BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Karakteristik Mahasiswa
2.1.1
Defenisi Mahasiswa
Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi (Poerwadarminta, 2005: 375). Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan keerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.
2.1.2
Karakteristik Mahasiswa
Kamus umum bahasa Indonesia mendefinisikan karakter sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain (Poerwadarminta, 1976). Sejalan dengan itu, (Hornby, 1985) mengartikan karakter sebagai watak (mental), kekuatan moral (moral strength), kemampuan dan kualitas yang menjadikan pembeda seseorang atau benda dengan yang lainnya (abilities and qualities). Winkel, W.S. (1999:149) menyatakan bahwa karakter ialah keseluruhan hasrat-hasrat manusia yang terarah pada suatu tujuan yang mengandung nilai moralitas, mengacu pada gaya hidup seseorang, tingkah laku yang konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Pada tahap ini seseorang mempunyai sistem nilai yang dapat mengendalikan tingkah lakunya dalam kehidupan hingga dapat membentuk gaya yang luas, berbeda dengan orang lain. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik mahasiswa sangat erat kaitannya dengan sifat dasarnya dan menunjuk pada suatu
Universitas Sumatera Utara
12
aspek dalam kepribadian yaitu keseluruhan sifat-sifat individual seseorang yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran. Ditinjau dari sifat dasar ada lima karakteristik mahasiswa dalam proses pembelajaran yaitu, intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi (Syah, 1996). Namun untuk mencapai sukses, mahasiswa dituntut untuk bertekad dan berusaha agar menjadi mahasiswa yang unggul, penuh semangat dan penuh gairah mengikuti studi. Mengikuti studi secara sungguh-sungguh dengan penuh perhatian untuk membina pengetahuan ilmiah seluas-luasnya.
2.2
Indeks Prestasi
2.2.1 Pengertian Indeks Prestasi Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan nilai proses belajar mengajar setiap semester atau dapat diartikan juga sebagai besaran atau angka yang menyatakan prestasi keberhasilan dalam proses belajar mengajar mahasiswa pada suatu semester. Indeks Prestasi dibedakan menjadi Indeks Prestasi Semester (IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). 1. IP semester adalah indeks prestasi yang perhitungannya berdasarkan mata kuliah yang ditempuh selama satu semester tertentu. 2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi mahasiswa yang perhitungannya berdasarkan seluruh mata kuliah yang telah ditempuh.
Tabel 2.1 Predikat Indeks Prestasi Kumulatif
IPK
Predikat
4,00
Summa Cumlaude
3,51-3,99
Cumlaude
2,76-3,50
Sangat Memuaskan
2,00-2,75
Memuaskan
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.2 Prestasi Akademik
Prestasi pada hakikatnya merupakan hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan. Definisi prestasi belajar dinyatakan sebagai penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak (dalam hal ini adalah mahasiswa) dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro, 2001: 43). Dengan mengetahui prestasi belajar anak, maka dapat diketahui tingkat penguasaan anak selama belajar dengan kata lain kita mampu mengetahui hasil belajar anak. Oleh sebab itu, prestasi belajar dapat diartikan sama dengan hasil belajar (Sutratinah Tirtonegoro, 2001: 44).
2.2.3
Indeks Prestasi Sebagai Indikator Prestasi Akademik
Prestasi belajar mahasiswa perlu diukur atau dinilai untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Proses pengukuran atau penilaian prestasi belajar ini bisa juga disebut dengan evaluasi hasil belajar. Penilaian prestasi belajar, selain menjadi motivasi tersendiri bagi mahasiswa juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada dosen dalam memberikan langkah-langkah instruksional yang konstruktif guna meningkatkan prestasi belajar mahasiswa kedepan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menilai prestasi belajar mahasiswa sebagai berikut (Sardiman A.M. , 2009: 174-175): 1.
Mengumpulkan data hasil belajar melalui: -
Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung.
-
Pada akhir masa study /ujian akhir.
2. Menganalisis data hasil belajar lalu dosen pengajar dapat menentukan : -
Mahasiswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain.
-
Keberhasilan atau tidaknya mahasiswa dalam belajar.
3. Menggunakan data hasil belajar dalam hal ini menyangkut:
Universitas Sumatera Utara
14
- Lahirnya feed back untuk masing-masing mahasiswa dan ini perlu diketahui oleh dosen. - Adanya feed back itu maka dosen akan menganalisis dengan tepat follow- up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.
Prestasi belajar mahasiswa pada umumnya ditunjukkan dengan angka yang disebut dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Meskipun terdapat berbagai acuan lain untuk menjadi tolak ukur prestasi, mahasiswa tidak dapat menghindarkan penilaian sekilas oleh lingkungan sekitarnya saat mengetahui besarnya IPK yang diperoleh. Untuk mengetahui IPK
dapat dilakukan
melaluievaluasi dengan menggunakan teknik tes dan teknik non-tes.
