28
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Pustaka Untuk membuat perancangan 5S diperlukan panduan untuk menunjang penulisan skripsi ini yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku-buku mengenai 5S.
2.2
Revolusi 5S Banyak majalah manajemen memuat diskusi tentang keunggulan relatif manajemen top-down lawan manajemen bottom-up. Tetapi mempersoalkan hal ini adalah tidak tepat. Manajemen top-down tidak akan berhasil bila orang di bawah yang menerima perintah tidak patuh pada manajemen. Sebaliknya, mustahil memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari manajemen bottomup bila orang di atas tidak memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Bisnis sebenarnya mirip regu olah raga. Beberapa orang adalah manejernya, yang lain pemainnya, yang lain lagi pendukungnya, dan semua haru melakukan tugas masing-masing bila tim ingin memperoleh kemenangan. Tim terbaik adalah tim di mana setiap orang mengetahui apa yang menjadi tugasnya dan melaksanakan tugas tersebut.
29
Tim unggul yang sebenarnya tidak memiliki bintang yang tangguh. Misalnya dalam baseball, bila gelandangnya bagus, pemukul bola lebih suka memukul bola jarak pendek daripada bola jarak jauh dan mencapai base secepat mungkin ketimbang mencoba untuk memukul bola sekeras-kerasnya supaya sekali pukul dapat lari mencapai homebase. Kombinasi hal-hal kecil ini menjadi dasar keberhasilan tim unggul. Tim yang benar-benar unggul memiliki nilai lebih ketimbang jumlah pemain. Pada tim yang biasa-biasa saja, satu tambah satu adalah dua, tetapi pada tim yang paling unggul adalah tiga. Kerjasama seluruh anggota tim untuk memperoleh kemenangan adalah lebih baik ketimbang seorang bintang. Tetapi dalam bisnis seperti juga dalam olah raga, mungkin saja satu tambah satu adalah satu, bahkan kurang dari satu bila pemainnya bermain saling berlawanan dan saling menjegal. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak perusahaan Jepang, baik besar maupun kecil, berusaha keras untuk mempromosikan aktivitas mutu yang melibatkan setiap orang dan menghimbaunya untuk bekerja sama sebagai satu tim. Tetapi, seperti terbukti dari sejumlah kecil percobaan, hal ini tidak mudah dilaksanakan. Disinilah 5S dapat berhasil guna. 5S bukan saja sangat diperlukan untuk melibatkan setiap orang tetapi juga merupakan suatu aktivitas untuk meraih sukses. Jika diselidiki mengapa 5S diperlukan di tempat kerja, ternyata ada beraneka ragam pekerjaan yang kita lakukan secara tidak sadar. 5S dapat membantu dalam segala sesuatu yang kita kerjakan.
30
2.3
Keunggulan yang dihasilkan 5S Bila dalam perusahaan dapat menerapkan 5S, maka akan dapat melakukan apa saja. Walaupun 5S paling efektif dalam penyempurnaan manajemen setiap perusahaan, ada sejumlah aktivitas lain yang menganjurkan untuk membentuk tim kerja sama yang lebih baik dan menyempurnakan kondisi kerja. Bila perusahaan dapat
menerapkan 5S, perusahaan juga dapat melengkapinya
dengan sistem kerja lain tanpa menemui masalah dan tetap memperoleh hasil yang baik. Ini karena 5S hanya memerlukan sedikit staff manajer yang tangguh, hal yang sebaliknya sangat tergantung pada setiap karyawan untuk melaksanakannya dan untuk meningkatkan diri supaya berhasil guna. 5S tidak akan berhasil, kecuali setiap orang ikut terlibat dan mencurahkan perhatian untuk 5S itu. Bila hal itu dilaksanakan, berarti sistem yang lain sudah diterapkan setengah jalan. Perlu diketahui tujuan manajemen berkaitan dengan prinsip 5S, sangat sederhana yaitu merancang prosedur yang mudah diikuti, memastikan bahwa segala sesuatu berjalan lancar, melibatkan setiap orang dalam membuat dan memelihara penyempurnaan, menyempurnakan tingkat jaminan mutu. Dilihat dari sudut pandang ini, jelas bahwa melalui 5S kita dapat mempelajari prinsip dasar manajemen. 5S adalah prinsip yang paling mudah dipahami. Prinsip ini memungkinkan untuk memperoleh partisipasi secara total. Tidak akan berhasil bila 5S tidak
31
diterapkan, sebaliknya keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan 5S akan terlihat dengan jelas. Sesungguhnya 5S bukan prototipe program partisipasi secara total. 5S adalah penjelmaan dari kesenangan dan pengetahuan teknik partisipasi secara total. Dapat dikatakan bahwa 5S merupakan barometer yang menunjukkan bagaimana perusahaan itu dikelola dan merupakan tolak ukur bagaimana partisipasi para pekerja secara total. Walaupun gerakan 5S jelas memberikan hasil dalam penyempurnaan besar di dalam ruang lingkupnya, tetapi lebih bermanfaat dalam mengubah cara orang merancang pekerjaannya dan apa yang mereka kerjakan. Hal ini penting sekali agar orang-orang melihat segala sesuatu secara lebih jelas. Setiap bagian proses 5S adalah penting. Setiap langkah memiliki potensi untuk membuka mata kita. 5S adalah cara terbaik untuk menghilangkan pemborosan. Itulah sebabnya mengapa 5S telah diambil dalam elektronika dan industri mesin presisi sebagai ujung tombak teknologi. Itulah sebabnya muncul kesadaran baru terhadap 5S.
