BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori teori Dasar / Umum Teori ini berisikan tentang teori - teori umum yang ada.
2.1.1
Pengertian Data Data merupakan komponen utama dari sistem informasi sebuah perusahaan.
Dapat dikatakan data merupakan sumber daya yang akan menjadi input dari suatu sistem. Menurut
Bambang
H.(2008,h193),
data
adalah
rekaman
mengenai
fenomena/fakta yang ada atau yang terjadi. Data pada pokoknya adalah refleksi fakta yang ada. Menurut Indrajani (2009, p2) menjelaskan beberapa definisi tentang data berikut ini, 1.
Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis, 1
2.
Data adalah ukuran objektif dari atribut dari entitas seperti orang, tempat, benda, kejadian,
3.
Data adalah representasi fakta yang mewakili suatu objek seperti pelanggan, karyawan, mahasiswa, dan lain-lain, yang disimpan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi dan kombinasinya.
11
12
Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan fakta yang merupakan representasi entitas atau objek, dan kemudian disimpan kedalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi bahkan kombinasinya. 2.1.2
Pengertian Database Database atau basis data merupakan kumpulan data yang dihubungkan satu
dengan yang lainnya, dan gambaran dari data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), sebuah sistem database adalah komponen dasar dari sistem informasi organisasi yang lebih besar, daur hidup aplikasi database yang berhubungan erat dengan daur hidup sistem informasi. Tahapan daur hidup aplikasi database adalah sebagai berikut :
2.1.3
Tahapan Pengembangan Sistem Basis Data (life cycle) Sistem basisdata adalah komponen fundamental dari organisasi yang besar
dengan sistem informasi yang luas, sistem pengembangan siklus hidup basis data secara inheren berkaitan dengan siklus hidup sistem informasi. Hal ini dipertegas oleh pernyataan (Connolly & Begg, 2010, p. 313).
\
13
Gamb ar 2.1 Tahapan Dalam Pengembangan sistem basis data (life cycle)
14
2.1.3.1
Database Planning Database Planning adalah suatu aktivitas manajemen yang memungkinkan
tahapan dari database system development lifecycle untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Database Planning harus terintegrasi dengan seluruh strategi sistem informasi dari organisasi. Terdapat 3 hal pokok yang berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu: • Identifikasi rencana dan sasaran (goals) dari enterprise termasuk mengenai sistem informasi yang dibutuhkan. • Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. • Penaksiran kesempatan IT yang mungkin memberikan keuntungan kompetitif. Metodologi yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah di atas antara lain: • Database Planning Mission Statement, yaitu suatu metode yang berfungsi untuk mendefinisikan tujuan utama dari sistem database, mengarahkan database project, menjelaskan fungsi sistem database itu sendiri serta menyediakan alur yang jelas untuk mencapai efektifitas dan efisiensi penciptaan dari suatu aplikasi database yang diinginkan. • Database Planning Mission Objectives, yaitu beberapa informasi tambahan yang mengspesifikasikan pekerjaan yang harus diselesaikan, sumber daya yang harus digunakan dan biaya untuk membayar kesemuanya itu.
15
2.1.3.2
Definisi sistem (System Definition) Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), System Definition adalah
mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi database dan user view. User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dalam aplikasi database yang berhubungan dengan data dan menampilkan transaksi dalam data. 2.1.3.3
Requirements Collection and Analysis Suatu proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian organisasi
yang didukung oleh sistem database, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasikan kebutuhan pengguna akan sistem baru. Informasi ini dikumpulkan untuk setiap user views yang meliputi: - Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan. - Detail bagaimana data itu digunakan dan dihasilkan. - Beberapa kebutuhan tambahan untuk sistem database yang baru. Ada 3 pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sistem database dengan multiple user, yaitu: 1. Centralized Approach, adalah kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi sekumpulan kebutuhan. Sebuah global data model dibuat berdasarkan atas penggabungan kebutuhan. 2. View integration approach, adalah kebutuhan untuk setiap user view yang digunakan untuk membangun model data terpisah untuk mempresentasikan user view tersebut. 3. Gabungan centralized approach dan view integration approach.
