9
Bab 2 Landasan Teori
2. 1 Saham Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi (surat hutang). Menurut Jake D. Tedder (1978, p.212), “saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau disebut juga emiten.” Saham ada beberapa jenis antara lain saham biasa (common stock), preferred stock, dan treasury stock. Saham yang diperjualbelikan di bursa saham adalah common stock dan dapat dibeli oleh siapa saja melalui broker atau menjadi akun di suatu sekuritas. Preferred stock tidak dijual di bursa efek, dan memiliki tingkat prioritas yang lebih tinggi dari common stock dalam hal penerimaan dividen. Dividen adalah pembagian keuntungan dari perusahaan kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah proporsi para pemegang saham tersebut. Treasury stock adalah saham yang sudah diperjualbelikan di bursa, kemudian dibeli kembali oleh perusahaan dengan beberapa alasan (harga sahamnya terlalu rendah di market, menghindari pajak, dll).
10
2.2 Initial Public Offering (IPO) Initial Public Offering (IPO) adalah Penawaran saham perusahaan untuk pertama kalinya
kepada
masyarakat
ketika
perusahaan
tersebut
menjadi
perusahaan
publik/terbuka (go public). Perusahaan yang telah go public dan telah terdaftar/listing di bursa saham, sahamnya dapat diperjualbelikan oleh masyarakat. Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek via broker atau akun di suatu sekuritas. Di Indonesia, pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 500 lembar atau disebut juga dengan 1 lot saham.
Harga saham, bisa naik atau pun turun, seiring dengan situasi dan kondisi yang ada. Menurut data BAPEPAMLK (Badan Pengawasan Pasar Modal & Lembaga Keuangan) Seperti saat krisis moneter pada tanggal 15 September 1998, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga merupakan barometer saham di Indonesia terpuruk hingga mencapai nilai 292,12 poin Pada bulan September pula, IHSG mencapai nilai terendah yaitu 254 poin. Hal ini menyebabkan saham-saham di dalam negeri menjadi under value. Dalam periode 2002-2007, nilai IHSG telah pulih bahkan sudah beberapa kali memecahkan rekor. Contohnya pada tahun 2006 dan tahun 2007 IHSG memposisikan dirinya sebagai salah satu indeks yang memiliki kinerja terbaik dunia ( peringkat 2 setelah China, mencapai level 2.745,826 poin). Selain itu, IHSG mengalami peningkatan rata-rata tahunan sebesar 42,18% sebagai pergerakan indeks tertinggi dibandingkan dengan peningkatan indeks di Asia. Tetapi sayangnya pada akhir tahun 2008, IHSG yang diperkirakan bakal terus menguat mengalami keterpurukan hingga level 1.355 poin diakibatkan resesi global. Untungnya sejak 2009 IHSG kembali
11
menguat
dan
pada
akhir
2010
tercatat
mencapai
level
3.703
poin.
(sumber : www.bapepam.go.id/pasarmodal/publikasi_pm/2010/SE03BL2010)
Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara meningkatnya nilai capital perusahaan ataupun mendapatkan dividen. Cara seperti ini dilakukan dengan membeli suatu saham dan menyimpannya untuk waktu yang lama dengan harapan harga saham tersebut akan naik nantinya dan pembeli mendapatkan dividen dari emiten tersebut.Selain itu ada pula pelaku saham yang mendapatkan keuntungan di bursa saham dengan cara melakukan jual beli saham (trading). Para pelaku saham yang melakukan trading dalam jangka waktu pendek sering disebut trader sedangkan untuk jangka waktu panjang disebut investor. Para pelaku saham ini biasanya menggunakan berbagai macam tools ataupun prediksi berdasarkan berbagai issue/analisis teknikal atau fundamental untuk memperkirakan pergerakan harga pasar.
