BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Gellinas dan Dull (2010: 111), sistem adalah sekelompok elemen yang bergantung satu sama lain yang bersama-sama mencapai suatu tujuan. O’Brien dan Marakas (2010: 26) menyatakan bahwa, Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses tranformasi yang teratur. Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain dengan menerima input dan menghasilkan output guna mencapai tujuan tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi Menurut O'Brien dan Marakas (2008: 24) adalah data yang ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pengguna terakhir. Informasi menurut Stair dan Reynolds (2010: 5) adalah sekumpulan faktafakta yang diolah dengan sedemikian caranya sehingga memiliki nilai tambah dibalik nilai dari fakta individu itu sendiri. Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, informasi adalah data yang diolah dengan baik, memiliki nilai bagi orang yang memanfaatkannya, terutama dalam proses pengambilan keputusan.
2.1.2.1
Karakteristik Informasi Karakteristik informasi yang berguna menurut Hall (2011: 14)
adalah Relevance, Timelines, dan Accurate. Penjelasan dari karakteristik informasi tersebut adalah seperti berikut : 1) Relevance (Relevan) Relevan dapat berarti sesuai dengan hal yang dimaksud atau diperlukan. Oleh karena itu, isi dari sebuah laporan atau dokumen 9
10 harus melayani suatu tujuan yaitu memenuhi untuk kebutuhan informasi.Dengan demikian laporan atau dokumen yang bersangkutan dapat mendukung keputusan manajer atau petugas administrasi. 2) Timelines (Tepat Waktu) Informasi yang berguna adalah informasi yang digunakan secara tepat pada waktunya. Misalnya, untuk menghitung pendapatan service dari setiap karyawan, maka diperlukan informasi-informasi mengenai transaksi historis dari absensi karyawan. 3) Accurate (Akurat) Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Material dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat penting dan memiliki dampak yang signifikan apabila informasi tersebut berubah.
2.1.3
Pengertian Sistem Informasi Menurut
O’Brien dan Marakas (2008: 4) menyatakan bahwa pengertian
sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi menurut Satzinger (2010: 6), sistem informasi merupakan kumpulan komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi sebagai hasil dari informasi. Dalam buku Introduction to Information Systems oleh O’brien dan Marakas (2010: 8), terdapat tiga alasan mendasar untuk semua aplikasi bisnis dalam teknologi informasi. Hal tersebut dapat ditemukan dalam tiga peran penting yang dapat dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis: 1) Mendukung proses dan operasi bisnis 2) Mendukung pengambilan keputusan oleh karyawan dan manajer. 3) Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif. Berdasarkan definisi-definisi tersebut ,aka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu alat yang membantu dalam menyediakan informasi bagi
11 penerimanya dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan bagi manajemen di dalam operasi perusahaan sehari-hari dan informasi yang layak untuk pihak luar perusahaan.
2.2 Sistem Informasi Akuntansi 2.2.1 Pengertian Akuntansi Menurut Reeve, Warren, dan Duchac (2012: 3)
akuntansi didefinisikan
sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan. Sedangkan menurut, Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011: 4) akuntansi terdiri
dari
tiga
aktivitas
utama
mengidentifikasikan,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu aktivitas mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan laporan yang berkaitan dengan kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan kepada para pihak yang berkepentingan.
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gellinas dan Dull (2010: 14), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari suatu kejadian bisnis. Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 57) sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengorganisasikan formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan manajemen dan pimpinan perusahaan dan dapat memudahkan pengelolahan perusahaan. Menurut Kieso (2008: 102), sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem mengumpulkan dan memproses data-data transaksi dan mengkomunikasikan informasi finansial untuk mengambil keputusan.
12 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari suatu kejadian bisnis.
2.2.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2008: 6), komponen sistem informasi akuntansi dibagi menjadi 6 (enam), yaitu: 1) Orang Orang yang mengoperasikan sistem dan menjalankan berbagai fungsi. 2) Prosedur Prosedur dan instruksi baik manual maupun terotomatisasi yang terlibat didalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai kegiatan organisasi. 3) Data Data mengenai organisasi dan proses bisnis dari organisasi. 4) Perangkat lunak Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data informasi. 5) Infrastruktur teknologi informasi Infrastruktur teknologi informasi yang mencakup komputer-komputer, perangkat jaringan komunikasi, dan perangkat pengdukun yang digunakan dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mentransmisi data serta informasi. 6) Pengendalian internal dan langkah pengamanan Pengendalian yang dilakukan untuk menjaga data didalam sistem informasi akuntansi.
2.2.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Hall (2008: 18), pada dasarnya tujuan disusunnya Sistem Informasi Akuntansi adalah :
13 1) Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen, kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan – laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban. 2) Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari, sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif. 3) Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.