16
2.1.3.4
Database Design Database Design adalah suatu proses pembuatan desain yang akan
mendukung mission statement dan mission objectives yang diperlukan sistem database. Beberapa pendekatan dalam database design antara lain: - Bottom-up , diawali dari atribut dasar (sifat-sifat entitas dan hubungannya) dengan analisis dari penggabungan antar atribut yang dikelompokan ke dalam suatu relasi yang mempresentasikan tipe dari entitas dan hubungannya. - Top-down , dimulai dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entitas high level dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top-down secara berturut-turut untuk mengidentifikasikan entitas lower level, relationship dan atribut lainnya. - Inside-out , berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda dengan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke entitas, relationship, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu diidentifikasi. - Mixed strategy , menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan. Data Modeling, ada dua kegunaan data modeling yaitu : 1. Untuk membantu dalam memahami arti (semantik) dari data. 2. Untuk memfasilitasi komunikasi mengenai informasi yang dibutuhkan.
17
Pembuatan model data menjawab pertanyaan mengenai entitas, relationship, dan atribut. Dengan model data kita dapat memahami: a. Setiap user perspektif terhadap data. b. Sifat dari data itu sendiri, independen terhadap representasi fisiknya. c. Kegunaan data melalui user views. Kriteria untuk menghasilkan model data yang optimal: 1. Validasi struktural (Structural Validity), harus konsisten dengan definisi enterprise dan informasi organisasi. 2. Kesederhanaan (Simplicity), mudah dimengerti baik oleh profesional sistem informasi maupun pengguna non-teknik. 3. Ketepatan (Expressibility), kemampuan untuk membedakan antara data yang berlainan, relationship antar data dan batasan-batasannya. 4. Tidak rangkap (Nonredundancy), pengeluaran informasi yang tidak berhubungan, dengan kata lain, representasi setiap bagian informasi hanya satu kali. 5. Digunakan bersama (Shareability), tidak ditentukan untuk aplikasi atau teknologi tertentu dan dapat digunakan oleh banyak pengguna. 6. Perluasan penggunaan (Extensibility), kemampuan untuk menyusun dan mendukung kebutuhan baru dengan akibat sampingan yang minimal terhadap user yang sudah ada. 7. Integritas (Integrity), konsistensi dengan cara yang digunakan enterprise dan pengaruh informasi.
18
8. Representasi
diagram
(Diagrammatic
Representation),
kemampuan
untuk
mempresentasikan model menggunakan notasi diagram yang mudah dimengerti. Tiga fase database design: -
Conceptual Database Design Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan dalam enterprise, independen dari keseluruhan aspek fisik. Model data dibangun dengan menggunakan informasi dalam spesifikasi kebutuhan user. Model data konseptual merupakan sumber informasi untuk fase design logical.
-
Logical Database Design Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan dalam enterprise berdasarkan model data tertentu (misal : relasional), tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya. Model data konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan dipetakan kedalam model data logical.
-
Physical Database Design Suatu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi database pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data. Dapat dikatakan juga, desain fisikal merupakan cara pembuatan menuju sistem DBMS tertentu.
19
2.1.3.5
Pemilihan DBMS (DBMS Selection) Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), DBMS Selection dilakukan untuk
memilih sebuah DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi database. Prosedur yang digunakan dalam memilih sebuah DBMS adalah sebagai berikut : 1. Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan. 2. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS . 3. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut. 4. Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan dari evaluasi produk DBMS tersebut.
2.1.3.6
Application Design Rancangan user interface dan program aplikasi yang akan digunakan dalam
proses database. Desain database dan aplikasi merupakan aktifitas paralel dalam sistem pengembangan siklus hidup. Meliputi dua aspek penting yaitu : 1.
Transaction Design Transaksi adalah suatu aksi atau rangkaian aksi yang dilakukan oleh satu pengguna atau aplikasi program, yang mengakses atau mengubah isi dari database.
Tujuan dari desain aplikasi ini adalah untuk mendefinisikan dokumen tingkat tinggi dan karakteristik transaksi yang dibutuhkan database, meliputi : o Data yang akan digunakan dalam transaksi. o Karakteristik fungsional dari suatu transaksi
20
o Hasil transaksi. o Kepentingan bagi pengguna. o Tingkat kegunaan yang diharapkan. Tipe - tipe transaksi utama, yaitu : a. Retrieval Transaction Digunakan untuk pemanggilan data untuk ditampilkan pada layar atau menghasilkan suatu laporan. b. Update Transaction Digunakan untuk memasukkan catatan baru, menghapus catatan lama, atau memodifikasi catatan yang sudah ada dalam database. c. Mixed Transaction Melibatkan pengambilan dan perubahan data. 2.
