BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum Teori umum digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan pengertian-pengertian secara luas, teori umum yang digunakan dalam perancangan sistem informasi akuntansi penggajian yaitu pengertian sistem, sistem informasi, sistem informasi akuntansi, sistem informasi sumber daya manusia, sistem batch dan sistem real-time. 2.1.1 Sistem Secara umum sistem didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Hall (2009, p.6) Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Menurut Dull, Gelinas dan Wheeler sistem (2012, p.11) sistem adalah seperangkat unsur yang saling bergantung yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian-pengertian tentang sistem dapat disimpulkan bahwa sistem adalah dua atau lebih komponen dan subsistem yang memiliki seperangkat unsur yang saling bergantung atau berhubungan yang bersama-sama berfungsi dengan tujuan yang sama.
2.1.2 Informasi Secara umum Informasi informasi didefinisikan sebagai sekumpulan data/ fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima. Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p.34) informasi adalah data yang telah dikonversi ke dalam konteks yang bermakna dan berguna bagi pengguna akhir tertentu. Menurut Dull, Gelinas dan Wheeler (2012, p.17) Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna dalam kegiatan pengambilan keputusan. Informasi memiliki nilai pengambil keputusan karena mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan pengetahuan tentang daerah tertentu yang menjadi perhatian 9
10 Menurut Hall (2009, p.15) informasi merupakan hal yang menyebabkan pengguna mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan. Informasi sering didefinisikan hanya sebagai data yang diproses, informasi ditentukan berdasarkan pengaruhnya terhadap pengguna. Dari pengertian-pengeritian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data yang sudah terorganisr yang berguna bagi para penggunanya. Penggunanya biasanya menggunaka informasi untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
2.1.3 Sistem Informasi Secara umum sistem informasi didefiniskan sebagai sekumpulan data atau fakta yang diorganisasikan dan diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima Menurut Dull, Gelinas dan Wheeler (2009, p.12) sistem informasi adalah sistem yang umumnya terdiri dari serangkaian komponen terpadu
berbasis
komputer dan komponen petunjuk yang didirikan untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data dan memberikan informasi output ke pengguna. Menurut Hall (2009, p.9) Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diolah menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah serangkaian komponen terpadu berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelolah data menjadi informasi atau output yang akan didistribusikan kepada pengguna.
2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi secara umum didefiniskan sebagai sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Menurut Hall (2009, p.10) sistem informasi akutansi ( accounting information system ) adalah sistem yang tersusun dari tiga subsistem utama yang diantranya adalah transaction processing system ( TPS ), general ledger / financial reporting system ( GL/FRS ), dan management reporting system ( MRS). Menurut Dull, Gelinas dan Wheeler (2012, p.13) sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi yang dimasukkan kedalam sistem informasi akuntansi
11 yang terpisah yang dijadikan subsistem khusus dari Informasi Sistem. AIS (Accounting Information System) dipsahkan dengan sistem informasi yang lainya bertujuan untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dalam peristiwa bisnis. Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian tesebut sistem informasi akuntansi adalah subsistem sistem informasi yang tersusun dari tiga subsitem utama yaitu transaction processing system ( TPS ), general ledger / financial reporting system ( GL/FRS ), dan management reporting system ( MRS ) yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan peristiwa bisnis.
2.1.5 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Pada
proses-proses
seperti
penerimaan
pegawai,
pelatihan
pegawai,
pembayaran atau pemberian kompensasi dan promosi semuannya dilakukan olen bagian SDM (sumber daya manusia) yang melakukan aktivitas dalam mengatur sumber daya manusia, dengan adanya sistem informasi sumber daya manusia yang telah menjadi suatu alat yang dapat mmperendah biaya administrasi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kecepatan dalam merespon dan meningkatkan pengambilan keputusan. Menurut Bohlander dan Shell (2013, p.13) sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem terkomputerisasi yang menyediakan data terkini dan akurat untuk tujuan pengendalian dan pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Dyck dan Neubert (2009, p.359) sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem yang melacak permintaan untuk sumber daya manusia berdasarkann pekerjaan atau keterampilan spesifik dengan membandingkan kebutuhan tersebut dengan database dari pasokan organisasi. Dapat ditarik kesimpulan sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem yang tekomputerisasi dalam meyediakan data tekini dan akurat dimana sistem tersebut akan melacak permintaan untuk sumber daya manusia dengan membandingkan pada database yang ada atau dipasok pada organisasi yang bertujuan untuk pengendalian dan pengambilan keputusan.
12 2.1.6 Sistem Batch dan Sistem Real-time Sistem batch dan sistem real-time digunakan didalam pemrosesan penggajian dimana sistem realtime akan melakukan pemrosesan transaksi yang dilakukan oleh manajemen sumber daya manusia yang memberikan data secara realtime terkait personalia, adapun data yang diberikan yaiut seperti data karyawan tunjangan karyawan, perencanaan tenaga kerja, keterampilan tenaga kerja kegiatan personalia(tarif pembayaran, pemotongan, dan lain-lain) yang berhubungan dengan proses penggajian, sistem batch digunakan dalam pemerosesan pencatatan jurnal penggajian dan pembuatan laporan gaji yang akan diterima pegawai yang dilakukan diakhir periode. Hall menjelaskan tentang sistem batch dan real-time (2009, p.97), meurut Hall Sistem batch yaitu menyususn transaksi kedalam kelompok-kelompok untuk pemrosesan. Dalam pendekatan ini, selalu terdapat jeda waktu antara terjadinya suatu peristiwa ekonomi dan waktu yang didirefleksikan dalam akun perusahaan. Panjangya jeda waktu tersebut tergantung pada frekuensi pemrosesan batch. Pemrosesan gaji adalah contoh dari sistem batch. Hall menjelaskan tentan sistem real-time yaitu memproses transaksi secara individu pada saat peristiwa ekonomi muncul. Karena record tidak dikumpulkan dalam batch, tidak terdapat jeda waktu antara munculnya peristiwa ekonomi dan pencatatannya. Menurut Dull, Gelinas, dan Wheeler (2012, P71) mengotomatisasi sistem informasi akuntansi terdapat tiga jenis sistem proses yaitu; 1. Batch processing adalah agregasi dari beberapa peristiwa bisnis selama beberapa waktu dengan proses selanjutnya data tersebut sebagai kelompok dengan sistem informasi. 2. Sistem OLTE (Online Transaction Entry), penggunaan perangkat entri data memungkinkan data yang dalam peristiwa bisnis yang akan dimasukkan langsung ke dalam sistem informasi pada waktu dan tempat pada saat bisnis terjadi. 3. Sistem OLRT (Online Real-time) mengumpulkan data peristiwa bisnis pada saat terjadinya, update data master dasarnya seketika, dan memberikan hasil yang timbul dari peristiwa bisnis dalam jumlah yang sangat singkat dan secara real.
13 2.2 Teori Khusus Teori khusus merupakan teori yang berkaitan langsung dalam perancangan sistem informasi akuntansi penggajian yang dapat menjelaskan secara rinci dalam mendukung perancangan sistem informasi akuntansi penggajian.