2.2.5 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2008: 6), sistem informasi memiliki 5 (lima) manfaat dan kegunaan, yaitu : 1) Membuat laporan eksternal Sistem informasi akuntansi membuat manjemen dapat memperoleh informasi dengan lebih mudah. Dengan informasi yang lebih mudah dan cepat diperoleh, maka akan lebih mudah dan cepat pula dalam menghasilkan laporan-laporan perusahaan, guna memenuhi kebutuhan informasi para investor, kreditor, maupun pihak-pihak lain. 2) Mendukung kegiatan rutin Sistem informasi akuntansi akan membantu manajemen dalam menangani aktivitas-aktivitas operasi rutin perusahaan selama berlangsungnya siklus operasi perusahaan. 3) Mendukung keputusan Sistem informasi akuntansi menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. 4) Perencanaan dan pengendalian
14 Informasi historis yang didapat dari sistem informasi akuntansi dapat digunakan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian dalam perusahaan. 5) Menerapkan pengendalian internal Sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi dapat menjadi salah satu alat pengendalian internal. Pengendalian internal ini dapat berupa pemberian sandi (password) dan pembagian hak akses sesuai peran dan tanggung jawab setiap karyawan.
2.2.6 Siklus Transaksi Perusahaan Menurut Rama & Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008: 57), siklus transaksi merupakan kejadian-kejadian yang saling berhubungan yang pada umumnya terjadi di dalam urutan tertentu. proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama yaitu sebagai berikut : 1. Siklus Pemerolehan / Pembelian (Acquisition / Purchasing Cycle) Siklus pemerolehan mengacu pada proses pembelian barang dan jasa. 2. Siklus Konversi (Conversion Cycle) Siklus konversi mengacu pada sumber daya yang diperoleh menjadi barang -barang dan jasa. 3. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) Siklus pendapatan mengacu pada proses penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan dan mengumpulkan uang kas. Menurut Romney & Steinbart (2009: 31), siklus pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dibagi menjadi 5 subsistem yaitu: 1. Revenue Cycle Siklus yang terjadi dari transaksi penjualan barang dan jasa serta penerimaan kas. 2. Expenditure Cycle
15 Siklus yang terjadi dari transaksi pembelian barang dan jasa serta pengeluaran kas. 3. Human Resources / Payroll Cycle Siklus yang terjadi dari proses perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja yang dilakukan perusahaan. 4. Production Cycle Siklus yang terjadi dari proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. 5. Financing Siklus yang terjadi dari kegiatan penerimaan modal yang dilakukan oleh perusahaan.
Kesimpulan dari definisi di atas yaitu siklus utama transaksi adalah siklus perolehan, konversi, dan pendapatan yang merupakan kegiatan utama dalam perusahaan. Siklus utama transaksi yang berjalan dengan baik akan menentukan kelangsungan hidup dari proses bisnis suatu perusahaan.
2.3 Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) Menurut Rama dan Jones (2008: 4), Siklus pendapatan adalah proses menyediakan barang atau jasa untuk para pelanggan dan menagih uangnya. Menurut Boynton dan Johnson (2006: 4), mengatakan bahwa Siklus pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siklus pendapatan merupakan aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang atau jasa untuk para pelanggan dan penagihan dalam bentuk penerimaan kas bagi perusahaan.
2.3.1 Aktivitas Utama Siklus pendapatan Menurut Romney dan Steinbart (2006: 356) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) kegiatan dalam siklus pendapatan diantaranya sebagai berikut: 1) Sales Order Entry
16 Siklus pendapatan dimulai dengan menerima pesanan dari pelanggan. Urutan proses penjualan entri memerlukan tiga langkah: mengambil pesanan pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, dan memeriksa ketersediaan persediaan. 2) Shipping Kegiatan dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah mengisi pesanan pelanggan dan pengiriman barang dagangan yang diinginkan. Proses ini terdiri dari dua langkah, yaitu pertama, mengambil dan memuat pesanan dan kedua, pengiriman pesanan. 3) Billing Kegiatan dasar ketiga melibatkan penagihan kepada pelanggan. Tugas-tugas yang terkait erat: faktur dan memperbarui piutang, yang dilakukan oleh dua unit yang terpisah dalam departemen akuntansi. 4) Cash Collection Langkah terakhir dalam siklus pendapatan adalah mengumpulkan kas. Kasir, yang melapor kepada bendahara, menangani pengiriman uang pelanggan dan mendepositokan ke bank.
