasilkan tekanan yang besar pada daerah pantat dibawahanya. Tekanan ini menimbulkan perasaan lelah dan tidak nyaman, serta menyebabkan seseorang mengubah posisi duduknya agar mencapai kondisi yang nyaman. Pengamatan kedua
menunjukkan
bahwa
secara
structural,
tulang
duduk
membentuk system penopang atas dua titik yang pada dasarnya tidak stabil. Oleh karenanya, landasan tempat duduk saja tidak cukup untuk menciptakan kestabilan. Secara teoritis, kaki, telapak kaki, dan
40
punggung, yang juga bersinggungan dengan bagian lain dari tempat duduk selain dari bagian landasannya, seharusnya juga dapat turut menciptakan kesetabilan yang dimaksud. Dari pernyataan tersebut diperkirakan bahwa tititk pusat dari gaya berat dari tubuh pada posisi duduk tegak lurus terletak 1 inci atau 2,5 cm di depan pusar. Oleh karena itu, suatu perancangan tempat duduk harus diupayakan sedemikian rupa sehingga berat badan dapat disangga oleh tulang duduk dapat tersebar pada daerah yang cukup luas. Hal tersebut diupayakan agar seseorang yang sedang duduk di atas tempat dududk tersebut dapat mengubah-ubah posisi atau postur tubuhnya untuk mengurangi rasa ketidaknyamanannya. 2.
Tinggi Alas Duduk
Salah satu pertimbangan dalam merancang sebuah tempat duduk adalah tingi permukaan bagian atas dari landasan tempat duduk diukur dari permukaan lantai. Jika suatu tempat duduk terlalu tinggi dapat menyebabkan paha tertekan dan peredaran darah terhambat. Selain itu, posisi telapak kaki tidak dapat menapak dengan baik di atas permukaan lantai yang mengakibatkan melemahnya stabilitas tubuh. Dan jika suatu tempat duduk memiliki alas yang terlalu rendah dapat menyebabkan kaki condong terjulur ke depan, menjauhkan tubuh dari keadaan stabil. Selain itu, pergerakan tubuh ke depan akan menjauhkan punggung dari sandaran sehingga penopangan punggung tidak terjaga dengan tepat. Karena adanya 2 hal tersebut, untuk mendapatkan kenyamanan yang sesuai dengan menetapkan alas duduk yang mudah diatur. Adanya perbedaan dimensi antara pria dan wanita, disarankan dalam merancang sebuah kursi untuk menggunakan acuan ukuran pemakai pendek. Dengan adanya hal tersebut ditetapkan bahwa tinggi dudukan yang baik yaitu sekitar 45 - 40 cm, dengan adanya berbagai variasi dalam tinggi landasan alas tempat duduk menjadi acuan yang baik dalam merancang sebuah tempat duduk. Hasilnya telapak kaki dapat diletakkan pada permukaan lantai dan tekanan pada saat duduk tidak akan terjadi pada bagian bawah paha. 3.
Kedalaman Alas Duduk
41
Kedalaman alas duduk adalah jarak yang diukur dari bagian depan sampai bagian belakang sebuah tempat duduk. Bila bagian kedalaman landasan tempat duduk terlalu besar, bagian depan ujun dari tempat duduk tersebut akan menekan daerah tepat di belakang lutut, memotong peredaran bagian darah di bagian kaki. Akibatnya seseorang akan mengubah posisi duduk dengan memajukan posisisnya membuat kelelahan dan sakit di bagian punggung. Jika dudukan terlalu sempit akan membuat area dududkan menjadi sempit dan menimbulkan perasaan ingin jatuh dari kursi. Adapun ukuran yang ditetapkan sebagai tolak ukura dalam pengukuran kedalaman alas duduk yaitu sekitar 55 sampai dengan 43 cm. 4.
Sandaran Punggung
Sandara punggung merupakan pertimbangan utama yang diperlukan untuk menentukan kesesuaian antara kursi dan pemakainya. Fungsi utama dari sandaran punggung ini adalah sebagai penopang daerah punggung, mulai dari bagian pinggang sampai dengan bagian tengah punggung yang berbentuk cekungan. Dengan menyesuaikan hal tersebut, pemakain menjadi tidak mengubah-ubah posisi duduk yang dapat menyebabkan kelelahan. Adapun beberapa variasi sandaran punggung yang dapat diterapkan ke dalam merancang sebuah kursi, yaitu: a.
Sandaran lumbar (low-level back rest). Lumbar adalah
bagian tubuh yang terletak di daerah punggung bagian bawah dan di atas pinggang. Umumnya, senderan ini digunakan pada kursi kerja karena membuat posisi punggung cenderung tegak dan tidak mudah membuat punggung merosot kearah depan sehingga kerja menjadi lebih optimal. b.
Sandaran Bahu (medium level back rest). Sandaran
yang dirancang untuk menyangga punggung bagian bawah sampai dengan sebatas bahu. Dan biasa digunakan dalam kursi kerja dan kursi makan. Ukuran yang biasa di terapkan adalaah 60 – 45 cm dari alas dudukan.
42
c.
Sandaran Penuh Bahu dan Kepala. Sandaran ini biasa
dipakai pada kursi santai dan eksekutif. Fungsinya untuk mebuat pemakai dapat menyenderkan kepala nya untuk istirahat dengan kondisi duduk yang sesuai. Ukuran yang biasa di terapkan adalah 93 sampai dengan 75 cm dari alas dudukan. 5.