2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Pada proses penggajian dalam menghitung besarnya gaji yang akan diterima pegawai diperlukan manajemen sumber daya dalam mengelolah data yang akan diberikan kepada personalia sebagai data dalam menghitung besarnya gaji dan kompensasi yang akan diterima pegawai, data tersebut seperti tunjangan pegawai, kehadiran pegawai, potongan pegawai, tunjangan pegawai, data pribadi pegawai dan lain-lain yang berhubungan dengan proses penggajian. Manajemen sumber daya manusia secara umum didefinisikan sebagai suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Menurut Dyck dan Neubert (2009, p.357) manajemen sumber daya manusia adalah manajemen yang terlibat untuk mengembangkan, mengatur dan mengelola sistem people dari suatu organisasi. Menurut Dull, Gelinas, dan Wheeler (2012, p.510) manajemen sumber daya manusia yaitu proses mengelola bagaimana orang dipekerjakan, dikembangkan, ditugaskan, termotivasi dan dipertahankan, menganggap bahwa karyawan mencerminkan investasi strategis, dari pada biaya administrasi. Dapat ditarik kesimpulan dari pengertian-pengertian tersebut Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses mengelolah dan mengatur bagaimana melibatkan orang dipekerjakan, dikembangkan, ditugaskan yang mencerminkan investasi strategis bukan sebagai biaya administrasi.
2.2.1.1 Proses Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Dull, Gelinas, dan Wheeler (2012, p.512) proses sumber daya manajemen adalah struktur berinteraksi orang, alat, kegiatan, dan kontrol. Fungsi utama dari proses manajemen SDM adalah untuk menciptakan arus informasi yang mendukung sebagai berikut berikut:
14 a.
Rutinitas kerja berulang-ulang dari departemen SDM
b.
Kebutuhan keputusan mereka yang mengelola
departemen
SDM Proses manajemen SDM mendukung rutinitas kerja departemen HR dan menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen dengan melakukan hal berikut: a. Menangkap, merekam dan menyimpan data mengenai kegiatan SDM. b.
Membangkitkan berbagai bentuk SDM dan dokumen.
c. Pembuatan laporan manajemen. d.
Mempersiapkan laporan pemerintah manajemen.
2.2.1.2 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Pada proses penggajian umumnya pemrosesan gaji sering kali disatukan dalam sistem manajemen sumber daya manusia. Artinya bahwa penghitungan besarnya gaji akan dilakukan pada sistem manajemen sumber daya manusia. Menurut Hall (2009, p.403) sistem manajemen sumber daya manusia yaitu menangkap dan memproses sejumlah besar data yang berkaitan dengan personalia, termasuk tunjangan karyawan, perencanaan tenaga kerja, ketrampilan tenaga kerja kegiatan personalia (tarif pembayaran, pemotongan, dan lain-lain), juga gaji. Sistem MSDM harus menyediakan akses real-time ke file personalia untuk tujuan mencari keterangan secara langsung dan untuk perubahan catatan dalam status karyawan pada saat terjadinya. Bila ditarik kesimpulan Sistem Manajemen Sumber Daya manusia akan menangkap dan memproses data yang berkaitan dengan personalia seperti tunjangan pegawai, perencanaan tenaga kerja, keterampilan tenaga kerja kegiatan personalia, pemotongan dan lain-lain semua akan menghasilkan besarnya penghitungan besarnya gaji yang akan diterima pegawai diamana manajemen sumber daya berperan dalam proses penggajian sebagai pemberi data secara realtime yang berkaitan dengan penggajian. 2.2.1.3 Kompensasi Kompensasi merupakan salah satu yang diolah dan diatur oleh manajemen sumber daya manusia yang secara umum didefinisikan sebagai seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi.
15 Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi / perusahaan tempat pegawai bekerja. Menurut Dyck dan Neubert (2009, p.368) kompensasi adalah pembayaran moneter seperti upah, gaji dan bonus serta barang-barang lain atau komoditas yang digunakan untuk menghargai anggota organisasi secara kolektif. Sedangkan menurut hanggraeni (2012, p.100) kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa yang diberikan oleh organisasi atas pekerjaan yang telah dilakukan. Sedangkan menurut Bohlander dan Snell (2013, p.370) kompensasi terdiri dari tiga komponen, yaitu kompensasi langsung (direct compensation) yang meliputi upah karyawan, gaji, insentif, bonus, dan komisi, kompensasi tidak langsung (indirect compensation) terdiri dari banyak manfaat (benefit) yang diberikan oleh pemberi kompensasi dan kompensasi bukan keuangan (non financials compentations) yaitu kompensasi seperti pemberian program karyawan yang diakui, pekerjaan menguntungkan, dukungan organisasi, lingkungan kerja dan jam kerja yang fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan pribadi. Bila ditarik kesimpulan kompensasi adalah pembayaran perusahaan atau organisasi berupa upah, gaji, bonus, komisi, dan manfaat (benifit) baik secara langsung, tidak langsung dan kompesnasi yang diberikan tidak dalam bentuk keuangan terhadap pegawai atas pekerjaan yang telah dilakukan.
2.2.1.3.1 Gaji Gaji merupakan salah satu bentuk dari pemberian kompensasi kepada pegawai, secara umum gaji didefinisikan sebagai suatu bentuk pembayaran periodik dari seorang majikan (pemberi kerja) kepada pegawainya yang dinyatakan dalam suatu kontrak kerja. Menurut Dyck dan neubert (2009, p.368) gaji merupakan bentuk dari kompensasi, dimana pendekatan pembayaran kompensasi dibagi menjadi empat dasar pembayarannya yaitu, job-based dimana pegawai menerima pembayaran berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, merit based pay adalah skema kompensasi dimana pegawai mendapatkan peningkatan kompensasi permanen berdasarkan kinerja masa lalu yang ditangkap dalam penilaian kinerjayang digunakan dalam job-based. Skill- bassed pay adalah sistem kompensasi
16 dimana pegawai dibayarkan dengan dasar tingkat upah perjam dalam melakuka pekerjaan kemudiaan akan menerima kenaikan tambahan apabila memiliki keterampilan lainnya yang dianggap berharga untuk organisasi. Pay for performance adalah skema kompensasi diamana setaip anggota akan dibayar dengan hubungaan secara langsung ke individu, kelompok, atau kinerja organisasi hubungan langsung diharapkan untuk meningkatkan produktivitas. Menurut Bohlander dan Snell (2013, p.378) gaji adalah sebagai bentuk kompensasi yang dihitung berdasarkan perminggu atau perbulan yang dibayarkan secara periode. Dapat ditarik kesimpulan dari uraian pengertian-pengertian tersebut gaji adalah salah satu bentuk kompensasi atas pekerjaan yang dilakukan dan dibayarkan dalam periode tertentu dimana pembayaran kompensasi tersebut memiliki berbagai macam pendekatan dalam pembayaran.
2.2.1.3.2 Insentif Salah satu bentuk kompensai yang diberikan perusahaan kepada pegawainnya yaitu berupa pemberian insentif Menurut Bohlander dan Snell (2013, p.410) element penting dalam mengatur strategi kompensasi adalah menggunakan insentif plan atau sering disebut variable pay programs. Variable pay programs merupakan program yang mengurusi masalah bonus, insentif dan penghargaan atas dasar pekerjaan yang baik. Menurut Bohlander dan Snell pada umumnya organisasi memberikan penghargaan terhadap konstribusi yang diberikan atas pekerjaan pegawai lebih dari 80% organisasi global memberikan penghargaan tersebut pada variable pay. Dapat ditarik kesimpulan bahwa insentif merupakan salah satu bagian dari variable program yang bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pegawai atas konstribusi yang diberikan pegawai. Bohlander dan Snell membagi insentif pegawai menjadi beberapa bagian berdasarkan rencana pemberiannya, yaitu; a. Insentive for individual yaitu meliputi insentif lembur pegawai, insentif bonus, insentif penghargaan, insentif penjualan. b.Insentive for group yaitu meliputu insentif tim, insentif Scanlon dan gainsharing insentive. c. Incentive for enterprise yaitu meliputi insentif profit sharing, stok options, insentif employee stock ownership.