2.3.2 Pengertian Penjualan Menurut Reeve, Warren, Duchac (2012:256) penjualan adalah total yang dikenakan kepada konsumen atas barang yang terjual, baik penjualan secara tunai maupun kredit. Menurut Mulyadi (2010: 455), Sistem penjualan tunai merupakan sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai merupakan penjualan barang yang dilakukan oleh perusahaan dimana pembeli diharuskan melakukan pembayaran pada saat terjadinya penjualan tersebut. Penjualan tunai adalah kegiatan menjual barang yang terlebih dahulu dilunaskan oleh pembeli. Menurut Mulyadi (2010: 210), penjualan kredit merupakan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai
17 tagihan kepada pembeli tersebut. Menurut Soemarso (2009: 160), penjualan kredit merupakan transaksi antar dua perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa yang berakibat timbulnya piutang. Menurut Kasmir (2008: 108) terdapat prinsip 5C dalam pemberian kredit yaitu akan dijelaskan sebagai berikut: a) Character Prinsip character ini berfokus kepada analisis terhadap watak dari peminjam. Hal ini penting, dikarenakan kredit merupakan kepercayaan yang diberikan kepada debitur sehingga debitur seharusnya adalah pihak yang dapat dipercaya dan memiliki niat baik untuk mengembalikan. Halhal yang termasuk dalam analisis watak debitur ini yaitu riwayat peminjaman, reputasi dala bisnis dan keuangan, manajemen, dan legalitas usaha. b) Capacity Prinsip capacity ini berfokus untuk mengukur tingkat kemampuan debitur dalam membayar. Kemampuan ini dapat diuraikan ke dalam kemampuan manajerial dan kemampuan finansial. c) Capital Prinsip capital ini berfokus untuk mengukur kemampuan debitur untuk memiknul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan bagaimana debitur atau perusahaan tersebut dapat menanggung resiko yang mungkin saja dapat muncul terkait dengan keputusan yang dibuatnya. d) Collateral Prinsip collateral ini berfokus kepada pemberian jaminan yang dapat diberikan oleh debitur. Jaminan hendaknya dapat melebihi jumlah kredit yang diberikan. e) Condition of Economy Prinsip condition of economy ini berfokus kepada kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada pada saat ini dan dampak yang mungkin akan muncul nantinya pada bidang usaha debitur.
18 2.3.3 Pengertian Piutang Dagang Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011: 348), Piutang merupakan klaim terhadap pelanggan atau lainnya atas uang, barang atau jasa. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: 347) piutang adalah suatu aset keuangan sekaligus instrumen keuangan, dimana piutang dapat ditagih kepada pelanggan atau orang lain yang terkait transaksi dalam bentuk uang, barang, atau jasa. Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah a.
Faktur penjualan, digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat atau surat jalan dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
b.
Bukti kas masuk, digunakan sebagai dasar pencatatan piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur atau pihak yang berhutang.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, piutang dagang adalah hak yang dimiliki perusahaan dalam melakukan klaim terhadap pelanggan atas aktivitas penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit.
2.3.4 Pengertian Penerimaan Kas Menurut Hall (2008: 173), menyebutkan ada 5 prosedur yang terlibat dalam sistem penerimaan kas, yang meliputi : a) Remittance entry Pada tahap ini, kasir akan mengumpulkan semua cek dan mencocokan dengan remittance advice yang diterima, kemudian menjumlahkan semua cek yang diterima. Kemudian remittance list, yang berisi daftar remittance advice secara keseluruhan dibuat. b) Depositing receipts Salah satu salinan dari remittance list dikirimkan ke kasir yang akan membandingkan dan merekonsiliasi. Kemudian, kasir ini akan membuat
19 deposit slip dan cash receipt transaction listing (jurnal). Setelah itu, barulah semua cek disetorkan ke bank. c) Update Accounts Receivable Remittance advice digunakan untuk mengirim ke rekening nasabah dalam buku besar pembantu piutang. Secara berkala, perubahan saldo rekening dirangkum dan diteruskan ke fungsi buku besar. d) Update General Ledger Setelah menerima voucher jurnal dan ringkasa akun, fungsi buku besar umum dituliskan ke rekening kas dan rekening kendali piutang dan flie voucher jurnal. e) Reconcile Cash Receipts and Deposits Secara berkala (mingguan atau bulanan), seorang pegawai dari kantor pengawas (atau karyawan tidak terlibat dengan prosedur penerimaan kas) menyatukan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen-dokumen berikut:
Salinan prelist yang terkait.
Slip penyetoran yang diterima dari bank.
Jurnal voucher yang terkait.