2.3
Ujian Nasional
2.3.1
Pengertian Ujian Nasional
Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Selain itu sebagai sarana untuk memetakan mutu berbagai tingkatan pendidikan satu daerah dengan daerah lain (Syawal Gultom, 2013). Disisi lain, defenisi Ujian Nasional adalah penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi (Hari Setiadi). Secara umum, banyak pihak yang mengartikan Ujian Nasional sebagai upaya pemerintah untuk mengevaluasi tingkat pendidikan secara nasional dengan menetapkan standarisasi nasional pendidikan (H. A. R. Tilaar, 2006). Hasil dari Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh Negara adalah upaya pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan pendidikan nasional. Berdasarkan pendapat tersebut tentang Ujian Nasional maka dapat disimpulkan bahwa Ujian Nasional adalah sistem evaluasi atau penilaian standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dengan menetapkan standarisasi nasional pendidikan yang bertujuan sebagai pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan pendidikan nasional.
Universitas Sumatera Utara
15
Penyelenggara Ujian Nasional adalah Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam rangka membantu tugas Menteri dan bekerjasama dengan Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kepolisian Republik Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri, dan Pemerintah Daerah.
2.3.2 Ujian Nasional Tahun 2013
Untuk pertama kalinya Ujian Nasional diadakan tahun 2005 dalam satu kelas semua siswa mendapatkan soal yang sama (1 paket). Selanjutnya, pada tahun 2008 dalam satu kelas siswa mendapatkan 2 paket dan pada tahun 2010 menjadi 5 paket. Sejak tahun 2013, setiap anak dalam satu kelas mendapat paket yang berbeda. Artinya, dalam satu kelas terdapat 20 paket berbeda,(Ali Mukson, 2013). Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Nasional apabila nilai rata-rata dari semua nilai akhir mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol). Rumusan nilai akhir tersebut diperoleh dari gabungan nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan nilai Ujian Nasional, dengan pembobotan 40% untuk nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan 60% untuk nilai Ujian Nasional. Adapun ketentuan nilai sekolah antara lain pada tingkat SMA atau MA, nilai sekolah diperoleh dari penggabungan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5, dengan pembobotan 60% untuk Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan 40% untuk nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5. Keistimewaan Ujian Nasional tahun 2013 adalah hasil Ujian Nasional dapat dijadikan paspor masuk perguruan tinggi negeri (PTN) setelah digabung dengan nilai rapor semester 1-5 SMA/SMK/MA/MAK. Pola penerimaan mahasiswa tanpa tes seperti ini, hanya menggunakan nilai Ujian Nasional, nilai rapor dan nilai akademik disebut Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dibandingkan dengan kebijakan sebelumnya, keberadaan Ujian Nasional tahun 2013 mendapatkan penghargaan yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
16
Diawali hanya sebatas ujian tertulis biasa bagi peserta didik, kemudian Ujian Nasional menjadi salah satu penentu bagi peserta didik untuk masuk PTN (Perguruan Tinggi Negri). Pada mekanisme Ujian Nasional sebelumnya, para peserta didik harus menjalani Ujian Nasional di tingkat akhir untuk dapat lulus dari SMA/SMK, dan sekolah sederajat lainnya. Kemudian, para peserta didik mendaftar SNMPTN secara komputerisasi, dan menjalani tes ujian saringan masuk lagi. Pasca integrasi, peserta didik akan melalui mekanisme pendaftaran bertahap dan tentu saja terintegratif. PTN tidak perlu menjalankan proses pendaftaran secara berulang-ulang sehingga efisiensi prosedur penerimaan dapat diperoleh, (Mendikbud, 2013).
2.4
Status & Asal Daerah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
2.4.1 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
Secara umum, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 29 Tahun 1990, pendidikan menengah di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, pendididkan menengah keagamaan dan pendidikan menengah kedinasan. Pada Undang β Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat, yang tentu memiliki desain pendidikan yang berbeda. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 pasal 3, yang dimaksud pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah
yang
mengutamakan
perluasan
pengetahuan
dan
peningkatan keterampilan siswa, dalam hal ini yang termasuk pendidikan menengah umum adalah SMA, sedangkan pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan
pada
jenjang
pendidikan
menengah
yang
mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu
Universitas Sumatera Utara
17
dalam hal ini SMK dan MAK, serta pendidikan menengah keagamaan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penguasaan pengetahuan khusus siswa tentang ajaran agama yang bersangkutan, dalam hal ini MA merupakan jenis pendidikan keagamaan yang mengutamakan penguasaan pengetahuan agama Islam yang kemudian ketentuan pelaksanaannya diatur oleh Kementrian Agama. Belajar dapat dilakukan di lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non formal. Pemisahan jenjang pendidikan ada dalam Undang undang tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Undangundang ini merupakan pembaruan dari undang - undang sebelumnya, yakni undang βundang No.2 tahun 1989. Sedikitnya ada tiga komponen dalam pendidikan nasional kita meliputi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Jalur pendidikan merupakan wahana yang dilalui peserta didik, dikenal ada jalur formal (sekolah) dan jalur informal (luar sekolah). Sedangkan jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan berdasarkan perkembangan peserta didik. Jenjang pendidikan formal terbagi atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Terakhir, jenis pendidikan merujuk pada pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus (Purnama,2010). Menurut Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah sekolah yang dapat menjadi masa persiapan yang baik. Hal ini disebabkan program penjurusan biasanya dimulai di bangku Sekolah Menengah Atas (Purnama, 2010). Jika dilihat dari struktur kurikulumnya, kurikulum Sekolah Menengah Atas mencakup dua jenis yaitu struktur kurikulum program studi dan struktur kurikulum program pilihan. Struktur kurikulum program studi terdiri dari Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa. Sedangkan struktur kurikulum program pilihan adalah dimaksudkan untuk memberikan
Universitas Sumatera Utara
18
kebebasan kepada peserta didik dalam memilih sejumlah mata pelajaran yang sesuai potensi, bakat, dan minat peserta didik (Sanjaya,2005). Keunggulan Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya adalah dalam penguasaan konsep, cara berpikir, performance sebagai bekal ke pendidikan berikutnya. Sekolah Menengah Atas (SMA) memang disiapkan untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu bangku perkuliahan (Siswoyo, 2010).