2.4
Pengertian 5S Dalam dunia industri 5S bukanlah suatu hal yang baru. Hampir setiap perusahaan yang menyadari pentingnya menjaga standar mutu produknya akan menerapkan 5S. Sebagaimana setiap kata memiliki arti yang luas, demikian pula dengan aktivitas 5S yang bahkan kadang-kadang memiliki arti yang kurang
32
jelas. Maka untuk itu harus diuraikan dengan jelas arti 5S, hal yang harus dilakukan, dan hasil yang diperoleh bila menerapkan 5S. Berikut adalah 5 butir prinsip 5S beserta penjelasannya : 2.4.1 Seiri (Pemilahan) Umumnya istilah ini berarti mengatur segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan atau prinsip tertentu atau dengan kata lain memisahkan barang-barang yang diperlukan dalam pekerjaan dengan barang-barang yang tidak diperlukan itu dalam jumlah seminim mungkin dan menyimpannya pada tempat yang mudah untuk dijangkau. Yang diutamakan pada butir ini adalah manajemen stratifikasi dan mencari penyebab-penyebabnya untuk menghilangkan yang tidak diperlukan serta menghilangkan penyebab itu sebelum menimbulkan masalah.
Pembersihan besar-besaran
Manajemen Stratifikasi
M embuang segala sesuatu yang tidak perlu
Menangani barang cacat, suku cadang, dan produk cacat
Menangani penyebab
Gambar 2.1 Proses Pemilahan
33
Dalam berbagai situasi dan pembicaraan mengenai berbagai masalah, kita berbicara tentang perlunya pemilahan yang berarti memilah dan membenahi segala sesuatu yang kita kerjakan. Pemilahan lebih rumit ketimbang sekedar membuang yang tidak diperlukan. Misalnya, setiap orang dapat membersihkan ruangan atau meja yang berantakan, tetapi hanya pemiliknya yang dapat membuat sistem dan menyusun segalanya di tempat yang tepat. Ada berbagai teori yang berbeda tentang bagaimana memilah pekerjaan, tetapi langkah awal semua teori itu adalah membagi segala sesuatu ke dalam kelompok sesuai dengan urutan kepentingannya. Langkah pertama adalah menciptakan tingkatan kepentingan dan menerapkan manajemen stratifikasi. Diagram Pareto, Metode KJ, dan membuat daftar persediaan barang pun merupakan cara untuk menyusun barang, memutuskan mana yang penting dan mana yang sangat penting, kemudian menyiapkan manajemen berdasarkan prioritas. Tabel 2.1 Azas Pemilahan Derajat kebutuhan (Frekuensi pemakaian) Rendah
Rata-Rata
Tinggi
• Barang yang tidak dipergunakan tahun lalu • Barang yang hanya dipergunakan sekali dalam waktu 6-12 bulan terakhir • Barang yang hanya dipergunakan dalam waktu 2-6 bulan terakhir • Barang yang dipergunakan lebih dari sekali dalam sebulan • Barang yang dipergunakan sekali dalam seminggu • Barang yang dipergunakan setiap hari • Barang yang dipergunakan setiap jam
Metode Penyimpanan (Stratifikasi) • Buang • Simpan jauh-jauh • Simpan di bagian tengah tempat kerja • Simpan dekat orang yang menggunakannya atau simpan di kantong baju/celana orang itu
34
Tabel 2.2 Menyimpan barang yang diperlukan Barang Barang yang sering
Penyimpanan Simpan di tempat yang mudah terjangkau
digunakan Barang yang selalu
Simpan supaya mudah diambil, mudah disimpan dan
digunakan
mudah dipahami di mana harus disimpan
Barang yang kadang-
Pastikan untuk menyimpannya kembali di tempat semula