2.3.5 Jurnal Akuntansi Siklus Pendapatan Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: 349) di dalam akuntansi komersial suatu penjualan secara kredit akan dicatat sebagai berikut: Piutang Usaha
xxx
Pendapatan
xxx
Saat penerimaan kas dari pelanggan atas piutang akan terbentuk jurnal akuntansi penerimaan kas. Jurnal penerimaan kas berfungsi untuk mencatat segala pemasukan atau penerimaan kas secara tunai yang berhubungan dengan usaha dagang. Jurnal penerimaan kas akan dicatat sebagai berikut: Kas
xxx Piutang Usaha
xxx
20
2.4 Pengertian Flowchart Menurut Oetomo (2007: 126), flowchart merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan mempresentasikan simbo-simbol tertentu yang mudah di mengerti, mudah digunakan, dan standar. Tabel 2.1 Simbol Flowchart
21
2.5 Pengertian Pengendalian Internal Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: 300) mengemukakan bahwa pengendalian internal terdiri dari semua metode terkait dan pengukuran yang diadopsi dalam sebuah organisasi untuk menjaga aset-asetnya, meningkatkan keandalan dalam pencatatan akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi, dan memastikan bahwa organisasi mematuhi hukum dan peraturan yang ada. Menurut Rama dan Jones (2008: 132) mengemukakan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut yaitu efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, serta ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
22 2.5.1 Komponen Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones (2008: 134), mengemukakan bahwa “Dalam laporan Committee of Sponsoring Organizations (COSO) mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai sasaran pengendalian internal: 1) Lingkungan pengendalian Mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawannya terhadap pengendalian. Faktorfaktor ini meliputi integritas, nilai-nilai etika, serta filosofi dan gaya operasi manajemen. Meliputi cara manajemen memberikan liputan wewenang dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan karyawannya, serta perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi. 2) Penentuan risiko Merupakan identifikasi dan analisis risiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian internal. 3) Aktivitas pengendalian Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk mencapai risiko. Aktivitas pengendalian meliputi hal-hal berikut : a. Penelaahan kinerja, merupakan aktivitas-aktivitas yang mencakup analisis kinerja, misalnya melalui perbandingan hasil aktual dengan anggaran, proyeksi standar, dan data periode lalu. b. Pemisahan tugas mencakup pembebanan tanggung jawab untuk otorisasi transaksi, pelaksanaan transaksi, pencatatan transaksi, dan pemeliharaan aset kepada karyawan yang berbeda-beda. c. Pengendalian aplikasi diterapkan pada masing-masing aplikasi sistem informasi akuntansi. d. Pengendalian umum adalah pengendalian yang berkaitan dengan banyak aplikasi. 4) Informasi dan komunikasi
23 Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur (otomatisasi dan manual) serta record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kejadian pada proses entitas. Komunikasi meliputi penyediaan pemahaman mengenai peran dan tanggung jawab individu. 5) Pengawasan Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi sebagaimana dimaksudkan.
2.6 Pajak Pertambahan Nilai 2.6.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai Menurut Waluyo (2011: 9) menyatakan bahwa pajak pertambahan nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (didalam Daerah Pabean), baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa. Mardiasmo (2009: 269) menyatakan bahwa apabila dilihat dari sejarahnya, pajak pertambahan nilai merupakan pengganti dari Pajak Penjualan. Alasan pengertian ini karena Pajak Penjualan dirasa sudah tidak lagi memadai untuk menampung kegiatan masyarakat dan belum mencapai sasaran kebutuhan pembangunan, antara lain untuk meningkatkan penerimaan Negara, mendorong ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak. Berdasarkan penjelasan UU No. 42 Tahun 2009 Tentang perubahan Ketiga atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, pada bagian umum, Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi.
2.6.2 Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai Berlakunya UU No. 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas UU No. 8 Tahun 1983 kemudian diubah menjadi UU No. 11 Tahun 1994, dan yang terakhir diubah lagi dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang pajak pertambahan nilai (PPN)
24 barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah. Aturan pelaksanaan terakhir diatur pada UU No. 42 Tahun 2009.
2.6.3 Tarif Pajak Pertambahan Nilai Besarnya tarif pajak pajak pertambahan nilai yang dikenakan adalah sebesar : 1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). 2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak adalah 0% (nol persen). 3) Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi serendah-rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi-tingginya 15% (lima belas persen).
2.7 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 2.7.1 Pengertian Analisis Sistem Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005: 4), analisis sistem adalah proses untuk memahami dan menspesifikan ke dalam detail sebuah sistem informasi apa yang harus dicapai. Menurut Dennis, Wixom dan Roth (2009: 11), analisis sistem adalah kegiatan yang berfokus untuk mengetahui siapa, apa, dimana dan kapan dari sebuah sistem dimana kegiatan tersebut menghasilkan proposal sistem. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah sebuah proses untuk memahami sebuah sistem agar dapat mengetahui secara lebih detail siapa, apa, diamana dan kapan dari sistem tesebut.