2.4.2 Status SLTA
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (anonim, 2014). Sekolah sendiri dirancang untuk pengajaran bagi siswa dibawah pengawasan guru. Pendidikan seyogyanya difokuskan kepada pemenuhan kebutuhan para siswa. Indonesia memiliki banyak bentuk pendidikan diantaranya sekolah negeri dan sekolah swasta. Setiap sekolah mempunyai wewenang untuk menyampaikan mutu ataupun kualitas kepada siswanya karena mutu sekolah ini lah yang akan membedakan output dari masing-masing sekolah. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran juga tak lepas dari fasilitas yang ditawarkan pada masing-masing sekolah. Pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Dalam pembelajaran akan terjadi proses perkembangan diberbagai aspek antara lain moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Dalam interaksi belajar mengajar terjadi proses pengaruh mempengaruhi yang terjadi bukan hanya antara siswa dan guru saja tetapi juga antara siswa dengan orang tua, masyarakat, dan juga interaksi dengan berbagai media (Ibrahim dan syaudih, 2003). Pembelajaran ini menekankan pada siswa dimana siswa inilah yang menjadi subyek sehingga proses dari perkembangan pembelajaran dapat dirasakan secara langsung oleh siswa yang bersangkutan. Selain proses belajar mengajar yang ada disekolah, masih ada beberapa hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu status dari sekolah yang terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
19
sekolah negeri dan sekolah swasta. Kebanyakan dari masyarakat memilih sekolah yang menyandang predikat sekolah negeri, dimana sekolah negeri kebanyakan mempunyai kualitas yang lebih unggul dibanding dengan sekolah swasta, Selain itu juga sekolah negeri biayanya lebih murah (Solopos, 2013). Kondisi sekolah swasta cukup memprihatinkan, dengan kualitas sekolah yang belum bisa bersaing dengan sekolah negeri terutama dalam hal kualitas dan fasilitas pendidikan yang ditawarkan. Dilihat dari siswa yang masuk ke sekolah swasta adalah siswa yang mempunyai nilai yang rendah, sehingga inilah yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar (Muslimin, 2012). Dengan alasan tersebut bagaimana sekolah-sekolah swasta bisa berkembang dan bersaing dengan sekolah negeri. Berbeda dengan sekolah negeri, setiap tahunnya yang mendaftar selalu bertambah. Setiap tahunnya sekolah-sekolah negeri ini berlomba membangun ruang kelas baru dan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan yang lainnya. Sehingga inilah yang menjadi daya tarik sekolah negeri dengan peminat yang tidak sedikit.
2.4.3 Asal Daerah SLTA
Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia, tepatnya berada di kota Medan, propinsi Sumatera Utara. Seperti layaknya sebuah universitas di Indonesia, USU menerima mahasiswa baru setiap tahunnya. Mahasiswa yang melanjutkan studinya di USU adalah mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia. Pada umumnya mahasiswa USU
berasal dari daerah Propinsi Sumatera Utara. Diantara mahasiswa yang berasal dari dalam provinsi Sumatera Utara adapula yang merupakan lulusan SLTA di kota Medan dan diluar kota Medan seperti Pematang Siantar,Tebing, Binjai,Kabanjahe, dan sekitarnya. Mahasiswa USU yang lainnya berasal dari luar provinsi Sumatera Utara dan lulusan SLTA dari kota asalnya. Keberagamaan mahasiswa USU, khususnya pada departemen Matematika, menarik untuk diteliti mengenai pengaruhnya terhadap pencapaian (kinerja) di jenjang Perguruan Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
20
2.5 Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa 2.5.1 Jenis Jalur Seleksi Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah Sekolah Menengah Atas. Untuk melanjutkan ke jenjang tersebut, pihak universitas menyediakan jalur yaitu melalui tes tertulis, tes kemampuan minat dan bakat dan tes β tes yang lain berdasarkan kebijakan setiap Perguruan Tinggi. Seleksi masuk adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan mahasiswa untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau yang dikenal dengan seleksi jalur undangan merupakan seleksi yang didasarkan pada pertimbangan hasil penjaringan prestasi akademik di antaranya melalui nilai rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi-prestasi pendukung lainnya selama belajar disekolah menengah. Adapun kuota mahasiswa baru yang akan diterima melalui jalur SNMPTN undangan tersebut adalah sekitar 50% dari total keseluruhan (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013). Jalur yang kedua yaitu seleksi tertulis yang bernama seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). SBMPTN sebelumnya bernama SNMPTN tertulis, selanjutnya akan digunakan istilah SBMPTN untuk seleksi masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tes tertulis. Seleksi melalui jalur tersebut didasarkan pada pertimbangan hasil tes tertulis secara langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan hasil tes tertulis secara langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan keputusan untuk menentukan seorang calon mahasiswa baru untuk diterima melalui jalur tersebut yaitu sekitar 305 dari total keseluruhan. Sementara presentase sisanya, dapat dijaring ,melalui seleksi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi negeri masing masing melalui seleksi mandiri (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).