User Interface Design Sebelum mengimplementasikan laporan, terdapat beberapa susunan dalam mendesain
user interface : a. Meaningful title, informasi yang disampaikan oleh judul harus jelas dan mengidentifikasikan dengan jelas tujuan dari form / report. b. Comprehensible
instructions,
penggunaan
terminologi
yang
familiar
untuk
menyampaikan intruksi kepada pengguna. Instruksi harus singkat dan ketika informasi tambahan dibutuhkan, maka harus ada help screen. Instruksi harus ditulis dengan baik sesuai dengan standar format yang ada. c. Logical grouping and sequencing of fields, fields yang dihubungkan ditempatkan pada form / report. Urutan fields harus logikal dan konsisten.
21
d. Visually appealing layout of the form or report, tampilan yang akan dipresentasikan harus menarik bagi pengguna. Tampilan harus sesuai dengan hardcopy agar konsisten. e. Familiar fields labels, penggunaan label yang familiar. f. Consistent terminology and abbreviations, terminology dan singkatan yang digunakan harus konsisten. g. Consistent use of colour, penggunaan warna pada kata - kata yang penting dalam form / report. Penggunaan warna juga harus konsisten. h. Visible space and boundaries for data entry fields, pengguna harus mengetahui jumlah total tempat yang disediakan. Ini memungkinkan pengguna untuk mempertimbangkan format yang sesuai untuk data sebelum memasukkan ke dalam field. i. Convenient cursor movement, pengguna harus dengan mudah dapat menjalankan operasi yang diinginkan dengan menggerakkan kursor pada form / report. j. Error Correction for individual character and entire fields, pengguna harus dengan mudah dapat menjalankan operasi yang diinginkan untuk membuat perubahan terhadap nilai field. k. Error messages for unacceptable values, jika pengguna salah memasukkan data, pesan
kesalahan
akan
muncul
pada
layar.
Pesan
yang
muncul
harus
menginformasikan pengguna letak kesalahan. l. Optional fields marked clearly, pembuatan optional harus jelas teridentifikasi untuk pengguna. m. Explanatory messages for fields, ketika pengguna menggerakkan kursor pada field, maka informasi tentang field tersebut harus muncul pada layar.
22
n. Completion signal, menjelaskan bahwa pengguna telah menyelesaikan suatu proses. 2.1.3.7 Prototyping (Optional) Membangun model kerja suatu sistem database. Tujuan utama dari pembuatan protoyyping adalah : 1. Mengjinkan pengguna untuk menggunakan prototype untuk mengidentifikasi features sistem apakah berjalan baik atau tidak. 2. Untuk memberikan perbaikan atau pengembangan features yang baru kepada sistem database. 3. Untuk mengklasifikasi kebutuhan pengguna dan pengembang sistem. 4. Mengevaluasi kelayakan pada sistem tertentu. Terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan pada saat ini, yaitu: 1. Requirements prototyping, dengan menggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan dari sistem database yang diinginkan, dan ketika kebutuhan itu telah terpenuhi, maka prototype akan dibuang. 2. Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama, namun perbedaan pentingnya adalah prototype tidak akan dibuang, tapi dengan pengembangan selanjutnya akan menjadi sistem database yang digunakan.