12
2.3 Trading Trading adalah kegiatan jual beli saham perusahaan tertentu di bursa saham. Siapa yang ingin melakukan trading harus mendaftarkan diri atau membuat akun pada perusahaan efek tertentu sebelum dapat melakukan aktifitas trading.(Elder, Alexander. 2002) Pada umumnya pelaku saham yang melakukan jual beli saham dalam periode waktu tertentu dibedakan atas :
a) Trader
Trader adalah sebutan untuk pelaku saham atau orang yang melakukan transaksi saham dalam jangka waktu pendek. Trader mencari keuntungan dari volatile harga suatu saham. Jangka waktu seorang trader melakukan transaksi bisa 1x dalam seminggu atau bahkan bisa lebih dari puluhan transaksi dalam sehari. Cara ini juga sering disebut short-term trading.
b) Investor
Investor biasanya tidak mencari keuntungan melalui volatile harga dari suatu saham. Seorang investor cenderung melakukan long-term investment di mana dia membeli saham suatu perusahaan dengan memperhatikan analisis teknikal dan fundamental suatu perusahaan bahwa ke depannya nilai capital dari perusahaan tersebut akan meningkat sesuai yang diharapkannya.
13
Dalam melakukan transaksi untuk suatu jenis saham, baik trader maupun investor tentu saja melakukan dan memperhatikan berbagai aspek tentang saham yang akan dibeli atau dijual. Analisis yang sering dipakai antara lain adalah analisis teknikal maupun analisis fundamental.
2.3.1 Analisis Teknikal Pada prinsipnya analisis teknikal merupakan metode analisis instrumen investasi yang menggunakan data-data historis mengenai perubahan harga saham maupun instrumen lainnya, volume dan beberapa indikator pasar yang lain untuk melahirkan rekomendasi keputusan investasi. Analisis ini bisa diterapkan pada bursa saham, pasar valuta asing, bursa komoditas atau pasar apapun yang pergerakan harga dagangannya dipegaruhi oleh permintaan dan penawaran. Dengan menggunakan data-data mengenai harga, pasokan serta permintaan di masa lalu, analisis teknikal saham bertujuan memprediksi bagaimana permintaan dan pasokan dimasa mendatang, serta menganalisa harga saham yang mungkin akan terbentuk karenanya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan suatu tren atau pola yang berulang dari pergerakan harga saham dan kemudian dieksploitasi untuk mendapatkan kentungan.
Pada analisis teknikal, para pelaku saham melakukan trading dengan berpatokan pada grafik atau chart yang terbentuk dari pergerakan harga pada masa yang lampau. Ada beberapa jenis chart yang lazim digunakan para pemain saham dalam melakukan analisa teknikal :
14
B Chart Bar
( (www.belajarin nvestasi.net/saaham/analisis-teknikal-sahaam)
Gam mbar 2.1 Baar Chart
C Chart ini meempunyai settidaknya sattu garis kecill horisontal yang y biasa disebut d tick mark. m G Garis vertikalnya mewaakili range harga h untuk jangka wakktu tertentu, contohnya daily, d w weekly dll. Bagian atas garis verttikal untuk harga tertinnggi, yg baw wah untuk harga h t terendah. Tiick mark di sebelah kirii mewakili harga h pembuukaan, yangg kanan mew wakili h harga penuttupan. Yangg perlu diperrhatikan darri bar chart adalah tickk marknya, harga h p pembukaan mengindikaasikan ke araah mana perrgerakan haarga saham, harga penuttupan m mengindikas sikan perilakku investor/trrader atas poortfolionya.
15
L Line Chart
( (www.belajarin nvestasi.net/saaham/analisis-teknikal-sahaam)
Gam mbar 2.2 Lin ne Chart
G Grafik ini tidak menam mpilkan hargga pembukaaan seperti pada p bar chhart. Meski tidak d detail, bukaan berarti chat c ini tiddak bergunaa, bagi anda yang inggin mendapaatkan g gambaran seepintas, ini sangat bergguna saat bertindak cepaat. Harga penutupan p saangat p penting kareena menginddikasikan dii harga berappa saham inni dikoleksi (hold) oleh para i investor.