Universitas Sumatera Utara
21
Adapun pemaparan empat alasan utama mengapa perguruan tinggi menyelenggarakan seleksi dalam penerimaan calon mahasiswa baru, yaitu (Amirulloh, 2013): 1. Pendidikan di perguruan tinggi merupakan ajang penyiapan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, karen bahwa cara calon mahasiswa yang akan belajar di perguruan tinggi memiliki kualitas yang baik. 2. Kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi merupakan kesempatan yang langka,terutama di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, sehingga perguruan tinggi mengharapkan peluang yang langka tersebut diberikan
kepada
calon
yang
paling
potensial
dan
paling
berhak
mendapatkannya. 3. Adanya seleksi memungkinkan untuk terjaringnya calon-calon mahasiswa yang bertalenta tinggi. 4. Kesempatan pendidikan tinggi merupakan suatu hal yang sangat mahal, sehingga harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien oleh para calon mahasiswa yang paling besar kemungkinannya untuk berhasil dalam belajar di masa yang akan datang. Berkenaan dengan hal di atas diperlukan sebuah sistem ideal dan berkualitas untuk penerimaan calon mahasiswa baru di perguruan tinggi, sehingga mereka yang memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi merupakan orang-orang potensial yang memang berhak mendapatkannya. Dalam (Depdikbud:1990) hal tersebut sekurang-kurangnya yaitu dengan mempertimbangkan empat aspek, yaitu Efektivitas prediksi, Efektivitas ekonomi, Ekuitas, Intensitas belajar mengajar.
2.5.2 Jalur Seleksi di Universitas Sumatera Utara (USU)
Berkenaan dengan seleksi tes tertulis, pertimbangan tersebut secara langsung membawa pada permasalahan mengenai penyediaan alat seleksi atau perangkat tes untuk masuk perguruan tinggi. Universitas Sumatera Utara setiap tahunnya membuka penerimaan mahasiswa baru dengan berbagai jalur masuk. Jalur
Universitas Sumatera Utara
22
masuk yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara terdiri dari tiga jalur yaitu: 1. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) SNMPTN yang diselenggarakan semenjak 2013 sebagai pengganti SNMPTN Jalur Undangan, merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan portofolio akademik. 2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) SBMPTN secara teknis sama dengan SNMPTN Jalur Ujian Tulis 2012, merupakan pola keterampilan.
seleksi Seleksi
nasional ini
berdasarkan
dapat
diikuti
hasil oleh
tes
tertulis/ujian
semua
lulusan
SMA/MA/SMK/MAK. 3. Seleksi Mandiri USU / UMB PT Seleksi Mandiri USU merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan secara mandiri oleh USU di kampus USU. Seleksi ini didasarkan pada tes tertulis dan ujian keterampilan khusus bagi yang memilih program studi tertentu (misalnya seni). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1. Bagan Jalur Masuk Universitas Sumatera Utara
2.6 Status Tinggal
Universitas Sumatera Utara
23
Domisili adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats yang artinya tempat tinggal. Domisili (tempat tinggal) atau tempat kediaman adalah tempat di mana seseorang dianggap hadir mengenal hal dan melakukan hak - haknya dan memenuhi kewajibannya juga meskipun kenyataannya dia tidak di situ (Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 2006).
2.6.1 Tempat Tinggal Kos Kos-kosan bisa juga disebut rumah penginapan, artinya adalah rumah yang digunakan orang umtuk menginap selama 1 hari atau lebih, dan kadang-kadang untuk periode waktu yang lebih lama misalnya, minggu, bulan atau tahunan (Kamus Wikipedia, 2006). Dahulunya, para penginapnya menggunakan sarana kamar mandi atau cuci, pantry dan ruang makan secara bersama-sama. Namun tahun-tahun belakangan ini, kamar kos-kosan berubah menjadi ruangan yang mempunyai ruang cuci dan fasilitas kamar mandi atau pantry sendiri dan dihuni dalam jangka lama misalnya bulanan atau tahunan. Selain itu, menurut Dinas Perumahan Propinsi DKI Jakarta pengertian tentang Rumah Kost adalah perumahan pemondokan / rumah yang penggunaannya sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh pemiliknya dengan jalan menerima penghuni pemondokan minimal 1 (satu) bulan dengan memungut uang pemondoka. Kos-kosan dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat sementara dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa dan pelajar yang berasal dari luar kota ataupun luar daerah. Namun tidak sedikit pula, kos-kosan ditempati oleh masyarakat umum yang tidak memiliki rumah pribadi dan menginginkan berdekatan dengan lokasi beraktifitas. Olehkarena itu, fungsi dari kos-kosan dapat dijabarkan sebagai berikut : 1.
Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang pada umumnya berasal dari luar daerah selama masa studinya.
2.
Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat umum yang bekerja di kantor atau yang tidak memiliki rumah tinggal agar berdekatan dengan lokasi kerja.
3.
Sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih
Universitas Sumatera Utara
24
berdisplin, mandiri dan bertanggung jawab. 4. Sebagai tempat untuk menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya. 2.6.2 Tinggal Bersama Orangtua Perhatian orang tua, terutama dalam bidang pendidikan anak sangat diperlukan, dan difokuskan lagi terhadap kegiatan belajar anak yang dilakukan sehari-hari. Bentuk dari perhatian orang tua yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak dapat berupa bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian
penghargaan
dan
hukuman
pemenuhan
kebutuhan
belajar,
menciptakan suasana belajar yang tenang dan tentram, memperhatikan kesehatan anak (Slameto, 2003 dan M. dalyono, 2009). Makna dari perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas yang ditunjukkan pada suatu objek atau sekumpulan objek (Walgito,2004). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak yang tinggal bersama orang tua akan lebih mendapatkan pengawasan. Fenomena yang terjadi karena pengawasan yang berasal dari komitmen orang tua memungkinkan pendidikan anak akan berlangsung dengan kurang lancar. Pengawasan orang tua tersebut berarti mengontrol semua kegiatan aktivitas yang akan dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Disisi lain, pengawasan orang tua terhadap anaknya dalam masalah belajar memudahkan orang tua agar dapat memenuhi kebutuhan anaknya sehingga dapat meraih keberhasilan belajar yang maksimal.
2.6.3 Tinggal Bersama Keluarga / Family Status tinggal mahasiswa dengan keluarga adalah salah satu pilihan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya selama masa studi. Pada umumnya, mahasiswa yang berasal jauh dari letak kampus memutuskan tinggal dengan keluarga, baik dikarenakan arahan orangtua,kondisi ekonomi dan pertimbangan lainnya. Keberadaan keluarga (diluar orangtua) juga dapat memberi perhatian terhadap pencapaian hasil prestasi mahasiswa tersebut. Amanat yang diberikan kepada keluarga (wali orangtua) menjadi beban bagi pihak keluarga untuk mengawasi kegiatan perkuliahan.
Universitas Sumatera Utara
25
2.7
Jenis Kelamin (Gender)
Prestasi yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas. Gender adalah segala sesuatu yang diasosiasikan dengan jenis kelamin seseorang, termasuk juga peran, tingkah laku, preferensi, dan atribut lainnya yang menerangkan kelakilakian atau kewanitaan di budaya tertentu (Baron & Byrne,1979 dalam Hoang, 2008). Laki-laki lebih diharapkan lebih kuat, dominan, asertif,
sementara
perempuan seharusnya mem punyai sifat merawat, sensitif, dan ekspresif (Wood, 1997 dalam Hoang, 2008). Beberapa ilmuwan behavioral berargumen bahwa perempuan dan laki - laki dan sebenarnya membandingkan dua
dimensi
kepribadian yang berdiri sendiri (Hoang, 2008). Laki-laki secara langsung maupun tak langsung memuat self-assertion yang lebih besar dan juga agresivitas mereka lebih mengekspresikan kepayahan dan ketidaktakutan, lebih kasar dalam perbuatan, bahasa dan perasaan. Perempuan mengekspresikan diri sendiri lebih mudah terharu dan simpatik, lebih malu-malu, lebih pemilih dan sensitive. Selama ini mungkin ada beberapa anggapan yang membenarkan hal tersebut, yaitu bahwa jenis gender dan tingkat kecerdasan memliki satu hubungan yang erat. Ada beberapa pendapat yang beranggapan bahwa laki-laki memiliki tingkat kecerdasan lebih besar daripada perempuan, hal ini didukung juga oleh sebuah survey yang dilakukan, dimana dari 10 orang yang memiliki gelar Doktor hanya seorang yang berjenis kelamin wanita. Hal ini menunjukkan hubungan yang erat antara tinggi rendahnya tingkat kecerdasan dengan gender. Pada dasarnya gender itu tidak berpengaruh pada tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang, tetapi memang terjadi perbedaan antara wanita dan pria dalam menstimulasi otak yang dimiliki baik itu otak bagian kiri maupun otak bagian kanan. Pria biasanya lebih menstimulasi bagian otak kiri, dimana seperti kita ketahui bagian otak kiri ini lebih kepada hal-hal yang berhubungan dengan matematika, sains, logika. Sedangkan wanita biasanya lebih banyak menstimulasi bagian otak sebelah kanan, yang lebih berfungsi pada hal-hal yang besifat emosional, kemampuan berbicara, artistic, perasaan (Dr. Irawan M, konsultan
Universitas Sumatera Utara
26
Saraf Anak). Perbedaan stimulasi pada otak ini dapat disebabkan karena kodrat yang berbeda dari pria dan wanita sehingga terdapat perbedaan perlakuan antara pria dan wanita.