23
2.1.3.8
Implementation Merupakan realisasi fisik dari desain database dan aplikasi. Implementasi
database didapatkan dengan menggunakan DDL yang dipilih dari DBMS atau GUI, dimana mempunyai fungsi yang sama dengan pernyataan DDL tingkat rendah. DDL digunakan untuk membuat struktur database dan file database kosong. Spesifikasi tampilan yang diinginkan pengguna juga diimplementasikan DDL. Aplikasi program yang istimewa juga diimplementasikan dengan 3GL dan 4GL, termasuk transaksi database dengan menggunakan DML atau mungkin menambah pada bahasa pemrograman. Pengaturan keamanan dan integrasi juga diimplementasikan untuk sistem. 2.1.3.9
Data Conversion and Loading Pemindahan data yang ada ke dalam database baru dan mengkonversikan
aplikasi yang ada agar dapat dijalankan pada database yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem database yang lama digantikan oleh sistem database yang baru. DBMS biasanya memiliki utilitas yang dapat memanggil ulang file yang sudah ada ke dalam database baru, serta memungkinkan juga mengkonversi dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru. 2.1.3.10
Testing Proses menjalankan sistem database dengan maksud untuk menemukan
kesalahan atau kerusakan. Dengan menggunakan data pengujian yang strategis dan realistis, seluruh proses pengujian dapat dilakukan secara metodis.
24
2.1.3.11
Operational Maintenance Proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi, meliputi
aktifitas sebagai berikut : • Pengawasan performa sistem. Jika performa sistem menurun, maka memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang database. • Memperbaiki dan mengubah sistem database ketika dibutuhkan. Kebutuhan baru yang akan dimasukkan ke dalam database melalui tahapan siklus hidup. 2.1.4
The Three Level ANSI-SPARC Architecture Ada tiga tingkat level yang berbeda dimana data item dapat dideskribsikan.
Bentuk tingkat ANSI-SPARC (American National Standards Institute (ANSI) Standards Planning and Requirements Committee (SPARC) terdiri dari tingkat eksternal, tingkat konseptual, dan tingkat internal. (Connolly & Begg, 2010, p. 86) Cara pengguna untuk dapat melihat data disebut tingkat eksternal. Cara untuk dapat menjalankan DBMS dan sistem operasi disebut tingkat internal, dimana data asli yang tersimpan menggunakan struktur data dan pengorganisasian file. Sedangkan tingkat konseptual menyediakan baik mapping dan keinginan independence antara tingkat eksternal dan tingkat internal.
25
Tujuan dari tiga tingkat level arsitektur ini adalah untuk memisahkan pandangan pada database masing – masing pengguna dari cara database mempresentasikan secara fisik. Ada beberapa alasan mengapa pemisahan ini dilakukan : 1. Setiap pengguna harus dapat mengakses data yang sama, tetapi memiliki pandangan yang berbeda disesuaikan dari data. Setiap pengguna harus dapat mengubah cara melihat data, dan perubahan ini tidak berpengaruh pada pengguna lainnya. 2. Pengguna tidak harus berhubungan langsung dengan rincian penyimpanan database fisik, seperti pengindeksan. Dengan kata lain, interaksi pengguna dengan database harus independen dari pertimbangan penyimpanan. 3. DBA harus dapat mengubah struktur penyimpanan database tanpa mempengaruhi pandangan pengguna. 4. Struktur internal database harus tidak terpengaruh dengan perubahan aspek fisik penyimpanan, seperti new storage device. 5. DBA harus dapat mengubah struktur konseptual database tanpa mempengaruhi semua pengguna.
26
External level
User 1
User 2
View 1
View 2
Conceptual level
Conceptual Schema
Internal level
Internal Schema
User n ….
View n
Physical data organization Database
Gambar 2.2 The ANSI-SPARC three-level architecture
2.1.5
Definisi Sistem Menurut Azhar Susanto(2004, p24), dalam buku yang berjudul SistemInformasi
Akuntansi
menjelaskan
bahwa:
“Sistem
sistem/bagian/komponen
apapun
baik
adalah phisik
kumpulan/group ataupun
non
dari
phisik
sub yang
salingberhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapaisatu tujuan tertentu”.Sedangkan
27
Menurut Jogiyanto Hartono(2005, p2), dalam buku yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: “Sistem adalah sekumpulan dari elemen– elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
2.1.5.1 Definisi Informasi Menurut McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti, sedangkan data itu sendiri terdiri dari fakta-fakta dan angkaangka yang biasanya belum memiliki arti bagi pemakai. Menurut O’Brien (2005, p38), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah sehingga dapat berguna bagi pengguna. 2.1.5.2 Definisi Sistem Informasi Menurut O’brien (2002, p7), sistem informasi dapat diorganisasikan dengan gabungan antara manusia, hardware, software, jaringan komputer dan sumber data yang mampu mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi. Menurut Whitten (2004, p12), sistem informasi adalah sebuah pengaturan orangorang, data, proses-proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi sebagai output. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sekumpulan komponen-komponen yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan data menjadi informasi yang berguna untuk mendukung proses dalam organisasi.