2.7.1.1 The Requirement Discipline Satzinger (2005: 56) mengatakan bahwa “tujuan utama dari Requirement Discipline ini adalah untuk memahami dan mencatat kebutuhan bisnis dan mengolah Requirement tersebut ke sistem yang baru”. Aktivitas pada Requirment Discipline yaitu sebagai berikut: 1. Gather detailed information
25 Mengumpulkan informasi adalah bagian pokok dari mencari requirement dengan bertemu users untuk mempelajari sebanyak mungkin mengenai problem domain dan apa yang dibutuhkan oleh users untuk sistem yang baru. 2. Define functional requirements Analis melakukan review, analyze, dan structure dari informasi yang diperoleh untuk mengembangkan keseluruhan pemahaman dari system functional requirements yang baru. Menggunakan UML Diagram untuk menunjukan problem domain dan user interaction. 3. Define non-functional requirements Didefinisikan secara detail juga seperti Functional Requirement, kemudian direlasikan dengan technology, performance expectation, usability, reliability dan security. 4. Prioritize requirements Menggunakan pendekata iterative untuk mendefinisikan tingkat prioritas untuk setiap requirement. 5. Develop user interface dialog Membuat user-computer dialog untuk setiap use case seperti storyboarding. 6. Evaluate requirements with users Mengevaluasikan kembali hasil dari pengolahan requirement dengan cara melakukan review dengan user untuk memastikan akurasinya.
2.7.1.2 The Design Discipline Satzinger (2005: 57) mengatakan bahwa “Tujuan utama dari design discipline adalah untuk mendesain sistem solusi berbasis requirement yang telah didefinisikan sebelumnya”. Terdapat enam major aktivitas pada design discipline, yaitu sebagai berikut : 1. Design
the
environment.
support
services
architecture
and
deployment
26 Desain ini melibatkan jaringan dan isu konektivitas. Desain termasuk mengkonfigurasi environment untuk menyediakan tingkatan services pada system requires. 2. Design the software architecture Desain software architecture melibatkan packaging software kedalam subsystem atau komponen. 3. Design use case realizations Merupakan desain dari software yang diimplementasikan dari setiap use case. Desainnya menggunakan UML design class diagram dan interaction diagram. 4. Design the database Desain database yang dibuat harus terintegrasi dengan informasi database dari sistem yang telah digunakan. 5. Design the system and user interface User Interface merupakan komponen critical lain dari sistem yang baru. 6. Design the system security and controls Setiap sistem harus memiliki cukup control untuk melindungi integritas data dan program aplikasi. Desain ini dibuat ketika sistem baru sedang dibuat.
2.7.1.3 Implementation Satzinger (2005: 58) mengatakan bahwa “Desain implementasi melibatkan kebutuhkan sistem yang sebenarnya. Yang termasuk desain implementasi yaitu : 1) Membangun komponen perangkat lunak. 2) Memperoleh komponen perangkat lunak. 3) Mengintegrasi komponen perangkat lunak.
27 2.7.2 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 4), perancangan sistem adalah proses dari menspesifikan secara detail mengenai beberapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus diimplementasikan secara fisik. Menurut Dennis, Wixom dan Roth (2009: 11), perancangan sistem adalah kegiatan yang berfokus mengenai bagaimana sistem tersebut berkerja dimana kegiatan tersebut menghasilkan spesifikasi sistem. Jadi kesimpulan dari pengertian perancangan sistem adalah sebuah proses untuk mengetahui komponen – komponen yang harus diimplementasikan kedalam sistem informasi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana sistem tersebut bekerja.
2.7.3 Pengertian Proses Bisnis Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 134), Proses bisnis adalah suatu sistem yang harus dimengerti oleh seorang analis untuk memecahkan masalah pada sistem serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari sistem yang sebelumnya dengan mencari fakta yang komprehensif. Proses bisnis dibagi menjadi tiga event yang berbeda, yaitu: 1) Operating events Merupakan kegiatan-kegiatan pengoperasian yang dijalankan di dalam sebuah proses bisnis untuk menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan. 2) Information events Dibedakan menjadi tiga kegiatan, yakni:
Recording events Melibatkan pengumpulan data yang menggambarkan operating events dan menyimpannya di dalam data repository.
Maintaining events Kegiatan penyimpanan referensi - referensi data terkini mengenai sumber daya yang dimiliki, pihak eksternal yang melakukan kegiatan bisnis dengan organisasi, dan karyawan yang bekerja.
28
Reporting events Pembuatan laporan memberikan informasi serta pengukuran untuk mendukung
kegiatan-kegiatan
organisasi
seperti
planning,
controlling, dan evaluating 3) Decision/management events Merupakan aktivitas-aktivitas di mana manajemen membuat keputusan mengenai planning, controlling, dan evaluating proses-proses bisnis.