17 d.Insentive for professional employee. e. Insentive for excecutife.
2.2.1.3.3 Benefit Salah satu bentuk kompensasi yang diberikan perusahaan kepada pegawai adalah pemberian manfaat atau benefit dimana pemberianya dilakukan secara tidak langsung kepada pegawai misalkan seperti pemberian asuransi, program kesehatan, keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan umum. Menurut Hanggraeni (2012, p.161) benefit adalah salah satu komponen balas jasa yang harus dipenuhi oleh perusahaan kepada para pekerjanya. Menurut penjelasan Bohlander dan Snell (2013, p.448) benefit dapat mewakili lebih dari 40 persen dari biaya gaji keseluruhan yang dibayarkan pemberian kerja, tergantung pada jenis benefit yang ditawarkannya. Beberapa benefit ada yang diperlukan secara hukum, sedangkan yang lain secara sukarela diberikan oleh pemberi kerja. Bila disimpulkan dari uraian pengertian-pengetian tentang benefit, benefit adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan organisasi kepada pegawainya yang merupakan bentuk dari balas dimana benefit memiliki jenisjenis yang ditawarkan kepada pegawai. Bohlander dan Snell membagi benefit menjadi tiga bagian yaitu, benefit yang wajib diberikan berdasarkan hukum, benefit yang secara sukarela disediakan oleh pemberi kerja dan benefit keseimbangan kehidupan pekerja dan lainnya. 1. Benefit yang wajib diberikan berdasarkan hukum a. Asuransi jaminan sosial Asuransi jaminan sosial dirancang untuk melindungi pekerja terhadap hilangnya
pendapatan
akibat
dari
bertambahnya
usia
dan
pengangguran. Asuransi jaminan sosial juga diamandemenkan untuk menjamin pekerja bila mengalami kecacatan dan memberikan tanggungan kematian pekerja kepada apabila pekerja mengalami kematian kepada keluarga pekerja. b. Tunjangan pensiun Untuk memenuhi syarat manfaat pensiun, pegawai harus telah mencapai usia pensiun dan sepenuhnya diasuransikan.
18
c. Tunjangan cacat dibawah jaminan sosial. Jaminan sosial membayar manfaat kepada pegawai yang tidak bisa bekerja dikarenaka pegawai memiliki kondisi medis mengalami kecacatan atau kegangguan kesehatan yang diperkirakan akan berlangsung setidaknya satu tahun atau sampai mengakibatkan kematian. d. Tunjangan keselamatan Tunjangan keselamatan merupakan suatu bentuk asuransi jiwa yang dibayarkan kepada anggota keluarga yang telah meninggal dengan persyaratan memenuhi kelayakan. e. Medicare Medicare merupakan salah satu jaminan sosial berupa administrasi yang mengelola program medicare dimana didanai oleh pajak gaji yang terpisah. f. Asuransi pengangguran Asuransi pengagguran merupakan bagian dari program nasional yang dikelola oleh departemen tenaga kerja dibawah tindakan jaminan sosial dan berkoordinasi dengan Negara. Pemberi kerja sepenuhnya membayar tagihan untuk manfaat ini melalui pajak gaji, yang dapat bervariasi disetiap Negara. g. Asuransi kompensasi pekerja Asuransi kompensasi kerja adalah sistem dimana pemberi kerja mendaftarkan pegawainya ke penyelenggaran asuransi swasta atau yang didanai Negara untuk menjamin keselamatan pegawai yang mengalami kecelakan kerja. h. Asuransi COBRA Asuransi COBRA merupakan asuransi yang diberikan oleh pemberi kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pegawai dan pada tingkat yang sama pemberi kerja akan membayarkan pelayanan kesehatan tersebut kepada istri atau pasangan mereka dan tanggungan. 2. Benefit secara sukarela disediakan oleh pemberi kerja Manfaat yang diberikan kepada pegawai berupa tunjangan-tunjangan yang disediakan oleh pemberi kerja dimana pemberi kerja akan
19 melakukan pemberian tunjangan dengan melakukan kerja sama terhadap perusahaan-perusahaan
untuk
menyediakan
tunjangan
kepada
pegawainya. a. Tunjangan perawatan kesehatan. Tunjangan
perawatan
kesehatan
merupakan
tunjangan
yang
memberikan rencana perawatan kesehatan pemberian tunjangan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan berukuran menengah dan besar perawatan kesehatan berupa medis, perawatan gigi, rumah sakit bedah dan cangkupan pelayanan kesehatan serta cangkupan untuk obat resep dan produk layanan optik, dimana semuanya akan ditanggung oleh pemberi kerja. b. Tunjangan medis Tunjangan medis merupakan tunjangan yang disediakan oleh pemberi kerja dimana pemberi kerja melakukan kerja sama dengan pelayanan kesehatan yaitu health maintenance organizations dan preferred provider organizations. Pelayanan kesehatan tersebut telah menjadi elemen yang terkenal dalam perencanaan perawatan kesehatan karena memberikan beberapa penghematan biaya. Health maintenance organizations adalah organisasi dokter dan professional kesehatan yang menyediakan berbagai layanan kepada pelanggan dan tanggung jawab secara prabayar. Preferred provider organizations adalah jaringan dokter yang mendirikan sebuah organisasi yang menjamin biaya perawatan kesehaatan yang lebih rendah untuk pengusaha dan pegawai. c. Tunjangan perawatan gigi, optic, dan kesehatan mental Tunjangan yang memberikan rencana perawatan gigi dirancang untuk membantu membayar biaya perawatan gigi dan mendorong pegawai untuk menerima perawatan gigi secara teratur. Seperti rencana medis, rencana perawatan gigi dapat dioperasikan oleh perusahaan asuransi, perusahaan jasa gigi, semuanya mengelola bluecross/blue shield plans, HMO dan kelompok penyedia perawatan. d. Upah untuk waktu tidak bekerja Merupakan katagori tunjangan yang termasuk didalamnya adalah paid vacations atau liburan yang dibayarkan, paid holiday atau liburan
20 yang dibayarkan, sick leave atau cuti sakit, sabbatical atau cuti panjang, severance pay atau uang pesangon. e. Tunjangan pengangguran tambahan Tunjangan yang diberikan sebagai rencana yang memungkinkan seorangpegawai yang diberhentikan untuk menarik uang pemberi kerja, selain dari kompensasi pengangguran yang diberikan Negara. Tunangan yang diberikan pemberi kerja yang dibayarkan dari dana yang diciptakan untuk tujuan ini. f. Tunjangan asuransi jiwa Tunjangan asuransi jiwa merupakan tunjangan yang diberikan berupa manfaat kematian kepada penerima manfaat dan juga menyediakan manfaat kematian karena kecelakaan dan manfaat pemotongan program pensiun. g. Asuransi perawatan jangka panjang Asuransi ini digunakan untuk membayar terkait masa usia tua pegawai seperti biaya panti jompo dan biaya medis lainnya yang terkait masa selama usia tua karena tenaga kerja mengalami penuaan. h. Tunjangan program pensiun Tunjangan yang diberikan pegawai dalam memenuhi kebutuhan pada masa tua. Pegawai memilih untuk pensiun tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi keuangan pribadi dan kesehatan, kewajiban keluarga lainnya, sejauh mana pegawai menerima kepuasan dari pekerjaan, dan kemampuan untuk memenuhi perubahan tuntutan pekerjaan. i. Rencana pensiun Program pensiun telah digunakan untuk melengkapi proteksi yang diberikan oleh jaminan sosial. Pensiun merupakan imbalan pegawai selama bertahun-tahun mereka telah melakukan pelayanan kepada perusahaan dengan menyediakan pendapatan pada saat pegawai pensiun. Terdapat dua cara pemberi kerja merencana pensiun, yaitu; 1) According costrubution made by the employer dimana pegawai melakukan konstribusi dalam membuat rencana program pensiun (contributory plan) dan pegawai juga akan
21 menetapkana dan berkonstribusi untuk menentukan dana pensiun (define contribution plan) 2) according to the amount of pensions benefits to be paid dimana pegawai tidak melakukan kostribusi dalam membuat rencana program pensiun, pemberi kerja yang nantinya membuat
rencan
kerja
untuk
pegawai
atau
disebut
noncontributory plan dan define benefit plan dimana pegawai menerima dana pensiun secara khusus yang telah ditetapkan pemberi kerja.