28
2.1.6
Pengertian Database Management System (DBMS) Menurut Connolly & Begg (2010,p66) yang menyatakan bahwa DBMS
merupakan sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menetapkan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data. Menurut Rizky (2008, p28) DBMS merupakan perangkat lunak yang bertujuan untuk mengatur dan mengorganisasi sistem database.
2.1.6.1 Komponen DBMS Beberapa komponen DBMS : Perangkat keras (Hardware) DBMS dan aplikasi-aplikasinya memerlukan hardware untuk beroperasi. Hardware tersebut antara lain terdiri beberapa PC (personal computer) yang terhubung ke satu mainframe yang terintegrasi dalam sebuah jaringan. Perangkat lunak (Software) Komponen Software terdiri dari DBMS berupa SQL Server 2008, dan aplikasi yang berjalan dengan operation system (OS) dengan bantuan jaringan. Data Komponen terpenting pada DBMS dan pemakai (end user) adalah data. Data digunakan sebagai jembatan anatara hardware dan software dengan komponen manusia sebagai pengguna.
29
Prosedur Prosedur menunjuk pada instruksi dan aturan yang mempengaruhi pendesainan dan penggunaan dari database. Prosedur digunakan oleh para pengguna sisten yang mengatur database sebagai arahan untuk menggunakan dan menjalankan sistem. Berikut beberapa instruksi prosedur: 1. Bagaimana cara memasuki DBMS 2. Bagaimana menggunakan fasilitas DBMS dan program aplikasi tertentu. 3. Bagaimana memulai dan mengakhiri DBMS 4. Bagaimana membuat salinan dari database 5. Bagaimana mengatasi kesalahan (error) dari hardware dan software 6. Bagaimana mengubah struktur table, mengorganisasi ulang redudansi data dan penyimpanan data pada second storage Manusia Orang-orang yang berhubungan dengan sistem antara lain : 1. Database designer 2 Tipe database designer : a. Logical database designer : Tugasnya berhubungan dengan mengidentifikasi data, relasi antar data dan batasan antar data dan batasan pada data yang disimpan di database.
30
b. Physical database designer : Bertugas memutuskan bagaimana desain logical database direlisasikan. Hal ini termasuk pemilihan struktur penyimpanan yang spesifik dan metode akses data untuk mencapai performa yang baik dan mendesain aturan keamanan yang dibutuhkan oleh data. 2. Application developer Setelah database diimplementasikan , program aplikasi yang menyediakan fungsi yang akan digunakan oleh end user juga harus diimplementasikan. Ini adalah tanggung jawab dari application developer. Application developer bekerja sesuai ketentuaan yang diberikan oleh system analysis. 3. End User adalah penggunaan yang sudah dilatih untuk menggunakan DBMS. Pemakai ini akan mengakses database menggunakan aplikasi khusus yang telah dibuat sesederhana mungkin
dalam
memasukkan
pengoperasiaannya.
Mereka
akan
data menggunakan pilihan menu yang telah
tersedia, mereka sebagai pemakai tidak perlu secara khusus mengerti mengenai DBMS dan database. Pengguna berpengalaman adalah pengguna yang sudah mengerti akan struktur dari database dan fasilitas-fasilitas apa yang ada didalam DBMS. Dalam pengoperasiannya pengguna ini mungkin dapat menggunakan query secara langsung untuk memenuhi kebutuhannya.
31
Berdasarkan pengertian-pengertian DBMS dari para ahli dapat disimpulkan bahwa DBMS atau Database Management Sistem adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sebuah sistem basis data. Dimana berinteraksi dengan program aplikasi pengguna dan database.