2.7.4 The System Development Life Cycle (SDLC) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burn (2012: 227), “System Development Life Cycle (SDLC) is the entire process of buiding, deploying, using, and updating an information system”, yang berarti Siklus Hidup Pengembangan Sistem adalah seluruh proses membangun, menyebarkan, memakai, dan memperbaharui sebuah sistem informasi. Kebanyakan perusahaan memakai siklus pengembangan sistem dengan pendekatan prediktif, yaitu pendekatan yang mengasumsikan bahwa proyek pengembangan dapat direncanakan dan diorganisaikan sebelumnya dan sistem informasi yang baru dapat dikembangkan berdasarkan rencana. Fase dari pendeketan ini adalah: 1. Project Planning Phase Untuk mengidentifikasi ruang lingkup sistem baru, memastikan bahwa proyek layak, dan mengembangkan jadwal, rencana sumber daya, dan anggaran untuk proyek. 2. Analysis Phase Untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis secara detail dan memproses persyaratan sistem yang baru. 3. Design Phase Untuk merancang sistem berdasarkan kebutuhan dan keputusan yang dibuat selama proses analisis berlangsung. 4. Implementation Phase Untuk membangun, menguji, dan menginstal sebuah sistem informasi yang handal dengan pengguna terlatih dan untuk mendapatkan keuntungan
29 seperti yang diharapkan. 5. Support Phase Untuk menjaga sistem agar dapat beroperasi secara produktif dari awal pengguna hingga tahun-tahun berikutnya.
2.8 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berorientasi Objek 2.8.1 Pengertian Object Oriented Analysis System (OOAD) Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012: 727), Object-Oriented Analysis and Design adalah sebuah metode yang digunakan untuk membuat benda-benda yang disebut pelaku, yang mewakili pengguna manusia yang akan berinteraksi dengan sistem. Menurut Pandey, Singh dan Kansal (2011: 143), “Study of Object Oriented Analysis and Design Apporach” Journal of Computer Science 7 (2): 143-147, Object Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah sebuah metode yang terdiri dari proses (method describing “how to”), teknik (formalisms, models, notation), dan alat (contoh : CASE). Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa object oriented analysis and design (OOAD) adalah sekumpulan metode yang terdiri dari proses, teknik dan alat yang digunakan untuk membuat benda – benda yang disebut pelaku yang mewakili pengguna yang akan berinteraksi dengan sistem.
2.8.2 Unified Process Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 85), Unified Process (UP) adalah sebuah metode pengembangan sistem berorientasi obyek. Metode ini sudah menjadi salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengembangan sistem berorientasi obyek. UP memperkenalkan pendekatan baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan (iterations) dan tahapan (phases) yang disebut siklus hidup UP (UP life cycle). UP mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaitu inception, elaboration, construction, dan transition.
30
Gambar 2.1 UP Life Cycle with Phases, Iterations, and Disciplines Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 85) 2.9 Unified Modeling Language (UML) Diagram 2.9.1 Pengertian UML Diagram Menurut Satzinger et al. (2012: 46) UML adalah serangkaian standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Menurut Jones & Rama (2008: 78), Unified Modeling Language (UML) adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, mevisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan, Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan sistem informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain beorientasi objek.
2.9.2 Pengertian Activity Diagram Menurut Satzinger et al. (2012: 35) Activity diagram merupakan sebuah tipe dari diagram workflow yang menggambarkan tentang aktivitas dari pengguna ketika melakukan setiap kegiatan dan aliran sekuensial.
31
Gambar 2.2 Activity Diagram Symbols Sumber : Satzinger, J., Jackson, R., & Burd, S., Systems Analysis and Design in a Changing World (2012: 58)
2.9.3 Pengertian Use case Diagram Use case menurut Satzinger et al. (2012: 78) merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh sistem, biasanya merupakan sebuah respon untuk permintaan dari pengguna sistem. Satzinger et al., (2012: 81) menjelaskan bahwa aktor tidak selalu sama dengan sumber dari peristiwa di event table karena aktor di use case merupakan orang yang berinteraksi dengan sistem yang mana sistem harus meresponnya.
Gambar 2.3 Use Case Symbols Sumber : Satzinger, J., Jackson, R., & Burd, S., Systems Analysis and Design in a Changing World (2012: 81)
32
Gambar 2.4 Use Case Diagram Sumber : (Satzinger, J., Jackson, R., & Burd, S., Systems Analysis and Design in a Changing World, 2012, p83)
2.9.4 Pengertian Use case Description Fully Developed Use case description merupakan deskripsi yang mencatat mengenai detil pemrosesan dari suatu use case (Satzinger et al., 2012: 121). Use case memiliki urutan yang lengkap dari tahapan - tahapan untuk menyelesaikan bisnis proses. Setiap Use case harus dijelaskan alur prosesnya melalui sebuah deskripsi, atau sekenario use case. Use case description terdiri dari :
Nama use case yaitu penamaan use case yang menggunakan kata kerja.