Lebar Alas Duduk
Lebar alas duduk yaitu jarak yang menopang bagian lebar tunggu ke arah samping. Fungsinya untuk memberikan kenyamanan pada pemakai pada saat duduk sehingga bagian pinggang dan paha tidak kelelahan akibat alas duduk yang kesempitan. Ukuran yang biasa diterapkan adalah 50 sampai dengan 45 cm 6.
Sudut Sandaran
Sudut pada sandaran berfungsi untuk membuat tubuh pemakai dapat sedikit miring ke belakang. Tujuannya untuk membuat kenyaman pada saat pemakai menyenderkan punggungnya, namun jika sudut terlalu besar membuat pemakai akan sulit membangunkan tubuhnya untuk berdiri sehingga pemakai harus menarika badannya kedepan lebih dahulu. 7.
Sudut Alas Duduk
Sudut alas duduk dibuat untuk memberikan kemiringan pada alas duduk agar pemakai dapat lebih nyaman ketika menyenderkan punggungnya pada bagian senderan dan membuat pemakai tidak terjatuh kedepan ketika sedang duduk. Namun jika bagian sudut alas duduk ini terlalu miring akan membuat pemakai mengalami kesulitan pada saat berdiri sehingga membutuhkan bantuan dari lengan untuk mendorong tubuhnya ke depan. 8.
Sandaran Lengan
Sandarac lengan berfungsi untuk menopang berat dari lengan dan membantu pemakai ketika ingin duduk dan bangkit dari tempat duduk. Senderan lengan ini bukan merupakan komponen yang harus
43
ada pada sebuah kursi namun bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Sandaran lengan ini jika dibuat terlalu tinggi akan membuat pemakai kelelahan pada bagian bahu karena membuat bahu menjadi naik, sedangkan jika sandaran lengan terlalu rendah akan membuat lenga menjadi pegal karena posisi duduk akan berubah-ubah menyesuaikan dengan lengan. Ukuran yang biasa diterapkan pada sandarac lengan ini adalah 20 sampai dengan 25 cm. 9.
Bantalan
Bantalan pada dasarnya dibuat untuk memberikan penyeberan tekanan, sehubungan dengan berat badan pada titik persinggungan antar permukaan dengan daerah yang lebih luas. Dalam merancang sebuah kursi, bantalan juga tidak dapat dibuat terlalu empuk dikarenakan dapat membuat kelelahan, ketidaknyamanan, dan rasa sakit. Ketebalan yang biasa digunakan adalah 3 sampai dengan 5 cm. 2.1.5 Definisi Antropometri dan Ergonomi Furnitur Ergonomi adalah sebuah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, rekayasa, manajemen, dan desain. Istilah “ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon ‘kerja’ dan nomos ‘hukum alam’ (Bridger,1995). Menurut Grandjean (1980), inti ergonomi adalah kesesuaian antara karakter pekerjaan dengan karakter manusia (fitting the task to the man) permasalahan aktivitas manusia, di Amerika Serikat, ergonomi bisa pula disebut dengan istilah Human Factors. Antropometri menurut Bridger (1995) adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos ‘manusia’ dan metron ‘mengukur’. Antropometri merupakan kumpulan informasi dimensi tubuh manusia yang diperlukan untuk mendesain sistem kerja agar didapat suatu kondisi yang nyaman dan aman. Sriwarno, Andar Bagus (2011) Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk.
44
Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Pengukuran antropometri pada dimensi tubuh manusia merupakan salah satu bagian dalam mewujudkan kondisi yang ergonomis. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam desain produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. Santoso, Gempur (2013) Ergonomi terapan. Adapun ukuran ergonomi dan antropometri yang di ambil dari buku Dimensi Manusia & Dimensi Ruang sebagai berikut:
Gambar 2.6 Tampak Samping & Atas Kursi Umum Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
Gambar 2.7 Ukuran Kursi Umum Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
45
2.1.5.1 Data Ergonomi Dining Table Dalam Kegiatan Makan Pada gambar berikut ini merupakan gambaran kegiatan makan di atas meja untuk kapasitas 4 orang. Ukuran lebar dining table dapat berpatokan pada huruf i dalam gambar, sebagai berikut:
Gambar 2.8 Tampak Atas Kegiatan di Meja Untuk Empat Orang Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
Gambar 2.9 Ukuran Kegiatan di Meja Untuk Empat Orang Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
46
Gambar 2.10 Jarak Bersih Untuk Kursi Tanpa Sirkulasi Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
Gambar 2.11 Jarak Bersih di Belakang Sebuah Kursi Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
Gambar 2.12 Ukuran di Sirkulasi Kursi Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
47
2.1.5.2 Data Ergonomi Bar Stool
Gambar 2.13 Tampak Samping & Atas Bar Stool Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
Gambar 2.12 Ukuran Bar Stool Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
48
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Sejarah Singkat Greenhost Boutique Hotel
Gambar 2.13 Logo Greenhost Boutique Hotel Sumber : www.google.com