2.1.6.2
Definisi dalam data (DBMS) Dalam bukunya, Connolly dan Beg menjelaskan DBMS menyediakan beberapa fitur, seperti berikut : 1. Memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan database, biasanya melalui Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan pengguna untuk menentukan tipe data dan struktur data serta kendalakendala pada data yang akan disimpan kedalam database. 2. Memungkinkan
pengguna
untuk
menambahkan,
memperbarui,
menghapus, dan mengambil data dari database, biasanya melalui Data Manipulation Language (DML). Memiliki repositori sentral untuk semua data dan deskripsi data memungkinkan DML untuk memberikan fasilitas penyelidikan umum pada data ini, hal ini disebut bahasa query. 3. Menyediakan akses terkontrol ke database. Sebagai contoh, database biasanya menyediakan: a.
Sistem keamanan, mencegah pengguna yang tidak sah untuk mengakses database;
b.
Sistem integritas, yang mempertahankan konsistensi data yang tersimpan;
32
c.
Kontrol konkurensi sistem, yang memungkinkan akses bersama dari database;
d.
Kontrol pemulihan sistem, yang mengembalikan database pada keadaan yang konsisten sebelumnya setelah kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak;
e.
user-accesible katalog, yang berisi deskripsi dari data dalam database.
2.1.7
State Transition Diagram State Transition Diagram atau biasa di kenal STD merupakan suatu gambaran atau model yang mengilustrasikan sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem. Menurut Indrajani (2011,p17) state transition diagram adalah, suatu kondisi yang menunjukan keadaan tertentu, di mana suatu sistem dapat ada dan transisi menghasilkan keadaan tertentu yang baru. Biasa digunakan dalam sistem yang real time. Menurut Harel and Moore (2011) State Transition Diagram digunakan untuk membuat pemodelan berorientasi objek. Hal yang mendasarainya adalah untuk mendefinisikan suatu sistem yang memiliki sejumlah states. Suatu sistem menerima kejadian dari interaksi yang ada di luar, dan masing-masing kejadian tersebut menyebabkan perpindahan dari satu state ke state lainnya.
33
Terdapat 2 (dua) jenis State Transition Diagram, yaitu : model Harel dan model Moore. Sebagai gambaran, dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 1. State Transition Diagram model
H
arel
Gambar Error! No text of specified style in document.2.3 Contoh State Transistion (Sumber
Diagram :
Harel
model and
http://www.cs.unc.edu/~stotts/145/CRC/state.html)
Moore,
Harel 2011,
34
2. State Transition Diagram Model Moore
Gambar Error! No text of specified style in document.2.4 Contoh State Transistion (Sumber
Diagram :
Harel
model and
Moore
Moore,
2011,
http://www.cs.unc.edu/~stotts/145/CRC/state.html) Jadi,
State
Transition
Diagram
adalah
diagram
yang
merepresentasikan serangkaian states dan aktivitas yang berkaitan di dalam hubungan suatu sistem dan sangat berguna untuk menganalisis sistem beserta alur prosesnya karena menggunakan pendekatan yang dapat menangani proses sistem secara berorientasi objek.
35
2.1.8
Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram atau disingkat DFD merupakan suatu penggambaran model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu susunan proses yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun terkomputerisasi. Menurut Fairuz El Sahid (2010) dalam artikel elektronik nya yang berjudul “Analisis Sistem Informasi – Diagram Alir Data (DAD)/ Data Flow Diagram(DFD)” menyatakan bahwa Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. Menurut Indrajani (2011, p11) Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai, dan kerja atau proses dilakukan dalam sistem tersebut. Dalam DFD ini terdapat 4 komponen utama yang akan di jelaskan pada tabel 2.2 berikut ini.
36
Tabel Error! No text of specified style in document.2.1 Komponen DFD (Dikutip dari Indrajani,2011)
Keterangan Komponen 1. External Agents. Agen external mendefinisikan orang atau sebuah unit organisasi, sistem lain, atau organisasi yang berada diluar sistem proyek tapi dapat mempengaruhi kerja sistem. 2. Process. Proses adalah penyelenggaraan kerja atau jawaban, datangnya aliran data atau kondisi. 3. Data Stores. Data stores adalah sebuah penyimpanan data. 4. Data Flow. Data flow merepresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau output dari data (atau informasi) pada sebuah proses
DeMarco and Yourdan Symbols
Gane and Sarson Symbols
37
Jenis-jenis DFD dibagi menjadi tiga tingkatan, dimana masingmasing level tersebut menggambarkan detail dari level sebelumnya, berikut penjelasan tiga jenis DFD tersebut : 1.