2.8
Uji Kelayakan Data
2.8.1 Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Distribusi normal merupakan sebaran datanya berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal yaitu tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Untuk menguji normalitas data dapat digunakan dengan uji Kolmogorv-Smirnov dengan melihat data residualnya. Uji kolmogorv-smirnov diperpleh dengan menggunakan software SPSS 20.
2.8.2 Homogenitas Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui varians data bersifat homogen atau heterogen berdasarkan faktor tertentu. Sama seperti pada kenormalan, bahwa asumsi homogenitas juga diperlukan pada beberapa analisis statistik parametrik. Uji homogen data univariate dapat dilakukan melalui uji Bartlet dan Lavene. Secara visual, dapat dilakukan dengan membuat box-plot. Seperti pada Gambar 2.2, box-plot (a) lebih homogen dibandingkan box-plot (b).
Universitas Sumatera Utara
27
90
16000 14000
80
10000
Gross domestic product / capita
Average fem ale life expectancy
12000
70
60
50
40 N=
19
8000 Ba rba dos
6000 Gab on
4000
So uth Afric a Bo ts w ana So malia
2000 H aiti
0 -2000 17
21
N=
19
17
21
Africa Middle East Latn Americ a Africa Middle East Latn Americ a Gambar 2.2 Perbandingan Homogenitas melalui Box-Plot
Region or economic group
Region or economic group
ο·
Uji Bartlett
Uji Bartlett merupakan metode pengujian homogenitas varian. Pada pengujian ini terdapat syarat data harus berdistrbusi normal. Pengujiannya adalah sebagai berikut : H0 : π1 2 = π2 2 = β― = ππ 2 (data homogeny) H1 : paling sedikit ada satu ππ 2 yang tidak sama
Statistik uji :
ο¨ ο© ο¨s ο©
ο©s2 οͺ 1 bο½ ο«
n1 ο1
2 n 2 ο1
2
1 / ο¨N ο k ο© n ki ο1 οΉ
ο¨ ο©
... sk 2
sp
οΊο»
2
Dengan : k
sp ο½ 2
Kesimpulan
ο₯ ο¨n
i
ο 1ο©s i
2
i ο½1
N οk
: H0 ditolak jika b οΌ bk (ο‘ ; n) (Walpole, 1995).
Universitas Sumatera Utara
28
ο·
Uji Levene
Uji Levene juga merupakan metode pengujian homogenitas varians yang hampir sama dengan uji Bartlet. Perbedaan uji Levene dengan uji Bartlett yaitu bahwa data yang diuji dengan uji Levene tidak harus berdistribusi normal, namun harus kontinu dngan pengujian hipotesis sebagai berikut, yaitu (Walpole, 1995) : H0 : π1 2 = π2 2 = β― = ππ 2 (data homogen) H1 : paling sedikit ada satu ππ 2 yang tidak sama k
Statistik uji
:
Wο½
( N ο k )ο₯ N i ( Z i. ο Z ... ) 2 i ο½1 k ni
(k ο 1)ο₯ο₯ ( Z ij ο Z i .) 2 i ο½1 j ο½1
Kesimpulan
Zi
= median data pada kelompok ke-i
Z..
= median untuk keseluruhan data
: Ho ditolak jika W οΎ F (ο‘ , k ο 1, N ο k ) .
2.9 Analisis Crosstab Analisa crosstabs merupakan analisa yang masuk dalam kategori deskripsi di mana menampilkan tabulasi silang atau tabel
statistik
kontingensi yang
menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat banyak kategori statistik yang tersedia di dalam CROSSTABS prosedur. Beberapa statistik CROSSTABS digunakan untuk data skala nominal, tetapi beberapa di antaranya juga skala interval. Dalam rangka menggunakan hasil dari CROSSTABS, harus diketahui jenis data sehingga dapat disesuaikan dengan statistik masing-masing dan harus pula mengenali tingkatan pengukuran untuk skala yang sedang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
29
2.10 UJI BEDA RATA β RATA DAN UJI ANOVA Terdapat tiga jenis analisis data : univariat, bivariat dan multivariat. Bivariat berarti dua variabel. Dalam penelitian keberadaan dua variabel tersebut menempati posisi sebuah variabel sebagai variabel independen (mempengaruhi) dan variabel lainnya sebagai dependen variabel (variabel terpengaruh). Dalam analisis dua sisi (2 side) tidak dapat ditentukan mana variabel independen dan mana variabel dependen. Peneliti sendiri yang menterjemahkan variabel tersebut. Untuk dianalisis menggunakan bantuan sotware untuk membuktikan kesamaan hasil mesti kedua posisi variabel dipertukarkan. Berdasarkan bentuk data (kategorik/numerik), maka ada 4 kemungkinan pasangan variabel yang akan diuji dalam analisis bivariate, yaitu : 1. Kategorik - kategorik 2. Kategorik - numerik 3. Numerik - kategorik, dan 4. Numerik β numerik. Oleh karena arah pengujian dalam analisis dua sisi tidak dapat ditentukan, maka jenis ketentuan jenis uji adalah sama. Untuk uji kategorik-kategorik disebut uji beda proporsi, untuk uji data kategorik β numerik dan sebaliknya disebut uji beda rata-rata, dan uji data numerik β numerik menggunakan korelasi bivariat. Uji beda rata-rata terbagi dua jenis, yaitu jika 2 rata-rata uji t-test dan apabila lebih dari 2 rata uji Anova. Analisis komparatif atau analisis komparasi atau uji beda adalah bentuk analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok data (variabel) atau lebih. Analisis komparatif atau uji perbedaan ini sering disebut uji signifikansi. Terdapat dua jenis komparatif, yaitu komparatif antara dua sampel dan komparatif k sampel (komparatif antara lebih dari dua sampel). Kemudian setiap model komparatif sampel dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampel yang berkolerasi (terkait) dan sampel yang tidak berkolerasi atau independen (Misbahuddin, 2013). Sampel dikatakan berkolerasi (terkait) apabila sampel-sampel tersebut satu sama lain tidak terpisah secara tegas (nonmutually exclusive), artinya anggota sampel yang satu ada yang menjadi anggota sampel lainnya. Sampel-sampel
Universitas Sumatera Utara
30
dikatakan independen (saling lepas) apabila sampel-sampel tersebut satu sama lain terpisah secara tegas, artinya anggota sampel yang satu tidak menjadi anggota sampel lainnya (Hasan, 2010).