Greenhost Boutique Hotel adalah hotel butik dengan tempat yang dinamis dimana penggabungan perhotelan yang santai dengan pengalaman yang kreatif dalam bidang desain, seni, kerajinan dan kota pertanian. Greenhost Boutique Hotel merupakan hotel butik pertama yang ramah lingkungan di Indonesia dengan menawarkan fasilitas modern dengan sentuhan budaya lokal di lingkungan yang tenang dan ramah. Mengamplikasikan konsep eco-friendly dengan berbagai cara, sehingga memiliki gayanya tersendiri yang menjadi daya tarik hotel ini. Greenhost Boutique Hotel didirikan di Yogyakarta pada tahun 2014 oleh Paulus Mintarga, Ananda Soewono, serta Santo. Sejak awal Greenhost Boutique Hotel telah berkomitmen untuk keberlangsungan dan berkewajiban terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Melalui pertimbangan cermat pada dampaknya, bahwa sistem pengoprasian, material dan kebijakan terhadap lingkungan, hotel ini terus mengembangkan inisiatif dan prosedur baru untuk meminimalkan dampak ekologi kita. Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan membuat orang memilih lebih bijak metode produksi dan mengurangi konsumsi energi yang berlebihan. Hingga masalah kesehatan menyebabkan orang-orang perlu mengatur pola hidup dan makan makanan yang sehat. Semua prinsip-prinsip ini diterapkan
49
pada setiap elemen di dalam Greenhost Boutique Hotel termasuk pada ruangan dan produk yang digunakan, desain bangunan, makanan dan layanan. Terletak di lokasi yang strategis menjadikan Greenhost Boutique Hotel pilihan para turis untuk menginap atau sekedar berkunjung menikmati hidangan yang disediakan Art Kitchen. Kegiatan-kegiatan yang bersifat umum seperti seminar, workshop, live music dan acara-acara lainnya. Pada bagian luar bangunan, Greenhost Boutique Hotel juga menjadi salah satu bangunan yang menarik perhatian oleh orang – orang yang melintas karena di bagian luar gedung yang begitu unik dengan bangunan bangunan disekitarnya dan memiliki banyak tanaman di sekeliling bangunan. Tidak kalah dengan bagian luar, di bagian dalam Greenhost Boutique Hotel juga di desain dengan konsep eco-friendly, ini ditunjukkan dengan penggunaan aksen-aksen pada interior yang natural ditimbulkan dari materialmaterial yang digunakan dengan perpaduan tanaman dan sayuran segar di setiap area hotel serta di beberapa area hotel terdapat karya seni para seniman Indonesia menjadikan Greenhost Boutique Hotel sangat menarik. Hotel butik ini terdapat program untuk menghemat energi, penggunaan kembali air untuk aplikasi menengah dan kembali siklus bahan limbah yang dihasilkan oleh Greenhost Boutique Hotel. Sehingga terdapat area di dekat lobi untuk memproses air terdebut dan menjadi bagian yang indah di lantai dasar. Greenhost Boutique Hotel memiliki desain kamar yang menarik. Terdapat 7 jenis desain kamar yang berbeda yang dirancangan khusus oleh desainer asal Indonesia. Desainer yang terlibat pada perancangan kamar Greenhost Boutique Hotel adalah Erick Dangian (tipe Erick Room dan Futura) Paulus Mintarga dengan Tim Tiga Rempah Rumah Karya (tipe Rempah 1 dan Rempah 2) kemudian Studio Kita (tipe Studio Kita 1, Studio 2 dan Studio Kita 3) Greenhost Boutique Hotel juga berpendapat bahwa pada tahun 2020 orang-orang yang dianggap memiliki kehidupan yang baik adalah orang-orang yang menghargai budaya, melestarikan lingkungan, gaya hidup sehat, dan memiliki cita rasa tinggi atau menghargai desain yang baik dan seni rupa.
50
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Greenhost Boutique Hotel mengundang semua orang dengan teman-teman, keluarga atau orang-orang terdekat untuk datang dan berkolaborasi bersama-sama. Setiap kali tamu berada di Yogyakarta selalu ada ruang dan teman-teman sedang menunggu di Greenhost Boutique Hotel. 2.2.2 Data Greenhost Boutique Hotel Greenhost Boutique Hotel Alamat
: Jalan Prawirotaman II No. 629 Brontokusuman,
Prawirotaman, DI Yogyakarta 55153
Gambar 2.14 Denah Lokasi Sumber : Googlemaps
Telepon
: +62274 389 777
Jumlah kamar
: 96 kamar
Tipe kamar
: Tipe Erick Room
51
Tipe Futura Tipe Rempah 1 Tipe Rempah 2 Tipe Studio Kita 1 Tipe Studio Kita 2 Tipe Studio Kita 3 Jumlah lantai
: 5 lantai
Total Karyawan
: 70 orang
Sistem keamanan : Security card Fasilitas
: free Wi-fi Roof top Art Kitchen restaurant Attic Bar & Lounge Farm Area Swimming pool 3 meeting rooms Tea Spa Mezzanine Tea Shop Genetika Store
2.2.3 Data Kamar Greenhost Boutique Hotel Katergori Kamar :
52
TIPE KAMAR
FOTO RUANGAN
KONSEP Erick Dangian
Tipe Erick Room Superior Rp. 500.000
mengundang para tamu untuk melihat hasil dari ketidak pedulian manusia untuk menjaga keseimbangan alam. Apa yang berada diluar akan terlihat berbeda dengan di dalam. Saat masuh tidak ada udara segar, cahaya minim, material bekas karena sumber daya yang terbatas. Berbanding terbalik dengan kondisi di luar kamar dengan udara segar dan cahaya matahari yang masuk ke hotel. Desain oleh Fauzi Erisa Dangian.