C Candlestick k Chart
( (www.belajarin nvestasi.net/saaham/analisis-teknikal-sahaam)
Gambarr 2.3 Candlestick Charrt
16
Candlestick chart sangat populer beberapa tahun belakangan. Metode ini berasal dari Jepang dan menyajikan data yang lebih kurang sama dengan bar chart. Yang membedakannya, dengan candlestick, jauh lebih mudah untuk mengamati perubahan pergerakan saham. Candlestick chart bisa menjadi pilihan utama jika ingin bermain short-term. Candlestick chart umumnya memiliki 2 jenis warna, transparan (putih) dan warna gelap atau warna hijau dengan merah. Warna transparan (putih) dan hijau mengindikasikan harga bergerak naik, untuk warna gelap dan merah, harga bergerak ke bawah.
2.3.2 Analisis Fundamental “Berbeda dengan analisis teknikal, analisis fundamental lebih menekankan pada kondisi keuangan, kinerja dan growth dari suatu perusahaan. Teknik ini menitik beratkan pada rasio financial dan kejadian – kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi, analisis industry dan analisis perusahaan.” (Nazwirman, , 2008, hal. 7)
Analisis fundamental ini digunakan oleh para ahli ekonomi atau investor yang ingin membeli saham suatu emiten berdasarkan analisis laporan keuangan dan kinerjanya karena mengharapkan emiten tersebut dapat berkembang dan bekerja baik dan nilai harga sahamnya dapat naik seiring dengan perkembangannya.
17
2.4 Tren Harga & Market Tren harga atau price and volume tren (PVT) adalah sebuah indikator untuk menggabungkan harga dan volume pada pasar modal PVT didasarkan pada volume transaksi berjalan, dengan penambahan volume berdasarkan presentase perubahan harga pada saat penutupan pasar dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya. PVT dapat digunakan untuk membantu melihat volume transaksi yang terjadi sehingga dapat membantu melihat kuat atau lemahnya pergerakan harga.
Tren market adalah kecendrungan market untuk bergerak terus bergerak ke atas atau ke bawah pada suatu periode tertentu. Memang bukan berarti bahwa harga akan terus bergerak naik atau terus bergerak turun akan tetapi ada kecendrungan untuk bergerak ke salah satu arah dalam periode waktu tertentu. Ada dua kondisi yang sering dipakai untuk menggambarkan pergerakan harga tersebut :
Bullish Market Bullish diambil dari kata Bull yang berarti banteng. Saat pasar sedang mengalami kenaikan, berarti banteng(Bull) sedang memainkan peranan. Gerakan menanduk banteng yang bergerak dari atas ke bawah dianalogikan sebagai kondisi market yang sedang mengalami kenaikan. Ini berarti tingkat kepercayaan diri dari para investor sedang tinggi untuk melakukan buy.
18
http://stockcharts.com/help/doku.php?id=chart_school:chart_analysis:chart_patter ns:measured_move_-_bull Gambar 2.4 Bullish Market
Bearish Market Dari Kata Bear yang berarti beruang. Gerakan beruang saat menerkam dengan cara menjatuhkan badannya secara tiba-tiba dianalogikan sebagai kondisi pasar yang sedang mengalami penurunan. Pada saat ini investor takut atau kehilangan percaya diri untuk terus melakukan buy atau hold suatu saham.
19
http://www.safehaven.com/article/10684/the-twenty-percent-rule-and-bear-markets
Gambar 2.5 Bearish Market
2.5 Moving Average Moving average adalah salah satu jenis forecasting/peramalan yang digunakan untuk menganalisis data Time Series. Teknik ini diaplikasikan di bidang keuangan dan juga digunakan untuk menghaluskan fluktuasi jangka pendek dan menguatkan tren jangka panjang. Penggunaannya untuk jangka panjang atau pendek dapat diatur berdasarkan parameternya. (Box, George E.P., Jenkins. Gwilym M., Reinsel, Gregory C., TIME SERIES ANALYSIS : FORECASTING AND CONTROL 3RD EDITION)
Semakin pendek time frame sebuah Moving Average (MA) maka semakin sensitif dan semakin mudah untuk melihat tren baru dengan lebih cepat, akan tetapi bisa juga memberikan sinyal yang salah. Moving Average yang lebih panjang lebih dapat diandalkan, tetapi hanya untuk mengidentifikasi tren yang berskala besar. Dalam menganalisis pergerakan di pasar saham sangat disarankan untuk menggunakan MA dengan jangka waktu setengah dari siklus pergerakan data yang dianalisis.