Level 0 (Diagram Konteks) Level ini merupakan sebuah proses yang berada di level pusat.
2.
Level 1 (Diagram 0) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan menjadi beberapa proses lainnya. Sebaiknya maksimum 7 proses untuk sebuah diagram konteks.
3.
Level 2 (Diagram Rinci) Pada level ini merupakan diagram yang merincikan diagram level 1. Tanda * pada proses menandakan bahwa proses tersebut tidak dapat dirincikan lagi. Penomoran yang dilakukan berdasarkan urutan proses.
2.1.9
Flowchart Diagram Menurut
Indrajani
(2011,p22),
Flowchart
merupakan
penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur suatu program. Biasanya mempermudah penyelesaian masalah yang khususnya perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Menurut Fairuz El Sahid (2010), Flow chart adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.
38
Flowchart di bedakan menjadi 5 jenis flowchart, antara lain system flowchart, document flowchat, schematic flowchart, program flowchart, process flowchart. Masing-masing jenis flowchart akan di jelaskan berikut ini. 1.
System Flowchart System
flowchart
dapat
didefinisikan
sebagai
bagan
yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. 2.
Document Flowchart Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir
(form
flowchart)
atau
paperwork flowchart
merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. 3.
Schematic Flowchart Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain
menggunakan
simbol-simbol
bagan
alir sistem,
juga
menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan
39
simbol-simbol bagan
alir. Penggunaan
gambar-gambar
ini
memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya. 4.
Program Flowchart Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alat- logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar berikut menunjukkan bagan alir logika program. Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flow-chart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.
5.
Process Flowchart Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
40
Berikut
ini
merupakan
notasi
atau
symbol-simbol
dalam
penggambaran flowchart yang di kutip dari artikel elektronik Fairuz El Sahid: Tabel Error! No text of specified style in document.2.2 Notasi/Simbol Penggambaran Flowchart Sumber
:
http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/01/13/analisis-sistem-
informasi-pedoman-membuat-flowchart/#more-1532 Simbol
Keterangan Symbol Off-line Connector ( Simbol untuk keluar/masuk prosedure atau proses dalam lembar/halaman yang lain) Symbol Connector (Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar/halaman yang sama) Symbol Process (Simbol menunjukkan pengolahan dilakukan oleh komputer)
yang yang
Symbol Manual Operation (Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukanoleh komputer) Symbol Decision (Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban/aksi) Symbol Predefined Process (Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage) Symbol Terminal (Simbol untuk permulaan atau akhir dari suatu program)
41
Symbol Off-line Storage (Simbol yang menunjukkan bahwa data di dalam symbol ini akan disimpan) Symbol Manual Input (Simbol untuk pemasukan data secara manual on-line keyboard) Symbol input-output (Symbol yang menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya) Symbol magnetic-tape unit (Symbol yang menyatakan input berasal pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic) Symbol punched card (Simbol yang menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu) Symbol disk and on-line storage (Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk) Symbol display (Simbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya) Symbol dokumen (Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas)
42
2.1.10 Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2005, p387), normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan suatu relasi dengan properti-properti yang sesuai dengan persyaratan data yang diberikan oleh sebuah perusahaan. Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghilangkan kerangkapan data, untuk mengurangi kompleksitas dan mempermudah modifikasi data. Adapun manfaat dari normalisasi adalah sebagai berikut : 1.
Meminimalkan jumlah storage space yang diperlukan untuk menyimpan data.
2.
Meminimalkan resiko data yang tidak konsisten dalam suatu basis data.
3.
Meminimalkan kemungkinan update dan delete anomally.
4.
Memaksimalakan stabilitas dari struktur data.