3. Benefit keseimbangan kehidupan kerja dan lainnya. Benefit atau manfaat ini diperuntukan kepada pegawai untuk menghidari mengalami stress dan meningkatkan kemampuan pegawai untuk berkonsentrasi a. Perawatan anak dan orang tua Tunjangan yang ditawarkan kepada pegawai yang memiliki anak-anak yang mengalami penyakit ringan dan perawatan anak untuk sakit ringan serta perawatan yang diberikan kepada orang tua yang menjadi tanggungan pegawai yagn masih aktif bekerja. b. Serikat kredit Serikat kredit digunakan oleh organisasi untuk melayani kebutuhan keuangan pegawai pontensial, untuk mendapatkan keuntungan dan layanan lainnya. c. Tunjangan bantuan pendidikan Tunjangan bantuan pendidikan berupa program pendidikan bantuan atau juga disebut bantuan biaya kulaih, sebagai alat bisnis strategis yang mendukung manajemen bakat sebagai investasi modal sumber daya manusia.
22
2.2.1.3.4 Jaminan Ketenaga Kerja Jaminan ketenaga kerja merupakan salah satu kompensasi yang wajib diberikan kepada tenaga kerja. Berdasarkan UU Nomor 3 tahun 1992 jaminanjaminan yang diberikan kepada tenaga kerja yaitu: Jaminan Kecelakaan Kerja tertera pada Pasal 8 1.Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan Kecelakaan Kerja. 2.Termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakan Kerja ialah: a. Magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak; b.
Mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah perusahaan;
c. Narapidana yang dipekerjakan di perusahaan. Jaminan Kecelakaan Kerja Pasal 9 sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 ayat 1; a. Biaya pengangkutan; b.Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan; c. Biaya rehabilitasi; d.Santunan berupa uang yang meliputi : i. santunan sementar tidak mampu bekerja; ii. santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya; iii. santunan cacad total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental; iv. santunan kematian. Jaminan Kematian Pasal 12 1.
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja,
keluarganya berhak atas Jaminan Kematian. 2.
Jaminan Kematian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
: a.
Biaya pemakaman;
b.
Santunan berupa uang.
Jaminan Hari Tua Pasal 14
23 1.
Jaminan Hari Tua dibayarkan secara sekaligus, atau berkala, atau sebagian dan berkala, kepada tenaga kerja karena : a. Telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, atau b. Cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter.
2. Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia, Jaminan Hari Tua dibayarkan kepada janda atau duda atau anak yatim piatu. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pasal 16 1.
Tenaga kerja, suami atau istri, dan anak berhak memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
2.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan meliputi : a. Rawat jalan tingkat pertama. b.
Rawat jalan tingkat lanjutan.
c. Rawat inap. d.
Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan.
e. Penunjang diagnostic. f. Pelayanan khusus. g.
Pelayanan gawat darurat.
2.2.1.4 Kehadiran Karyawan Waktu Kerja Menurut UU No: 13 Tahun 2003 Pasal 77 yaitu: 1.
Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.
2.
Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi: a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau b.8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Berdasarkan Pasal 93 upah tidak dibayar apabila: 1. Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan. 2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib membayar upah apabila: a.
Pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
b.
Pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua
masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
24 c. Pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan,mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran d.
Kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia;
e. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara; f. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; g.
Pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
h.
Pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;
i. Pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha; dan j.
Pekerja/ buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
2.2.1.5 Overtime Manajemen sumber daya manusia juga mengatur masalah overtime atau lembur pegawai yang berhubungan dengan data kehadiran pegawai yang dikelolah di manajemen sumber daya manusia yang nantinya digunakan sebagai pemberian tunjangan lembur kepada pegawai yang dilakukan oleh personalia Definisi Waktu Kerja lembur sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep. 102/MEN/VI/2004 Pasal 1 (1): Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah. Byars & Rue (2011, p.275). Insenstif berdasarkan waktu adalah memberi karyawan bonus karena telah mencapai batas produksi kurang dari waktu yang ditentukan.
25 Jadi dapat disimpulkan bahwa overtime adalah bonus yang diberikan kepada karyawan atas jasa atau pemberian produktivitasi yanhg waktu batas penetapannya telah diberikan pada kebijakan pemerintah.
2.2.2 Pajak Penghasilan Secara umum pajak penghasilan didefiniskan sebagai pajak yang akan dikenakan terhadap subjek pajak menurut perundang-undangan, pajak penghasilan berhubungan dengan proses penggajian yang ada diperusahaan sehubungan dengan pemberian penghasilan atas jasa atau kinerja yang diberikan pegawai. Menurut Resmi (2014, p.74) pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalan tahun pajak. Menurut Mardiasmo (2011, p.135) pajak oenghasilan diatur dalam Undangundang pajak penghasilan yang mengatur pengenaan pajak penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya tahun pajak. 2.2.2.1 Pengertian PPh Pasal 21 Menurut Resmi (2014, p.179) PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak luar negeri. Sedangkan menurut Mardiasmo (2011, p.168) pengertian PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jataban, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Bila disimpulkan PPh 21 merupakan pajak atas penghasilan yang berasal dari gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran dengan nama yang berhubungan dengan pekerjaann atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakuan wajib pajak pribadi. 2.2.2.2 Wajib Pajak PPh 21
26 Mardiasmo (2011, p.171) Wajib pajak yang dikenakan PPh 21 adalah sebagai berikut: 1. Pegawai 2. Penerima uang pesangon, pensiun atau manfaat pensiun, tunjangan hari tu, atau jaminan hari tu, termasuk ahli warisnya. 3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi: a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, terdiri dari pengacara, akuntan, Arsitek,dokter .konsultan, notaris, penilai dan aktuaris; b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang fil, bintang sinetron,
bintang
iklan,
sutradara,
kru
film,
foto
model,
perawan/pergawati, pemain drama, penari,pemahat, peluks, dan seniman lainnya; c. Olahragawan; d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator; e. Pengarang, peneliti, penerjemah; f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan soasial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan; g. Agen iklan; h. Pengawas dan pengelola proyek; i. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan yang menjadi perantara; j. Petugas penjaja barang dagangan; k. Petugas dinas luar asuransi; l. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya. 4. Peserta
kegiatan
yang
menerima
atau
memperoleh
penghasilan
sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi: a. Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dab perlombaan lainnya; b. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kewrja;
27 c. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu; d. Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang; e. Peserta kegiatan lainnya. 2.2.2.3 Tidak Termasuk Wajib Pajak Mardiasmo (2011, p.172-173) yang tidak termasuk dalam penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21: a.
Pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat atau pejabat lain dari Negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada menreka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warna Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.
b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan warna Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan` atau pekerjaan lain untuk memperole penghasilan dari Indonesia. 2.2.2.4 Objek Penghasilan YangTidak Kena Pajak Yang tidak termasuk dalam penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 menurut Mardiasmo (2011, p.174) adalah: a.
Pembayaran
manfaat
atau
santunan
asuransi
dari
perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa b.
Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk apa pun diberikan oleh Wajib Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus
c.
Iuran pensiun yang diberikan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, uuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari
28 tua atau badan penyelenggara jaminan social tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja d.
Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amal akat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah
e.
Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu
2.2.2.5 Penghasilan Yang Dipotong Pajak Menurut Mardiasmo (2011, p.173-174) penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah: 1. Penghasilan yang diterima atu diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur 2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya 3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan
kerja
dan
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis 4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja epas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan 5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan sejenis dengan nama apa pun. 6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadia atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apa pun. 7. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan oleh: a) Bukan Wajib pajak.
29 b) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau c) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed profit).
2.2.2.6 Tarif Pajak dan Penerapannya Mardiasmo (2011, p.175) tarif pajak yang berlaku beserta penerapannya menurut ketentuan dalam pasal 21 Undang-Undang Penghasilan adalah: Tarif pajak berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak dari: 1. Pegawai tetap. 2. Penerima pensiun berkala yang dibayarkan secara bulanan. 3. Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lapas yang dibayarkan secara bulanan. 4.
Bukan pegawai yang menerima
imbalan yang bersifat
kerkesinambungan.
Table 2.1 Tarif Pajak Pasal 17 UU PPh Sumber (Mardiasmo, 20011, p.150) Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,-
5%
Diatas Rp 50.000.000,-sampai
15%
dengan Rp 250.000.000,Diatas Rp Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,-
25%
30 Diatas Rp 500.000.000,-
30%
2.2.3 Sistem Penggajian Sistem penggajian merupakan bagian dari siklus pengeluaran kas, dimana proses penggajian menghasilkan beban biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan berkenaan jasa yang diberikan pegawai dan potongan-potongan dari proses penggajian pegawai. Menurut Hall (2009, p.66) siklus pengeluaran dari prespektif sistem dimana transaksi ini memiliki dua bagian, bagian tersebut yaitu komponen fisik (akusisi barang) dan komponen keuangan (pengeluaran kas kepemasok). Setiap komponen diproses oleh sebuah subsistem yang berbeda dalam siklus tersebut. Subsistemsubsistem utama dari siklus pengeluaran yaitu sistem pembelian, sistem pengeluaran kas, sistem penggajian dan sistem aktiva tetap. Sistem penggajian menurut Hall (2009, p.66) merupakan sistem yang mengumpulkan data pemakaian tenaga kerja dari setiap karyawan, menghitung gaji, dan mengeluarakan cek pembayaran pembayaran kepada karyawan. Dull, Gelinas, dan Wheeler (2012, p.529) memperjelas tentang yang akan dilakukan oleh sistem penggajian, yaitu; 1. Update karyawan/gaji data master dan mendistribusikan biaya tenaga kerja. 2. Memepersiapkan gaji karyawan dan mengirimkan pembayaran ke bank untk deposit ke rekening karyawan. 3. Memepersiapkan berbagai output, termasuk membayar karyawan yang diposting ke portal HR (Human Resource). 4. Mengirimkan gaji mendaftarkan kerekening departemen hutang dimana voucher pemakaian dana yang disiapkan untuk jumlah gaji, termasuk pembayaran karyawan untuk asuransi pajak dan sebagainya.
2.2.3.1 Proses Penggajian Penggajian memiliki tahapan mulai dari penghitungan besarnya gaji yang akan diterima pegawai, pencatatan jurnal penggajian, dan mengeluarkan kas perusahaan dan pencatatan jurnal pengeluaran kas dari penggajian, tahapantahapan tersebut menjadikan sebagai proses penggajian.
31 Menurut Dull, Gelinas, dan Wheeler (2012, p.512) proses penggajian adalah struktur berinteraksi people, alat, kegiatan, dan pengendalian yang menciptakan arus informasi untuk mendukung rutinitas pekerjaan berulang-ulang dari departemen penggajian. Menurut Hall (2009, p.30) proses penggajian merupakan sistem pembelian kasus khusus secara teori, cek gaji dapat diproses melalui sistem utang usaha dan pengeluaran kas regular. Hall menjelaskan pemrosesan penggajian (2009, p.391), yaitu; 1. Otorisasi penggajian dan perincian transaksi (jam kerja) dimasukan kedalam proses penggajian dari sumber yang berbeda personalia dan produksi. 2. Proses penggajian merekonsiliasi informasi, menghitung gaji, dan mendistribusikan cek kekaryawan. 3. Akuntansi biaya menerima informasi yang berkaitan dengan waktu yang digunakan untuk setiap pekerjaan produksi. 4. Departemen utang usaha menerima informasi rangkuman penggajian dari departemen penggajian dan mengotorisasi departemen pengeluaran kas untuk menyetor satu cek, sejumlah total, dalam akun bank khusus dimana gaji akan diambil. 5. Proses buku besar umum merekonsiliasi informasi rangkuman dari bagian akuntansi biaya, utang, dan pengeluaran kas. Akun pengendalian untuk mencerminkan transaksi. Dapat ditarik kesimpulan berdasarkan uraian pengertian-pengeritan tentang proses penggajian, proses penggajian merupakan sistem pembelian kasus khusus yang terstruktur dengan berinteraksi antara people, alat, dan pengendalian yang menciptakan arus informasi berasal dari cek gaji yang diproses melalui sistem utang usaha dan pengeluaran kas regular.
2.2.3.2 Sistem dan Proses Penggajian Berbasis Komputer Menurut Hall (2009, p.403) otomatisasi (komputerisasi) sistem penggajian yaitu dengan menggunkan pemerosesan batch karena sistem penggajian tidak sering dilakukan hanya mingguan atau bulanan, menurut Hall sistem tersebut sering kali cocok dengan pemerosesan batch dan file berurutan. Hall menjelaskan tentang proses penggajian berbasis komputer dimana departemen pemerosesan
32 data menerima formulir kegiatan personalia, kartu pekerja, kartu waktu yang dikonversikan ke file digital. Program komputer batch akan melakukan pencatatan dengan terperinci, penulisan cek, dan fungsi buku besar umum. Menurut Hall (2009, p.403) sistem penggajian sering kali disatukan dengan sistem manajemen sumber daya manusa(MSDM) menangkap dan memproses sejumlah besar data yang berkaitan dengan personalia, termasuk tunjangan karyawan, perencanaan tenaga kerja, relasi tenaga kerja, keterampilan tenga kerja, kegiatan personalia (tariff pembayaran, pemotongan dan lain-lain) dan gaji. Sistem MSDM harus menyediakan akses secara real-time ke file personalia untuk tujuan mencari keterangan secara langsung perubahan dan status karyawan. Proses dari sistem penggajian berbasis computer dan bagian yang terlibat dijelaskan sebagai berikut; 1.