kadang digunakan
yang berarti harus ada sebuah papan bergambar, kode warna, dan lain-lain
Arsip
Beri nomor dan kode warna baik pada rak maupun pada penjilid
Membuang barang persediaan yang kurang laku atau membuat perubahan berkala sesuai permintaan, merupakan cara lain untuk memindahkan atau membuang barang yang kurang diperlukan sehingga dapat berkonsentrasi terhadap barang yang benar-benar penting dan memerlukan perhatian. Supaya butir ini dapat berhasil diterapkan dalam perusahaan, maka diperlukan untuk memutuskan dengan tegas bahwa harus dibedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. Perusahaan harus menerapkan manajemen stratifikasi. Aktivitas Seiri (Pemilahan) : • Menghilangkan yang tidak perlu. • Menangani penyebab kotoran. • Kaizen dan pemilahan berdasarkan azasnya.
35
2.4.2 Seiton (Penataan) Umumnya dalam penerapan 5S, Seiton berarti menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar sehingga dapat dipergunakan dalam keadaan mendadak. Ini merupakan cara untuk menghilangkan proses pencarian. Yang diutamakan di sini adalah manajemen fungsional dan penghapusan proses pencarian. Jika segala sesuatu disimpan di tempatnya demi mutu dan keamanan, berarti anda memiliki tempat kerja yang rapi. Dalam melakukan penataan, untuk membantu pelaksanaannya, ada tiga aturan yang harus ditaati yaitu : 1. Tentukan tempat barang yang tepat. 2. Tentukan bagaimana menyimpan barang 3. Taati aturan penyimpanan. Prosedur dasar untuk penataan ialah analisis kenyataan, tentukan tempatnya yang tepat, tentukan bagaimana seharusnya menyimpan barang, dan ajarkan setiap orang mentaati aturan penyimpanan. Penataan adalah pengkajian efisiensi. Pengkajian itu berupa pertanyaan seberapa cepat anda dapat menemukan barang yang diperlukan dan seberapa cepat anda dapat menyimpannya kembali. Membuat keputusan yang berubah-ubah
di
mana
barang
harus
disimpan,
tidak
akan
36
mempersingkat waktu anda. Sebaliknya anda harus menganalisis mengapa mengambil dan menyimpan barang memerlukan waktu demikian lama. Anda harus mengkaji hal ini, baik untuk karyawan baru maupun karyawan lama. Anda harus memikirkan sistem yang dimengerti setiap orang, jika tidak semua usaha akan sia-sia. Aktivitas Seiton (Penataan) : •
Penyimpanan fungsional berdasarkan 5W dan 1H.
•
Praktik dan kompetisi dalam menyimpan dan mengambil barang.
•
Menatarapikan tempat kerja dan peralatan.
•
Menghilangkan pemborosan waktu untuk mencari barang.
2.4.3 Seiso (Pembersihan) Istilah ini berarti menghilangkan sampah, kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih, pembersihan sebagai cara inspeksi. Disini diutamakan pembersihan sebagai pemeriksaan terhadap kebersihan dan menciptakan tempat kerja yang tidak memiliki cacat dan cela. Walaupun membersihkan jelas berarti membuang sampah dan kotoran serat menjadikan barang lebih bersih, akhir-akhir ini hal ini menjadi semakin penting. Dengan mutu yang lebih tinggi, ketepatan yang lebih tinggi, dan teknologi pemrosesan yang lebih halus, hal-hal terkecil pun masih terbagi-bagi lagi. Itulah sebabnya tidak boleh menyerah dalam mengadakan pembersihan secara tuntas.