20
2.5.1 Simple Moving Average Diberikan N titik data dan diputuskan untuk menggunakan T pengamatan pada setiap rata-rata.
Dibandingkan dengan nilai tengah sederhana (dari semua data historis) rata-rata bergerak berorde T memiliki karakteristik :
-
Hanya mengenai T periode terakhir dari data yang diketahui
-
Jumlah titik data dalam setiap rata-rata tidak berubah dengan berjalannya waktu.
Secara aljabar, rata-rata bergerak SMA dapat ditulis sbb :
21
2.5.2 Weighted Moving Average Weighted Moving Average (WMA) memberikan bobot yang lebih besar pada data yang terakhir dibandingkan dengan data sebelumnya. Pembobotan dihitung berdasarkan jumlah hari. Pada dasarnya besar bobot yang diberikan kepada data terakhir akan bergantung pada panjang periode yang ditetapkan.
Semakin besar panjang periode, maka semakin besar pula pembobotan yang diberikan kepada data yang terbaru. Secara matematis WMA disusun dengan formula :
Di mana : n = periode yang dipilih k = n – (n – 1) Xn = data ke-n
22 D formulaa di atas dapaat diketahui panjang Dari p perioode akan mennentukan bobbot yang dibeerikan p pada data yan ng terbaru.
2 Bolling 2.6 ger Bandss Dicip ptakan olehh John Boollinger padda awal 1980 1 an untuk u membbantu m membanding gkan volatillitas dan haarga relatif dalam satuu periode annalisis. Bolllinger b bands sendirri sebenarnyya terdiri ataas tiga buah garis yang membentukk semacam sabuk s p pembatas teerhadap pergerakan harga. Namuun dalam penerapannyya garis teengah B Bollinger Bands B seringgkali tidak ditampilkan d karena meemang garis tengah terrsebut h hanyalah garris Moving Averages A biaasa. (www.bbollingerbandds.com) P Perhatikan gambar g berikkut :
h http://belajar rforex.com/iindikator-tekknikal/bollinnger-bands.html Gambaar 2.6 Bollin nger Bands
23
Bollinger Bands bentuknya menyerupai sabuk yang menjadi pembatas pergerakan harga. Apabila terjadi ketidak seimbangan antara demand dan supply, maka Bollinger Bands akan lebih melebar dibandingkan kondisi seimbang. Sebagai volatility indicator, sebenarnya Bollinger Bands tidak dapat berdiri sendiri. Indikator ini biasanya digunakan hanya sebagai indikator awal untuk mengukur harga relatif dan volatility. Sebagai contoh dari gambar diatas, terjadi keadaan dimana supply lebih banyak dari demand sehingga membuat harga turun dari 1.2185 menuju 1.2071 (114 point), maka sabuk bolinger akan lebih melebar karena memang laju harga sedang meningkat. Bandingkan dengan keadaan dimana demand dan supply cenderung sama seperti pada pukul 12.00 dan setelahnya. Jika terjadi keseimbangan yang artinya pasar akan bergerak dalam kondisi sideways maka Bollinger Bands akan lebih menyempit dari biasanya karena memang laju harga tidak secepat ketika uptren atau down tren.
Bollinger Bands pada dasarnya terdiri dari tiga garis yaitu upper band, middle band dan lower band.