Tipe Futura Superior Rp. 500.000
Konsep futuristik dengan menampilkan kombinasikan metal dengan bahan kayu. Masih berkisar tema sebagai akibat dari ketidak pedulian
53
terhadap lingkungan sehingga material menjadi sangat terbatas. Ruang interior dengan suasana futuristik atau lebih memilih untuk panggilan juga "Apocalypse". Desain oleh Fauzi Erisa Dangian.
Tipe Rempah 1 Superior Rp. 500.000
Mengacu pada aspek green design yang Fleksibelitas, efektif dan optimal dengan semangat kreativitas. Tidak mengejar efek “wow” semata, namun lebih mengutamakan fleksibelitas perawatan kamar. Menggunakan material yang ditolak dan kayu sisa. "Minimalis tidak berarti sederhana atau murah" kata Paulus Mintarga. Sederhana terkesan dan mudah dalam proses tapi
54
furnitur kualitas bahan membuat tampilan akhir dari ruangan ini sangat maksimal.
Tipe Rempah 2 Superior Rp. 500.000
Masih dengan ide dasar yang sama tetap mengacu pada aspek green design yang Fleksibelitas, efektif dan optimal dengan semangat kreativitas. Jadi dengan mempertimbangkan dimensi material yang digunakan juga mengikuti yang ada material. Itu pun dianggap sebagai faktor untuk meminimalkan limbah potongan kayu. Bahan yang digunakan adalah sisa kayu pinus dengan kombinasi bahan bambu. desain oleh Paulus Mintarga dan "Tim Tiga Rempah Rumah Karya"
55
Dengan memanfaatkan bahan
Tipe Studio Kita 1
limbah serta efisiensi
Superior
produksi dan ketahanan bahan itu
Rp. 500.000
sendiri. Kata kunci utama adalah "happiness". Dimana respon proyek ini adalah semua orang
Tipe Studio Kita 2
yang terlibat adalah Superior
merasa bahagia, karena merupakan
Rp. 500.000
konsep baru (dari pemilik kepada pekerja di lapangan). Desainer interior merespon konsep, ruang, benda-benda
Tipe Studio Kita 3
dan peristiwa ke Superior
dalam desain yang
Rp. 500.000
dipengaruhi dengan rasa yang " happiness " untuk menghasilkan karya seni yang juga menyenangkan dan menggunakan bahan limbah secara efisien dan jujur. Desain oleh STUDIO KITA
Tabel 2.1 Kategori Kamar Sumber Foto : greenhosthotel.com
56
2.2.4 Data Perbandingan Greenhost Boutique Hotel, Kosenda Hotel, dan Artotel Jakarta
Keterangan Greenhost Hotel
Kosenda Hotel
Artotel Jakarta
Bintang
****
****
***
Alamat
Jalan Prawirotaman II
Jalan KH Wahid
Jalan Sunda No 3,
No. 629
Hasyim No.127,
Thamrin, DKI
Brontokusuman,
Tanahabang,
Jakarta 10350
Prawirotaman, DI
Thamrin, DKI Jakarta
Yogyakarta 55153
10240
1. 24-hour Front
1. 24-hour Front
Fasilitas Hotel
1. 24-hour Front
Desk
Desk
2. Concierge
2. Concierge
2. Art Gallery
3. 24-hour room
3. Library
3. Ruang Meeting
4. Save deposit
4. Art Shop
service 4. Roof top 5. Art Kitchen 24hour restaurant 6. Bar & Lounge 7. Farm Area 8. Swimming pool 9. 3 meeting rooms 10. Laundry & dry cleaning 11. Save deposit box
boxes 5. Smoking area
Desk
5. ROCA24 hours Restaurant
6. Airport transfer
6. Free Wifi
7. Elevator
7. Tv cable
8. Newspaper
8. Laundry
9. Shop 10. Free Wifi 11. Cafe 127 Coffee shop 12. Laundry service
service 9. Elevator 10. Newspaper 11. Smoking area 12. Room Service
57
12. Tea Spa
13. Waha Kitchen
13. Mezzanine Tea Shop
restaurant 14. Shuttle service
14. Free Wi-fi
15. Fitness center
15. 32inc LED TV
16. Garden
16. Cable TV
17. Car park
17. Air Condition
18. Valet parking
24hr 13. Pijat 14. Penitipan bayi 15. Business center 16. Antar jemput bandara 17. Car park 18. Valet parking
18. Antar jemput bandara 19. Elevator 20. Smoking area 21. Car park 22. Valet parking
Tabel 2.2 Hasil Perbandingan Hotel Sumber: Data Pribadi
2.2.5 Data Aktual Lapangan Greenhost Hotel, Kosenda Hotel, dan Artotel
Greenhost Hotel
Kosenda Hotel
Artotel Jakarta
Analisa Arsitektur Arsitektur hotel Greenhost berwarna abu-abu, dikelilingi
58
dengan tanaman di sekeliling gedung.
Arsitektur hotel Kosenda berwarna abu – abu tua, dengan gaya modern kontemporer yang dipadukan dengan bentuk diagonal.
Arsitektur hotel Artotel berwarna abu – abu, bergaya modern dengan sentuhan art berupa mural.
Lobi Lobi hotel Greenhost tamu akan disambut dengan patung karya Aria Panjalu dan tepat dibelakangnya terdapat 1 set coffee table dengan kursi yang terbuat dari kayu dan rotan kemudian terdapat
59
1 meja registrasi yang memanjang serta save deposit box di sampingnya.
Lobi hotel Kosenda memiliki 1 meja registrasi yang memanjang, menggunakan gaya modern kontemporer dengan konsep perpaduan elemen grafis dan juga era yang digabungkan menjadi satu.