37
Pembersihan lebih luas artinya daripada sekedar membersihkan tempat dan peralatan. Dalam pembersihan juga tercakup kesempatan untuk pemeriksaan. Bahkan tempat yang tidak kotorpun harus dicek ulang dan diperiksa. Semua barang harus dibersihkan secara tuntas bila pembersihan dilakukan dengan benar, dan itulah sebabnya mengapa dikatakan bahwa membersihkan adalah memeriksa. Jadi pembersihan adalah sesuatu yang memiliki pengaruh besar atas waktu istirahat, mutu, keamanan, semangat kerja dan setiap aspek operasi lain. Bagian ini memerlukan perhatian secara penuh. Gerakan 5S berusaha mencapai kotoran nihil dan debu nihil serta menghilangkan cacat dan kesalahan kecil sesuai dengan tujuan dilakukannya pemeriksaan utama. •
Saya tidak akan membuat barang menjadi kotor.
•
Saya tidak akan menumpahkan sesuatu.
•
Saya tidak akan membiarkan barang berserakan.
•
Saya akan segera membersihkan barang yang kotor
•
Saya akan menulis kembali tulisan yang telah terhapus
•
Saya akan menempelkan kembali pengumuman yang terlepas Gambar 2.2 Janji 5S Pada umumnya, ada tiga langkah pembersihan yang benar. Pertama,
aktivitas tingkat makro membersihkan segala sesuatu dan mencari cara untuk menangani penyebab keseluruhan yang berkaitan dengan keseluruhan gambaran. Kedua, tingkat individual, menangani tempat
38
kerja khusus. Ketiga, tingkat mikro, di mana suku cadang dan alat khusus dibersihkan dan penyebab kotoran dicari dan diperbaiki.
M akro
M em bersihkan segala sesuatu dan m enangani penyebab keseluruhannya
M em bersihkan tem pat kerja khusus dan bagian m esin khusus
Individual
M ikro
M em bersihkan bagian dan alat khusus serta penyebab kotoran diidentifikasi dan diperbaiki
Gambar 2.3 Ancangan tiga langkah Ada empat langkah yang harus diikuti : 1. Bagi daerah itu menjadi beberapa bagian dan alokasikan tanggung jawab untuk tiap bagian. 2. Tentukan apa yang harus dibersihkan, urutannya, dan kemudian kerjakan. Selain itu, setiap orang harus memahami pentingnya pembersihan sehingga sumber masalahnya dapat dianalisis. 3. Revisi cara melakukan pembersihan dan alat yang dipergunakan sehingga tempat yang sukar dibersihkan akan mudah dibersihkan. 4. Tentukan aturan yang harus ditaati supaya barang tampak seperti apa yang dikehendaki.
39
Aktivitas Seiso (Pembersihan) : •
Keadaan di mana 5S berguna.
•
Pembersihan yang lebih efisien.
•
Membersihkan dan memeriksa peralatan dan perkakas.
2.4.4 Seiketsu (Pemantapan) Pemantapan berarti memelihara keadaan bersih yang, dalam konteks 5S, mencakup pertimbangan lain seperti warna, bentuk, pakaian, dan sebagainya yang memberikan suasana bersih. Atau pengertiannya dianggap sebagai pengulangan pemilahan, penataan, dan pembersihan serta sebagai kesadaran dan aktivitas tetap untuk memastikan bahwa keadaan 5S dipelihara. Ini berarti melaksanakan aktivitas 5S dengan teratur sehingga keadaan tidak normal tampak, dan melatih ketrampilan untuk menciptakan dan memelihara kontrol visual. Dalam hal ini terutama diperlukan manajemen visual dan pemantapan 5S. Inovasi dan manajemen
visual
terpadu
dipergunakan
untuk
mencapai
dan
memelihara kondisi yang dimantapkan sehingga selalu dapat bertindak dengan cepat. Manajemen visual akhir-akhir ini dipandang sebagai cara efektif menerapkan kaizen. Saat in kaizen diterapkan dalam produksi, mutu, keamanan, dan sebagainya. Manajemen warna (Manajemen pengkodean warna) akhir-akhir ini mendapat perhatian besar. Bukan saja
40
dipergunakan untuk manajemen pengkodean warna tetapi juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif bagi pekerjaan. Semakin banyak orang yang bekerja manual yang memilih mengenakan busana putih dan warna lembut lainnya. Karena kotoran yang menempel pada busana ini akan cepat terlihat, maka akan mudah diketahui tingkat kebersihan suatu benda. Hal ini membuktikan pentingnya kepandaian dan tindakan. Untuk melakukan kontrol visual maka sudah pasti memerlukan alat bantu visual. Haru melatih ketrampilan dalam merancang alat kreatif untuk memperlancar proses ini. Tantu saja salah jika hanya mengandalkan tanda visual saja dan juga memerlukan keempat indera lain untuk membantu orang memiliki pemahaman menyeluruh tentang apa yang sedang terjadi. Untuk memberi gambaran tentang berbagai jenis peragaan kontrol visual yang dibutuhkan, misalnya ada : •
Peragaan untuk membantu orang mencegah membuat kesalahan operasi.