Scenario use case yaitu untuk mengidentifikasi nama use case.
Triggering Event mengidentifikasi pemicu yang menjalankan use case sama seperti yang terdapat pada event table.
33
Brief Description yaitu penjelasan secara general tentang jalannya sistem.
Actor mengidentifikasikan setiap pengguna sistem tersebut.
Related Use Case mengidentifikasikan use case lain yang berhubungan serta hubungan mereka.
Stakeholders mengidentifikasi kumpulan yang berhubungan tidak langsung dengan sistem.
Pre-condition yaitu kondisi – kondisi yang perlu ada sebelum use case dilakukan.
Post-condition yaitu kondisi – kondisi yang sudah dipenuhi ketika use case sudah dilaksanakan.
Flow of events yaitu alur yang menceritakan semua aktivitas dalam use case. Flow of events dibagi kedalam 2 (dua) kolom yaitu, kelom kerja yang dilakukan oleh actor dan respon yang diberikan oleh system.
Exception Condition menuliskan tentang adanya pengecualian yang terjadi didalam aktivitasnya.
34
Gambar 2.5 Use Case Description Fully Developed Sumber : Satzinger, J., Jackson, R., & Burd, S., Systems Analysis and Design in a Changing World (2012: 123)
2.9.5 Pengertian Pengertian Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger et al. (2012: 102) Class diagram digunakan untuk menunjukkan objek class untuk sistem. Notasinya dari Unified Modelling Language (UML), yang telah menjadi standar untuk model yang digunakan dengan pengembangan system object oriented. Sebuah class diagram terdiri dari sejumlah kelas yang dihubungkan dengan garis yang menunjukan hubungan antar kelas yang disebut dengan Associations. Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012: 102), class diagram adalah kumpulan object yang menunjukan object class dan hubungan yang terlibat di sebuah use case. Hubungan antar class diagram terdiri dari :
35 1) Zero or many ( 0..*) 2) Zero or one relationship (0...1) 3) One and only one relationship ( 1 ) 4) One or many relationship ( 1..*) Jadi kesimpulan bahwa Class Diagram adalah kumpulan
object yang
menggambarkan sruktur statis dari sebuah sistem yang menunjukan object class dan hubungannya yang digunakan dengan pengembangan system object oriented
Gambar 2.6 Domain Model Class Diagram Sumber : Satzinger, J., Jackson, R., & Burd, S., Systems Analysis and Design in a Changing World (2012: 102)
2.9.6 Pengertian System Sequence Diagram Menurut Satzinger et al. (2012: 332) System Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan aliran dari informasi yang masuk dan keluar dari sistem yang terotomatisasi. System sequence diagram merupakan tipe dari interaction diagram yaitu communication diagram atau sequence diagram yang menunjukkan interaksi diantara objek. Sequence Diagram memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi kolaborasi kelas dan apakah kelas tersebut harus mengirim pesan antara satu sama lain. Diagram ini menampilkan sekumpulan peran dan pesan – pesan yang dikirim dan diterima oleh instansi yang memegang peranan tersebut. Sequence diagram menangkap objek dan kelas yang terlibat dalam sekenario dan urutan pesan yang ditukar antara objek diperlukan untuk melaksanakan fungsionalitas sekenario. Dalam UML objek dalam sequence diagram digambarkan dengan segiempat yang berisi nama objek yang diberi garis bawah. Objek dapat diberi nama dengan tiga cara : 1) Nama objek,
36 2) Nama objek dan class, 3) atau hanya nama class.
Gambar 2.7 Multilayer Sequence Diagram Sumber : Satzinger, J., Jackson, R., & Burd, S., Systems Analysis and Design in a Changing World (2012: 346)
2.9.7 Pengertian Update Class Diagram Menurut Satzinger et al. (2012: 409) Update class diagram adalah ringkasan dari gambaran akhir yang telah dikembangkan menggunakan detailed sequence diagram dan digunakan secara langsung ketika mengembangkan programming code. Design class diagram memiliki kompartemen baru dibawah yang menentukan sebuah method dari kelas.