Dalam kasus satu sampel, uji parametrik yang digunakan adalah t-test untuk membedakan antara rata-rata nilai sampel pengamatan (observed) dengan nilai rata-rata yang diharapkan (populasi). Uji t mengasumsikan bahwa populasi teristribusi normal atau skore sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Interpretasi dari uji t mengasumsikan bahwa variabel diukur paling tidak dengan skala interval (Ghozali, 2006).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terkait. Hipotesis nol (π»0 ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (ππ ) sama dengan nol, dituliskan secara matematis : π»0 βΆ ππ = 0 Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (π»1 ), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, ditulis secara matematis: π»1 βΆ ππ β 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statitik t. Statistik t dihitung dari formula sebagai berikut:
π‘=
ππ π
Dengan π merupakan deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varians (π 2 ) diperoleh dari SSE (Sum of Squares for Treatment) dibagi dengan jumlah derajat kebebasan (degree of freedom), yaitu :
Universitas Sumatera Utara
31
π2 =
πππΈ πβπ
Keterangan : n : jumlah observsi k : jumlah parameter dalam model Analisis perbandingan satu variabel bebas dikenal dengan Uji t atau t test. Tujuan Uji t adalah untuk mengetahui perbedaan variabel yang dihipotesiskan (Riduwan dan Sunarto, 2011).
2.10.1 Uji Beda 2-Rata-rata (t-test) Uji beda rata-rata dikenal juga dengan nama uji-t (t-test ). Konsep dari uji beda rata-rata adalah membandingkan nilai rata-rata beserta selang kepercayaan tertentu (confidenceinterval) dari dua populasi. Prinsip pengujian dua rata-rata adalah melihat perbedaan variasikedua kelompok data. Oleh karena itu dalam pengujian ini diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji sama atau tidak. Varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya.Dalam menggunakan uji-t ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat/asumsi utama yang harus dipenuhi dalam menggunakan uji-t adalah data harus berdistribusi normal.Jika data tidak berdistribusi normal, maka harus dilakukan transformasi data terlebih dahulu untuk menormalkan distribusinya. Jika transformasi yang dilakukan tidak mampu. menormalkan distribusi data tersebut, maka uji-t tidak valid untuk dipakai, sehingga disarankan untuk melakukan uji non-parametrik seperti Wilcoxon (data berpasangan) atauMann-Whitney U (datindependen). Berdasarkan karakteristik datanya maka uji beda dua rata-rata dibagi dalam dua kelompok, yaitu uji beda rata-rata independen dan uji beda rata-rata berpasangan. 1. Aplikasi Uji-t Dependen pada Data Berpasangan Uji-t untuk data berpasangan berarti setiap subjek diukur dua kali. Misalnya sebelum dan sesudah dilakukannya suatu intervensi atau pengukuran yang dilakukan terhadap pasangan orang kembar.
Universitas Sumatera Utara
32
2. Aplikasi Uji-t pada Data Independen Uji-t untuk data independen dilakukan terhadap dua kelompok data yang tidak saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Formulasi hipotesis a. H : Β΅ = Β΅ o
o
H :Β΅>Β΅ 1
b. H : Β΅ = Β΅ o
o
H :Β΅<Β΅ 1
c. H : Β΅ = Β΅ o
o
o
H :Β΅β Β΅ 1
o
o
2. Penentuan nilai Ξ± (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Z ) Ξ±
3. Kriteria Pengujian a. Untuk Ho : Β΅1 = Β΅2 dan H1 : Β΅1 > Β΅2 Ho di terima jika Zo β€ ZΞ± Ho di tolak jika Zo > ZΞ± b. Untuk Ho : Β΅1 = Β΅2 dan H1 : Β΅1 < Β΅2 Ho di terima jika Zo β₯ - ZΞ± Ho di tolak jika Zo < - ZΞ± c. Untuk Ho : Β΅1 = Β΅2 dan H1 : Β΅1 β Β΅2 Ho di terima jika - ZΞ±/2 β€ Zo β€ ZΞ±/2 Ho di tolak jika Zo > ZΞ±/2 atau Zo < - ZΞ±/2
4.