•
Waspada terhadap bahaya.
•
Indikasi di mana barang harus diletakkan.
•
Penandaan peralatan.
•
Peringatan untuk berhati-hati dan cara operasi.
•
Peragaan pemeliharaan preventif.
41
•
Instruksi. Hal utama dalam merancang kontrol visual semacam itu dapat dilihat
pada gambar 2.2. Jika dapat ingat dengan hal ini, serta merancang dan merevisi standar dan alat
yang diperlukan untuk mengidentifikasi
ketidaknormalan, maka pekerjaan akan jauh lebih lancar dan hasilnya lebih baik 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mudah dilihat dari jarak jauh. Pasang peragaan pada barang yang bersangkutan. Usahakan supaya setiap orang dapat mengatakan apa yang benar dan apa yang salah. Usahakan supaya setiap orang dapat menggunakannya dengan mudah dan kapan saja. Usahakan supaya setiap orang dapat melakukannya dan mudah membuat koreksi yang diperlukan. Usahakan supaya dengan melaksanakannya membuat temapt kerja lebih terang dan lebih teratur.
Gambar 2.4 Hal yang harus diingat dalam membuat alat kontrol visual Aktivitas Seiketsu (Pemantapan) : •
Manajemen visual inovatif.
•
Deteksi dan tindakan dini.
•
Alat (misalnya manual) untuk memelihara pemantapan.
•
Pemberian kode warna.
2.4.5 Shitsuke (Pembiasaan) Umumnya, istilah ini berarti pelatihan dan kemampuan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan meskipun itu sulit dilakukan. Dalam istilah 5S, ini berarti menanamkan atau memiliki kemampuan
42
untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Dalam hal ini, penekanannya adalah untuk menciptakan tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan setiap orang apa yang harus
dilakukan
dan
memerintahkan
setiap
orang
untuk
melaksanakannya, maka kebiasaan buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan terbentuk. Orang mempraktikkannya dengan membuat dan mematuhi peraturan. Kata shitsuke berasal dari jahitan pertama sehingga sebuah kimono dapat dijahit dengan pas, seperti pekerjaan yang dilakukan tukang jahit sebelum baju dicoba. Dipandang dari sudut itu, jelaslah bahwa pembiasaan adalah sesuatu yang kita pelajari untuk membuat hidup kita lebih nyaman. Itu merupakan dasar peradaban yang minimal diperlukan supaya masyarakat aman dan tenteram. Itulah sebabnya mengapa pembiasaan tidak boleh dipisahkan dengan 5S, apalagi ditinggalkan. Pembiasaan adalah proses perulangan dari praktik. Misalnya, coba pikirkan
keamanan
industri.
Berapa
banyak
orang
mengalami
kecelakaan karena mereka lupa mengenakan helm pengaman, sepatu pengaman atau kacamata,sangat banyak. Berapa banyak orang yang mengalami kecelakaan karena memasukkan tangan ke dalam mesin tanpa terlebih dahulu mematikan aliran listrik, juga sangat banyak. Itulah sebabnya mengapa sangat penting bahwa setiap orang memiliki
43
kebiasaan untuk mematuhi aturan-aturan keamanan yang sederhana. Pembiasaan merupakan bagian integral keamanan industri. Beberapa cara melakukan pembentukan kebiasaan : •
Biasakan (sistematisasi) perilaku, jika menginginkan hasil yang baik.
•
Perbaiki komunikasi dan pelatihan untuk memperoleh mutu yang terjamin.
•
Atur supaya setiap orang mengambil bagian dan setiap orang melakukan sesuatu, kemudian mengimplementasikannya.
•
Setiap orang bekerja sama memperkuat tim dan memperkuat perusahaan.
Jika dapat mentaati beberapa prosedur sederhana di atas, ada kemungkinan untuk dapat mengelola dan memelihara sistem yang paling canggih sekali pun dan membuatnya berjalan lancar. Aktivitas Shitsuke (Pembiasaan) : •
5S satu menit.