Personalia Departemen personalia melakukan perubahan dalam file karyawan secara real-time melalui terminal. Perubahan ini termasuk penambahan karyawan baru, penghapusan karyawan yang sudah tidak bekerja, perubahan jumlah keluarga karyawan, perubahan potongan gaji, dan perubahan status pekerjaan (tarif pembayaran).
2.
Akuntansi biaya Departemen akuntansi biaya memasukan data biaya pekerjaan (realtime atau setiap hari) untuk menciptakan file pemanfaatan tenaga kerja (Labor usage file).
3.
Penjagaan waktu Ketika menerima kartu waktu yang sudah disetujui dari supervisor pada setiap akhir minggu, departemen penjagaan waktu membuat file kehadiran (attendance file) saat ini.
4.
Pemrosesan data Pada akhir perode kerja, tugas-tugas berikut ini dilakukan dalam proses: a.
Biaya tenaga kerja didistribusikan keberbagai WIP (Work In Process), overhead, dan akun biaya.
b.
File rangkuman distribusi tenaga kerja on-line diciptakan. Salinan dari file ini dikirim kedepartemen akuntansi biaya dan buku besar umum.
33 c.
Daftar gaji on-line file kehdiran dan file karyawan (employee file). Salinan dari file ini dikirimkan kedepartemen utang dan pengeluaran kas.
d.
File catatan karywan diperbaruhi.
e.
Cek penggajian disiapkan dan ditandatangani. Cek tersebut dikirim ke bendahara untukdiperiksa dan direkonsiliasi dengan daftar gaji. Cek pembaruanini kemudian didistribusikan ke para karyawan.
f.
File bukti pengeluaran dipergarui dan satu cek penggajian disiapkan untuk dana yang akan ditransfer keakun dana gaji. Cek dan
salinan
bukti
pengeluaran
dikirimkan
ke
departemen
pengeluaran kas. Satu salinan bukti tersebut dikirim ke departemen buku
besar
umum,
dan
salinan
yang
terakhir
dikirmkan
kedepartemen hutang. g.
Pada akhir pemrosesan, sistem tersebut menerima file rangkuman distribusi tenaga kerja dan file bukti pengeluaran dan memperbarui file buku besar umum.
2.2.3.3 Proses Accounting Entries Penggajian Menurut Hall (2009, p.397) departement buku besar umum menerima rangkuman distribusi tenaga kerja dari bagian akuntansi biaya dan tanda terima pengeluaran kas dari utang usaha. Tanda terima pengeluaran kas menunjukan total jumlah gaji terutang dan perinciannya kedalam kas, utang pajak, dan pengurangan lainnya. Dengan informasi ini, staf administrasi buku besar umum membuat ayat akuntansi sebagai berikut: Dari Rangkuman Distribusi Tenaga Kerja Debit Barang dalam proses (Tenaga kerja langsung)
XXXX
Overhead Pabrik (Tenaga kkerja tak langsung)
XXXX
Utang Gaji Dari Tanda Terima Pengeluaran Kas
Kredit
XXXX
34 Utang Gaji
XXXX
Kas
XXXX
Pajak Penghasilan Federal
XXXX
Pajak Penghasilan dari Negara Bagian
XXXX
Pajak Penghasilan FICA
XXXX
Permi Asuransi Kelompok
XXXX
Dana Pensiun
XXXX
Biaya Serikat Kerja
XXXX
Dull, Gelinas, dan Wheeler menjelaskan proses Accounting Entries yaitu quarter-to-date dan year-to-date total untuk setiap karyawan dan laporan informasi ini melalui aliran data "Payroll Register". Informasi ini juga digunakan untuk memperbarui master data karyawan / gaji. Banyak organisasi menggunakan voucher pencairan sebagai dokumentasi untuk mengenali kewajiban penggajian mereka dan wewenang penyusunan cek mentransfer gaji dibebankan biaya pemberi kerja dan kewajiban dipotong, termasuk pajak jaminan sosial, negara dan pajak asuransi pengangguran federal, asuransi amd premium iuran program pensiun. Akrual ini dilaporkan ke proses buku besar.
1. Pay Employees a. Mencatat berbagai kewajiban penggajian Debit Payroll Clearing
Credit
XXXX FIT Withholdings payable
XXXX
SIT withholdings payable
XXXX
FICA tax withholdings payable
XXXX
Accured payroll
XXXX
b. Mencatat Pengeluaran kas
35 Accured payroll
XXXX
Cash
XXXX
2. Distribute Payroll To Various Accounts Work In Proses (Direct Labor)
XXXX
Manucafacturing overhead (Indirect Labor)
XXXX
General and administrative expense
XXXX
Selling expense
XXXX Payroll clearing
XXXX
3. Accure Employer Payroll Taxes Manufacturing Overhead (Tax on factory worker)
XXXX
Genaral and administrative expense
XXXX
Selling expense
XXXX
FICA taxes payable
XXXX
SUT taxes Payable
XXXX
FUTA taxes payable
XXXX
4. Record Tax Deposits FIT withholdings payable
XXXX
SIT Withholdings payable
XXXX
FICA tax Withholding payable
XXXX
SUT taxes payable
XXXX
FUTA taxes payable
XXXX
Cash 2.2.3.4 Sistem Buku Besar/Pelaporan Keuangan
XXXX
36 Setelah melakukan proses accounting entries penggajian yang dilakukan oleh bagian akuntansi, jurnal penggajian akan diberikan kepada departemen buku besar untuk diposting kedalam buku besar umum. Menurut Hall (2009, p.72) buku besar adalah buku akun keuangan, yang mencerminkan pengaruh keuangan dari transaksi setelah dibukukan dari bagian jurnal. Jurnal menunjukan efek kronologis dari aktivitas bisnis, sedangkan buku besar menunjukan aktivitas per jenis akun. Menurut Hall (2009, p.14) Sistem buku besar (General ledger system-GLS) dan sistem pelaopran keuangan (financial reporting system) adalah dua subsistem yang erat hubungannya satu sama lain. Akan tetapi, karena interdependensi operasional keduannya, maka keduannya secara umum dipandang sebagai satu sistem terintegrasi-GL/FRS. Banyaknya inputan ke bagian GL dari system tersebut berasal dari bagian siklus transaksi. Ringkasan mengenai aktivitas transaksi siklus transaksi diproses oleh GLS untuk memperbaruhi system pengendalian buku besar. Sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan kondisi sumber daya keuangan
serta
berbagai
perubahan
atas
sumberdaya
tersebut.