Lobi hotel Artotel memiliki 1 meja registrasi panjang, area lobi terbagi menjadi dua area tengah dan banquet yang bersebelahan langsung dengan restoran, keseluruhan dari lobi hotel artotel bergaya modern kontemporer.
60
Restoran Restoran pada hotel Greenhost berada di lantai dasar di samping kolam renang. dengan konsep open kitchen sehingga tamu dapat melihat proses memasak di dapur. Di area restoran menyatu dengan artspace dimana karya-karya seniman Indoensia dapat dinikmati tamu sambil menikmati makan. Konsep restoran memadukan ecofriendly dengan seni.
Restoran pada hotel Kosenda berada pada satu lantai dengan area lobi hotel Kosenda dan terletak bersebelahan langsung dengan area lobi yang di
61
batasi dengan rak buku, bergaya modern kontemporer dengan konsep memadukan gaya modern dan classic yang dipadukan menjadi satu. Restotan pada hotel Artotel berada pada satu lantai dengan area lobi hotel Artotel dan terletak bersebelahan langsung dengan pembatas berupa pot tanaman yang memanjang, bergaya moden kontemporer dengan konsep art gallery yang memadukan dengan seni mural. Tabel 2.3 Hasil Observasi Hotel Sumber foto : Dolumentasi pribadi, www.kosendahotel.com, dan www.artotelindonesia.com
Observasi ini mengambil 3 macam hotel butik yang berada di kota Yogyakarta dan kota Jakarta. Ketiga hotel butik ini memiliki fungsi dan kebutuhan yang hampir serupa, dimana keberadaan restoran pada butik hotel
62
bagaikan jantung pada hotel itu sendiri. Kesimpulan yang didapat dari hasil data survei yaitu, pada Greenhost Boutique Hotel desain di area restoran Art Kitchen belum di olah dengan maksimal sehingga Art Kitchen kurang memiliki daya tarik sehingga kurang mengimbangi daya tarik hotel yang jauh lebih menarik. Furnitur di restoran belum sepenuhnya membantu aktifitas pengunjung. Sedangkan pada hotel Kosenda restoran nampak sudah mencapai target dari konsep yang dituju Waha Kitchen sendiri. Konsep dari Waha Kitchen mengusung gaya vintage dengan perpaduan budaya betawi. Terdapat muralmural di setiap dinding dan furnitur dan aksesoris di area restoran bergaya vintage membuat pengunjung merasa nyaman seperti di rumah. Hidangan di restoran ini merupakan makanan asia yang modern. Area Waha Kitchen dibagi 4 yaitu area lounge, area dining, smoking area dan area 127 cafe. Seluruh area Waha Kitchen merupakan non smoking area terkecuali smoking area yang berada di luar gedung hotel. Pada area lounge pengunjung akan dimanjakan dengan buku-buku desain. Restoran di Artotel bernama Roca restaurant and bar yang berada di samping area lobi Artotel. Area restoran dibagi menjadi 2 area yaitu smoking area dan non smoking area. Pada keseluruhan interior Roca, restoran memiliki aksen artistik yang di timbulkan dari grafiti yang sangat eyecatching. Pengaplikasian warna pada interior restoran ini membuat suasana menjadi playfull. Sedangkan furnitur pada area restoran bergaya modern kontenporer. 2.3 Data Aktual Lapangan 2.3.1 Data Lokasi dan Lingkungan Sekitar Greenhost Boutique Hotel yang terletak di lokasi yang strategis juga dekat dengan beberapa pusat perbelanjaan dan tempat wisata di Yogyakarta. Berikut ini adalah data – data lingkungan sekitar Greenhost Boutique Hotel dan juga tempat – tempat pusat keramaian yang dapat di jangkau dari Greenhost Boutique Hotel dengan mudah, sebagai berikut: Atraksi Turis
63
1.
Museum Kereta Kraton (1,7 km )
2.
Kids Fun Park (1,8 km)
3.
Museum Sonobudoyo (2 km)
4.
Taman Pintar Science Park (2,2 km)
5.
Desa Turis Sosrowijayan (3,2 km)
6.
Kursus Membantik (4,4 km)
Kawasan Populer 1.
Alun-Alun Selatan (1,1 km)
2.
Borobudur Temple (2,5 km)
3.
Rumah Guides (2,5 km)
4.
Kotagede (3,1 km)
Pusat Konferensi Jogja Expo Center (4,4 km) Landmark 1.
Keraton Yogyakarta (1,8 km)
2.
Fort Vredeburg (2,2 km)
3.
Istana Kepresidenan (2,3 km)
4.
Candi Plaosan (2,4 km)
5.
Sambisari Temple (2,5 km)
Stasiun Kereta Tugu Train Station ( 3,5 km) Pusat Pembelanjaan 1.
Desa Batik Prawirotaman (0,1 km)
2.
Desa Keramik Kasongan (0,2 km)
3.
Pusat Seni Gabusan (0,2 km)
4.
Pasar Ngasem (1,5 km)
5.
Pasar Burung (1,7 km)
6.
Beringharjo Market (2,5 km)
7.
Malioboro (2,5 km)
64
8.
Pasar Klitikan (3,2 km)
9.
Cokelat Monggo (3,5 km)
10. Mal Galeria (3,6 km) Artspace 1.
Cemeti Art House
2.
Kedai Kebun
3.
Langgeng Art Foundation
4.