Proses-proses normalisasi : 1. Bentuk Tidak Normal / Unnormalized Form (UNF)
43
Unnormalized Form adalah sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih repeating groups. 2. Bentuk Normal Pertama / First Normal Form (1NF) First Normal Form adalah sebuah relasi di dalam mana titipk potong setiap baris dan kolom mengandung satu dan hanya satu nilai. Untuk mengubah unnormalized tabel menjadi first normal form (1NF), kita harus mengidentifikasi dan menghilangkan repeating group dari tabel serta kolom yang dapat dihitung. 3. Bentuk Normal Kedua / Second Normal Form (2NF) Second Normal Form (2NF) dibuat berdasarkan konsep full function dependency. Second Normal Form (2NF) adalah sebuah relasi yang berada dalam first normal form dan setiap atribut non-primary-key secara penuh bergantung secara fungsional pada primary key. 4. Bentuk Normal Ketiga / Third Normal Form (3NF) Third Normal Form (3NF) adalah sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan 2NF dimana tidak ada atribut non-primary-key yang bertanggung secara transitif terhadap primary key. Proses normalisasi dari relasi 2NF ke 3NF melibatkan penghapusan ketergantungan transitif. Jika terdapat ketergantungan transitif, kita menghilangkan atribut yang bergantung secara transitif dari relasi dengan menggantikan atribut dalam relasi yang baru bersamaan dengan dulikasi dari determinanya. 5. Bentuk Normal Keempat / Fourth Normal Form (4NF)
44
Fourth Normal Form (4NF) adalah sebuah relasi di mana relasi tersebut berada pada bentuk Boyce-Codd Normal Form (BCNF) dan tidak terdapat dua atau lebih atribut yang memiliki ketergantungan nilai banyak (multi valued dependency). Meskipun Boyce-Codd Normal Form telah membuang beberapa anomaly tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hasil dari Boyce-Codd Normal Form tersebut akan memiliki dua atau lebih atribut yang bernilai banyak (multi valued). 2.2
Teori-Teori Khusus 2.2.1
Pengertian Penjualan Menurut Mulyadi (2001, p202), sistem penjualan adalah Sistem yang melibatkan sumber daya suatu organisasi, prosedur, data serta sarana pendukung untuk mengoperasikan system penjualan sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.
2.2.2
Pengertian Pembelian Menurut Mulyadi (2001, p209) sistem pembelian
digunakan
dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Fungsi pembelian pada sistem pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam penjualan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
45
2.2.3
Pengertian Persediaan Menurut Mulyadi (2001, p18), sistem penelitian dirancang untuk
menangani
transaksi yang bersangkutan dengan mutasi persediaan yang di
simpan di gudang. Penelitian barang pada perusahaan dagang adalah persediaan barang yang dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali. 2.2.4
Pengertian Produksi Menurut Stanton dalam Angipora (2002 : 152) Produk adalah
sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestive pabrik, prestive pengecer dan pelayanan di pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dimiliki, penggunaan ataupun konsumsi yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan (Angipora, 2002 : 4)
2.2.5
Structured Query Language(SQL) Structured Query Language(SQL) merupakan bahasa query standar yang
digunakan untuk mengubah dan merancang hubungan yang digunakan untuk mengubah input menjadi output yang dibutuhkan(Eric L.Brown, 2009, p2) Menurut Connolly dan Begg (2010, p184) SQL adalah suatu bahasa database yang dapat melaksanakan tugas secara minimal dari perintah struktur sintaks yang harus relevan dan portable yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
46
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa SQL merupakan sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengkases data dalam sebuah database dengan menggunakan bahasa standar yang telah ditentukan
2.2.6
Keunggulan SQL SQL mempunyai keunggulan diantaranya yaitu : 1.
Performance memiliki kecepatan yang dapat menangani query secara cepat tanpa harus melewati proses yang rumit
2.
Low Cost menyediakan open source yang berlisensi secara gratis dalam bentuk commercial license
3.
Easy To Use menyediakan sebagian besar database yang menggunakan sintaks SQL. Dengan kemudahan dalam proses set up dibanding produk-produk yang serupa
4.
Portability dapat berisikan secara stability pada berbagai OS seperti Windows, Linux, Mac os, dan lain-lain
5.
Source Code memudahkan pengguna untuk mengontrol Dan memodifikasi source code SQL
2.2.7
Visual Basic.Net Visual basic adalah bahasa arsitektur yang sepenuhnya berorientasi
obyek, berbeda secara konversional dan aplikasi ini terdiri dari beberapa subprogram yang di tulis dalam bahasa campuran seperti VB.NET dan C# atau
47
bahasa apapun yang mendukung NET.FIREWORK (Koh, Sen gupta, Goh, Peh, 2007, p2).