Upper band = Simple Moving Average + (faktor pengali x standar deviasi) Middle band = Simple Moving Average Lower band = Simple Moving Average – (faktor pengali x standar deviasi) Faktor pengali = [0.6174 x ln (periode Bollinger Bands)] + 0.1046 Untuk faktor pengali, biasanya digunakan angka 2 dibandingkan penggunaan rumus diatas.
24
Standar deviasi merupakan perhitungan statistik biasa yang digunakan untuk mengukur besarnya penyimpangan pada tiap-tiap data. Rumusnya adalah sbb:
dengan :Xi = data ke I dan X = rata-rata Data yang kita gunakan dalam perhitungan ini bukan hanya closed price saja seperti pada SMA biasa. Pada Bollinger Bands, data yang dipakai adalah gabungan antara high,low dan closing price.
Typical price =
2.7 Stochastic Oscillator Stochastic Oscillator adalah indikator daya gerak yang digunakan dalam analisis teknikal yang diperkenalkan oleh George Lane pada tahun 1950-an, untuk membandingkan harga penutupan suatu komoditi terhadap rentang harga dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya indikator ini digunakan untuk mengukur kekuatan relatif dari harga terakhir terhadap rentang harga tertinggi dan harga terendah selama periode rentang waktu yang kita inginkan.
25
Merupakan alat analisis ciptaan George C Lane pada akhir 50-an. Seperti namanya, nilai kisaran pada indikator ini adalah 0-100 (oscillator). Stochastic Oscillator digunakan untuk menunjukkan posisi closing relatif terhadap range transaksi dalam suatu periode tertentu. Ada beberapa macam stochastic yang dapat digunakan antara lain fast stochastic, slow stochastic dan full stochastic. Secara matematis Stochastic Oscillator didefinisikan sbb:
pada periode tertentu.
Recent close = harga penutupan terakhir Lowest Low = harga terendah selama periode yang ditentukan Highest high = harga tertinggi selama periode yang ditentukan
Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis yang disebut %K dan %D. Inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K. Pemilihan periode %D biasanya sebesar 3 periode disengaja untuk meningkatkan sensitifitas dari %D itu sendiri. %D menggunakan perhitungan pergerakan harga sederhana dari statistik Stoch %K melintasi periode s periods . secara umum :
26
Rentang osilator %K dan %D adalah dari 0 hinga 100 dan seringkali dinyatakan dalam bentuk tanda garis. Tingkat yang mendekati ekstrem adalah 100 dan 0, baik bagi %K maupun %D, mengindikasikan kekuatan atau kelemahan yang disebabkan oleh karena terbentuknya harga atau mendekati harga tertinggi atau terendah baru dalam Nhari.
Terdapat dua jenis metode yang terkenal untuk menggunakan indikator %K dan %D dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham. Metode pertama adalah menggunakan perlintasan dari sinyal %K dan %D dan metode kedua adalah menggunakan asumsi bahwa %K dan %D terombang-ambing (oscillate) dalam melakukan keputusan beli dan jual.
Pada metode pertama, %D berlaku sebagai pemicu atau garis sinyal untuk %K. Sinyal beli akan diperoleh sewaktu %K memotong keatas melintasi %D, ataupun sebaliknya dengan sinyal jual yang akan diperoleh ketika %K memotong kebawah melintasi %D. Perlintasan tersebut dapat saja terjadi dengan amat sering dan untuk menghindari sinyal palsu maka sebaiknya ditunggu terjadinya suatu lintasan yang bersamaan dengan indikasi kelebihan minat beli (overbought) ataupun kelebihan minat jual (oversold) ataupun hanya pada saat terjadinya puncak atau menembus garis %D. Apabila volatilitas harga amat tinggi, maka dapat digunakan pergerakan rata-rata yang sederhana dari indikator Stoch %D
27
Pada metode kedua, beberapa analis memperdebatkan bahwa %K atau %D pada tingkat diatas 80 dan dibawah 20 dapat diartikan sebagai kelebihan minat jual ataupun beli. Dalam teori bahwa harga terombang-ambing (oscillate) , kebanyakan analis termasuk juga George Lane, merekomendasikan untuk melakukan pembelian atau penjualan saat terjadinya pembalikan arah. Atau dengan kata lain, pembelian atau penjualan dapat dilakukan setelah terjadinya sedikit pergerakan kearah balik, misalnya apabila indikator bergerak keatas angka 80 maka investor harus menunggu hingga indikator berada sedikit dibawah 80 untuk melakukan penjualan ( sinyal jual).