Ark Galerie
1.
Cafe janur (0,1 km)
2.
Laba-laba Cafe (0.1 km)
3.
Ministry of Coffee (0,2 km)
4.
Riki French Grill Restaurant (0,5 km)
5.
Restoran Kesuma (0,8 km)
6.
De Javu Cafe (0,9 km)
7.
Milas (0,9 km)
8.
Ayam goring Mbok Berek (1,5 km)
9.
Gudeg Yu Djum (1,7 km)
Restoran
10. Bale Raos (1,8 km) 11. Nasi Goreng Beringharjo (2,3 km) 12. Gudeg Pawon ) 2,4 km) 13. Bedhot Resto (3 km) 14. Omah Dhuwur (3,1 km) 15. Atap (3,2 km) 16. Bintang Cafe (3,2 km) 17. New Superman’s (3,2 km) 18. Gudeg Bu Tjitro (3,3 km) 19. Angkringan Lik Man (3,5 km) 20. Lotek Tetg (3,7 km) 21. Bong Kopitown (4,2 km) 22. Gita Anjana Steak House (4,2 km) 23. Restoran Pesta Perak (4,2 km)
65
24. Bima Kroda (4,3 km) 25. Lotek & Gado-Gado Bu Ning (4,5 km) 26. Pecel Baywatch (4,6 km) 27. Rumah Makan Manggar Manding (1 km) 28. Oseng-Oseng Mercon Bu Hadi (2 km) 29. Bakpia Kurnia Sari (2 km) 30. The House of Raminten (4 km)
66
2.3.2 Data Denah dan Area Art Kitchen
Gambar 2.17 Denah Lantai Dasar Greenhost Boutique Hotel Sumber : Data Pribadi
Pada area Art Kitchrn merupakan area yang terbuka sehingga pengunjung yang bukan tamu yang menginap di Greenhost Boutique Hotel dapat masuk ke area Art Kitchen. Pada bagian entrance hotel ini sangat luas tanpa pintu sehingga tamu yang melewati hotel pun dapat melihat kebagian dalam dan ketika masuk terasa disambut karena pintu terbuka lebar untuk semua orang. Sirkulasi udara pun lebih terbuka hingga terasa sejuk walau tanpa AC. AC pun hanya berada di dalam ruangan tertutup seperti kamar. Tamu pun akan merasa nyaman karena dapat mengirup udara segar di hotel ini.
67
Dari bagian lobi Greenhost Boutique Hotel terdapa elevator di samping front desk. Tepat di samping elevator terdapat Genetika Store kemudian Tea Spa dibagian paling belakang di lantai dasar. Tepat di seberang Genetika Store terdapat Art Kitchen. Art Kitchen memiliki area yang terbagi 2 yaitu bar area dan dining area. Pada bar area menyatu dengan dapur karena konsep dari restoran ini sendiri pun merupakan open kitchen. Sedangkan di dining area terdapat kursi makan, meja makan untuk 4 orang, meja makan untuk 8 orang, highchair, dan tempat majalah/koran. Terdapat karya-karya seni di beberapa bagian tertentu di area Art Kitchen. 2.3.3 Data Peogguna Hotel 2.3.3.1 Data Aktifitas Pengunjung Greenhost Boutique Hotel Para pengunjung yang datang ke Greenhost Boutique Hotel memiliki kegiatan yang beragam, namun tamu yang paling banyak datang ke Greenhost Boutique Hotel adalah turis asing dengan tujuan wisata dan pengusaha. Dikarenakan lokasi yang strategis di daerah wisata sehingga memudahkan wisatawan. Dan banyak tamu yang datang disebabkan ketertarikan pada konsep hotel. Greenhost Boutique Hotel paling ramai di saat libur dan ada event. Namun ketika sedang low season pun tamu yang menginap kurang lebih paling rendah mencapai 25%. Berikut urutan kegiatan pengunjung yang datang ke Artotel, sebagai berikut: 1. Menginap 2. Bisnis 3. Meeting 4. Liburan 5. Makan di restoran 6. Panen dan kelas memasak 7. Menghadiri
acara
yang
diselanggarakan
di
Greenhost
Boutique Hotel seperti: seminar, workshop, live music, dan lainlain
68
2.3.3.2 Data Aktifitas Pengunjung Art Kitchen Pengguna furnitur pada restoran Art Kitchen adalah pengunjung yang menginap, para tamu pengunjung yang tidak menginap dan pengunjung yang tidak menginap. Para pengunjung menggunakan area restoran di pagi hari untuk sarapan yang di sediakan dalam bentuk buffet di atas meja bar dan terdapat koki yang menyediakan omelette terpisah dengan area buffet. Tamu yang menggunakan area restoran di pagi hari biasanya sekitar 15 menit sampai dengan 45 menit. Kegiatan sarapan mulai dari pukul 06.00 hingga 10.00. Para pengunjung menggunakan area restoran di siang hari untuk makan siang. Penggunaan restoran pada siang hari biasanya sekitar 45 menit sampai dengan 1 jam. Kegiatan makan siang bisa sampai dengan sekitar jam 4 sore. Namun kegiatan di area restoran lebih ramai pengunjungnya di malam hari. Penggunaan restoran pada malam hari biasanya 1 jam sampai dengan 2 jam. Kegiatan pada malam hari bisa hingga jam 11 malam. Berikut ini adalah data hasil survei kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung saat sedang berada di restoran Art Kitchen, yaitu:
a.