37
Gambar 2.8 Update Class Diagram Sumber : Satzinger, J., Jackson, R., & Burd, S., Systems Analysis and Design in a Changing World (2012: 317)
2.9.8 Deployment and Software Architecture Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 270), pengembangan deployment terdiri dari hardware, software, dan jaringan. Pengembangan deployment terbagi atas dua tipe, yaitu: 1. Single Computer Architecture
38 Single Computer Architecture menggunakan sistem komputer tunggal yang menjalankan seluruh software. Sistem informasi yang dijalankan pada single computer architecture umumnya adalah mudah dirancang, dibangun, dioperasikan dan dikelola. 2. Multitier Computer Architecture Merupakan tipe arsitektur yang menggunakan proses pengeksekusiannya terjadi di beberapa komputer. Jenis–jenis dari multitier computer architecture adalah: a. Clustered Architecture Clustered Architecture merupakan tipe arsitektur yang menggunakan beberapa komputer dengan model yang sama. b. Multicomputer Architecture Multicomputer
Architecture
merupakan
tipe
arsitektur
yang
menggunakan beberapa komputer namun dengan spesifik yang berbeda. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 272), deployment architecture dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Centralized Architecture Centralized architecture merupakan arsitektur yang menjelaskan penyebaran sistem komputer pada satu tempat. 2. Distributed Architecture Distributed architecture merupakan tipe arsitektur yang menggambarkan penyebaran sistem komputer pada beberapa tempat yang menggunakan jaringan komputer. Software architecture merupakan jenis arsitektur yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: 1. Two-Tier Two-tier merupakan layer aplikasi dan data yang terdapat pada satu server. client, aplikasi, dan data saling terhubung pada server yang sama. 2.
Three-Tier
39 Three-tier merupakan layer aplikasi dan data yang berada pada server yang terpisah. client, aplikasi, dan data saling terhubung dan terdapat pada lokasi server yang berbeda.
2.9.9 Pengertian User Interface Menurut Satzinger (2012: 189) User Interface adalah bagian dari sebuah sistem informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk membuat input dan ouput. Perbedaan system interface dengan user interface : a. User Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan pengguna dengan sistem. b. System Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan sistem satu dengan sistem lain. Menurut Shneiderman yang dikutip oleh Satzinger, Jackson, dan Burn (2009: 541), mengemukakan delapan aturan yang dapat digunakan sebagai dasar petunjuk yang baik untuk merancang UI. Delapan aturan ini disebut dengan The Eight Golden rules for designing interactive interfaces, yaitu : 1) Berusaha konsisten. Konsistensi dilakukan pda urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. 2) Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut. Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. 3) Memberikan umpan balik informative. Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu memasukkan data atau muncul pesan kesalahan. 4) Merancang dialog untuk mengasilkan suatu penutupan Umpan balik informative akan memberikan indikasi penutupan bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan langkah berikutnya.
40 5) Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Sedapatnya mungkin sistem dirancang segingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahgan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6) Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Hal ini dapat mengurangi ke khawatiran pengguna, karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan – pilihan lain yang belum biasa digunakan. 7) Mendukung tempat pengendalian internal Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna dari pada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. 8) Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, dan urutan tindakan.
Gambar 2.9 User Interface form login Sumber : Satzinger (2012: 201)
41 2.10
Kerangka Berpikir
Gambar 2.10 Kerangka Berpikir
42 Face Inception Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan di dalam pembangunan sistem yaitu profil PT. Gala Block Indonesia, merupakan sejarah singkat mengenai PT. Gala Block Indonesia. Identifikasi Masalah, identifikasi terhadap masalah yang terjadi dalam PT. Gala Block Indonesia terkait siklus pendapatan. Identifikasi Sistem Berjalan, merupakan identifikasi terhadap sistem yang berjalan dalam proses siklus pendapatan dalam PT. Gala Block Indonesia. Alternatif Pemecahan Masalah, merupakan solusi yang penulis berikan terhadap masalah yang dihadapi pada sistem berjalan. Estimasi Risk, menjelaskan mengenai estimasi resiko-resiko dan solusi yang dihadapi dalam proses pembangunan sistem. Serta, membuat design model dengan pemodelan OOAD.
Fase Elaboration Dalam tahap ini, terdapat yang perlu dilakukan untuk pembangunan sistem adalah membuat desain sistem dan membuat Graphic User Interface. Menjelaskan tentang integration build plan yang merupakan daftar tentang urutan pembangunan modul-modul dalam sistem. Serta, menjelaskan tentang test procedure yang berisi modul apa saja yang akan diuji, bagaimana menguji menu-menu tersebut dan siapa yang melakukan pengujian tersebut.
Fase Construction Dalam fase ini dilakukan dengan membuat sistem aplikasi sistem informasi akuntansi siklus pendapatan dan mengimplimentasikan sistem yang telah dibuat tersebut. dimana, aplikasi sistem yang dibuat tersebut harus sesuai perencanaan, analisa, dan pemodelan yang telah dilakukan dalam fase-fase sebelumnya.