•
Komunikasi dan umpan balik.
•
Tanggung jawab individual.
•
Mempraktikkan kebiasaan baik.
44
2.5 Tujuan 5S Karena 5S jelas begitu penting, banyak orang membuat kesalahan dengan berkonsentrasi pada istilah individual seolah-olah hal itu merupakan semacam daya tarik yang menguntungkan. Tetapi harus diingat bahwa 5S sebenarnya adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu dan harus diterapkan dengan memperhatikan sasaran tertentu itu. Berikut ini adalah beberapa tujuan penerapan 5S : 1. Keamanan Selama puluhan tahun, kedua kata pemilahan dan penataan menjadi ciri khas yang menyolok pada poster-poster dan surat kabar bahkan di perusahaan-perusahaan kecil. Karena keamanan sangat penting dan sebaliknya pemilahan dan penataan sangat penting untuk keamanan, maka kedua istilah ini harus diulang terus-menerus untuk menjamin bahwa pesan yang disampaikan diterima oleh setiap orang. 2. Mengutamakan tempat kerja yang rapi Hal ini sebenarnya lebih berarti bahwa harus memperhatikan hal-hal kecil agar dapat membuat perbedaan antara perusahaan yang menerapkan 5S dengan yang tidak. Tempat kerja yang menerapkan 5S dengan teliti tidak perlu terus-menerus membicarakan keamanan, dan kecelakaan industri yang dialaminya akan lebih sedikit ketimbang pabrik yang hanya mengutamakan
45
peralatan dan prosedur yang sedemikian aman sehingga tidak mungkin gagal. 3. Meningkatkan efisiensi Pemilahan dan penataan tidak membuat banyak perbedaan jika anda memiliki semua waktu di dunia ini. Tetapi hal ini sangat berarti bila bekerja menurut jadwal yang ketat. Itulah sebabnya mengapa perlu memasukkan 5S sebagai bagian dari jadwal. Jangan membuang waktu terlalu banyak pada aktivitas 5S. Sisihkan sedikit waktu di saat setiap orang berkonsentrasi pada 5S. Pada kesempatan lain dapat memeriksa apakah segala sesuatu ada pada tempatnya masing-masing. 4. Meningkatkan mutu Dengan menerapkan 5S dapat menjamin mutu produk yang dihasilkan perusahaan, karena segala sesuatu yang dikerjakan dalam urut-urutan proses produksi telah teratur dengan sangat rapi. 5. Mencegah terjadinya macet (Sindrom Senin Pagi). Pada beberapa pabrik manufaktur umumnya terdapat “Sindrom Senin Pagi”. Ini terjadi dalam keadaan saluran minyak tersumbat, mesin macet, tekanan peralatan hidrolik dan pneumatik rendah pada senin pagi. Semua ini terjadi karena pembentukan kotoran selam sepekan yang lalu telah mengeras dan melekat pada tempat-tempat yang tidak dikehendaki. Karyawan yang kembali setelah lama berlibur dan mereka lupa cara mengoperasikan mesin dan ingatannya bisa salah. Dengan adanya penerapan 5S, maka hal tersebut
46
dapat dihindari, seperti dalam prinsip pemantapan yaitu memberikan label atau petunjuk-petunjuk khusus pada mesin-mesin. Dan juga dengan menerapkan 5S dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada karyawan.
2.6
Kerangka Pemikiran Program
5S
mempunyai
banyak
manfaat
bagi
perusahaan
yang
menerapkannya secara menyeluruh. Untuk menjalankan 5S diperlukan adanya proses berkesinambungan yaitu manajemen harus secara serius merencanakan, mengorganisasikan, dan melaksanakan setiap kegiatan 5S. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari program 5S : 1.
Menciptakan lingkungan kerja yang bersih, higienis, aman, dan menyenangkan bagi semua orang.
2.
Menghapuskan berbagai jenis pemborosan dengan mengurangi kegiatan mencari-cari peralatan kerja, mempermudah gerak kerja operator.
3.
Meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi biaya operasi.
4.
Membantu keryawan dalam mencapai disiplin pribadi. Karyawan dengan disiplin pribadi selalu melaksanakan 5S, dan dapat dipercaya untuk mematuhi peraturan yang dibuat perusahaan.
5.
Mengurangi kecelakaan industri dengan mengurangi keadaan lantai berminyak, lingkungan kotor, cara berpakaian kerja serampangan, dan operasi yang tidak aman.