2.8 Analisis dan Desain Sistem Berorientasi Objek Ada dua kemampuan utama pada sistem berorientasi objek yaitu : 1. Reusability Kemampuan untuk menggunakan kembali pengetahuan dan kode program yang ada, dapat menghasilkan keunggulan saat suatu sistem baru dikembangkan atau sistem yang ada dipelihara atau direkayasa ulang. 2. Interoperability Kemampuan mengitegrasikan berbagai aplikasi dari beberapa sumber, seperti program yang dikembangkan sendiri dan perangkat lunak jadi, serta menjalankan aplikasi-aplikasi ini di berbagai platform.
28
Adapun beberapa kelemahan dari sistem berorientasi objek : -
Diperlukan waktu lama untuk memperoleh pengembangan.
-
Kesulitan metodologi untuk menjelaskan sistem bisnis yang rumit & kompleks.
-
Kurangnya pilihan peralatan pengembangan yang disesuaikan untuk sistem bisnis.
Pada tahap awal perancangan suatu aplikasi berorientasi objek diperlukan deskripsi dari permasalahan dan spesifikasi aplikasi yang dibutuhkan. Analisis dan desain tersebut terdiri dari 4 komponen utama yaitu : 1. Problem Domain Analysis 2. Application Domain Analysis 3. Architectural Design 4. Component Design
2.9
Interaksi Manusia dan Komputer Menurut Galitz (2007, p4), Interaksi manusia dan komputer adalah suatu ilmu
yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif.
29
Menurut Galitz (2007, p64), 5 kriteria yang harus dipenuhi agar suatu program dapat dibilang user friendly adalah : 1. Waktu belajar Mudah dipelajari dan digunakan bahkan oleh orang awan sekalipun. 2. Kecepatan kinerja Dalam penyelesaian masalah dan pemrosesan data dilakukan dengan cepat dan efisien. 3. Tingkat kesalahan Dapat meminimalkan jumlah dan tingkat kesalahan pengguna. 4. Daya ingat Cara kerja sistem mudah diingat sehingga pemakai dapat mempertahankan pengetahuannya dan dengan demikian tidak diperlukan pembelajaran ulang jika ingin menggunakan sistem di masa yang akan datang. 5. Kepuasan subjektif Seberapa puas seorang pengguna menggukanan sistem yang dibuat.
Menurut Shneiderman (1998, p74-75), dalam perancangan sebuah tatap muka terdapat aturan-aturan yang dikenal dengan 8 Golden Rules of Interface Design ( 8 aturan emas), yaitu : 1. Berusaha untuk konsisten (strive for consistency) Konsisten dalam semua aspek baik penggunaan bentuk dan ukuran font, warna pada latar belakang atau tulisan, pembuatan layout, dll.
30
2. Memungkinkan user menggunakan shortcut sesering mungkin (enable frequest users to use shortcuts) Pengurangan jumlah interaksi melalui fasilitas shortcut sehingga menghemat waktu respon dan tampilan. 3. Memberikan umpan balik yang informatif (offer informative feedback) Untuk setiap tindakan, harus ada umpan balik (feedback). Feedback bisa berupa tampilan, suara atau indikator lain sehingga user mengetahui bahwa perangkat lunak tersebut memberikan respon. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir (design dialogs to yield closure) Urutan dari tindakan diatur ke dalam suatu kelompok yang memiliki bagian awal, tengah dan akhir. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana (offer error prevention and simple error handling) Sebisa mungkin diberikan error prevention. Contohnya dalam memasukkan nama tidak diperbolehkan penggunaan angka. Jika user melakukan kesalahan, sistem harus dapat mendeteksi kesalahan tersebut dan menampilkan kesalahan pengguna. 6. Mengizinkan pembalikan aksi dengan mudah (permit easy reversal of actions) Dalam melakukan desain sebisa mungkin diberikan fungsi undo, untuk memudahkan bila terjadi kesalahan yang tidak disengaja.