Uji Statistik : a. Simpangan baku populasi ( Ο ) di ketahui :
Universitas Sumatera Utara
33
b. Simpangan baku populasi ( Ο ) tidak di ketahui :
5. Kesimpulan Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H (sesuai dengan o
kriteria pengujiannya). a)
Jika H diterima maka H di tolak
b)
Jika H di tolak maka H di terima
0
0
1
1
2.10.2 Uji Analisis Variansi (ANOVA) Analisis varians ( ANOVA ) merupakan salah satu teknik analisis multivariat yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk dalam kategori statistik parametrik. Sebagai alat statistika parametrik, maka untuk dapat menggunakan rumus ANOVA harus terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi meliputi normalitas, heterokedastisitas dan random sampling (Ghozali, 2009). Secara ringkas asumsi yang harus dipenuhi pada uji Anova adalah: 1. Sampel berasal dari kelompok yang independen 2. Varian antar kelompok harus homogen 3. Data masing-masing kelompok berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
34
Asumsi pertama harus dipenuhi pada saat pengambilan sampel yang dilakukan secara random terhadap beberapa (> 2) kelompok yang independen, yang mana nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain. Sedangkan pemenuhan terhadap asumsi kedua dan ketiga dapat dicek jika data telah dimasukkan ke komputer, jika asumsi ini tidak terpenuhi dapat dilakukan transformasi terhadap data. Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian banyak dipergunakan pada penelitian-penelitian yang banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu menguji variabel terikat dengan cara membandingkannya pada kelompok β kelompok sampel independen yang diamati. Analisis varian saat ini banyak digunakan dalam penelitian survey dan penelitian eksperimen. Uji Anova pada prinsipnya adalah melakukan analisis variabilitas data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi didalam kelompok (within) dan variasi antar kelompok (between). Bila variasi within dan between sama (nilai perbandingan kedua varian mendekati angka satu), maka berarti tidak ada perbedaan efek dari intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi didalam kelompok, artinya intervensi tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan. Berdasarkan banyaknya variable bebas-nya, Analisis Variansi Univariate dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Analisis Variansi Univariate Satu Jalan Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan satu variabel bebas 2. Analisis Variansi Univariate Dua Jalan Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan dua variabel bebas 3. Analisis Variansi Univariate Tiga Jalan
Universitas Sumatera Utara
35
Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan tiga variabel bebas Berdasarkan banyaknya variable bebas-nya, Analisis Variansi Multivariate juga dibagi menjadi 3 bagian , yaitu : 1. Analisis Variansi Multivariate Satu Jalan Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable terikat dan satu variabel bebas 2. Analisis Variansi Multivariate Dua Jalan Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable terikat dan dua variabel bebas 3. Analisis Variansi Multivariate Tiga Jalan Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable terikat dan tiga variabel bebas
2.11 Analisis Korelasi Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi. Kegunaan analisis korelasi sederhana untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas X (independent) dengan variabel terikat Y (dependent).
2.11.1 Analisis Korelasi Sederhana Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (π) adalah suatu ukuran arah dan kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas (π) dan variabel terikat (π), dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga β1 β€ π β€ +1 . Teknik hitung koefsien korelasi sederhana disebut juga koefesien korelasi Pearson dengan formula sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
36
π
π= π₯π¦
π
π₯2 β
π₯π¦ β ( π₯
2
π₯)(
π¦)
π
π¦2 β
π¦
2
Dalam hal ini : πxπ¦
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
π₯
= deviasi dari mean untuk nilai variabel X
π¦
= deviasi dari mean untuk nilai variabel Y π₯π¦
= jumlah perkalian antara nilai X dan Y
x2
= Kuadrat dari nilai π₯
π¦2
= Kuadrat dari nilai y Apabila π = β1 ini berarti korelasinya negatif sempurna (menyatakan
arah hubungan antara X dan Y adalah negatif dan sangat kuat), π = 0 artinya tidak ada korelasi, π = 1 berarti korelasinya sangat kuat dengan arah yang posotif. Sedangkan arti harga π akan dikonsultasikan dengan tabel sebagai berikut : Tabel 2.2 Tingkat Hubungan Nilai π
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,800 - 1,000
Sangat Kuat
0,600 - 0,799
Kuat
0,400 - 0,599
Cukup Kuat
0,200 - 0,399
Rendah
0,000 - 0,199
Sangat Rendah
Pengujian signifikansi berfungsi apabila penelitian ingin mencari makna dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi tersebut diuji signifikansi sebagai berikut :
Hipotesis :
Universitas Sumatera Utara
37
π»0 = Variable X berhubungan secara signifikan dengan variable Y π»1 = Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variable Y Dasar Pengambilan Keputusan : 1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 β€ ),sigmaka π»0 diterima dan π»1 ditolak, artinya tidak signifikan. 2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 β₯ ),sigmak/a π»0 ditolak dan π»1 diterima, artinya signifikan.
Universitas Sumatera Utara