Sarapan
Gambar 2.18 Area Restoran Sumber foto Dokumentasi Pribadi
69
b.
Sarapan dengan sajian buffet
Gambar 2.19 Hidangan Buffet Sumber foto: www.culturekitchenfoodlab.wordpress.com
c.
Memesan makanan
Gambar 2.20 Buku Menu Art Kitchen Sumber foto Dokumentasi Pribadi
70
d.
Makan dan minum
Gambar 2.21 Hidangan makanan Sumber foto: www.culturekitchenfoodlab.wordpress.com
e.
Tempat bekumpul
Gambar 2.22 Pengunjung Art Kitchen Sumber foto Dokumentasi Pribadi
71
f.
Open kitchen
Gambar 2.23 Koki Menyiapkan Makanan Sumber foto www.culturekitchenfoodlab.wordpress.com
g.
Menunggu
Gambar 2.24 Menunggu Hidangan Makanan di Bar Sumber foto Dokumentasi Pribadi
72
h.
Mengisi batre handphone
Gambar 2.25 Mengisi Batre Handphone di Bar Sumber foto Dokumentasi Pribadi i.
Menikmati karya seni
Gambar 2.27 Pameran Karya Sumber foto Dokumentasi Pribadi j.
Mengambil foto di restoran
Gambar 2.28 Berfoto Bersama Sumber foto : www.instagram.com
73
k.
Baca majalah / buku / koran
Gambar 2.29 Rak Buku dan Majalah Pada Pondasi Bangunan Sumber foto : Dokumentasi Pribadi l.
Membuang sampah
Gambar 2.30 Sampah Tidak Pada Tempatnya Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
74
m.
Acara rutin
Gambar 2.31 Life Music Sumber foto : www.instagram.com
n.
Cooking Class
Gambar 2.29 Panen Sayuran Untuk Bahan Cooking Class Sumber : foto : www.google.com
Setelah melakukan survei lapangan dan wawancara secara langsung kepada bebrapa karyawan Art Kitchen serta juga para pengunjung Art Kitchen dapat diambil beberapa kesimpulkan, yaitu :
75
a. Pengunjung Art Kitchen mayoritas merupakan turis asing yang sedang berlibur dan bisnis. b. Art Kitchen sering digunakan untuk acara pribadi, perayaan hari besar, life music, pemotretan, pameran, meeting dan jamuan. c. Penunjung yang datang adalah 40% wisatawan domestic dan 60% wisatawan mancanegara. d. Tipe pengunjung yang datang paling banyak merupakan business travelers, pasangan, keluarga dengan anak kecil dan berkelompok. e. Rata-rata usia pengunjung yang datang adalah 20 tahun keatas. f. Pengunjung lebih ramai pada akhir pekan apalagi saat liburan. g. Pada malam hari lebih banyak pengunjung dibandingkan siang hari. h. Terdapat area open kitchen dengan bar. i. Kurang diperhatikan faslitas untuk anak-anak. 2.3.4 Data Warna Greenhost Boutique Hotel
Gambar 2.30 Area Art Kitchen Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.30 Warna Interior Art Kitchen Sumber : Data Pribadi
76
Berikut ini merupakan data warna pada interior dan furnitur Art Kitchen, Sebagai berikut: 1.
Data Warna Interior
Art Kitchen pada warna interiornya memiliki warna hijau, coklat, putih, abu-abu, dan hitam. Warna – warna ini hadir atas kejujuran setiap elemen-elemen yang ada area ini. Walau warna abu-abu lebih domina namun keberadaan warna lainnya menyeimbangkan suasana ruang di restoran. Dari kombinasi antara seni dan teknik sehingga menghasilkan nuansa industrial. Penempatan karya seni di area restoran menjadi lebih menonjol di area ini sehingga dapat lebih fokus menikmati seni di area ini 2.
Data Warna Furnitur
pada furnitur di Art Kitchen masih senada dengan interio namun di dominasi warna coklat. Tidak ada motif pada furnitur. Warna yang digunakan cenderung warna yang tenang. Dan warna-warni pada sandarannya. 2.3.5 Data Interior
Gambar 2.31 Interior Art Kitchen Sumber foto Dokumentasi Pribadi
77
Interior dari Art Kitchen merupakan gaya kontemporer dan industrial. Penggunaan material dan instalasi karya, penerapan eco-friendly membuat interior pada Art Kitchen menjadi cukup menarik. Penerapan warna natural memberi kesan apa adanya membuat suasana menjadi tidak kaku. Pencahayaan matahari juga banyak yang masuk kedalam area Art kitchen sehingga saat ada matahari di area Art Kitchen tidak ada penggunaan lampu sama sekali. Pengaturan masuknya cahaya matahari yang baik membuat suhu ruang menjadi setabil. Sirkulasi udara pun sangat baik. Meskipun matahari begitu terik namun suhu di dalam ruangan sangat stabil sehingga sangat nyaman berada di area Art Kitchen dalam jangka waktu yang lama meskipun tidak ada pendingin ruangan. 2.3.6 Data Furnitur Furnitur yang terdapat pada Art Kitchen memiliki peran yang cukup penting, selain memberi kenyamanan, furniture pada restoran ini juga memberika aksen dalam menyatukan dengan konsep dari Greenhost Boutique Hotel. Pemilihan warna dan material juga cukup menentukan dalam area Art Kitchen ini. Dari hasil survei secara langsung, penggunaan material kayu dan penggunaan besi yang warna yang natural lebih dominan dalam lobi ini. Berikut beberapa furnitur yang terdapat dalam restoran Art Kitchen yaitu:
No. Furnitur 1
Keterangan
Bar Pada area bar digunakan untuk makan dan minum pengunjung dan dapat melihat kegiatan di dalam dapur. Top table pada meja bar terbuat dari kayu sisa di kombinasikan dengan semen.