FRS
mengkomunikasikan informasi ini terutama untuk pengguna eksternal. Menurut Dull, Gelinas, dan Wheeler (2012, p.584) sistem buku besar dan pelaporan keuangan berinteraksi struktur people , peralatan , kegiatan dan pengendalian yang dirancang untuk mencapai kedua operasi dan fungsi sistem informasi .tidak seperti proses bisnis lainnya , GL / proses BR memiliki fungsi operasional lebih sedikit berfokus terutama pada fungsi informasi. Prosses buku besar terdiri berikut: 1. Mengumpulkan data, mengklasifikasikan data dengan rekening buku besar dan merekam data di akun tersebut. 2. Dari proses pertama memicu pelaporan keuangan, pelaporan bisnis dan subsistem
pelaporan
lainnya
dengan
memberikan
informasi
yang
dibutuhkan untuk preparasi laporan eksternal dan internal. Layanan kebutuhan informasi pelaporan manajerial, GL berinteraksi dengan modul penganggaran seperti yang akan kita lihat pada bagian berikutnya. Proses pelaporan bisnis berkaitan dengan mengikuti; 1. Mempersiapkan tujuan umum, laporan keuangan eksternal
37 2. Memastikan bahwa laporan keuangan eksternal sesuai dengan GAP oleh karena itu, antara lain, laporan harus berisi pengungkapan catatan kaki yang tepat. 3. Bentuk laporan keuangan kunci umum berbasis web dan pelaporan informasi untuk penyebaran melalui internet bisnis terkait. 4. Mendukung generasi kedua sebagai laporan bisnis hoc dan telah ditetapkan laporan bisnis yang mendukung pengambilan keputusan operasional dan strategis. 2.2.4 Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Berisikan teori khusus yang akan mendukung dalam melakukan analisis dan perancangan sistem informasi mulai dari tahap menganalisis akan kebutuhan sistem yang diterapkan, merancang design sistem dan mengimplementasikan sistem yang telah dirancang.
2.2.4.1 Analisis Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p.5) analisis sistem informasi adalah terdiri dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan menentukan apa yang harus sistem baru penuhi Sedangkan menurut Stair dan Reynold (2010, p.497), Analisis Sistem adalah fase pengembangan sistem yang menentukan sistem informasi apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah yang sudah ada dengan mempelajari sistem dan proses kerja untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan peluang untuk perbaikan. Dapat disimpulkan analisis sistem adalah fase pengembangan sistem dimana kegiatan yang memungkinkan seseorang utuk memahami dan menentukan sistem baru apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah yang sudah ada dengan mengidentifikas seperti kekuatan, kelemahan dan peluang untuk perbaikan.
2.2.4.2 Perancangan Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p.5) perancangan system informasi adalah terdiri dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkan seseorang
38 untuk
menggambarkan
kebutuhan.Sedangkan
secara
menurut
rinci Stair
sistem
yang
dan Reynolds
memecahkan (2010,
p.497),
Perancangan Sistem adalah fase pengembangan sistem yang mendefinisikan bagaimana sistem informasi akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan solusi masalah. Dapat
disimpulkan
perancangan
sistem
infromasi
adalah
fase
pengembangan system yang memungkinkan seseorang untuk menggambarkan secara rinci system yang memecahkan kebutuhan dan mendefiniskan bagaimana sistem informasi melakukan apa yang harus dilakukan. 2.2.4.3 Object
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p.59) object adalah “sesuatu yang di dalam sistem komputer yang mampu menanggapi pesan”. Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012, p.251), objek adalah representasi dari orang, tempat, kejadian, dan transaksi. Dapat ditarik kesimpulan dari pengertian objek adalah gabungan dari beberapa data dan operasi – operasi yang merepresentasi dari orang, tempat, kejadian dan transaksi. 2.2.4.4 Object-Oriented Analysis Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.60), Object-Oriented Analysis (OOA) adalah kegiatan mendefinisikan semua jenis benda yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukkan use case apa yang diminta untuk menyelesaikan tugas
Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012, p.251), Object-Oriented Analysis (OOA) adalah kegiatan yang mendeskripsikan sebuah sistem informasi dengan mengidentifikasi sesuatu atau sering disebut object.
2.2.4.5 Object-Oriented Design Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.60), Object-Oriented Design (OOD) adalah kegiatan mendefinisikan semua jenis yang diperlukan untuk mengkomunikasikan obyek dengan orang-orang dan perangkat di sistem dan menunjukkan bagaimana benda berinteraksi dalam menyelesaikan menyempurnakan
definisi
masing-masing
jenis
objek
diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.
tugas, dan
sehingga
dapat
39 Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012, p.520), Object-Oriented Design (OOD) adalah kegiatan menerjemahkan object method ke dalam program code module dan menentukan kejadian atau pesan apa yang memicu perubahan obyek. 2.2.4.6 Unified Modeling Language (UML) Menurut Satzinger Satzinger (2009, p.547) menjelaskan bahwa Unified modeling language merupakan suatu bentuk model dan notasi dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Dengan menggunakan UML, analisis dan end user dapat menggambarkan serta memahami diagram spesifik yang digunakan dalam proyek pengembangan sistem. Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012, p.250), unified modeling language (UML) adalah metode yang banyak digunakan untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan perangkat lunak dalam mendesain sistem.
2.2.4.6.1 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.141), Activity Diagram adalah jenis diagram alur kerja yang mendeskripsikan aktivitas pengguna dan alurnya secara berurut
Gambar 2.1 Activity Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.143)
40 2.2.4.6.2 Event Table Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.162), event Table adalah sebuah katalog dari use case yang terdiri dari daftar kejadian di baris dan proses kunci dari informasi mengenai setiap kejadian di kolom.
Gambar 2. 2 Event Table Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.169) 2.2.4.6.3 Domain Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.187), class adalah sebuah jenis atau klasifikasi dimana semua objek yang serupa bertempat. Class diagram adalah diagram yang merepresentasikan kumpulan class. Simbol kelas adalah persegi yang terdiri dari tiga bagian. Bagian atas berisikan nama kelas, bagian tengah terdapat daftar atribut, dan bagian bawah terdapat daftar method atau fungsi.
Gambar 2.3 Domain Class Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.187) 2.2.4.6.4 Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.242), use case adalah diagram yang menunjukkan peran berbagai pengguna dan bagaimana cara
41 pengguna berinteraksi dengan sistem. Sebuah use case digambarkan dengan sebuah bentuk elips yang berada didalam ruang segi empat yang disebut lifeline. Aktor digambarkan dengan stick figure, dan hubungan antara keduanya digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antara aktor dan use case. Aktor pada use case tidak hanya manusia. Jika sebuah sistem berkomunikasi dengan aplikasi lain, dan memerlukan input atau menghasilkan output, maka aplikasi lain tersebuat dianggap aktor. Pada intinya manusia maupun sistem, apabila berinteraksi langsung dengan sistem, maka dianggap aktor.
Gambar 2. 4 Usecase Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.243) 2.2.4.6.5 Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, dan Burnd (2009, p.171-175), Use Case Description adalah deskripsi yang menjelaskan proses detail unituk masingmasing use case. Setiap detail informasi dalam use case dijelaskan dengan deskripsi.
42 Ada 3 pembagian level dalam detail Use Case Description, untuk pengembangan sistem yang lebih baik, kita harus lebih masuk ke level detil dengan pendeskripsian: 1.
Brief Description Use Case Description hanya menjelaskan proses detail di dalam use case, tingkat detailnya hanya sebatas deskripsi use case. Brief Description biasa digunakan sebatas untuk use case yang sederhana, yang tidak memiliki proses terlalu rumit
Gambar 2.5 Brief Description Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.172) 2.
Intermediate
Description
Intermediate
Description
merupakan
deskripsi yang lebih detail dan merupakan perluasan dari sebuah Brief Description untuk memasukan arus aktifitas-aktifitas internal untuk suatu Use Case. Jika terdapat multiple scenarios, maka tiap arus aktifitasaktifitas dideskripsikan secara masing-masing. Selain itu, dokumentasi mengenai
kondisi-kondisi
pengecualian
yang
juga
didokumentasikan bila perlu.
Gambar 2.6 Intermediate Description Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.172)
dapat
43 3.