31
7. Menyediakan kendali internal bagi pengguna (support internal locus of control) Sistem harus dirancang supaya user merasa menguasai sistem dan sistem memberi respon atas tindakan yang diberikan. 8. Mengurangi muatan meori jangka pendek (reduce short-term memory load) Manusia mempunyai keterbatasan dalam mengingat sehingga tampilan dibuat sesederhana mungkin. Tampilan halaman-halaman dapat digabung dan pergerakan windows dapat dikurangi.
2.10 UML (Unified Modelling Language) Menurut Booch et al. (2001, p13), UML (Unified Modelling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan membuat piranti lunak yang berorientasi objek. Karena UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan bahasa berorientasi objek , maka semua elemen dan diagram berdasarkan pada paradigma object oriented. UML sendiri memberikan standar penulisan sebuah sistem rancangan (blueprint), yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa pemrograman yang spesifik, skema database, dan komponen-komponen yang diperlukan dalam sistem piranti lunak. Menurut Booch et al. (2001, p17), untuk dapat memahami UML membutuhkan konsep dari sebuah bahasa model dan mempelajari tiga elemen utam dari UML, yaitu :
32
1. Building block, terdiri dari tiga macam antara lain : benda, hubungan dan diagram 2. Aturan yang menyatakan bagaimana building block tersebut diletakkan. 3. Beberapa mekanisme umum (common).
UML memiliki beberapa diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem. Tujuannya agar sistem mudah dimengerti oleh semua pihak. Diagram-diagram UML terdiri dari (Booch et al., 2001, p97) :
1. State Transition Diagram Adalah diagram yang menggambarkan bagaimana suatu state dihubungkan dengan state yang lain pada satu waktu. Diagram ini menunjukkan bagaimana sistem bekerja sebagai akibat dari kejadian eksternal. Contoh pada gambar 2.7
33
Gambar 2.7 State Transition Diagram State menunjukkan keadaan atau kegiatan yang menjelaskan bagian tertentu dari proses. Transition condition menunjukkan kondisi atau syarat pada lingkungan eksternal yang dapat menyebabkan perubahan dari satu state ke state yang lain.
2. Use Case Diagram Menggambarkan apa saja aktifitas yang dilakukan sistem dari sudut pandang pengamatan orang ketiga atau pengamatan luar. (Booch et al., 2001, p233)
34
Gambar 2.8 Use Case Diagram
•
Actor adalah sebuah peran yang dimainkan oleh orang, sistem, perangkat atau bahkan perusahaan yang memiliki andil dalam keberhasilan sistem operasi.
•
Use case adalah mengidentifikasi perilaku kunci dari sistem. Tanpa perilaku ini, sistem tidak akan memenuhi persyaratan aktor. Setiap use case bertujuan mengungkapkan bahwa sistem harus mencapai hasil.
•
Association adalah mengidentifikasi interaksi antara aktor dan use case. Setiap association menjadi sebuah dialog yang harus dijelaskan.
35
•
Include relationship adalah mengidentifikasi penggunaan yang dapat digunakan kembali kasus yang tanpa syarat dimasukkan ke dalam pelaksanaan penggunaan lain kasus.
•
Extend relationship adalah mengidentifikasi suatu kasus yang dapat digunakan kembali menggunakan kondisional mengganggu pelaksanaan kasus penggunaan lain untuk meningkatkan fungsinya.
3. Sequence Diagram Merupakan diagram interaksi yang menekankan pada urutan waktu dari pertukaran message. Message apa saja yang dikirim dan kapan pelaksanaannya. (Booch et al., 2001, p246)
Gambar 2.9 Sequence Diagram