78
2
Stool Stool ini digunakan di area bar. Dikarenakan yang
ketinggian
rendah
meja
sehingga
memerlukan stool untuk duduk di area bar Art Kitchen. stool ini terbuat dari kayu dan besi. Dimensi : P x L x T = 40 x 40 x 40 cm 3
Kursi makan Kursi makan digunakan untuk kegiatan duduk selama berada di Art Kitchen. Kursi ini terbuat dari kayu dengan sambungan terbuat dari metal. Kursi ini pun dapat di lipat. Dimensi : P x L x T = 45 x 50 x 42 cm
4
Meja makan untuk 4 orang Meja makan ini untuk kapasitas 4 orang. Terbut dari bahan metal bekas yg di sambung-sambung dan bagian bawahnya ada bagian yang terbuat dari kayu. Fungsi bagian datar di bawah itu untuk sebagai pijakan kaki dan tepat pot tanaman yang besar. Meja ini menggunakan roda yang dapat
79
di locked dan unlocked. Guna roda ini untuk mempermudah pergeseran
meja
saat
ada
tanaman di dalam meja tersebut. Dimensi : P x L x T = 70 x 65 x 75 cm
5
Meja makan untuk 8 orang Meja makan ini untuk kapasitas 8 orang. Meja ini terbuat dari kayu solid bekas tangga dan metal.
Dengan
teknik
inlay
kecil-kecil
menggunakan
terdapat
semen
berbentuk
persi
panjang. Meja ini lebih sulit untuk
dipindah
-
pindahkan
karena ukurannya yang besar dan berat.
Dimensi : P x L x T = 70 x 65 x 75 cm 6
Tempat majalah/koran
Tempat majalah menyatu dengan dinding pada pondasi bangunan. Bentuknya Seperti
rak
sangat namun
sederhana. build-in.
80
Terbuat dari material kayu sisa dan besi siku. Dengan finishing warna hitem.
Dimensi : P x L x T = 40 x 100 x 40 cm
7
High chair High chair merupakan kursi untuk anak dibawah usia 5 tahun. Kursi ini terbuat dari plastik dudukan
dan
metal.
Dibagian
terdapat
sabuk
pengaman agar bayi dapat duduk dengan aman. Kursi ini untuk mempermudah
tamu
yang
membawa bayinya tidak perlu memangku bayi saat sedang makan. Dimensi : P x L x T = 40 x 30 x 75 cm Tabel 2.4 Data Furnitur Art Kitchen Sumber : Data pribadi
81
2.3.7 Data Material
Gambar 2.36 Data material Furnitur Sumber : Data Pribadi
Diagram lingkaran diatas dibuat berdasarkan jumlah material furnitur yang ada pada restoran Art Kitchen. Pada restoran Art Kitchen menggunakan material kayu 70% pada furnitur dan 30 % menggunakan material metal. Dengan adanya data tersebut dapat disimpulkan material yang paling banyak digunakan pada restoran Art Kitchen adalah kayu. 2.3.8 Data Finishing Yang digunakan dalam finishing furnitur dan aksesoris interior yang ada pada restoran Art Kitchen sebagian besar menggunakan pelapis water base dan juga dilapis dengan resin pada beberapa furnitur. Dan menggunakan cat duco untuk finishing meja. 2.3.9 Masalah Pada Lokasi Setelah melakukan survei, terdapat beberapa masalah pada area duduk di restoran Art Kitchen. Beberapa masalah tersebut, yaitu: 1.
Kursi
makan
suka
patah/lepas
pengguna mayoritas adalah turis asing.
sambungannya
karena
82
2.
Top table pada meja makan untuk kapasitas 4 orang kurang
nyaman karena tidak rata dan terlalu sempit. 3.
Meja makan kapasitas untuk 4 kurang nyaman karena roda
suka bergeser-geser meskipun roda sudah di locked. 4.
Penutup tempat sampah tidak praktis sehingga masih ada
sampah yang tidak pada tempatnya. 5.
Penataan majalah dan koran yang kurang menarik.
6.
Meja bar terlalu rendah.
7.
Area terbatas, sehingga pada saat breakfast kurang menarik.
8.
Dikarena posisi restoran tepat berada di samping kolam
renang, pengguna kolam renang merasa kurang nyaman. 2.3.10 Furnitur yang Diterapkan Diharapkan dalam perancangan furnitur dan aksesoris interior untuk rerstoran Art Kitchen dapat menghasilkan furnitur yang dapat memenuhi kebutuhuan kegiatan pengunjung pada area restoran dan juga dapat menyesuaikan dengan konsep sehingga tetap menjaga karakteristik dari Greenhost Boutique Hotel. Selain itu perancangan furnitur dan aksesoris interior untuk restoran Art Kitchen ini diharapkan dapat menghasilkan furnitur dan aksesoris interior yang dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama. Dengan begitu, hasil dari perancangan furnitur dan aksesoris interior pada restoran Art Kitchen di Greenhost Boutique Hotel ini dapat menghasilkan furnitur dan aksesoris interior yang menambah kesan kepada pengunjung yang datang tentang Art Kitchen.