Fully Development Description, merupakan metode yang paling
formal untuk mendokumentasikan sebuah use case. Dengan detail lebih banyak memberikan gambaran bagaimana internal flow dari suatu aktifitas terjadi. Kesulitan utama daripada use case description ini adalah software developer kesulitan dalam menemukan requirement user. Tetapi kelebihan use case description ini adalah memberikan pengertian menyeluruh dalam bisnis dan bagaimana cara sistem bisa mendukung proses tersebut.
Gambar 2.7 Fully Development Description Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.174) 2.2.4.6.6 Statechart
44 Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.259), Statechart diagram terdiri dari bentuk oval yang mewakili suatu obyek dan panah mewakili transisinya. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.263), State adalah suatu kondisi dimana suatu obyek melakukan suatu tindakan atau menunggu suatu kejadian. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.260), Transition adalah pergerakan dari sebuah objek dari suatu state ke state lain. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.261), Destinationstate adalah suatu state objeknya bergerak saat transisi, Origin state adalah state asli dari sebuah objek dari mana transisi terjadi. Transition label terdiri dari tiga komponen:
Transition-name
(parameters,...)[guard-condition]
/
action-
expression Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.261), Message event adalah pemicu untuk transisi, yang menyebabkan objek untuk meninggalkan state aslinya. Guard condition adalah suatu tes benar / salah untuk melihat apakah transisi dapat berjalan sesuai state.
Gambar 2.8 Statechart Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.261)
2.2.4.6.7 First Cut Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.413) First Cut Design Class Diagram dikembangkan dengan memperluas model domain class diagram dan memerlukan dua langkah yaitu mengelaborasi atribut-atribut dengan tipe dan
45 nilai informasi inisial dan langkah ke dua adalah menambahkan panah navigasi visibilitas.
Gambar 2.9 First Cut Design Class Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.419)
2.2.4.6.8 System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.252), System Sequence Diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan urutan pesan antara actor eksternal dan selama sistemnya use case. System Sequence Diagram digunakan untuk menentukan input dan output yang berurutan, digunakan juga dengan deskripsi yang rinci atau dengan
46 activity diagram untuk menunjukkan langkah-langkah pengolahan dan interaksi antara actor dengan sistem.
Gambar 2.10 System Sequence Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.253)
2.2.4.6.9Three Layer Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.434), Three Layer Design Sequence Diagram yaitu suatu lapisan yang mengembangkan system yang mudah dipelihara.Desain multilayer dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan fokus utama atau tanggung jawab mereka. Three layer adalah desain yang sangat kuat dan fleksibel untuk sistem.
47
Gambar 2.11 Three Layer Sequence Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.435)
2.2.4.6.10 Update Design Class Diagram Menurut Satzinger Jackson dan Burd (2009, p.457) Design class diagram adalah ringkasan dari gambaran akhir yang telah dikembangkan menggunakan detailed
sequence
diagram
dan
digunakan
secara
langsung
ketika
mengembangkan programming code. Design class diagram memiliki kompartemen baru di bawah yang menentukan sebuah method dari kelas.
48
Gambar 2.12 Update Design Class Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.458)
2.2.4.6.11 Package Diagram Menurut Satzinger Jackson dan Burd (2010, p.459) Package diagram adalah suatu diagram tingkat tinggi yang sederhana yang memungkinkan perancang untuk menghubungkan kelas-kelas dengan grup yang terelasi. Diagram ini mengilustrasikan three-design layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access layer dan memperlihatkan setiap lapisan sebagai paket yang terpisah.
49
Gambar 2.13 Package Diagram Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.459)
2.2.4.6.12 User Interface Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.531) user interface merupakan bagian dari sebuah sistem informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk membuat input dan output.
Gambar 2.14 User Interface Sumber (http://docs.oracle.com/javafx/2/get_started/fxml_tutorial.htm)
50 2.2.4.6.13 Deployment Environment Menurut
Satzinger,
Jacksondan
Burd
(2009,
p.291)
deployment
environment terdiri dari hardware, system software, dan networking dimana sistem akan berinteraksi. 1.
Single-computer architecture Arsitektur yang menggunakan sistem komputer yang mengeksekusi semua software aplikasi yang terkait.
2.
Multitier architecture Arsitektur yang mendistribusikan software aplikasi terkait dengan pemrosesan data di beberapa sistem komputer. Bagiannya terdiri dari: a.
Clustered architecture Sekelompok
komputer dari
jenis
yang
sama yang
berbagi
pemrosesan data dan bertindak sebagai sistem komputer besar. b.
Multicomputer architecture Sekelompok komputer dari jenis yang berbeda yang berbagi pemrosesan data melalui fungsi spesialisasi.
Selain itu menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p.341) dari sisi perangkat lunak terdiri dari; 1.
Centralized architecture
Arsitektur yang menempatkan sumber daya semua komputasi pada satu lokasi pusat. 2. Distributed architecture Arsitektur yang menyebarkan sumber daya komputasi di beberapa lokasi yang terhubung oleh sebuah jaringan komputer.
51
Gambar 2.15 Deployment Environment Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.341)
2.2.4.6.14 Software Architecture Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010, p.342), Software Architecture terbagi menjadi 2 jenis yaitu client dan server. Server yang berarti sebuah proses, modul, objek atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. Sedangkan client adalah sebuah proses, modul, objek atau komputer yang meminta layanan dari satu atau lebih server. Contohnya: Three Tier, karena pada saat data update semua bagian dapat melihat perubahan tersebut karena sistem antara bagian-bagian yang mengakses terkomputerisasi sehingga dapat dilihat oleh bagian-bagian yang mengaksesnya. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010, p.344), Software Architecture memiliki 2 bagian yaitu: 1.
Client/ Server Architecture, merupakan model umum perangkat lunak organisasi dan dapat diimplementasikan dengan berbagai cara. Ada 2 jenis yaitu: a) Server: proses, modul, objek, atau komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. b) Client: Modul, proses, objek, atau komputer yang permintaan jasa dari satu atau lebih server.
52
Gambar 2.16 Client/ Server Architecture Sumber (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p.342)
2.
Three layer architecture/ server architecture, merupakan arsitektur client/server yang membagi aplikasi ke dalam data layer, business logic layer, dan view layer. a) Data Layer: bagian dari tiga lapis arsitektur yang berinteraksi dengan database. b) Business Logic: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi program-program yang mengimplementasikan aturan bisnis aplikasi. c) View Layer: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi user interface.
2.2.4.15 Web Service Architecture Menurut Satzinger,
Jacksondan Burd (2009, p.347), Web Service
Architecture adalah varian modern yang lain arsitektur client / server, layanan web paket arsitektur perangkat lunak ke dalam proses server yang dapat diakses melalui protokol web, termasuk XML, SOPA, layanan web bahasa deskripsi (WSDL), dan deskripsi universal, Discover, dan integrasi (UDDI).
2.2.4.16 Middleware Menurut Satzinger, Jacksondan Burd (2009, p.347), Middleware adalah Client / Server dan three-layer architecture bergantung pada program khusus untuk memungkinkan
komunikasi
antara
berbagai
lapisan.
Software
yang
Mengimplementasikan antarmuka komunikasi .Middleware menghubungkan bagian
53 aplikasi dan memungkinkan permintaan data dan data dapat melewati di antara keduannya. Ada berbagai metode untuk melaksanakan fungsi middleware. Beberapa jenis umum dari middleware termasuk transaksi monitor object request brokers (ORB), dan direktori layanan Web. Setiap jenis middleware telah menetapkan sendiri protokol untuk memfasilitasi komunikasi antara berbagai komponen dari suatu sistem informasi.